• Tidak ada hasil yang ditemukan

168071908 Buku Panduan STP pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "168071908 Buku Panduan STP pdf"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Unit Pengolahan Limbah

Sewage Treatment Plant ( STP )

Project PT. Martina Berto Kap. 50 m

3

/ Hari

(2)

DEFINISI

A. Buku Panduan ( Manual Book )

Buku panduan merupakan suatu alat komunikasi kepada semua jenjang manajemen, yang memberi informasi kepada mereka yang berhubungan mengenai kebijaksanaan – kebijaksanaan, prosedur – prosedur, dan metode – metode yang telah disetujui.

Buku panduan mengembangkan suatu pengertian umum mengenai interprestasi – interprestasi kebijaksanaan, dengan demikian menghindarkan konflik .

B. Tujuan

(3)

SEJARAH

Martha Tilaar ( lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937; umur 75 tahun ) adalah seorang pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang kosmetika dan jamu dengan nama dagang Sariayu. Ia menikah dengan H.A.R. Tilaar dan memiliki empat anak yaitu : Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar, Wulan Tilaar, dan Kilala Tilaar. Bekerja sama dengan Kalbe Farma, ia membuat perusahaan kosmetika dan jamu Martina Berto. Selain itu ia juga memiliki usaha kerajinan di Sentolo, Yogyakarta bernama Prama Pratiwi Martha Gallery. Dia juga memiliki Kampung Jamu Organik di Cikarang, Bekasi.

Pada tahun 1977, PT. Martina Berto berdiri sebagai industri rumah dengan produk bermerek Sariayu kemudian pada tahun 1981, PT. Martina Berto mendirikan pabrik modern pertama di Pulo Ayam, Pulogadung Industrial Estate dan pada tahun 1986, pabrik kedua pun didirikan pada Pulo Kambing, Pulogadung Industrial Estate sebagai wujud dari permintaan pelanggan yan terus meningkat akan kebutuhan kosmetik dalam negeri.

Pada tahun 1993, perusahaan mengakuisisi pabrik kosmetik PT. Cedefindo sebagai manufaktur kontrak untuk internal dan eksternal. Pada tahun 1995, PT. Martina Berto III didirikan di Gunung Putri, Bogor dan pada tahun 1996 PT. Martina Berto menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang memperoleh 9001 certification ISO 2000, perusahaan ini menjadi satu-satunya pendiri Global Compact PBB dari Asia, juga mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP: CPKB ( Cara Produksi kosmetika Yang Baik ) dan CPOTB ( Cara Produksi Obat Tradisional Yang Baik ). da tahun 2008, ia dianugerahi "Most Admired Enterprise di ASEAN" kategori 'Inovasi' dariAsean Bussiness Forum.

(4)

PRAKATA

Pengolahan limbah atau pengolahan air limbah domestik, adalah proses penghilangan kontaminan dari air limbah, baik limbah rumah tangga, limpasan ( effluent ) maupun domestik. Hal ini meliputi proses fisika, kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia dan biologis. Tujuannya adalah untuk menghasilkan aliran limbah ( atau effluent yang telah diolah ) dan limbah padat atau lumpur yang cocok untuk pembuangan atau penggunaan kembali terhadap lingkungan. Bahan ini sering secara tidak sengaja terkontaminasi dengan banyak racun senyawa organik dan anorganik.

Limbah yang dihasilkan oleh perumahan, perusahaan kelembagaan, dan komersial dan industri ini, termasuk limbah rumah tangga cair dari toilet, kamar mandi, limbah dapur, laundry, dan sebagainya yang dibuang melalui saluran pembuangan. Di banyak daerah, limbah juga termasuk limbah cair dari industri dan perdagangan. Pemisahan dan pengeringan limbah rumah tangga ke air hasil proses filtrasi dan air sebelum proses filtrasi menjadi lebih umum di negara maju, dengan air hasil proses filtrasi yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau daur ulang untuk menyiram toilet.

Limbah mungkin termasuk limpasan darurat. Sistem pembuangan limbah mampu menangani air hujan yang dikenal sebagai sistem saluran pembuangan gabungan. Desain ini adalah umum ketika sistem pembuangan limbah perkotaan pertama kali dikembangkan, pada abad ke-20, ke-19, dan lebih awal. Selokan gabungan memerlukan fasilitas penampungan yang jauh lebih besar dan lebih mahal daripada selokan sanitasi. Volume berat limpasan badai dapat membanjiri sistem pengolahan limbah, menyebabkan tumpahan atauoverflow. Selokan sanitasi biasanya jauh lebih kecil dari selokan gabungan, dan mereka tidak dirancang untuk menampung air hujan. Endapan limbah mentah dapat terjadi jika infiltrasi berlebihan /inflow( pengenceran oleh air hujan dan / atau air tanah ) yang dapat masuk ke sistem saluran pembuangan sanitasi. Masyarakat pada pertengahan abad ke-20 atau yang lebih baru umumnya telah membangun sistem yang terpisah untuk pembuangan air ( selokan sanitasi ) dan air hujan, karena curah hujan menyebabkan arus sangat beragam yang dapat mengurangi proses efisiensi pengolahan limbah.

(5)

PETA LOKASI

(6)

DAFTAR ISI

B. UNIT PENGOLAHAN LIMBAH / SEWAGE TREATMENT PLANT ( STP ) 1.1. PRETREATMENT ……….………. 2

1.2. AERASI 1.2.1. AERASI ALAMI ………... 2

1.2.2. AERASI DIFFUSI ……….... 3

1.2.3. AERASI MEKANIK ………..….. 3

1.3. POST AERASI ………..………. 3

1.4. CLARIFIER ………. 3

1.5. CHLORINASI ………..………….. 3

1.6. EFFLUENT ……….……… 4

C. DAFTAR PERALATAN ( EQUIPMENT LIST ) ……….………..…. 5

SECTION II: A. PROSES 1. PENGOLAHAN AWAL ( INFFLUENT CHAMBER ) ………. 8

2. ANAEROB TANK ……… 8

3. EQUALIZING TANK ………..…… 8

4. FLOW CONTROL BOX ………..……….. 8

5. AERATION TANK ……….………. 9

(7)

