• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Balikpapan, Januari 2017 Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, SURYANTO Pembina Utama Muda Nip

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Balikpapan, Januari 2017 Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, SURYANTO Pembina Utama Muda Nip"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan disahkannya Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Balikpapan, maka dilakukan Penggabungan antara Instansi Badan Lingkungan Hidup (BLH) dengan Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP), khususnya pada bidang kebersihan menjadi Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) DLH Kota Balikpapan merupakan dokumen yang memuat pedoman pelaksanaan kegiatan di bidang lingkungan hidup untuk periode 2016-2021. Dokumen ini juga merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Balikpapan Tahun 2016-2021.

Penyusunan Dokumen Renstra disusun dengan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal terkait kelembagaan Dinas Lingkungan Hidup, isu lingkungan hidup strategis yang berkembang, untuk kemudian dirumuskan berwujud Visi, Misi, Sasaran, Tujuan, dan Strategi serta Arah kebijakan yang diambil dalam mengatasi tantangan yang ada.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada berbagai pihak sehingga Dokumen Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan tahun 2016-2021 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dengan adanya dokumen ini diharapkan pelaksanaan program kegiatan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dapat terukur dan berorientasi pada hasil yang berujung pada meningkatnya kualitas lingkungan hidup di Kota Balikpapan.

Balikpapan, Januari 2017

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan,

SURYANTO

Pembina Utama Muda Nip. 19601101 198501 1 003

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ...1

B. LANDASAN HUKUM... 2

C. MAKSUD DAN TUJUAN ... 2

D. SISTEMATIKA PENULISAN... 3

BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI ... 5

2.1.1 URAIAN TUGAS DAN JABATAN STRUKTURAL ... 6

2.2 SUMBER DAYA ... 8

2.2.1 SUMBER DAYA BLH KOTA BALIKPAPAN... 8

2. 2.2 SARANA DAN PRASARANA... 8

2.2.3 KEADAAN UMUM DAN WILAYAH ...10

2.3 KINERJA DAN PELAYANAN...10

2.3.1 CAPAIAN KINERJA ...24

2. 3.2 REALISASI KEUANGAN...49

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN ... 52

2.4.1 TANTANGAN ... 52

2.4.2 PELUANG ... ... 53

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ... 58

3.2 TELAAHAN VISI, DAN MISI PROGRAM... 58

3.3 TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN LH 2015-2019... 60

3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH ... 63

3.5 TELAAHAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS... 64

3.6 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS ... 66

3.6.1 GAMBARAN PELAYANAN ... 66

3.6.2 SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA KLH... 68

(4)

iii

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI DINAS LINGKUNGAN HIDUP... 77 4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH ... 78 4.3 STRATEGI DAN TUJUAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP... 80

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK DAN SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN... 86 5.2 KELOMPOK SASARAN... 90

BAB VI. INDIKATOR KINERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ...91

BAB VII. PENUTUP...92

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel.2.1 Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Golongan, Pendidikan, dan Gender

8

Tabel.2.2 Sarana Kerja BLH Kota Balikpapan Tahun 2015 9

Tabel.2.3 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci per Kecamatan

dan Kelurahan 10

Tabel.2.4 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut

Topografi (Ketinggian) 13

Tabel.2.5 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut

Kelerengan

14

Tabel.2.6 Nama DAS di wilayah Kota Balikpapan 17

Tabel.2.7 Daftar Sungai Besar di Kota Balikpapan 19

Tabel.2.8 Rata-Rata Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan Angin,

Curah Hujan dan Penyinaran Matahari Tahun 2011-2014

22

Tabel 2.9 Luas Rencana Pola Ruang di Kota Balikpapan 23

Tabel 2.10 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan 2012 - 2015

25 Tabel 2.11 Kegiatan Pemantauan Kualitas Air Sungai Kota

Balikpapan 2012- 2016 36

Tabel 2.12 Perhitungan Indeks Pencemaran Air di Kota Balikpapan

Tahun 2015 37

Tabel 2.13 Pengaduan Kasus Lingkungan Kota Balikpapan Tahun 2012-2015

38

Tabel 2.14 Rekapitulasi Kegiatan Penanaman Tahun 2012 - 2015 40

Tabel 2.15 Jumlah Sekolah Adiwiyata Kota Balikpapan Tahun 2011-2015

42

(6)

Tabel 2.17 Pengawasan Izin Lingkungan 2011-2015 43 Tabel 2.18 Vegetasi Infrastruktur Pendukung dalam Kawasan

Kebun Raya Balikpapan (2008 – 2016) 46

Tabel 2.19 Anggaran Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan 2012 - 2015

49

Tabel 2.20 Realisasi Anggaran BLH Kota Balikpapan 2012 - 2015 50

Tabel 2.21 Rasio Realisasi dan Anggaran Badan Lingkungan Hidup

Kota Balikpapan 2012 - 2015 51

Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup

55 Tabel 3.2 Misi, Tujuan, Sasaran, Urusan dan DLH Kota Balikpapan

Berdasarkan RPJMD Kota Balikpapan Periode 2016-2021

57

Tabel 3.3 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Badan Lingkungan Hidup terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan

57

Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan SKPDKotaberdasarkan Sasaran

Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

60 Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Analisis

KLHS beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

62

Tabel 3.6 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Lingkungan Hidup Kota Balikpapan

64

Tabel 4.1 Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Lingkungan

Hidup Kota Balikpapan 73

Tabel 4.2 Formulasi Strategi SWOT 75

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Susunan Organisasi DLH Kota Balikpapan 7

Gambar 2.2 Peta Wilayah Administrasi Kota Balikpapan per

Kelurahan

11

Gambar 2.3 Posisi Strategis Kota Balikpapan 13

Gambar 2.4 Peta Kelerengan Kota Balikpapan 14

Gambar 2.5 Peta Geologi Kota Balikpapan 16

Gambar 2.6 Tren Kualitas Udara Parameter Debu Tahun 2009

-2015 30

Gambar 2.7 Tren Kualitas Udara Parameter SO2Tahun 2009 - 2015 31

Gambar 2.8 Tren Kualitas Udara Parameter Pb Tahun 2009 - 2015 31

Gambar 2.9 Tren Kualitas Udara Parameter CO Tahun 2009 – 2015 32

Gambar 2.10 Tren Kualitas Udara Parameter HC Tahun 2009 - 2015 33

Gambar 2.11 Tren Kualitas Udara Parameter NO2Tahun 2010 - 2015 34

Gambar 2.12 Tren Kualitas Udara Parameter PM102009 - 2015 34

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kota Balikpapan sejatinya akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan banyaknya peluang kesempatan kerja dan wirausaha. Namun, di sisi lain, peningkatan tersebut akan merangsang laju pertumbuhan penduduk dan berimbas pada meningkatnya permasalahan lingkungan.

Untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi, dan meningkatnya perkembangan isu lingkungan, perlu upaya yang berkelanjutan yang sistematis dan stategis dalam upaya melakukan perlindungan sumber daya alam, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak lingkungan yang akan mempengaruhi kualitas lingkungan.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Balikpapan yang membidangi urusan lingkungan hidup menyusun Rencana Strategis berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Balikpapan 2016-2021. Ini didasarkan pada amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, Setiap pemerintah daerah diwajibkan menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra).

Renstra menjadi langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah dalam rangka pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Selanjutnya, Renstra Dinas Lingkungan Lingkungan menjadi pedoman dan panduan dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup dan menjalankan fungsi lingkungan di Kota Balikpapan sesuai dengan kewenangan yang diberikan untuk mewujudkan visi Kota Balikpapan sebagai Kota Terkemuka, yang Nyaman dihuni dan Berkelanjutan.

(9)

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Tahun 2016-2021 dilakukan berdasarkan pada beberapa peraturan, perundangan antara lain :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJMD;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 sebagai pengganti Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJMD;

12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.74/Menlhk/Setjen/Kum.I/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Derah Provinsi, dan Kabupaten/Kota yang melaksanakan urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup dan urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan;

13. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Balikpapan;

14. Peraturan Wali Kota Balikpapan Nomor 56 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.

(10)

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan adalah :

1. Menjadi pedoman dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan program kegiatan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

2. Sebagai tolak ukur indikator kunci keberhasilan dan media akuntabilitas terhadap pelaksanaan program kegiatan yang dilaksanakan.

3. Terwujudnya perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan yang dapat dicapai sesuai target dan berorientasi pada hasil.

