• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahaya Rokok Bagi Kesehatan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bahaya Rokok Bagi Kesehatan (2)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia

Dosen Mata Kuliah: Sumiyati Saadah, M.Si Astri Yuliawati, M.Si

Disusun Oleh

Alvian Mohamad Zein (1122060007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama tiada kata yang indah yang patut kami ucapkan mengawali tulisan ini selain ucapan puji dan syukur kepada Allah SWT karena kami menyadari bahwa hanya karena limpahan rahmat dan karunia-Nya juga sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. penyusun juga menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu menyelesaikan makalah ini.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat dalam proses belajar-mengajar khususnya mata kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia sebagai bagian dari rangkaian kegiatan pembelajaran Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran selanjutnya dan dapat menjadi bahan referensi bagi penyusunan makalah yang relevan dan juga dapat memberikan informasi kepada pihak pembaca, khususnya kepada penyusun sendiri mengenai Bahaya Rokok Bagi Kesehatan.

Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kekeliruan atau ada kata-kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Saya juga menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan dalam penulisan makalah selanjutnya. Terlepas dari semua itu, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Desember 2015

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan...3

BAB II: BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN...4

A. Orang Mulai Merokok...4

B. Tiga Bahan Rokok yang Paling Berbahaya...7

C. Bahaya Rokok terhadap Kesehatan...9

D. Dampak Bagi Perokok Pasif...13

E. Upaya Penanggulangan Bahaya Rokok...14

BAB III: PENUTUP...16

A. Kesimpulan...16

B. Saran...16

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang tidak berhenti merokok. Banyak penyakit telah terbukti merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak perokok yang mengalami kesulitan untuk menghentikan kebiasaannya merokok. Merokok adalah sebuah kebiasaan, perilaku hidup seseorang. Banyak yang berpendapat dengan merokok, mereka mendapatkan ketenangan, segala masalah yang ada terasa menjadi ringan dengan menghisap rokok. Padahal tanpa disadari merokok dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh terutama kesehatan paru-paru. Kebiasaan merokok juga telah cukup banyak mempengaruhi masyarakat dinegeri kita, kebiasaan merokok dikalangan remaja juga cukup memprihatinkan.

Dewasa ini rokok semakin gencar meluas di berbagai tempat. Banyak negara– negara industri yang menilai bahwa merokok telah menjadi perilaku yang secara sosial dianggap kurang biasa untuk diterima. Hal ini adalah hasil penyuluhan yang intensif, bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah, melainkan oleh pihak lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak perusahaan-perusahaan.

Di negara berkembang, penyuluhan tentang bahaya merokok belum dilaksanakan secara intensif. Hal ini selain karena industri rokok merupakan sumber pemasukan bagi negara dan sumber kesempatan kerja, juga karena di sebagian besar negara – negara sedang berkembang, dana untuk ini walaupun ada, sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan rokok untuk memasarkan rokok. Industri rokok melaksanakan secara agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup modern, masyarakat terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.

(6)

apabila sering menghisap tembakau tersebut. Kemampuan kapasitas paru-paru tiap orang sangat berbeda-beda, salah satu faktor yang membedakannya adalah usia.

Selain faktor usia, merokok juga sangat berpengaruh pada kemampuan paru-paru seseorang. Bagaimana kemampuan paru-paru perokok aktif? Kemampuan paru-paru seorang perokok aktif apabila seseorang merokok dalam jumlah yang banyak dalam sehari (12-16) batang perhari maka perlahan-lahan kemampuan paru-paru akan semakin lemah dan lama-kelamaan akan tidak dapat berfungsi lagi sampai menyebabkan resiko kematian.

Diketahui sebagian besar kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang, dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar pula resiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru yang disebabkan oleh zat yang terhirup di tempat bekerja, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga perokok.

Umumnya tidak ada satu pun organ di dalam tubuh yang tidak terpengaruh oleh asap rokok, karena hampir semua bagian tubuh bisa rusak oleh rokok. Hal ini karena di dalam satu batang rokok mengandung lebih dari 3000 senyawa kimia yang beberapa diantaranya termasuk racun dan sewaktu-waktu bisa menyebabkan kanker. Resiko terkena kanker paru tidak hanya dari perokok aktif saja tetapi bisa dari perokok pasif. Meningkatnya resiko terkena kanker paru juga bisa disebabkan menghirup sisa asap rokok di rumah atau dilingkungan orang yang merokok. Lebih besar resiko yang diterima oleh perokok pasif dibandingkan perokok aktif yang membuat pernafasan akan tersumbat dan terganggu sehingga kemampuan alat vital paru-paru akan rusak.

Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok dengan berlebih. Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang mengkonsumsi rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang akan diderita oleh orang yang merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, atas dasar realita inilah penulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul “Bahaya Rokok Bagi Kesehatan”

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa orang mulai merokok ?

2. Apa saja kandungan bahan yang berbahaya dalam rokok? 3. Bagaimana bahaya rokok bagi kesehatan?

(7)

5. Bagaimana upaya penanggulangan bahaya rokok?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui mengapa orang mulai merokok.

2. Untuk mengetahui kandungan bahan berbahaya dalam rokok. 3. Untuk mengetahui bahaya rokok bagi kesehatan.

(8)

BAB II

BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN

A. Orang Mulai Merokok

Kata “rokok” memang sudah tidak asing lagi didengar. Kita mengenal rokok bisa dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan adanya berbagai media mulaidari surat kabar, televisi, radio, baliho-baliho yang terpampang megah di jalan besar sampai pada internet pun yang serara besar-besaran telah mempromosikan barang yang sesungguhnya memberikan dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok (09 Desember 2015), “rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah dan dibakar pada salah satu ujungnya, kemudian dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain”. Pandangan ini tentunya sudah menjelaskan secara keseluruhan karakteristik dari sebuah rokok pada umumnya.

Setelah mengenal rokok, sebagian orang ada yang masih penasaran dan ada juga yang masa bodoh dengan adanya rokok. Orang yang masih penasaran memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal ini sama apabila seseorang masih penasaran dengan rokok, tentunya mereka akan mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Menurut Jeanne (1996:153) biasanya orang mulai merokok karena orang lain merokok. Hal ini pada umumnya akan berdampak sangat cepat menyerang anak-anak. Tentunya mereka mulai merokok karena meniru dari orang terdekat, yaitu orang tuanya yang merokok atau saudara yang diam-diam merokok. Selain itu, karena faktor lingkungan dan teman-teman di sekelilingnya yang telah merokok dan terbiasa dengan merokok, maka seorang anak mulai bisa merokok. Umumnya, anak-anak melakukan hal ini karena mereka beranggapan bahwa dengan merokok akan membuat mereka dipandang sudah dewasa dan pemberani. Jika seseorang telah mencoba menghisap rokok, biasanya lama-lama hal ini akan berkembang menjadi suatu kebiasaan.

Pertanyaan besar yang muncul jika memang bahaya merokok sudah diketahui, mengapa masih ada orang yang merokok ? Kalau diperhatikan, hampir semua perokok dewasa telah memulai aktivitas merokoknya sebelum mereka cukup dewasa untuk mengetahui betul tentang apa itu rokok dan bagaimana bahayanya terhadap kesehatan. Kini mereka pun sudah terbiasa merokok dan mereka merasa sulit untuk menghentikannya.

(9)

mereka benar-benar menikmatinya sewaktu merokok, mereka menjadi ketagihan terhadap rokok sehingga tanpa adanya rokok hidupnya terasa hampa, mereka menjadi terbiasa untuk menghisap rokok agar dapat merasa santai, merokok telah menjadi suatu kebiasaan dan merokok merupakan penopang bermasyarakat.” Namun, penjabaran yang diberikan Sue Armstrong ini pada umumnya bukanlah alasan orang untuk mulai merokok. Beberapa orang merasa terangsang jika merokok, namun ada pula yang merokok karena ingin tenang dan merasa terbebas dari rasa takut dan gelisah. Ada pula merokok karena ingin lebih akrab dengan teman-teman yang mengharuskan merokok dalam suatu kelompok.

Tabel 1.Rata-Rata Jumlah Batang Rokok Dalam Sehari, Lama Merokok Dan Derajat Merokok di PT X Provinsi Sulawesi Selatan 2007

Variabel

20-Nov 5 19,23 13 32,50 18 27,27

Total 26 100 40 10 66 100

Kelompok perokok

Bukan perokok 30 53,57 72 64,29 102 60,72

Ringan 6 10,71 21 18,75 27 16,07

Sedang 15 26,79 18 16,07 33 19,64

Berat 5 8,93 1 0,89 6 3,57

Total 56 100 112 100 168 100

Sumber: Tandiabang, Darius, dkk. 2010. Risiko kebiasaan merokok terhadap gangguan fungsi Pendengaran pekerja di PT. X provinsi sulawesi selatan. Jurnal MKMI, Vol 6 No.4

(10)

pendengaran terdapat 30 responden (53,57 %) adalah bukan perokok, 6 responden (10,71%) merupakan perokok ringan, 15 responden (26,79%) perokok sedang, dan 5 responden (8,93%) merupakan perokok berat. Sedangkan 112 responden lainnya yang tidak mengalami gangguan pendengaran, terdapat 72 responden (64,29%) adalah bukan perokok, 21 responden (18,75%) merupakan perokok ringan, 18 responden (16,07%) perokok sedang, dan 1 responden (0,89%) adalah perokok berat.

