• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah tentang Fungi Jamur (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah tentang Fungi Jamur (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i JAMUR / FUNGI

(Tugas Makalah)

Dosen Pembimbing : Panca Nugrahini, S.T., M.T. Mata kuliah : Mikrobiologi Industri

Disusun :

Angga Kusuma J (14150401004) Dika Kameswara (14150401014) M Wafi Eriza (14150401028) Siti Fatimah Isfrianti (14150401058)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah…... 2

1.3 Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN …..……... 3

2.1 Pengertian Jamur…... 3

2.2 Ciri – ciri Jamur... 4

2.3 Struktur Tubuh Jamur…... 5

2.4 Cara Hidup Jamur………... 6

2.5 Klasifikasi Jamur………... 7

2.6 Habitat Jamur……... 18

2.7 Pertumbuhan dan Reproduksi ………..……… 18

2.8 Peran Jamur Bagi Manusia……….……….. 20

BAB III Penutup... 22

3.1 Simpulan ……….. 22

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak

sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada

waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.

Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu

lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah

musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan,

misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur merupakan

tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel sel

eukarotik.

Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-

benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang

disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula

dengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk

berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat

maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang

dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur

konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai makhluk

heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Cara

hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup

bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat

tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan

tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman

kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam

lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan

hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan

(4)

2 kebanyakan dari kelas Oomycetes. Berdasarkan penjelasan di atas maka kami

menyusun makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian jamur ?

b. Apa saja ciri – ciri dari jamur ?

c. Bagimanakan struktur jamur ?

d. Bagaimanakah klasifikasi jamur ?

e. Bagaimanakah cara hidup jamur ?

f. Bagaimanakah cara pertumbuhan dan reproduksi jamur ?

g. Apa saja peran jamur bagi manusia ?

1.3 Tujuan penulisan

a. Mengetahui serta memahami definisi dari jamur

b. Mengetahui ciri-ciri jamur

(5)

3 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jamur

Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak

berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya

bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di

tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai

parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanya merugikan media

yang ditempelinya.

Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak

berkaitan:

1) Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari

sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri

dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat.

Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur

aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan

beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur

merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping

(Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus

campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).

2) Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian

jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari

berkas-berkas hifa.

3) Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak

dari ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya

telah ditumbuhi kapang'.

Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah

tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat,

(6)

4 laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor lingkungan yang

mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman substrat,

pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum

dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna

makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi

memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota

Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang

dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan

dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang

memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga

atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.

Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma

eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada

dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga

yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam

mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam

ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi

(penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan

menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh

antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.

2.2 Ciri-Ciri Jamur

Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan,

yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni,

dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme

yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar

jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang

lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik,

tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki

(7)

5 dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan

aseksual.

Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari

1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya.

Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini belum

ditemukan atau dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan manusia dalam

mengeksploitasi alam berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme

tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau

perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa jenis-

jenis organisme berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum mereka

sempat ditemukan dan dipelajari oleh para ahli.

Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di

tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari.

Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup dari

senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.

2.3 Struktur Tubuh Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,

misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar

yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun

dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut

miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa

adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.

Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya

mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa

mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan

kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang

tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh

pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.

(8)

6 haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat

menembus jaringan substrat.

2.4 Cara Hidup Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme

lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh

makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan

miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur

merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan

karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh

dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit

obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.

a. Parasit obligat

Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,

sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii

(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif

Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,

tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

c. Saprofit

Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.

Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti

kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan

enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul

kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain

itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk

sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah

melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain

(9)

7 bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman

dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman

kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan

dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di

darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme

air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan

kebanyakan dari kelas Oomycetes.

2.5 Klasifikasi Jamur

Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang

disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini

ke dalam 6 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan

ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik spora

berflagela maupun spora tidak berflagela. Jenis-jenis jamur yang sporanya

berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan

Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak berfl agela dimasukkan ke

dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi

Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi

seksualnya belum diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi

nama Divisi Deuteromycotina

1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)

Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau

orange, walaupun ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat

heterotrof dan hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan dalam siklus

hidup jamur lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium.

Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa

sentimeter. Walaupun berukuran besar, plasmodium bukan multiseluler.

Plasmodium merupakan massa tunggal sitoplasma yang mengandung banyak

inti sel. Plasmodium menelan makanan melalui fagositosis. Mereka melakukan

(10)

8 atau kayu yang membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau

tidak ada makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan

berdiferensiasi menjadi tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan

reproduksi seksual. Contoh jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.

2. OOMYCOTINA

Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara

reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat

uniseluler dan tidak memiliki kloroplas.

Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda

dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut

kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl

agellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak

memiliki flagella.

Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa

tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan

berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan

yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia,

dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen

(dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada

kentang dan tomat.

Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara

aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam

sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut zoospora.

Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan

berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara

seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan

dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium.

Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid.

Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat

(11)

9 3. ZYGOMYCOTINA

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis

jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black

bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang

hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofi

t. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan

tidak menghasilkan spora yang berflagella.

Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada

reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi

aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut

tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium

akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut

jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi.

Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa

(-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami

pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu, disebut

gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua

intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi

zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya

menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis,

menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan

tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur

penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual

dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangium hingga sporangium

tersebut pecah dan spora tersebar keluar.

Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan.

(12)

10 a. Rhizophus stolonifera

Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki

rizoid dan stolon. Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan

bermanfaat dalam pembuatan tempe.

b. Rhizophus nigricans

Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

c. Mucor mucedo

Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa

makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam

substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.

d. Pilobolus sp.

Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena

bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai

sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau

tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang

melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan

tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

4. ASCOMYCOTINA

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi

yang reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus

(ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium

yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan

berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma

(kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol,

atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik

(uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa

(13)

11 Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota

Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula

yang multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis

diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang

hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.

Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh

menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari

beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang

ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya

membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya

berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.

Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium

dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke

askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada askogonium.

Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang disebut hifa

askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa

askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian askogonium

berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung

inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.

Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan

miselium vegetatif yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada

bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara meiosis

untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora tersebut

jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa atau

miselium baru.

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara

membentuk tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur

uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler.

Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut

konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yang

dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak spora atau sporangium.

(14)

12 a. Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel

tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir,

atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah dengan membentuk kuncup atau

tunas (budding). Pada kondisi optimal, khamir dapat membentuk lebih dari

20 tunas. Tunas-tunas tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas

dari sel induknya. Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi

individu baru.

Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan

askospora. Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu

menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis,

sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid

tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi baru. Cara reproduksi

seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya

bila suplai makanan terganggu atau lingkungan hidupnya tidak mendukung.

Dalam kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam

pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang

terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.

Gambar . Saccharomyces cerevisiae

b. Penicillium sp.

Penicillium hidup sebagai saprofi t pada substrat yang banyak

mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada

substrat gula tersebut, jamur ini tampak seperti noda biru atau kehijauan.

Perhatikan Gambar 5.18. Reproduksi jamur Penicillium berlangsung secara

vegetatif (konidia) dan secara generatif (askus). Beberara contoh jamur

(15)

13

 Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum

 Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan zat antibiotik (penisilin)

 Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti

 Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti cita rasa

atau mengharumkan keju.

c. Aspergillus spp.

Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan

alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam, coklat,

dan kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin

maupun daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia yang

disebarkan oleh angin. Beberapa jenis jamur anggota marga Aspergillus

adalah:

1. Aspergillus oryzae

Jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan roti, dan

jamur tersebut dapat menghasilkan enzim protease.

2. Aspergillus wentii

Aspergilus jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake,

kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam format, serta penghasil

enzim protease.

3. Aspegillus niger

Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari

buah, dan dapat menjernihkannya. Jamur tersebut juga dapat

menghasilkan enzim glukosa oksidase dan pektinase.

