• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS PASAR, EFISIENSI SERTA SOLVABILITAS TERHADAP ROA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS PASAR, EFISIENSI SERTA SOLVABILITAS TERHADAP ROA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

12

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima penelitian terdahulu

yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan. Penelitian itu adalah

penelitian yang di lakukan oleh :

1.

Farah Margaretha dan Marsheilly Pingkan Zai (2013)

Penelitian pertama menggunakan penelitian dari Farah Margaretha dan Marsheilly

Pingkan Zai yang berjudul “Faktor

-Faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan

perbankan indonesia”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh CAR,

LDR, BOPO, NPL, dan NIM terhadap ROA. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Bank yang Publik di Indonesia periode 2007 sampai dengan

2011.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan

menggunakan cara purposive sampling. Jenis data yang di gunakan adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan Bank Umum Konvensional yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengumpulan data dengan menggunakan

metode dokumentasi, dan untuk teknik analisis data menggunakan regresi liner

berganda. Dari penelitian yang dilakukan oleh Farah Margaretha dan Marsheilly

Pingkan Zai (2013) maka dapat di tarik kesimpulan bahwa :

1.

Variabel CAR, LDR, dan NIM secara parsial berpengaruh positif signifikan

(2)

sampai dengan tahun 2011.

2.

Variabel BOPO, dan NPL secara parsial berpengaruh negatif signifikan

terhadap ROA pada Bank yang Publik di Indonesia periode 2007 sampai

dengan tahun 2011.

2.

Muhammad Faizal Rachman (2014).

Penelitian kedua menggunakan penelitian dari Muhammad Faizal Rachman yang

berjudul “pengaruh kinerja likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas, efisiensi dan

solvabilitas terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public

”.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut apakah variabel LDR, LAR,

APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, dan FACR secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go

Public, selama periode penelitian tri

wulan

I tahun 2009 sampai dengan triwulan II

tahun 2013. Dan manakah diantara variabel-variabel tersebut yang memberikan

kontribusi paling dominan terhadap ROA.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan

menggunakan cara purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan Bank Umum Swasta Nasional Go Public

periode penelitian triwulan I tahun 2009 sampai dengan triwulan II tahun 2013.

Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi, dan untuk

analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian yang

dilakukan oleh Muhammad Faizal Rachman (2014) maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

(3)

dan FACR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public.

2.

Variabel LDR, dan FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public yang

menjadi sampel penelitian.

3.

Variabel LAR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak

signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public yang

menjadi sampel penelitian.

4.

Variabel APB, dan BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang

signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public yang

menjadi sampel penelitian.

5.

Variabel NPL,FACR, dan IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif

yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go

Public yang menjadi sampel penelitian.

3.

Ferdinnanda Larashati (2015)

Penelitian ketiga menggunakan penelitian dari Ferdinnanda Larashati yang berjudul

“Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas, Efisiensi dan

Solvabilitas Terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public”.

Permasalah yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah apakah variabel LDR,

IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO,FBIR, FACR dan PR secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta

Nasional Go Public, selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai

(4)

yang memberikan kontribusi paling dominan terhadap ROA.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan

menggunakan cara purposive sampling. Jenis data yang di gunakan adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan Bank Umum Swasta Nasional Go Public.

Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi, dan untuk

teknik analisis data menggunakan regresi liner berganda. Dari penelitian yang

dilakukan oleh Ferdinnanda Larashati (2015), maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

1.

Secara simultan variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO,FBIR,

FACR dan PR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Go Public.

2.

Variabel LDR dan APB secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang

tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Go Public

yang menjadi sampel penelitian.

3.

Variabel IPR dan NPL secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak

signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Go Public

yang

menjadi sampel penelitian.

4.

Variabel IRR dan PDN secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak

signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Go Public

yang

menjadi sampel penelitian.

5.

Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan

terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Go Public

yang menjadi

(5)

6.

Variabel FBIR dan PR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Go Public

yang

menjadi sampel penelitian.

7.

Variabel FACR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak

signifikan terhadap Bank Umum Swasta Nasional

Go Public

yang menjadi

sampel penelitian.

4.

Sisilia Septy Pratiwi (2015).

