Siapa saja pihak
dalam hukum acara pidana?
Pada prinsipnya, siapapun
bisa menjadi pihak dalam
hukum acara pidana, baik
karena tugas dan
Pihak dalam hukum acara pidana
karena kewenangannya
1. Penyelidik;
2. Penyidik;
3. Penyidik Pembantu;
4. Jaksa;
5. Penuntut Umum;
6. Hakim;
7. Panitera;
8. Petugas LAPAS;
Pihak dalam hukum acara pidana
karena keadaannya
1. Tersangka;
2. Terdakwa;
3. Terpidana;
4. Saksi;
Penyelidik dan Penyidik
•
Penyelidik adalah pejabat Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh UU
ini untuk melakukan penyelidikan (Pasal 1 butir 4
KUHAP)
•
Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil
Penyidik dan Penyidik
Pembantu
•
Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan
(Pasal 1 butir 1 KUHAP)
• Penyidik pembantu adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang karena diberi wewenang
Syarat Kepangkatan Penyidik
•
Untuk menjadi penyidik, minimal kepangkatan
adalah Ajun Inspektur Polisi Dua/ AIPDA
(Bintara Tinggi)
•
Untuk menjadi penyidik pembantu, minimal
kepangkatan adalah Brigadir Polisi Dua/
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Sejak berpisah dengan Tentara Nasional
Indonesia, maka urutan kepangkatan dalam
kepolisian juga mengalami perubahan.
Perubahan tersebut berdasarkan pada surat
keputusan Kapolri No. Pol:
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Lama Baru
Tamtama
Prajurit Kepala Bhayangkara Kepala
Prajurit Satu Bhayangkara Satu
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Lama Baru
Tamtama Tinggi
Kopral Kepala Ajun Brigadir Polisi
Kopral Satu Ajun Brigadir Polisi Satu
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Lama Baru
Bintara
Sersan Mayor Brigadir Polisi Kepala
Sersan Kepala Brigadir Polisi
Sersan Satu Brigadir Polisi Satu
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Lama Baru
Bintara Tinggi
Pembantu Letnan Satu
Ajun Inspektur Polisi Satu
Pembantu Letnan Dua
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Lama Baru
Perwira Pertama
Kapten Ajun Komisaris Polisi
Letnan Satu Inspektur Polisi Satu
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Lama Baru
Perwira Menengah
Kolonel Komisaris Besar Polisi
Letnan Kolonel Ajun Komisaris Besar Polisi
Urutan Kepangkatan Kepolisian
Lama Baru
Perwira Tinggi
Jenderal Polisi Jenderal Polisi
Letnan Jenderal Polisi
Komisaris Jenderal Polisi
Mayor Jenderal Polisi Inspektur Jenderal Polisi
Brigadir Jenderal Polisi
Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Menurut penjelasan Pasal 7 ayat (2) KUHAP bahwa yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil adalah misalnya pejabat bea dan cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan, yang melakukan tugas penyidik sesuai dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.
Jaksa dan Penuntut Umum
• Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh
undang-undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Lihat Pasal 1 butir 6 huruf a KUHAP)
• Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim (Lihat Pasal 1
Hakim
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili. (Lihat Pasal 1 butir 8 KUHAP)
Mengadili adalah serangkaian kegiatan tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara
pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal menurut cara yang diatur dalam KUHAP
Hakim
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili. (Lihat Pasal 1 butir 8 KUHAP)
Mengadili adalah serangkaian kegiatan tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara
pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal menurut cara yang diatur dalam KUHAP
Panitera
Menurut Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor
: KMA/004/SK/II/1999 tanggal 1 Februari 1999,
Kepaniteraan memiliki tugas dan wewenang:
Memberikan pelayanan tehnis dibidang
administrasi perkara dan administrasi peradilan
lainnya berdasarkan peraturan
Panitera (lanjutan)
Diantaranya yaitu melaksanakan fungsi:
a. Pelayanan administrasi perkara, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan persidangan.
b. Pelaksanaan urusan afministrasi perkara, administrasi keuangan perkara dan tugas
administrasi lainnya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Undang-Undang.