4. Apergillus flavus

Jenis Aspergilus ini menghasilkan aflatoksin, penyebab kanker

(16)

14 5. Apergillus nidulans

Jamur ini hidup sebagai parasit pada telinga, menyebabkan

automikosis.

d. Neurospora crassa

Neurospora crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering

digunakan untuk membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yang

muncul pada oncom merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya

jenis ini dikelompokkan ke dalam Divisi Deuteromycota, dengan nama

Monilia sitophila. Tetapi setelah ditemukan alat reproduksi generatifnya,

berupa askus, sekarang jamur ini dimasukkan ke dalam kelompok

Ascomycotina.

e. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta

Kedua jenis jamur ini merupakan jamur makroskopis, hidup di

tanah. Karena rasanya yang lezat, jamur ini menjadi konsumsi manusia.

Dalam dunia perdagangan jamur ini dikenal dengan nama morel, ukuran

tubuhnya sedang, berwarna coklat kemerahmerahan, tubuhnya seperti spons

dan sering dijual dalam bentuk awetan.

5. BASIDIOMYCOTINA

Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau

yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur

ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian

menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau

basidiokarp . Basidia tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang,

pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya

dikaryotik (binukleat, dengan 2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa

ling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota

nya kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium

yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa

(17)

15 saprofi t dan parasit, umumnya berkembang biak secara aseksual dengan

konidium.

Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium

yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa

tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa

(+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur

diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah

satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel

(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium

dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).

Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya

terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing

basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan

akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang

sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut

juga spora seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup

Basidiomycotina.

Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan

sehari-hari adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:

a. Volvariella volvacea (jamur merang)

Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri

atas lembaran-lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya

berwarna putih kemerah-merahan. Jamur ini merupakan sumber protein,

kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena memiliki

nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.

(18)

16 b. Auricularia polythrica (jamur kuping)

Jamur kuping merupakan jamur saprofi t pada kayu yang mati.

Tubuh buahnya berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah

kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur

ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan.

Gambar . Jamur Kuping

c. Amanita phalloides

Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku

Amanitaceae. Amanita, merupakan cendawan yang indah, tetapi juga

merupakan anggota daftar cendawan yang mematikan di bumi, mengandung

cukup racun untuk membunuh seorang dewasa hanya dengan sepotong

tubuhnya. Jamur ini hidup sebagai saprofi t pada kotoran hewan ternak,

memiliki tubuh buah berbentuk seperti payung. Perhatikan Gambar 5.24.

d. Puccinia graminis (jamur karat)

Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae),

tubuhnya makroskopik, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna

merah kecoklatan seperti warna karat.

6. DEUTEROMYCOTIN

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya

dimasukkan ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering

disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak

mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual

(anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini

menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana). Jadi, kelompok ini bisa

(19)

17 jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian

berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur

anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam Divisi

Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora

crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.

Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara aseksual

dengan konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada

hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan

yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang

lain merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan

berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.

Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan

unbranched body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan- lahan

menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut

memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh

hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya. Cara lain adalah dengan

menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi

dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang

mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau

hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh nematode

dan run cing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya

ke dalam cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan

bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada

kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan Gambar 5.26. Setelah berhasil

menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang

tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.

Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya

menyebabkan penyakit. Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit

kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan

penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering

disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab

(20)

18 memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit

yang ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yang terjadi karena adanya

infeksi pada vagina.

Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan

penyebab penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang

menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan

Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak

kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada

daun inangnya.

2.6 Habitat Jamur

Jamur hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur

hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat

lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau

sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan

yang asam.

Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan

seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas

pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan

pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi

jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara

singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap

kariogami.

2.7 Pertumbuhan dan Reproduksi Reproduksi jamur dapat secara

seksual (generatif) dan aseksual

(vegetatif). Secara aseksual, jamur

menghasilkan spora. Spora jamur

berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya

uniseluler, tetapi adapula yang

multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan

(21)

19 angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan

tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan

konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu

persatuan sel dari dua individu. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa

yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang

cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal

spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut

berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai

(Campbell 2003).

Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari

peleburan dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:

a. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung

yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam

setiap askus.

b. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk

gada yang dinamakan basidium.

c. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk

apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga

gametangin, pada beberapa cendawan melebur.

d. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang

disebut ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang

terbentuk di dalam anteredium mengasilkan oospora.

(22)

20 2.8 Peran Jamur Bagi Manusia

Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan

keperluan lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan

mengumpulkan jamur merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang

dampak menggunakan historis dan sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai

ethnomycology .

Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk

alami dengan antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah lama

digunakan atau sedang dikembangkan untuk industri produksi antibiotik , vitamin,

dan anti-kanker dan kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode telah

dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa

metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari spesies ragi yang

mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar kapal-telah

membuka cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien daripada produksi

oleh organisme sumber asli.

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang

merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi

berbagai jenis antara lain sebagai berikut.

a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan

berprotein tinggi.

b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu

dalam pembuatan tempe dan oncom.

c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju,

roti, dan bir.

d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.

e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai

peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.

a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit

rebah semai.

b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman

(23)

21 c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air. Albugo

merupakan parasit pada tanaman pertanian.

d. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru

manusia.

(24)

22 BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis tentang materi

jamur/ fungi ini adalah:

a. Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak

berklorofil, tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit

untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

b. Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di

tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya

matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat

heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi

dari organisme lain.

c. Cara hidup jamur terdiri dari tiga jenis, yaitu adalah jamur yang bersifat

parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit

d. Jamur dibagi kedalam 6 divisi yaitu mysomycotina, oomycotina,

zygomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, deuteromycotin

e. Jamur Berkembang biak secara seksual dan aseksual, Secara aseksual

jamur menghasilkan spora, sedangkan seksual terjadi melalui kontak

gametangium dan konjugasi

f. Peran jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, ada yang

merugikan da nada yang menguntungkan. Salah satu yang menguntungkan

adalah jamur Saccharomyces yang berguna sebagai fermentor dalam

pembuatan keju. Sedangkan contoh jamur yang merugikan adalah

Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman

(25)

23 DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

http://kumpulanmakalahendangsuhara.blogspot.co.id/2011/10/makalah-tentang-jamur-biologi-sma.html

Anonim,

http://www.segitigabermuda.com/2015/07/makalah-biologi-tentang-Jamur.html

Anonim,https://www.academia.edu/9089650/Makalah_Mengenai_JamurBAB_IIP

EMBAHASAN

Creager, A.N.H. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Mengenal lebih dalam mengenai jamur (edisi ke-Edisi ke-2). Chicago: University of Chicago Press. hlm. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263.

Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of fungi Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39-56

Kontributor Tentorku, 2015, "Bentuk dan Struktur Tubuh Virus," Artikel

Tentorku, http://www.tentorku.com/bentuk-dan-struktur-tubuh-Jamur/

Gambar

Gambar . Saccharomyces cerevisiae
Gambar . Jamur merang
Gambar . Jamur Kuping
Gambar . Cara reproduksi jamus secara seksual

Referensi

Dokumen terkait

Protista mirip jamur ada yang merupakan jamur parasit yang hidup di air dan berperan sebagai pengurai, sementara itu ada juga jamur predator yang mirip

Penyakit yang disebabkan oleh organisme pathogen seperti parasit, jamur, bakteri dan virus yang dapat menular dari satu inang ke inang lainnya melalui air, sentuhan langsung antar

Jamur yang masuk dalam bangsa ini mempunyai bentuk badan buah berupa puffballs dan earthtars, menyebar luas di dunia dan bersifat saprofit, beberapa anggotanya

Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan

Aliran air sungai yang menuju sawah membuat banyak organisme air tawar, seperti: ikan.. kecil, keong hidup

Tempat untuk budidaya jamur bisa dibuat lembab dengan selalu menjaga kelembaban, caranya dengan menyemprotkan air ke tanah (tidak perlu di media jamur tumbuh) dalam jangka

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa air memiliki peranan yang sangat penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan tanaman karena air bersifat vital maka jika

Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme dalam