Aplikasi SIG dan PJ untuk Kajian Kelayakan Hotel Berdasarkan Fasilitas dan Sarana Prasarana Pendukung
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
JONED DWI AWANGGA 07/258136/DGE/564
PROGRAM DIPLOMA
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
INTISARI
Penelitian ini mengambil tema Aplikasi SIG dan PJ untuk kajian kelayakan hotel berdasarkan sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Mergangsan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran hotel dan mengklasifikasikannya berdasarkan fasilitas serta jangkauan terhadap sarana prasarana pendukungnya.
Penelitian ini menggunakan metode plotting, digitasi, buffering, serta overlay dalam pengerjaannya. Dari data-data koordinat hotel di dapat dihasilkan sebaran hotel di Kecamatan tersebut yang kemudian digabungkan dengan data-data lain sehingga didapatkan hasil sesuai tujuan yang diharapkan. Dalam prosesnya mulai dari plotting awal sampai pengolahan data menghasilkan peta akhir penelitian ini menggunakan software ArcGIS.
KATA PENGGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan mengambil judul “Aplikasi SIG dan PJ untuk Kajian Kelayakan Hotel Berdasarkan Sarana dan Prasarana di Kecamatan Mergangsan”.
Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai syarat untuk menempuh kelulusan studi selama berada Program Diploma Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi. Dalam rangka penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Untuk itu dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program Diploma Penginderaan Jauh dan SIG, Fakultas Geografi, UGM, Yogyakarta
2. Bapak Bowo Susilo, S.Si., m.T selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan dorongan, pengarahan, koreksi, serta bimbingan sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
3. Bapak Nur Muhammad Farda, S.Si., M.Sc selaku dosen wali yang telah bayak memberikan dorongan, pengarahan, koreksi serta bimbingan sehingga studi saya ini dapat terselesaikan
4. Bapak dan Ibu pengelola Program Diploma III PJ dan SIG, Fakultas
Geografi, UGM Yogyakarta, terimakasih atas fasilitas dan syarat-syarat secara administratif yang diperlukan hingga terselesainya Tugas Akhir ini 5. Bapak dan Ibu pengelola Perpustakaan Badan Pusat Statistik Kota
Yogyakarta
6. Orangtua saya, Bapak dan Ibu tercinta atas segalannya, baik materi dan doa-doanya
8. Sahabatku “ucekuek” Ody, Topan, Paksi, Aul, Apri, Ajiek, dan Ardian terimakasih atas semangat, motivasi dan persahabatan yang telah terjalin selama ini
9. Kekasihku, terimakasih atas kasih sayang, motivasi, dan doa-doanya, “semuanya sangat berarti”
10. Teman-teman pemberi motivasi Iva Fatmasari, Iyudh, Joan, April, Lia, Rizky, Anggi, Heldya yang selalu menyemangati dan membawa keceriaan 11. Teman-teman Program Diploma PJ & SIG yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu kalian adalah sumber inspirasi dan motivasi
12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu, kemampuan, dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta bagi penulis pada khususnya.
Yogyakarta, Januari 2014
2.3.3.2 Pemrosesan Data Akhir ………...27 2.4 Diagram Alir Penelitian……….. ....30
BAB III. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
3.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah...31 3.2. Pembagian Wilayah ...32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil……….…………..34 4.2 Pembahasan………...34
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……….……….41 5.2 Saran ………....…41
BAB VI
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1.1 Fitur dari satelit Quickbird... ... ...6 Tabel 1.2 Profil dan spesifikasi satelit Quickbird...…………... 7
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 pemotongan citra berdasarkan admin Kec. Mergangsan...14
Gambar 2.2 Proses raster clip... 15
Gambar 2.3 Nama hotel beserta koordinatnya dalam excel... 15
Gambar 2.4 Proses plotting koordinat hotel... 16
Gambar 2.5 Hasil plotting koordinat hotel... 16
Gambar 2.6 Plotting sebaran sarana dan prasarana umum... 17
Gambar 2.7 Proses eksport format kml ke shp... 18
Gambar 2.8 Digitasi jalan area Kecamatan Mergangsan...18
Gambar 2.9 Peta jaringan jalan sebelum di buffer...19
Gambar 2.10 Input data buffer...19
Gambar 2.11 Peta hasil buffer jaringan jalan...20
Gambar 2.12 Membuat geodatabase untuk polygon servis area ...20
Gambar 2.13 Memberi nama feature dataset...21
Gambar 2.14 Import feature class...22
Gambar 2.15 Input data shp yang akan diproses... 22
Gambar 2.16 Membuka extentions...23
Gambar 2.17 Mengaktifkan estensi network analist...23
Gambar 3.18 Membuka dataset yang akan dibuat... 24
Gambar 3.19 Membuka lokasi titik sebaran sarana dan prasarana... 24
Gambar 3.20 Servis area yang akan digunakan adalah sarana... 25
Gambar 4.21 Menentukan jangkauan sarana... 25
Gambar 4.22Memilih tipe polygon yang diinginkan... 25
Gambar 2.23.Proses akhir Network analist...26
Gambar 2.24 Hasil Poligon servis area...27
Gambar 2.25 Proses overlay peta servis area dengan data sebaran hotel...27
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kawasan tujuan wisata nomor dua setelah Bali. Disamping itu, Kota Yogyakarta sebagai ibukota Propinsi DIY terkenal dengan Kota Budaya, yang dikenal memiliki akar budaya keraton, Kota Pendidikan, dan masih banyak lagi. Dengan predikat sebagai kawasan tujuan Pariwisata, tentunya terdapat banyak fasilitas-fasilitas penginapan yang disediakan.