9. EFFLUENT TANK ………..…… 9

10. SLUDGE HOLDING TANK ……….. 10

B. SPESIFIKASI ALAT - ALAT ……….……….. 11

C. PERSIAPAN LARUTAN KIMIA 1. PERSIAPAN LARUTAN KIMIA ………...……. 14

2. PROSEDUR PEMBUATAN ………. 15

D. PENGOPERASIAN 1. PERSIAPAN PENGOPERASIAN SISTEM ………..…………. 16

2. PENGOPERASIAN SISTEM 2.1. PENGOPERASIAN SECARA OTOMATIS ……… 16

2.2. PENGOPERASIAN SECARA MANUAL ………...………. 16

SECTION III: A. PEMELIHARAAN 1. PERAWATAN MINGGUAN ……… 18

2. PERAWATAN BULANAN ……….………….. 18

3. PERAWATAN 6 ( ENAM ) BULANAN ………...……….. 18

4. PERAWATAN TAHUNAN ………..……… 18

B. TROUBLESHOOTING 1. SISTEM KELISTRIKAN 1.1. NFB ( NO FUSE BREAKER ) ……….…… 19

1.2. MCB ( MAGNETIC CIRCUIT BREAKER ) ………...……… 20

1.3. CONTACTOR ………...……….. 20

1.4. OVERLOAD THERMIS ………. 20

1.5. TOMBOL TEKAN ON ATAU OFF ( PUSH BUTTON ) ……….. 20

1.6. LAMPU INDIKATOR ………. 20

1.7. SAKLAR GESER ……….…………. 21

1.8. PENGHUBUNG KABEL ATAU TERMINAL ………...……… 21

1.9. AKSESSORIES PELENGKAP LAINNYA ……….………. 21

2. SISTEM SEWAGE TREATMENT PLANT ( STP ) 2.1. PENGOLAHAN AWAL ( INFFLUENT CHAMBER ) ……….………. 21

(8)

2.4. FLOW CONTROL BOX ……….…………. 22

2.5. AERATION TANK ……….…….. 22

2.6. POST AERATION TANK ………..……… 22

2.7. CLARIFIER TANK ………..……. 22

2.8. CHLORINATION TANK ………...………… 23

2.9. EFFLUENT TANK ……….……….. 23

2.10. SLUDGE HOLDING TANK ……….………. 23

SECTION IV: A. PERAWATAN ………..………. 24

B. TUJUAN PERAWATAN ………...………. 24

C. JENIS PERAWATAN 1. PENCEGAHAN TERJADINYA KOROSI ……… 25

2. PELUMASAN ………. 25

3. MEMBERI PENDINGIN ... 25

4. MENCEGAH BEBAN BERLEBIHAN ………. 25

5. PERAWATAN YANG DILAKUKAN SETIAP PERIODE ………...…… 26

6. PERAWATAN SEBELUM DIOPERASIKAN ………..…… 26

D. PERAWATAN EQUIPMENT SEWAGE TREATMENT PLANT ( STP ) 1. SARINGAN AWAL ( BAR SCREEN ) PADA INFFLUENT CHAMBER …………..….…….. 27

2. SUMMERSIBLE PUMP A. PERSIAPAN OPERASI / ITEM YANG DIPERIKSA ………...….………. 27

1. MODE PENGOPERASIAN 1.1. PENGOPERASIAN SECARA OTOMATIS ………..….………. 28

1.2. PENGOPERASIAN SECARA MANUAL ……….….….………. 29

3. PANEL KONTROL ( CONTROL PANEL ) A. PEMELIHARAAN SAAT TIDAK BERTEGANGAN ………...……….….…… 29

B. PEMELIHARAAN SAAT BERTEGANGAN ………..………..….……… 30

4. BAK – BAK PENAMPUNGAN 4.1. BAK AERASI ( AERATION TANK ) ………..….………..…….. 30

4.2. BAK POST AERATION TANK ……….………. 31

4.3. BAK CLARIFIER TANK ……….……….….. 32

(9)

E. PEMECAHAN MASALAH ……….……….. 34

SECTION V: GAMBAR

(10)

Unit Pengolahan Limbah Sewage Treatment

Plant ( STP ) Project PT. Martina Berto

(11)

PENDAHULUAN

A. UMUM

Memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang berguna, adalah tindakan yang sangat bijaksana. Reuse atau menggunakan kembali hasil olahan limbah, ternyata dapat dilakukan tidak hanya untuk limbah kering saja, tetapi juga limbah cair. Di beberapa gedung, air hasil pegelolaan dapat digunakan untuk menyiram tanaman, fasilitas pencucian mobil, adalah hasil air limbah yang telah diolah.

Merujuk Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 122 tahun 2005, tentang tata cara membuang air limbah ke saluran kota, maka pengelola gedung melakukan treatment, untuk mengolah air limbah yang ada. Tidak saja mengatasi persoalan limbah cair, menggunakan hasil olahan limbah, juga dapat menghemat pemakaian air yang semakin mahal. Merujuk Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 122 tahun 2005, tentang tata cara membuang air limbah ke saluran kota, maka pengelola gedung melakukan treatment, untuk mengolah air limbah melalui proses recycling. “Proses recycling air limbah domestik atauSewage Treatment Plant( STP ) dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain 'Rotor diskatau Konventional ( Extended Aeration)”.

Rotor Disk adalah sistem di mana pemberian oksigen bagi bakteri dengan cara membiakan bakteri yang menempel pada disk sehingga bakteri akan kontak dengan oksigen, sedang pada saat bakteri ada di dalam cairan mereka akan makan kotoran yang ada pada cairan tersebut. Sementara Konventional ( Extended Aeration ), suatu sistem di mana pemberian oksigen dilakukan dengan cara menyemburkan oksigen ke dalam cairan dengan mengunakanBlower.

B. UNIT PENGOLAHAN LIMBAH / SEWAGE TREATMENT PLANT ( STP )

(12)

1.1. PRETREATMENT

Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar ataupun Grease, agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya, agar tercipta performa pengolahan yang optimal. Air dialirkan lewat Inffluent Chamber di mana ada

Screen yang dapat menyaring benda padat maupun kotoran. Selanjutnya air masuk ke Grease Trap yang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat mengganggu proses biologi kemudian air akan menuju keAeration Tank.

1.2. AERASI

Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.

Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik dengan penjelasan sebagai berikut :

1.2.1. AERASI ALAMI

merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami antara lain menggunakan cascade aerator,

(13)

1.2.2. AERASI DIFFUSI

Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles

). Hal ini tergantung dari jenisdiffuseryang digunakan. 1.2.3. AERASI MEKANIK

Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical agitation menggunakan proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air dengan udara.

