• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL CEGAH KANKER SERVIKS PADA REMAJA MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL CEGAH KANKER SERVIKS PADA REMAJA MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL

CEGAH KANKER SERVIKS PADA REMAJA MELALUI MEDIA

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Disusun oleh:

MARGARETA BUDIWATI

NIM: C0705018

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Desain Komunikasi Visual

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul

“PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL CEGAH KANKER SERVIKS PADA

REMAJA MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”, ini beserta isinya dan

seluruh karya desain yang penulis buat adalah benar-benar karya sendiri, dan penulis tidak melakikan penjiplakan baik seluruhnya maupun sebagian, dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.

Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada penulis, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keaslian karya ini.

Surakarta, 20 Desember 2012 Penulis,

Margareta Budiwati

(5)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

(6)

commit to user

HALAMAN MOTTO

 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga! (Pengkhotbah 9 : 10). Sebab, kalau sudah melakukan yang terbaik, gagal sekalipun tidak akan menyesal.

 Tidak perlu takut akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum

sebab Tuhan telah menyediakannya :’)

(7)

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Semesta Alam, sebab hanya oleh karena pertolongan-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi

Visual dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. M. Suharto, M.Sn; selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

2. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir dan Pembimbing Akademis atas segala tenaga, pikiran, arahan, dan bimbingan selama ini.

3. Hermansyah Muttaqin, M.Sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir atas arahan, bimbingan dan kesabarannya.

4. dr. Siti Wahyuningsih, S.Sos, selaku Kepala DKK Surakarta, atas kerjasama yang baik. 5. dr. Slamet Riyanto, Sp,AK, selaku Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, atas informasi dan kesediaan untuk wawancara.

6. Purwanti, S.Sos, selaku Kepala Bidang Kesehatan dan Promosi, atas kesediaan untuk wawancara dan informasi yang diberikan.

7. Semua pihak dan jajaran yang berada di lingkungan kampus untuk ide, kesabaran, bantuan dan dukungan moral sehingga tugas akhir ini dapat selesai.

Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Surakarta, 20 Desember 2012

(8)

commit to user

D. Metodologi Pengumpulan Data ………. 3

BAB II KAJIAN TEORI A. Tijnauan Kampanye ………... 5

1. Pengertian Kampanye ……… 5

2. Jenis dan Bentuk Kampanye ………. 6

3. Strategi Kampanye ……… 7

4. Tujuan Kampanye ……….. 8

B. Tinjauan Media ……….. 9

1. Pengertian Media ………... 9

2. Jenis Media Periklanan ……….. 9

C. Tinjauan Desain Komunikasi Visual ………. 10

1. Pengertian Desain ……….. 10

2. Pengertian Komunikasi ………. 18

3. Pengertian Visual ……….. 19

D. Tinjauan Kanker Serviks ……… 20

1. Pengertian Kanker Serviks ……… 20

2. Perjalanan Penyakit Kanker Serviks ………. 21

3. Penyebab Kanker Serviks ……….. 23

4. Gejala Kanker Serviks ……… 24

5. Pencegahan Kanker Serviks ……….. 24

E. Tinjauan Remaja ……… 26

1. Pengertian Remaja ……… 26

2. Karakteristik Masa Remaja ……… 29

3. Perkembangan Remaja ……….. 30

4. Remaja dan Keluarga ……… 34

5. Remaja dan Informasi ……… 34

BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Dinas Kesehatan Kota Surakarta ……… 37

1. Tugas Pokok dan Fungsi DKK Surakarta ………. 37

2. Program Unggulan ……… 38

(9)

commit to user

4. Tujuan Pembangunan DKK Surakarta ……….. 39

5. Bagan Organisasi DKK Surakarta ……… 40

6. Struktur Organisasi DKK Surakarta ……….. 41

B. Data Kasus Kanker Serviks di Kota Solo ……….. 48

C. Komparasi/ Pembanding 1. Yayasan Kanker Indonesia ……… 50

2. PT. Avail Elok Indonesia ………... 58

D. Analisis SWOT ……….. 60

E. USP (Unique Selling Prepositions) ………... 61

F. Positioning………... 62

BAB IV KONSEP PEMIKIRAN DESAIN A. Metode Perancangan ……….. 63

B. Konsep Kreatif ……… 64

1. Strategi Visual Verbal ……… 64

2. Strategi Visual nonVerbal ………. 65

3. Alur Komunikasi ……… 67

F. Pemilihan Media dan Media Placement……… 81

(10)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Data Kasus Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim

(11)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Letak Serviks (Leher Rahim) ... 21

Gambar 2 : Perjalanan Penyakit Kanker Serviks ... 22

Gambar 3 : Human Papiloma Virus (HPV) ... 23

Gambar 4 : Tes Pap Smear ... 25

Gambar 5 : Brosur Edukasi Mengenai Kanker Serviks dari Departemen Kesehatan ... 55

Gambar 6 : Seminar “Untukmu Perempuan Indonesia Pameran Karya Seni oleh Seniman Perempuan Indonesia” bersama duta-duta Kanker Serviks ... 56

Gambar 7 : Iklan Koran Kampanye Help X-Out Cervical Cancer ... 56

Gambar 8 : Leaflet yang disebar di klinik bersalin ... 56

Gambar 9 : Kegiatan dari kampanye Help X-Out Cervical Cancer ... 56

(12)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

commit to user

Perancangan Kampanye Sosial

Cegah Kanker Serviks pada Remaja

melalui Media Desain Komunikasi Visual

Margareta Budiwati1

Arief Iman Santoso, S.Sn2 dan Hermansyah Muttaqin, M.Sn.3

ABSTRAK

2012. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi Visual. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang bentuk kampanye dan media Desain Komunikasi Visual yang tepat untuk mendukung kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! bagi kalangan remaja. Kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya bagi kaum wanita. Kanker ini adalah kanker nomor dua yang menyebabkan kematian pada wanita di dunia dan nomor satu di Indonesia. Di Solo jumlah kasus kanker serviks tergolong tinggi dan meningkat setiap tahun. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat kanker serviks adalah penyakit yang tidak sama dengan penyakit kanker lainnya sebab jika terdeteksi lebih awal, dapat disembuhkan 100%. Salah satu penyebab tingginya kasus kanker serviks di Solo adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya jenis kanker yang satu ini. Hal ini disebabkan karena informasi mengenai kanker serviks belum banyak diketahui sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya kanker serviks masih rendah. Oleh karena kebutuhan yang tinggi akan informasi tentang kanker serviks, maka perlu strategi perancangan yang tepat untuk menyampaikannya. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta menjadi lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap informasi kesehatan di kota Solo. Tahun 2012, DKK Solo mempunyai rencana kerja untuk melakukan penanganan khusus terhadap kanker serviks. Mereka akan lebih berkonsentrasi dengan melakukan penguatan-penguatan sosialisasi dan langkah pencegahannya. Guna upaya pencegahan, target yang tepat untuk kampanye ini adalah kalangan remaja putri. Perancangan strategi kampanye dan pemilihan media yang tepat akan mengoptimalkan komunikasi, sehingga pesan dapat diterima dengan baik oleh target audiens. Kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! ini termasuk dalam oriented campaigns yang akan disajikan dalam bentuk kegiatan atau event yang menarik bagi remaja putri, dan disertai pemilihan media yang efektif, meliputi media periklanan lini atas dan lini bawah. Dari pemilihan strategi kampanye dan media tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker serviks sehingga pada akhirnya akan mendorong remaja putri di kota Solo untuk menanggulangi kanker serviks dan berupaya mencegahnya sejak dini.

