• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai Nila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai Nila"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN: Pertimbangan).

Dalam perwujudan tujuan nasional tersebut, diperlukanlah Pegawai ASN yang mempunyai kompetensi-kompetensi di bidang tertentu yang sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi dirinya sebagai seorang ASN. Adapun tugas dari seorang ASN cukup beraneka ragam, seperti pelayanan administrasi negara, bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya. Setiap ruang lingkup pelayanan tersebut memiliki unit pelaksana terpadu, mulai dari unit terkecil hingga unit terbesar dalam lingkup nasional.

(2)

Diklat prajabatan ini merupakan salah satu syarat yang harus diikuti pada tiap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Diklat Prajabatan merupakan diklat yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi ASN. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang mampu bersikap dan bertindak secara profesional dalam melayani masyarakat. Untuk membentuk ASN profesional dibutuhkan pembaharuan atas pola penyelenggaraan diklat yang ada saat ini dan yang didukung oleh semua pihak.

Sistem pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan (Diklat) Prajabatan Pola Baru, menuntut setiap peserta Diklat Prajabatan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas PNS, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi pelaksanaan setiap kegiatan peserta Diklat Prajabatan, setiap peserta harus menemukan dan mengungkapkan makna di balik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dirancang oleh peserta Diklat Prajabatan di tempat tugas.

Adapun lima rangkaian kegiatan pembelajaran aktualisasi yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta Diklat Prajabatan, yaitu:

1. Merancang aktualisasi nilai dasar profesi PNS; 2. Mempresentasikan rancangan aktualisasi;

3. Mengaktualisasikan nilasi dasar di tempat tugas atau tempat magang; 4. Melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar;

5. Mempresentasikan laporan aktualisasi; dan

(3)

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya diklat prajabatan dengan metode pengaplikasian nilai-nilai ANEKA yaitu:

1. Mampu mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya; 2. Mampu mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

3. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya;

4. Mampu berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya; 5. Mampu untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan

korupsi di lingkungan instansinya.

1.3. Ruang Lingkup

Rancangan aktualisasi dilakukan selama 13 hari kerja dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang dikenal dengan sebutan ANEKA, dalam kegiatan sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan. Karena keterbatasan waktu maka aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kegiatan, antara lain:

1. Mengolah Data Sertifikasi Pustakawan 2. Membuat Indeks

3. Membuat tulisan ilmiah populer di bidang kepustakawanan yang tidak dipublikasikan

4. Persiapan Penyusunan Data Tim Penilai Pustakawan Se-Indonesia tahun 2015

(4)
(5)

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Deskripsi Organisasi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) adalah Perpustakaan Nasional yang berada di Jakarta, Indonesia. Perpustakaan ini memiliki tugas menyimpan data-data dan informasi negara. Perpustakaan Nasional juga merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Berdasarkan UU No. 43/2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan didefinisikan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka (pengguna perpustakaan). Perpustakaan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai Perpustakaan Pembina, Perpustakaan Rujukan, Perpustakaan Deposit, Perpustakaan Peneliti, Perpustakaan Pelestarian dan Pusat Jejaring Perpustakaan serta berkedudukan di ibu kota Negara.

(6)

1. Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan.

2. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi dan koordinasi terhadap pengelolaan berbagai jenis perpustakaan

3. Membina kerjasama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan 4. Megembangkan standar nasional perpustakaan.

Dalam melaksanakan tugasnya Perpustakaan Nasional RI juga mempunyai fungsi yaitu:

1. Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional dibidang perpustakaan

2. Mengkoordinasikan kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Perpustakaan Nasional RI

3. Melancarkan dan membina terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perpustakaan

4. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga

2.1.1 Visi dan Misi Perpustakaan Nasional RI

Mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Kabinet Kerja tahun 2015-2019, serta sembilan agenda prioritas atau NAWA CITA, maka visi dan Misi Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut:

Visi: “Terwujudnya Indonesia Cerdas melalui Gemar Membaca dengan

Memberdayakan Perpustakaan”

Dengan Tagline: “INDONESIA GEMAR MEMBACA 2019”

(7)

Dalam upaya pencapaian terhadap visi Perpustakaan Nasional, maka misi yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir

2. Mengembangkan diversivikasi layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

3. Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas 4. Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan professional 5. Menggalakkan sosialisasi / promosi /pemasyarakatan gemar membaca 6. Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang modern