Kecamatan Mergangsan merupakan salah satu obyek atau tujuan akomodasi wisatawan asing maupun domestik yang datang di DIY, khususnya di wilayah sekitar Jalan Parangtritis. Tempat tersebut, menurut sejarah merupakan sentra produksi batik di Kota Yogyakarta, sehingga banyak wisatawan asing maupun domestik yang datang dan kemudian masyarakat sekitar mulai mengembangkan usaha penginapan hingga kini. Sampai saat ini jumlah hotel atau penginapan yang ada di kecamatan ini berjumlah 51 buah (Badan Pusat Statistik DIY), dari jumlah hotel atau penginapan tersebut jelas tampak bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang sering dikunjungi wisatawan.
Sektor pariwisata diketahui melalui indikator yang dihasilkan oleh statistik perhotelan, seperti tingkat tingkat penghunian kamar dan perkembangan akomodasi. Hotel, disamping harus memiliki kelengkapan fasilitas juga dipengaruhi dengan ketersediaan faktor pendukung lainnya seperti akses dan sarana prasarana pendukung. Hal ini dapat dijadikan bahan perencanaan dan evaluasi baik oleh Pemda setempat, swasta dan pengusaha hotel/akomodasi untuk menentukan kebijakan dan sebagai pendapatan. Salah satu pendapatan tersebut dengan menyediakan fasilitas maupun utilitas yang mendukung keberadaan hotel, misalkan informasi petunjuk lokasi wisata yang didukung dengan akses jalan yang mudah dan tempat-tempat umum yang sering kali dibutuhkan.
jalan yang belum semuanya telah terakses dengan baik oleh angkutan umum, dan keberadaan sarana prasarana yang belum terbangun secara merata.
Dari hal tersebut, penting sekali untuk memperindah fasilitas-fasilitas adanya sistem informasi tersebut, tentunya wisatawan yang akan berkunjung ke DIY dapat memilih sendiri lokasi penginapannya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul : ” Aplikasi SIG dan PJ untuk Kajian Kelayakan Hotel Berdasar Fasilitas dan Sarana Prasarana Pendukung di Kecamatan Mergangsan.”
1.2 Perumusan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, berdasarkan uraian latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
- Bagaimanakah pola sebaran hotel di Kecamatan Mergangsan ?
- Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang terdapat di Kecamatan Mergangsan ?
- Bagaimanakah jangkauan sarana dan prasarana pendukung yang terdapat di Kecamatan Mergangsan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk :
- Mengetahui sebaran dan klasifikasi hotel di Kecamatan Mergangsan dan memberikan opsi kepada wisatawan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut :
Untuk mengembangkan pemahaman penulis terhadap aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, terutama aplikasi kartografi tematik pemetaan lokasi penginapan/hotel di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta.
Sebagai masukan untuk kajian evaluasi akomodasi.
Sebagai masukan bagi developer yang ingin mengembangkan pariwisata.
Sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah dalam pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata.
1.5 Dasar Teori
1.5.1 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979).
Didalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan menilai arti penting obyek yang tergambar pada citra. Dengan kata lain maka penafsir citra berupaya untuk mengenali obyek yang tergambar pada citra dan menterjemahkannya kedalam disiplin ilmu tertentu.
obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Sehubungan dengan contoh tersebut maka berdasarkan bentuk, ukuran dan letaknya. Pada tahap analisis dikumpulkan keterangan lebih lanjut.
