• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) telah mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Renstra SKPD kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional. Sebagai sebuah dokumen resmi SKPD, Renja SKPD mempunyai kedudukan yang strategis yaitu menjembatani antara perencanaan pada Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai implementasi pelaksanaan strategis jangka menengah (RPJMD) daerah dan Renstra SKPD yang menjadi satu kesatuan untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Daerah, serta sebagai bahan dasar proses penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

Dokumen Renja SKPD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis untuk mensikapi isu-isu yang berkembang dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan SKPD. Kualitas dokumen Renja sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga penyusunan Renja SKPD sangat ditentukan oleh kemampuan SKPD dalam menyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengendalikan dan mengevaluasi capaian program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD.

Keberadaan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor merupakan hasil pemisahan dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Bogor yang dipecah menjadi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor dan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman, kemudian pada tahun 2015 terjadi perubahan struktur

(2)

organisasi di Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman, UPTD Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Alam tidak lagi bernaung dalam struktur organisasi Dinas ini, perubahan tersebut mengacu pada Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2014 tanggal 15 Oktober 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor. Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah di bidang Pengawasan Bangunan dan Permukiman. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan bangunan dan permukiman;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pengawasan Bangunan dan Permukiman;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pengawasan Bangunan dan Permukiman;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota Bogor sesuai tugas dan fungsinya.

Sistematika Penyusunan Rencana Kerja Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Pemerintah Repubulik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Sedangkan untuk prioritas program dan kegiatan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 serta untuk capaian kinerjanya berpedoman pada RPJP Tahap II dan RPJMD Kota Bogor 2015-2019 Tahun ke-2.

1.2 LANDASAN HUKUM

Landasan hukum penyusunan Renja-SKPD Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

(3)

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851)

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negaran Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3866);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

(4)

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangn Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 1 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tahun 2010 Nomor 1 Seri E); 13. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 2 Seri E);

14. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangun Jangka Panjang Daerah Kota Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2009 Nomor 3 Seri E);

15. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2014 tanggal 15 Oktober 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor;

16. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2010-2014 (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2010 Nomor 3 seri E)

(5)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud disusunnya Rencana Kerja Tahunan ini adalah untuk memberi gambaran informasi program, kegiatan-kegiatan serta rencana Anggaran yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman pada tahun 2016. Baik Belanja Tidak Langsung maupun pelaksanaan belanja langsung.

Sedangkan tujuan penyusunan Renja ini adalah :

1. Sebagai bahan dasar Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

2. Sebagai pedoman bagi Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman dalam melaksanakan kegiatannya pada tahun 2016 dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan pada Rencana Strategis.

3. Sebagai bahan acuan untuk mengevaluasi kinerja kegiatan dan kinerja sasaran di tahun 2016 pada akhir tahun.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Kerja Tahun 2016 ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR TAHUN 2014

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2014 dan capaian Renstra Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor,

2.3 Isu-isu penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor

(6)

2.4 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi,

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor

3.3 Program dan Kegiatan

(7)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS PENGAWASAN BANGUNAN

DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR TAHUN 2014

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DAN CAPAIAN RENCANA STRATEGIS DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR

Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor yang melaksanakan tugas penyelenggaraan urusan teknis dibidang pengawasan bangunan dan permukiman, dituntut untuk mampu mewujudkan pelayanan prima dalam bidang pengawasan bangunan dan permukiman, mampu meningkatkan sarana dan prasarana kota yang memadai dengan meningkatkan pelayanan dalam bidang tata ruang dan bangunan, permukiman dan perumahan, penanggulangan bencana, dan rumah susun, serta mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kerja secara memadai.

Dalam pelaksanaan Rencana Kerja 2014, telah dilakukan upaya untuk tetap mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi baik aspek ekonomi, sosial budaya dan sumberdaya pemerintahan serta fisik dan prasarana secara aktual, faktual dan kontekstual agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi meningkatnya kemakmuran warga kota (welfare state); sehingga penetapan program dan kegiatan pada dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) 2014 tidak berbeda dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) 2014.

Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor pada Tahun 2014 terdiri dari 4 (empat) urusan dan 10 (sepuluh) program yaitu :

1. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian yang terdiri atas :

 Program Peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

 Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur. 2. Urusan Perumahan Rakyat yang terdiri atas :

(8)

 Program lingkungan sehat perumahan

 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran 3. Urusan Penataan Ruang yang terdiri atas :

 Program Perencanaan Tata Ruang

 Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang

4. Urusan Pekerjaan Umum yang terdiri atas :

 Pengembangan kinerja Pengelolaan air minum dan air limbah

 Program Penataan dan pengaturan bangunan gedung

 Program pengaturan, pembinaan, pengawasan jasa konstruksi

2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN

PERMUKIMAN KOTA BOGOR

Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor pada tahun 2014 Sesuai dengan sasaran strategis, indikator kinerja serta target dibandingkan dengan capaian kinerja maka dapat kami sampaikan analisa kinerja tahun 2014 per indikator sebagai berikut :