1.3. POST AERASI

Proses ini memastikan bahwa tingkat oksigen terlarut dari limbah terpenuhi sehingga terjadinya kadar oksigen terlarut rendah yang dapat memiliki efek negatif terhadap lingkungan sekitar. Air mengalir melalui serangkaian dinding menciptakan efek riak air terjun. Air cascading menciptakan pencampuran yang meningkatkan tingkat oksigen dalam air. Sebuah jaringan aerasi tambahan berupa gelembung udara dimasukkan ke dalam proses selama kondisi aliran air menjadi rendah.

1.4. CLARIFIER

Pada proses ini terjadi pemisahan partikel yang mengendap secara gravitasi (

suspended solid ) sehingga mengurangi beban pengolahan pada unit selanjutnya. Pada proses ini berguna untuk membuat aliran jadi lebih tenang dan aliran dapat stabil dan unit ini berfungsi sebagaiClarifierakhir untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati.

1.5. CHLORINASI

(14)

1.6. EFFLUENT

Air yang telah kita olah akan dialirkan menuju Effluent Tank untuk selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses lagi untuk keperluan recycling yang dapat kita gunakan untuk menyiram tanaman maupun air cuci kendaraan.

(15)

2.

C. DAFTAR PERALATAN ( EQUIPMENT LIST )

DNo

No. Nama Barang Quantity

1. EQUALIZING PUMP

Tipe : Summersible Pump Model : 40 – DS 5.25

Kapasitas : 40 Liter / Min

Daya : 0.4 kW / 380 V / 50 Hz Origin : Japan

Head : 6 Meter

Operation : Manual dan Full Auto ( Single Alternate )

2 Unit

3. ROOT BLOWERforAERATION SYSTEM

Merk : FU - TSU

Tipe : TSB 65 ( RPM 1.080 ) Kapasitas : 1.5 m3/ Min

Pressure : 3.500 mm Aqua

Daya : 2.2 kW / 380 V / 50 Hz

Accessories : V – belt, Cover, Pulley, Intake Silencer, Base Plate, Rubber Mounting.

2 Unit

4. DIFFUSER

Fine Bubble Kam Air Disc Diffuser

Kapasitas : Air Flow 4 – 6 CFM Material : EPDM dia. 9”

Efficiency : O2Transfer / Fet 2% Coarse Bubble Diffuser ( Lokal )

Kapasitas : Air Flow 4 – 6 CFM Material : EPDM dia. 6” Connection : ¾” NPT

1 Lot

(16)

5. BIOMEDIA

Merk : Bakrie / Spindo

Class : Medium Galvanized Iron Pipe ( GIP ) Material : Galvaniz

Accessories : Pipe Connection with Ejector

SCUM SKIMMER

Material : PVC

Accessories : Weir dan Scumb Buffle

1 Lot

1 Sheet

8. DESINFECTION

Tipe : Diapragram Pump Merk : LMI Milton Roy Kapasitas : 1.6 Liter / Min

Accessories : 1 Unit Chemical Tank 250 Liter

(17)

9. PANEL CONTROL

Tipe : Panel Electrical Control – Indoor Type Consist : Panel Housing – Local Assembled Component : MG, Telemechanique, Omron, Schneider Accessories : Switch Control Operation for Blower dan

Pump

1 Set

10. KABEL

Merk : Supreme dan Kabel Metal Tipe : NYY

Include : Aerobic Tank, Clarifier Tank, Effluent Tank, Chlorination Tank

(18)

Unit Pengolahan Limbah Sewage Treatment

Plant ( STP ) Project PT. Martina Berto

(19)

A. PROSES

Proses pengolahan limbah industri terdiri dari proses fisika, kimia, dan biologi. Untuk proses fisika – kimia adalah proses yang menuntut perlakuan sesuai unsur yang terkandung didalamnya. Proses ini biasanya menggunakan pengolahan awal (

Inffluent Chamber ), Anaerob Pretreatment Tank,Equalizing Tank,Flow Control Box,

Aeration Tank, Post Aeration Tank, Clarifier Tank, Chlorination Tank, Effluent Tank, danSludge Holding Tankdidalam sistemnya untuk menghasilkan buangan yang lebih bersih. Sedangkan untuk proses pengolahan limbah secara biologi adalah menggunakan makhluk hidup sebagai pengurainya. Proses pengolahan limbah industri secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. PENGOLAHAN AWAL ( INFFLUENT CHAMBER )

Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar ataupun grease, agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya, agar tercipta performa pengolahan yang optimal. Air dialirkan lewat inffluent chamber di mana ada

screenyang dapat menyaring benda padat. Selanjutnya air masuk ke grease trap

yang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat mengganggu proses biologi. Kemudian air akan menuju ke bakAnaerob Tank.

2. ANAEROB TANK

Pada bak ini terjadi proses biologis yang lebih komplek, yakni kumpulan mikro -organisme, umumnya bakteri, terlibat dalam transformasi senyawa komplek organic menjadi metan. Lebih jauh lagi, terdapat interaksi sinergis antara bermacam-macam kelompok bakteri yang berperan dalam penguraian limbah

3. EQUALIZING TANK

Equalization Tank ini berfungsi untuk menyetarakan debit aliran air agar dalam proses mikrobiologis tidak terjadi fluktuasi aliran yang akan berakibat kurang optimalnya proses biologis oleh mikro-organisme.

4. FLOW CONTROL BOX

(20)

terjadinya fluktuasi air secara berlebihan yang berakibat kepada kurang bekerjanya mikro – organisme sebelum melewati bakAeration Tank.

5. AERATION TANK

Bak Aeration Tank ini berfungsi untuk melarutkan udara ke dalam air agar bakteri yang ada menjadi aktif. Bak Aeration Tank dilengkapi dengan air seal diffuser. Air limbah yang masuk ke dalam bak ini akan diproses dengan cara menambah atau melarutkan udara ke dalam air limbah melaluiair seal diffuser.

6. POST AERATION TANK

Bak Post Aeration Tankini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang datang dari bakAeration Tankuntuk mempercepat proses pengendapan. Di sini, lumpur yang mengendap diangkat oleh Air Lift Pump melalui udara blower, kemudian lumpur dikembalikan lagi ke bak Clarifier Tank. Bak Post Aeration Tank

dilengkapi dengan air sealdiffuser. Air limbah yang masuk ke dalam bak ini akan diproses dengan cara menambah atau melarutkan udara ke dalam air limbah melalui air sealdiffuser.

7. CLARIFIER TANK

Unit ini berfungsi sebagai Clarifier akhir untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati.

8. CHLORINATION TANK

Chlorination Tank bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air supaya air dari Effluent Tank layak untuk dibuang kesaluran kota maupun untuk penggunaan kembali.