Penginderaan jauh semakin banyak digunakan karena citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala dipermukaan bumi dengan ujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letaknya dipermukaan bumi, citra relatif lengkap, meliputi daerah yang luas serta permanen. Selain itu dari citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop, karakteristik obyek yang tak tampak dapat diujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya, citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajah secara terestrial. Citra dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Colwell dan Lo (1976 dalam Sutanto 1998) menyatakan ada empat keunggulan foto pankromatik hitam putih diantaranya kesan rona obyek sama dengan kesan mata yang memandang obyek aslinya karena kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia, resolusi spasialnya halus yang memungkinkan pengenalan obyek yang berukuran kecil. Kehalusan resolusi spasialnya ini memungkinkan pengenalan obyek yang berukuran kecil. Kehalusan resolusi spasialnya ini disebabkan oleh tenaga foton atau tenaga kuantum yang besar pada panjang gelombang ini. Stabilitas dimensional tinggi sehingga banyak digunakan dalam bidang fotogrametri selain itu film pankromatik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang telah terbiasa menggunakannya.
Data satelit penginderaan jauh memiliki keunggulan yang memungkinkan pemanfaatan diberbagai sektor pembangunan dan untuk bermacam-macam tujuan, yaitu antara lain :
1. Data satelit penginderaan jauh dapat mencakup daerah pengamatan yang sangat luas dan secara periodik dengan kisaran waktu tertentu. 2. Data satelit penginderaan jauh dapat digunakan untuk tujuan analisis
3. Data satelit penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk beragam tujuan diberbagai sektor pembangunan, yang dapat diproses dengan menerapkan berbagai macam metode yang masing-masing dapat diarahkan agar dapat diperoleh informasi untuk suatu tujuan tertentu. 4. Data satelit penginderaan jauh mempunyai tingkat kompatibilitas yang
fleksibel, sehingga mudah untuk dilakukan integrasi dengan jenis data lainnya.
1.5.2 Sistem Informasi Geografi
Sistem informasi geografi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sistem manual dan digital (dengan menggunakan komputer sebagai alat pengolahan dan analisis) yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, memanipulasi, memperbaharui, dan menghasilkan informasi yang mempunyai rujukan spasial dan geografis.
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem diantaranya yaitu: data input, data output, data managemen dan data manipulasi dan data analisis. Disamping subsistem-subsistem dari SIG tersebut, SIG juga terdiri dari berbagai komponen diantaranya perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi geografi dan manajemen.
SIG memiliki kelebihan yang membedakan dengan sistem informasi lainnya, yaitu SIG bukan saja mampu menangani data atribut (kualitatif dan kuantitatif), sekaligus mampu menangani data spasial (keruangan) yang berwujud titik garis dan poligon. Kelebihan ini menjadikan SIG memiliki prospek pengembangan dan pemakaian yang lebih potensial sebagai sistem pengambilan keputusan untuk berbagai aplikasi.
1.5.3 Hotel
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. (http://id.wikipedia.org/wiki/ Hotel). Hotel adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau bagian dari bangunan daripadanya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran (mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen hotel tersebut). Apabila tidak memenuhi persyaratan seperti tersebut di atas dikategorikan sebagai "penginapan".
1.5.4 Citra Satelit Quickbird
Citra satelit Quickbird merupakan salah satu citra satelit yang memiliki resolusi tinggi yang dimiliki dan dioperasikan oleh DigitalGlobe, ukuran pixel mencapai 0.61cm. Satelit ini menggunakan sensor BGIS 2000 dan memiliki saluran pankromatik dan multispektral.