Menurut Sofyan & Willis (1999) Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja:

1. Pengaruh orang tua.

Anak-anak dengan orangtua perokok cenderung akan merokok dikemudian hari, hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh karena dua hal: Pertama, karena anak tersebut ingin seperti bapaknya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua, karena anak sudah terbiasa

dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain disaat kecil mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak gampang saja beralih menjadi perokok aktif.

2. Pengaruh teman

Lingkungan teman sebaya memberikan sumbangan efektif sebesar 93,8% terhadap munculnya perilaku merokok pada remaja. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa semakin banyak dukungan teman untuk merokok dapat mendorong seseorang untuk semakin menjadi perokok.

3. Faktor kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

4. Pengaruh iklan.

Reklame atau iklan tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh lebih kuat daripada pengaruh orangtua dan teman, dalam penelitian menegaskan bahwa sekitar 52,6% remaja mendapatkan informasi tentang rokok dari iklan terutama iklan di media elektronik.

(11)

Pada saat ini, peningkatan kejadian merokok tidak hanya terjadi pada remaja laki-laki. Begitupun dengan wanita, wanita yang merokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka menentang dan mandiri.

6. Faktor Lingkungan

Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk merokok, faktor-faktor yang menyebabkan remaja untuk merokok lebih dipengaruhi oleh anggapan apabila mereka merokok :

a) a.Mereka akan terlihat dewasa.

b) b. Menunjukkan bahwa mereka lebih independen. c) c. Mereka akan cepat bersosialisasi.

d) d. Menyesuaikan diri dengan teman-teman perokoknya. e) e. Meningkatkan rasa percaya diri mereka.

7. Faktor Regulatori

Peningkatan harga jual atau diberlakukannya cukai yang tinggi, diharapkan dapat menurunkan daya beli masyarakat terhadap rokok. Selain itu pembatasan fasilitas merokok dengan menetapkan ruang atau daerah bebas rokok diharapkan dapat mengurangi konsumsi. Akan tetapi kenyataannya masih terdapat peningkatan kejadian mulainya merokok pada remaja, walaupun telah banyak dibuat usaha-usaha untuk mencegahnya.

B. Tiga Bahan Rokok yang Paling Berbahaya

1. Nikotin

Menurut Jeanne Mandagi, (1996 :152) nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi kadang-kadang bisa meradang. Ditambahkan pula oleh Sue Armstrong (1991 : 7) bahwa nikotin merupakan bahan kimia yang tidak berwarna dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal. Kedua pendapat ini memberikan penjelasan tentang dampak nikotin pada tubuh dan karakterisiknya. Hal ini tentunya tergantung pada jumlah dan keadaan fisiologis serta psikologis orangnya. Dalam jumlah besar, nikotin sangat berbahaya, yaitu antara 20 mg sampai 50 mg nikotin dapat menyebabkan terhentinya pernapasan.

(12)

Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan ketagihan. (Jeanne Mandagi, 1996 :152). Seperti yang kita ketahui bahwa nikotin mempunyai pengaruh menenangkan.

Pendapat lain menambahkan, Hans Tjandra. “Merokok dan Kesehatan” dalam. http//:www.compas.co.id nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Oleh karena itu, semakin banyak rokok dihisap, semakin hebat jantung dipacu. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

Gambar 1. Zat yang terkandung dalam rokok 2. Karbon Monoksida

(13)

kita perlu oksigen untuk membakar makanan yang disimpan dalam jaringan tubuh untuk memberikan energi. Selanjutnya, efek dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan menyempit dan mengeras sehingga akhirnya dapat mengakibatkan peyumbatan.

“Satu batang rokok yang dibakar mengandung 3-6 % karbon monoksida dan dalam darah kadarnya mencapai 5%. Pada orang yang bukan perokok, kadarnya adalah 1%. Perokok dengan kadar karbon monoksida 5% ke atas mendapat serangan 3 kali lipat dibanding dengan bukan perokok. Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan mempermudah para perokok menderita penyakit penyempitan dan penutupan pembuluh darah dengan akibat-akibatnya”. (Jeanne Mandagi, 1996: 152). Seandainya saja para perokok mengetahui hal ini, tentunya mereka tidak akan memberikan kesempatan pada sebuah penyakit untuk dapat memasuki tubuhnya.