Penelitian ke empat menggunakan penelitian dari Sisilia Septy Pratiwi yang

berjudul “ Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas terhadap pasar dan

Efisie

nsi Terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa”.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah apakah variabel

LDR, LAR, IPR, APB, NPL, PDN, IRR, BOPO, dan FBIR secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta

Nasional Devisa, selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan

triwulan II tahun 2014. Dan manakah diantara variabel-variabel tersebut yang

memberikan kontribusi paling dominan terhadap ROA.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan

menggunakan cara purposive sampling. Jenis data yang di gunakan adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan Bank Umum Swasta Nasional Devisa

periode penelitian triwulan I tahun 20010 sampai dengan Triwulan II 2014. Metode

pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi, dan untuk teknik

analisis data menggunakan regresi liner berganda. Dari penelitian yang dilakukan

(6)

1.

Secara simultan variabel LDR, LAR, IPR, APB, NPL, PDN, IRR, BOPO, dan

FBIR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa

.

2.

Variabel LAR, FBIR, dan IPR secara parsial mempunyai pengaruh positif

yang signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang

menjadi sampel penelitian.

3.

Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan

terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang menjadi sampel

penelitian.

4.

Variabel APB, dan IRR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang

tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang

menjadi sampel penelitian.

5.

Variabel LDR, NPL, dan PDN secara parsial mempunyai pengaruh positif

yang tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang menjadi sampel penelitian.

5.

Haryo Hutomo (2015).

Penelitian ke lima menggunakan penelitian dari Haryo Hutomo yang berjudul

“Pengaruh Likuiditas, Kualitas aktiva, Sensitivitas, Efisiensi dan Solvabilitas

terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa”.

Permasalahan yang

diangkat dalam penelitian tersebut adalah apakah variabel LDR, IPR, NPL, PDN,

IRR, BOPO, FBIR, dan FACR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa, selama

(7)

manakah diantara variabel-variabel tersebut yang memberikan kontribusi paling

dominan terhadap ROA.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan

menggunakan cara purposive sampling. Jenis data yang di gunakan adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan Bank Umum Swasta Nasional Devisa.

Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi, dan untuk

teknik analisis data menggunakan regresi liner berganda. Dari penelitian yang

dilakukan oleh Haryo Hutomo (2015), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1.

Secara simultan variabel LDR, IPR, NPL, PDN, IRR, BOPO, FBIR, dan

FACR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa.

2.

Variabel LDR, NPL, dan IPR secara parsial mempunyai pengaruh negatif

yang tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang menjadi sampel penelitian.

3.

Variabel PDN secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak

signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang menjadi

sampel penelitian

4.

Variabel IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang menjadi sampel

penelitian.

5.

Variabel BOPO dan FACR secara parsial mempunyai pengaruh negatif

yang signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang

(8)

6.

Variabel FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa

yang menjadi sampel

penelitian.

2.2

Landasan Teori

Pada sub bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendasari dan

mendukung penelitian ini. Berikut ini akan di jelaskan mengenai teori-teori yang

digunakan dalam penelitian ini.

2.2.1

Profitabilitas Bank

Rasio profitabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi

usaha yang dicapai oleh bank (Lukman Dendawijaya 2009:118-120). Pengukuran

kinerja profitabilitas bank dapat diukur dengan rasio sebagai berikut :

1.

Return On Asset

(ROA)

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula

posisi bank tersebut Dari segi penggunaan aset. ROA dapat diukur dengan

menggunakan rumus :

ROA =

Laba sebelum pajak

Total aktiva

× 100%

...(1)

2.

Return On Equity

(ROE)

Return On Equity

(ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan

(9)

selanjutnya dikaitkan dengan peluang kemungkinan pembayaran deviden. rumus

yang digunakan untuk mengukur rasio

Return On Equity

(ROE) adalah sebagai

berikut :

ROE =

Laba setelah pajak

Rata−rata modal inti

× 100%

...(2)

Table 2.1

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA PENELITI

TERDAHULU DENGAN PENELITI SEKARANG.