Tabel 1.1 Fitur dari satelit Quickbird
Fitur Keunggulan
Resolusi Sensor komersial paling tinggi yang tersedia
60-cm (2-ft) pankromatik
Platform stabil dalan akurasi atau ketelitian permukaan. 3-axis stabilized, star tracker/IRU/reaction wheels, GPS
Pemetaan area tanpa harus menggunkan cek lapangan dan tanpa penggunaan GCP (Ground Control Point)
16.5-km width imaging swath
128 Gbits on-board image storage capacity
mutu gambaran Tinggi
Citra dengan kualitas tinggi
Off-axis unobscured design of QuickBird's telescope Large field-of-view
High contrast (MTF) High signal to noise ratio 11 bit dynamic range
Luas cakupan target koleksi imaging pantas dan tingkatkan gambaran interpretabilas yang tinggi sebab gambaran dapat diperoleh pada tingkat pencahayaan yang paling rendah tanpa menghilangkan kualitas maupun kuantitas grafik/gambar
Kuantisasi 11 bits
Tabel 1.2 Profil dan spesifikasi Satelit Quickbird
Informasi peluncuran
Tanggal: 18 Oktober 2001
Peluncuran wahana: 1851-1906 GMT (1451-1506 EDT) Kendaraan peluncur: Delta II
Lokasi peluncuran: SLC-2W, Vandenberg Air Force Base, California
Orbit
Ketinggian: 450 km - 98 derajat, sun-synchronous inclination Resolusi temporal: 1 sampai 3.5 hari berdasar pada latitude Pada resolusi pixel 60-centimeter
Viewing angle: Agile spacecraft - in-track and cross-track pointing Periode: 93.4 minutes
Koleksi Per Orbit ~128 gigabits (approximately 57 single area images)
Lebar cakupan dan ukuran wilayah
Nominal swath width: 16.5-kilometers at nadir
Accessible ground swath: 544-km centered on the satellite ground track (to ~30° off nadir)
Areas of interest:
Single Area - 16.5 km x 16.5 km Strip - 16.5 km x 165 km
Akurasi metrik 23-meter circular error, 17-meter linear error (tanpa ground control)
Black & White: 445 to 900
ADCS Approach 3-axis stabilized, star tracker/IRU/reaction wheels, GPS
Pointing and Agility
Accuracy: less than 0.5 milliradians absolute per axis Knowledge: less than 15 microradians per axis Stability: less than 10 microradians per second
Onboard Storage 128 Gbits capacity
Masa orbit Bahan bakar untuk 7 tahun
berat 2100 pound, panjang 3.04-meter (10-ft)
Citra Quickbird diluncurkan oleh DigitalGlobe pada tanggal 18 Oktober 2001 dengan mesin pendorong Boeing Delta II. Peluncuran dilakukan di Pangkalan Angkatan Udara, Vandenberg California. Ketinggian orbit 450 km, waktu orbit 93, 5 menit melewati khatulistiwa 10:30 am dan kemiringan 97,2o
Produk citra Quickbird ini dibagi ke dalam tiga level, yaitu : 1. Basic Imagery
Produk ini merupakan produk citra yang paling sedikit dilakukan pemerosesan. Didesain untuk pengguna yang mempunyai kemampuan image processing yang handal. Produk ini sudah terkoreksi radiometri, terkoreksi sensor tetapi belum terkoreksi geometrinya. Karena belum terkoreksi geometri, maka proyeksi dan ellipsoid kartografinya belum diketahui.
2. Standard Imagery
Produk ini didesain untuk pengguna yang menghendaki akurasi sedang dan atau cakupan area yang sempit. Pengguna yang menggunakan produk ini mempunyai kemampuan image processing yang cukup dan mampu memanipulasi dan memanfaatkan citra untuk berbagai aplikasi. Sudah terkoreksi geometrik maupun radiometrik. Resolusi bervariasi antara 60–70 cm untuk pankromatik dan 2,4–2,8 meter untuk multispektral.
3. Orthorectified Imagery
Produk ini sudah menghapus kesalahan topografi dan ketelitian posisinyapun lebih baik, merupakan “GIS ready”, sebagai basemap untuk pembuatan atau revisi pemetaan database GIS atau untuk menunjuk keberadaan suatu kenampakan. Produk ini juga dapat digunakan untuk deteksi perubahan dan aplikasi analisis yang lain serta mempunyai kemampuan untuk pembuatan DEM dan GCPs.
BAB II
Metode penelitian merupakan suatu bentuk tata cara dalam cabang (branch) kegiatan berfikir yang menekankan pada cara penelitian berdasarkan konsep dari asas-asas teoritik atau kerangka penelitian Menurut Jujun S. Suriasumantri sebagian di kutip (Sugiono 2001: 1) Metode keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan emperis. Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan emperis memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
Dalam metode penelitian ini memuat tentang uraian ringkas tentang daerah penelitian yang dilakukan, yang mana daerah penelitian tersebut merupakan daerah Kecamatan Mergangsan. Selain itu juga tercantum alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperoleh hasil, Tahap pengumpulan data sebagi proses dan tahapan – tahapan untuk mendapat data. Langkah kerja dalam melakukan penelitian ini juga tercantum dalam metode penelitian ini. Pembuatan peta citra digital daerah Kecamatan Mergangsan ini di lakukan dengan menggunakan metode Interpretasi, overlay, buffer, dan network analis.
