• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KESUKSESAN PERUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KESUKSESAN PERUS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ENTREPRENEURSHIP

GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KESUKSESAN

PERUSAHAAN

Disusun oleh:

Ivan Heru Saputra

1.31.13.017

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KESUKSESAN PERUSAHAAN

Oleh:

Ivan Heru Saputra (NIM. 13113017)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Pemimpin merupakan seseorang yang mampu mengarahkan setiap organisasi maupun sebuah tim kerja kepada tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh gaya pemimpin untuk memimpin, jadi sebagaimana pemimpin tersebut mendapatkan simpatik dari para anggotanya, karena dengan tujuan menciptakan suasana kerja sama yang nyaman.

Kualitas manusia berpengaruh terhadap maju atau hancurnya perusahaan, ini di karenakan rendahnya kualitas tingkah laku manusia yang berada di dalam perusahaan tersebut. Untuk itu diperlukan adanya suatu manajemen yang baik. Karena hakikatnya Manajemen sumber daya manusia merupakan seseorang yang dapat menyusun langkah-langkah perencanaan, penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun organisasional.

(3)

DAFTAR ISI COVER

ABSTRAK...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3 Manfaat Bagi Masyarakat...3

BAB II LANDASAN TEORI...7

2.1 Pengusaha...4

2.1.1 Wiraswasta...5

2.1.2 Wirausaha...5

2.2 Kepemimpinan...7

2.3 Fungsi Kepemimpinan...8

2.4 Peranan Kepemimpinan...9

2.5 Tipe-Tipe Kepemimpinan...10

2.6 Model Kepemimpinan...14

2.7 Tanggung Jawab Dan Wewenang Kepemimpinan...16

BAB III PROSES DAN HASIL...18

3.1 Menentukan Gaya Kepemimpinan...18

3.2 Penyesuaian Gaya...20

3.2 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Sukses Bisnis...21

(4)

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat pesat, banyak bertumbuhan pengusaha-pengusaha baru sehingga berdampak pada persaingan antar pengusaha semakin ketat. Banyak cara yang dilakukan oleh para pengusaha untuk menang dari persaingan dalam membuka usaha, masing-masing dari mereka berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai dari produksi, pemasaran, keuangan, karyawan dan juga pembenahan di dalam organisasi perusahaan, maka dari itu para pengusaha harus pintar-pintar memenuhi tuntutan beroperasi seefektif dan seefisien mungkin agar dapat bertahan dan menang terhadap para pesaingnya.

Seiring dengan banyaknya persaingan di antara pengusaha, dampak positifnya pengusaha tersebut mendapatkan banyak pelajaran dari persaingan tersebut, kemudian ketika mendirikan perusahaan maka pengusaha tersebut dapat bertahan dan dapat berkembang membangun perusahaannya menjadi skala yang lebih besar. Tumbuhnya skala perusahaan akan menimbulkan meluasnya kegiatan-kegiatan, seperti proses produksi, distribusi, dan lain-lain sehingga diperlukan banyak perubahan dari dari sisi manajemen perusahaan. Karena semakin besar skala perusahaan maka semakin besar pula masalah yang dihadapi sehingga memerlukan manajemen perusahaan yang baik dan yang handal.

Kompleksitas masalah yang dihadapi perusahaan akan menimbulkan banyak pendapat dari orang-orang yang berada di dalam perusahaan tersebut, hal ini mengakibatkan sulitnya mendapatkan titik terang saat perusahaan mendapatkan masalah, maka dibutuhkan satu orang yang dapat memimpin dan menghimpun semua pendapat yang disampaikan

(6)

perusahaan

(7)

2

merupakan suatu unsur yang menentukan berkembangnya perusahaan, gagal atau berhasilnya suatu perusahaan ditentukan oleh gaya kepemimpinan suatu pemimpin. Tanpa melupakan peranan penting dari unsur-unsur perusahaan lainnya, pemimpin merupakan komponen dasar yang penting dari setiap perusahaan, maka dari itu pemimpin dituntut memiliki gaya kepemimpinan dimana ia dapat bekerjasama dan dapat meminimalisir apa permasalahan yang berada di dalam kelompok kerja sehingga dapat mencapai tujuan utama perusahaan.