Data Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder

Metode Pengumpul an

Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi

Teknik

Sumber :Farah Margaretha dan Marsheilly Pingkan Zai (2013), M.Faizal Rachman (2014), Ferdinnanda Larashati (2015), Sisilia Septy P (2015), Haryo Hutomo (2015), Diana Pratiwi (2016).

3.

Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba)

(10)

operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPM=

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑥 100%

...(3)

Ada tambahan pendapat dari Veithzal Rivai untuk mengukur profitabilas

(480-481).

4.

Net Interest Margin

(NIM)

Rasio ini menunjukkan kemampuan

earning assets

dalam menghasilkan

pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dengan melihat

laporan laba rugi pos pendapatan (beban) bunga bersih. NIM harus cukup besar

untuk mengcover kerugian-kerugian pinjaman, kerugian sekuritas dan pajak untuk

dijadikan profit dan meningkatkan pendapatan. enggunakan rumus sebagai berikut:

NIM =

Pendapatan bersih (pendapatan bunga−beban bunga)

Aktiva produktif × 100%

...(4)

Dari semua rasio profitabilitas yang ada di atas, peneliti menggunakan rasio ROA

sebagai variabel terikat penelitian.

2.2.2

Penilaian Kinerja Keuangan Bank

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana

suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Irham fahmi 2015:149). Untuk

mengetahui kondisi keuangan bank dapat dilihat dari laporan keuangan yang di

sajikan oleh bank secara periodik. Agar laporan keuangan tersebut dapat dibaca

dengan baik dan dapat dengan mudah dimengerti maka perlu dilakukan analisis

(11)

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun aspek-aspek tersebut adalah sebagai

berikut :

A.

Aspek Likuiditas

Pengertian likuiditas adalah merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain,

dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat

mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin

likuid. Untuk melakukan pengukuran rasio ini, memiliki beberapa jenis rasio yang

masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio

likuiditas (Kasmir,2012:315-320) sebagai berikut :

1.

Quick Ratio

Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajibannya terhadap para deposan atau pemilik simpanan giro, tabungan, dan

deposito dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus

untuk QR sebagai berikut :

QR =

Total DepositCash Asset

× 100 %

... (5)

2.

Investing Policiy Ratio (IPR)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya

kepada para deposan dengan melikuidasi surat beharga yang

dimilikinnya. IPR menggunakan rumus sebagai berikut :

IPR =

Surat surat behargaTotal DPK

× 100 %

... (6)

(12)

a.

Surat beharga dalam hal adalah sertifikat BI, surat beharga yang dimiliki bank,

obligasi pemerintah, dan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali

atau lebih dikenal dengan repo.

b.

Total dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk

antar bank).

3.

Cash Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

melunasi kewajibannya yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki

oleh bank tersebut. CR menggunakan rumus sebagai berikut :

CR =

Alat likuidTotal DPK

× 100 %

... (7)

Merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

4.

Loan to Deposit Ratio

(LDR)

LDR menggunakan rumus sebagai berikut :

LDR =

Total kredit yang diberikanTotal DPK+ekuitas

× 100 %

...(8)

Dimana :

1.

Kredit yaitu total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga ( tidak termasuk

kredit pada bank lain).

2.

Total dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk

antar bank).

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah LAR dan IPR.

5.

Loan to Assets Ratio

(LAR)

(13)

menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan

menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini tingkat

likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai

kreditnya menjadi semakin besar. LAR dirumuskan sebagai berikut :

LAR =

Jumlah kredit yang Diberikan

Total Aktiva

× 100%

...(9)

Keterangan :

a.

Jumlah kredit yang diberikan : diperoleh dari aktiva neraca yaitu kredit yang

diberikan tapi PPAP tidak turut dihitung.

b.

Jumlah aset : diperoleh dari neraca aktiva yaitu total aktivanya.

6.

Banking ratio

bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah

kredit yang disalurkn dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio

ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah tingkat likuiditas bank, karena

jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula

sebaliknya. Berikut adalah rumu Banking Ratio :

Banking Ratio =

Total DepositTotal Loans

× 100 %

...(10)

B.

Aspek Kualitas Aktiva

Kualitas Aktiva atau earning asset adalah kemampuan dari aktiva -

aktiva yang dimiliki oleh bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dengan

maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya (Lukman

Dendawijaya 2009: 61).