2.1.2 Sasaran Strategis Perpustakaan Nasional RI

Adapun sasaran strategis dari Perpustakaan Nasional yaitu:

1. Peningkatan kegemaran membaca

2. Pengembangan semua jenis perpustakaan

3. Pengembangan kualitas dan diversifikasi layanan perpustakaan 4. Peningkatan kualitas SDM perpustakaan

5. Peningkatan koleksi nasional dan pelestarian koleksi warisan dokumenter budaya bangsa Indonesia

6. Peningkatan sarana dan prasarana Perpustakaan Nasional yang modern

2.1.3 Nilai-Nilai Perpustakaan Nasional RI

Sebagai landasan berfikir, bersikap, bertindak, dan pengambilan keputusan dalam upaya pencapaian visi dan misi yang ditetapkan, Perpustakaan Nasional menganut nilai-nilai “profesional, akuntabilitas, sinergi, transparan, dan integritas (PASTI)”

1. Profesional

(8)

terus berusaha mengembangkan potensi diri sehingga mampu mengambil keputusan baik secara mandiri maupun dalam tim.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah pemanfaatansumber daya perpustakaan yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.

3. Sinergi

Sinergi adalah komitmen untuk membangun perpustakaan dengan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dengan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan.

4. Transparan

Transparan adalah bersikap terbuka terhadap kinerja yang dihasilkan 5. Integritas

Integritas adalah berkarya dan berbakti untuk organisasidengan jujur, disiplin, penuh tanggung jawab dan dedikasi, menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan norma sosial, kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, megedepankan kepentingan publik dan organisasi di atas kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

2.1.4Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI

(9)
(10)

2.1.5Struktur Organisasi Bidang Akreditasi Pustakawan

Bagan 2 Struktur Organisasi Bidang Akreditasi Pustakawan

2.1.6Sasaran Kegiatan Bidang Akreditasi Pustakawan

Sesuai dengan arah kebijakan dan strategi pembangunan di bidang perpustakaan tahun 2015-2019, salah satu program dan kegiatan yang dilakukan Perpustakaan Nasional adalah Program Pengembangan Perpustakaan dimana salah satu kegiatannya adalah Pengembangan Pustakawan. Kegiatan dari Pengembangan Pustakawan ini antara lain melalui pengkajian, penyusunan pedoman dan standar kompetensi pustakawan, pemberian sertifikasi pustakawan dan tim penilai, pengembangan dan pemasyarakatan jabatan fungsional pustakawan, koordinasi pengembangan jabatan fungsional pustakawan.

(11)

penilaian angka kredit dan pemberian rekomendasi pengangkatan tim penilai jabatan fungsional pustakawan.

Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Akreditasi Pustakawan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan pengembangan jabatan fungsional pustakawan

b. Pelaksanaan penyetaraan tenaga fungsional

c. Pemberian rekomendasi, akreditasi dan pengangkatan tim penilai jabatan fungsional pustakawan.

2.2. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN 2.1.1 Akuntabilitas

Akuntabilitas berasal dari bahasa Latin: accomptare

(mempertanggungjawabkan) bentuk kata dasar computare (memperhitungkan)

yang juga berasal dari kata putare (mengadakan perhitungan).

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability

yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya (LANRI, 2014: 11).

(12)

transparansi dan akses informasi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan sumber daya milik negara dan konflik kepentingan. Seorang PNS dapat dikatakan PNS yang akuntable apabila mampu mengatasi masalah-masalah tersebut. Dalam artian mampu mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

1) Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.

2) Akuntabilitas Individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan. 3) Akuntabilitas Kelompok menempatkan pembagian kewenangan dan semangat

kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok dalam sebuah institusi memainkan peranan penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.

4) Akuntabilitas Organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan individu terhadap organisasi maupun kinerja organisasi kepada stakeholder lainnya.

5) Akuntabilitas Stakeholder merupakan tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

Adapun nilai-nilai akuntabilitas yang dapat diterapkan peserta dalam penerapan yang dapat diaktualisasikan yaitu:

(13)

d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja f. Transparansi

g. Akuntabilitas Hukum h. Akuntabilitas kejujuran i. Netralitas

j. Non diskriminatif

k. Bertanggungjawab terhadap asset negara

l. Bertanggung jawab terhadap data dan informasi

2.1.2 Nasionalisme

Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mngenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

(14)

akan berpikir tidak lagi sektoral dengan mental blocknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

Adapun nilai-nilai dasar dari nasionalisme, antara lain: 1) Cinta tanah air

Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2) Tidak diskriminatif

Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan. Atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, gologan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin.