1.4. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Tahun 2016-2021, disusun dalam sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan Bab II Gambaran Pelayanan

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 2.2. Sumber Daya

2.3. Kinerja Pelayanan

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan PD Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih 3.3. Telaahan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup

(11)

3.5. Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Balikpapan 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi dan Kebijakan 4.1. Visi dan Misi Dinas Lingkungan Hidup

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Lingkungan Hidup 4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Lingkungan Hidup

Bab V Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Bab VI Indikator Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan yang Mengacu Tujuan dan Sasaran RPJMD

(12)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan merupakan Dinas yang dibentuk dari penggabungan dua perangkat daerah, antara Badan Lingkungan Hidup (BLH) dengan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP), Khususnya pada bidang kebersihan. Pembentukan Dinas ini berdasarkan pada:

1. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 02 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Balikpapan. 2. Peraturan Wali Kota Balikpapa Nomor 56 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.

DLH Kota Balikpapan mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. Fungsi yang didasarkan atas tugas pokok DLH Kota Balikpapan antara lain adalah :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;

b. penyusunan program dan kegiatan Tata Lingkungan dan Perlindungan

Sumber Daya Alam, kebersihan, Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan, Penaatan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup;

c. pengkajian teknis dan pemberian rekomendasi di bidang lingkungan hidup;

d. pelaksanaan analisa dan evaluasi kegiatan yang mempunyai dampak lingkungan;

e. pengawasan dan pengendalian sumber/kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan;

f. penentuan baku mutu lingkungan;

g. pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan dan penegakan hukum lingkungan, baik secara administrasi, perdata maupun pidana;

h. pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan sampah;

i. pelaksanaan pemeliharaan dan pelestarian serta peningkatan konservasi sumber daya alam;

j. penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan serta pemulihan sumber daya alam dan kualitas lingkungan;

(13)

k. penyediaan data, informasi dan pengembangan kapasitas lingkungan; l. penyuluhan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang

lingkungan hidup dan pengelolaan sampah;

m. pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; dan

n. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan/atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.1. Uraian Tugas dan Jabatan Struktural Dinas Lingkungan Hidup

Struktur Organisasi DLH Kota Balikpapan, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris, dan 4 (empat) Kepala Bidang, dengan rincian sebagai berikut;

Sekretariat  Sub Bagian Program

 Sub Bagian Keuangan

 Sub Bagian Umum

Bidang Tata Lingkungan dan Perlindungan Sumber Daya Alam

 Seksi Data, dan Informasi Lingkungan  Seksi Kajian Dampak Lingkungan

 Seksi Perlindungan Sumber Daya Alam dan Keanekaragaman Hayati

Bidang Kebersihan  Seksi Pengangkutan Sampah

 Seksi Kebersihan Jalan dan Lingkungan

 Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan

Sarana dan Prasarana Persampahan

Bidang Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

 Seksi Pemantauan Kualitas Lingkungan  Seksi Pengendalian Pencemaran Air, Udara

dan Limbah B3

 Seksi Pengendalaan Kerusakan Lahan,

Keanekaragaman Hayati, dan Ekosistem Pesisir

Bidang Penaatan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup

 Seksi Pengaduan dan Penyelesaian

Sengketa Lingkungan

 Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup

 Seksi Penaatan dan Penegakan Hukum

Lingkungan

Kelompok Jabatan Fungsional  Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

(14)

Gambar 2.1

Bagan Susunan Organisasi DLH Kota Balikpapan

(15)

2.2. Sumber Daya

2.2.1. Sumber Daya Manusia Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, DLH Kota Balikpapan total jumlah pegawai sebanyak 960 orang (yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil berjumlah 84 orang dan Pegawai Non PNS berjumlah 876 orang). Dari 876 orang Pegawai non PNS, 33 pegawai ditempatkan di Sekretariat DLH, sedangkan sisanya, 843 pegawai merupakan pegawai teknis lapangan bidang kebersihan dan pegawai Unit pelaksana Teknis.

Tabel 2.1

Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Golongan, Pendidikan, dan Gender

Jabatan Golongan Pendidikan Gender

IV III II I S 2 S1 Dipl SLTA SLTP SD L P

Kepala Badan 1 1 1 Sekretaris Badan 1 1 1 Kepala Bidang 3 1 1 3 2 2 Kasubag 4 1 3 2 Kasubid 12 2 9 1 10 2 Kepala UPT 1 1 1 1 Fungsional 1 1 1 Staf 17 27 14 1 14 3 25 6 8 46 12 Non PNS (THL/Naban) 15 2 14 2 18 15 Total 8 30 27 14 6 46 5 41 8 8 83 34 Jumlah PNS 84 Jumlah Non PNS 33 Total PNS + Non PNS 117

2.2.2. Sarana dan Prasarana Dinas Lingkungan Hidup

Untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, DLH Kota Balikpapan dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa bangunan gedung, inventaris, kendaraan dinas, dan fasilitas lainnya. Sarana dan prasarana tersebut dalam kondisi baik sehingga semuanya dapat dimanfaatkan secara optimal.

(16)

Sampai dengan akhir Desember 2016 sarana kerja yang dimiliki DLH Kota Balikpapan adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.2

Sarana Kerja DLH Kota Balikpapan Tahun 2016.

No. Sarana Kerja Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Gedung Kantor Kendaraan roda 4 Kendaraan roda 2

Global Positioning System Mesin Pemotong Rumput Meubeler (meja, kursi, lemari) Filiing Besi/Metal

Mesin Ketik Manual Portable Lemari Besi

Mesin Penghitung Uang Brand Kas Laptop/Note Book AC Komputer Handy Cam Printer Ploter

UPS (Unintemuptible Power Supply) Power Amplifier 1 Unit 21 Unit 67 Unit 9 Unit 16 Unit 350 Unit 17 Unit 7 Unit 2 Unit 2 Unit 4 Unit 57 Unit 9 Unit (52) 55 Unit 7 Unit 109 Unit 1 Unit 18 Unit 1 Unit

(17)

20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. Camera Elektronik Telephone (PABX) Faksimile

Alat Uji Gas Buang Alat Ukur Kadar Air Stabilizer

TV

Sound System Wireless

Alat pengolah air kotor

Alat pengolah tanah dan tanaman Alat processing lainnya

Bangunan gedung kantor/gazebo Bangunan gedung kantor/R sterilisasi/sauna

Bangunan gedung /kantor TPA Manggar

Bangunan gedung tempat ibadah Bangunan Rumah Kompos

Belt conveyor Buldozer Chain saw

Clawler excavator Container

Dump Truk, Engkel, Amroll

33 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit Unit 12 Unit 2 Unit 10 Unit 2 Unit 1 Unit 2 Unit 6 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 2 Unit 5 Unit 10 Unit 6 Unit 89 Unit 62 Unit

(18)

43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. Gerobak Dorong Handy Talky Loader Mesin Jahit Mesin compressor Mesin Las

Mesin Pompa air Mesin Potong rumput Mobil Tinja

Mobil Tangki Pemadat sampah Pick up

Portable water pump Safety Can

Sepeda

Sweeper Truck

Alat komunikasi radio Alat pemadam kebakaran Alat pembersih lainnya Alat Pengaman signal Caravan Cctv generator 230 Unit 213 Unit 1 Unit 1 Unit 5 Unit 4 Unit 2 Unit 10 Unit 1 Unit 4 Unit 2 Unit 20 Unit 19 Unit 159 Unit 40 Unit 4 Unit 6 Unit 5 Unit 41 Unit 60 Unit 4 Unit 1 Unit 2 Unit

(19)

2.2.3. Keadaan Umum Wilayah

Secara administratif luas keseluruhan Kota Balikpapan menurut RTRW Tahun 2012-2032 adalah 81.495 Ha, yang terdiri dari luas daratan 50.330,57 Ha dan luas lautan 31.164,03 Ha. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1996 tentang Pembentukan 13 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Dati II Kutai, Berau, Bulungan, Pasir, Kotamadya Dati II Samarinda dan Balikpapan dalam Wilayah Provinsi Dati I Kalimantan Timur, Kota Balikpapan terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pembentukan Tujuh Kelurahan dalam wilayah Kota Balikpapan dan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan Balikpapan Kota Dalam Wilayah Kota Balikpapan, secara administratif wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan dan 34 (tiga puluh empat) Kelurahan.