2.1 Alat
1. Seperangkat komputer dengan spesifikasi : - Processor Core i3 2,27 GHz
- RAM 2 Gb
- ATI Radeon Premium Graphics (VGA) 512Mb
- Harddisk 350 Gb
- CD ROM dan CD RW 52x
- USB port untuk Flash disk
- Printer Hewllet Packard Deskjet 2466
ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak sistem informasi geografi terbaru yang dikeluarkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute). ArcGIS dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemrograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi lainnya. ArcGIS merupakan sebuah software pengolah data spasial yang memiliki banyak keunggulan dari pada software keluaran ESRI versi sebelumnya untuk dapat dimanfaatkan oleh kalangan pengolah data spasial. Perangkat lunak ArcGIS merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI, yang memungkinkan kita memsanfaatkan data dari berbagai format data. Dengan ArcGIS kita memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan. Kita juga bisa memakai fungsi pada level ArcVIEW, ArcEDITOR, ArcINFO dengan fasilitas ArcMap, ArcCatalog, dan Toolbox. Materi yang disajikan adalah konsep SIG, pengetahuan peta , pengenalan dan pengoperasian ARCGIS, input data dan manajemen data spasial, pengoperasian ArcCatalog, komposisi/tataletak peta dengan ArcMap. Desktop ArcGIS terdiri dari lima modul yaitu Arc Map, Arc Catalog, Arc Globe, Arc Toolbox dan Model Builder.
1. Arc Map mempunyai fungsi untuk menampilkan peta untuk proses, analisis peta, proses editing peta, dan juga dapat digunakan untuk mendesain secara kartografis.
2. Arc Catalog digunakan untuk managemen data atau mengatur managemen file – file, jika dalam Window fungsinya sama dengan explore.
3. Arc Globe dapat digunakan untuk data yang terkait dengan data yang universal, untuk tampilan 3D, dan juga dapat digunakan untuk menampilkan geogle earth.
5. Arc Toolbox digunakan untuk menampilkan tools – tools tambahan.
3. Ekstensi Network Analyst
Network Analyst merupakan salah satu extention yang disediakan pada software ArcGis yang memiliki kemampuan untuk melakukan analisa jaringan, dimana dalam melakukan analisa jaringan Network Analyst akan menemukan jalur yang paling kecil impedansinya. Yang termasuk jaringan pada Network Analyst disini yaitu seperti: jaringan jalan, jaringan kabel listrik, aringan sungai, jaringan pipa. Network Analyst ArcGis memiliki kemampuan untuk membuat network dataset dan melakukan analisa pada jaringan tersebut. Extention ini dibuat dengan menggunakan beberapa bagian aplikasi dari ArcGis yaitu ArcCatalog untuk membuat network dataset, ArcMap untuk melakukan analisis dan ArcToolbox untuk melakukan proses geogrosesing. Network dataset wizard di dalam ArcCatalog akan memudahkan untuk membuat sebuah dataset dari sebuat geodatabase atau shapefile, wizard ini akan membantu untuk mengidentifikasi feature class yang akan digunakan, menetapkan aturan di dalam jaringan dan mengidentifikasi atribut di dalam jaringan (ESRI, 1998). Network Analyst ArcGIS dapat menemukan jalan terbaik dari satu lokasi ke lokasi lain atau menemukan jalan terbaik untuk mengunjungi beberapa lokasi. Lokasi dapat ditentukan secara interaktif dengan menempatkan titik-titik pada layer, dengan memasukkan alamat atau dengan menggunakan titik dalam fitur yang ada pada fitur kelas.
1. Citra Satelit Quickbird sebagian Kota Yogyakarta tahun 2005, dalam format citra softcopy dengan format grafik jpeg (Joint Photographic Expert Group) yang telah terkoreksi.
2. Peta Administrasi Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, dalam format shapefile.
3. Data sebaran lokasi hotel/penginapan Kecamatan Mergangsan, sumber BPS Kota Yogyakarta 2012
2.3 Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian terdapat lima tahap utama yang harus dilakukan, yaitu
Tahap persiapan.
Pengumpulan data
Pemrosesan data awal
Pemrosesan data tahap akhir
Kelima tahap tersebut memiliki kaitan antara satu dengan yang lain.
2.3.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini langkah kerja yang dilakukan adalah langkah awal dalam pembuatan penelitian seperti :
1. Pengembangan ide.
2. Pembuatan proposal penelitian. 3. Pengumpulan dasar teori.
4. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.3.2. Pengumpulan Data
Untuk tahap ini langkah kerja yang dilakukan selanjutnya adalah : 1. Mengumpulkan data peta administrasi Kecamatan Mergangsan. 2. Mengumpulkan data sebaran lokasi hotel maupun penginapan
Mergangsan beserta fasilitas, jumlah kamar yang dimiliki serta, tarif yang harus dikeluarkan untuk masing- masing hotel tersebut. 3. Mengumpulkan data dan plotting lapangan sebaran lokasi
fasilitas-fasilitas publik. Data ini diperoleh melalui proses survei lapangan menggunakan GPS, jadi diperoleh koordinat masing-masing hotel untuk kemudian bisa ditampilkan dalam peta digital agar bisa diproses lebih lanjut.
