• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB Melalui Model Quantum Teaching

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB Melalui Model Quantum Teaching"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK mengandung tiga arti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. PTK merupakan penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas yang kurang efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh siswa. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Slameto, 2015:48). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SD N Salatiga 09. Peneliti sebagai perancang dan membuat RPP untuk mempersiapkan penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa yang di perlukan, baik media belajar dan fasilitas lainnya. Sedangkan guru kelas bertugas mengawasi pembelajaran di kelas.

3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.2.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 09 Kota Salatiga. Sekolah

ini beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 12 Salatiga bersebelahan dengan SD Salatiga 02 dan berseberangan dengan SD Salatiga 01. Letaknya berada di tengah kota dengan wilayah yang mudah dijangkau. SD Negeri Salatiga 09 memiliki jumlah siswa sebanyak 229 siswa. Personalia di SDN Salatiga 09 terdiri dari 14 orang yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 2 guru Bahasa Inggris, 1 guru olah raga, 2 guru ekstrakulikuler, serta 1 penjaga sekolah.

3.2.2 Karakteristik Subyek Penelitian

(2)

Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017. Karakteristik siswa pada kelas IV SD Negeri Salatiga 09 berbeda-beda mulai dari umur, minat kemampuan, kebiasaan dan cara berpikir. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali juga beragam dikarenakan letak sekolah yang berada di wilayah perkotaan/tengah kota maka ada yang siswa yang dari keluarga menengah sampai atas.

Siswa kelas IV rata-rata berumur 9-10 tahun, menurut Piaget umur tersebut berada pada tahap berpikir operasional kongkrit yaitu antara 7-11 tahun dimana siswa dapat memahami hal-hal yang logis menggunakan bantuan benda konkret. Tahap perkembangan berpikir ini sangat sesuai untuk siswa melakukan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Belajar menggunakan pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntut proses berpikir anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata, pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu dalam belajar diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat langsung secara realistik dengan objek yang dipelajari. Piaget meyakini bahwa belajar adalah proses regulasi diri dan anak akan menciptakan sendiri sensasi perasaan mereka terhadap realitas.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Bebas dan Variabel Terikat

1. Variabel tindakan (X) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri atau sering disebut dengan variabel independent/bebas. Variabel bebasnya adalah penggunaan Quantum Teaching yang diberikan oleh guru untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas.

(3)

3.4 Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dua siklus yang dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart. Dalam satu siklus yang terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Segala hambatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama harus diobservasi, dievaluasi dan kemudian di refleksi untuk merancang tindakan pada siklus berikutnya. Tindakan pada siklus ke dua merupakan perbaikan dari siklus pertama. Prosedur tindakan digambarkan pada bagan berikut :

Gambar 3.1 : Model Kemmis dan Taggart

Kemmis & McTaggart dalam Abdulhak (2011 : 160)

Pada penelitian ini rencana tindakan dalam beberapa siklus yang setiap

(4)

3.4.1 Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x35 menit, dan pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35 menit.

3.4.1.1 Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti membuat rencana sebagai berikut :

1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan

mengkaji Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan

sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah dikaji, sesuai dengan KD 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbsar (FPB), kelipatan persekutuan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Indikator 1) menghitung/mencari faktor

persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan berkaitan, 2) mencari FPB dari bilangan yang ditentukan sekurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor, 3) menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor, 4)menentukan soal cerita yang berkaitan dengan FPB dan KPK. (RPP terlampir)

3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat

pembelajaran berlangsung.

(5)

3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dua pertemuan untuk membahas materi dan satu pertemuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yaitu melalui tes evaluasi.

Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau proses pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer membantu dalam pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah sudah berjalan sesuai dengan metode yang digunakan atau belum. Akan tetapi jika siklus 1 tujuan pembelajaran belum berhasil secara maksimal maka akan dilanjutkan pada siklus II.

3.4.1.3 Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan setelah pembelajaan di terapkan. Refleksi bertujuan untuk mengoreksi atau melihat hal-hal yang perlu ditingkatkan atau perlu diperbaiki setelah melakukan pembelajaran. Disinilah perlu dilihat kesalahan yang perlu diperbaiki selama mengajar. Selain kesalahan dalam pembelajaran refleksi juga memuat tentang hal-hal yang sudah baik dan perlu ditingkatkan pada

pembelajaran selanjutnya agar hasil pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

3.4.2 Deskripsi Siklus II

(6)

3.4.2.1Tahap perencanaan

Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.