2.2.1 Penataan struktur organisasi dan mengembangkan profesionalisme dan menerapkan insentif berbasis kinerja.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5 Melakukan penataan struktur organisasi pemerintah daerah yang proporsional, mengembangkan profesionalisme dan menerapkan insentif berbasis kinerja Tingkat pencapaian penyusunan LAKIP, evaluasi LAKIP, dan LKPJ Walikota Bogor serta Laporan LPPD, Informasi LPPD dan EPPD 100% 100% 100% Tingkat pemenuhan kebutuhan

dasar operasional unit kerja SKPD/UPTD dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya

100% 100% 100% Tingkat ketersediaan sarana

dan prasarana operasional SKPD/UPTD 95% 100% 105%

Jumlah Anggaran Tahun 2014 : Rp 4.156.036.000,- Jumlah Realisasi Tahun 2014 : Rp 3.999.804.116,-

(9)

Program Peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan dapat memenuhi capaian kinerja sebesar 100% hal ini dipenuhi melalui kegiatan penyusunan perencanaan dan pelaporan SKPD yaitu Lakip, LKPJ, LPPD dan EPPD Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman.

Tingkat Pemenuhan kebutuhan dasar operasional unit kerja SKPD/UPTD dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya dapat memenuhi capaian kinerja sebesar 100% hal ini melalui kegiatan pembayaran gaji TKK, dan Pengelolaan rumah tangga SKPD.

Peningkatan Sarana dan prasarana aparatur dari target 95%, capaian kinerjanya dapat dipenuhi 100% hal ini dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan rutin/berkala inventaris kantor, pengadaan inventaris kantor dan rehabilitasi gedung kantor.

Untuk memenuhi capaian sasaran strategis tersebut di atas dari Jumlah penganggaran yang telah dianggarkan terdapat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 156.231.884,-.

2.2.2 Pengembangan kinerja Pengelolaan air minum dan air limbah.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman

Presentase penduduk berakses air minum

(PDAM dan Non PDAM) 70,40% (PDAM dan Non PDAM) 1,42% (Non PDAM) 1%

Jumlah Anggaran Tahun 2014 : Rp 4.363.866.000,- Jumlah Realisasi Tahun 2014 : Rp 3.803.130.471,-

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah mencapai realisasi sebesar 1,42%, hal ini dicapai melalui kegiatan Pelaksanaan DAK Infrastruktur Air Minum, Penunjang DAK Infrastruktur Air Minum, Pelaksanaan DAK Infrastruktur Sanitasi, Penunjang DAK Infrastruktur Sanitasi, dan Biaya Umum DAK Infrastruktur Air Minum (Tahun Anggaran 2012). Realisasi yang minim ini disebabkan

(10)

Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman hanya menangani air minum Non PDAM.

Dalam upaya pemenuhan capaian sasaran strategis tersebut di atas dari Jumlah penganggaran yang telah dianggarkan terdapat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 560.735.529,-.

2.2.3 Peningkatan Kualitas Bangunan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5 Meningkatkan kualitas bangunan Jumlah pembangunan/perbai kan gedung pemerintah (kumulatif) 23 Bangunan 114 Bangunan 496%

Jumlah unit bangunan terawasi per tahun (kumulatif)

650 Bangunan 1.843

Bangunan 284%

Tindak lanjut atas pengaduan pelanggaran tata ruang 100% 100% 100% Penggunaan tata ruang yang tidak sesuai dengan perencana/petuntuka n 0 ha 27% 73%

Ruang publik yang berubah

peruntukannya

0%

- 0%

Jumlah penyedia jasa yang mendapat pembinaan teknis

25 Perusahaan 25 Asosiasi 100%

Jumlah Anggaran Tahun Tahun 2014 : Rp 7.681.995.500,- Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2014 : Rp 1.980.463.174,-

(11)

Upaya peningkatan kualitas bangunan melalui program penataan dan pengaturan bangunan gedung dilaksanakaan melalui kegiatan Pelayanan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan, Bantuan Teknis Perencanaan Bangunan Gedung Pemerintahan, Evaluasi Permohonan Hibah dan Bantuan Sosial, Penaksiran Bangunan Gedung Pemerintah, Pembangunan Mesjid Agung Kota Bogor. Pada Tahun Anggaran 2014 ini, kegiatan Pembangunan Mesjid Agung Kota Bogor rencananya akan dilaksanakan dengan sumber dana dari Bantuan Propinsi Jawa Barat tapi anggaran dari Propinsi Jawa Barat tahun 2014 tidak teralokasikan sehingga kegiatan ini tidak dapat terlaksana. Peningkatan jumlah unit bangunan terawasi pertahun dilaksanakan melalui kegiatan pengendalian dan pengawasan bangunan wilayah I sebanyak 909 bangunan, pengendalian dan pengawasan bangunan di wilayah II sebanyak 560 bangunan, pengendalian dan pengawasan bangunan di wilayah III sebanyak 374 bangunan, jumlah bangunan terawasi sebanyak 1.843 bangunan dari target sebanyak 650 bangunan, prosentase kinerjanya mencapai 284%.

Upaya tindak lanjut atas pengaduan pelanggaran tata ruang, pengaduan yang masuk sebanyak 28 pengaduan. Dan yang ditindak lanjuti sebanyak 28 pengaduan sehingga prosentase kinerjanya mencapai 100 %.