Petugas Pemasyarakatan
Petugas Pemasyarakatan adalah Pejabat
Advokat/ Penasihat Hukum
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang .
(Lihat Pasal 1 butir 1 UU 18/ 2003)
Penasihat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum.
(Lihat Pasal 1 butir 13 KUHAP)
Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri
Ketentuan khusus terkait para
pihak karena kewenangannya
1. Seorang hakim wajib mengundurkan diri dari perkara
apabila memiliki hubungan keluarga sedarah, atau semenda sampai derajat ketiga, hubungan suami/ istri (walaupun
sudah bercerai) dengan para pihak lainnya (hakim ketua sidang, hakim anggota, penuntut umum atau panitera) 2. Para pihak (majelis hakim, penuntut umum atau panitera)
wajib mengundurkan diri apabila memiliki hubungan keluarga sedarah , atau semenda sampai derajat ketiga, hubungan suami/ istri (walaupun sudah bercerai) dengan terdakwa/ penasihat hukumnya)
Tersangka, Terdakwa, Terpidana
•
Tersangka adalah seseorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak
pidana (Pasal 1 angka 13 KUHAP)
•
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut,
diperiksa dan diadili di sidang pengadilan (Pasal 1
angka 14 KUHAP)
•
Terpidana adalah seorang yang dipidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
Narapidana
Menurut Pasal 1 butir 7 UU 12/ 1995
Narapidana adalah terpidana yang
Hak-hak Tersangka/ Terdakwa
Menurut Pasal 50 – 68 KUHAP tersangka/ terdakwa berhak:
• Untuk segera diperiksa, diajukan ke pengadilan dan diadili
• Untuk mengetahui dengan jelas dengan bahasa yang dimengerti tentang apa yang disangkakan dan apa yang didakwakan
• Untuk memberikan keterangan secara bebas
• Untuk mendapat juru bahasa
Hak-hak Tersangka/ Terdakwa
(lanjutan)
• Untuk menghubungi perwakilan negaranya (WNA)
• Untuk mengubungi dokter
• Untuk memberitahu keluarga
• Untuk dikunjungi keluarga
• Untuk mengadakan surat menyurat dengan penasihat hukumnya
• Untuk mengajukan saksi dan ahli
• Untuk menghubungi dan menerima kunjungan kerohanian
Hak-hak Narapidana
Menurut Pasal 14 UU 12/ 1995 Narapidana berhak: a. melakukan ibadah sesuai dengan agama atau
kepercayaannya;
b. mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;
c. mendapatkan pendidikan dan pengajaran;
d. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;
Hak-hak Narapidana (lanjutan)
f. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang;
g. mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;
h. menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya;
i. mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi);
Hak-hak Narapidana (lanjutan)
k. mendapatkan pembebasan bersyarat; l. mendapatkan cuti menjelang bebas; dan
Saksi
Saksi adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan
alami sendiri.
Saksi (lanjutan)
Putusan MK Nomor 65/PUU-VIII/2010 tanggal 08
Agustus 2011 menyebutkan, bahwa Pasal 1 butir
26 KUHAP dinyatakan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang pengertian saksi
tidak dimaknai termasuk
pula orang
yang dapat
memberikan keterangan guna kepentingan
Yang tidak bisa didengar
sebagai Saksi
1. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang
bersama-sama dengan terdakwa;
2. Saudara dari terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga;
3. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai. (Lihat Pasal 168 KUHAP)
4. Seseorang yang karena jabatannya mengundurkan diri sebagai saksi
Keterangan Ahli
Keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seseorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang diperlukan
untuk membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan pemeriksaan.
Daftar Bacaan
1. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, 1996
2. Hari Sasangka dkk, Penuntutan dan Teknik Membuat Surat Dakwaan, 1996
3. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan, 2008
4. _______, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, 2009
Omnium rerum Principia Parva Sunt
Joyo-joyo wijayanti, manggiho nugroho dateng kito sami