1.2 Identifikasi Masalah

Kerja sama yang baik diantara para karyawan merupakan kunci kesuksesan perusahaan untuk menjadi perusahaan besar, namun kerja sama antara karyawan dan pimpinan merupakan aspek terpenting yang tidak dapat dilupakan, kerja sama antara pimpinan dan karyawan harus ditingkatkan agar tercipta suatu kerja sama yang serasi, dimana masing-masing dari mereka dapat saling menghormati, saling mengerti akan hak dan kewajibannya, dan dapat bekerjasama dalam menjalani roda perusahaan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan, diperlukan pemimpin yang dapat mengatur dan berinisiatif untuk menghasilkan suatu pola kerja yang konsisten, agar saat mendapatkan masalah, bawahannya dapat menyelesaikan masalah bersama agar tidak keluar jalur dari tujuan utama perusahaan.

(8)

bagaimana gaya cara ia memimpin. Apabila telah sesuai dengan penilaian para bawahannya maka menimbulkan kenyamanan dari bawahannya untuk bekerja sama dengan pemimpin, sehingga berdampak produktivitas kerja yang meningkat dan akhirnya akan terjadi integrasi dengan jabatan atau perusahaannya.

1.3 Manfaat bagi Masyarakat

Tema yang di angkat dari karya ilmiah ini membahas tentang bagaimana hubungannya antara suatu perusahaan dan pemimpin, jadi sedikit banyaknya akan membahas tentang bagaimana cara gaya memimpin suatu perusahaan agar mencapai tujuan bersama, di dalamnya akan mengupas berbagai hal peranan pemimpin dalam menciptakan produktivitas perusahaan.

Dengan mengetahui peran pemimpin di dalam perusahaan diharapkan bisa menjadi pengetahuan bagi pembaca sebagai referensi jikalau kelak akan membangun sebuah perusahaan berskala besar, dengan mengetahui bagaimana cara menjadi pemimpin diharapkan pembaca dapat mengimplementasikan langsung kelapangan untuk terjun menjadi pemimpin, tidak mesti di suatu perusahaan namun bisa di dalam organisasi, sehingga pembaca dapat mendapatkan pengetahuan dalam mempengaruhi pemikiran anggotanya untuk bersama-sama mencapai cita-cita tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan.

(9)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengusaha

Pengusaha adalah seseorang atau sekelompok tim yang melakukan kegiatan usaha kemudian menghasilkan suatu barang atau jasa. Pengusaha pun melakukan kegiatannya dengan tujuan mendapatkan penghasilan berupa uang atau barang guna mencapai kemakmuran hidup, ketekunan dan keuletanlah yang termasuk ciri pengusaha yang memiliki tekad mencapai kemakmuran hidup. Artinya kalau berbicara seorang pengusaha, tidak jauh dari kegiatan usaha untuk mencapai keuntungan baik langsung maupun tidak langsung.

Dalam melakukan sebuah usaha seorang pengusaha tidak bisa menjalankan bisnisnya sendiri, ia membutuhkan sebuah tim yang handal di bidangnya agar menjadi tenaga kerja dapat menjalankan roda bisnis yang dilakukannya. Apabila seorang pengusaha sukses tersebut telah memiliki perusahaan yang cukup besar, tenaga kerja ahli sangat penting untuk ikut berperan dalam menyelesaikan masalah yang semakin banyak, maka dari itu dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan handal dalam bidangnya.

Tidak hanya berbicara tentang tim pengusaha pun ada yang bisa menjalankan roda bisnisnya seorang diri, biasnya pengusaha tersebut belum memiliki usaha yang berskala besar namun cenderung berskala kecil, sehingga untuk menangani kegiatan bisnisnya ia masih bisa menanganinya sendiri, namun jika usaha yang dijalankannya semakin berkembang kemungkinan besar pengusaha tersebut akan sulit menanganinya seorang diri maka pengusaha tersebut tetap membutuhkan tenaga kerja untuk membantu pekerjaannya.

(10)

Pengusaha bisa di bedakan dari perkembangan usaha yang dilakukannya, ada usaha yang dapat berkembang ada pula usaha yang tidak berkembang, pengusaha yang berkembang mampu mengembangkan usahanya dengan pemikiran yang kreatif dan maju sehingga setiap kegiatan yang dilakukan usahanya selalu berorientasi ke depan, sedangkan pengusaha yang usahanya diam di tempat atau tidak berkembang pengusaha tersebut tidak memiliki gagasan-gagasan yang baru untuk mengembangkan usahanya, bisa di lihat pengertian pengusaha menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014: 26) adalah orang yang dapat di kategorikan sebagai Wiraswasta atau Wirausaha (teori ekonomi modern), bila usahanya stagnan atau tidak berkembang maka pengusaha tersebut disebut sebagai Wiraswasta sedangkan bila usahanya tumbuh, berkembang dan maju maka pengusaha tersebut disebut sebagai Wirausaha. Jadi pengusaha dapat di bedakan menjadi wiraswasta yaitu usahanya yang tidak berkembang, dan wirausaha yang usahanya berkembang atau biasa di sebut dengan entrepreneur.