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas

aktiva suatu bank dapat dirumuskan sebagai berikut (Taswan,2010: 164-165) :

(14)

Rasio ini juga sering disebut dengan

earning assets

(aktiva yang menghasilkan),

karena enempatan dana bank tersebut adalah untuk mencapai tingkat penghasilkan

yang diharapkan. APB dirumuskan sebagai berikut :

APB =

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

× 100%

...(11)

Aktiva produktif bermasalah merupakan aktiva produktif dengan kualitas kurang

lancar (KL), diragukan (D), dan macet (M), yang terdapat dalam kualitas aktiva

produktif. Aktiva produktif terdiri dari : jumlah seluruh aktifa produktif pihak

terkait maupun tidak terkaity ang terdiri dari lancar (L), dalam pengawasan khusus

(DPK), kurang lancar (KL), diragukan (D), dan macet (M), yang terdapat dalam

kualitas aktiva.

2.

Non Performing Loan

(NPL)

NPL merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yaitu kredit bermasalah yaitu kredit yang

kolektibilitasnya kurang lancer, diragukan, dan macet. NPL dirumuskan sebagai

berikut :

NPL

=

𝐾𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟,𝐷𝑖𝑟𝑎𝑔𝑢𝑘𝑎𝑛,𝑀𝑎𝑐𝑒𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

× 100%

...(12)

Keterangan :

Total kredit merupakan jumlah kredit kepada pihak ketiga untuk pihak terkait

maupun tidak terkait.

3.

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

PPAP adalah rasio perbandingan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

telah dibentuk dengan total aktiva produktif. Rasio penyisihan aktiva produktif

(15)

menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif suatu bank. PPAP dapat

dirumuskan sebagai berikut :

PPAP =

Penyisihan Aktiva Produktif yang Telah DibentukTotal Aktiva Produktif

× 100 %

...(13)

Diamana :

PPAP yang telah dibentuk adalah cadangan yang telah dibentuk sebesar persentase

tertentu berdasarkan penggolongan aktiva produktif yang telah ditetapkan oleh

Bank Indonesia. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah APB dan NPL.

C.

Aspek Sensitivitas.

Sensitivitas pasar merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk

mengcover akibat yang ditimbulkan oleh perubahan risiko pasar dan kecakupan

manajemen risiko pasar (Veithzal Rivai dkk, 2012:485). Sensitivitas dapat diukur

dengan menggunakan rasio sebagai berikut (Taswan, 2010:266-567) :

2.

Interest Rate Risk (IRR)

IRR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur timbulnya risiko akibat

perubahan tingkat suku bunga yang berpengaruh buruk terhadap pendapatan

yang diterima oleh bank atau pengeluaran yang dikeluarkan oleh bank. Jika suku

bunga lebih besar maka terjadi peningkatan pendapatan bunga di bandingkan

peningkatan biaya bunga. IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

IRR =

IRSAIRSL

× 100 %

...(14)

Dimana :

a.

Komponen IRSA (

Interest Rate Sensitive Asset

) adalah Sertifikat Bank

(16)

Berharga, Kredit Yang Diberikan, Penyertaan.

b.

Komponen IRSL (

Interest Rate Sensitive Liabilities

) adalah Giro, Tabungan,

Deposito, Sertifikat Deposito, Simpanan dari Bank lain,pinjaman yang

Diterima.

3.

Posisi Devisa Netto (PDN)

PDN adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sensitivitas bank terhadap

perubahan nilai tukar, dapat definisikan sebagai angka yang merupakan

penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari selisih bersih aktiva dan pasiva

dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah selisih bersih tagihan dan

kewajiban baik yang merupakan komponen maupun kontigensi dalam rekening

administratif untuk setiap valuta asing yang semuanya dinyatakan dalam rupiah.

Ukuran PDN berlaku untuk bank-bank yang melakukan transaksi valas atau bank

devisa (Taswan, 2010:168). PDN dapat dirumuskan sebagai berikut :

PDN =

(aktiva valas−pasiva valas)+selisih off balance sheetModal

× 100%

...(15)

Dimana :

a.

Aktiva Valas: Giro pada bank lain, Penempatan pada bank lain, surat berharga

yang dimiliki, kredit yang diberikan

b.