3) Cermat dan disiplin

Cermat berarti serius dan teliti dalam pelaksanaan tugas jabatan. Disiplin berarti taat dan patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku. 4) Gotong royong

Contohnya yaitu kerjasama, saling membantu untuk kepentingan umum dan bekerja giat dalam kelompok kerja.

5) Demokratis

Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk mengutarakan kehendak dan pendapat serta menghormati adanya perbedaan pendapat. 6) Rela berkorban

Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan sesuaut yang dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja walaupun akan menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.

(15)

Mengerjakan kegiatan secara bersungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.

8) Taat hukum

Suatu keinginan dari setiap warga Negara untuk tunduk dan patuh terhadap semua produk peraturan.

9) Kompetensi

Pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu.

10) Perilaku loyal terhadap hukum

Sikap patuh dan taat terhadap hukum/aturan yang berlaku.

11) Kepatuhan terhadap etika profesi

Sikap patuh terhadap norma yang ditetapkan oleh kelompok profesi yang mengarahkan kepada anggotanya bagaimana harus berbuat, sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.

12) Loyalitas

Kesetiaan pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang merasa tidak perlu untuk mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain/perusahaan.

2.1.3 Etika Publik

(16)

and philosophy of life of a group of people”. Oleh karena itu, konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain didalam institusi yang adil. Dengan demikian etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tangggungjawab pelayan publik.

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dala suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditunjukkan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etikasuatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Ada 3 fokusutama dalam pelayanan publik, yakni: a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan

b. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.

c. Modalita Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik: a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

(17)

dengan memperhitungan interaksi antara nilai-nilai masyarakat dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh lembaga-lembaga publik.

b. Dimensi Modalitas

Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa. Pemerintah korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan kinflik dan penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya integritas pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan. Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik, yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika? Caranya bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja? Struktur seperti apa yang mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi? Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni Akuntabilitas, transparansi dan netralisasi.

Nilai-nilai dasar etika publik antara lain :

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.

3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. 4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. 6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. 8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

(18)

9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. 11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. 13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

2.1.4 Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik. “Commitment to quality means that you

take pride in work and strive for excellence to achieve the best possible results” (University of Victoria: 2010

Komitmen mutu juga dapat diartikan sebagai rasa keterikatan untuk selalu meningkatkan kepandaian, kecakapan dan mutu pekerjaan dari seorang PNS agar dapat mendorong kinerja yang berkualitas.Sangat penting bagi PNS untuk berkomitmen terhadap mutu dalam memberikan pelayanan publik.Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari pemerintah selaku penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah. Untuk meningkatkan kinerja PNS yang berkomitmen pada mutu, beberapa hal perlu dilakukan di antaranya perubahan pola pikir (mindset) PNS, pergeseran budaya kerja, dan perbaikan tata kelola pemerintahan (good corporate governance).

(19)

1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;

2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar customers/clients tetap setia;

3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan;

4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi;

5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;

6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.

2.1.5 Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Berikut adalah 7 jenis korupsi yakni:

(20)

b. Korupsi Ekstroaktif adalah Korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk moral (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya , atau hal-hal yang dihargai.

c. Korupsi Investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jsa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh dimasa yang akan datang.

d. Korupsi Nepotistik adalah Korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik yakni perlakuan pengutamaan dalam segala bentuk yang bertantangan dengan norma atau peraturan yang berlaku.

e. Korupsi Autogenik adalah Korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai kesempatan untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui sendiri.

f. Korupsi Suportif adalah Korupsi yang mengacu pada pendapatan suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang lain.

g. Korupsi Defensif adalah Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari pemerasan.

Nilai-nilai dasar anti korupsi antara lain: 1) Jujur

(21)

lain. Kejujuran juga akan terbawa dalam bekerja sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

Nilai kejujuran di dalam sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik. Misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai.

2) Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

Nilai kepedulian dapat diwujudkan dalam bentuk antara lain berusaha ikut memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di sekolah, memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah. Nilai kepedulian juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di dalam sekolah dan di luar sekolah. 3) Mandiri

(22)

tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara mandiri dan mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri. 4) Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di sekolah, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada pelajaran.

5) Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar sungguh-sungguh, mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.

(23)

Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja dengan yang tidak memilikinya. Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaikbaiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

Kerja keras dapat diwujudkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguh-sungguh.

7) Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

Nilai kesederhanaan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan seharihari, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya hidup sesuai dengan kemampuan, hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak suka pamer kekayaan, dan lain sebagainya.

8) Berani

(24)

teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan di sekolah dan di luar sekolah. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya.

9) Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Nilai keadilan dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk selalu memberikan pujian tulus pada kawan yang berprestasi, memberikan saran perbaikan dan semangat pada kawan yang tidak berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial, dan lain-lain.

2.3. Rancangan Kegiatan

(25)

Akreditasi Pustakawan, Pusat Pengembangan Pustakawan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ketujuh kegiatan tersebut meliputi :

1. Mengolah Data Sertifikasi Pustakawan

Tahapan-tahapan dari kegiatan ini adalah: 1. Terima tugas dari pimpinan

2. Menerima/mengumpulkan data 3. Merekap data yg masuk

4. Mengelompokkan data dalam bentuk excel berdasarkan nama asesor 5. Menganalisis data

6. Menyajikan Data

7. Mempresentasikan data kepada pimpinan

Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu data dalam bentuk excel(dilampirkan dalam bentuk data screenshot).

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan Mengolah data sertifikasi pustakawan antara lain:

Akuntabilitas

Bertanggungjawab: Saya akan mengentri data sebagaimana yang telah diinstruksikan oleh pimpinan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

Nasionalisme

Kepatuhan terhadap etika profesi: Ketika melakukan pengolahan data sertifikasi saya akan menjunjung tinggi etika profesi saya sebagai seorang pustakawan dimana saya harus dapat menjaga kerahasiaan data.

Etika Publik

(26)

pelayanan kepada publik (dalam hal ini publik dalam lingkup intern) dengan segera tanpa membuang waktu.

Komitmen Mutu

Keandalan: Ketika melakukan tugas ini saya akan mengerjakan dengan penuh integritas sehingga hasil yang diperoleh menjadi

valid sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pimpinan.

Anti Korupsi

Kejujuran : Dalam melakukan pengelompokkan dan analisis data

saya akan menjamin bahwa data yang saya analisis benar dan tidak menyajikan laporan fiktif.

Perpustakaan dapat menunjukkan kualitas mutu pustakawannya dengan memiliki pustakawan yang kompeten melalui uji kompetensi sertifikasi. Dengan membuat laporan data sertifikasi bimbingan teknis, Bidang Akreditasi Pustakawan dapat mengetahui berapa jumlah pustakawan di Indonesia yang kompeten dan belum kompeten sesuai dengan klaster yang ada. Data ini juga dapat digunakan untuk melihat kinerja asesor di tiap klaster per tahunnya.

Dedikasi, tanggung jawab, keandalan dan kejujuran yang saya akan lakukan dalam mengolah data sertifikasi ini dapat berdampak pada kemajuan organisasi saya. Dan disini dapat terlihat juga nilai-nilai organisasi Perpustakaan Nasional RI yaitu nilai Professional dan Akuntabilitas.

2. Membuat Indeks Koran Langka

Tahapan-tahapan dari kegiatan ini adalah: 1. Menerima tugas dari Layanan Koleksi Umum

(27)

3. Memilih berita mana yang akan dipilih untuk diindeks sesuai dengan tajuk subyek yang dipilh

4. Melakukan pencatata indeks sesuai dengan subjek yang telah ditentukan 5. Mengembalikan koran berjilid yang telah selesai ke bagian Layanan

KoleksiUmum

6. Memberikan laporan hasil kumpulan indeks ke bagian Layanan Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu laporan kumpulan indeks dalam bentuk Ms. Word.

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan membuat indeks koran langka antara lain:

Akuntabilitas

Transparansi: Saya akan menyajikan laporan yang jelas sehingga dapat dimanfaatkan siapapun dan juga mudah diakses oleh siapa saja.

Nasionalisme

Kerja Keras: Dalam proses pembuatan indeks koran langka, saya mengerjakan dengan sepenuh hati melalui proses penyiangan berita secara selektif untuk dicatat dan dimasukkan ke dalam indeks sehingga pembaca dapat dengan mudah melihat berita yang dicari demi kelangsungan sejarah bangsa Indonesia.