(14)

commit to user

Social Campaign Design for Adolescent

to Prevent Cervical Cancer

using Visual Communication Media

Margareta Budiwati4

Arief Iman Santoso, S. Sn5 and Hermansyah Muttaqin, M. Sn6

ABSTRACT

2012. This final project is entitled Social Campaign Design for Adolescent to Prevent Cervical Cancer using Visual Communication Media. This project studied how to design an appropriate campaign type and supporting visual communication media. Cervical cancer is a harmful disease for women. It is the second deadliest kind of cancer in the world and the deadliest one in Indonesia to cause women’s death. In Solo, cervical cancer case is high in number and is increasing each year. It is lamentable that actually cervical cancer is different from the others as if it is detected earlier, it can be 100% cured. One of the factors that cause the high rate of cervical cancer in Solo is the lack of knowledge and awareness of its danger among adolescent. The information about cervical cancer is slightly known by them. Because the information of cervical cancer is high required, a strategic design to communicate this information is urgently required. Department of Public Health in Solo is responsible to provide health information in Solo. In 2012, this department has a focused work plan to overcome cervical cancer. They are focusing in spreading information and prevention steps of cervical cancer. As a prevention steps, the target audience of this campaign are young women. The strategic campaign design and the correct media selection can optimize the the way of communication so that the information can be accepted by the audience. This social campaign Prevent Cervical Cancer! Is an oriented campaign. It will be organized as exciting events for young women and will make use of effective media, including advertizing media both in upper and lower sectors. By using this campaign strategy and media, it is hoped that the awareness on the threat of cervical cancer will increase and finally, young women in Solo will be motivated to overcome and prevent cervical cancer early on.

4 Student of Visual Communication Design, Letter and Fine Art, Sebelas Maret University, Student Number: C0705018

(15)

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL CEGAH KANKER SERVIKS PADA REMAJA MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Margareta Budiwati1

Arief Iman Santoso, S.Sn2 Hermansyah Muttaqin, M.Sn.3

ABSTRAK

2012. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi Visual. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang bentuk kampanye dan media Desain Komunikasi Visual yang tepat untuk mendukung kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! bagi kalangan remaja. Kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya bagi kaum wanita. Kanker ini adalah kanker nomor dua yang menyebabkan kematian pada wanita di dunia dan nomor satu di Indonesia. Di Solo jumlah kasus kanker serviks tergolong tinggi dan meningkat setiap tahun. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat kanker serviks adalah penyakit yang tidak sama dengan penyakit kanker lainnya sebab jika terdeteksi lebih awal, dapat disembuhkan 100%. Salah satu penyebab tingginya kasus kanker serviks di Solo adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya jenis kanker yang satu ini. Hal ini disebabkan karena informasi mengenai kanker serviks belum banyak diketahui sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya kanker serviks masih rendah. Oleh karena kebutuhan yang tinggi akan informasi tentang kanker serviks, maka perlu strategi perancangan yang tepat untuk menyampaikannya. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta menjadi lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap informasi kesehatan di kota Solo. Tahun 2012, DKK Solo

1

Mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0705018

2

Dosen Pembimbing I 3

Dosen Pembimbing II

mempunyai rencana kerja untuk melakukan penanganan khusus terhadap kanker serviks. Mereka akan lebih berkonsentrasi dengan

melakukan penguatan-penguatan sosialisasi dan langkah

pencegahannya. Guna upaya pencegahan, target yang tepat untuk kampanye ini adalah kalangan remaja putri. Perancangan strategi kampanye dan pemilihan media yang tepat akan mengoptimalkan komunikasi, sehingga pesan dapat diterima dengan baik oleh target audiens. Kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! ini termasuk

dalam oriented campaigns yang akan disajikan dalam bentuk

(16)

commit to user Indonesia. Menurut data Globocan 2011, sebanyak 37 wanita di Indonesia didiagnosa menderita kanker serviks setiap hari. Dan setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker ini. Sementara di Solo, hasil pemeriksaan tahun 2010 menunjukkan, dua dari 100 ibu rumah tangga di kota ini terjangkit kanker serviks (Harian Suara Merdeka dan Metronews.com, Maret 2010) dan di tahun 2011 lalu, tercatat 134 per 500 ribu penduduk Solo menderita penyakit tersebut (Kepala DKK Surakarta, Siti Wahyuningsih).

Belum banyak penyebaran informasi tentang kanker serviks yang dilakukan melalui kampanye sosial. Salah satu kampanye sosial mengenai kanker serviks yang pernah dilakukan di Indonesia diselenggarakan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang merupakan wadah yang menangani kanker. YKI bersama lima advokasi lainnya dari Asia Pasifik bergabung sebagai anggota koalisi Everything I Can. Koalisi ini terdiri dari National Cancer Institute of Thailand, National Cancer Society Malaysia,

dan Taiwan Counter Contagious Disease Society. Namun, kampanye ini terasa kurang efektif sebab tujuan dari kampanye, yaitu meningkatkan kewaspadaan perempuan di seluruh Asia dan di Indonesia tentang bahaya dari infeksi virus Human Papilloma

(17)

commit to user

Di Solo penanganan kesehatan masyarakat ditangani oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK), termasuk penyakit menular seperti kanker serviks. Tahun 2012, DKK Solo mempunyai rencana kerja untuk melakukan penanganan khusus terhadap kanker serviks. Mereka akan lebih berkonsentrasi dengan melakukan penguatan-penguatan sosialisasi dan langkah pencegahannya. Bersumber dari data kasus kanker serviks yang terus meningkat di Solo, usaha pencegahan memang sangat mendesak untuk dilakukan.

Kanker serviks adalah penyakit yang sulit dideteksi hingga penyakit telah memasuki stadium lanjut. Perkembangan penyakitnya memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi prakanker hingga positif menjadi kanker serviks. Oleh karena itu, untuk menekan korban kanker serviks, maka perlu digalakkan langkah pencegahan dini. Usia remaja merupakan usia yang tepat untuk memulainya. Sesuai dengan perkembangannya, remaja membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk melatih dan mengambil keputusan yang realistis. Mereka perlu dilibatkan dalam kegiatan dan berperan serta dalam pemecahan masalah terhadap pilihan-pilihan yang ada di dunia nyata, seperti seks, merokok, obat-obatan dan sebagainya (Mann dalam Santrock, 2003).

Maka dari itu dibuat perancangan yang berjudul “Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi

(18)

commit to user

B.