Penggunaan tata ruang yang tidak sesuai dengan rencana/peruntukan dari target sebesar 0%, baru mencapai 27% dengan rincian realisasi penggunaan tata ruang yang tidak sesuai dengan perencana/peruntukan Wilayah I = 0,4% , Wilayah II = 0,3%, dan Wilayah III = 0,11%. Sehingga prosentase realisasi yang didapatkan mencapai 73%.

Peningkatan jumlah penyedia jasa yang mendapat pembinaan teknis sebanyak 25 perusahaan dari target 25 Asosiasi sehingga prosentase kinerjanya mencapai 100%. Untuk memenuhi capaian sasaran strategis tersebut di atas dari Jumlah

penganggaran yang telah dianggarkan sebesar Rp. 7.681.995.500,- direalisasikan sebesar Rp. 1.980.463.174,- terdapat silpa anggaran sebesar Rp.

5.701.532.326,- yang disebabkan karena adanya efisiensi sebesar Rp. 85.081.826,- dan tidak terserap sebesar Rp.5.616.450.500,- untuk anggaran Pembangunan Mesjid Agung Kota Bogor.

(12)

2.2.4 Peningkatan Permukiman Sehat

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5 Terpenuhinya Permukiman Sehat

Rumah layak huni 153.746 Unit 156.941 Unit 102,1%

Prosentase lingkungan permukiman kumuh 207,59 Ha (1,75%) 164,46 Ha (1,39%) 121% Panjang jalan lingkungan yang dibangun/diperbaiki (kumulatif) 65.000 m2 356.814,1 m2 548,94%

Luas Tembok Penahan Tanah (TPT) Lingkungan Perumahan, yang dibangun/diperbaiki (kumulatif) 3.200 m3 582.360,57 m3 18199% Panjang saluran pembuangan air hujan perumahan yang dibangun/diperbaiki (kumulatif) 2.500 m' 29.577,74 m' 1183,11% Jumlah Jembatan lingkungan yang dibangun/diperbaiki 37 Unit 31 unit 83,78%

Jumlah twinblok yang berkondisi baik

4 twin blok 4 twin blok 100%

Jumlah Rumah Susun 1 twin blok 2 twin blok 200%

Prosentase permukiman yang tertata

3.271 Ha 3330,16 Ha 101,83%

Prosentase rumah tangga berakses air bersih 600 KK 1000 KK 167% Cakupan rumah tangga bersanitasi 750 KK 300 KK 40%

Jumlah Anggaran Tahun 2014 : Rp. 123.992.118.827,- Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2014 : Rp. 103.882.946.908,-

(13)

Peningkatan permukiman sehat dilaksanakan melalui program lingkungan sehat perumahan dengan 10 indikator kinerja yaitu :

o Rumah layak huni dengan target 153.746 unit, untuk Tahun Anggaran 2014 ini Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman tidak lagi menangani kegiatan penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Jumlah Rumah Layak Huni yang ada didapat dari Bantuan Provinsi dan Kegiatan PNPM sejumlah 792 Unit sehingga realisasi yang dicapai sejumlah 156.941 Unit (akumukatif). o Prosentase Lingkungan kumuh dengan target 207,59 ha (1,75%) dapat

direalisasikan menjadi 164,46 Ha (1,39%) sehingga prosentase kinerja mencapai 121%. Melihat target dan capaian yang didapat, prosentase realisasi yang telah di capai oleh Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor sudah melewati target yang dicanangkan, karena semakin kecil realisasi yang dicapai, semakin baik kinerja yang dilaksanakan. o Panjang jalan lingkungan yang dibangun atau diperbaiki dari target 65.000 m2 dapat dibangun/diperbaiki 356.814,1 m2 sehingga prosentase kinerja mencapai 548,94%, capaian ini sudah termasuk dari hasil PNPM sebesar 37.355 m2.

o Luas Tembok Penahan Tanah (TPT) lingkungan perumahan, yang dibangun/ diperbaiki dari target 3.200 m3 dapat dibangun/diperbaiki 582.360,57 m3 sehingga prosentase kinerja mencapai 18.199%, capaian ini sudah termasuk dari hasil PNPM sebesar 2.407 m3.

o Panjang saluran pembuangan air hujan perumahan yang dibangun/diperbaiki dari target sepanjang 2.500 m‘ dapat dibangun/diperbaiki sepanjang 29.577,74 m' sehingga prosentase kinerja mencapai 1.183,11%, capaian ini sudah termasuk hasil dari PNPM sebesar 16.397 m’.

o Jumlah Jembatan lingkungan yang dibangun/diperbaiki dari target 37 unit dapat dibangun/diperbaiki sebanyak 31 unit sehingga prosentase kinerja mencapai 83,78%. Capaian ini berasal dari jumlah jembatan yang dibangun/ diperbaiki dari APBD sebanyak 27 unit dan hasil dari perbaikan PNPM Mandiri perkotaan sebanyak 4 unit. Belum tercapainya target ini disebabkan karena ada beberapa rencana perbaikan jembatan yang diusulkan oleh masyarakat

(14)

melalui PNPM, pada pelaksanaannya berdasarkan kondisi dan usulan warga ada beberapa rencana perbaikan jembatan yang dirubah karena masih dalam kondisi baik.

