• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTI MAKNA DARI HURUF JAWA HANACARAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARTI MAKNA DARI HURUF JAWA HANACARAKA"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

ARTI MAKNA DARI HURUF JAWA HANACARAKA

Huruf jawa yang berjumlah 20 dari Ha sampai nga meliputi hanacaraka, data-sawala, pada jayanya, magha-batanga menurut cerita turun temurun diceritakan dalam kisah AJISAKA. Konon makna dari huruf jawa hanacaraka yaitu bahwa aksara Jawa ini diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kedua abdinya yang setia. Dikisahkan Ajisaka hendak pergi mengembara, dan ia berpesan pada seorang abdinya yang setia agar menjaga keris pusakanya dan mewanti-wanti: janganlah memberikan keris itu pada orang lain, kecuali dirinya sendiri: Ajisaka. Setelah sekian lama mengembara, di negeri perantauan, Ajisaka teringat akan pusaka yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya. Maka ia pun mengutus seorang abdinya yang lain, yang juga setia, agar dia pulang dan mengambil keris pusaka itu di tanah leluhur. Kepada abdi yang setia ini dia mewanti-wanti: jangan sekali-kali kembali ke hadapannya kecuali membawa keris pusakanya. Ironisnya, kedua abdi yang sama-sama setia dan militan itu, akhirnya harus berkelahi dan tewas bersama: hanya karena tidak ada dialog di antara mereka. Bukankah sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama: yaitu memegang teguh amanat junjungannya? Adapun, kisah tragis tentang dua abdi Ajisaka yang setia tersebut.

Dengan tulisan sebagai berikut :

ha na ca ra ka Dikisahkan tentang dua abdi setia

da ta sa wa la Keduanya terlibat perselisihan dan akhirnya berkelahi

pa da ja ya nya Mereka sama-sama kuat dan tangguh ( sakti )

ma ga ba tha nga Akhirnya kedua abdi itu pun tewas bersama

Sedangkan menurut ki Sarodjo menuliskan arti makna dari huruf jawa hanacaraka

▸ Baca selengkapnya: apa arti barhatihin

(2)

Adapun arti huruf jawa huruf jawa hanacaraka tersebut menurut ki sarodjo sebagai berikut; Hana-caraka ( Ada utusan/ Ca ra ka : cipta rasa karsa ), Data-sawala ( datan suwala : tidak menentang, tidak keberatan/ sumerah), Padha-Jayanya ( sama-sama sukses ), Magha-bathanga (Mudhi/ meletakan pada tempat yang tinggi, wujud kesaksian ; maga = meletakan sesuatu di paga). Hal tersebut mengingatkan kepada potensial amal yang disimpan ditempat yang tinggi, illiyin. Sebagai manusia sudah selayaknya patuh dan serta menyerahkan problema hidup

padaNya disaat segala upaya sudah dilakukan, hal itu tidak bertentangan dongan kodrat manusia itu sendiri sebagai mahluk ciptaanNya yang berkewajiban memenuhi tugas-tugasnya didunia. Disini manusialah yang membutuhkan Tuhannya bukan sebaliknya.

Aksara Jawa ha-na-ca-ra- ka mewakili spiritualitas orang Jawa yang terdalam: yaitu

kerinduannya akan harmoni dan ketakutannya akan segala sesuatu yang dapat memecah-belah harmoni.

•Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai ciptaanNya).

• Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya ( dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia

melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.

• Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Ilahi) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.

(3)

Arti dan Makna dari Huruf HANACARAKA

Ha Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci

Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi

Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal

Ra Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani

Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam

Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya

Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup

Sa Sifat ingsun handulu sifatullah – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan

Wa Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas

La Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi

Pa Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah

Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar

Ja Jumbuhing kawula lan Gusti – Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya

Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/kodrat Illahi

Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan

Ma Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin/mantap dalam menyembah Ilahi

Ga Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani

Ba Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam

Tha Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan

Referensi

Dokumen terkait