Rumusan Masalah

Mengacu pada permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang diacukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang kampanye sosial bagi kalangan remaja untuk pencegahan kanker serviks?

2. Bagaimana merancang media kampanye sosial beserta media pendukung lainnya yang mampu menyampaikan tujuan dan maksud dari kampanye pencegahan kanker serviks ini?

C.

Tujuan

Adapun tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang kampanye sosial bagi kalangan remaja untuk pencegahan kanker serviks.

2. Merancang media kampanye sosial beserta media pendukung lainnya yang mampu menyampaikan tujuan dan maksud dari kampanye pencegahan kanker serviks ini.

D.

Metodologi Pengumpulan Data

(19)

commit to user

1. Wawancara mendalam (in depth interview)

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara yang bersifat terbuka, santai serta dapat dilakukan setiap waktu. Wawancara jenis ini dilakukan dengan pertanyaan yang fokus dan relevan dengan permasalahan. serta dilakukan dengan cara yang tidak formal tapi terstruktur sehingga diharapkan akan lebih banyak mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2. Studi Pustaka

a. Data Internal

Data internal pada perancangan ini bersumber dari data Dinas Kesehatan berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan.

b. Data Eksternal (1) Literatur

Pengumpulan data yang didapat dari buku-buku, artikel dari majalah maupun Koran, data dari internet dan lain-lain.

(2) Dokumentasi

(20)

commit to user

Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi).

Menurut Rogers and Storey (1987), kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu.

Leslie B. Snyder (2002) mengungkapkan “a communications campaign is an

organized communication activity, directed at a particular audience, for a particular

periode of time to achieve a particular goal.” Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. (Rosady Ruslan, 2008: 23).

Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai arti kampanye, yakni:

a. Adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak tertentu,

b. Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipasi,

(21)

commit to user

e. Dalam waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak

f. Adanya penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggungjawab suatu produk kampanye (campaign makers), hal ini menolong khalayak dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.

2. Jenis dan Bentuk Kampanye

Pada dasarnya kegiatan kampanye bertitik tolak untuk memotivasi atau membujuk untuk mencapai tujuan tertentu. Charles U. Larson membagi jenis-jenis kampanye dalam bukunya yang berjudul Persuasion, Reception, and Resposibility

sebagai berikut:

a. Product - Oriented Campaigns

Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru. Misalnya peluncuran provider seluler Flexi – Telkom, pergantian nama National ke Panasonic perubahan logo baru Global TV dan sebagainya.

b. Candidate - Oriented Campaigns

(22)

commit to user

Kampanye ini biasanya memakan waktu relatif pendek dengan keperluan dana yang sangat besar, sementara audiensnya tersebar diseluruh wilayah tertentu dan nusantara. Kampanye Caleg, kampanye pemilu gubernur Tangerang, kampanye pemilihan Presiden-wakil Presiden merupakan contoh-contoh dari kampanye ini.

c. Ideological or Cause - Oriented Campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi pada perubahan sosial (social change campaigns). Contohnya adalah kampanye bidang kesehatan (misalnya AIDS, KB, menyusui dengan ASI). Kampanye lingkungan (misalmya tentang stop pembalakan liar, menggunakan air bersih), kampanye pendidikan (misalnya BOS), kampanye kemanusiaan (misalnya Dompet Peduli Merapi-Mentawai-Wasior, koin Cinta untuk Bilqis) dan lain sebagainya.

Kampanye cegah kanker serviks sejak dini ini juga kampanye yang termasuk dalam ideological or cause - oriented campaigns dengan jenis kampanye sosial.

3. Strategi Kampanye

Pada umumnya strategi kampanye menggunakan pendekatan persuasif. Menurut Michael Pfau & Roxanne Parrot (1993), campaigns are inherently persuasive communication activities, artinya persuasif selalu melekat pada setiap kegiatan kampanye.

(23)

commit to user

proses transaksional diantara dua orang atau lebih dimana terjadi upaya merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis yang pada akhirnya menciptakan perubahan kepercayaan, pandangan, sikap, atau perilaku secara sukarela. (Rosady Ruslan, 2008: 26-27)

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan kampanye dengan pendekatan persuasif terdapat empat hal yang menandai yaitu terdapat dua pihak (komunikan dan komunikator) yang terkait, adanya tindakan mempengaruhi secara sengaja, adanya pesan persuasif yang disampaikan, dan respon sukarela dari penerima pesan. Sementara tujuannya adalah untuk mengubah atau ingin memperteguh sikap, pandangan, kepercayaan, dan perilaku masyarakat secara sukarela sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya.

4. Tujuan Kampanye

Secara umum kampanye bertujuan untuk memberikan kesadaran, pengertian pemahaman, memotivasi, membujuk/ mendidik, mencari dukungan dan mendorong khalayak bertindak sesuai dengan program rencana kampanye dan diharapkan dapat mengubah secara:

a. Kognisi : Dari tidak tahu menjadi tahu

b. Afeksi : dari tidak senang menjadi senang

(24)

commit to user B.

Tinjauan Media

1. Pengertian Media

Media merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan sehingga dapat ditangkap oleh panca indera konsumennya dalam bentuk cetak maupun audio visual (Philip Kotler, 1992 : 56).

Media merupakan saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. (Onong Effendy, 2003: 18)

Menurut John Fiske (1982) media dibagi dalam tiga kelompok utama, yaitu: a. Presentational media – adalah tampilan wajah, suara atau komunikasi tubuh

(anggota tubuh) atau dalam kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan nonverbal dalam komunikasi tatap muka.

b. Representational media– adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur, pertamanan, dan lain-lain. Semua jenis media ini memiliki konvensi estetika baik secara teknis maupun praktik.

c. Mechanical media – adalah radio, televisi, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang digunakan untuk memperkuat dua fungsi media di atas. (Liliweri, 2007 : 147)

2. Jenis Media Periklanan

Dalam dunia periklanan media berkaitan dengan cara penyajian dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Media Lini Atas (Above The Line Media)

(25)

commit to user

(surat kabar, tabloid), media elektronik (tv, radio) dan media luar ruang (papan reklame). (Frank Jefkins 1997: 82)

b. Media Lini Bawah (Below The Line)

Media yang secara tidak langsung bersifat komersil, dan tidak menggunakan sistem pembayaran komisi. Media ini bersifat sebagai penunjang, seperti leflet, brosur, kalender agenda, souvenir dan lain-lain. (Frank Jefkins 1997:135)

c. Media riset

Media riset adalah media khusus (ambient media) yang diciptakan melalui pengadaan riset tentang konsumen dalam kehidupan sehari-hari dengan menampilkan brand-brand produk. Menggunakan media secara luas dan memunculkan sesuatu yang baru (kurang lazim) dan tidak terduga (unexpected), dengan tujuan untuk lebih menarik minat / menjangkau audiens yang lebih banyak lagi. Contoh: pemasangan gambar baju pada nampan untuk iklan sabun cuci dan pemasangan iklan pada lantai dan pintu.

C.

