MAKALAH FARMAKOLOGI TENTANG
RESEPTOR
DISUSUN OLEH :
ANGGI ANDRIANI 1600002
DINI RAHMADANI
EKA NADIRA APRILIA 1600008
SRI FADILLA
YOLANDA 1600022
D-III 1A
Kata pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, Tuhan yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah farmakologi dasar ini.
Bersamaan dengan ini, saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah farmakologi dasar, yang telah
memberikan arahan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan pembelajaran mata kuliah kimia dasar. Adapun maksud penulisan makalah ini untuk membahas tentang “reseptor dalam mekanisme obat” .
Demikian makalah ini penulis selesaikan untuk memperdalam
pengetahuan dan menyelesaikan tugas yang di berikan. Jika ada kesalahan, penulis bersedia menerima kritik dan saran . Semoga bermanfaat.
Pekanbaru, 1 maret 2017
Daftar Isi
Kata Pengantar ...2
Daftar Isi ...3
BAB I Pendahuluan Latar Belakang ...4
Rumusan Masalah ...5
Tujuan ...5
BAB II Isi Reseptor dalam mekanisme obat...6
Teori para ahli mengenai reseptor dalam mekanisme obat...7
Beberapa istilah yang terdapat reseptor dalam mekanisme obat...8
Fungsi reseptor dalam mekanisme obat...8
Kerja obat tanpa perantara reseptor...9
Aksi obat spesifik dengan reseptor dalam mekanisme obat...9
Konsentrasi dan respon obat dalam reseptor...10
Jenis resepor dalam mekanisme obat...10
Penjelasan dan penjabaran jenis reseptor...11
BAB III Penutup Kesimpulan ...12
A. Latar belakang.
Mekanisme kerja obat lainnya adalah berikatan dengan reseptor karena sebagian besar obat berikatan dengan suatu reseptor. Suatu reseptor dapat berinteraksi dengan suatu ligan, antara lain: hormone-hormon endogen dan neurotransmitter, atau agen-agen pengatur lainnya. Pada umumnya obat atau
ligan dapat bertindak sebagai agonis atau
antagonis. Agonis merupakan analog hormone endogen dan neurotransmitter, artinya agonis menimbulkan suatu efek biologis, meskipun efek yang ditimbulkannya bias bersifat menstimulasi atau menghambat.
Agonis yang berbeda mengaktifkan reseptor dengan tingkat efektivitas yang berbeda pula. Agonis yang menyebabkan atau menstabilkan proses konformasi yang kurang produktif disebut agonis parsial. Sebaliknya, obat-obatan antagonis adalah agen-agen yang menghambat efek-efek yang diperantarai oleh reseptor setelah dipicu oleh hormone, neurotransmitter, atau obat-obat agonis melalui persaingan untuk mendapatkan reseptor.
B.Rumusan masalah
Dari latar belakang penulis maka kelompok VII akan membahas mengenai
1. Apa yang dimaksud dengan reseptor dalam mekanisme obat?
2. Adakah teori teori mengenai reseptor dalam mekanisme obat?
3. Adakah istilah didalam reseptor didalam obat?
4. Apakah fungsi dari reseptor dalam mekanisme obat?
5. Apakah ada kerja obat tanpa perantara reseptor dalam mekanisme obat?
6. Ada berapakah jenis kah reseptor dalam mekanisme obat?
C.Tujuan
1. Mengetahui maksud dari reseptor dalam mekanisme obat
2. Mengenal teori dari para ilmuan mengenai reseptor dalam mekanisme obat
3. Mengetahui makna reseptor didalam obat
4. Mengetahui fungsi dari reseptor
5. Mengetahui dan memahami kerja obat tanpa perantara reseptor dalam mekanisme obat
RESEPTOR DALAM MEKANISME OBAT
Reseptor merupakan suatu molekul yang jelas dan spesifik terdapat dalam organisme, tempat molekul obat (agonis) berinteraksi membentuk suatu kompeks yang reversibel sehingga pada akhirnya sehingga menimbulkan respon. Suatu senyawa yang dapat mengaktivasi sehingga menimbulkan respon disebut agonis. Selain itu senyawa yang dapat membentuk konleks dengan reseptor tapi tidak dapat menimbulkan respons dinamakan antagonis. Sedangkan senyawa yang mempunyai aktivitas diantara dua kelompok tersebut dinamakan antagonis parsial. Pada suatu kejadian dimana tidak semua reseptor diduduki atau berinteraksi dengan agonis untuk menghasilkan respons maksimum, sehingga seolah-olah terdapat kelebihan reseptor, kejadian ini dinamakan reseptor cadangan.