9. EFFLUENT TANK

(21)

10. SLUDGE HOLDING TANK

(22)

B. SPESIFIKASI ALAT - ALAT

No. Nama Barang Quantity

1. EQUALIZING PUMP

Tipe : Summersible Pump Model : 40 – DS 5.25

Kapasitas : 40 Liter / Min

Daya : 0.4 kW / 380 V / 50 Hz Origin : Japan

Head : 6 Meter

Operation : Manual dan Full Auto ( Single Alternate )

2 Unit

3. ROOT BLOWERforAERATION SYSTEM

Merk : FU - TSU

Tipe : TSB 65 ( RPM 1.080 ) Kapasitas : 1.5 m3/ Min

Pressure : 3.500 mm Aqua

Daya : 2.2 kW / 380 V / 50 Hz

Accessories : V – belt, Cover, Pulley, Intake Silencer, Base Plate, Rubber Mounting.

2 Unit

4. DIFFUSER

FINE BUBBLE KAM AIR DISC DIFFUSER

Kapasitas : Air Flow 4 – 6 CFM Material : EPDM dia. 9”

Efficiency : O2Transfer / Fet 2%

COARSE BUBBLE DIFFUSER ( Lokal )

Kapasitas : Air Flow 4 – 6 CFM

1 Lot

(23)

5. BIOMEDIA

Merk : Bakrie / Spindo

Class : Medium Galvanized Iron Pipe ( GIP ) Material : Galvaniz

Accessories : Pipe Connection with Ejector

SCUM SKIMMER

Material : PVC

Accessories : Weir dan Scumb Buffle

1 Lot

1 Sheet

8. DESINFECTION

Tipe : Diapragram Pump Merk : LMI Milton Roy Kapasitas : 1.6 Liter / Min

Accessories : 1 Unit Chemical Tank 250 Liter

(24)

9. PANEL CONTROL

Tipe : Panel Electrical Control – Indoor Type Consist : Panel Housing – Local Assembled Component : MG, Telemechanique, Omron, Schneider Accessories : Switch Control Operation for Blower dan

Pump

1 Set

10. KABEL

Merk : Supreme dan Kabel Metal Tipe : NYY

Include : Aerobic Tank, Clarifier Tank, Effluent Tank, Chlorination Tank

(25)

C. PERSIAPAN LARUTAN KIMIA

Pembuatan larutan kimia mutlak dilakukan sebelum mengoperasikan unit pengolahan limbah, karena larutan kimia ini merupakan faktor yang paling penting dalam proses pengolahan limbah, khususnya pada proses Chlorinasi. Dalam pembuatan larutan ini digunakan rumus pengenceran berikut :

V

1

x N

1

= V

2

x N

2

Dengan :

V1 = Volume larutan 1

V2 = Volume larutan 2

N1 = Konsentrasi / kadar larutan 1

N2 = Konsentrasi / kadar larutan 2

Contoh perhitungan :

1. PEMBUATAN LARUTAN CHLORINE

• Chlorine konsentrat / pekat = 12% = N1

• Kadar Chlorine di inginkan = 5% = N2

• Volume Chlorine 5% yang diinginkan = 250 liter = V2

• Maka Chlorine pekat yang dibutuhkan ( V1) untuk membuat 250 liter larutan

Chlorine 5%

adalah :

V

1

x

N

1

=

V

2

x N

2

V

1

=

250 x 5

12

(26)

Volume air yang dibutuhkan =

V

2

– V

1

=

250 – 104.1

=

145.9 Liter

2. PROSEDUR PEMBUATAN

• KosongkanChemical Tankdan bersihkan dengan air bersih.

• IsiChemical Tankdengan air ± 20 Liter.

• Tuangkan secara perlahan dan hati – hati Chlorine cair seberat 30 Kg kedalamChemical Tanktersebut kemudian aduk sampai rata.

• Tambahkan air sebanyak 145.9 Liter atau sampai mencapai batas ± 150 Liter.

(27)

D. PENGOPERASIAN

Unit pengolahan limbah ini dirancang dengan sistim pengoperasian otomatis, yang pengoperasiannya dikendalikan berdasarkan level air di dalam setiap bak – bak penampungan. Meskipun sistem ini didesain secara otomatis, namun untuk mengantisipasi terjadinya trouble dalam pengoperasian secara otomatis, dapat dilakukan pengoperasian secara manual, supaya sistem dapat terus berjalan dengan baik. Tahapan yang harus dilakukan dalam pengoperasian ini, yaitu :

1. PERSIAPAN PENGOPERASIAN SISTEM

• Periksa semua Ball Valve yang berada pada suction dan discharge pompa dalam keadaan terbuka penuh.

• Periksa saringan Stainless Steel pada Effluent Tank dan Rotary Meter pada

Outlet Effluentsupaya tidak terdapat kotoran yang menyangkut.

• Pastikan semua Chemical Tanktelah berisi larutan kimia (Chlorine).

• Pada panel kontrol, hidupkan semua Circuit Breaker dan Motor Circuit Breaker.

• Aktifkan sistem kontrol dengan memutarSelector Switchke arah ON.

• Aturstroke dosing pumpsesuai keperluan maupun kebutuhan.

• Pastikan lampu indikator telah menyala, yang berarti sistem siap untuk dioperasikan.

2. PENGOPERASIAN SISTEM

2.1. PENGOPERASIAN SECARA OTOMATIS

• Putar semuaSelector Switchkearah “AUTO”.

• Untuk mematikan pengoperasian putarSelector Switchkearah “OFF”.

• HidupkanSwitchpengoperasian padaDosing Pumpkearah “AUTO”.

2.2. PENGOPERASIAN SECARA MANUAL

• Putar semuaSelector Switchkearah “MAN”.

• MatikanSwitch padaDosing Pumpdalam posisi “OFF”.

(28)

• Tekan push button “ON” untuk menghidupkan pompa dan untuk mematikannya tekan push button “OFF“.

(29)

Unit Pengolahan Limbah Sewage Treatment

Plant ( STP ) Project PT. Martina Berto

(30)

A. PEMELIHARAAN

Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ), Operator bertanggung jawab penuh atas instalasi, harus mengorganisir, dan menginstruksikan tindakan – tindakan yang tepat dan bertanggung jawab atas pengoperasian instalasi tersebut dan juga untuk meminimalisir kejadian yang tak terduga maka Operator harus melakukan perawatan dengan periode waktu sebagai berikut :

1. PERAWATAN MINGGUAN

• Periksa selalu cairan kimia dalam chemical tank, bila perlu tambahkan kembali.