Pasiva valas: Giro, Simpanan Berjangka, Surat Berharga yang diterbitkan,

Pinjaman yang diterima

c.

Off Balance Sheet

: Tagihan dan Kewajiban Komitmen Kontigensi (Valas)

d.

Modal ( Yang dibutuhkan dalam perhitungan PDN adalah ekuitas)

(17)

1.

Posisi Long = Aktiva Valas > Passiva Valas (setelah memperhitungkan

rekening administrasi bank).

2.

Posisi Shortc = Aktiva Valas < Passiva Valas (setelah

memperhitungkan rekening administrasi bank).

3.

Posisi Square = Aktiva Valas = Passiva Valas (setelah memperhitungkan

rekening administrasi bank).

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah IRR .

D.

Aspek Efisiensi

Efisiensi merupakan rasio kemampuan bank untuk mengelola sumber daya yang

dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan tertentu (Martono, 2013:86). Efisiensi

dapat diukur dengan menggunakan rasio sebagai berikut (Martono, 2013:87-88) :

1.

Operating Rasio

(OR)

OR adalah rasio mengukur rata rata biaya operasional dan biaya non operasional

yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatanya. OR dapat dirumuskan

sebagai berikut :

OR =

Biaya Operasi+Biaya Non OpeasiPendapatan Operasi

× 100%

...(16)

2.

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

mengelola biaya operasional dalam rangka mendapatkan pendapatan operasional.

BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut :

BOPO =

Total Pendapatan OperasionalTotal Biaya Operasional

× 100%

...(17)

(18)

a.

Beban operasional diperoleh dengan menjumlahkan neraca laporan laba rugi

pos kedua (beban bunga). Komponen yang termasuk dalam biaya (beban

operasional) seperti bunga, beban operasional lainnya, beban (pendapatan)

penghapusan aktiva produktif, beban estimasi kerugian komitmen dan

kontijensi yang terdapat pada laporan laba rugi dan saldo laba.

b.

Pendapatan operasional diperoleh dengan menjumlahkan neraca laporan laba

rugi pos pertama (pendapatan bunga). Komponen yang termasuk dalam

pendapatan operasional seperti pendapatan bunga dan pendapatan lainnya

selain bunga.

2.

Free Base Income Ratio (FBIR)

FBIR rasio untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam

menghasilkan pendapatan operasional selain bunga. FBIR dapat dirumuskan

sebagai berikut :

FBIR =

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝐿𝑢𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎Pendapatan Operasional

× 100%

...(18)

Dimana :

a.

Komponen yang termasuk pendapatan selain bunga seperti hasil bunga,

pendapatan margin dan bagi hasil, provisi dan komisi.

b.

Komponen yang termasuk provisi pinjaman seperti pendapatan provisi,

komisi, fee, pendapatan transaksi valuta asing dan pendapatan peningkatan

nilai surat berharga serta pendapatan lainnya.

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BOPO dan FBIR.

(19)

Solvabilitas Merupakan alat ukuran untuk mengetahui apakah

permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi

dalam total asset masuk dapat ditutupi

capital equity

. Bisa juga dikatakan rasio ini

merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk meihat efisiensi bagi pihak

manajemen bank tersebut. Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

permodalan suatu bank adalah sebagai berikut (kasmir,2010:322-326) :

1.

Primary Ratio

(PR)

Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah

memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat

ditutupi oleh capital equity. Rumus yang digunakan adalah :

Primary Ratio

=

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

× 100%

...(19)

2.

Risk Assets Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut :

Risk Assets Ratio

=

𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝑠𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

× 100%

...(20)

3.

Capital Adequacy Ratio

( CAR)

CAR untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu untuk diketahui besarnya

estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dari risiko yang akan

terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga. CAR dapat dirumuskan sebagai

berikut :

CAR =

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜

× 100%

...(21)

(20)

Menurut Taswan (2010:166) FACR atau aktiva tetap terhadap modal adalah

penanaman aktiva tetap terhadap permodalan. Aktiva tetap terdiri dari dua

kelompok yaitu aktiva tetap dan inventaris kantor serta persediaan barang

percetakan. Aktiva tetap dibedakan menjadi dua macam yaitu aktiva tetap bergerak

misalnya kendaraan, serta aktiva tetap tidak bergerak seperti rumah. FACR dapat

dirumuskan sebagai berikut :

FACR =

Aktiva Tetap

Modal

× 100%

...(22)

Dalam penelitian ini, Rasio yang digunakan adalah PR

,

dan FACR.