Etika Publik

Cermat: Kegiatan yang akan saya lakukan dilakukan dengan teliti dan konsisten mulai dari pemilihan berita, pencatatan indeks, dan pembuatan koran sehingga tidak ada kesalahan.

Komitmen Mutu

(28)

Anti Korupsi

Tanggung Jawab:Dalam mengerjakan pengindeksan judul koran, saya mampu menjunjung tinggi kebenaran atas apa yang saya tulis, saya juga mengerjakan waktu pengindeksan dengan tepat waktu dan sesuai dengan target.

Dengan membuat daftar indeks, diharapkan memudahkan pemustaka dalam proses pencarian informasi sekaligus mendukung visi perpustakaan dalam bentuk pemberdayaan perpustakaan yang

user friendly.

Selain itu, kegiatan pembuatan indeks ini dapat meningkatkan kompetensi berdasarkan kode etik profesi pustakawan dengan menunjukkan hasil akhir yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga terjadi penguatan nilai-nilai organisasi Perpustakaan Nasional RI yaitu Professional dan Akuntabilitas.

3. Membuat tulisan ilmiah populer di bidang kepustakawanan yang tidak dipublikasikan

Tahapan-tahapan kegiatan ini yaitu:

1. Melakukan pencarian artikel/jurnal melalui sumber e-resources maupun majalah kepustakawanan di internet

2. Menganalisis isi dari bahan informasi yang telah dibaca sebagai bagian dari referensi

3. Menuliskan hasil pemikiran dalam bentuk word 4. Hasil tulisan diserahkan ke pimpinan/mentor

(29)

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan Menulis artikel ilmiah bertema kepustakawanan yang tidak dipublikasikan antara lain:

Akuntabilitas

Hubungan Kerja: Saya akan menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif dengan adanya pertukaran informasi dan pengetahuan di lingkungan kerja

Nasionalisme

Kompetensi: Saya akan membuat artikel ilmiah populer di bidang kepustakawanan dengan harapan akan dapat meningkatkan mutu dan kualitas sebagai pustakawan Indonesia.

Etika Publik

Profesionalisme: Sebagai seorang pustakawan saya akan membuat tulisan berdasarkan keahlian yaitu tulisan bertema kepustakawanan

Komitmen Mutu

Mutu : Saya akan menulis tulisan ilmiah ini secara informati dengan menggunakan bahasa yang jelas agar memudahkan pembaca memahami isi tulisan dari karya tulis tersebut.

Anti Korupsi

Bebas Plagiarisme: Saya akan menjamin bahwa tulisan yang saya

buat bebas dari plagiarisme dengan mencantumkan daftar pustaka dari tulisan yang saya buat.

(30)

perpustakaan yang kompeten dan professional sesuai dengan misi Perpustakaan Nasional RI yaitu: “Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan professional”

Hal ini juga selaras dan ikut memperkuat nilai-nilai organisasi yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI yaitu Professional dan Integritas.

4. Persiapan Penyusunan Data Tim Penilai Pustakawan Se-Indonesia tahun 2015

Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:

1. Mendata jumlah instansi pemerintah yang memiliki perpustakaan

2. Mendata pustakawan yang tersebar di Indonesai melalui pangkalan data pustakawan

3. Mereview direktori data tim penilai pustakawan yang sudah ada 4. Menggabungkan data tim penilai pustakawan

5. Membuat draft surat permohonan permintaan data tim penilai instansi untuk disetujui pimpinan

6. Surat yang sudah disetujui dipersiapkan untuk dikirim melalui pos Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu Surat yang ditujukan kepada Data Tim Penilai.

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan persiapan

penyusunan data tim penilai pustakawan se-Indonesia tahun 2015 antara lain:

(31)

Disiplin:Saya akan mempersiapkan surat dengan tepat waktu sehingga dapat mempercepat pengolahan data tim penilai pustakawan.

Nasionalisme

Tidak Diskriminatif: Dalam melakukan tugas ini, saya tidak melakukan sistem tebang pilih, dimana surat yang saya siapkan ditujukan untuk para tim penilai yang tersebar di seluruh Indonesia tanpa terkecuali.

