• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB PEMELIHARAAN DAN NAFKAH ANAK DALAM HAL KEDUA ORANGTUANYA BERCERAI DI KALANGAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERAGAMA HINDU TESIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANGGUNG JAWAB PEMELIHARAAN DAN NAFKAH ANAK DALAM HAL KEDUA ORANGTUANYA BERCERAI DI KALANGAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERAGAMA HINDU TESIS."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB PEMELIHARAAN DAN NAFKAH ANAK

DALAM HAL KEDUA ORANGTUANYA BERCERAI DI

KALANGAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG

BERAGAMA HINDU

TESIS

Oleh

S U M E N

117011055/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TANGGUNG JAWAB PEMELIHARAAN DAN NAFKAH ANAK

DALAM HAL KEDUA ORANGTUANYA BERCERAI DI

KALANGAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG

BERAGAMA HINDU

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

S U M E N

117011055/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : TANGGUNG JAWAB PEMELIHARAAN DAN

NAFKAH ANAK DALAM HAL KEDUA

ORANGTUANYA BERCERAI DI KALANGAN

WARGA NEGARA INDONESIA YANG

BERAGAMA HINDU Nama Mahasiswa : SUMEN

Nomor Pokok : 117011055

Program Studi : MAGISTER KENOTARIATAN

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum) (Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 13 Januari 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum

Anggota : 1. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum 2. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum 3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Dr. Utary Maharani Barus, SH, MHum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SUMEN

Nim : 117011055

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : TANGGUNG JAWAB PEMELIHARAAN DAN NAFKAH ANAK DALAM HAL KEDUA ORANGTUANYA

BERCERAI DI KALANGAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERAGAMA HINDU

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama : SUMEN Nim : 117011055

(6)

i ABSTRAK

Persoalan pemeliharaan anak akibat perceraian dalam masyarakat Hindu dilakukan secara bersama-sama antara orang tuanya. Seorang ibu yang bercerai dalam agama Hindu memiliki kewajiban memelihara anak khususnya anak yang masih berada di bawah umur. Pemeliharaan anak tersebut diikuti oleh kewajiban ayah untuk membiayai kebutuhan si anak. Sedangkan terhadap anak yang telah dewasa tetap harus mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya meskipun keduanya telah bercerai. Kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat Hindu bahwa perihal pemeliharaan anak apabila jatuh ke tangan salah satu pihak maka pihak yang lain tidak memperdulikan si anak. Misal apabila anak jatuh ke tangan suami maka isteri tidak memperdulikan si anak demikian pula sebaliknya. Bahkan dalam suatu peristiwa perceraian yang didahului oleh pisah ranjang maka anak diberikan pilihan apakah akan ikut ayahnya atau ibunya. Apabila ia ikut ayahnya maka pemeliharaan dan nafkah anak ada pada ayahnya dan apabila ia mengikuti ibu maka pemeliharaan dan nafkah anak jatuh pada ibunya semata.

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian tesis ini adalah bagaimana pelaksanaan pemeliharaan anak yang orang tuanya bercerai menurut Agama Hindu, bagaimana pemeliharaan anak akibat percerauan yang orang tuanya menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan apakah upaya dalam hambatan mengatasi pemeliharaan anak yang orang tuanya bercerai menurut Agama Hindu.

Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan perceraian tidak dikenal dalam Agama Hindu, namun demikian dalam prakteknya sering terjadi perceraian yang berakibat pada tujuan pemeliharaan anak. Dalam hasil penelitian, apabila terjadi perceraian maka pemeliaharaan anak sering kali berada ditangan ibunya tanpa adanya pembebanan tunjangan dari bapak kandung anak tersebut. Pemeliharaan anak akibat perceraian orang tuanya menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 berada di tangan kedua orang tuanya meskipun anak tersebut berada di bawah asuhan ibunya. Dengan perkataan lain apabila timbul perceraian maka kedua orang tuanya memiliki kewajiban untuk melakukan pemeliharaan anak yang didapatkan dalam perkawinan sebelumnya. Hambatan dalam pemeliharaan anak yang orang tuanya bercerai menurut Agama Hindu adalah faktor ekonomi, faktor orang tua menikah lagi, faktor psikologis, faktor orang tua perempuan mampu untuk memberikan biaya nafkah anak. Sedangkan upaya mengatasi pemeliharaan anak yang orang tuanya bercerai menurut ajaran Agama Hindu adalah meningkatkan peran dan tanggung jawab orang tua yang bercerai melalui keberadaan lembaga agama seperti Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) serta meningkatkan peran dan tanggung jawab masyarakat dan negara dalam pemeliharaan anak akibat perceraian bagi orang tua yang tidak mampu melakukan pemeliharaan anak.