3. TAR

Lebih dari 2000 zat kimia baik berupa gas, maupun partikel padat terkandung dalam asap rokok. Diantara zat-zat tersebut ada yang mempunyai efek karsinogen. Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan nikotin dan tetesan-tetesan cairannya. Sebatang rokok menghasilkan 10-30 mg tar. Cerutu dan rokok pipa justru menghasilkan tar yang lebih banyak. Tar merupakan kumpulanberbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun yang ditambahkan pada tembakau dalam proses pertanian dan industri sigaret serta bahan pembuat rokok lainnya. Jeanne Mandagi, (1996 : 152). Oleh karena itu, kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker karena tar mempunyai efek karsinogen.

C. Bahaya Rokok terhadap Kesehatan

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok memang mengganggu kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.

(14)

Sementara 10.000 orang lainnya meninggal dalam 20 tahun kedua (1971-1991) sejak penelitian itu sampai tahun 1990 ada sekitar 50 juta orang meninggal akibat kebiasaan merokok. Sedangkan dari tahun 1995 sampai tahun 2000 diperkirakan ada setidaknya 15 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Doll dan Hill melaporkan penyakit yang disebabkan oleh merokok, antara lain : kanker paru, kanker esophagus, kanker saluran nafas lainnya, bronchitis kronik, dan emfisema, penyakit jantung paru. Weir dan Dunn melaporkan penelitian terhadap 68.153 laki-laki dan mendapatkan risiko yang lebih tinggi pada perokok untuk mendapatkan kanker paru, kanker mulut, kanker laring, kanker esophagus. Penyakit lain yang berhubungan dengan merokok ialah ulkus peptikum, emfisema, aneurisma, arteriosclerosis (Umam, Chaerul. 2013).

Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang-kurangnya 25 jenis penyakit, diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara, kanker paru, penyakit saluran pernapasa kronik, stroke, osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic, emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan kerusakan mata. Diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Penyakit Kanker Paru

Terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan kanker paru sebab penyebab utama dari penyakit ini adalah rokok. Bahkan Chaerunnisa. “Bahaya rokok bagi kesehatan paru”. http//:lifestyle.okezone.com yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paruparu. Oleh karena itu, kebiasaan merokok harus dihentikan. Mengingat tidak adanya obat yang manjur untuk menyembuhkan kanker paru, tetapi obat-obatan dan oksigen yang diperlukan hanya untuk meringankan gejalanya saja.

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paruparu. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.

(15)

Terdapat pula hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama rokok, dengan timbulnya kanker paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Tar juga berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru pada perokok mencapai 1030 kali lebih sering.

2. Penyakit Jantung Koroner

Banyak orang mengira bahwa kanker paru merupakan bahaya terbesar akibat merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung koronerlah yang jauh lebih berbahaya. Menurut Hans Tjandra. “Merokok dan Kesehatan”. http//:www.compas.co.id. banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Dengan demikian, merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit jantung koroner tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer sebagaimana akibat yang dihasilkan karbon monoksida.

Efek rokok terhadap jantung dapat dijelaskan melalui efek kimia. Ada dua zat yang dianggap mempunyai efek yang besar yaitu CO (Karbon Monoksida) dan nikotin. Efek berkepanjangan dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan terganggu, menyempit dan mengeras sehingga dapat mengakibatkan penyumbatan.

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 24 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap. Faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.

Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Pembuluh darah yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

(16)

Penyakit stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat

mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul ratarata dalam 8 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS. 4. Penyakit Mulut

Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, esophagus, laring, dan rongga mulut. Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produkproduk rokok yang dibakar dan dhiisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit. (Gklinis. “Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut”. 2004. http://info.gizi.net). Memang terdapat keterkaitan yang erat antara merokok dengan kesehatan mulut karena aktivitas merokok dimulai di mulut. Merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur.  Pengaruh merokok terhadap lidah.

Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Di sini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

 Pengaruh merokok terhadap gusi.

Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusiberdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

 Penebalan mukosa (selaput lendir) akibat merokok.

(17)

Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga aktivitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila aktivitas seluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi praganas di dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 36%. Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput lendir) ini. Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi praganas) sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi. Biasakan memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali meskipun tidak mengalami keluhan dan yang paling penting adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu konsultasi dengan dokter.

 Noda Atau Stain Karena Tembakau.

Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil pembakaran tembakau yang berupa tar. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian dalam dan sukar untuk dihilangkan.

D. Dampak Bagi Perokok Pasif

Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap bahwa merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan urusan pribadi. Asap rokok tidak hanya berpengaruh kepada perokok aktif, tetapi juga mengotori udara sekitar.