Etika Publik

Santun:Dalam membuat surat yang dikirimkan kepada para tim penilai se-Indonesia saya akan membuat surat dengan bahasa yang baik dan formal sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Komitmen Mutu

Komunikasi:Selama kegiatan ini berlangsung saya akan melakukan kerjasama yang baik dengan pimpinan maupun rekan kerja yang lain selama proses pengajuan draft surat hingga disetujui oleh atasan sehingga hasil yang diminta dapat sesuai dengan harapan

Anti Korupsi

Sederhana: Dalam penyusunan pembuatan draft surat hingga surat selesai direvisi oleh atasan, saya akan menggunakan kertas bekas pakai agar tidak terjadi pemborosan dalam pemanfaatan ATK terutama kertas.

(32)

Penilai Pusat dan Tim Penilai dari Instansi lain sehingga tercapai komunikasi yang positif dan manfaat.

Dan dalam hal ini, kegiatan penyusunan data tim penilai pustakawan se-Indonesia selaras dengan Nilai dasar instansi Perpustakaan Nasional RI yaitu Sinergi, Professional dan Transparan yaitu dalam penyelenggaraan penyusunan Data Tim Penilai Pustakawan ini tidak bisa dilakukan dengan bekerja secara individu akan tetapi dilakukan secara bersama-sama dengan rekan satu tim di Bidang Akreditasi Pustakawan, dan dalam prosesnya dikerjakan secara terbuka dengan penuh tanggung jawab dan kecermatan.

5. Shelving dokumen peserta Bimtek Sertifikasi

Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:

1. Dokumen yang telah berjajar di rak dikelompokkan berdasarkan tahun

2. Dokumen baru yang selesai proses sertifikasi dimasukkan ke dalam jajaran rak

3. Dokumen yang sudah disesuaikan menurut tahun di kelompokkan berdasarkan klaster yang sama

4. Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan pencabutan dokumen asli untuk disimpan dalam bantex secara terpisah sesuai periode bimtek 5. Dokumen yang sudah sesuai diletakkan kembali ke dalam jajaran

rak.

(33)

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan shelving dokumen peserta bimtek sertifikasi antara lain:

Akuntabilitas

Kinerja: Saya akan menyusun dokumen peserta Bimtek sehingga memudahkan dan mengefisiensikan waktu proses pencarian dokumen data peserta bimtek oleh tim sertifikasi.

Nasionalisme

Cermat dan Disiplin: Saya akan memperhatikan jenis klaster Bimtek dan tahun yang sesuai sehingga dapat menyusun dokumen peserta bimtek dengan rapi tanpa ada dokumen yang terselip. Saya juga akan meletakkan kembali dokumen ke tempat semula sesuai dengan jajaran letak dokumen sebelumnya.

Etika Publik

Akurat:Kegiatan shelving yang akan saya lakukan menunjukkan akurasi dan ketepatan dari temu balik informasi yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila diperlukan

Komitmen Mutu

Kepercayaan:Dengan melakukan kegiatan shelving sesuai dengan

arahan atasan, berarti saya dipercaya dalam kegiatan penyusunan dokumen peserta Bimtek untuk proses temu balik informasi.

Anti Korupsi

(34)

Dengan tersusunnya dokumen peserta bimtek dapat mewujudkan koleksi nasional data pustakawan yang telah mengikuti Bimbingan Teknis secara lengkap dan mutakhir sesuai dengan Misi Perpustakaan Nasional yaitu “Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir”

Dan dalam kegiatan ini, nilai dasar Perpustakaan Nasional RI yang terlihat adalah Integritas dan Professional yaitu dalam kegiatan

shelving dokumen peserta Bimtek Sertifikasi nilai yang ditekankan adalah amanah untuk menyebar luaskan informasi yang harus disampaikan yang dikerjakan secara bertanggung jawab sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

6. Membuat Abstrak Indikatif Artikel Ilmiah

Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:

1. Mengumpulkan berbagai majalah kepustakawanan yang berisi artikel kepustakawanan

2. Mengumpulkan isi abstrak yang terdapat di dalam artikel tersebut 3. Mencatat abstrak yang telah dipilih ke dalam bentuk word

Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu

laporan kumpulan abstrak dalam bentuk Ms. Word.

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan membuat abstrak indikatif artikel ilmiah antara lain:

(35)

Tanggung Jawab:Saya akan menyadur abstrak sesuai dengan apa yang telah dibuat oleh penulis sehingga abstrak tersebut sesuai dengan artikel aslinya.

Nasionalisme

Cinta Tanah Air:Saya akan membuat abstrak indikatif artikel ilmiah yang dapat membantu memudahkan pencarian sebuah artikel yang bermanfaat bagi pengetahuan bangsa.