Tabel 2.3

Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci per Kecamatan dan Kelurahan

No Kecamatan/ Kelurahan Perairan/LauLuas Wilayah (Ha) t Darat

A. Kecamatan Balikpapan Timur 1. Manggar 2. Manggar Baru 3. Lamaru 4. Teritip 3.525,50 383,60 4.355,50 4.951,20 Jumlah 9.242,00 13.215,80 B. Kecamatan Balikpapan Selatan

1. Prapatan 2. Telagasari 3. Klandasan Ulu 4. Klandasan Ilir 5. Damai 6. Gunung Bahagia 7. Sepinggan 314,12 253,48 89,00 143,50 601,75 891,72 2.502,00 Jumlah 20.030,00 4.795,57 C. Kecamatan Balikpapan Tengah

1. Gunung Sari Ilir 2. Gunung Sari Ulu 3. Karang Rejo 4. Karang Jati 5. Mekarsari 6. Sumber Rejo 114,10 182,52 120,50 341,10 128,66 220,50 Jumlah 997,00 1.107,38

(20)

D. Kecamatan Balikpapan Utara 1. Muara Rapak 2. Gunung Samarinda 3. Batu Ampar 4. Karang Joang 352,72 573,80 2.980,70 9.309,40 Jumlah - 13.216,62

E. Kecamatan Balikpapan Barat 1. Baru Tengah 2. Marga Sari 3. Baru Ilir 4. Margomulyo 5. Baru Ulu 6. Kariangau '57,04 66,50 58,90 184,53 95,48 17.532,75 Jumlah 3.749,00 17.995,20

Luas Kota Balikpapan 32.851,00 50.330,57

Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012-2032

Gambar 2.2

Peta Wilayah Administrasi Kota Balikpapan per Kelurahan

2.2.3.1 Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Balikpapan terletak pada posisi 116,5 Bujur Timur dan 117,0 Bujur Timur serta diantara 1,0 Lintang Selatan dan 1,5 Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :

(21)

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kota Balikpapan merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur. Sejarah Kota Balikpapan tidak bisa dipisahkan dengan Minyak yaitu lebih tepatnya dengan sumur minyak Mathilda, sumur pengeboran perdana pada tanggal 10 Februari 1897 di kaki gunung Komendur di sisi timur Teluk Balikpapan. Penamaan sumur minyak ini berasal dari nama anak JH Menten dari JH Menten dan Firma Samuel & Co sebagai pemenang hak konsesi pengeboran di yang ditunjuk pemerintah Hindia Belanda yang telah mengontrak Balikpapan dari Kesultanan Kutai.

Seiring dengan berkembangnya waktu Balikpapan telah berkembang menjadi "Kota Minyak" dengan besarnya produksi minyak sebesar 260 ribu barel per hari. Perkembangan industri minyak inilah yang telah membangun Balikpapan menjadi kota industri. Namun Saat ini Balikpapan tidak lagi menjadi Kota Minyak yang berorientasi pada pengeboran melainkan pada jasa pengolahan minyak yang telah mengolah minyak mentah dari sekitar Balikpapan, yaitu Sepinggan, Handil, Bekapai, Sanga-sanga, Tarakan, Bunyu dan Tanjung serta minyak mentah yang diimpor dari negara lain.

(22)

2.2.3.2 Topografi

Secara umum Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 sampai 100 meter di atas permukaan laut. Klasifikasi terbesar yaitu berada pada ketinggian 20-100 mdpl dengan luas 20.090,57 ha atau 51,66 % dari luas wilayah, ketinggian >10-20 mdpl seluas 17.260 ha atau 34,17% dari luas wilayah dan ketinggian 0-10 mdpl seluas 6.980 Ha atau 13 % dari luas wilayah. Berikut tabel luas wilayah Kota Balikpapan dirinci menurut topografi (ketinggian).

Tabel 2.4

Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut Topografi (Ketinggian)

No Ketinggian MDPL Luas Wilayah

(Ha) (%) 1. 2. 3. 0-10 >10-20 >20-100 6.980,00 17.260,00 26.090,57 13 34,7 51,66 Jumlah 50.330,57 100,00

Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012-2032

Secara morfologis Kota Balikpapan terdiri dari 85% kawasan perbukitan dengan jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki karakter topsoil tipis, struktur tanah mudah tererosi. Sedangkan 15% lainnya merupakan daerah dataran yang terletak di sepanjang pantai timur dan selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah umumnya adalah alluvial.

Dari sisi topografis sebagian besar wilayah Kota Balikpapan berada pada kemiringan lereng antara 15-40% yaitu seluas seluas 21.305,57 Ha atau 42,33% dari luas wilayah keseluruhan. Tabel 2.3 berikut ini menunjukkan rincian luas wilayah Kota Balikpapan berdasarkan kelerengan.

(23)

Tabel 2.5

Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut Kelerengan

Untuk mengetahui kondisi kelerengan Kota Balikpapan berikut merupakan visualisasi dari kondisi kelerengan Kota Balikpapan dalam bentuk peta kelerengan (gambar 2.4)

Gambar 2.4 Peta Kelerengan Kota Balikpapan 2.2.3.3 Geologi

Jenis tanah yang ada di Kota Balikpapan terbagi menjadi 5 (lima) jenis yang diantaranya adalah aluvial, marin, fluvio marin, volkan, tektonik/ struktural. Adapun di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai masing-masing jenis tanah yang ada di Kota Balikpapan.

a. Tanah pada Group Aluvial

No Kelas Lereng Luas Wilayah

(%) (Ha) (%) 1. 0-2 7.050,00 14.01 2. > 2-15 3.325,00 6.61 3. > 15-40 21.305,57 42.33 4. > 40 18.650,00 37.05 Jumlah 50.330,57 100,00

(24)

Berdasarkan bentuk tanah, satuan tanah ini merupakan dataran aluvial yang dominan (50-75%), terjadi pada kelerengan 1-3% dengan bahan induk "Aluvium".

b. Tanah pada Group Marin

Bentukan lahannya berupa dataran pasang surut lumpur, mempunyai kelerengan < 1% dengan bahan induk aluvium.Jenis tanah ini umumnya terdapat disekitar Sungai Wain Besar dan Somber.

c. Tanah pada Group Fluvio Marin

Ada 2 (jenis tanah) pada group ini yaitu :

1. Bentukan lahannya berupa dataran estuarin sepanjang muara sungai/pantai dengan kelerengan < 1% dan bahan induk aluvium. Tanah ini umumnya terdapat di kanan kiri sepanjang Sungai Manggar Besar.

2. Bentukan lahannya berupa dataran fluvio marin dengan kelerengan < 1% dan bahan induknya adalah aluvium. Jenis tanah ini terdapat di sepanjang pantai yang menghadap Selat Makassar.

d. Tanah pada Group Volkan

Bentukan lahannya berupa bahan induk volkan.Tanah pada group volkan setara dengan regosol. Tanah ini berada di pantai di Balikpapan Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara.

e. Tanah pada Group Tektonik/ Struktural

Pada tanah group tektonik, jenis tanah di bagi menjadi menjadi 5 jenis, yaitu : 1. Bentukan lahannya berupa dataran tektonik berombak agak tertoreh dengan

bentuk relief berombak berkisar antara 3-8% dan bahan induknya batu liat dan batu pasir. Lokasi penyebarannya adalah di pusat kota tepatnya Kecamatan Balikpapan Selatan, Tengah dan Barat yang berbatasan langsung dengan Teluk Balikpapan.

2. Bentukan lahannya berupa dataran tektonik bergelombang, agak tertoreh dan relief bergelombang berkisar antara 8-15%. Bahan induk batu liat dan batu gamping. Penyebarannya meliputi Kecamatan Balikpapan Utara seperti di Kelurahan Muara Rapak, Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan Karang Joang.

3. Bentukan lahannya berupa dataran bergelombang cukup tertoreh dengan relief bergelombang 15-30% dan bahan induknya berupa batuliat dan batupasir. Penyebarannya disekitar Bangun Reksa, Karang Joang dan Manggar.

(25)

4. Bentukan lahannya berupa dataran tektonik bergelombang cukup tertoreh dengan relief berbukit kecil (15-30%) dengan bahan induk batuliat dan batupasir. Penyebarannya terutama di Kecamatan Balikpapan Barat dan sebagian kecil di Balikpapan Utara.