2.1.1 Wiraswasta

Wiraswasta dalam arti singkat seseorang yang tidak bisa mengembangkan usahanya dikarenakan ia berdiri sendiri untuk menjalankan usahanya, namun wiraswasta memiliki jiwa yang tangguh dalam menjalani usahanya, pengertian wiraswasta menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:26) adalah orang yang berjiwa pejuang, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dan landasan berdiri di atas kaki sendiri.

2.1.2 Wirausaha

(11)

6

berjiwa kreatif dan inovatif yang mempu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaannya unggul.

Dari pengertian sebelumnya digambarkan pengusaha sebagai seseorang yang menjalankan usaha dan menghasilkan sesuatu berupa barang atau jasa, baik usahanya dapat berkembang atau tidak itu ditentukan oleh usaha dari pengusaha itu sendiri, berikut sifat-sifat yang dapat menggambarkan pengusaha secara umum:

1. Selalu mencari cara untuk mendapatkan penghasilan baik berupa uang maupun barang untuk menunjang kehidupannya.

2. Selalu menciptakan persaingan baru di dunia bisnis, dengan bermunculan pengusaha baru tentunya bisnis baru banyak bermunculan sehingga persaingan bisnis semakin ketat.

3. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:26) berjiwa pejuang, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha.

4. Berjiwa pemimpin, normalnya pengusaha bisa menjadi pemimpin dalam tim, karena mempunyai pemikiran yang dapat mempengaruhi pemikiran orang-orang dalam tim. 5. Sifatnya tidak mau kalah dalam arti ia tidak ingin kalah bersaing dalam persaingan

bisnis.

6. Memiliki sifat percaya diri, sifat yang dimiliki pengusaha untuk bisa menentukan langkah atau tindakan.

7. Berani mengambil risiko, untuk menentukan langkah menjadi pengusaha tentunya seseorang sudah mengerti apa risiko terburuknya ketika melangkah untuk mendirikan usaha.

(12)

2.2 Kepemimpinan

Banyak pendapat dari berbagai macam ahli tentang defensi kepemimpinan, namun umumnya didefinisikan pada pola perilaku yang dilakukan orang seseorang untuk mempengaruhi pemikiran seseorang sehingga dapat menuruti apa yang di perintahkan orang tersebut. Pendapat para ahli dapat di simak tentang definisi kepemimpinan pada beberapa kutipan, diantaranya Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:346) Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, menginstruksikan atau memengaruhi orang lain atau organisasi untuk melaksanakan suatu tugas atau tujuan organisasi. Berdasarkan defensi dari kedua ahli di atas, kepemimpinan dapat disimpulkan sebagai seseorang yang dapat mengatur dan berinisiatif untuk menghasilkan suatu pola kerja yang konsisten, dan mampu mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerjasama saat mendapatkan masalah, sehingga tidak keluar jalur dari tujuan utama perusahaan.

Kepemimpinan merupakan salah satu ciri pengusaha, pengusaha memiliki sifat kepemimpinan karena telah terbentuk dari pola pemikiran pengusaha itu sendiri, sebelum menjadi pengusaha sukses tentunya pengusaha tersebut sebelumnya memulai bisnisnya dengan pemikiran sendiri sehingga tanpa disadari pola fikir kepemimpinan terbentuk karena pengusaha tersebut memiliki banyak cara untuk membuat usaha itu sukses, maka terlahir dengan sendirinya sikap mempengaruhi orang lain di dalam sebuah perusahaan, serta memiliki sifat yang supel terhadap orang lain. Seperti penjelasan sifat kepemimpinan oleh Eddy Soeryanto Soegoto (2014:29) dimana sifat kepemimpinan memiliki sifat berjiwa

(13)

8

2.3 Fungsi Kepemimpinan

Pemimpin dalam artian luas adalah seseorang yang dapat mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang hingga seseorang tersebut dapat di ajak kerja sama dengan pemimpin tersebut, untuk mempengaruhi seseorang pemimpin yang baik harus memiliki sikap yang baik pula, yaitu yang tidak menganggap orang lain sebagai bawahan sehingga pemimpin semena-mena memerintah orang tersebut, karena itu bisa mempengaruhi rasa peduli seseorang untuk bekerja sama dengan pemimpin tersebut, namun pemimpin harus memiliki sifat yang bisa menjadi contoh bagi bawahannya, seperti ramah, sopan, dan tidak semena-mena memerintah.