• Bersihkan komponen dari debu.

2. PERAWATAN BULANAN

• Periksa sistem dari kebocoran.

• Bersihkan pompa – pompa yang terpasang disetiap bak – bak maupun sumpit.

3. PERAWATAN 6 ( ENAM ) BULANAN

• Periksa selang - selang injeksi kimia. • Periksa kondisi pompa.

4. PERAWATAN TAHUNAN

• Bersihkan bak – bak penampungan, tangki bahan kimia, dan saringan – saringan.

(31)

B. TROUBLESHOOTING

Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan. Troubleshooting, kadang-kadang merupakan proses penghilangan masalah, dan juga proses penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah.Troubleshooting, pada umumnya digunakan dalam berbagai bidang. Troubleshootingdalam Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) mencakup beberapa hal yaitu :

1. SISTEM KELISTRIKAN

Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika diperlukan bisa juga di backup dengan unit genset tersendiri. Jika dengan dua sumber, maka panel listrik untukpower supplyjuga harus dipasang.

Dari panelpower supplyini, listrik akan masuk kepanel listrik utama. Panel listrik dan perlengkapannya adalah untuk memudahkan komunikasi dan interaksi antara Operator dengan mesin yang dikelolanya. Semua peralatan mesin pada suatu plantIPAL dikontrol dan dimonitor melalui panel listrik yang sudah diatur dan disetel sedemikian rupa, baik susunan peralatan listrik dan masing – masing kapasitasnya serta kabel dan sambungannya.

Beragam bentuk dan dimensi dari panel listrik adalah bergantung pada banyaknya peralatan dan mesin yang dikontrol, dan juga sampai seberapa jauh atau detail akan memonitor dan mengamati unjuk kerja dari setiap peralatan atau mesin yang terpasang. Bila ada peralatan atau mesin yang bisa bekerja secara otomatis, maka pasti ada peralatan sensor yang mengatur sistem otomatisasi tersebut.

Secara umum peralatan listrik standar yang selalu ada pada box panel adalah sebagai berikut :

1.1. NFB ( NO FUSE BREAKER )

• Untuk pembatas daya atau beban listrik yang digunakan oleh sesuatu mesin.

(32)

• Sebagai penghubung atau pemutus jaringan atau tegangan listrik yang mempunyai kapasitas amper tinggi.

1.2. MCB ( Magnetic Circuit Breaker )

MCB berfungsi sama dengan NFB namun MCB digunakan untuk kekuatan arus dengan amper yang kecil.

1.3. CONTACTOR

• Saklar yang bekerja berdasarkan magnit listrik.

• Untuk mengaktifkan atau bekerjanya magnit, kontaktor memerlukan tegangan listrik.

• Untuk mengaktifkan magnit membutuhkan tegangan listrik ± 3 Watt, bisa difungsikan sebagai otomatisasi untuk mengontrol alat atau jaringan yang mempunyai tegangan sampai ribuan Watt.

1.4. OVERLOAD THERMIS

Fungsinya untuk mengamankan beban listrik, terutama motor listrik agar tidak rusak atau terbakar jika kelebihan beban atau tidak kuat memutar alat yang digerakkan.Overload Thermisbekerja berdasarkan sensor panas.

1.5. TOMBOL TEKANONATAUOFF(PUSH BUTTON)

Warna hijau: Untuk mengaktifkan kontaktor, menghubungkan kontaktor

dengan tegangan listrik agar aktif atau bekerja.

Warna merah : untuk memutuskan kontaktor dari aliran atau jaringan tegangan listrik supaya mati (Off).

1.6. LAMPU INDIKATOR

• Sebagai alat bantu visual yang dihubungkan ke push button, sehingga mudah dilihat apakah posisi pada On ( lampu warna hijau ) atau posisi padaOff( lampu warna merah ).

(33)

tersebut ada yang mati. Jangan mengaktifkan semua peralatan atau mesin jika salah satu phasa mati.

1.7. SAKLAR GESER

Fungsinya adalah untuk memindahkan fungsi kerja, dari atau ke otomatis maupun manual.

1.8. PENGHUBUNG KABEL ATAU TERMINAL

Fungsinya adalah untuk mengkoneksikan atau menghubungkan kabel – kabel dari atau menuju peralatan kelistrikan.

1.9. AKSESSORIES PELENGKAP LAINNYA

Alat bantu untuk memudahkan penyambungan atau pengerjaan electrical.

2. SISTEM SEWAGE TREATMENT PLANT ( STP )

2.1. PENGOLAHAN AWAL ( INFFLUENT CHAMBER )

Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar ataupun grease, agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya, agar tercipta performa pengolahan yang optimal. Air dialirkan lewat inffluent chamber di mana ada screenyang dapat menyaring benda padat. Selanjutnya air masuk ke grease trap yang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat mengganggu proses biologi. Kemudian air akan menuju ke bakAnaerob Tank.

2.2. ANAEROB TANK

(34)

2.3. EQUALIZING TANK

Equalization Tank ini berfungsi untuk menyetarakan debit aliran air agar dalam proses mikrobiologis tidak terjadi fluktuasi aliran yang akan berakibat kurang optimalnya proses biologis oleh mikro-organisme.

2.4. FLOW CONTROL BOX

FungsiFlow Control Boxhampir sama dengan Equalizing Tankyaitu sebagai bak pengontrol debit air yang masuk kedalam bak Aeration Tank supaya tidak terjadinya fluktuasi air secara berlebihan yang berakibat kepada kurang bekerjanya mikro – organisme sebelum melewati bakAeration Tank.

2.5. AERATION TANK

Bak Aeration Tank ini berfungsi untuk melarutkan udara ke dalam air agar bakteri yang ada menjadi aktif. BakAeration Tankdilengkapi dengan air seal diffuser. Air limbah yang masuk ke dalam bak ini akan diproses dengan cara menambah atau melarutkan udara ke dalam air limbah melalui air seal diffuser.

2.6. POST AERATION TANK

Bak Post Aeration Tank ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang datang dari bakAeration Tank untuk mempercepat proses pengendapan. Di sini, lumpur yang mengendap diangkat oleh Air Lift Pump melalui udara blower, kemudian lumpur dikembalikan lagi ke bak Clarifier Tank. BakPost Aeration Tankdilengkapi dengan air seal diffuser. Air limbah yang masuk ke dalam bak ini akan diproses dengan cara menambah atau melarutkan udara ke dalam air limbah melalui air sealdiffuser.