o Jumlah Twin Blok yang berkondisi baik dari target 4 twin Blok realisasi sudah 4 Twin Blok yang berkondisi baik, sehingga prosentase kinerja mencapai 100%.

o Jumlah Rumah Susun dengan target 1 unit realisasi realisasinya mencapai 2 unit, sehingga prosentase kinerja mencapai 200%. Hal ini dicapai melalui Penambahan 1 Unit Rusunawa di Kelurahan Tanah Baru yang terdiri dari 2 Twin Blok.

o Prosentase permukiman yang tertata dari target 3.271 ha dapat dicapai menjadi 3.330,16 ha, sehingga prosentase kinerja mencapai 101.83 %.

o Cakupan rumah tangga bersanitasi target 750 KK dan dapat direalisasikan sebanyak 300 KK sehingga prosentase kinerja mencapai 40%. Prosentase kinerja yang belum sesuai target ini dikarenakan dari 4 lokasi yang direncanakan hanya dapat direalisasikan sebanyak 3 lokasi.

Untuk memenuhi capaian sasaran strategis tersebut di atas dari Jumlah penganggaran yang telah dianggarkan sebesar Rp. 123.992.118.827,- direalisasikan sebesar Rp. 103.882.946.908,- terdapat silpa anggaran sebesar Rp. 20.109.171.919,-yang disebabkan karena adanya efisiensi sebesar Rp. 17.940.521.919,- dan tidak terserap sebesar Rp. 2.168.650.000,-.

2.2.5 Peningkatan Kualitas Mitigasi Bencana

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5 Meningkatkan kualitas mitigasi bencana Respon time kebakaran (menit) 11 menit 11 menit 100%

Jumlah Anggaran Tahun 2014 : Rp 5.157.500.000,- Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2014 : Rp 5.010.661.934,-

(15)

Peningkatan kualitas mitigasi bencana dilaksanakan melalui program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu: Respon Time kebakaran (menit) dengan target 11 menit dan rata-rata dapat dilaksanakan sampai dengan 11 menit sehingga prosentase kinerja mencapai 100%. Respon time ini dapat dipenuhi melalui kegiatan

:

o Pemeriksaan alat pemadam kebakaran o Piket petugas pemadam kebakaran

o Pemutakhiran dan Pemeliharaan Sistem Komunikasi Pencegahan Kebakaran o Gladi anggota, latihan relawan dan latihan anggota pemadam kebakaran di

Ciracas

o Pengadaan alat-alat penanggulangan bencana dan kebakaran o Pelayanan pemadam kebakaran

o Tindakan penanggulangan bencana alam o Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran o Pemasangan Hidrant

o Perbaikan dan Penambahan Garasi.

Untuk memenuhi capaian sasaran strategis tersebut di atas dari Jumlah penganggaran yang telah dianggarkan sebesar Rp. 5.157.500.000,- direalisasikan sebesar Rp. 5.010.661.934,- terdapat silpa anggaran sebesar Rp. 146.838.066,- yang disebabkan karena adanya efisiensi.

2.2.6 Penyusunan Rencana Tata Ruang yang produktif dan berwawasan lingkungan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

Menyusun perencanaan tata ruang yang

produktif dan

berwawasan lingkungan

Jumlah rencana umum dan rencana rinci tata ruang yang disusun

100% 133,33% 133,33%

Jumlah Anggaran Tahun 2014 : Rp 3.075.000.000,- Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2014 : Rp 1.826.870.550,-

(16)

Penyusunan Rencana Tata Ruang Yang produktif dan berwawasan lingkungan dilaksanakan melalui program Perencanaan Tata Ruang dengan 1 (satu) indikator yaitu : Jumlah rencana umum dan rencana rinci tata ruang yang disusun dengan target 100% dan berhasil dilaksanakan 100% sehingga prosentase kinerja mencapai 133,33%.

Pencapaian target tersebut dapat terpenuhi melalui kegiatan Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) 5 WP, Sosialisasi RDTR Pelayanan, Penyusunan Pedoman Perencanaan Lingkungan Perumahan, Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Tapak, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Penyusunan Mekanisme Perijinan, Insentif dan Disinsentif Serta Sanksi.

Untuk memenuhi capaian sasaran strategis tersebut di atas dari Jumlah penganggaran yang telah dianggarkan sebesar Rp. 3.075.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 1.826.870.550,- terdapat silpa anggaran sebesar Rp. 1.248.129.450,-yang disebabkan karena adanya efisiensi sebesar Rp. 373.129.450,- dan tidak terserap sebesar Rp. 875.000.000,- karena kegiatan Pengadaan Papan Peta RDTR Pelayanan tidak dapat dilaksanakan disebabkan Raperda RDTR sebagai prasyarat dilaksanakannya kegiatan tersebut masih dalam proses memperoleh persetujuan substansi dari Gubernur Jawa Barat, dan Kegiatan Penyusunan 2 Dokumen Rinci Kawasan Prioritas Kota Bogor (Banprop 2014) tidak diserap dikarenakan lokasi yang diusulkan untuk disusun rencananya, telah disusun oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat.