Dalam perusahaan pemimpin sangat berpengaruh terhadap arah dari tujuan perusahaan maka dari itu pemimpin diharuskan bisa membuat tim yang kompak dan dapat bekerja sama secara tim, untuk mencapai keinginan seperti itu pemimpin memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Penerjemah pendapat

Tidak di pungkiri dalam sebuah tim banyak pemikiran dan gagasan yang berbeda-beda, di sinilah fungsi utama pemimpin harus bisa menerjemahkan akan gagasan-gagasan agar mendapatkan suatu kebijaksanaan dan keputusan untuk bisa melakukan kegiatan.

2. Sebagai pengadil

Seperti di jelaskan oleh Eddy Soeryanto Soegoto (2014:347) tanggung jawab keadilan terletak di tangan pemimpin dengan keahliannya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Pemimpin harus memiliki keahlian sebagai pengadil karena saat terjadi dua gagasan berbeda pemimpin harus bisa menjadi penengah agar tidak timbul berdebatan hingga perselisihan.

(14)

Masalah yang timbul dalam berorganisasi tidak hanya timbul karena perbedaan pendapat, namun masalah seperti proses kerja pun sering timbul, maka dari itu sebelum menjadi pemimpin setidaknya kita memahami bahkan ahli dalam bidang yang dipimpinnya, karena ketika datang masalah pada proses kerja pemimpin bisa menjadi pemberi nasihat pada anggota agar bisa memecahkan masalah tersebut. 4. Sebagai pemberi inspirasi

Pemimpin harus bisa memberikan saran dan inspirasi kepada anggota dengan kemahirannya berkomunikasi, Seperti di jelaskan oleh Eddy Soeryanto Soegoto (2014:348) pemimpin yang pandai berkomunikasi dan publistik sehingga dapat memberikan inspirasi kepada orang lain.

2.4 Peranan Kepemimpinan

Menurut pendapat Eddy Soeryanto Soegoto (2014:384) pemimpin yang baik harus bisa memberikan suatu manfaat bagi orang lain, maka peranan pemimpin harus bisa memajukan orang-orang lain berikut cara-caranya yaitu :

1. Apresiasi

Beri pujian terhadap hal-hal positif yang dilakukan karyawan anda. Pujian dan kehangatan secara personal akan membangkitkan sengat berprestasi karyawan.

Studi menujukan bahwa pengakuan memiliki dampak positif pada kinerja, baik sendiri maupun di kombinasikan dengan penghargaan keuangan. Menggabungkan penghargaan keuangan angan nonkeuangan hampir dua kali lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan penghargaan tersebut secara terpisah.

2. Harapan dan optimisme

Pemimpin yang bijak akan mewariskan perubahan dengan penuh sengat. Berikan harapan dan optimisme bahwa hari esok akan lebih baik lagi.

(15)

10

Berikan pengetahuan dan cara-cara baru kepada karyawan anda agar mereka dapat mengatasi masalah pekerjaan dan bekerja dengan lebih baik lagi. Jadikan kehadiran anda membantu karyawan lebih percaya diri.

4. Keteladanan

Sikap anda yang rendah hati, kepemimpinan anda yang kuat dan tegas namun “cool” bisa menjadi teladan yang baik.

5. Inspirasi

Pemimpin tidak haus melakukan perubahan sampai hal-hal yang kecil. Cukup memberikan inspirasi maka staf anda anak menjabarkan dan melaksanakan lebih lanjut.

2.5 Tipe-Tipe Kepemimpinan

Tidak semua pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang sama, ini dapat dilihat dari ciri-ciri pemimpin tersebut dalam memperlakukan anggotanya, peran serta dalam kegiatan tim, cara mengambil keputusan dan lain sebagainya, tipe-tipe pemimpin menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:351-353) di bedakan menjadi 6, berikut tipe-tipe tersebut:

1. Tipe Otokratis

Ciri-cirinya antara lain:mengandalkan kepada kekuatan/kekuasaan. a. Menganggap dirinya paling berkuasa

b. Keras dalam mempertahankan prinsip c. Jauh dari para bawahan

d. Perintah diberikan secara paksa 2. Tipe Laissez Faire

Ciri-cirinya antara lain:

(16)

b. Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan

c. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan d. Tidak mempunyai wibawa

e. Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik 3. Tipe Paternalistik

Ciri-cirinya antara lain:

a. Pemimpin bertindak sebagai bapak

b. Memperlakukan bawahan seperti orang yang belum dewasa c. Selalu memberikan perlindungan

d. Keputusan ada di tangan pemimpin 4. Tipe Militeristik

Ciri-cirinya antara lain:

a. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal b. Menggunakan sistem komando/perintah

c. Segala sesuatu bersifar formal

d. Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku 5. Tipe Demokratis

Ciri-cirinya Antara lain:

a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi b. Bersifat terbuka

c. Bawahan di beri kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru d. Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat e. Menghargai potensi individu

(17)

12

Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak delman pengambilan keputusan . dalam tipe ini keputusan ada di tangan pemimpin.