(7)

ii ABSTRACT

The issue of maintenance of children of divorce in the Hindu society conducted jointly between the parents. Divorced mothers in the Hindu religion has an obligation to maintain children, especially children who are still under age. Maintenance of the child's father followed by the obligation to finance the needs of the child. While the grown-up children still have to get the love of both parents even though they have been divorced. Found in the fact that the Hindu society regarding child maintenance if falling into the hands of one party that the other party does not care about the child. For example if a child falls into the hands of the husband and wife did not care for the child and vice versa. Even in the event of a divorce, which is preceded by the estranged son be given a choice whether to follow his father or his mother. When he joined his father and the maintenance of a living child then there are the father and mother when he followed the child's care and living alone falls on the mother.

Problems posed in this thesis is how the implementation of maintenance children whose parents divorced according to Hinduism, how maintenance child of divorce whose parents under the act of Marriage Law No. 1 of 1974, and whether efforts to overcome barriers to maintenance of children whose parents are divorced according to Hinduism.

The results and discussion explaining divorce is not recognized in Hinduism, but in practice often resulting in divorce child maintenance purposes. In the research, in the event of divorce then the maintenance of the children are often in the hands of his mother without the imposition of allowance of the child's natural father. Maintenance of children due to divorce their parents according to act of Marriage Law No. 1 of 1974 was in the hands of her parents even if the child is under the care of his mother. In other words if you develop the divorce both parents have an obligation to make child maintenance obtained in previous marriages. Barriers in the maintenance of the child whose parents are divorced according to Hinduism is economic factors, factors parents remarried, psychological factors, factors female parent is able to provide cost of living children. While efforts to address the welfare of the children whose parents divorced in Hinduism is to increase the role and responsibilities of parents who divorced over religious institutions such as the existence of the Hindu Association of Indonesia (PHDI) and increasing the role and responsibilities of the community and the state in the maintenance of children of divorce for men old child is not able to perform maintenance of the children.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Tanggung Jawab Pemeliharaan Dan Nafkah Anak Anak Dalam Hal Kedua Orang Tuanya Pisah Ranjang Di Kalangan Warga Negara Indonesia Yang Beragama Hindu”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Pada penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan moril berupa bimbingan dan arahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimaksih kepada komisi pembimbing, yang terhormat Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum, Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum, dan ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, M.Hum.

Selanjutnya Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara di Medan

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan (MKn)

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M,Hum selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan (MKn) pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

(9)

iv Utara.

5. Para staf pengajar pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Para pegawai/karyawan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Rekan-rekan mahasiswa pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara angkatan 2011.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Teristimewa dengan ketulusan hati penulis men gucapkan terima kasih kepada yang tercinta kedua orangtua Penulis ayahanda (alm) S.selwarajen. SE dan Ibunda S.Kanega yang telah memberikan doa, perhatian dan kasih sayang serta dukungannya kepada Penulis. Penulis berharap semoga perhatian dan bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna, walaupun demikian Penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2014 Penulis

(10)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Sumen

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 16 Mei 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Agama : Hindu

Alamat : Jalan M. Idrris Gg. Berdikari No. 9

II. KELUARGA

Nama Ayah : S. Selwarajen, SE

Nama Ibu : S. Kanega

Nama Istri : Kalyani Kambuna Vita

III. PENDIDIKAN

SD Swasta Kalam Kudus Medan : 1993-1999 SLTP Swasta Kalam Kudus Medan : 1999-2002

SMU Swasta Tunas Jaka Sempurna Jakarta : 2002-2005

S1 Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara, Medan : 2005-2010 S2 Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum USU : 2011-2013

(11)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR INDEX ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 12 C. Tujuan Penelitian ... 12 D. Manfaat Penelitian ... 12 E. Keaslian Penelitian ... 13