2.3.3 Pemrosesan Data
2.3.3.1 Pemrosesan Data Awal
Pada tahap ini data yang diperoleh dari masing-masing instansi diolah/diproses menggunakan komputer, pada tahap ini langkah yang dilakukan antara lain adalah :
Pemotongan citra.
Data management tool –raster—raster prosccessing--clip
Gambar 2.2 Proses raster clip
Plotting titik persebaran hotel
-menyiapkan data tabular nama hotel dan koordinat
Gambar 2.3 Nama hotel beserta koordinatnya dalam excel
Gambar 2.4 Proses plotting koordinat hotel
- Export data titik dalam format shp
Klik kanan pada nama layer – pilih select all, sorot data – pilih export data
Plotting titik persebaran sarana dan prasarana dengan memanfaatkan googlemaps.
- buka google maps - sign in - memilih cakupan area kec. Mergangsan - pilih background tipe map
- Pilih tool “mark” untuk menandai tempat yang akan tersimpan pada layer “my place”
- Klik export to “kml”
- Membuka aplikasi online “kml2shp”
- Mengkonversi data titik sarana dari format kml ke dalam shp.
Gambar 2.7 Proses eksport format kml ke shp
Digitasi jaringan jalan
-Pada arc catalog-pilih new shapefile-type polyline – pilih proyeksi UTM 49s—ok - pada arc map –add shapefile yang telah dibuat – start editing – create new feature – digitasi—save edit.
Membuat peta buffer jaringan jalan
- Pada arc toolbox—pilih analysis tools—proxymity—pilih multiring buffer
Gambar 2.9 Peta jaringan jalan sebelum di buffer
- Memasukkan nila-nilai jangkauan yang akan digunakan sebagai acuan proses buffer.
- Peta hasil buffer
Gambar 2.11 Peta hasil buffer jaringan jalan
Membuat peta polygon service area
Terlebih dahulu membuat file geodatabase pada arc catalog
- Arc catalog—klik kanan—new—personal geodatabase.
- Dalam geodatabase yang telah dibuat –klik kanan—pilih feature dataset— beri nama –ok.
Gambar 2.12 membuat geodatabase untuk polygon servis area
Gambar 2.14 Import feature class
Gambar 2.15 Input shp yg akan diproses
Membuat network dataset
Gambar 2.16 Membuka extensions
Gambar 2.17 Mengaktifkan extensi network analist
Gambar 2.18 membuka dataset yang telah dibuat
- Pada arc map – add data network dataset yang telah dibuat pada arc catalog.
- Aktifkan extention network analysis pada toolbar.
- Pada tab service area—klik kanan pada facilities—pilih load location— pilih titik persebaran sarana.
Gambar 2.20 Servis area yang akan digunakan adalah sarana
- pada service area properties—pilih tab analysis setting.
Pada tab ini berisi satuan impedance yang akan digunakan, satuan dapat berupa satuan panjang (meter) atau satuan drive time (minute).
Gambar 2.1 Menentukan jangkauan sarana
Kemudian pilih tab polygon generation
Gambar 2.22 Memilih tipe polygon yang diinginkan
Kemudian klik “solve” untuk merender polygon
Gambar 2.23 Proses akhir network analist
Tampilan hasil polygon area service,
harus ditempuh atau lama waktu yang harus ditempuh berdasarkan jaringan jalan terdekat.
Gambar 2.24 Hasil polygon servis area
2.3.3.2 Pemrosesan data akhir Proses overlay peta (geoprocessing)
- Pada arc tool box—pilih analysis tools—overlay—intersect.
- Melakukan intersect peta service area, buffer jalan terhadap data titik hotel
Data atribut titik hotel hasil proses intersect
Gambar 2.26 Data atribut hasil overlay
- Pengharkatan pada setiap field.
Proses pengharkatan; yaitu menentukan nilai-nilai yang sesuai untuk “area” yang didapatkan dari hasil overlay.
Proses pemberian kelas-kelas dihitung menggunakan formula :
dimana n merupakan nilai tertinggi dari nilai dalam data atribut.
Sedangkan rentang niali/interval kelas dihitung menggunakan formula:
Pengharkatan fasilitas-fasilitas intern hotel untuk mendapatkan skor-skor hotel.
Pengharkatan fasilitas-fasilitas intern hotel ini merupakan salah satu faktor dan parameter dalam penentuan klasifikasi hotel; yaitu
Jumlah kelas = 1 + 3,3 Log n
meliputi pengharkatan jumlah fasilitas yang dimiliki hotel, kapasitas, serta tarif hotel.