Dari berbagai macam tipe-tipe kepemimpinan ada kelebihan dan kekurangannya, berikut tiga jenis kepemimpinan kelebihan dan kekurangannya:

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan ini adalah :

a. Dengan ketegasan dari gaya kepemimpinannya, tipe ini bisa di terapkan pada perusahaan yang memiliki karyawan yang kurang disiplin, sehingga dapat tercipta kerangka kerja yang sesuai harapan pemimpin.

b. Tanggung jawab sepenuhnya pada satu orang, hal positifnya keputusan dapat di ambil tanpa banyak perdebatan

Kekurangannya adalah :

a. Dengan tipe yang mempunyai pendapat sendiri, sehingga bawahannya tidak ikut serta dalam memecahkan masalah sehingga bawahan tidak bisa belajar dari masalah yang di hadapi.

b. Karena keseringan di perintah maka kurangnya inisiatif bawahan untuk melaksanakan suatu pekerjaan

c. Bawahan merasa tidak nyaman karena pemimpin menekan bawahannya. 2. Gaya Kepemimpinan Demokrasi (Demokratis)

Kelebihan dari gaya kepemimpinan ini adalah :

(18)

b. lebih bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.

c. Bawahan diberi kebebasan berpendapat sehingga bawahan bisa menyalurkan ide-ide kreatif dan timbul rasa inisiatif.

d. Lebih siap jika diberi wewenang jabatan yang lebih tinggi karena telah terasah keterampilannya saat menjalakan pekerjaan.

e. Bawahan dapat membantu pemimpin dalam menghadapi persoalan, jadi dapat saling mengisi kekurangan.

f. Banyaknya interaksi antara bawahan dan atasan sehingga mengurangi ketegangan di dalam kelompok dan mengurangi perdebatan yang menimbulkan konflik.

Kekurangannya adalah :

a. Tipe kepemimpinan ini antara bawahan dan atasan harus sering berkomunikasi, sehingga harus banyak membutuhkan koordinasi dan komunikasi agar tidak terjadi miskomunikasi.

b. Banyaknya pendapat berdampak pada waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan.

c. Diperlukan adanya rasa menghargai dan toleransi pada kedua belah pihak karena jika tidak dapat menimbulkan perbedaan pendapat.

3. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Kelebihan dari gaya kepemimpinan ini :

a. Bawahan dapat secara bebas mengembangkan inovasinya, sehingga rasa kreativitasnya dapat tersalurkan sehingga dapat membuat gagasan baru bagi perusahaan .

(19)

14

Kekurangannya adalah :

a. Namun jika terlalu di beri kebebasan maka ada kemungkinan terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku bagi bawahan, jika sudah terjadi dapat terganggunya proses kerja sehingga akan menimbulkan keterlambatan waktu dari berbagai kegiatan perusahaan

b. Pemimpin sering sibuk sendiri dengan tugas-tugas mengakibatkan bawahannya jarang berjumpa sehingga rasa kerja sama dengan pemimpin agak kurang. Kurang kontrolnya dalam kegiatan perusahaan banyak peluang bawahan untuk membuat permasalahan yang besar dalam perusahaan.

Dilihat dari tipe-tipe kepemimpinan di atas banyak perbedaan yang sangat menonjol jika dilihat dari ciri-cirinya, itu merupakan gaya kepemimpinan yang bisa membuat maju atau mundurnya suatu tim atau organisasi, hal tersebut tentu harus di sesuaikan dengan keadaan para anggotanya, apakah anggotanya bisa menerima gaya kepemimpinan yang di terapkan ataukah tidak, karena jika dipaksakan nanti banyak permasalahan yang timbul dikarenakan para anggotanya kurang peduli sehingga tidak bisa dilakukan kerja sama sebagai sebuah anggota dalam tim atau organisasi.

2.6 Model Kepemimpinan

Model kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam proses ia memimpin, baik dari gaya, perilaku dan cara-cara pemimpin berfikir dalam mengambil keputusan. Berbagai model kepemimpinan dibedakan berdasarkan gaya memerintah, mengambil keputusan dan gaya berkomunikasi. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:353-355) model kepemimpinan dibagi menjadi 5 diantaranya:

(20)

Pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri. Ciri kepemimpinan yang menonjol adalah ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.

Pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perharian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

2. Model interaksi Atasan-Bawahan

Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seorang bergantung pada integrasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut memengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan

Seorang akan mengambil pemimpin yang efektif, apabila:

 Hubungan atasan bawahan dikategorikan baik.

 Tugas yang harus di kerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi.

 Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat 3. Model situasional

Efektivitas kepemimpinan seseorang bergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan – bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah:

 Memberi tahukan, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya,

 Menjual, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kran jelas.

 Mengajak bawahan ikut serta, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.

 Melakukan pendelegasian. Pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

(21)

16

Pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menujukan jalan pada bawahan dengan memberi kejelasan tugas dan perhatian atas kepentingan dan kebutuhan bawahannya.

5. Model peran serta bawahan

Model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan yang harus disesuaikan dengan struktur tugas yang akan dilaksanakan bawahanya.

Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaina ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Beruk dan tingkat [heran serta bawahan tersebut, “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang dipecahkan melalui pengambilan keputusan.

Model kepemimpinan membantu seorang calon pemimpin untuk menentukan cara ia memimpin suatu sekumpulan orang, agar dapat terbentuknya suatu kerja sama dan menyanggupi perintah pimpinan dengan tujuan mencapai visi dan misi organisasi tersebut.

2.7 Tanggung Jawab dan Wewenang Kepemimpinan

Pemimpin memiliki peranan penting dalam melaksanakan tanggung jawab dan wewenang dalam menjalankan perusahaan, berikut beberapa tanggung jawab yang harus dimiliki pemimpin :

a. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:354) memberi tahukan. Pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.

(22)

dasar pengambilan keputusan.

c. Pemimpin harus bisa mengapresiasi kinerja bawahannya dengan memberikan hadiah jika berprestasi.

d. Eddy Soeryanto Soegoto (2014:354) Melakukan Pendelegasian. Pemimpin Melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahanya

e. Menghilangkan masalah yang ada pada perusahaan

f. Mampu memberikan arahan atas hasil penilaian yang dilakukan pemimpin kepada bawahannya, agar tercipta keefektifan dalam melaksanakan pekerjaan.

g. Memberikan perhatian kepada bawahan, yaitu bertanggung jawab atas seluruh kegiatan agar kegiatan tersebut efektif dan bersinergi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarkan kutipan di atas, tanggung jawab adalah suatu wewenang yang harus bisa di jalankan oleh pemimpin, intinya pemimpin harus bisa mengarahkan karyawan atau anggotanya serta dapat bekerja sama agar dapat melaksanakan tugasnya yang telah di tentukan.

(23)

BAB III

PROSES DAN HASIL

3.1 Menentukan Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan menentukan kesuksesan suatu perusahaan, karena gaya kepemimpinan sangat berpengaruh pada proses kerja yang dilakukan oleh sebuah kelompok, gaya kepemimpinan juga menentukan rasa peduli para anggota terhadap pimpinannya, karena sewajarnya kepedulian seorang anggota kepada pemimpin menentukan komunikasi kerja saat akan bekerja sama. Pemimpin memiliki wewenang agar para anggotanya dapat mematuhi apa perintahnya, tentu tidak bisa dengan paksaan namun harus dari kesadaran anggotanya tersebut, maka tugas seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi pikiran anggotanya agar dapat di ajak bekerja sama.

Untuk menentukan gaya kepemimpinan tentunya harus di sesuaikan dengan perusahaan yang di dirikan, penyesuaian tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam cara memimpin, karena memimpin tidak seolah-olah memerintah namun memimpin harus dapat berkomunikasi kemudian mempengaruhi pikiran para anggotanya, karena dalam berorganisasi memiliki sebuah tujuan yang harus dicapai bersama dengan para anggotanya. Seperti di jelaskan pada uraian teori sebelumnya banyak gaya kepemimpinan dengan cara yang berbeda-beda, seperti gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter dan lain-lain. Untuk menentukan gaya kepemimpinan yang cocok kita harus paham akan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan karena faktor-faktor-faktor-faktor tersebut bisa menjadi gambaran struktural cara memimpin, berikut faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan.