Dalam tahap perencanaan rencana yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan mengkaji

Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan

sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah dikaji. KD 4.6 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Indikator 1) menghiung/ mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor, 2) mencari FPB dari bilangan yang ditentukan sekurang-kurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor, 3) siswa mampu menyelasaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK, 4) siswa mampu menghitung/mencari faktor

persekutuan terbesar (FPB) dari tiga bilangan berkaitan, 4) siswa mampu menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan berkaitan. (RPP terlampir)

3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat

pembelajaran berlangsung.

4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif.

3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

(7)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Quantum Teaching.

Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau proses pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer membantu dalam pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah sudah berjalan sesuai dengan metode yang digunakan atau belum.

3.4.2.3 Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah melakukan tahap tindakan dan tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada kegiatan refleksi ini di gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil berdasarkan dokumentasi, lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan. Tahap-tahap refleksi ini adalah (1) mengkaji hasil pengamatan yang sudah di lakukan oleh observer, (2) menganalisis keberhasilan dan kelemahan siswa saat belajar dengan melalui penerapan model Quantum Teaching, (3) mencatat daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus I, (5) melakukan siklus II untuk memperbaiki siklus I

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dijadikan acuan dalam penelitian, maka

perlu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan tes. a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang baik jika di bandingkan dengan kuisioner dan wawancara. Sugiono (2012:45) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini observasi pada kegiatan pembelajaran di lakukan untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Observasi dilakukan di kelas IV SD Negeri Salatiga 09

(8)

b. Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas untuk memperoleh informasi mengenai karakter siswa dan hasil belajar siswa sebelum melakukan penelitian tindakan kelas. c. Teknik Tes

Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tes adalah untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Jadi tes yang di gunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan metode Quantum Teaching. Tes ini di lakukan pada saat siklus I pertemuan ketiga

dan pada siklus II pertemuan ke tiga. Tes ini berbentuk instrumen tes yang terdiri dari soal yang berupa pilihan ganda dan essay. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka penelitian memerlukan instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari instrumen lembar observasi penerapan

model Quantum Teaching dan instrumen tes untuk siklus 1 dan siklus 2.

A. Instrumen Observasi penerapan metode Quantum Teaching

Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode Quantum Teaching. Melalui pengisian lembar observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode Quantum Teaching peneliti dapat mengetahui proses belajar mengajar.

Kisi-kisi lembar observasi sesuai dengan langkah-langkah metode Quantum Teaching. Dalam penelitian ini lembar observasi diisi oleh

(9)

B. Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus II

(10)

KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS I

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “

Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40

Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay

Mata Pelajaran : Matematika

Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Indikator Proses Berpikir

C1 C2 C3 C4

- Menghitung/mencari faktor

persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan berkaitan

PG : 1,2,3,4,5 Essay : 5,6

PG : 23,28

(11)

ditentukan sekurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor

15,16,21,22,25

- Menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor.

PG :

8,9,10,11,12,13, 26,27

Essay : 1,2,3,4

PG :

14,17,18,19

- Menentukan soal cerita yang

berkaitan dengan FPB dan KPK

PG :

20,24,29,30 Essay :7,8,9,10

(12)

KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS II

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “

Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40

Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay

Mata Pelajaran : Matematika

Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Indikator Proses Berpikir

C1 C2 C3 C4

- Menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor.

PG : 1, 2, 5, 6, 12 Essay : 1, 2, 3

(13)

ditentukan sekurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor

10, 11, 13, 22

-Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK

PG:

17,18,19,20,21,24,25 ,26,27,28,29,30 Essay: 5,6,7,8,9,10

- Menghitung/mencari faktor

persekutuan terbesar (FPB) dari tiga bilangan berkaitan

PG :14,15,23

- Menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan berkaitan

PG : 16 Essay : 4

(14)

3.6 Indikator Kinerja

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mentargetkan adanya keberhasilan pada pembelajaran Matematika kelas IV dengan rincian sebagai berikut :

A. Meningkatnya proses pembelajaran Matematika sesuai dengan

langkah-langkah metode Quantum Teaching yang mencapai kategori sangat baik. B. Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika yaitu

sebesar KKM ≥ 65 siswa mencapai ketuntasan belajar dari jumlah siswa secara keseluruhan.

3.7 Uji Reabilitas dan Validitas

Uji reabilitas dan validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah reliabel dan valid atau belum. Jika instrumen sudah reliabel dan valid maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.