2.2.7 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Penataan Ruang

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang Frekuensi penyelenggaraan sosialisasi penataan ruang 100% 100% 100%

Jumlah Anggaran Tahun 2014 : Rp 100.000.000,- Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2014 : Rp 92.695.035,-

(17)

Peningkatan kualitas penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan melalui program peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang melalui kegiatan Sosialisasi Pengawasan dan Pengendalian Bangunan dengan target 100% dan realisasinya 100% sehingga prosentase kinerja mencapai 100%. Untuk memenuhi capaian sasaran strategis tersebut di atas dari Jumlah penganggaran yang telah dianggarkan sebesar Rp. 100.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 92.695.035,- terdapat silpa anggaran sebesar Rp. 7.304.965,- yang disebabkan karena adanya efisiensi.

2.3. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR.

Untuk menyikapi isu – isu lokal dan nasional serta permasalahan yang harus diselesaikan yang berkembang di masyarakat maka perlu data dan informasi yang akurat sehingga dapat dijadikan isu strategis dan program prioritas dalam penanganannya. Berdasarkan beberapa tahapan yang telah dilakukan, baik dalam bentuk pra Musrembang, RPJMD, Focus Group Discussion (FGD) stakeholders, dan masukan Renstra (SKPD) dapat teridentifikasi beberapa isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan Kota Bogor, antara lain :

1) Penataan Ruang

Konsistensi perencanaan dengan pemanfaatan ruang masih menjadi hal yang perlu terus dibenahi. Aspek-aspek pengendalian ruang, seperti sumber daya manusia, perangkat hukum (sanksi), insentif, disinsentif, perizinan, dan zoning regulation

belum sepenuhnya dapat dijalankan, kondisi ini semakin memicu tingginya alih fungsi lahan dan ketidaksesuaian peruntukan ruang.

2) Sanitasi Lingkungan

Saat ini kondisi dengan terbatasnya sarana prasarana lingkungan permukiman seperti pada kawasan padat penduduk, akan mempersulit dalam penataan sanitasi lingkungan dan dapat berindikasi terhadap menurunnya derajat kesehatan masyarakat.

(18)

3) Kualitas Lingkungan Permukiman Sehat.

Dari sisi prasarana penunjang permukiman sehat masih diperlukan peningkatan ketersediaan prasarananya seperti jalan lingkungan, saluran pembuangan air limbah dan air hujan, air bersih non PDAM dan Sanitasi berbasis masyarakat,. Selain itu masih terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam kategori kumuh, dengan terbatasnya akses terhadap ruang publik.

4) Penataan dan Pengembangan Rumah Susun.

Keterbatasan lahan dan tingginya nilai lahan menjadi faktor penyebab arahan pembangunan vertikal bagi perumahan. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah memfasilitasi dengan pembangunan rumah susun sederhana sewa, dan pada saat mendatang perlu diusahakan alokasi ruang untuk pengembangan rusunawa.

Strategi Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor untuk mengatasi isu—isu tersebut adalah sebagai berikut :

1) Penataan Ruang.

Strategi dalam penataan ruang adalah penyusunan rencana tata ruang yang berwawasan lingkungan dan mendukung pembangunan sektor jasa, peningkatan proporsi RTH dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan RTH. Kebijakan di bidang penataan ruang yakni meningkatkan pengaturan, pembinaan, perencanaan, pemanfaatan, pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan tata ruang, menciptakan ruang publik yang aman dan nyaman, pengembangan RTH, dekorasi kota dan pengembangan dan pemanfaatan fasos fasum yang secara keseluruhan tidak terlepas dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2) Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Jasa Konstruksi.

Meningkatnya kualitas pelaku konstruksi, dengan indikasi kegiatan monitoring dan evaluasi jasa konstruksi serta sebagai bahan dasar diterbitkannya SIUJK serta pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan jasa konstruksi.

3) Penataan dan Pengaturan Bangunan.

Meningkatnya pengelolaan bangungan gedung pemerintah, dengan indikasi kegiatan pembangunan dan rehabilitasi gedung pemerintah dan prasarana umum.

(19)

Selain itu juga meningkatnya pengawasan dan pengendalian bangunan gedung, dengan indikasi kegiatan:

a. Optimalisasi pengawasan bangunan gedung b. Pemberian Sertifikat Laik fungsi gedung

c. Penyediaan dan pemutakhiran basis data gedung

d. Memberikan bantuan teknis baik berupa bantuan pembuatan gambar dan RABnya maupun bantuan langsung personal sebagai tim teknik perencanaan dan pengawasan dilapangan.

4) Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan.

Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan dilakukan dengan perbaikan lingkungan Permukiman secara terpadu berupa pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar pekerjaan umum di lokasi Permukiman kumuh disamping perlunya dibangun rumah yang bersifat vertical (rumah susun) dilokasi-lokasi tertentu.

5) Air Bersih

Strategi bidang air bersih adalah pemenuhan kebutuhan air bersih dan sehat bagi masyarakat. Kebijakan bidang air bersih yakni meningkatkan cakupan pelayanan air bersih melalui air bersih PDAM serta meningkatkan kualitas air minum Non-PDAM.