(18)

sendiri yang labil. Mereka yang peka sebagai perokok pasif terutama adalah bayi dan anak-anak. Risiko yang akan diterima perokok pasif antara lain dapat mengalami kanker paru dan penyakit jantung, masalah pernapasan termasuk radang paru dan bronchitis, sakit atau pedih mata, bersin, batuk-batuk, dan sakit kepala.

Di samping itu, perokok pasif juga mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap berbagai penyakit, 30 % penyakit jantung dan 25% kanker. Bagi ibu hamil yang merokok akan mengalami pengaruh buruk antara lain akan mengalami keguguran, pendarahan, bayi lahir prematur, bayi meninggal/meninggal setelah lahir, bayi lahir dengan berat badan rendah (lebih rendah dari normal) dan bayi sering sakit.

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok selain mempengaruhi kesehatan, juga akan mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif. Dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

E. Upaya Penanggulangan Bahaya Rokok

(19)

keluarga/orangtua. Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusidiskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolahsekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan Yang disampaikan meliputi:

a. Meskipun orangtua Anda merokok, Anda tidak perlu harus meniru, karena Anda mempunyai akal yang dapat dipakai untuk membuat keputusan sendiri.

b. Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya Anda mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.

c. Anda tidak harus ikut merokok hanya karena teman-teman Anda merokok. Anda bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.

Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain. Bagi mereka yang susah untk menghentikan kebiasaan merokok ini, kadang-kadang akan mengalami frustasi, mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi. Adanya jalan tengah untuk menyikapi hal ini memungkinkan mereka boleh merokok tiga sampai lima batang sehari, tetapi mereka harus sedapat mungkin mengendalikan faktor-faktor risiko lainnya. Mereka bisa ditolong dengan mengunyah permen bila dorongan untuk merokok timbul.

(20)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis sampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia hanya untuk mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif dan sebagainya. Banyak penyakit yang muncul akibat dari rokok dan kebiasaan merokok. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sebagian dari penyakit ini, tetapi obat yang ada hanya untuk meringankan gejalanya saja. Oleh karena itu, terdapat upaya untuk penanggulangan bahaya rokok ini antara lain dengan upaya penerangan dan penyuluhan khususnya bagi generasi muda, upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok, dan menguyah permen bagi perokok yang susah mengentikan kebiasaan merokoknya.

B. Saran

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Jakarta : Arcan

Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing

Sofyan S. Willis.1999. Remaja Dan Masalahnya. Jakarta. PT Ghalia Indonesia.

Tandiabang, Darius, dkk. 2010. Risiko kebiasaan merokok terhadap gangguan fungsi Pendengaran pekerja di PT. X provinsi sulawesi selatan. Jurnal MKMI, Vol 6 No.4 Umam, Chaeul, M. 2013. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Tingkat Kesegaran

Jasmani Atlet Bolabasket Putra Tim Porprov Kota Tegal Tahun 2013 [Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Gambar

Tabel 1.Rata-Rata Jumlah Batang Rokok Dalam Sehari, Lama Merokok Dan Derajat
Gambar 1. Zat yang terkandung dalam rokok

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh terapi wudhu sebelum tidur terhadap kejadian insomnia pada usia lanjut di Dusun Tilaman Wukirsari Imogiri

Pangkur Jenggleng Ayom-ayem terdapat berbagai perbedaan dengan penyajian pada umumnya dan terkesan menyimpang dari pakem yang ada, akan tetapi keberadaannya masih

• Klien menggunakan internet untuk meminta informasi dari server Web tertentu pada komputer jarak jauh dan server mengirimkan kembali informasi yang diminta ke klien

Interpolasi untuk nilai x yang lain memerlukan jumlah komputasi yang sama karena tidak ada memerlukan jumlah komputasi yang sama karena tidak ada bagian komputasi sebelumnya yang

Unil now, there are sill limited numbers of publicaion available on the prevalence of gonorrhea infecion among HIV posiive paients in Indonesia; therefore this study

Untuk projek KL-SG HSR, Seksyen 4 (Akta 486) akan diwartakan bagi koridor HSR berkelebaran purata 500 meter bagi membolehkan pihak MyHSR Corp atau kontraktor yang dilantik

PKS Sungai Buaya Mill menggunakan sistem grounding TN-C (Terre-Neutral- Combined). Yang mana besar ketidakseimbangan tergolong diatas standard yang sudah ditetapkan

Nilai DO di stasiun I dan II lebih tinggi kemungkinan disebabkan waktu pengambilan sampel dan arus, stasiun ini memiliki arus deras yang dapat membantu proses