Etika Publik

Transparansi: Saya akan membuat abstrak indikatif artikel ilmiah denganjelas dan mudah dipahami agar dapat dimanfaatkanpara pemustaka di Perpustakaan NasionalRI.

Komitmen Mutu

Keamanan :Saya akan membuat abstrak indikatif artikel ilmiah yang sesuai dengan abstrak yang telah dibuat penulis tanpa ada tambahan opini pribadi.

Anti Korupsi

Kemandirian: saya akan mengumpulkan abstrak indikatif artikel ilmiah ini secara individu berdasarkan keahlian yang saya miliki tanpa ada campur tangan dari pihak-pihak tertentu.

(36)

Dan nilai dasar instansi yang dipakai pada kegiatan ini adalah Integritas dan Professional yaitu dalam membuat abstrak indikatif artikel ilmiah yang di tekankan nilai amanah untuk menyebar luaskan informasi yang harus disampaikan yang dikerjakan secara bertanggung jawab sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

7. Membuat Anotasi Buku

Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:

1. Membaca cover depan dan belakang buku termasuk teks yang ada

dibelakangnya

2. Mengecek daftar istilah, peta atau informasi tambahan lainnya sebagai acuan membaca

3. Membaca ulasan dan ringkasan buku

4. Mencatat informasi kunci dari buku tersebut

Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu laporan anotasi buku dalam bentuk Ms. Word.

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan membuat anotasi buku antara lain:

Akuntabilitas

Bertanggungjawab:Saya akan membuat anotasi buku sesuai dengan tahapan yang ada dan sepenuhnya mengikuti standar pembuatan dari anotasi buku

Nasionalisme

(37)

Etika Publik

Komunikasi:Dalam membuat anotasi buku, bahasa yang saya akan menggunakan bahasa maupun kalimat yang mudah dimengerti, dipahami dan juga merangkum semua isi informasi yang diperlukan.

Komitmen Mutu

Keandalan: Saya akan membuat anotasi buku sebagai bahan referensi sekunder yang dapat dipercaya, akurat dan bermanfaat bagi para pemustaka di Perpustakaan Nasional RI.

Anti Korupsi

Kerja Keras: Saya akan membuat dengan anotasi buku dengan sungguh-sungguh dengan memaksimalkan kompetensi yang saya miliki sehingga tersusun anotasi buku yang realibel.

Sesuai dengan Misi Perpustakaan Nasional RI yaitu “Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir”, pembuatan anotasi buku dengan baik merupakan rangkaian pengembangan sumber daya sekunder yang dilakukan oleh perpustakaan dalam memaksimalkan koleksi yang dimiliki, diharapkan kegiatan ini dapat mempermudah para pemustaka dalam mengakses informasi yang mereka butuhkan secara efektif.

(38)

2.3. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan tertera pada tabel dibawah ini. Berdasarkan pada tabel tersebut, kegiatan-kegiatan aktualisasi dilaksanakan dari tanggal 28 Oktober 2015 – 17 November 2015.

No

2 MembuatIndeks Koran Langka

(39)

BAB III

PENUTUP

(40)

Gambar

Tabel 1 Jadwal Aktualisasi Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Empat data hotel beserta tarif inap dan paket makan pada suatu cluster yang memiliki jarak pusat cluster dengan nilai terpendek/ terkecil yang diberikan oleh wisatawan

Mes- kipun di sisi yang lain, reaktualisasi filsafat Islam, khususnya dalam rangka reintegrasi keilmuan di perguruan tinggi Islam menjadi sangat krusial mengingat umat

mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mempertemukan para pihak untuk mediasi. Ketua Pengadilan Agama Rengat Bapak Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M juga menyampaikan

Dengan jumlah kunjungan pasien rawat jalan poli mata (SEC) RSI Sultan Agung Semarang yang selalu mengalami peningkatan pada tahun 2015-2019 perlu dilakukan analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola luka pada korban kecelakaan lalu lintas antara death on arrival (DOA) dan yang dirawat meninggal di RSUP Sanglah tahun

Bahasa tersebut sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau.. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional C 5 bahasa

Agnew dan Syder (2008) menyatakan banyak perusahaan telah memiliki peraturan dan regulasi yang lengkap mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, namun masih banyak

Iterations, Shipment with costs, Shipping list ). Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila Pabrik A mengirim barang ke gudang 2 sebanyak 10 ton dan ke