(24)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan:: 1. Faktor Kemampuan Personal

Kemampuan seseorang bisa terbentuk dari lingkungan keluarga ataukah lingkungan pergaulan, namun ada juga karena potensi sejak pemimpin dilahirkan ke muka bumi. Kehebatan suatu pemimpin bila jiwa pemimpin itu terbentuk sejak ia lahir, karena dengan bakatnya yang alami akan semakin terasah dengan lingkungan yang banyak mengedukasi tentang kepemimpinan, namun hal tersebut bisa berbalik jika jiwa pemimpin tersebut tidak bisa dikendalikan, karena bisa berdampak buruk terhadap lingkungan bermasyarakat, sudah banyak contohnya suatu tokoh yang memiliki jiwa pemimpin namun tidak bisa mengontrolnya maka orang tersebut bisa menjadi preman, itu sangat tidak di benarkan karena kepemimpinannya bisa di pergunakan untuk menindas orang. Namun tidak bisa di remehkan juga kemampuan kepemimpinan yang terbentuk karena di asah karena bisa jadi gaya kepemimpinannya bisa membuat kesuksesan suatu tuan.

2. Faktor Jabatan

Jabatan adalah wewenang yang diberikan karena kepercayaan untuk menempati jabatan tersebut, itu bisa karena prestasi yang telah di capai oleh orang tersebut. Jabatan berpengaruh terhadap pengaruh pada perusahaan, jika di di ibaratkan ada dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak memiliki jabatan maka akan kalah pengaruhnya terhadap tim.

3. Faktor Situasi

(25)

20

Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini bukan suatu hal yang menentukan keberhasilan sebuah tim satu-satunya, bisa jadi para anggota dalam tim memiliki pemikiran yang lebih maju dibanding pimpinannya sendiri, kemudian gaya kepemimpinan bukan hal yang mutlak harus di turuti, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki keunggulan masing-masing. perbedaan situasi atau keadaan tertentu maka dibutuhkan juga gaya kepemimpinan yang otoriter yang dapat memanajemen bawahannya, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih baik. Dalam penerapannya tinggal kita bagaimana memilih gaya kepemimpinan yang cocok bila diterapkan di suatu kumpulan orang, baik dalam keluarga, organisasi, perusahaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.

3.2 Penyesuaian Gaya

Penyesuaian gaya dapat dilakukan dengan cara penelitian, dimana nantinya kita mengumpulkan data dari para anggota, bisa dengan cara kuesioner maupun langsung wawancara. Bisa dimulai dari membuat rumusan masalah, desain penelitian dan metode pengambilan data. Bisa dilihat dari metode penelitian dari Eddy Soeryanto Soegoto (2007:112) tahap pengumpulan data merupakan tahap yang menentukan keberhasilan

penelitian kita, dengan cara pembuatan rumusan masalah, desain penelitian, menentukan alat pengambilan data, cara membuatnya serta menentukan teknik sampling-nya.

(26)

perilaku pemimpin yang sesuai dengan kehendak dari suatu lingkungan tertentu, maka pemimpin perlu memiliki sifat keluwesan gaya, jadi pemimpin dapat menyesuaikan gaya memimpinnya terhadap suatu tim agar menghindari ketidakcocokan. Dengan demikian, seseorang pemimpin yang mempunyai tingkat gaya yang sempit dapat efektif sepanjang periode waktu tertentu asalkan pemimpin tersebut tetap berada pada situasi yang memungkinkan, Jadi jelaslah bahwa tingkat gaya ini sesuai dengan keefektifan suatu penyesuaian gaya. Tingkat gaya yang luas atau besar tidaklah akan menjamin keefektifan suatu perilaku gaya pemimpin.

Bila dilihat pada penjelasan di atas telah banyak dijelaskan gaya kepemimpinan, namun untuk menentukan gaya mana yang sesuai masih sulit ditentukan. Dalam mengkaji gaya kepemimpinan sedikitnya dapat dikaji dari tiga pendekatan yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku dan pendekatan situasional.

3.3 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Sukses Bisnis

Kepemimpinan berpengaruh terhadap suatu organisasi untuk bisa berhasil atau bahkan gagal. Tak heran banyak ungkapan yang mengatakan bahwa kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan pemimpinlah yang harus bertanggung jawab, hal ini dikarenakan posisi pemimpin berada dalam posisi yang sangat penting.

Keberhasilan suatu perusahaan tidak dipungkiri karena sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan memiliki keahlian yang baik dalam bidangnya, maka dari itu diperlukanlah manajemen sumber daya manusia yang bisa merekrut anggota tim yang memiliki keahlian yang baik. Di tegaskan oleh pendapat Eddy Soeryanto Soegoto (2011:134) Di dalam organisasi penting untuk menentapkan program manajemen kinerja,

(27)

22

seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun organisasional. Untuk itu diperlukan adanya suatu manajemen yang baik.