5. Bentukan lahannya berupa perbukitan paralel lipatan, sangat tertoreh dengan relief berbukit 15-30% dan bahan induknya berupa batu liat, batu pasir dan batu gamping. Penyebarannya di Karang Joang Km 15.

Karena bahan induknya, adalah batu liat dan batu gamping maupun batupasir yang dominan, maka jenis tanah ini setara dengan jenis tanah Podsolik Merah Kuning. Struktur geologi yang dijumpai di Kota Balikpapan adalah lipatan yaitu antiklin.Sumbu antiklin ini memanjang dari baratdaya ke arah timurlaut melewati Kecamatan Balikpapan Tengah, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Timur.Selain struktur antiklin di daerah Kota Balipapan juga dijumpai sejumlah patahan/sesar. Dipermukaan agak susah menentukan sesar karena tingkat pelapukan yang cukup tinggi serta litologi yang bersifat mudah lepas-lepas, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chevron pada tahun 2006-2010.

Gambar 2.5 Peta Geologi Kota Balikpapan

Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah (UU No 4 Tahun 2009).Berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 tersebut maka potensi bahan galian yang ada di Kota Balikpapan dikelompokkan

Formasi Balikpapan Bawah Formasi Balikpapan Atas

(26)

menjadi 2 (dua) yaitu potensi mineral non logam dan potensi batubara. Potensi mineral non logam yang ada di Balikpapan adalah batu pasir kuarsa dan batu lempung. Lokasi keterdapatan potensi mineral non logam terdapat di 4 (empat) wilayah kecamatan di Kota Balikpapan (Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat) memiliki pola sebagai berikut :

1. Berada pada lahan dengan bentuk relief/morfologi berupa perbukitan.

2. Jenis bahan galian batu lempung meliputi Kecamatan Balipapan Utara (Kelurahan Batu Ampar) dan Kecamatan Balikpapan Timur (Kelurahan Lamaru)

3. Jenis bahan galian pasir kuarsa meliputi Kecamatan Balikpapan Timur (Kelurahan Lamaru)

Adapun keterdapatan potensi batubara meliputi wilayah Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur dan Balikpapan Barat.

2.2.3.4Hidrologi

a. Daerah Aliran Sungai

Balikpapan termasuk dalam WS strategis nasional Mahakam mencakup 32 Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 2.6

Nama DAS di wilayah Kota Balikpapan

No Nama DAS Luas (ha)

1 Kemantis 295.15 2 Beruang 307.48 3 Tempadung 3411.66 4 Sanrumukti 73.92 5 Beranga 1030.17 6 Tengah 322.03 7 Seluk Pudak 180.57 8 Teluk Waru 225.75 9 Keminting 1079.92 10 Tanjung Batu 105.88 11 Getah 422.15 12 Wain 11898.32 13 Manggar Besar 9540.01 14 Somber 4275.56 15 Pandansari 1028.94

(27)

16 Telagasari 213.75 17 Gunung Dubs 54.36 18 Klandasan Kecil 906.99 19 Kalndasan Besar 2725.22 20 Saluran I 1452.08 21 Saluran II 182.38 22 Sepinggan 1885.79 23 Sepinggan Kecil 231.55 24 Batakan 299.32 25 Batangan Kecil 918.28 26 Manggar Kecil 1983.42 27 Lamaru 527.48 28 Aji raden 1410.37 29 Selok Api 2504.05 30 Teritip 1816.01 31 Teritip Tengah 534.61 32 Baru 106.48

Sumber: Masterplan Drainase Kota Balikpapan

b. Sungai, Danau dan Rawa

Potensi hidrologi yang terdapat di Kota Balikpapan meliputi air tanah dan air permukaan (sungai). Potensi air tanah di Kota Balikpapan termasuk dalam klasifikasi cukup baik. Sesuai dengan kondisi topografi dan fisiografi wilayah yang berbukit, menyebabkan pola aliran air tanah yang terbentuk mengalir dari arah wilayah bagian utara menuju ke arah wilayah bagian selatan kota. Adanya keterbatasan penyediaan air bersih PDAM meyebabkan banyak penduduk yang memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Potensi air permukaan dapat dilihat dari banyaknya sungai-sungai besar di Kota Balikpapan, sebagai berikut :

Tabel 2.7

Daftar Sungai Besar di Kota Balikpapan

No Nama Sungai Panjang (m)

1 S. Wain 11.200

2 S. Somber 7.100

3 S. Klandasan Kecil 3.800

4 S. Klandasan Besar / Ampal 4.900

5. S. Sepinggan 5.600 6. S. Batakan Kecil 5.100 7. S. Batakan Besar 9.500 8. S. Manggar Kecil 7.200 9. S. Manggar Besar 19.400 10. S. Lamaru 2.300 11. S. Ajiraden 2.100

(28)

12. S. Teritip 4.200

13. S. Selok Api 6.700

Sumber: Masterplan Drainase Kota Balikpapan

Selain sungai-sungai besar, jug terdapat sungai-sungai kecil yang jumlahnya mencapai 24 sungai. Selain itu, dalam rangka pengendalian banjir, juga telah dibangun beberapa bendungan pengendali (bendali) di Kota Balikpapan yaitu:

- Bendali I di Kelurahan Sepinggan Baru - Bendali II di Kelurahan Sepinggan Baru - Bendali III di Kelurahan Sungai Nangka - Bendali IV di Kelurahan Sungai Nangka

- Bendali Kampung Timur di Kelurahan Gunung Samarinda Baru c. Air Tanah

Berdasarkan peta Hidrogeologi Lembar Balikpapan, Kota Balikpapan secara umum dapat dilihat dari komposisi litologi batuan dan kelulusannya serta keterdapatan air tanah dan produktivitas akuifer. Berdasarkan kondisi tersebut, Kota Balikpapan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Komposisi Litologi Batuan dan Kelulusannya.

Berdasarkan komposisi litologi dan kelulusannya Kota Balikpapan seluruhnya masuk dalam kategori batu pasir, batu lempung pasiran, serpih dan konglomerat dengan sisipan napsi, batubara dan batu gamping.

b. Keterdapatan Air Tanah dan Produktivitas Akuifer.

Berdasarkan keterdapatan air tanah dan produktivitas akuifer, Kota Balikpapan dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori besar, yaitu :

1. Akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, yaitu :  Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas

Akuifer dengan keterusan beragam, muka air tanah umumnya kurang dari 3 meter di bawah muka tanah setempat, debit air umumnya kurang dari 10 liter/ detik. Akuifer ini umumnya tersebar di Kecamatan Balikpapan Utara, sebagian kecil dari Kecamatan Balikpapan Barat,

(29)

Balikpapan Tengah dan di bagian selatan dari, Kecamatan Balikpapan Selatan

 Setempat, Akuifer produktif

Akuifer dengan keterusan sangat beragam, umumnya muka air tanahnya dalam, dibeberapa tempat matair dengan debit kurang dari 2 liter/ detik.Akuifer ini pada umumnya terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur, sebagian Kecamatan Balikpapan Selatan dan Tengah.

2. Akuifer bercelah atau jarang, produktif kecil dan daerah air tanah langka, yaitu:  Akuifer produktif kecil,

Akuifer ini umumnya keterusan rendah, setempat air tanah dangkal dalam jumlah terbatas dapat diperoleh di lembah-lembah dan zona pelapukan batuan padu. Akuifer ini pada umumnya terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat, sebagian kecil di Kecamatan Balikpapan Utara, Barat dan Timur.

2.2.3.5 Oceanografi

Kota Balikpapan merupakan kota pesisir yang mempunyai pantai yang panjang. Berdasarkan RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012-2032, kawasan pesisir direncanakan sebagai kawasan pariwisata, kawasan perikanan, dan kawasan perlindungan mangrove. Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan Waterfront City melalui pembangunan Coastal Area. Prinsip utama pengembangan kawasan coastal area adalah membangun sekaligus melindungi lingkungan kawasan pinggir pantai serta mengelola penggunaan lahan (land use) yang lebih baik.

Berdasarkan kondisi geografis Pantai Balikpapan terletak diantara Selat Makasar dengan panjang fatch yang cukup besar, hal ini memungkinkan terjadinya gelombang angin yang cukup besar terutama yang ditimbulkan angin dari timur sampai dengan selatan. Berdasarkan data angin yang telah dihimpun dari Badan Meteorologi dan Geofisika Balikpapan, bahwa angin pada umumnya terbesar dan tersering adalah dari arah tenggara.