Reseptor di dalam atau di membran sel yang fungsinya untuk berinteraksi dengan pembawa pesan kimia endogen di dalam tubuh (hormone, neurotransmitter, mediator kimia bagi system kekebalan tubuh, dan lain-lain) sehingga dapat memicu respons sel. Reseptor membantu mengoordinasikan respons dari sel-sel tubuh. Obat-obatan yang digunakan dalam dunia kedokteran memanfaatkan ‘sensor’ kimia ini-baik dengan cara merangsangnya (obat-obatan ini disebut agonis) atau dengan mencegah mediator endogen atau agonis untuk menstimulasi respons (obat-obatan ini di sebut antagonis).
Beberapa obat mengahasilkan suatau efek setelah berikatan atau berinteraksi dengan komponen organisme yang spesifik. Komponen organisme tersebut biasanya berupa suatu protein. Bebrapa obat beraksi secara subsrat yang salah atau sebagai inhibitor untuk sistem transport enzim. Kebanyakan obat mengasilkan efek dengan aksi pada molekul yang spesifik dalam organisme, biasanya pada membran sel molekul tersebut berupa suatu protein yang dinamakan reseptor, dan secara normal
TEORI PARA AHLI MENGENAI RESEPTOR DALAM
OBAT
Obat harus berintekasi dengan target aksi obat (salah satunya adalah reseptor) untuk dapat menimbulkan efek. Interaksi obat dan reseptor dapat membentuk komplek obat-reseptor yang merangsang timbulnya respon biologis, baik respon antagonis maupun agonis. Mekanisme timbulnya respon biologis dapat dijelaskan dengan teori obat reseptor.
Ada beberapa teori interaksi obat reseptor, antara lain yaitu teori klasik, teori pendudukan
Teori Klasik
Crum dan Brown dan Fraser (1869), mengaktakan bahwa aktivitas biologis suatu senyawa merupakan fungsi dari struktur kimianya dan tempat obat berinteraksi pada sistem biologis mempunyai sifat karakteristik.
Langley (1878), dalam studi efek antagonis dari atropin dan pilokarpin, memperkenalkan konsep reseptor yang pertama kali, kemudian
dikembangkan oleh Ehrlich.
Teori Pendudukan
Clark (1926) memperkirakan bahwa satu molekul obat akan menempati sati sisi reseptor dan obat harus diberikan dalam jumlah yang berlebihan agar tetap efektif selama proses pembentukan kompleks
Besarnya efek biologis yang dihasilkan secara langsung sesuai dengan jumlah reseptor khas yang diduduki molekul obat. Clark hanya meninjau dari segi agonis saja yang kemudian dilengkapi oleh Gaddum (1937), yang meninjau dari sisi antagonis.
Jadi respons biologis yang terjadi setelah pengikatan obat-reseptor dapat berupa :
BEBERAPA ISTILAH YANG TERDAPAT DIDALAM
RESEPTOR DALAM MEKANISME OBAT
• Ligan : Molekul spesifik (obat) yang dapat mengikat reseptor • Afinitas: Kemampuan ligan untuk mengikat reseptor
afinitas besar = semakin mudah berikatan dengan reseptor (cocok)
• Efikasi: Perubahan/efek maksimal yang dapat dihasilkan oleh suatu obat Analogi kunci dan gembok : obat dengan reseptor seperti kunci dan gemboknya
• Suatu reseptor dapat berikatan dengan sekelompok senyawa kimia yang sejenis(a family of chemicals or hormones)
• Setiap senyawa tadi akan menunjukkan afinitas yang berbeda terhadap reseptor (ikatan kuat atau lemah)
• Setiap senyawa akan menghasilkan efikasi yang berbeda
FUNGSI RESEPTOR
• mengenal dan mengikat suatu ligan/obat dengan spesifisitas yang tinggi • meneruskan signal ke dalam sel melalui:
• perubahan permeabilitas membran • pembentukansecond messenger • mempengaruhi transkripsi gen
• Merangsang perubahan permeabilitas membran sel
KERJA OBAT TANPA PERANTARAAN RESEPTOR
1. Efek non spesifik dan gangguan pada membran • Perubahan sifat osmotik (urea, manitol, MgSO4)
• Perubahan sifat asam-basa (antasida, NH4Cl,NaHCO3) • Kerusakan non spesifik (antiseptik-desinfektan)
• Gangguan fungsi membran (anestesi volatile)
2. Interaksi dengan molekul kecil atau ion (CaNa2EDTA- Pb2+)
3. Masuk ke dalam komponen sel (obat kanker)
Aksi obat spesifik dengan reseptor dalam mekanisme
obat
• Diawali dengan okupasi (pendudukan) obat pada tempat aksinya
• Obat = Ligan
• Agonis menuju ligan/obat yang dapat berikatan dengan reseptor dan menghasilkan efek
• Antagonis menuju ligan yang dapat berikatan dengan reseptor tapi tidak menghasilkan efek.