Kualitas manusia berpengaruh terhadap maju atau hancurnya perusahaan, ini di karenakan rendahnya kualitas tingkah laku manusia yang berada di dalam perusahaan tersebut. Di sinilah peran penting perekrutan manajemen yang handal, di sini pula peran pemimpin sangat berpengaruh dalam melakukan perekrutan manajemen yang handal, maka dari Aiu pemimpin harus selektif dalam hal memilih kriteria kepala manajemen. Kemampuan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor yang membuat manajer bekerja dengan baik.

Manajer yang berpengalaman berpengaruh terhadap kesuksesan suatu bisnis, karena dengan kemampuan manajemennya bisa dapat memanajemen segala kegiatan dalam perusahaan. Namun, tidak hanya faktor keterampilan manajemen dasar saja yang di butuhkan karena itu tidak cukup untuk meraih sebuah keberhasilan, diperlukan lebih pengalaman akan hal tersebut.

(28)

KESIMPULAN

Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya, para pemimpin dituntut harus bisa menguasai pemikiran bawahannya agar mereka bisa diajak bekerja sama guna mencapai tujuan kerja yang telah di tentukan.

Untuk menentukan gaya kepemimpinan tentunya harus di sesuaikan dengan perusahaan yang di dirikan, penyesuaian tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam cara memimpin, karena memimpin tidak seolah-olah memerintah namun memimpin harus dapat berkomunikasi kemudian mempengaruhi pikiran para anggotanya, karena dalam berorganisasi memiliki sebuah tujuan yang harus dicapai bersama dengan para anggotanya.

Keberhasilan suatu perusahaan tidak dipungkiri karena sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan memiliki keahlian yang baik dalam bidangnya, maka dari itu diperlukanlah manajemen sumber daya manusia yang bisa merekrut anggota tim yang memiliki keahlian yang baik.

Gaya kepemimpinan yang membuat kesuksesan sebuah perusahaan, harus di sesuaikan dengan anggota yang dipimpinnya, cara menyesuaikannya bisa melalui riset dengan cara kuesioner ataukah wawancara secara langsung dengan bawahannya.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Soegoto E. S (2011).Penerapan Manajemen Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi, Bandung

[2] Soegoto E. S (2014). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung (edisi revisi), Bandung

[3] Soegoto E. S (2007). Marketing Research The Smart Way to Solve a Problem, Bandung

[4] Widodo Aryanto SE., MCom, “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Sukses bisnis” . (Online)https://konsultanpelatihan.com/pengaruh-kepemimpinan-terhadap-sukses-bisnis/ (di akses tanggal 17 Juni 2017).

[5] HG Cahyadi, 2006 “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja” (Online)

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/1084/bab123.pdf?

sequence=3 (di akses tanggal 13 Juni 2017)

[6] Faisal Affif, Kepemimpinan Berbasis Kewirausahaan (Online)

http://sbm.binus.ac.id/files/2013/04/KEPEMIMPINAN-BERBASIS-KEWIRAUSAHAAN.pdf (Di akses tanggal 13 Juni 2017)

[7] Bustanul Arifin Noer, Entrepreneurial Leader – Sosok Pemimpin Bisnis, Sosial, Dan Pemerintahan Dari Perspektif Barat, Jawa/Sunda, Dan Islam

[8] (Online)http://personal.its.ac.id/files/pub/5470-bustanul-ie-entrepreneurial

%20leader3%20-%20BUSTANUL%20ARIFIN%20NOER.pdf (Di akses tanggal 13

Referensi

Dokumen terkait

Pembukaan kantor cabang ini diharapkan akan menjadi langkah awal untuk menjangkau sekitar 6,5 juta jiwa penduduk di Provinsi Riau, khususnya 1,1 juta jiwa di Kota Pekanbaru

Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi dari bangunan, maka diperlukan adanya perencanaan interior dengan desain khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan standar

Waste transportation adalah jenis pemborosan yang terjadi karena transportasi yang berlebihan sepanjang proses value stream. Berdasarkan Tabel I.4 diketahui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegunaan dan kemudahan pembayaran pajak terhadap penerapan e -billing di Kota Palembang.Dimana penelitian

Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke tanah, tegangan yang dimasukkan ke relai adalah tegangan yang terganggu, sedangkan arus fasa

Jadi, gender bisa dikategorikan sebagai perangkat operasional dalam melakukan measure (pengukuran) terhadap persoalan laki-laki dan perempuan terutama yang terkait

disebut agglomerative hirearchy clustering [10]. Pengelompokkan agglomerative biasanya divisualisasikan sebagai dendogram. Setiap penggabungan klaster diwakili oleh

Penggunaan metode penelitian kualitatif, dengan alasan data kualitatif tetap diperlukan sebagai data pendukung untuk kelengkapan analisis data penelitian, serta alur