Selain itu strategi dan kebijakan di atas, beberapa strategi dan kebijakan lain yang ditempuh oleh Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman untuk mengatasi berbagai masalah lainnya adalah :

a. Merencanakan Perencanaan Tata Ruang Secara Rinci.

b. Memberdayakan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air bersih non PDAM dari masyarakat.

c. Memberikan layanan sanitasi lingkungan kepada masyarakat yang memenuhi syarat kesehatan.

d. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang memenuhi syarat kesehatan.

e. Peningkatan kuantitas dan kualitas bangunan milik Pemerintah. f. Penentuan lokasi untuk pengembangan rusunawa/Rusunami.

g. Peremajaan kawasan permukiman (Urban Renewel, Rumah Tidak Layak Huni, dan sebagainya).

(20)

h. Menyempurnakan regulasi yang berkaitan dengan kegiatan kegiatan yang ada di Dinas Wasbangkim.

6) Peningkatan Sumber Daya Manusia.

Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah meningkatkan kualitas, kemampuan, profesionalisme dan keterampilan aparatur dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut kegiatan yang dilaksanakan adalah : kesejahteraan pegawai, kenaikan pangkat dan gaji berkala, pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan structural , penegakan disiplin pegawai, pendidikan dan pelatihan, pengembangan wawasan melalui , prajabatan, ujian dinas, tugas belajar dan ijin belajar.

7) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah terwujudnya kelancaran kinerja aparatur pemerintah yang memadai dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam upaya mencapai sasaran tersebut kegiatan yang dilaksanakan adalah : pengadaan sarana dan prasarana kelengkapan Dinas.

2.4. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT

Usulan program kegiatan masyarakat, diperoleh dari usulan masyarakat yang disampaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) yang diselenggarakan mulai dari tingkat Kelurahan dan Kecamatan. Usulan-usulan ini juga sudah mengakomodir usulan-usulan Program Penanggulanan Kemiskinan (Pronangkis) di tiap-tiap Kelurahan, yang diusulkan berdasarkan Rembug Warga. Selain dari Musrembang, usulan masyarakat juga disampaikan melalui Wakil Rakyat (DPRD) melalui kegiatan hasil Reses.

Usulan yang menjadi prioritas adalah usulan-usulan yang terkait dengan 4 program prioritas atau kegiatan yang mendukung percepatan pencapaian dari program-program yang telah diprioritaskan, dan tidak terlepas dari tugas dan fungsi dari Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman.

(21)

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL DAN PROVINSI.

Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang, serta merupakan pengejawantahan jati diri. Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan papannya. Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya adalah sangat strategis.

Penyelenggaraan perumahan dan permukiman harus dilaksanakan sebagai satu kesatuan sistem, yang pelaksanaannya dapat disesuaikan berdasarkan kondisi lokal yang ada, yaitu:

Pembangunan Yang Berkelanjutan dan Konsep TRIDAYA

Konsep TRIDAYA, bertujuan memberdayakan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan, tetap dapat ditumbuhkembangkan sebagai pendekatan pembangunan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan di tingkat lokal. Pendekatan ini dilakukan dengan memadukan kegiatan-kegiatan penyiapan dan pemberdayaan masyarakat, serta kegiatan pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi komunitas dengan kegiatan pendayagunaan prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman sebagai satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan.

Pembangunan perumahan dan permukiman, yang memanfaatkan ruang terbesar dari kawasan di perkotaan, merupakan kegiatan yang bersifat menerus. disamping dampak pembangunan perumahan dan permukiman terhadap kelestarian lingkungan serta keseimbangan daya dukung lingkungannya yang harus senantiasa dipertimbangkan. Kesadaran tersebut harus dimulai sejak tahap perencanaan dan

(22)

perancangan, pembangunan, sampai dengan tahap pengelolaan dan pengembangannya, agar arah perkembangannya tetap selaras dengan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Penyelenggaraan Secara Multisektoral dan Terdesentralisasi

Pembangunan perumahan dan permukiman mencakup banyak kegiatan, antara lain pengalokasian ruang, penyediaan lahan, kelembagaan, kegiatan teknis, pembiayaan, dan sistem informasi. Disamping secara holistik, penyelenggaraan perumahan dan permukiman harus dilakukan secara multisektoral karena memerlukan koordinasi dengan berbagai bidang lain yang terkait dengan kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dan tidak dapat ditangani oleh satu sektor saja.

Persoalan penyediaan perumahan sebenarnya lebih merupakan masalah lokal dan kebutuhan individual. Ini dapat ditunjukkan dengan besarnya peran swadaya masyarakat di dalam pengadaan perumahannya. Karenanya perlu pembatasan campur tangan pemerintah dalam penanganan persoalan lokal melalui penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang terdesentralisasi. Dalam kerangka desentralisasi, penyelenggaraan perumahan dan permukiman tidak dapat terlepas dari agenda pelaksanaan tata pemerintahan yang baik di tingkat lokal, yaitu yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, profesionalisme, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, pengawasan, penegakan hukum, serta efisiensi dan efektivitas.