Desain Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain

Desain merupakan aturan dari bagian-bagian ke dalam sebuah koherensi yang menyeluruh. Pada umumnya desain diartikan merancang, menciptakan bentuk yang mengandung kaidah, rasa, nilai artistik dari wujud termaksud. Ada pula yang mengartikannya sebagai berikut: desain adalah rancangan, pola dua maupun tiga dimensional, memilih dan menyusup, memecahkan masalah yang bertujuan menciptakan susunan atau organisasi. (M. Suyanto, 2004:27)

a. Struktur Desain

(26)

commit to user

a.Memenuhi maksud/fungsi dan kaidah estetika b.Sederhana

c.Memenuhi proporsi terencana menurut kegunaannya d.Sesuai dengan material yang digunakan

b. Elemen-elemen Desain

Desain atau rancangan pada dasarnya mempunyai arti sebagai sebuah elemen visual yang dikembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan keperluan pengiklan atau pengemasan. Dapat juga diartikan sebagai usaha deskripsi gagasan bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur-unsurnya yang membentuk wajah suatu benda.

Tata letak atau proses pembuatan layout, adalah merangkai unsur-unsur penunjang menjadi susunan yang menyenangkan dan mencapai suatu tujuan.

Layout juga dapat disebut sebagai bagian seni atau teknik untuk memperindah. Kaitan layout dengan proses pembuatan iklan sangat erat, karena di dalam

layout terdapat elemen-elemen penting yang harus ada sebagai faktor pendukung bagi iklan yang akan dibuat. Elemen-elemen penting tersebut adalah sebagai berikut:

1) Judul

Judul merupakan suatu kata atau gambaran yang dicetak tebal dan besar. Kemudian diletakkan di atas teks (naskah) atau bagian lain dalam sebuah iklan. 2) Ilustrasi

(27)

commit to user

3) Keterangan gambar

Pada bagian ini biasanya menggunakan huruf yang kecil, dan ditempatkan di atas atau di bawah tulisan ataupun ilustrasi yang semuanya berfungsi untuk menerangkan gambar dengan jelas.

4) Naskah (teks)

Materi ini berupa pesan utama yang disampaikan kepada penikmat iklan untuk dapat menarik perhatian masyarakat, yang nantinya diharapkan ingin membeli produk yang ditawarkan tersebut.

5) Logo

Pada hal ini logo mempunyai fungsi yang cukup penting karena mewakili dan sebagai simbol perusahaan yang harus ditonjolkan dalam penyampaian pesan. Karena bila logo tersebut sudah sangat dikenal masyarakat, mereka akan dengan sendirinya memakai produk itu tanpa ada penawaran lebih lanjut.

c. Aspek-aspek dalam Desain

Dalam proses desain terdapat beberapa dasar pokok yang perlu diperhatikan, sebagai pendukung baik tidaknya yang akan dibuat, antara lain:

1) Proporsi

Sesuai dengan arti dari KBBI, proporsi merupakan bagian atau ukuran, yang mana pada bagian atau ukuran tersebut mampu mewakili unsur-unsur garis, warna, pola, bentuk, dan sebagainya.

(28)

commit to user

1)Keseimbangan

Dalam desain, keseimbangan berarti penataan elemen desain dengan pertimbangan keserasian dan juga padanan. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, kecerahan, atau kegelapan warna.

2)Kontras

Kontras adalah perlawanan. Kekontrasan merupakan pertimbangan untuk menyatakan sesuatu yang ingin disampaikan sebagai unsur yang lebih menonjol. Unsur yang lebih menonjol tersebut diharapkan dapat menarik perhatian secara khusus, untuk mengutamakan unsur terpenting dari apa yang ingin disampaikan. 3) Kesatuan

Unsur yang digunakan dalam desain harus memiliki hubungan satu sama lain dalam suatu rancangan, sehingga memberi kesan kesatuan. Kesan tersebut diperoleh dengan pengelompokan unsur-unsur yang memiliki hubungan.

4) Harmoni

Harmoni dalam pembuatan desain dibentuk dengan adanya pembuatan

layout yang memiliki kesatuan, dan secara keseluruhan harus memerhatikan efek kesatuan.

2. Komposisi dalam Desain a. Garis

(29)

commit to user

b. Bentuk

Bentuk merupakan gambaran umum sesuatu atau sesuatu (jalur) yang tertutup. Banyak cara melukiskan bentuk pada permukaan dua dimensi. Salah satu caranya adalah dengan garis. Garis dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk yang datar, seperti lingkaran (bola), elips, silinder, piramid, atau kubus. Bentuk dapat menggambarkan sesuatu yang ingin disampaikan. Misalnya bentuk lingkaran yang menunjukkan kesatuan, segi empat yang menggambarkan kestabilan, piramid terbalik menunjukkan hal yang labil, dll. Bentuk dapat diisi dengan warna, nada, atau tekstur. Bagaimana bentuk tersebut digambarkan akan menampilkan kualitasnya.

c. Warna

Warna merupakan elemen grafik yang sangat kuat dan provokatif. Empat warna bukan hitam putih: CMYK (cyan, magenta, yellow, black) akan meningkatkan efektivitas dan biaya iklan. Dengan demikian, desain yang dirancang sesuai dengan warna yang disukai pasar akan memberikan keunggulan bersaing dalam periklanan. Warna sulit dikendalikan ketika menampilkan pada layar multimedia, baik di televisi maupun di web.

d. Kontras nilai

(30)

commit to user

membacanya. Gunakan nilai kontras. Misalnya, jika tipe tulisan putih, maka layar berwarna hitam. Perbedaan kontras nilai akan memberikan efek yang berbeda baik visual maupun emosional. Jika rentang kontras sempit maka disebut kontras rendah, jika nilai tinggi disebut kontras tinggi.

e. Tekstur

Tekstur merupakan kualitas permukaan atau papan atau kertas atau halaman elektronik. Di dalam seni, tekstur dikategorikan menjadi dua, yaitu tekstur tactile dan tekstur visual. Tekstur tactile adalah nyata. Kita dapat merasakan permukaannya dengan jari kita. Sedangkan tekstur visual adalah ilusi. Tekstur tersebut memberikan impresi yang sederhana dari tekstur yang nyata. f. Sinar

Sinar merupakan unsur yang lebih banyak digunakan untuk mengolah foto. Untuk foto yang kurang jelas sinarnya, perlu adanya penambahan komposisi sinar agar sesuai dengan foto yang diharapkan. Penerapan komposisi sinar sangat beraneka ragam, tergantung dari kebutuhan desainer.

g. Tata letak

Komposisi tata letak merupakan pengaturan elemen desain dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedikit penataan ulang atas elemen-elemen mekanis dalam multimedia dapat meningkatkan kemampuannya menarik perhatian. Misalnya dalam membuat desain brosur, foto-foto akan lebih tepat bila diletakkan di sebelah kiri.

3. Unsur-unsur Pembentuk Desain a. Huruf (tipografi)

Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia desain grafis,

(31)

commit to user

berpendapat: “Tipografi adalah seni memilih huruf dari ratusan jumlah rancangan

atau desain jenis huruf yang tersedia; menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan menandai naskah untuk typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf

yang berbeda.”

