1. Kota bogor memiliki karakteristik sendiri dikarenakan masyarakat bogor
2. Masyarakat Bogor memiliki 7 unsur kebudayaan universal, yang mencakup beberapa aspek yaitu:
a. Bahasa
Bahasa secara sederhana dapat diartikan sebagai sistem lambang yang disepakati bersama yang merupakan hasil belajar dan digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa yang digunakan oleh mayoritas mayarakat Bogor adalah bahasa sunda. Namun, bahasa sunda yang digunakan masyarakat Bogor cenderung bahasa sunda yang kasar. Sunda halus yang dianggap asli seperti ini diucapkan di Ciamis, Tasik Malaya, Garut, Bandung, Sumedang, Sukabumi, dan Cianjur. Dialek yang diucapkan oleh orang yang tinggal di Cianjur dianggap paling menyempurnakan dan Sunda sopan.
b. Agama
Sebagian besar masyarakat Bogor menganut agama islam. Sebagian besar menganut agama islam karena turun temurun dari orang tua yang menganut agama islam. c. Organisasi Sosial
Dalam tiap kehidupan masyarakat diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam ketentuan di dalam lingkungan mana ia hidup dan bergaul dari kehidupan sehari-hari. Masyarakat Sunda di Bogor cendrung lebih dikenal dengan masyarakat religius dengan sangat menjaga silaturahmi. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo “ silih asih, silih asah dan silih asuh, saling mengasihi, saling mempertajam diri dan saling malindungi.
Dilihat dari sudut ego, orang Sunda mengenal istilah tujuh generasi ke atas dan tujuh generasi ke bawah. Tujuh generasi ke atas terdiri dari kolot, mbah, buyut, bao, janggawareng, udeg-udeg dan gantur siwur. Sedangkan tujuh generasi ke bawah terdiri dari anak, incu, buyut, bao, janggawareng, udeg-udeg dan gantur siwur.
d. Sistem Pengetahuan
Masyarakat Bogor umumnya sangat memahami pengetahuan berladang atau bertani karna masyarakat Sunda lebih di dominasi oleh mata pencahariannya sebagai petani. Sawah yang mereka miliki merupakan hasil dari warisan yang turun temurun.
e. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat bogor pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani. Mereka memilih bercocok tanam karena keadaan geografis yang mendukung yaitu tanah yang subur serta iklim yang cocok untuk bercocok tanam.
Namun, seiring perkembangan zaman dengan semakin maraknya industrialisasi, tidak jarang pula masyarakat bogor yang beralih profesi menjadi buruh pabrik. Kebanyakan tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutamaadalah hal meningkatkan taraf hidup. f. Sistem Peralatan dan Teknologi
Pada masyarakat bogor yang berada didesa masih banyak yang menggunakan peralatan hidup yang masih tradisional, berbeda dengan masyarakat kotanya. Seperti contohnya nyiru yaitu alat untuk mengayak beras. Selain itu ada juga aseupan yaitu, alat untuk menanak nasi. Pada masyarakat kota cenderung menggunakan peralatan yang modern.
g. Kesenian
sedangkan angklung digoyangkan. Sedangkan untuk kesenian khas dari bogor ada Angklung Gubrag, seni ini merupakan perpaduan antara Pencak Silat dan seni memainkan angklung yang ukurannya lebih besar dari biasanya. Angklung ini hanya terdapat di Kabupaten Bogor. Di Bogor juga terdapat Upacara Seren Taun, yang merupakan acara tahun-an, dalam menyambut pergantian tahun baru Islam dan panen raya. Bogor juga memiliki seni tari yaitu, Tari Payung Padjajaran, Tari Mahakarya Nusantara, Tari Rengkak Patingtung.
3. Berbagai wilayah tentu saja memiliki kearifan lokal tidak terkecuali juga kota bogor, kota bogor memiliki kearifan lokal seperti sistem penanggalan dalam pertanian, misalnya penanggalan musim tanam. Sistem penanggalan ini adalah sistem penanggalan sunda yang dalam penentuannya dilihat dari perkiraan posisi bulan.
Selain itu pada saat panen, para petani biasanya membuat acara rujakan dan juga beberapa makanan tambahan seperti ayam dan telur. Ritual ini biasanya dilakukan di pusat air yang sudah dibubuhi dengan doa-doa dengan tujuan mendapat berkah dari Sang Khaliq.
warga Bogor memiliki nilai-nilai kearifan lokal, yaitu silih asah, silih asuh, silih asih. Maknanya adalah Silih asih adalah wujud komunikasi dan interaksi religious-sosial yang menekankan sapaan cinta kasih Tuhan dan merespons cinta kasih Tuhan tersebut melalui cinta kasih kepada sesame manusia. Dengan ungkapan lain, silih asih merupakan kualitas interaksi yang memegang teguh nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam tradisi masyarakat silih asih, manusia saling menghormati, tidak ada manusia yang dipandang superior maupun imperior, sebab menentang semangat ketuhanan dan kemanusiaan.
Masyarakat silih asuh memandang kepentingan kolektif maupun pribadi mendapat perhatian serius melalui saling control, tegur sapa, dan saling menasehati. Budaya silih asuh inilah yang kemudian memperkuat ikatan emosional yang telah dikembangkan dalam tradisi silih aih dan silih asah dalam masyarakat Sunda.