Pembangunan Yang Berwawasan Kesehatan

Sebagaimana disadari bahwa persoalan kesehatan lingkungan perumahan dan permukiman sangat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat yang menghuninya. Disamping itu aktualisasi pembangunan yang berwawasan kesehatan sangat diperlukan dalam upaya penanganan permukiman kumuh. Aktualisasi tersebut tetap dalam kerangka pelaksanaan program lingkungan sehat sebagai bagian dari program pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang bertujuan khususnya untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup sehat. sehingga dapat tercapai derajat kesehatan baik individu, keluarga maupun masyarakat yang optimal.

(23)

Penyelenggaraan Dengan Pengembangan Sistem Insentif

Persoalan perumahan dan permukiman merupakan persoalan strategis yang masih belum mendapatkan cukup perhatian dari berbagai kalangan. Karenanya untuk memacu laju pembangunan perumahan dan permukiman, perlu di dalam penyelenggaraannya dikembangkan sistem insentif, yang diharapkan mampu mendorong berbagai pelaku pembangunan baik lembaga formal maupun informal untuk terlibat secara aktif. Upaya yang dikembangkan antara lain melalui kegiatan program stimulan, perintisan, dukungan pembiayaan dan bantuan teknis bagi pelaku pembangunan yang responsif di dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman, termasuk kegiatan pendampingan dalam penyiapan dan pemberdayaan masyarakat.

Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana teknis pengawasan bangunan dan permukiman, dituntut untuk mampu melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah di bidang Pengawasan Bangunan dan Permukiman.

3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENCANA KERJA DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN

Berdasarkan Visi Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Visi Kota Bogor yaitu “Terwujudnya Pelayanan Prima di Bidang Pengawasan Bangunan dan Permukiman Dalam Rangka Mendukung Visi Kota Bogor”, dan misi Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor yaitu :

1. Meningkatkan Profesionalisme SDM Aparatur;

2. Mewujudkan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman yang Akuntabel; 3. Mewujudkan Penataan, Pengawasan dan Pengendalian Bangunan dan

Permukiman yang Berwawasan Lingkungan.

Maka tujuan dan sasaran rencana kerja Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman dari penjabaran misi, adalah:

(24)

Misi kesatu adalah Meningkatkan Profesionalisme SDM Aparatur.

Tujuan Misi kesatu adalah :

 Meningkatnya kinerja aparatur di bidang pengawasan bangunan dan permukiman. Sasaran :

 Pelayanan Prima di bidang pengawasan bangunan dan permukiman.

Misi kedua adalah Mewujudkan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman yang Akuntabel.

Tujuan Misi kedua :

 Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman dapat memenuhi kriteria dinas yang dapat mempertanggungjawabkan (responsibility), dapat dipertanyakan (answerability), dan memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

Sasaran :

 Menjadikan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya;

 Terwujudnya transparansi Dinas serta partisipasi masyarakat dalam hal pengawasan bangunan dan permukiman.

Misi ketiga adalah Mewujudkan Penataan, Pengawasan dan Pengendalian Bangunan dan Permukiman yang Berwawasan Lingkungan.

Tujuan Misi ketiga :

 Tertatanya bangunan dan permukiman yang berwawasan lingkungan;

 Terawasinya bangunan dan permukiman sesuai dengan rencana tata ruang. Sasaran :

 Terciptanya bangunan dan permukiman yang tertata dan sesuai dengan rencana tata ruang.

3.3. PROGRAM DAN KEGIATAN

Perencanaan Kerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu tahun. Rencana Kerja Tahun 2016 berarti proses penetapan rencana program, kegiatan serta penggunaan anggaran pada tahun

(25)

2016 sesuai dengan yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor tahun 2015 -2019 dan Renca Strategis SKPD.

Pada tahun 2016 ini, dengan berpedoman pada RENSTRA SKPD Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman, maka Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

A. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan :

1) Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan SKPD

2) Evaluasi Permohonan Hibah dan Bantuan Sosial

B. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan : 1) Pengelolaan Rumah Tangga SKPD

C. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan : 1) Pemeliharaan Rutin/berkala inventaris kantor

2) Pengadaan Inventaris Kantor

D. Program Peningkatan Kapasitas sumberdaya Aparatur : 1) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur E. Program Perencanaan Pembangunan Sarana Prasarana :

1) Updating data Sarana dan Prasarana permukiman

2) Penyusunan Database Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di 6 Kecamatan 3) Penyusunan Juklak Juknis Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 4) Perencanaan Teknis Pembangunan/Perbaikan Jalan

5) Perencanaan Teknis Pembangunan/Perbaikan TPT 6) Perencanaan Teknis Pembangunan/Perbaikan Saluran 7) Perencanaan Teknis Pembangunan/Perbaikan Jembatan

8) Perencanaan Teknis Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Kawasan Kumuh

9) Perencanaan Teknis Pembangunan/Perbaikan Sarana Air Minum 10) Perencanaan Teknis Pembangunan/Perbaikan Sarana Air Limbah 11) Penyusunan Database Bangunan Gedung Berbasis GIS (Lanjutan)

(26)

F. Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan kegiatan :

1) Pembangunan Sarana Prasarana Permukiman Pada Kawasan Permukiman Padat Kumuh

2) Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (Neighbour hood Development PLBK/ND)