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kecamatan Mergangsan merupakan salah satu bagian dari Kecamatan di Kota Yogyakarta. Letak wilayah Yogyakarta terbentang antara 110”24”19” sampai 110”28”53” Bujur Timur dan 07”15’24” sampai 07”49’26” Lintang Selatan. Ditengah wilayah kota tersebut mengalir tiga buah sungai dari arah utara ke selatan, yaitu sungai Winongo yang terletak di bagian barat kota, sungai Code terletak di bagian tengah dan sungai Gadjah Wong terletak di bagian timur. Secara keseluruhan kota Yogyakarta berada di daerah dataran lereng gunung Merapi, dengan kemiringan lereng yang relatif datar (antara 0-3%) dan pada ketinggian 114 meter di atas permukaan air laut. Adapun wilayah kota yang luasnya 32,50 km2 di sebelah utara di batasi oleh Kabupaten Sleman, di sebelah timur di batasi oleh Kabupaten Sleman dan Bantul, di sebelah selatan oleh Kabupaten Bantul dan sebelah barat oleh Kabupaten Bantul dan Sleman (Pemerintah Kota Yogyakarta, 2002, hlm. 3). Batas-batas kota tersebut sesungguhnya mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari masa kerajaan, kolonial, kemerdekaan dan masa-masa mutakhir.
Wilayah Pemerintah Kota Yogyakarta terbagi atas 14 wilayah Kecamatan yaitu Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirabrajan, Gedongtengen,Jetis, dan Tegalrejo.
KECAMATAN MERGANGSAN
Batas Wilayah :
Kecamatan Mergangsan terletak didaerah pinggiran kota dengan batas-batas: - Sebelah Utara : Kecamatan Pakualaman
- Sebelah Timur : Kecamatan Umbulharjo - Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul
- Sebelah Barat : Kecamatan Mantrijeron, Kraton, dan Gondomanan
Jarak terjauh dari utara ke selatan 1,01 Km, jarak terjauh dari barat ke timur 1,02 Km, aliran sungai yang melintasi : Sungai Code lebar 9m, dengan kedalaman 0,5 m.
3.2 Pembagian Wilayah
Secara administratif daerah Kecamatan Mergangsan dibagi menjadi 3 Kelurahan (Brontokusuman, Keparakan, dan Wirogunan), 60 RW dan 216 RT (sumber : BPS kota Yogyakarta). Kelurahan Brontokusuman merupakan Kelurahan terluas dari 3 kelurahan di Kecamatan Mergangsan yaitu 0.93 Km².
Tabel 3.1 Luas Wilayah menurut Kelurahan tahun 2012
Kelurahan Luas (Km².)
Brontokusuman 0.93
Keparakan 0.53
Wirogunan 0.85
Jumlah 110.31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Peta Citra di Kecamatan Mergangsan
4.2 Peta Service Area di Kecamatan Mergangsan
Kecamatan Mergangsan yang merupakan salah satu sentra akomodasi di Kota Yogyakarta pastinya memiliki sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan minat para pengunjung, dalam hal ini terdapat beberapa fasilitas yang dapat menjadi pertimbangan adalah fasilitas umum seperti ATM, kafe, minimarket, restoran, tempat ibadah, tempat wisata maupun beberapa fasilitas lainnya yang dapat menunjang kebutuhan para konsumen selama menempati kawasan tersebut. Fasilitas-fasilitas pendukung akomodasi tersebut tersebar diseluruh Kecamatan Mergangsan. Fasilitas pendukung yang paling banyak adalah rumah makan disebabkan kebutuhan pangan adalah kebutuhan pokok yg harus dipenuhi. Fasilitas umum yang ada di dalam peta terlihat tersebar di beberapa tempat di Kecamatan Mergangsan, paling banyak terdapat di Kelurahan Brontokusuman karena di lokasi tersebut terdapat banyak penginapan yang memungkinkan besarnya peluang fasilitas umum untuk diakses oleh pengguna.
Hasil kedua dalam penelitian ini adalah Peta Service Area di
4.3 Peta Sebaran Hotel di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta
Terdapat 46 hotel di Kecamatan Mergangsan. Dari semua hotel tersebut memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Fasilitas tersebut diantaranya adalah jumlah kamar, eskalator, AC, televisi, garasi, binatu, loker, tempat
Hasil pemrosesan digital mendapatkan empat kelas hotel yaitu sangat lengkap, lengkap, cukup lengkap, dan kurang lengkap. Masing-masing kelas tersebut didapatkan dari pengharkatan beberapa faktor yaitu jumlah kamar, range harga, dan jumlah jalan, serta bagaimana jangkauan sarana dan prasarana pendukung disekitar area hotel tersebut. Terdapat empat hotel yang masuk kategori sangat lengkap yaitu Hotel Pangeran Emas, Hotel Airlangga, Hotel Grand Rosella, dan Hotel Wisanti. Keempat hotel tersabut masuk kategori sangat lengkap karena memiliki total jumlah kamar yang banyak, memiliki fasilitas hotel yang memadai serta terletak di jangkauan sarana yang bagus. Misalnya Hotel Airlangga, Hotel tersebut memuliki total 37 kamar, dan total 12 fasilitas intern yang disediakan di Hotel tersebut, serta masuk kedalam jangkauan sarana yang cukup bagus artinya di area sekitar Hotel Airlangga terdapat beberapa fasilitas umum yang cukup mudah dijangkau untuk menunjang kebutuhan para pengunjung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan begitu hotel ini masuk kategori kelas yang sangat lengkap dan cocok dan menjadi salah satu rekomendasi untuk para pengunjung.