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 14

G. Metode Penelitian ... 19

BAB II PEMELIHARAAN ANAK AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 ... 23

A. Alasan-Alasan Perceraian Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 ... 23

B. Akibat Hukum Perceraian... 28

C. Pemeliharaan Anak Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 ... 35

D. Ketentuan Mengenai Pemeliharaan Anak Setelah Terjadi Perceraian ... 42

BAB III PEMELIHARAAN ANAK AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUANYA MENURUT AGAMA HINDU ... 61

(12)

vii

B. Perceraian dan Alasan-Alasan Perceraian Menurut

Agama Hindu... 75

C. Tanggungjawab Pemeliharaan/Hak Asuh dan Nafkah Anak Menurut Agama Hindu ... 85

BAB IV HAMBATAN DAN UPAYA MENGATASI ATAS PEMELIHARAAN ANAK YANG KEDUA ORANG TUANYA BERCERAI MENURUT AGAMA HINDU... 93

A. Pandangan Hukum Tentang Pemeliharaan Anak ... 93

B. Pandangan Agama Islam Tentang Pemeliharaan Anak... 104

C. Hambatan-Hambatan dan Upaya Penyelesaian Pemeliharaan Anak Yang Orang Tuanya Bercerai Menurut Ajaran Agama Hindu ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 143

A. Kesimpulan ... 143

B. Saran ... 144

DAFTAR PUSTAKA ... 145 LAMPIRAN

(13)

viii

DAFTAR INDEX

1. Adharma : Perbuatan buruk yang mendatangkan karma buruk.

2. Arthadana : Harta benda

3. Bhisuka : Masa melakukan tapa brata yoga samadi.

4. Brahmacari : Masa menuntut ilmu

5. Catur asrama : Pembagian kehidupan menjadi empat

6. Daksina : Adanya suatu penghormatan dalam bentuk

upacara dan harta benda atau uang yang dihaturkan secara ikhlas kepada pendeta yang memimpin upacara.

7. Danda : Hukuman kepada anak

8. Deva rna : Bakti kepada dewa

9. Dewi Kunti : Dalam kisah Mahabharata adalah putri dari Prabu Kuntiboja. Ia adalah saudara dari Basudewa yang merupakan ayah dari Baladewa, Kresna dan Subadra. Ia juga adalah ibu kandung Yudistira, Werkodara (Bima), dan Arjuna dan juga adalah istri pertama Pandu yang sah. Selain itu Kunti juga ibu kandung Karna.

10. Dhana : Motivasi bagi si anak

11. Dharma : Perbuatan baik yang mendatangkan karma

baik

12. Dharmadana : Nasihat/wejangan atau petunjuk hidup, yang mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.

13. Dharmasampati : Kedua mempelai secara bersama-sama melaksanakan dharma

14. Garva : Wanita yang mengikatkan diri dengan pria/ belahan jiwa

15. Grahasta : Masa berumah tangga

16. Ida Sang Hyang Widhi Wase : Sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu

17. Jagadhita : Kebahagiaan di dunia

18.Kitab Manava Dharma Sastra III : Satu kitab hukum Hindu adalah kitab Smrti lainnya. Smrti merupakan kelompok kedua secara hierarkis sesudah kelompok Sruti (kelompok kitab-kitab Wahyu), yang dipandang sebagai kitab hukum Hindu karena didalamnya banyak memuat syariat (dalam

(14)

ix

bahasa Arab) Hindu yang disebut Dharma. Karena itu, kitab Smrti juga disebut sebagai Dharmashastra. Dalam hal ini, Dharma berarti hukum dan Shastra berarti ilmu.

19. Kitab Sarasamucaya : Kitab tentang ajaran moral yang memuat 511 sloka (ayat).

20. Kitab suci Veda : Kitab suci agama Hindu

21. Laja Homa atau Agni Homa : Pemberkahan yaitu pandita menyampaikan puja stuti untuk kebahagiaan kedua mempelai.

22. Lascarya : Suatu yajña yang dilakukan dengan penuh keiklasan.

23. Mantra : Dalam pelaksanaan upacara yajña harus ada mantra atau nyanyian pujaan yang dilantunkan.Annasewa artinya dalam pelaksanaan upacara yajña hendaknya ada jamuan makan dan menerima tamu dengan ramah tamah.