3) Perbaikan Sarana Umum di Lokasi Binaan P2WKSS, Lomba Kelurahan,Lomba Kinerja Kecamatan dan Lomba POS YANDU

4) Penunjang P2KP (BOP)

5) Pendamping P2KP (BANSOS) - Anggaran di BPKAD 6) Pembangunan/Perbaikan Jalan Lingkungan 7) Pembangunan/Perbaikan TPT

8) Pembangunan/Perbaikan Saluran 9) Pembangunan/Perbaikan Jembatan

10) Pembangunan/Perbaikan dan Penambahan Sambungan Rumah Sanitasi Berbasis Masyarakat

11) Pemberdayaan/Pembinaan Masyarakat untuk kegiatan Sanimas 12) Pengelolaan Rusunawa

13) Pemeliharaan dan perbaikan Rusunawa

14) Pengembangan Rusunawa Cibuluh Tanah Baru 15) Pembinaan Perumahan Swadaya

16) Kegiatan FS Rusunawa

G. Program Penataan dan Pengaturan Bangunan Gedung, dengan kegiatan: 1) Pelayanan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan

2) Bantuan Teknis Perencanaan Bangunan Gedung 3) Penaksiran Bangunan Gedung Pemerintah 4) Pelayanan Tim Ahli Bangunan Gedung 5) Pembangunan Masjid Agung Kota Bogor 6) Pembangunan Gedung DPRD Kota Bogor 7) Revitalisasi Kawasan Heritage

(27)

H. Program Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Jasa Konstruksi, dengan kegiatan:

1) Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi Jasa Kontruksi

2) Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Tukang I. Program Perencanaan Tata Ruang, dengan kegiatan :

1) Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 2) DED RTBL (Lanjutan RTBL TA. 2014) dan DED Lainnya

3) Penyusunan Insentif dan Disinsentif J. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1) Pengendalian dan Pengawasan Bangunan Wilayah I 2) Pengendalian dan Pengawasan Bangunan Wilayah II 3) Pengendalian dan Pengawasan Bangunan Wilayah III

4) Bimbingan Teknik Pengawasan dan Pengendalian Bangunan

5) Inventarisasi PSU Perumahan yang sudah diserah terimakan

K. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang, dengan kegiatan :

1) Sosialisasi Pengawasan dan Pengendalian Bangunan Gedung

2) Sosialisasi Tata Ruang

3) Perencanaan Bogor City Planning Galery

L. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah, dengan kegiatan :

1) Pembangunan Infrastruktur Air Minum

2) Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Cair Sistem Komunal 3) Revitalisasi/Perbaikan Sanimas

(28)

BAB IV

P E N U T U P

Rencana Kerja Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor Tahun 2016 merupakan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang sejalan dengan Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menerangkan bahwa SKPD diwajibkan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Renstra SKPD kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional.

Harapan kami, Rencana Kerja Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor Tahun 2016, menjadi pedoman dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman pada Tahun 2016 serta dapat dijadikan dasar dalam mengukur tingkat keberhasilan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman dalam rangka akuntabilitas dan transparansi kepada seluruh

stakeholders, serta dasar dalam mengukur keberhasilan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi.

Kepala Dinas

Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor

Boris Derurasman, SH, Sp.N, MH Pembina Tk. I

(29)
(30)

RENCANA

KERJA

TAHUNAN

2016

DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN

KOTA BOGOR

(31)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 LATAR BELAKANG ... 1 1.2 LANDASAN HUKUM ... 2

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN... 5

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ... 5

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR TAHUN 2013... 7

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENCANA STRATEGIS DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR ... 7

2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR ... 8

2.3. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA BOGOR . ... 17

2.4. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT ... 20

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN ... 21

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL DAN PROVINSI. ... 21

3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENCANA KERJA DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN ... 23

3.3. PROGRAM DAN KEGIATAN ... 24

BAB IV P E N U T U P ... 28

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Gambar grafik 1 pada penelitian ini menggambarkan pengaruh antara status gizi anak dengan erupsi gigi molar pertama perman- en yang didapatkan bahwa anak kelas 1

[r]

Kompetensi domain kognitif mahasiswa pada mahasiswa yang terpapar metode pembelajaran Peer-assisted Learning lebih tinggi ( p = 0.000) dibandingkan kompetensi mahasiswa

Analisa ini berupa data akurasi yang akan dibandingkan antara alat dengan Google Earth.yang mana dari data tersebut dapat disimpulkan letak akurasi yang

Sifat-sifat dari air memiliki pengaruh yang berarti untuk penyediaan air, kualitas air dan teknik pengolahan air (Montgomery, 1985). Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak

TL : Peserta SKD yang tidak memenuhi nilai ambang batas sesuai Permenpan&RB Nomor 37 Tahun 2018, tidak memenuhi peringkat sesuai Permenpan&RB Nomor 61 Tahun 2018 serta

Janda hanyalah status, mereka memiliki porsi sama dengan perempuan-perempuan lain tentang hak hidup sebagai perempuan, seperti misalnya untuk dekat dengan lawan jenis,

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa : (1) kepemimpinan kepala sekolah di SMK PGRI 1 Gresik adalah memberikan teladan guru, memberikan dorongan dan motivasi guru,