Ada yang berpendapat bahwa: “Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok

dan efektif”.

Ada juga pendapat bahwa: “Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur

bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan citra tanpa kesan secara verbal. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik”.

Huruf diberi nama dengan nama penemunya. Gromendel membagi huruf-huruf menjadi 5 kelompok:

a) Roman

Sifatnya serius, kaitnya melengkung. Contoh: Times New Roman.

b) Bodoni

Sifatnya semi serius, agak kaku. Kaitnya tegak lurus. Contoh: Bodoni MT

c) Egyptyan

(32)

commit to user

d) Sans Serif

Kesannya ringan, santai. Tanpa kait. Contoh: Arial

e) Dekoratif

Kesannya feminin, lembut, luwes. Banyak variasinya Contoh: Mischtab Oblivion

b. Ilustrasi

Pengertian ilustrasi adalah gambaran atau wujud lain yang menyertai teks. Ilustrasi dan teks merupakan satu kesatuan dengan tujuan untuk menjelaskan teks. Ilustrasi bisa merupakan hal utama atau tambahan di dalam desain. Ilustrasi juga berfungsi sebagai penerang, penjelas, serta penghias dalam buku sehingga menimbulkan rangsangan dan daya tarik bagi pembaca.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilustrasi dapat mendukung sebuah makna desain, karena iliustrasi dapat menyampaikan kalimat yang panjang sebagai suatu gambar nyata dan punya daya tarik. Sehingga, besar kemungkinan masyarakat akan tertarik untuk memperhatikan iklan, dan akan dapat mengevaluasi iklan tersebut sesuai dengan pengamatannya sendiri.

Ilustrasi terdiri dari ilustrasi gambar bermakna, ilustrasi hubungan tanda, dan ilustrasi simbol. Ilustrasi hubungan tanda adalah ilustrasi yang menggunakan tanda lebih spesifik daripada ilustrasi gambar bermakna. Suatu obyek merupakan tanda dari sesuatu. Penggunaan ilustrasi harus sesuai dan letak yang proporsional dengan elemen desain lainnya.

(33)

commit to user

Warna sebagai pelengkap bagi suatu bentuk sebagai penambah kekuatan daya tarik visual. Kekontrasan warna yang khusus adalah panas dan dingin, cemerlang dan suram, cerah dan redup, saling melengkapi dan saling bertentangan. Setiap pribadi bereaksi secara individual terhadap warna, efek dari suatu warna atau kombinasi yang selalu berlainan.

Warna harus dipakai dalam jumlah yang benar. Satu atau dua warna sudah cukup menonjolkan sesuatu. Pemakaian warna yang terlalu banyak atau terlalu banyak cetakan dalam warna, dapat merusak wajah barang cetakan tersebut.

2. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasiatau dalam bahasa Inggris commnucation berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna. (Onong Effendy, 2003 : 9)

Menurut Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Ia juga menjelaskan istilah komunikasi dengan pertanyaan Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect? Yang artinya, suatu proses yang

menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa. Sementara menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the proses to modify the behavior of other individuals). (Onong Effendy, 2003 : 10)

(34)

commit to user

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu komunikasi terdapat unsur-unsur yang terlibat di dalam prosesnya, yakni:

a. Sumber komunikasi,

b. Pesan komunikasi yang berbentuk verbal maupun nonverbal, c. Media,

d. Penerima atau sasaran yang menerima pesan, e. Efek atau tujuan dan maksud komunikasi.

3. Pengertian Visual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata visual berarti dapat dilihat dengan indra penglihat (mata); berdasarkan penglihatan, bentuk menjadi sebuah pengajaran bahasa (bahasa visual). Dengan arti lain memvisualisasikan adalah menjadikan suatu konsep dapat dilihat dengan indra penglihat.

Ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam proses visual, yaitu: a. Unsur- unsur (elements)

Unsur-unsurnya meliputi elemen visual (realistic, analogic, dan organisasi), elemen verbal (jenis teks/ huruf, ketebalan, ukuran, warna dan sebagainya), dan elemen daya tarik (kejutan, teksture dan interaksi)

b. Pola (Pattern)

Beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhinya antara lain keselarasan dari unsur-unsur, bentuk, keseimbangan, gaya, warna, skema, dan warna menarik .

c. Pengaturan (Arrangement)

Sehubungan dengan penataan layout seperti kedekatan (proximity),

petunjuk (directional), gambar warna (colored elements), gambar dan kontras latar

(35)

commit to user

D.

Tinjauan Kanker Serviks

1. Pengertian Kanker Serviks

a. Kanker

Kanker atau tumor ganas adalah istilah untuk menjelaskan suatu penyakit dimana sel-sel tubuh yang normal berubah menjadi abnormal. Sel-sel abnormal tersebut bermultiplikasi tanpa kontrol, serta dapat menginvansi jaringan sekitarnya; organ yang dekat maupun yang jauh. (Dra. Hartati Nurwijaya, 2010: 5) Ada tiga faktor penyebab utama kanker, yaitu; genetic predisposition

(faktor keturunan), genetic environment, dan interaksi agen-agen infeksi (Palengaris, 2007). Sel kanker juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem limpa.

b. Serviks

Serviks berasal dari bahasa Latin yang artinya leher. Serviks adalah suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). (Makalah Dr. dr. Dwiana Ocviany, SpOG(K), Berbagai Teknik Deteksi Dini kanker Serviks dan Payudara).

(36)

commit to user

Kanker leher rahim terjadi jika sel-sel yang ada di daerah tersebut membelah secara tak terkendali dan menjadi abnormal. Jika sel-sel tersebut terus membelah, maka akan terbentuk massa jaringan yang disebut tumor. Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Jika tumor pada leher rahim menjadi ganas, maka disebut sebagai kanker leher rahim.

2. Perjalanan Penyakit Kanker Serviks

Ilmu kedokteran menggunakan beberapa istilah untuk menggambarkan perubahan pra-kanker, yaitu Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN), dan displasia atau Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS). Berikut gambar dari perkembangan kanker serviks:

(37)

commit to user

Adapaun tingkatannya adalah sebagai berikut: a. Tingkat 0 (CIN III):

Kanker hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang melapisi leher rahim. Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ.

b. Tingkat I:

Kanker telah menyerang leher rahim dibawah lapisan atas dari sel-sel. Itu ditemukan hanya di leher rahim.

c. Tingkat II:

Kanker meluas melewati leher rahim kedalam jaringan-jaringan berdekatan, Meluas ke bagian atas dari vagina. Kanker tidak menyerang ke bagian ketiga yang lebih rendah dari vagina atau dinding pelvic (lapisan dari bagian tubuh antara pinggul).

d. Tingkat III:

Kanker meluas ke bagian bawah dari vagina. mungkin telah menyebar ke dinding

pelvic dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan.

(38)

commit to user

e. Tingkat IV:

Kanker telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain tubuh.

3. Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks disebabkan infeksi virus yang disebut HPV (Human Papiloma Virus). Virus ini bersifat onkogenik (berpotensi menimbulkan kanker) pada saluran reproduksi wanita. Telah diidentifikasi sebanyak 20 tipe yang menjadi penyebab kanker serviks, tetapi paling banyak (70 %) kanker serviks disebabkan tipe 16 dan 18.

Virus papilloma relatif kecil menyerupai bola golf ketika diperbesar dengan mikoroskop elektron. Virus ini dapat menginfeksi seseorang melalui kontak seksual. Bila sudah terinfeksi, seseorang sangat mungkin akan terinfeksi seumur hidupnya sebab tidak ada pengobatan untuk infeksi ini. Meskipun infeksi aktif dikendalikan oleh kekebalan tubuh sehingga bisa tidak aktif selama beberapa waktu, tapi tidak mungkin diprediksi virus tersebut kapan atau apakah akan aktif kembali. (Makalah dr. Slamet Riyanto, Sp,AK, 2010)

Gambar 3: Human Papiloma Virus (HPV)

Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks antara lain:

(39)

commit to user

b. Infeksi herpes genetalis c. Banyak mitra seks d. Merokok

e. Gangguan sistem kekebalan tubuh f. Coitus awal di usia muda ( < 16 th ) g. Pemakaian pil KB

h. Multi paritas ( >3 )

4. Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks memang penyakit yang sangat berpotensi menyerang kaum wanita, tetapi hanya wanita yang telah melakukan hubungan seksual yang dapat menderita penyakit tersebut. Ditambah lagi, gejala yang muncul merupakan keluhan yang bersifat biasa dan tidak khusus sehingga sering terabaikan.

Gejala awal kanker serviks pada stadium lanjut, antara lain: a. Keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan pada umumnya b. Nyeri pada perut bawah

c. Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim d. Pendarahan sesudah mati haid (menopause) e. Seringkali tanpa gejala, dideteksi dengan skrining

5. Pencegahan Kanker Serviks

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah pencegahan faktor penyebab kanker serviks yaitu mencegah terjadinya infeksi HPV baik dengan cara menghindari faktor-faktor yang menyebabkan infeksi HPV dan melakukan vaksin HPV.

(40)

commit to user

Vaksin diberikan dengan suntikan. Suntikan dilakukan 3 kali yaitu disuntik sekarang, bulan depan dan bulan ke-enam. Suntikan vaksin dilakukan di lengan atau di paha.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah menemukan kelainan lesi prakanker dan mengobati lesi prakanker yang ditemukan sehingga kelainan tidak berlanjut menjadi kanker serviks.

Cara yang dilakukan dalam pencegahan sekunder adalah dengan skrining.

Adapun jenis skrining untuk mendeteksi kanker serviks adalah: 1) Pap Smear

Tes pap merupakan pemeriksaan mikroskopis terhadap sel-sel yang diperoleh dari hapusan pada mulut leher rahim. ACS (American Cancer Society) menganjurkan pemeriksaan pap smear 3 tahun setelah hubungan seksual. Bila pada 2-3 kali pemeriksaan pap smear hasilnya normal, maka pemeriksaan pap smear selanjutnya dianjurkan setiap 2 tahun setelah usia > 30 tahun.

(41)

commit to user

2) Tes IVA (Inspection Visual with Acetic Acid)

Tes IVA jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).

Berikut perkembangan remaja menurut Rousseau:

1) Usia 4-5 tahun pertama : masa balita C Tahap ini didominasi oleh perasaan senang (pleasure) dan rasa sakit (pain) serta kebutuhan fisik yang kuat. Pada masa ini anak serupa dengan binatang.

2) Usia 5-12 tahun : masa primitif (savage). Pada masa ini perkembangan sensoris sangat penting untuk melatih ketajaman indra dan ketrampilan anggota-anggota tubuh. Pada masa ini nalar belum berkembang.

3) Usia 12-15 tahun : bangkitnya akal (ratio), nalar (reason) dan kesadaran diri

(self conciousness). Pada masa ini anak memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar terhadap segala sesuatu dan cenderung ingin bereksplorasi.

(42)

commit to user

b. Definisi remaja menurut Dr. Sarlito Wirawan

Indonesia memiliki masyarakat dengan perbedaan suku, adat, dan tingkatan sosial – ekonomi maupun pendidikan. Maka cukup sulit menyimpulkan profil remaja yang seragam secara nasional. Tapi Dr. Sarlito Wirawan membuat pedoman batasan usia remaja di Indonesia yakni, 11 sampai 24 tahun, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik)

2) Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial)

3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (menurut Piaget) maupun moral (menurut Kohlberg)

(43)

commit to user

berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk mencapai kedewasaan.

5) Belum menikah. Seorang yang sudah menikah, usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.

2. Karakteristik Masa Remaja

a. Masa Remaja Sebagai Periode Penting

Usia remaja merupakan periode yang penting sebab pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikologis yang cepat. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah. Perubahan ini berdampak langsung dan jangka panjang, maka dari itu perlu penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan

(44)

commit to user

c. Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan

Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal - hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

d. Masa Perubahan Nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

3. Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja dihasilkan dari proses kegiatan perkembangan biologis, kognitif dan sosio-emosional, sehingga bersifat kompleks.

a. Proses Biologis dan Perkembangan Fisik Remaja

Dalam proses ini meliputi gen yang diwariskan dari orang tua, perkembangan otak, pertambahan tinggi, berat badan, ketrampilan motorik, dan perubahan hormonal pada masa pubertas.

(45)

commit to user

remaja awal. Penentu pubertas meliputi makanan, kesehatan, bawaan, dan massa tubuh. Kematangan fisk yang terjadi ditopang perubahan fisik yang meliputi: 1) Perubahan tinggi dan berat badan

Diawal masa remaja, remaja putri cenderung lebih tinggi daripada remaja putra yang seusianya, tetapi mendekat akhir masa SMP putra mengejar ketinggiannya bahkan lebih tinggi dari remaja putri. Begitu juga dengan alur perkembangan berat badan pada remaja.

2) Kematangan seksual.

Dua hal ini bisa terjadi pada remaja dalam usia yang berbeda. Perubahan fisik ini berpengaruh pada psikologis remaja. Masa ini remaja mulai peduli terhadap penampilan fisik mereka. Terdapat semacam perasaan tidak puas terhadap kondisi fisik yang berubah dan menunjukkan reaksi negatif pada kematangan seksual yang dialami.

b. Proses Kognitif

Pada masa remaja mengalami perkembangan dalam berpikir, intelegensi dan bahasa individu. Perkembangan ini mempengaruhi bagaimana orang untuk membentuk konsep dan penalaran mengenai dunia sosial mereka, termasuk hubungan pribadinya dengan orang lain.

Menurut Piaget terdapat tahap-tahap perkembangan kognitif dari masa perkembangan anak sampai usia remaja. Tahap yang dialami pada masa remaja adalah tahap Pemikiran Operasional Formal.