2.7. CLARIFIER TANK

(35)

2.8. CHLORINATION TANK

Chlorination Tank bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan - bahan kimia dalam air supaya air dari Effluent Tank layak untuk dibuang kesaluran kota maupun untuk penggunaan kembali.

2.9. EFFLUENT TANK

Air yang telah diolah akan dialirkan menuju Effluent Tankuntuk selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses lagi untuk keperluanrecyclingyang dapat kita gunakan untuk menyiram taman dan air cuci kendaraan.

3.0. SLUDGE HOLDING TANK

(36)

Unit Pengolahan Limbah Sewage Treatment

Plant ( STP ) Project PT. Martina Berto

(37)

A. PERAWATAN

Perawatan yaitu kegiatan membersihkan atau merawat secara berkala yang harus dan wajib dilakukan oleh pengguna peralatan, sehingga peralatan tersebut tidak mempercepat usianya. Perawatan sebaiknya diusahakan dilakukan secara rutin atau terus menerus agar peralatan tersebut atau sistem selalu siap pakai. Beberapa macam istilah tentang kegiatan perawatan, yaitu:

• Perawatan dalam keadaanOff (shut down) yaitu perawatan yang dilakukan pada

saat peralatan tersebut tidak sedang bekerja.

• Perawatan dengan perbaikan ( Corrective ) yaitu perawatan yang dilakukan

dengan cara melakukan pebaikan dari peralatan ( mengganti, penyetelan dll ) untuk memenuhi kondisi yang semestinya.

• Perawatan jalan (running) yaitu peralatan yang dikerjakan selama peralatan itu

dipakai.

• Perawatan pencegahan ( preventive ) yaitu perawatan yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya kerusakan terhadap peralatan.

B. TUJUAN PERAWATAN

Tujuan Perawatan adalah :

• Untuk memperpanjang usia pakai peralatan.

• Untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap peralatan.

• Untuk mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan saat menggunakan peralatan.

• Untuk menjamin keselamatan si pekerja.

• Untuk menjamin kegunaan yang memuaskan.

• Untuk menjamin kesiapan pakai peralatan.

C. JENIS PERAWATAN PERALATAN

(38)

PERAWATAN PENCEGAHAN

Perawatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya peralatan yang lebih parah. Perawatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin dalam melakukan perawatan agar peralatan selalu siap pakai. Perawatan Pencegahan ini meliputi beberapa macam yaitu:

1. PENCEGAHAN TERJADINYA KOROSI

Sebagian besar peralatan untuk menunjang pekerjaan selalu terbuat dari baja atau logam hal ini dikarenakan baja atau logam adalah benda yang kuat, tetapi apabila terkena hujan oksigen, air, dan beberapa asam lainnya dan tidak segera dibersihkan akan terjadi korosi atau pengkaratan. Apabila terjadi korosi hal ini sangat merugikan bagi pekerja karena mempercepat kerusakan

peralatan tersebut, oleh karena itu korosi ini harus dicegah

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara berikut:

• Melindungi peralatan itu dengan mengecat, mengolesi dengan pelumas, melapisi dengan anti karat.

• Kebersihan ini sangat penting jaga peralatan ini supaya tetap bersih dan selalu dibersihkan setelah digunakan.

• Apabila terkena zat asam segera bersihkan.

2. PELUMASAN

Peralatan yang bekerja dengan berputar atau bergesekan ini perlu diberi pelumas. berfungsi untuk mendinginkan, untuk mengurangi gesekan, mencegah aus.

3. MEMBERI PENDINGIN

Setiap peralatan yang bekerja pada suhu yang tidak rendah ini memerlukan pendinginan, dengan ini suhu pada peralatan bisa di minimalisir sehingga tidak terjadi kerusakan.

(39)

peralatan tersebut sangat tinggi, putarannya melebihi standartnya, terjadi hubung singkat saat peralatan tersebut bekerja. hal ini perlu diperhatikan baik-baik supaya tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.

5. PERAWATAN YANG DILAKUKAN SETIAP PERIODE

Yaitu perawatan yang dilakukan saat dioperasikan, kegiatan ini harus dilakukan oleh pekerja. Beberapa macam perawatan periode yaitu :

• Selama peralatan dioperasikan pekerja harus rutin memeriksa peralatan tersebut apabila ada yang rusak dan tidak dapat diperbaiki segera menggantinya, bahkan setiap peralatan bekerja.

• Selalu membersihkan peralatan setelah dipakai, dll.

Memeriksa dan mengamati ini dengan cara:

• Melihat, yaitu pekerja harus memperhatikan peralatan mungkin ada

benda asing yang dapat menghambat kualitas kerja peralatan, lihat hingga sedetail mungin.

• Mendengar, adalah pekerja harus mendengarkan cara kerja peralatan itu barang kali ada suara asing yang menandakan kecacatan peralatan tersebut.

• Merasakan, ialah pekerja harus merasakan peralatan barangkali ada

getaran suhu meniggi, dll.

6. PERAWATAN SEBELUM DIOPERASIKAN

(40)

D. PERAWATAN EQUIPMENT SEWAGE TREATMENT PLANT ( STP )

1. SARINGAN AWAL ( BAR SCREEN ) PADA INFFLUENT CHAMBER

• Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam Inffluent

Chamberdisaring dengan saringan kasar.

• Kotoran yang tersaring padabar screenseperti yang tersebut diatas diambil

secara manual.

• Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan

bar screendan sistemmanual.

2. SUMMERSIBLE PUMP

Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa celup / angkat (

Summersible Pump ), 2 unit pompa untuk dioperasikan dan 1 unit pompa untuk

Standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu-waktu, misal

dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir, atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya.

A. PERSIAPAN OPERASI / ITEM YANG AKAN DIPERIKSA

• Jika pompa mati, cek capasitor. Ganti terlebih dahulu jika komponen ini tidak berfungsi.

• Cek Ampere kabel power saat pompa running. Jika lebih cukup tinggi ( >

10 A ) ada beberapa kemungkinan, yaitu :

1. Motor mendapat beban cukup berat. ( Benda asing seperti endapan tanah merah, tanah kapur, dll. )

2. Volume air sudah berkurang, pompa bekerja dalam air dengan batas sangat minimum/kering dalam waktu yang lama.

3. Lilitan kumparan stator bermasalah.

• Instalasi pompasubmersiblestandard dilengkapi safety untuk mendeteksi

(41)

• Perhatikan debit air, jika semburan awal tinggi kemudian melemah, kemungkinan besar volume air berkurang. Jika semburannya lemah mulai dari awal motor running, ini tanda-tanda problem dari motor.