2.2.3

Pengaruh variabel LAR, IPR, APB, NPL, BOPO, FBIR, IRR, PR dan

FACR, terhadap

Return On Assets

(ROA).

1.

Pengaruh

Loan To Assets

(LAR) terhadap ROA.

LAR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila LAR mengalami

peningkatan, berarti telah terjadi peningkatan total kredit dengan presentase lebih

besar dibanding persentase peningkatan total aset. Akibatnya terjadi peningkatan

pendapatan lebih besar dibandingkan biaya bunga, Sehingga pendapatan

meningkat, laba meningkat, ROA juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian dari Sisilia Septy Pratiwi(2015) yaitu variabel LAR secara

parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank

umum Swasta Nasional Devisa.

2.

Pengaruh

Investing Policy Ratio

(IPR) terhadap ROA.

IPR berpengaruh Positif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila IPR mengalami

peningkatan, berarti telah terjadi peningkatan investasi pada surat berharga yang di

(21)

dana pihak ketiga. akibatnya terjadi peningkatan pendapatan bunga lebih besar

dibandingkan dengan peningkatan biaya bunga, sehingga laba meningkat dan ROA

bank juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Sisilia

Septy Pratiwi (2015) yaitu variabel IPR secara parsial memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap ROA pada Bank umum Swasta Nasional Devisa.

3.

Pengaruh Aktiva Produktif Bermasalah (APB) terhadap ROA

APB berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila APB mengalami

peningkatan, berarti telah terjadi peningkatan aktiva produktif bermasalah

dengan persentase yang lebih besar di bandingkan persentase peningkatan total

aktiva produktif. Akibatnya, terjadi peningkatan biaya yang dicadangkan lebih

besar dibandingkan peningkatan pendapatan, sehingga menyebabkan laba bank

mengalami penurunan dan ROA bank juga mengalami penurunan. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian dari Muhammad Faizal Rachman (2014) yaitu variabel

APB secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA pada

Bank Umum Swasta Nasional Go public.

4.

Pengaruh

Non Performing Loan

terhadap ROA.

NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila NPL mengalami

peningkatan, berarti telah terjadi peningkatan total kredit bermasalah dengan

persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan total kredit. Akibatnya,

terjadi peningkatan biaya yang dicadangkan lebih besar dibandingkan peningkatan

pendapatan, sehingga laba bank mengalami penurunan dan ROA juga mengalami

penurunan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Farah Margaretha dan

(22)

pengaruh negatif signifikan terhadap ROA pada Bank yang telah publik di

indonesia.

5.

Pengaruh IRR terhadap ROA.

IRR bisa berpengaruh positif atau negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila IRR

mengalami kenaikan berarti telah terjadi peningkatan IRSA dengan persentase lebih

besar dibandingkan peningkatan IRSL. Apabila suku bunga meningkat maka akan

terjadi peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan peningkatan biaya

bunga, sehingga laba mengalami peningkat dan ROA juga meningkat. Apabila

suku bunga mengalami penurunan, berarti telah terjadi penurunan pendapatan

bunga dengan persentase lebih besar di bandingkan biaya bunga. Sehingga laba

mengalami penurunan dan ROA juga mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian dari Haryo Hutomo (2015) yaitu variabel IRR secara parsial

memiliki pengaruh Positif signifikan terhadap ROA

pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa.

6.

Pengaruh BOPO terhadap ROA

BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila BOPO

mengalami peningkatan, berarti telah terjadi peningkatan biaya operasional bank

dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan pendapatan

operasional. Akibatnya, terjadi peningkatan biaya operasional lebih besar

dibandingkan peningkatan pendapatan operasional, Sehingga laba mengalami

penurunan dan ROA juga mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan hasil

(23)

memiliki pengaruh Negatif signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta

Nasional Go Public.