Ciri tahap pemikiran operasional formal:

(46)

commit to user

2) Meningkatnya pemikiran tentang pemikiran itu sendiri

3) Pemikiran yang penuh dengan idealisme dan kemungkinan-kemungkinan (hipotesis), namun dalam tahap akhir dari pemikiran ini, remaja mulai menguji hipotesis-hipotesis yang dibuat. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.

4) Mengalami perkembangan penggunaan bahasa.

5) Perkembangan ketrampilan menulis. Pada tahap ini remaja mulai mampu menghasilkan tulisan yang baik, berstrukrur hierarkis sehingga dapat dipahami oleh pembaca

6) Perkembangan kemampuan bercakap-cakap.

7) Egosentris. Pada masa ini remaja tidak memiliki kemampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Menurut Elkid (Santrock, 2003), salah satu bentuk cara berpikir egosentris adalah personal fabel, yaitu keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam.

c. Proses Sosio-emosional

(47)

commit to user

meledak secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun terjadi kebalikannya mereka mengatakan tidak terlalu merasa khawatir. Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka diperlakukan seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa mendongkol, menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras. Hal yang juga cukup mengemuka yaitu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap mereka yang memiliki materi lebih.

Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan terhadap jenis kelamin yang berlainan dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang dewasa diluar keluarga dan lingkungan sekolah. Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa difahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku remaja. Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual, mereka yang tadinya tidak menyukai keterlibatan lawan jenis menjadi menyukai pertemanan dengan lawan jenis.

(48)

commit to user

4. Remaja dan Informasi

Pemrosesan informasi menitikberatkan pada bagaimana cara orang menganalisa berbagai sumber informasi dalam lingkungannnya dan memahami pengalaman-pengalaman yang dialami. Hal tersebut mencakup bagaimana informasi masuk ke dalam benak seseorang, bagaimana informasi tersebut disimpan dan diolah, bagaimana informasi tersebut ditarik keluar untuk dipergunakan dalam berpikir dan memecahkan masalah.

Perkembangan proses informasi yang terjadi pada remaja meliputi: a. Kecepatan pemrosesan

Remaja memproses informasi lebih cepat, memiliki kapasitas pemrosesan yang lebih besar. Menurut Case (Santrock, 2003) remaja memiliki lebih banyak sumber kognitif yang tersedia karena meningkatnya otomatisasi, kapasitas pemrosesan dan keakraban dengan materi pengetahuan.

b. Perhatian dan ingatan

Perhatian merupakan fokus terhadap suatu hal. Remaja lebih perhatian dari pada anak-anak. Remaja mempunyai kemampuan lebih dalam hal peningkatan kecepatan pemrosesan, otomatisasi dan kapasitas.

(49)

commit to user

Strategi yang dilakukan untuk mengingat suatu informasi adalah dengan mengelompokkan obyek dalam kategori-kategori tertentu.

c. Pengambilan keputusan

Dalam pengambilan keputusan usia remaja cenderung menelaah situasi dari berbagai sudut pandang, menciptakan pilihan-pilihan, memperkirakan konsekuensi dari suatu keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber (Mann dalam Santrock, 2003). Meskipun begitu, pengambilan keputusan yang dilakukan remaja jauh dari pengambilan keputusan orang dewasa.

Remaja membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk melatih dan mengambil keputusan yang realistis. Mereka perlu dilibatkan dalam kegiatan dan berperan serta dalam pemecahan masalah terhadap pilihan-pilihan yang ada di dunia nyata, seperti seks, merokok, obat-obatan dan sebagainya (Mann dalam Santrock, 2003).

d. Berpikir kristis

Aspek yang terdapat dalam berpikir kristis diantaranya menggali makna suatu masalah secara lebih mendalam, berpikir terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda, dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang diyakini dan yang akan dilakukan.

Perubahan kognitif yang memungkinkan peningkatan pemikiran kritis pada remaja, antara lain adalah:

1) Meningkatnya kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pemrosesan informasi, sehingga mampu untuk tidak dialihkan pada stimulan yang lain,

2) Bertambah luasnya isi pengetahuan mengenai berbagai bidang,

(50)

commit to user

4) Semakin panjang rentang dan spontannya penggunaan strategi untuk menerapkan atau memperoleh suatu pengetahuan, seperti perencanaan, mempertimbangkan berbagai pilihan, dan pemantauan kognitif.

(51)

commit to user

36

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Dinas Kesehatan Kota Surakarta merupakan salah satu organisasi publik yang bertugas mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat kota Surakarta. Dengan arti lain Dinas yang beralamat di Komplek Balaikota Jl. Jendral Sudirman No. 2 Surakarta ini merupakan motor penggerak utama yang akan mendorong masyarakat Surakarta untuk hidup sehat. Pembentukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta berdasar pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perusahaan, Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Adapun identifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

a. Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

b. Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta 1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan; 3) Penyelenggaraan promosi kesehatan;

4) Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; 5) Penyelenggaraan upaya kesehatan;

(52)

commit to user

7) Penyelenggaraan dan pembinaan teknis rumah sakit dan kesehatan khusus; 8) Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan, minuman dan obat

tradisional;

9) Penyelenggaraan regristasi, akreditasi dan ijin praktek; 10)Pencegahan dan Pemberantasan penyakit;

11)Peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan; 12)Peningkatan kesehatan ibu dan anak;

13)Pembinaan kesehatan remaja dan usia lanjut; 14)Penyelenggaraan sosialisasi;

15)Pembinaan jabatan fungsional;

16)Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

2. Program Unggulan

a. Sistem Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (PKMS) b. Puskesmas Rawat Inap untuk 3 Puskesmas

c. Layanan Puskesmas Sore semua Puskesmas

d. Program Peningkatan Mutu Puskesmas dengan program sertifikasi ISO 9001 e. Layanan Klinik Infeksi Menular Seksual di 2 Puskesmas

f. Rujukan ke klinik VCT

g. Layanan Klinik Konsultasi Kesehatan Remaja & Program kurikulum KRR di SLTP

h. Layanan Kunjungan Ahli Anak & Obsgyn ke Puskesmas i. Program regristasi dan sertifikasi kematian

j. Sistem Informasi Kesehatan Daerah

(53)

commit to user

3. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

a. Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Sesuai dengan Tugas Pokok dan fungsinya visi DKK adalah penggerak pembangunan kesehatan guna terwujudnya budaya hidup bersih dan sehat serta mutu pelayanan menuju Solo Sehat.

b. Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

1) Memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

2) Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan

3) Meningkatkan kinerja dan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

4) Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntable.

4. Tujuan Pembangunan Kesehatan Kota Surakarta

Tujuan Pembangunan Kesehatan Kota Surakarta adalah:

a. Meningkatnya pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat dengan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif

b. Meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, swasta, organisasi profesi dan dunia usaha guna memenuhi ketersediaan sumber daya

c. Meningkatkan penatalaksanaan pembangunan kesehatan yang efektif, efisien dan akuntabel

(54)

commit to user

5. Bagan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Bagan1: Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta Sumber: Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008.