• Tempat aksi = Reseptor Efek/respon yang ditimbulkan:
KONSENTRASI DAN RESPON OBAT
• Dosis berbanding lurus dengan respon obat
• Respon berhenti pada konsentrasi tertentu
• Efikasi
• Potensi – dinyatakan dengan ED50
• Slope kurva dosis-respon
JENIS RESEPTOR DALAM MEKANISME OBAT
Terdapat 4 jenis reseptor berdasarkan perbedaan letaknya di membran sel dan transduksi sinyal. Reseptor tersebut adalah :
1. Reseptor yang menggandung protein G (GPCR: protein pengikat nukleotida guanine); juga dikenal sebagai protein metabotropic;
2. Reseptor yang terkait dengan kanal ion; juga dikenal dengan reseptor ionotropik atau kanal ion teraktivasi ligan;
3. Reseptor yang mempengaruhi transkripsi Gen;
PENJELASAN...
A. Reseptor tergandeng protein G (GPCR)
GPCR, disebut juga reseptor metabotropik, berada di sel membran dan responnyaterjadi dalam hitungan detik. GPCR mempunyai rantai polipeptida tunggal dengan 7 helikstransmembran. Tranduksi sinyal terjadi dengan aktivasi bagian protein G yang kemudianmemodulasi/mengatur aktivitas enzim atau fungsi kanal
B. Reseptor terhubung kanal ion
Reseptor ini berada di membran sel, disebut juga reseptor ionotropik. Respon terjadidalam hitungan milidetik. Kanal merupakan bagian dari reseptor.
C. Reseptor terhubung transkripsi gen
Reseptor terhubung transkripsi gen disebut juga reseptor nuklear (walaupun beberapaada di sitosol, merupakan reseptor sitosolik yang kemudian bermigrasi ke nukleus setelah berikatan dengan ligand, seperti reseptor glukokortikoid). Contoh : reseptor kortikosteroid,reseptor estrogen dan progestogen, reseptor vitamin D
D. Reseptor terhubung enzim
Reseptor terhubung enzim merupakan protein transmembran dengan bagian besarekstraseluler mengandungbinding site untuk ligan (contoh : faktor pertumbuhan, sitokin)dan bagian intraseluler mempunyai aktivitas enzim (biasanya aktivitas tirosin kinase).Aktivasi menginisiasi jalur intraseluler yang melibatkan tranduser sitosolik dan
nuklear, bahkan transkripsi gen.
Reseptor merupakan suatu molekul yang jelas dan spesifik terdapat dalam organisme, tempat molekul obat (agonis) berinteraksi membentuk suatu kompeks yang reversibel sehingga pada akhirnya sehingga
menimbulkan respon.
FUNGSI RESEPTOR
• mengenal dan mengikat suatu ligan/obat dengan spesifisitas yang tinggi • meneruskan signal ke dalam sel melalui:
• perubahan permeabilitas membran • pembentukan second messenger • mempengaruhi transkripsi gen
• Merangsang perubahan permeabilitas membran sel
• Mempengaruhi transkripsi gen atau DNA. Dari fungsi tersebut, reseptor terlibat dalam komunikasi antar sel. Reseptor menerima rangsang dengan berikatan dengan pembawa pesan pertama (first messenger) yaitu agonis yang kemudian menyampaikan informasi yang diterima kedalam sel dengan langsung menimbulkan efek seluler melalui perubahan petmeabilitas membran, pembentukan pembawa pesan kedua atau mempengaruhi transkripsi gen.
JENIS RESEPTOR DALAM MEKANISME OBAT
• Reseptor yang menggandung protein G
• Reseptor yang terkait dengan kanal ion
• Reseptor yang mempengaruhi transkripsi Gen
• Reseptor yang terkait dengan enzim
Dr. Syamsudin, M.Biomed., Apt.2013. "Farmakologi Molekuler". EGC
Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11. Jakarta: EGC, 2007.
Murray, Robert K. Biokimia Harper Ed.27. Jakarta: EGC, 2009.
Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.22. Jakarta: EGC, 2008.
Enyeart J.A. , John J.E. Metabolites of an Epac-Selective cAMP Analog Induce
Korolkovas, A., 1970, Essentials of Molecular Pharmacology : Background forDrug Design, Wiley-Interscience, New York.2.
Brody, T. M., Larner, J. and Minneman, K. P. (Eds.), 1998, Human Pharmacology :Molecular to Clinical, 3