• Angkat pompa submmersibleke permukaan. Periksa kondisi fisik, adakah

benda asing yang menghambat putaranshaftatauimpeler.

• Cek ulang Level kedalaman air dengan menggunakan tali ber-pemberat. Ukur kedalaman air dan jarak permukaan ke dasar.

• Lakukanlah cleaning, berilah tanda terlebih dahulu sepanjang bodi casing

penutup impeler, untuk memastikan posisi pasang seperti awal. Buka impeller satu persatu, cuci lalu pasang kembali. Setelah itu buka impeler

berikutnya.

• Periksa kondisi impeller, dan shaft. Jika sudah aus atau cacat, catat tipe pompasubmersible, lalu dapatkan parts original di suplier resmi.

• Cek tahanan lilitan kumparan pada rotor, jika tahanan menunjukkan nilai

yang rendah, menunjukkan kumparan bermasalah, misal bocor. Jika menemui masalah ini, sangat disarankan untuk mengganti dengan pompa yang baru.

• Jika sudah selesai cleaning dan pompa dirakit kembali. Test terlebih dahulu didalam bak air, debit air keluar dan ampere motor.

• Jika tidak ada perubahan, jangan diteruskan. Segera hubungi Service Pompa resmi dan terpercaya. Setelah selesai service, minta pompa harus ditest kembali dan lihat ampere motor saat running. Jika masih cukup tingggi ( >10 A ), jangan diterima. Perbaikan belum complete atau selesai.

1. MODE PENGOPERASIAN

Ada 2 jenis mode pengoperasian, tergantung dari tinggi permukaan air dibak – bak penampungan dan cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut :

1.1. PENGOPERASIAN SECARA OTOMATIS

Sebagai contoh, jika tinggi permukaan air dibak – bak penampungan mencapai level Y, maka pompa otomatis akan menyala, dan jika air

(42)

1.2. PENGOPERASIAN SECARA MANUAL

 Tombol pengoperasian pompa yang di inginkan oleh operator,

harus diposisikan pada tulisan “MANUAL”, maka pompa akan bekerja secara manual.

 Jika tombol pengoperasian diposisikan ke posisi “STOP”, maka pompa akan mati. Waktu kerja ( beberapa jam nyalanya ) pompa juga akan bekerja secara manual.

3. PANEL KONTROL ( CONTROL PANEL )

Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar di industri selalu dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor listrik dapat dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai penghubung sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan baik mesin maupun alat kontrolnya.

A. PEMELIHARAAN SAAT TIDAK BERTEGANGAN

Dalam pemeliharaan panel distribusi listrik perlu diketahui prosedur / langkah yang ditempuh sebelum petugas memulai pekerjaan. Prosedur pemeliharaan saat tidak bertegangan yaitu:

• Perlu dikoordinasikan dengan pimpinan instansi terkait

• Berikan informasi bagi konsumen atau pengguna tentang waktu atau hari

serta jam, bahwa akan ada pemutusan tenaga listrik untuk pemeriksaan paneL, jauh sebelum pekerjaan dilaksanakan.

• Siapkan petugas dalam melakukan pemeliharaan.

• Siapkan peralatan pendukung dalam melaksanakan pemeliharaa misalnya

alat tangan, alat ukur, tulisan-tulisan yang perlu ”ADA PERBAIKAN

(43)

 Putuskan aliran listrik yang masuk dengan memposisikan saklar utama panel pada OFF dan kuncilah tuas saklar utama agar tidak berubah posisi ( segel pengaman ).

 Ceklah dan yakinkan bahwa semua komponen dalam panel bebas

tegangan.

 Posisikan MCB dan yang lain dalam posisi Off / tidak bekerja.

B. PEMELIHARAAN SAAT BERTEGANGAN

Dalam pemeliharaan panel distribusi listrik perlu diketahui prosedur/ langkah yang ditempuh sebelum petugas memulai pekerjaan terlebih pemeliharaan saat panel dalam kondisi kerja. Prosedur pemeliharaan saat bertegangan yaitu:

• Perlu dikoordinasikan dengan pimpinan instansi terkait secara vertikal misalnya : pimpinan industri, engineering, maupun kepada pihak PLN. • Berikan informasi kepada konsumen / pengguna listrik, waktu dan jam

akan ada pemeliharaan / pemeriksaan panel listrik.

• Siapkan petugas pemeliharaan dengan baik.

• Siapkan peralatan untuk mengadakan pemeriksaan panel saat

bertegangan misalnya sarung tangan dari karet, tespen, dan alat tangan lainnya yang mendukung harus dalam kondisi tahanan isolasinya baik. • Siapkan tulisan/informasi untuk umum yang dipasang dekat panel saat

melakukan pengecekan panel, misal : ”HATI - HATI ADA TEGANGAN LISTRIK”, “AWAS BAHAYA LISTRIK”, dll.

• Hidupkan saklar masukan / panel utama.

• Periksa dan cek terminal setiap saklar dan semua komponen dalam panel

masih kerja baik atau tidak.

4. BAK – BAK PENAMPUNGAN

4.1. BAK AERASI ( AERATION TANK )

Setelah mengalami proses aerasi, air limbah akan mengalir secara over flow

masuk ke dalam bakPost Aerationtank, dimana dalam bak ini akan terjadi

(44)

proses aerasi. Sebagian sludge akan dikembalikan ke dalam bak aerasi melalui air lift. Proses perawatan bakAerasi(Aeration Tank) adalah :

• Lakukan pengecekan pada bak Aerasi ( Aeration Tank ) tersebut agar

terhindar dari kebocoran maupun kegagalan sistem.

• Lakukan penambalan jika menemukan kebocoran pada bak Aerasi (

Aeration Tank).

• Amati level permukaan air didalam bak tersebut agar terhindar dari

banjir.

• Lakukan pengecekan pada panel kontrol dan pada tiap – tiap pompa yang

terpasang agar terhindar dari malfungsi sistem yang berakibat pada kegagalan sistem.

• Lakukan pengecekan kondisi lumpur dan jika lumpur telah mengalami

peningkatan yang sangat banyak buatlah jadwal pembuangan /

penyedotan lumpur setiap 6 bulan sekali dengan menggunakanCar Tank.

• Usahakan agar debit air limbah yang masuk tidak lebih besar dari ukuran

daya tampung sistem itu sendiri.