Sementara posisi pantai Balikpapan membentang kearah Timur Laut-Barat Daya, sehingga berdasarkan kondisi diatas maka pembangkitan gelombang akibat angin akan digunakan hitungan dengan pengertian Fully

(30)

Developed Sea (FDS) bila terhadap data angin dari arah selatan sampai dengan

arah timur.

Sedangkan kondisi Bathimetri pantai Balikpapan secara umum rata-rata bathimetri pantai Kota Balikpapan dapat digolongkan landai, kelandaiannya antara pantai di Kelurahan Prapatan ke arah timur sampai di pantai Kelurahan Lamaru menunjukkan keadaan yang sama yaitu landai sekitar 2% s/d 4%. Sedangkan pada bagian barat yaitu di kawasan Teluk Balikpapan memiliki kedalaman yang cukup sehingga berpontensi dalam pengembangan kawasan pelabuhan.

2.2.3.6 Klimatologi

a. Iklim

Kota Balikpapan beriklim tropis, mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah yang ada di Kalimantan Timur pada umumnya, yaitu adanya musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan (pancaroba) pada bulan-bulan tertentu.Seiain itu, karena letaknya di daerah katulistiwa maka iklim di Kalimantan Timur juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson barat November - April dan Angin Muson Timur Mei - Oktober.

b. Suhu dan Kelembaban

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dan pantai. Secara umurn Kota Balikpapan beriklim panas dengan suhu udara sepanjang tahun berkisar dari 21,7 – 34,7⁰C. Selain itu, sebagai daerah beriklim tropis, Kota Balikpapan mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 82-91%.

c. Curah hujan dan angin

Curah hujan di Kota Balikpapan sangat beragam menurut bulan. Rata-Rata curah hujan tertinggi dan terendah selama tahun 2009 yang tercatat pada stasiun meteorologi Kota Balikpapan masing-masing sebesar 64,4 mm dan

(31)

sebesar 338,0 mm. Keadaan angin di Kota Balikpapan pada tahun 2009 yang dipantau dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kota Balikpapan, menunjukkan bahwa kecepatan angin berkisar antara 4 sampai 6 knot. Kecepatan angin paling tinggi 6 knot terjadi pada bulan Juli sedang terendah 4 knot terjadi pada bulan Maret, April, Oktober, November dan Desember.

Tabel 2.8

Rata-Rata Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Curah Hujan dan Penyinaran Matahari Tahun 2011-2014

No Uraian Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1. Suhu Udara (0C) Maksimum Minimum 27,7 26,4 34,8 22,5 27,9 26,8 34,7 22,0 35,0 22,3 2. Kelembaban Udara (%) 87,5 87,5 85,0 82,0 81,75 3. Tekanan Udara (mb) 1.009,9 1.010,4 1.010,4 1.011,0 1.011,7

4. Kecepatan Angin (knot) 5,4 5,0 4,5 5,4 4,00

5. Curah hujan (mm/th) 239,0 257,6 278,4 217,1 195,95

6. Penyinaran Matahari

(%)

51 62,5 49,0 45,2 53,11

Sumber: Kota Balikpapan Dalam Angka, 2012-2015

2.2.3.7 Penggunaan Lahan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032 rencana komposisi penggunaan lahan pola ruang (darat & laut) yang direncanakan untuk Kota Balikpapan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.9

Luas Rencana Pola Ruang di Kota Balikpapan

NO. PEMANFAATAN LAHAN 2012-2032 KETERANGAN

LUAS (Ha) %

I. KAWASAN LINDUNG

A. Kawasan Hutan Lindung 19,194.08 22.66

1 Kawasan Hutan Lindung 14,781.80

2 Perluasan HLSW 1,402.39

3 Buffer Zone Hutan Lindung 3,009.89

B. Kawasan Perlindungan Bawahan 920.25 1.09

1 Kawasan Resapan Air 920.25

C. Kawasan Perlindungan Setempat 6,531.18 7.71 1 Kawasan Waduk dan Embung 1,914.22

(32)

Embung

3 Kawasan Sungai 672.39

4 Kawasan Sempadan Sungai 144.48

5 Kawasan Sempadan Pantai 317.76

6 Kawasan Sempadan Jalan TOL 229.69

7 Kawasan Hutan Bakau 1,871.67

8 Kawasan Buffer Zone (Peternakan,

TPA, Sub Pusat Kota 2, KIKS) 126.40

D. Kawasan RTH Kota 529.78 0.63

1 Kawasan Hutan Kota 226.53

2 Kawasan RTH Kota

(Makam, Lapangan, Taman) 303.26

E. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian

Alam dan Cagar Budaya 345.98 0.41

1 Kawasan Agro Wisata 67.84

2 Kawasan Kebun Raya 254.76

3 Kawasan Wanawisata 19.16

4 Kawasan Penangkaran Buaya 4.22

F. Kawasan Jalur Migrasi Satwa 196.50 0.23

1 Kawasan Jalur Migrasi Satwa 196.50

G. Kawasan Konservasi Pesisir dan Laut 6,222.30 7.35 Wil. Pesisir dan Laut 1 Konservasi Pulau-pulau Kecil 303.19 Wil. Pesisir dan Laut 2 Daerah Perlindungan Mangrove & Laut

(DPML) 61.04 Wil. Pesisir dan Laut

3 Daerah Rawan Ranjau 5,727.25 Wil. Pesisir dan Laut

4 Zona Terlarang 114.82 Wil. Pesisir dan Laut

5 Terumbu Karang dan Padang Lamun 16.00 Wil. Pesisir dan Laut

TOTAL KAW. LINDUNG 33,940.07 40.08

II. KAWASAN BUDIDAYA

A. Kawasan Peruntukan Pertanian 3,531.36 4.17 1. Kawasan Pertanian Tanaman

Hortikultura 1,251.67

2. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan 145.45

3. Kawasan Perkebunan 2,076.17

4. Kawasan Peternakan 58.06

B. Kawasan Peruntukan Perikanan 16,663.55 19.68

1. Kawasan Perikanan Darat 582.19

2. Kawasan Minapolitan 190.56

3. Kawasan Perikanan Budidaya Laut 3,178.48 Wil. Pesisir dan Laut 4. Kawasan Perikanan Tangkap 12,712.32 Wil. Pesisir dan Laut C. Kawasan Peruntukan Perumahan

1. Kawasan Perumahan 10,902.02 12.87

D. Kawasan Peruntukan Perdagangan

dan Jasa 2,523.58 2.98

1. Kawasan Perdagangan dan Jasa 2,523.58

F. Kawasan Peruntukan Perkantoran 56.14 0.07

1. Kawasan Perkantoran 56.14

G. Kawasan Peruntukan Industri 5,107.86 6.03

1. Industri Besar 4,705.33

2. Industri Sedang 379.33

(33)

H. Kawasan Peruntukan Pariwisata 449.40 0.53

1. Kawasan Pariwisata 449.40

I. Kaw. Peruntukan Pertahanan &

Keamanan 264.47 0.31

1. Kawasan Pertahanan dan Keamanan

264.47 J. Kawasan Peruntukan Pelayanan

Umum 10,821.83 12.78

1. Kawasan Bandara 372.05

2. Kawasan Pelabuhan 31.45

3. Kawasan Terminal 9.40

4. Kawasan Alur Kapal 10,142.87 Wil. Pesisir dan Laut

5. Kawasan Fasilitas Pemerintah 215.49

6. Kawasan TPA 18.17

7. RSUD 0.93

8. Kawasan Masjid Agung Balikpapan 0.94

9. Kawasan Gereja 1.22

10. Kawasan Dome 4.87

11. Kawasan Stadion Olahraga 24.45

J. Kawasan Pendidikan 426.56 0.50

1. Kawasan ITK 340.73

2. Kawasan PONPES Syarif Hidayatullah 85.83

TOTAL KAW. BUDIDAYA 50,746.76 59.92

TOTAL 84,686.84 100.00

Sumber: RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012 – 2032

2.3 Kinerja Pelayanan

2.3.1 Capaian Kinerja

Tingkat capaian kinerja BLH Kota Balikpapan (Instansi sebelum penggabungan) berdasarkan sasaran/target Renstra periode sebelumnya (2011 – 2015) dapat dilihat pada berikut ini :

(34)

