• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI KEGURUAN MENGAJAR and BELAJAR.do (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFESI KEGURUAN MENGAJAR and BELAJAR.do (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN PERTAMA PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah dalam proses belajar dan mengajar, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendakdicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam. Dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan Islam yangmeletakkan faktor pengembangan fitrah anak didik, nilai-nilai agama dijadikanlandasan kepribadian anak didik yang dibentuk melalui proses tersebut, oleh karena itu idealitas Islam yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didik tidak dapat diketahui oleh pendidik tanpa melalui proses belajar dan mengajar. Proses belajar dan mengajar itu sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena belajar dan mengajar itu menjadi tolak ukur bagaimana pendidikan itu berjalan, apakah sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan atau masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Dari Mengajar dan Belajar? 2. Bagaimana Menjadi Guru yang Baik?

(2)

BAGIAN KEDUA PEMBAHASAN

A. Pengertian Mengajar Dan Belajar

1. Pengertian Mengajar

Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu “taecan”. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno ( Old Teutenic) taikjan, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Kata tersebut ditemukan juga dalam bahasa Sanskerta yaitu “dic”. Yang dalam bahasa Jerman kuno dikenal dengan deik. Istilah mengajar (teach) juga berhubungan dengan token yang berarti tanda atau symbol. Kata token juga berasal dari bahasa Jerman kuno yaitu “taiknom”, yaitu pengetahuan dari taikjan. Jadi secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.1

Dalam masalah mengajar juga terdapat keragaman para ahli psikologi pendidikan dalam mendefinisikannya yaitu :

a) H.M. Arifin, merumuskan pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Mengajar mengandung tujuan, agar pelajar dapat memperoleh pengetahuan yang kemudian dapat mengembangkan dengan pengembangan pengetahuan itu, sehingga pelajar mengalami perubahan tingkah laku. Bahan pelajaran yang disampaikan berproses melalui metode tertentu, sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat tercapai.

b) Roestiyah NK, menyatakan bahwa mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar.

c) Hasan Langgulung, mendefinisikan pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.2

1Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 207

(3)

Dari terminology di atas, terdapat unsur-unsur substansial kegiatan pengajaran yang meliputi :

 Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan

 Pemindahan pengetahuan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan

(pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui suatu proses belajar – mengajar.

Proses pengajaran yang dilaksanakan mengacu pada tiga aspek yaitu, penguasaan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu sesuai dengan isi proses pengajaran tersebut.

2. Pengertian Belajar

Para ahli mendefinisikan belajar dengan berbagai rumusan, sehingga terdapat keragaman tentang makna belajar antara lain :

 Skinner, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar,

maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya menurun.

 Gagne, merumuskan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, yaitu setelah

setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

 Henry Clay Lingren dan Newtin Suter, mendefinisikan bahwa belajar merupakan

perubahan yang relatif permanen dalam bentuk tingkah laku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

 James W. Vander Zanden, mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku

yang relatif permanen atau perubahan kemampuan sebagai hasil dari pengalaman.

 Biggs, mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu rumusaan kuantitatif,

rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

(4)

Dari beberapa pengertian yang telah penulis paparkan diatas memang terdapat beberapa perbedaan para ahli dalam memberikan definisi belajar. Namun baik secara eksplisit maupun insplisit pada dasarnya para ahli tersebut berpendapat bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan terhadap tingkah laku individu yang diperoleh dari pengalaman tertentu.

B. Menjadi Guru Yang Baik

Pada dasarnya tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik. Sebagai pengajar ia merupakan medium atau perantara aktif antara siswa dan ilmu pengetahuan, sedang sebagai pendidik ia merupakan medium aktif antara siswa dan haluan/filsafat negara dan kehidupan masyarakat dengan segala seginya, dan dalam mengembangkan pribadi siswa serta mendekatkan mereka dengan pengaruh-pengaruh dari luar yang baik dan menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh yang buruk. Dengan demikian seorang guru wajib memiliki segala sesuatu yang erat hubungannya dengan bidang tugasnya, yaitu pengatahuan, sifat-sifat kepribadian, serta kesehatan jasmani dan rohani. 3

Tidak mudah menjadi guru yang baik, menyenagkan, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil yaitu:

1. Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak

membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.

2. Berlakulah bijaksana. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda.

Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk bisa dimengerti. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk

menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan

(5)

contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.

3. Berusahalah selalu ceria di muka kelas. Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar.

4. Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.

5. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur. Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi

usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. Jika siswa sudah tidak beranibertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil.

6. Memiliki rasa malu dan rasa takut. Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.

7. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Di negeri ini banyak

(6)

orang lain/pegawai dari instansi lain. Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merigikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri.