• Lakukan pengecekan terhadap lamela, biomedia,tube settler, maupun air

seal diffuser apakah mengalami kerusakan atau tidak. Jika kedua item

tersebut mengalami kerusakan lakukanlah penggantian. Sebelum melakukan penggantian agar kondisi bak penampungan dalam keadaan kosong terlebih dahulu.

• Lakukan pengecekan pada supply udara dari blowerapakah telah bekerja

atau tidak. Jika blower tidak mengeluarkan udara lakukan pengecekan

pada blower tersebut baik dari segi komponen maupun dari segi

kelistrikan.

4.2.BAK POST AERATION TANK

Bak Post Aeration Tank ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang

datang dari bakAeration Tank untuk mempercepat proses pengendapan. Di

(45)

ke dalam air limbah melalui air seal diffuser. Proses perawatan bak Post

Aerasi Tank(Post Aeration Tank) adalah :

• Lakukan pengecekan pada bakPost Aerasi (Post Aeration Tank ) tersebut

agar terhindar dari kebocoran maupun kegagalan sistem.

• Lakukan penambalan jika menemukan kebocoran pada bak Post Aerasi (

Post Aeration Tank).

• Amati level permukaan air didalam bak tersebut agar terhindar dari banjir.

• Lakukan pengecekan pada panel kontrol dan pada tiap – tiap pompa yang

terpasang agar terhindar dari malfungsi sistem yang berakibat pada kegagalan sistem.

• Lakukan pengecekan kondisi lumpur dan jika lumpur telah mengalami

peningkatan yang berlebih buatlah jadwal pembuangan / penyedotan

lumpur setiap 6 bulan sekali dengan menggunakanCar Tank.

• Usahakan agar debit air limbah yang masuk tidak lebih besar dari ukuran

daya tampung sistem itu sendiri.

• Lakukan pengecekan terhadap lamela, biomedia,tube settler, maupun air

seal diffuser apakah mengalami kerusakan atau tidak. Jika kedua item

tersebut mengalami kerusakan lakukanlah penggantian. Sebelum melakukan penggantian agar kondisi bak penampungan dalam keadaan kosong terlebih dahulu.

• Lakukan pengecekan pada supply udara dari blowerapakah telah bekerja

atau tidak. Jika blower tidak mengeluarkan udara lakukan pengecekan

pada blower tersebut baik dari segi komponen maupun dari segi

kelistrikan.

4.3. BAK CLARIFIER TANK

Unit ini berfungsi sebagai Clarifier akhir untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati. Proses perawatan bakClarifier Tankadalah :

• Lakukan pengecekan pada bakClarifier Tanktersebut agar terhindar dari

(46)

• Amati level permukaan air didalam bak tersebut agar terhindar dari banjir.

• Lakukan pengecekan pada panel kontrol dan pada tiap – tiap pompa yang

terpasang agar terhindar dari malfungsi sistem yang berakibat pada kegagalan sistem.

• Lakukan pengecekan kondisi lumpur dan jika lumpur telah mengalami peningkatan yang berlebih buatlah jadwal pembuangan / penyedotan

lumpur setiap 6 bulan sekali dengan menggunakanCar Tank.

• Usahakan agar debit air limbah yang masuk tidak lebih besar dari ukuran

daya tampung sistem itu sendiri.

• Lakukan pengecekan terhadap air lift system apakah mengalami

kerusakan atau tidak. Jika item tersebut mengalami kerusakan lakukanlah penggantian. Sebelum melakukan penggantian agar kondisi bak penampungan dalam keadaan kosong terlebih dahulu.

4.4.BAK EFFLUENT TANK

Air yang telah diolah akan dialirkan menuju Effluent Tankuntuk selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses lagi untuk

keperluanrecyclingyang dapat kita gunakan untuk menyiram taman dan air

cuci kendaraan. Proses perawatan bakEffluent Tankadalah :

• Lakukan pengecekan pada bak Effluent Tanktersebut agar terhindar dari

kebocoran maupun kegagalan sistem.

• Lakukan penambalan jika menemukan kebocoran pada bakEffluent Tank.

• Amati level permukaan air didalam bak tersebut agar terhindar dari banjir.

• Lakukan pengecekan pada panel kontrol dan pada tiap – tiap pompa yang

terpasang agar terhindar dari malfungsi sistem yang berakibat pada kegagalan sistem.

• Usahakan agar debit air limbah yang masuk tidak lebih besar dari ukuran

daya tampung sistem itu sendiri.

(47)

4.5.BAK CHLORINATION TANK

Chlorinasi bertujuan untuk membunuh bakteri - bakteri patogen yang ada

dan menghilangkan tingkat kekeruhan dalam air serta meningkatkan kejernihan air outlet. Proses perawatan bakChlorination Tankadalah :

• Lakukan pengecekan pada bak Chlorination Tanktersebut agar terhindar dari kebocoran maupun kegagalan sistem.

• Lakukan penambalan jika menemukan kebocoran pada bak Chlorination

Tank.

• Lakukan pengecekan pada Dosing Pump apakah Dosing Pump tersebut

telah bekerja dengan baik atau tidak.

• Lakukan pengecekan pada setiap komponen – komponen pada Dosing

Pump itu sendiri.

• AmatiChlorinecair didalam tangki Chlorinetersebut apakah sudah mulai

berkurang atau tidak, jika telah berkurang isi kembali tangki tersebut dengan cairanChlorinetersebut.

E. PEMECAHAN MASALAH

• Begitu terjadi kondisi atau masalah yang abnormal, Operator yang mengetahui harus melapor ke pihak atasan. Dalam hal ini,standby unityang sudah siap harus segera menggantikan.

• Suku cadang dan onderdil yang rusak harus diganti sesuai dengan petunjuk perawatan dari penjual mesin atau peralatan tersebut.

• Jika standby unit dan onderdil yang rusak tidak tersedia di tempat, Operator

harus memberitahu kepada pihak atasan yang membawahi IPAL secara mendetail, supaya bisa menghubungi vendor.

• Catatlah alamat, telpon, email, dan lain sebagainya. Semua daftar vendor dan sub

- vendor sebagai referensi.

• Pada kasus gawat darurat yang luar biasa, Operator harus segera mengambil langkah - langkah optimum. Pada kasus terburuk, instalasi harus dihentikan

sementara dan limbah dialirkan lewat by-pass tanpa pengolahan. Walau

demikian, penghentian harus diminimalisir.

• Untuk peralatan yang terpisah, periksa petunjuk perawatan masing-masing

Referensi

Dokumen terkait