7.

Pengaruh FBIR terhadap ROA.

FBIR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini terjadinya apabila FBIR

mengalami peningkatan, berarti telah terjadi peningkatan pendapatan operasional

di luar pendapatan bunga dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase

peningkatan pendapatan operasional. Sehingga laba mengalami peningkatan dan

ROA bank juga mengalami peningkatan. Hal ini Telah di buktikan oleh

Ferdinnanda Larashati (2015) bahwa variabel FBIR secara parsial mempunyai

pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Go Public.

8.

Pengaruh

Primary Ratio

terhadap ROA.

PR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila PR mengalami

peningkatan , berarti telah terjadi peningkatan modal dengan persentase

lebih besar dibandingkan persentase peningkatan total aktiva. Sehingga laba

mengalami peningkatan dan ROA juga mengalami peningkatan. Hal ini Telah di

buktikan oleh Ferdinnanda Larashati (2015) bahwa variabel PR secara parsial

mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum

Swasta Nasional

Go Public.

9.

Pengaruh

Fixed Assets Capital Ratio

(FACR) terhadap ROA.

FACR berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila FACR

mengalami peningkat, berarti telah terjadi peningkatan aktiva tetap dengan

(24)

+ + + + -

- +/- - -

Akibatnya, terjadi kenaikan modal yang dialokasikan terhadap aktiva tetap lebih

besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Sehingga laba mengalami

penurunan dan ROA juga mengalami penurunan. Hal ini telah di buktikan oleh

Haryo Hutomo (2015) bahwa Variabel FACR secara parsial mempunyai pengaruh

negatif yang signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa.

2.3

Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.4

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang sudah dikemukakan di atas, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bank Pembangunan Daerah

Menghimpun Dana Menyalurkan Dana

Kinerja Keuangan Bank

Likuiditas

LAR IPR

Kualitas Aktiva

APB NPL

Sensitivitas

IRR

Efisiensi

BOPO FBIR

Solvabilitas

PR FACR

(25)

1.

LAR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, PR dan FACR, secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Return On Assets

(ROA) pada Bank Pembangunan Daerah

2.

Loan To Assets

(LAR) secara parsial mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah.

3.

Investing Policy Ratio

(IPR) secara secara parsial mempunyai pengaruh

positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah.

4.

Aktiva Produktif Bermasalah (APB) secara secara parsial mempunyai

pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan

Daerah.

5.

Non Performing Loan

(NPL) secara secara parsial mempunyai pengaruh

negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah.

6.

Interest Rate Risk

(IRR) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan

terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah.

7.

Biaya Operasional terhadap Pendapatan operasional (BOPO) secara secara

parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada

Bank Pembangunan Daerah.

8.

Fee Based Income Ratio

(FBIR) secara parsial mempunyai pengaruh positif

yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah.

9.

Primary Ratio

secara cparsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah.

10.

Fixed Assets Capital Ratio

(FACR) secara parsial mempunyai pengaruh

Gambar

Table 2.1 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA PENELITI
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

1) Variabel Independen meliputi variabel pembentuk customer based brand equity yaitu brand salience, brand imagery, brand performance, brand feelings, brand

Penanganan rehabilitasi tersebut juga merupakan tindakan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang disini yang bersifat pertolongan kepada Pecandu Narkotika dan Korban

While you’re viewing a Web page, simply use the Browser menu (as shown in Figure 9-8) to save that page’s address.. You can save a Web page address in a

Pada penelitian ini metode yang dilakukan adalah melakukan studi literature dengan cara mengumpulkan dari buku dan jurnal kemudian Identifikasi Objek dilakukan

foton dan sinar-y yang hanya terdiri dari energi, bentuk radiasi ionisasi lainnya yang digunakan untuk terapi radiasi klinis memiliki massa dengan.. atau tanpa muatan positf

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh reputasi auditor, opini audit, audit report lag, dan audit fee terhadap voluntary CPA Firm switching pada

Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan penelitian

Hal ini masih memenuhi persyaratan keselamatan dimana menurut Laporan Analisis Keselamatan (LAK) Reaktor RSG- GAS persyaratan fraksi bakar buang maksimum 59,96% (1). Batasan