8. Tidak sombong.Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di muka orang banyak. Namun pangillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.

9. Berlakulah adil. Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu Serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai.4

Sebagai pengajar guru harus memahami hakikat dan arti mengajar dan mengetahui teori-teori mengajar serta dapat melaksanakan. Dengan mengetahui dan mendalaminya ia akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya dan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang telah dilakukannya.

Menurut Prof. Dr. S. Nasution, MA ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua guru yang baik, yaitu :

Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.

Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikan. Dengan pengertian ia harus menguasai bahan itu sepenuhnya, jangan hanya mengenal ini buku pelajaran saja, melainkan juga mengetahui pemakaian dan kegunaannya bagi kehidupan anak dan manusia umumnya.

Guru yang baik mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. Guru yang baik mampu menyesuikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu anak.

Guru yang baik harus mengaktifkan siswa dalam hal belajar.

Guru yang baik memberikan pengertian dan bukan hanya dengan kata-kata belaka. Dengan pengertian lain guru tidak bersifat verbalistis yakni hanya mengenalkan anak terhadap kata-kata saja tetapi tidak dapat menyelami arti dan maksudnya.

Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa.

Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap pelajaran yang diberikannya.

(7)

Guru jangan hanya terikat oleh satu teks book saja.

Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada siswa, melainkan senantiasa membentuk pribadi siswa.

Tanpa menutup kemungkinan syarat-syarat lainnya, maka syarat atau ciri-ciri ini dapat dijadikan pedoman bagi setiap guru yang akan menjalankan tugasnya baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar.

Dengan demikian guru yang baik adalah guru yang selalu bersikap obyektif, terbuka untuk menerima kritik terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, misalnya dalam hal caranya mengajar. Hal ini diperlukan dalam upaya perbaikan mutu pendidikan demi kepentingan anak didik sehingga benar-benar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Keberanian melihat kesalahan sendiri dan mengakuinya tanpa mencari alasan untuk membenarkan atau mempertahankan diri dengan sikap defensif adalah titik tolak kearah usaha perbaikan.5

C. Meningkatkan Efektivitas Belajar

Pada umumnya pelajar dan mahasiswa hanya mengikuti saja cara pembelajaran yang sudah biasa mereka jalani tanpa pemikiran untuk menemukan cara yang lebih efektif dan efisien. Cara belajar tanpa tujuan dan keteraturan hanya akan menjadikan pelajar atau mahasiswa biasa saja. Berikut ini ada beberapa cara belajar yang efektif dan efisien. Jika anda ingin menjadi mahasiswa atau pelajar yang luar biasa, maka kalian harus

menerapkan cara belajar ini.

1. Susun Rencana Studi (Belajar Kelompok)

Belajar kelompok atau menyusun rencana studi dapat menjadi kegiatan belajar

(8)

2. Membuat Perencanaan Yang Baik

Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki.

3. Disiplin Dalam Belajar

Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Apalagi jika sedang di dalam kelas. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman seperti berbicara saat seorang guru/dosen sedang menerangkan atau bermain game saat sedang ada kelas dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.

4. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya

Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru/dosen, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya,

bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya.

Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman.

5. Meminta Bantuan

Mahasiswa atau pelajar tentu memiliki akses ke berbagai layanan penting, misalnya layanan perpustakan dan layanan internet. Fasilitas ini umumnya gratis sehingga anda tidak punya alasan untuk tidak menggunakannya. Mengetahui layanan yang tersedia di sekolah atau universitas dan menjaga catatan mental dari apa yang anda dapat mungkin berguna sehingga anda dapat menghemat waktu dan uang.

6. Gunakan Internet

(9)

Teknologi telah berkembang demikian cepat, dan yang paling efektif dan efisien untuk membantu belajar kita saat ini ialah internet.

7. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian

Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.6

(10)

KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Selain sikap umat Islam yang tidak membuat dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu non agama, maka kemajuan ilmu pengetahuan itu tidak dapat dilepaskan dari

Pemilihan batik, dalam hal ini adalah batik Bangkalan, Madura, sebagai materi utama pembuatan sepatu adalah karena batik ini memiliki karakter yang unik dan tekstur katun yang

Namun, ada beberapa penelitian tentang sisi lain dari buah naga yang sudah dipublikasi dalam Journal of Food Chemistry , antara lain penelitian mengenai aspek prebiotik daging

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Kabupaten

Dari keseluruhan responden yakni sebanyak 18 (delapan belas) orang, seluruhnya menyatakan bahwa Notaris tidak perlu diberikan kewenangan melakukan pengesahan foto

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Tanggung

Metode ini tidak mengalami fragmentasi eksternal dan kita dapat menggunakan blok kosong yang terdapat dalam daftar ruang kosong untuk