Tabel 2.10

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD

Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan 2012 - 2015

N

o Kinerja sesuaiIndikator tugas dan Fungsi SKPD

Target

SPM Target IKK IndikatorTarget Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke - Realisasi Capaian Tahun Ke - Rasio Capaian Tahun ke

-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 201 2 2013 2014 2015 2016 1 Aparatur Pemerintah dalam penyelenggar aan administrasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Stasiun Monitoring Udara yang beroperasi dengan baik

- 3 alat 3 alat 3 alat 3 alat 3 alat 3 alat 3 alat 3 alat 3 alat 3 alat 100

% 100% 100% 100% 100%

Meningkatnya

Kapasitas SDM - orang15 orang15 orang15 Orang15 Orang15 orang15 orang15 orang15 Orang15 Orang15 100% 100% 100% 100% 100%

2 Meningkatnya Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Terciptanya Sekolah berbudaya lingkungan (Adiwiyata) - 20 sekola h 20 sekola h 20 sekola h 20 sekola h 20 sekola h 20 sekola h 18 sekola h 91 sekola h 112 sekola h 150 Sekola h 100 % 90% 400% 105% Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup - 70

orang orang70 orang70 orang70 orang70 orang70 orang70 orang70 orang70 orang70 100% 100% 100% 100% 100%

Terkendalinya Pemanfaatan air tanah/air Permukaan 50 50 50 50 50 50 50 50 100 % 100% 100% 100% 100% Prosentase Jumlah Usaha/Kegiatan yang mentaati adm pencegahan pencemaran air 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100 % 100% 100% 100% 100%

(35)

N

o Kinerja sesuaiIndikator tugas dan Fungsi SKPD

Target

SPM Target IKK IndikatorTarget Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke - Realisasi Capaian Tahun Ke - Rasio Capaian Tahun ke

-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 201 2 2013 2014 2015 2016 Meningkatnya Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Kegiatan Usaha yang telah memiliki izin lingkungan (SPPL, UKL-UPL,Amdal) 60 70 70 75 102 97 155 155 170 % 138% 221% 206% Persentase jumlah usaha/kegiatan sumber tidak bergerak yang menaati adm teknis pencegahan pencemaran udara 100% 71,42 % 100% 100% 100% 100% 71,42% 100% 100% 120% 71% 100% 100% 120% Persentase luas lahan yang ditetapkan dan iinformasikan status kerusakah lahan/tanah untuk produksi biomassa 25% 18% 25% 50% 18% 25% 53% 100 % 100% 100% 100% Jumlah Pengaduan Masyarakat yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - 100 % 100% 100% 100% 100% Jumlah Badan

usaha yang telah memiliki sertifikasi hijau

12 14 16 18 20 12 16 18 20 30 100

% 100% 100% 100% 100%

(36)

-Usaha yang telah memiliki izin pengelolaan limbah B3 20 25 30 35 40 18 30 47 74 90 % 120% 134% 211% Jumlah titik pemeliharaan sumur pantau air tanah dan alat pemantau kualitas dan kuantitas air tanah 2 2 2 3 4 2 3 4 5 100 % 100% 100% 100% 100% Jumlah kendaraan yang telah mengikuti uji emisi 1500 1500 2500 2500 3000 2177 2032 2364 2500 145 % 135% 94% 100% Pemantauan emisi cerobong sumber tidak bergerak 25 35 10 10 14 35 35 10 17 19 71,4 100 100 120 135, 7 3 Mewujudkan Pengelolaan, Peningkatan Pelestarian dan Pengembanga n Kawasan Hutan, Lahan dan DAS Luas Kawasan Hutan Lindung yang dilindungi 4.999 4.999 4.999 4.999 4.999 4.999 4.999 4.999 4.999 100 % 100% 100% 100% 100% 9899 9899 9899 9899 9899 9899 9899 9899 9899 100 % 100% 100% 100% 100%

(37)

N

o Kinerja sesuaiIndikator tugas dan Fungsi SKPD

Target

SPM Target IKK IndikatorTarget Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke - Realisasi Capaian Tahun Ke - Rasio Capaian Tahun ke

-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 201 2 2013 2014 2015 2016 4 Mewujudkan Pembangunan dan Pengelolaan Kebun Raya Balikpapan dan Hutan Kota (foresting the city) Jumlah Kawasan Hutan Kota/RTH yang terpelihara 6 Kawas an 6 Kawas an 6 Kawas an 6 Kawas an 6 Kawas an 6 Kawas an 12 Kawa san 12 Kawas an 12 Kawas an - 100 % 100% 100% 100% 100% Presentase Kegiatan Pembangunan Kebun Raya Balikpapan 17,96 % 10,4 % 6 % 5 % 5% 17,96% 10,4% 6 % 5 % 5% 100% 100% 100% 100%

(38)

Pencapaian Kinerja BLH Kota Balikpapan yang menunjukkan beberapa keberhasilan yang telah dicapai walaupun ada beberapa indikator yang belum cukup memuaskan pencapaian.

Beberapa program kegiatan yang menunjukkan hasil yang baik, yaitu:

1. Informasi Status Mutu Udara

Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan pada beberapa titik lokasi yang strategis dengan berbagai peruntukkan dan pengukurannya dilakukan secara sesaat maupun kontinyu.

Pengukuran secara sesaat dilakukan pada jalan raya dengan kategori padat lalu lintas, pada daerah perdagangan, daerah dekat permukiman dan daerah dekat industri. Sedangkan pengukuran secara terus menerus digunakan Air Quality Monitoring System (AQMS) yang terpasang pada tepi jalan raya yang padat lalu lintas, pada kawasan perdagangan dan pada pemukiman.

A. Pemantauan Kualitas Udara Ambien (24 Jam)

Pengukuran kualitas udara ini dilakukan di laboratorium pada 6 (enam) lokasi terutama lokasi dengan kepadatan lalu lintas tinggi dan mengacu pada tempat yang sama dari tahun-tahun sebelumnya yaitu :

 Simpang Balikpapan Plaza Jl. Jend. Sudirman, Kelurahan Klandasan Ilir pada titik koordinat S : 01°16’37,3” dan E : 116°50’17,6”, merupakan pengukuran pada jalan raya (5 m dari tepi jalan).

 Kantor Kelurahan Karang Joang , Kelurahan Karang Joang: pada titik koordinat S : 01°10’44,17” dan E : 116°52’51,38”, merupakan daerah PermukimanPerdagangan dan Jasa.

 Pelabuhan Laut Semayang, Kelurahan Prapatan, pada titik koordinat S : 01°16’15,7” dan E : 116°48’28,6”, merupakan daerah Jasa dalam hal ini pelayanan Jasa Transportasi Laut.

 Simpang Gunung Malang, Kelurahan Gunung Sari Ulu, pada titik koordinat S : 01°15’44,3” dan E : 116°50’22,1”, merupakan daerah Perdagangan dan Jasa.

 Kampung Baru Ujung, Kelurahan Baru Ulu, pada titik koordinat S : 01°15’44,3” dan E : 116°50’22,1”, merupakan daerah Perdagangan dan Jasa dan permukiman.

(39)

 Bundaran Rapak, Kelurahan Rapak pada titik koordinat S : 01°14’36,4” dan E : 116°50’06,1”, merupakan daerah Perdagangan dan Jasa.

Berikut data tren kondisi selama 7 (tujuh) tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2015, dengan parameter sebagai berikut:

a. Parameter Debu

Dari hasil pengukuran untuk parameter semuanya masih di bawah baku mutu dan hasil rata-ratanya juga masih dibawah dari tahun 2010 dan 2013. Sedangkan tren hasil pengukuran kualitas udara pada semua lokasi tiap tahunnya menunjukkan pengukuran yang naik turun. Lokasi yang menunjukkan kenaikkan kadar debu dari tahun 2013 terjadi pada Pelabuhan Laut, Bundaran Rapak dan Simpang Balikpapan Plaza yang kenaikannya masing-masing sebesar 298,34 %, 37,67% dan 37,66%.

Gambar 2.6

Tren Kualitas Udara Parameter DebuTahun 2009 - 2015

Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015

b. ParameterSO2

Kadar rata-rata SO2 pada semua lokasi lebih tinggi dibanding dari

tahun-tahun sebelumnya berkisar antara 0,03 sampai dengan 0,035 mg/l, naik 34,13% dibanding tahun 2014. Hal ini dikaitkan dengan situasi kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan di Kota Balikpapan dan kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil pengukuran alat pantau Air Quality

(40)

Monitoring System (AQMS) juga telah menunjukkan hasil pengukuran dengan

kualitas berdasar ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah “Sedang”. Yang mengakibatkan kurangnya jarak pandang bagi pengendara kendaraan bermotor dan pesawat terbang saat take off dan landing.