(55)

commit to user

6. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Dinas kesehatan Kota Surakarta mempunyai organisasi yang terstruktur untuk mendukung kinerja dinas supaya lebih efektif dalam penambilan keputusan utnuk menentukan arah organisasi. Berikut tugas-tugas dari struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta:

a. Kepala Dinas

Tugas Pokok: Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah ditetapkan.

b. Sekretariat

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretariat membawahkan berikut ini:

1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan pelaporan

Tugas Pokok: Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengorganisasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan meliputi; koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di lingkungan dinas.

2) Subbagian Keuangan

(56)

commit to user

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian

Tugas Pokok: Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi; pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan dinas.

c. Bidang Promosi Kesehatan

1) Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, manajemen informasi kesehatan, dan pengembangan promosi kesehatan.

2) Program Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat:

a) Meningkatnya ketersediaan media promosi kesehatan (spanduk, leaflet, buku saku NAPZA, dialog interaktif).

b) Meningkatnya rumah tangga dengan tatanan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) utama dan paripurna menjadi 63%.

c) Meningkatnya SD dengan tatanan PHBS utama dan paripurna menjadi 100%.

d) Meningkatnya SLTP dengan tatanan PHBS utama dan paripurna sebesar 30%.

(57)

commit to user

3) Permasalahan Program Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat:

a) Masih rendahnya ketersediaan media promosi kesehatan. Untuk kanker serviks sendiri hanya terdapat sebuah brosur dari Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

b) Masih rendahnya cakupan rumah tangga PHBS strata utama dan paripurna. c) Masih rendahnya cakupan penyuluhan.

d) Belum seluruh penduduk terlindungi asuransi kesehatan. 4) Sumber Dana Promosi Kesehatan:

Sumber dana promosi kota Solo adalah dana APBD kota. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 34.821.002.709,- , dengan biaya belanja langsung sebesar Rp. 12.733.683.709,-. Sementara anggaran untuk promosi Rp. 88.340. 000,00. 5) Fasilitas Media Promosi Milik Pemerintah Kota:

Media komunikasi milik pemerintah Kota Solo disediakan secara gratis (tanpa pajak) untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat kota Solo. Adapun berberapa fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:

a) Siaran radio di RRI

b) Enam titik media lini atas (baliho): depan kecamatan Jebres, proliman Komplang Banjarsari, terminal jalur Bis Tertonadi, area pintu keluar Balaikota, arah Bekonang-Semanggi, dan Nonongan (arah masuk Solo Baru).

c) Materi mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja masuk dalam kurikulum belajar.

(58)

commit to user

6) Bidang Promosi Kesehatan membawahkan berikut ini: a) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, meliputi; menggerakkan peningkatan peran serta masyarakat, organisasi sosial, organisasi profesi, institusi pendidikan dan dunia usaha serta memacu tumbuhnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. b) Seksi Manajemen Informasi Kesehatan

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen informasi kesehatan meliputi: pengembangan sistem informasi kesehatan dan kehumasan. c) Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan promosi kesehatan, meliputi pemberian fasilitas dan mengembangkan kegiatan advokasi, promosi kesehatan demi terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

7) Promosi yang pernah dilakukan

Dalam hal peningkatan kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surakarta lebih sering melakukan penyuluhan-penyuluhan di unit pelaksanaan teknis dinas (UPTD) Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit mengenai tema yang berkaitan dengan kanker serviks yaitu kesehatan reproduksi remaja.

(59)

commit to user

memberikan info berupa selebaran yang tersedia di UPTD namun dengan jumlah terbatas.

Gambar 5: Brosur Edukasi Mengenai Kanker Serviks dari Departemen Kesehatan.

d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan penanggulangan KLB, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan membawahkan berikut ini:

1) Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa, meliputi; penyelenggaraan survailans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular, penyelidikan epidemiologi kejadian luar biasa.

2) Seksi Pengendalian Penyakit

(60)

commit to user

penyelenggaraan upaya pengendalian penyakit menular, upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular.

3) Seksi Penyehatan Lingkungan

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan meliputi; penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, penyehatan lingkungan pemukiman, tempat-tempat umum, industri, penyehatan tempat pengolahan makanan minuman, tempat-tempat pengolahan pestisida dan pengawasan kualitas air minum dan air bersih.

e. Bidang Upaya Kesehatan

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelayanan kesehatan, kefarmasian, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan, dan akreditasi dan registrasi. Bidang Upaya Kesehatan membawahkan berikut ini:

1) Seksi Pelayanan Kesehatan

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelayanan kesehatan meliputi; penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengembangan sarana/fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, penunjang medik dan medik spesifik, mengembangkan dan memantapkan norma dan standard pedoman pelayanan kesehatan serta mengembangkan dan memantapkan pelayanan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan.

(61)

commit to user

pembinaan dan pelaksanaan di bidang farmasi, makanan,minuman dan perbekalan kesehatan meliputi; pelaksanaan pembinaan mutu keamanan obat, sediaan farmasi, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan.

3) Seksi Akreditasi dan Registrasi

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akreditasi dan registrasi meliputi; pelaksanaan proses penerbitan dan penerbitan perijinan, kelayaan, pengawasan dan akreditasi terhadap upaya penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan (medik dan penunjang medik) dan tenaga kesehatan, usaha farmasi, industri rumah tangga pangan dan usaha lain di bidang kesehatan serta pemberian rekomendasi perijinan rumah sakit.

f. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, dan kesehatan remaja dan lansia. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat membawahkan berikut ini:

1) Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan KB

Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesehatan ibu, anak dan KB, meliputi; penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan pengendalian upaya pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

2) Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat

Gambar

Tabel 2: Prediksi Biaya ...................................................................................
Gambar 1 : Letak Serviks (Leher Rahim)
Gambar 2 : Perjalanan Penyakit Kanker Serviks
Gambar 4 : Tes Pap Smear
+6

Referensi

Dokumen terkait

Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum)... memperlihatkan

Industri musik (khususnya musik Minang) begitu banyak melahirkan bintang- bintang berbakat yang mampu berkarya dan bersaing di pasaran. Seperti yang dapat dilihat, semakin

Individu dengan efikasi diri yang tinggi dalam menentukan pilihan bidang minat karir akan memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat membuat penilaian diri dengan tepat yaitu

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa karakteristik scouring yang terjadi pada kaki model struktur terumbu buatan tipe

Kesimpulan berdasarkan plot-plot dan diagram bifurkasi sebelumnya pada simulasi ini adalah pengubahan nilai kapasitansi saluran pada shunt capacitance mempengaruhi

(3) KAP atau Cabang KAP yang dikenakan sanksi pembekuan izin, apabila masa pembekuan tersebut telah berakhir dan akan memberikan jasanya kembali, pemimpin atau pemimpin

Berdasarkan hasil angket dan pengukuran yang telah dilakukan mengenai pengaruh pemberian tayangan video motivasi terhadap motivasi bertanding atlet UKM Softball UPI

3 .Evaluasi program kerja unit dilakukan tindak lanjut, tetapi.. Dohtmen evaluasi program leerja unit dilakukan dengan analisis tindak lanjut dan dituniukkan bukti