memadai. Salah satu contoh adalah Hotel Indah Pallace, Hotel ini memiliki total 25 kamar yang disewakan, 10 fasilitas intern, dan masuk ke dalam jangkauan sarana yang lumayan baik sehingga dikategorikan menjadi kategori lengkap.
Hotel yang masuk kategori cukup lengkap ada 22, yaitu Hotel Prayogo Baru, Hotel Metro I, Hotel Sri Timur, Hotel Cempaka, Hotel Syailendra, Hotel Madukoro, Hotel Puri Ageng, Hotel Duta Kencana, Hotel Diega Graha, Hotel D’Talent, Hotel Dina, Hotel Winotosastro, Hotel New Prambanan, Hotel Sumaryo, Hotel Duta Garden, Hotel Duta, Hotel Tilamas, Hotel Prayogo III, Hotel Prayogo Lama, Hotel Kirana, dan Hotel Mercury. Semua hotel tersebut dikategorikan menjadi lengkap karena memiliki Harkat total harkat fasilitas 3.Contoh hotel yang masuk kategori ini adalah Hotel Prayogo Baru, Hotel ini memiliki total 20 kamar untuk disewakan, untuk jumlah fasilitas intern yang di miliki ada 5, dengan begitu hotel ini dikategorikan menjadi kategori cukup lengkap.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1. Hasil dari pemetaan jangkauan sarana dan prasarana menghasilkan 3 kelas servis area yaitu kelas servis area yang baik, kelas servis area sedang, dan kelas servis area buruk. Kelas servis area yang baik dengan warna biru pekat menunjukan bahwa di area tersebut tersebut terdapat fasilitas umum yang dekat dan mudah dijangkau, kelas servis area sedang dengan warna biru menunjukan bahwa di area tersebut fasilitas umum lumayan mudah untuk di akses, dan kelas servis area yang buruk dengan warna biru muda mununjukan di area tersebut fasilitas umum susah untuk di akses.
2. Hasil Pemetaan sebaran hotel berdasarkan fasilitas dan sarana
pendukung didapatkan 4 kelas hotel yaitu hotel dengan kelas fasilitas sangat lengkap, hotel dengan kelas fasilitas lengkap,hotel dengan kelas fasilitas cukup lengkap, dan hotel dengan kelas fasilitas kurang
lengkap. Dengan melihat peta sebaran hotel pengunjung akan
mendapat informasi bagaimana karakteristik hotel dan memilih hotel mana yang akan dipilih sesuai keinginan.
5.2. Saran
1. Dalam menentukan pilihan hotel hendaknya mengunjung memilih hotel dengan fasilitas yang lengkap dan terletak di area dengan servis area yang bagus sehingga akan memperoleh kenyamanan dan kemudahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari saat berwisata. 2. Dengan hasil penelitian tentang aplikasi SIG dan PJ untuk Kajian
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya. Badan Pusat Statistik. Yogyakarta.
Anonim. 2010. Kota Yogyakarta Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Yogyakarta Anonim. 2010. Luas Penggunaan Lahan dan Alat-alat Mesin Pertanian Propinsi
DIY. Badan Pusat Statistik. Yogyakarta
Anonim. 2010. Tingkat Penghunian Kamar Hotel – DIY. Badan Pusat Statistik. Yogyakarta.
Barandi, dkk. 2002. Petunjuk Praktikum Sistem Informasi Geografi II. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Lillesand & Kiefer, 1991, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, GAMA Press, Yogyakarta.
Prahasta, Eddy. 2004. Sistem Informasi Geografis Tools dan Pluggins. Bab XVIII, Hal – 369 -395
Sutanto, 1986, Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Website
http://id.wikipedia.org/wiki/Mergangsan,_Yogyakarta
http://www.chikolah.web.id/2011/09/langkah-langkah-membuat-tabel.htmlhttp://www.eurimage.com/gallery/webfiles/qb.html