3.7.1 Uji Reabilitas

Reabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah varibel bentukan yang umum. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat

konsistensi instrumen. Menurut Sugiyono (2011:184), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan adalah alpha-Cronbach. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analyze. Batasan untuk

(15)

Tabel 3.1

Koefisien Reliabilitas Cronbach Alpha

Koefisien Reliabilitas Kategori

α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima

0,7 < α ≤ 0,8 Dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus

α ≤ 0,9 Reliabilitas memuaskan

Tabel 3.2

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.924 40

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.926 40

3.7.2 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur

(16)

komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16,0 (Statistical Package Faor Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah yaitu membuka program SPSS 16,0 kemudian memasukkan data, selanjutnya mengolah data dengan cara Analyze-scale-Reliability Analysis-Scale if item delete-Continue-Ok dan yang terakhir menganilis output atau hasilnya. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen dapat dilihat angka pada Corrected Item-Total Coporrelation yang merupakan korelasi antar skor item dengan skor total. Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to

total correlation ≥ 0,3 dengan jumlah siswa 37 bila nilai hitung r dibawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2011:174).

3.7.3 Uji Validitas Instrumen Tes

Untuk menguji kevalidan soal tersebut, maka peneliti menguji cobakan soal tersebut di SD Negeri 02 Bandungan kelas 5, dengan jumlah peserta tes 37 siswa. Uji validitas ini menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16 dengan teknik Corrected Item Correlation sebesar 0,334. Untuk mencari koefisien korelasinya,

peneliti menggunakan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan

sebesar 95% dengan jumlah siswa (N) 37 siswa, maka nilai rtabel menghitung nilai corrected item total correlation dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic

16. Hasil uji validitas soal kelas V SD Negeri 02 Bandungan ditampilkan pada

(17)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

Indikator Item Soal Valid Soal Tidak

Valid

4. Menentukan soal cerita

(18)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Indikator Item Soal Valid Soal Tidak

Valid

2. Mencari FPB dari bilangan

yang ditentukan sekurangnya dua bilangan dengan

menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor

3. Menyelesaikan masalah yang

(19)

3.8 Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Slameto dalam buku Wardani, dkk (2012: 338) Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Pada umumnya tingkat kesukaran soal berkisar 0 – 1. Tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 0 jika siswa tidak menjawab benar, sebaliknya tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 1 jika semua siswa menjawab benar.

Rumus Kesukaran : B / Js

Keterangan :

B = jumlah siswa yang menjawab benar Js = Jumlah soal

Tingkat kesukaran sebuah soal dapat ditentukan dengan melihat tabel mengenai Rentang Nilai Tingkat Kesukaran yang di bagi menjadi tiga kategori.

Tabel 3.6

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Soal

Interpretasi Kesukaran

0 - 0,3 Sukar

0,31 - 0,7 Sedang

(20)

Tabel 3.7

Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus I Jumlah Kesukaran

Sukar 6

Sedang 18

Mudah 16

Tabel 3.8

Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus II Jumlah Kesukaran

Sukar 8

Sedang 20

Mudah 12

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan teknik untuk mengolah data guna mengetahui keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Data kualitatif dianalisis dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif.

Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa melalui tes kognitif. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk objektif pilihan ganda dan essay.

Hasil ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :

Data Kualitatif

(21)

penilaian dengan rentang nilai antara (4,3,2,1) dengan cara memberi centang (√) pada kolom skala nilai sesuai indikator skor.

Tabel 3.9

Kriteria Ketuntasan Belajar

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

≥ 65 Tuntas

Gambar

Gambar 3.1 : Model Kemmis dan Taggart
Koefisien Reliabilitas Tabel 3.1 Cronbach Alpha
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+4

Referensi

Dokumen terkait

4) use case Penilaian dengan aktor Wali Kelas yang melakukan proses input nilai akademik siswa. Berikut langkah-langkahnya: a) Wali Kelas memilih menu nilai akademik untuk

Sayaseorang yang Ramah, PekerjaKeras, BertanggungJawabdancepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. KritisdanBerpikirLogis, Disiplin,

menyelenggarakan pemilihan umum mempunyai tugas dan wewenang. Adapun tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten di atur dalam Undang-undang. Terkait tugas dan

Dengan kata lain, Schmitthoff menegaskan wilayah hukum perdagangan internasional tidak termasuk atau terlepas dari aturan-aturan hukum internasional publik yang

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang terletak pada variabel bebas yang digunakan yaitu citra negara asal, sedangkan penelitian saat ini

Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa nilai pengorbanan yang dirasakan berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas merek pada pengguna produk

Kedua orang tua, Ibu &amp; Bapak yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, terima kasih atas segala doa, bimbingan dan pelajaran yang telah

Secara umum, unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengilap, mempunyai titik lebur rendah, dapat menghantarkan arus listrik, dapat ditempa, dan dapat menghantarkan