24. Moksa : Kebahagiaan di surga

25.Moksatham jagadhita ya ca iti dharma : Kebahagiaan lahir dan batin atau 26. Mulih daha : Kembali ke rumah asal

27. Nasmita : Suatu upacara yajña hendaknya tidak

dilaksanakan dengan tujuan untuk memamerkan kemewahan.

28. Panca yadnya : Lima jenis karya suci yang diselenggarakan oleh umat Hindu di dalam usaha mencapai kesempurnaan hidup.

29. Panigraha : Upacara bergandengan tangan adalah simbol mempertemukan kedua calon mempelai di depan altar yang dibuat untuk tujuan upacara perkawinan.

30.Parisada Hindu Dharma Indonesia : Majelis Wipra (Brahmana ahli, cendekiawan) yang berfungsi semacam Badan Legislatif, memegang peranan penting di dalam memecahkan berbagai permasalahan keagamaan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat Hindu.

31. Pawiwahan : Perkawinan

32. Pitra rna : Bakti kepada leluhur

33. Pradhana : Ganjaran

34. Praja : Mempelai mampu melahirkan keturunan yang akan melanjutkan amanat dan kewajiban kepada leluhur.

(15)

x

35. Purusa : Sang penyebab adanya sesuatu, yang

menghapus kekosongan, mewujudkan sesuatu, atau menghapus ketidaktahuan 36. Rati : Mempelai dapat menikmati kepuasan seksual

dan kepuasan-kepuasan lainnya

37. Rna : Jalan untuk menebus utang

38. Rsi rna : Bakti kepada guru

39. Rwa-bhineda : Dua yang berbeda

40. Samskara : Pelaksanaan upacara perkawinan

41. Sancita Karmapala : Kemungkinan penjelmaan terdahulu berbuat serakah

42. Sapta : Melangkah tujuh langkah kedepan, simbolis penerimaan kedua mempelai itu.

43. Sastra : Suatu yajña harus dilakukan sesuai dengan sastra atau kitab suci.

44.Semara Reka dan Angastya Prana: Mendidik seorang anak dimulai semenjak

dalam kandungan

45. Shri Mariamman : Kuil Hindu tertua di Kota Medan, Indonesia. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 (ada pula yang menyebut 1881) untuk memuja dewi Kali.

46. Sraddha : Pelaksanaan samskara hendaknya dilakukan dengan keyakinan penuh bahwa apa yang telah diajarkan dalam kitab suci mengenai pelaksanaan yajña harus diyakini kebenarannya.

47. Tri Hita Karana : Waktu, biaya layanan sosial kemanusiaan dan lingkungan

48. Vasudhaivakutumbakam : Semua mahluk adalah bersaudara

49. Vidyadana : Pendidikan

50. Wana prasta : Masa memperdalam, menerapkan dan

mensosialisasikan ilmu pengetahuan

51. Wiwaha : Pesta pernikahan, perkawinan

52. Yajña : Tindakan bukan sekedar kalimat yang

diucapkan.

53. Yajña Vidhi : Hukum yang berlaku dalam pelaksanaan yajña disebut.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya/Tarif Peraturan Waliko Tangerang tanggal 22 Maret 2012 tentang teknis penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang tidak dipungut retribusi di UPTD kesehatan masyarakat dan

Lentifera, laju pertumbuhan (r) pada Phronima sp., kepadatan populasi Phronima sp., biomassa Phronima sp. dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

ekstrak  kasar  metanol.  Fukosantin  terkonfirmasi  pada  panjang  gelombang  maksimum  (maks) 447  nm  pada  spektrum  UV.  Puncak  monoisotopik  ion 

Dengan mengucap syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan berkahNya, akhirnya penulis berhasil menyusun skripsi ini, yang dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Undang – Undang PPh

Dalam bentuk pasangan bilangan, posisi akhir dari Langkah 1 sampai dengan langkah.. Tempatkan titik pada posisi akhir dari langkah-langkah berikut

Pelaksanaan audit penerapan Sistem Produksi Just in Time harus dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa produksi mencapai tingkat efisiensi sesuai dengan