Gambar 2.7

Tren Kualitas Udara Parameter SO2Tahun 2009 - 2015

A. ParameterPb (Timbal)

Mengenai tren kualitas udara parameter Pb tahun 2009 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.8

Tren Kualitas Udara Parameter Pb Tahun 2009 - 2015

Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kualitas udara parameter Pb pada tahun 2015 yang relatif tinggi terdapat di lokasi pengukuran Bundaran Rapak, Terminal Damai dan Pelabuhan Laut Semayang. Kenyataan ini dimungkinkan

(41)

mengingat pada area-area tersebut banyak aktifitas kendaraan bermotor dan sering terjadi kemacetan lalu lintas. Untuk mengatasi hal ini, BLH Kota Balikpapan akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Balikpapan dalam rangka memperlancar arus lalu lintas di wilayah tersebut. Pada jangka pendek, Dishub Kota Balikpapan akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk senantiasa melakukan pengaturan di titik-titik kemacetan tersebut.

B. ParameterCO

Kadar CO pada beberapa titik lokasi di Kota Balikpapan banyak dipengaruhi oleh sumber gas buang kendaraan bermotor atau pembakaran bahan bakar fosil, yang pengukurannya dilakukan pada tepi jalan atau road

side.Berdasarkan tren hasil pengukuran dari tahun 2009 sampai dengan tahun

2015, pada semua lokasi padat lalu lintas masih menunjukkan hasil di bawah baku mutu, walaupun kadar CO naik turun. Grafik dibawah ini menjelaskan mengenai tren kualitas udara parameter CO tahun 2009 – 2015 berdasarkan lokasi.

Gambar 2.9

Tren Kualitas Udara Parameter CO Tahun 2009 – 2015

Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015

C. Parameter Hidrocarbon

Hasil pengukuran HC yang dilakukan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015, rata-rata masih menunjukkan dibawah baku mutu. Kadar HC yang lebih tinggi yaitu sebesar 30,32% terjadi pada tahun 2014. Lokasi yang tinggi terhadap kontribusi terhadap kadar HC-nya adalah Pelabuhan Laut Semayang

(42)

dan Area Terminal Damai. Pada kedua lokasi ini, memang dapat dikatakan arealnya berfungsi sebagai terminal, walaupun pada dasarnya kedua areal tersebut hanyalah untuk perputaran kendaraan, tidak berfungsi sebagai terminal.Untuk mengatasi kenyataan ini, Pemerintah Kota Balikpapan untuk meningkatkan lokasi putaran di Terminal Damai ke Jl. MT. Haryono Dalam. Sedangkan untuk lokasi Pelabuhan Laut Semayang, Pemerintah Kota Balikpapan telah memberikan persetujuan prinsip kepada Pelindo VI untuk menambah lokasi pembangunan Terminal Car sehingga kendaraan keluar masuk relatif tidak terhambat kelancarannya. Grafik dibawah ini menjelaskan mengenai tren kualitas udara parameter HC tahun 2009 – 2015 berdasarkan lokasi.

Gambar 2.10

Tren Kualitas Udara Parameter HC Tahun 2009 - 2015

Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015

D. ParameterNO2

Sumber utama pencemar NO2 di Kota Balikpapan berasal dari hasil

pembakaran bahan bakar fosil kendaraan bermotor. Kadar NO2 tahun 2015

meningkat, diakibatkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan pada musim kemarau di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga mengakibatkan meningkatnya kabut asap di Kota Balikpapan dengan tingkat ISPU “Sedang”. Grafik dibawah ini menjelaskan mengenai tren kualitas udara parameter NO2 tahun 2009 – 2015

(43)

Gambar 2.11

Tren Kualitas Udara Parameter NO2Tahun 2010 - 2015

Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015 E. Parameter PM10

Pada tahun 2015, fenomena El Nino yang melanda Kota Balikpapan berakibat minimnya curah hujan dan penurunan kualitas udara akibat kebakaran lahan dan hutan yang memberikan kontribusi terhadap meningkatnya kadar PM10. Hasil pengukuran kualitas udara rata tahun 2015 lebih tinggi dari

rata-rata tahun 2011 sebesar 4,56%. Sama seperti penjelasan pada parameter lainnya, hal ini disebabkan oleh kebakaran lahan dan hutan.

Gambar 2.12

Tren Kualitas Udara Parameter PM102009 - 2015

(44)

B. Pemantauan Kualitas Udara Ambien (AQMS)

Hingga tahun 2015, alat 3 (tiga) alat pemantau kualitas udara (AQMS) yang terpasang pada lokasi komersial, permukiman dan transportasi, sebagaimana diatur dalam Permen LH Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara. Sedangkan untuk area perkantoran dan industri dipasang alat pemantau kualitas udara berupa passive sampler. Dari AQMS tersebut, didapatkan data parameter yang digunakan dalam penghitungan Indeks Pencemaran Udara adalah konsentrasi NO2 dan SO2.Perhitungan Indeks

Pencemaran Udara dilakukan dengan rumus berikut:

Indeks Pencemaran Udara Kota Balikpapan pada tahun 2015 adalah 90,84. Kualitas udara Kota Balikpapan sebagian besar sangat dipengaruhi oleh sektor transportasi. Selain dari itu, kualitas udara pada tahun 2015 juga dipengaruhi oleh kebakaran hutan lahan.

2. Pemantuan Kualitas Air

Pemantauan kualitas air sungai dilakukan secara berkala dan bertahap setiap tahunnya, dimana setiap sungai dilakukan pemantauan sekali dalam setahun pada lokasi yang mewakili hulu, tengah dan hilirnya. Pada tahun 2012, dilakukan pemantauan kualitas air sungai sebanyak 13 sungai.Namun pada tahun tersebut, masih ada beberapa sungai yang dipantau hanya pada bagian tengahnya saja.Pada tahun 2013 – 2016, dilakukan pemantauan yang mewakili kondisi hulu, tengah dan hilir pada sungai. Sebanyak 12 (dua belas) sungai yang telah dipantau, yakni Sungai Manggar, Sungai Wain, Sungai Somber, Sungai Brenga, Sungai Tempadung, Sungai Klandasan Besar, Sungai Klandasan Kecil, Sungai Sepinggan, Sungai Batakan Besar, Sungai Lamaru, Sungai Teritip dan Sungai Kemantis.

Pemantauan kualitas air pada DAS maupun Sub DAS akan terus ditingkatkan setiap tahunnya, sehingga tercapai angka 100 % pemantauan terhadap DAS yang dipantau.

(45)

Tabel 2.11

Kegiatan Pemantauan Kualitas Air Sungai Kota Balikpapan 2012- 2016

Kegiatan TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Pemantauan kualitas air Sungai Kota Balikpapan (DAS)

13 7 9 11 12

Sumber: BLH Kota Balikpapan

Output kegiatan pemantauan dijadikan dasar perhitungan indeks untuk indikator kualitas air sungai dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Dalam pedoman tersebut dijelaskan antara lain mengenai penentuan status mutu air dengan metoda Storet dan metode indeks pencemaran (Pollution Index – PI). Dari kedua metode tersebut, dipilih metode Indeks Pencemaran (IP) dalam menentukan status mutu air sungai di Kota Balikpapan. Formula perhitungan Indeks Pencemaran Air Sungai (IPA) adalah sebagai berikut:

Dimana :

 adalah nilai maksimum dari Ci/Lij

 adalah nilai rata-rata dari Ci/Lij

Menurut definisinya PIj adalah indeks pencemaran bagi peruntukan j yang merupakan fungsi dari Ci/Lij, dimana Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air i dan Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air i yang dicantumkan dalam baku peruntukan air j. Oleh karena belum adanya penetapan kelas air pada sungai-sungai di Kota Balikpapan, dalam hal ini baku mutu peruntukan air yang akan digunakan adalah baku mutu air kelas II berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pengambilan sampel air atau titik pantau

(46)

kualitas air mewakili bagian Hulu, Tengah dan Hilir pada masing-masing sungai. Dengan mengacu KepMenLH No. 115 Tahun 2003, menggunakan Metode Indeks Pencemaran (IP), diperoleh nilai Indeks Pencemaran Air pada masing-masing sampel air sebagaimana tabel berikut.

Gambar 2.13

Indeks Pencemaran Air Kota Balikpapan 2010 - 2015

Selanjutnya perhitungan Indeks Pencemaran Air di Kota Balikpapan tahun 2015 ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.12

Perhitungan Indeks Pencemaran Air di Kota Balikpapan Tahun 2015 Mutu Air Jumlah

Titik sampel Presentasi Pemenuhan Mutu Air Bobot Nilai Indeks Nilai Indeks Per Mutu Air Memenuhi BMAL 0 0% 70 0.00 Ringan 17 51.5% 50 25.75 Sedang 16 49% 30 14.55 Berat 0 0% 10 0.00 Total 33 IPA 40.30

(47)

Dari perhitungan diatas maka diperoleh Indeks Pencemaran Air Kota Balikpapan tahun 2015 adalah 40.30.

3. Pengaduan Sengketa lingkungan yang ditangani

Dalam rangka menjamin hak dan peran serta setiap orang, instansi lingkungan hidup di kabupaten/kota wajib mengelola pengaduan masyarakat .Tanggung jawab pengelolaan ini sebagai bentuk pelayanan tindak lanjut terhadap pengaduan tersebut. Tanggung jawab pemerintah Kabupaten/kota untuk menerima laporan telah terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup dan kewajiban untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut dimandatkan oleh berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan.Sebagai tanggung jawab pengelolaan pelayanan pengaduan masyarakat, Pemerintah Kota Balikpapan membentuk Pos Pelayanan Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) sejak tahun 2012. Pengaduan yang dilaporkan masyarakat terkait adanya permasalahan lingkungan di tahun 2015 sebanyak 21 pengaduan kasus lingkungan yang seluruhnya dapat ditangani oleh P3SLH (100%). Adapun jumlah pengaduan kasus lingkungan tahun 2012-2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.13

Pengaduan Kasus Lingkungan Kota Balikpapan Tahun 2012-2015

NO. TAHUN

PELAKSANAAN PENGADUANJUMLAH YANG DITERIMA JUMLAH PENGADUAN YANG DITINDAKLANJUTI PROSENTASE JUMLAH PENGADUAN YANG DITINDAKLANJUTI 1. 2012 9 9 100% 2. 2013 9 9 100% 3. 2014 14 14 100% 4. 2015 21 21 100%

Sumber: data P3SLH BLH Kota Balikpapan

4. Realisasi penanaman pohon

Penanaman pohon merupakan salah satu upaya penting guna mengantisipasi dampak perubahan iklim global yang dewasa ini telah menjadikenyataan, antara lain kondisi cuaca yang ekstrim,terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan yang akan berpengaruh langsung terhadap menurunnya produktivitas hutan dan lahan, ketersediaan air, energi

(48)

dan ketahanan pangan nasional.

Penanganan lahan kritis atau lahan tidak produktif di Kota Balikpapan dengan kegiatan penghijauan yang berupa penanaman pohon serta pemeliharaannya yang ada di Kota Balikpapan dilaksanakan mulai tahun 2007 hingga tahun 2016 ini, dimana momentum pencanangannya awal melalui “Aksi

Penanaman Serentak dan Pekan Pemeliharaan Pohon, Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) dan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon (GPTPP)”yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI dan

pada tahun 2012 hingga Tahun 2016 ini program dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia adalah “penanaman satu milyar pohon” merupakan suatu kegiatan yang bersifat berkelanjutan dengan gerakan massal yang melibatkan seluruh komponen masyarakat Kota Balikpapan mulai dari unsur Pemerintah

Kota Balikpapan, BUMN, Multistakeholder Swasta, TNI dan POLRIserta Masyarakat Kota Balikpapan.

Dengan partisipasi aktif semua unsur lapisan masyarakat dalam kegiatan penghijauan di Kota Balikpapan, dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan, meliputi :

a. Mengajak masyarakat untuk meninggalkan ketergantungan hidup pada hutan, seperti membakar hutan untuk membuka ladang atau menebang pohon untuk dijual kayunya, karena hal tersebut akan semakin memperburuk laju pengerusakan hutan di Kota Balikpapan. b. Merubah cara pandang, bahwa tanggung jawab pengelolaan

lingkungan bukan hanya merupakan tugas Pemerintah saja melainkan juga merupakan tugas dan tanggung jawab semua unsur masyarakat Kota Balikpapan

c. Menanamkan budaya hidup sehat dan peduli lingkungan semenjak dini

Berikut ini disampaikan Rekapitulasi Kegiatan Penanaman yang telah dilakukan Pemerintah Kota Balikpapan dari Tahun 2012 sampai dengan akhir Tahun 2015, sebagai berikut :

(49)

Tabel 2.14

Rekapitulasi Kegiatan Penanaman Tahun 2012 - 2015

Sumber: BLH Kota Balikpapan

5. Pengelolaan Hutan Kota/RTH

Salah satu faktor untuk menyimbangkan keadaan lingkungan Kota Balikpapan yang sudah mulai padat yaitu dengan adanya Ruang Terbuka Hijau/ Hutan Kota. Ruang Terbuka Hijau/ Hutan Kota adalah suatu lapangan atau bentang lahan terbuka yang ditumbuhi berbagai tumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu) yang ditetapkan sebagai Ruang Terbuka Hijau atau Hutan Kota oleh pejabat yang berwenang. Ruang Terbuka Hijau sangatlah banyak jenisnya yaitu Ruang Terbuka Hijau alami dan buatan seperti taman kota, jalur hijau, kebun dan pekarangan serta Hutan Kota.

Dalam upaya mewujudkan kondisi lingkungan Kota Balikpapan sebagai kota yang nyaman dihuni, produktif dan berkelanjutan maka sudah saatnya dibutuhkan perhatian yang cukup terhadap keberadaan Ruang Terbuka Hijau. Berdasarkan RTRW Kota Balikpapan 2012-2032 Pemerintah Kota Balikpapan telah menetapkan 52% sebagai kawasan hijau dan 48% kawasan terbangun. Di Kota Balikpapan terdapat 20 kawasan Ruang Terbuka Hijau atau Hutan Kota yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Walikota yang tersebar di wilayah kecamatan di Kota Balikpapan dengan luas Ruang Terbuka Hijau atau Hutan Kota keseluruhan sebesar 349.196 Ha. Selain Ruang Terbuka Hijau atau Hutan Kota yang telah ditetapkan di dalam Surat Keputusan Walikota terdapat lokasi yang

No. Tahun PenanamanJumlah Luasan(Ha) Keterangan/Kegiatan Nasional

1 2012 104,351 261 Gerakan Penanaman 1 Miliyar Pohon

2 2013 50,460 126 Gerakan Penanaman 1 Miliyar Pohon

3 2014 94,003 235 Hari Lingkungan Hidup (HLH), Hari MenanamPohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN)

4 2015 17,207 43 Hari Lingkungan Hidup (HLH), Hari MenanamPohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN)

Gambar

Gambar 2.3 Posisi Strategis Kota Balikpapan
Gambar 2.4 Peta Kelerengan Kota Balikpapan 2.2.3.3 Geologi
Gambar 2.5 Peta Geologi Kota Balikpapan

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

bahwa Peradilan Umum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat dan

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh apa saja yang sebenarnya yang terjadi di kedai kopi khususnya di Padang Bulan, apalagi kesan negatif dari

Mengembangkan Kerjasama Teknis dan Menerapkan Teknlogi dalam Mendukung Kualitas Infrastruktur SDA yang handal di Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota. Puslitbang SDA dan Pemerintah

Rumusan gelombang soliter internal dari persamaan BO digunakan untuk mengkaji gerak gelombang soliter pada fluida dua lapisan untuk laut dalam.. Hasil yang diperoleh adalah

Partisipasi Kepemimpinan I Ideal (kerjasama) II Kurang baik (lemah) IV Kepemimpinan Sangat dominan III Kegagalan kepemimpinan Y X.. Kemungkinan II menggambarkan

Kekuatan pengaruh aspek kontekstual terutama faktor sosial budaya masyarakat setempat, menunjukkan kemampuan masyrakat mengolah dan menyelaraskan hakekat agama Katolik

0. This License applies to any program or other work which contains a notice placed by the copyright holder saying it may be distributed under the terms of this General Public