Halaman | iii
JURNAL PAEDAGOGY
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Daftar Isi
HalamanAGUS SADID
Rekonstruksi Pemahaman Penilaian Pembejalaran: Gugatan Terhadap
Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan ……….…...………..… 1 – 11 M. ARIEF RIZKA
Analisis Strategi Kemitraan Dalam Penyelenggaraan Program
Pendidikan Non Formal (Studi Kasus Pada PKBM ‘Terampil’) ……….... 12 – 19 AHMAD MUSLIM
Implementasi Pembelajaran Partisipatif Melalui Focus Group Discussion
Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa ……….. 20 – 24 FARIDA FITRIANI
Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Model Pembelajaran Advance
Organizer Pada Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 7 Mataram ……....…………. 25 – 31 AGUS FAHMI
Intensitas Pertemuan Pembelajaran ………...…… 32 – 36 RESTU WIBAWA
Efektivitas Penggunaan Multimedia Pembelajaran Model Tutorial Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ………...………. 37 – 40 HARDIANSYAH
Studi Kritis Peran Komite Sekolah di MTs Nurul Ikhsan ……...……….….. 41 – 45 ANI ENDRIANI
Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Sikap Disiplin Siswa ……..…... 46 – 53 HASTUTI DIAH IKAWATI
Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa ……….. 54 – 59
HERLINA
Keefektifan Program Pemberdayaan perempuan Melalui Pemberian Modal
Halaman | 12 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL (STUDI KASUS PADA PKBM ‘TERAMPIL’)
M. Arief Rizka
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram e-mail: m.ariefrizka@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis strategi kemitraan yang digunakan lembaga PKBM Terampil dalam menyelenggarakan program pendidikan nonformal; dan (2) untuk mengidentifikasi faktor pendukung dalam pengembangan kemitraan PKBM Terampil. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian terdiri dari pengelola, tutor dan mitra PKBM Terampil. Peneliti merupakan instrumen utama dengan didukung pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan diskusi teman sejawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi sosialisasi adalah PKBM Terampil mensosialisasikan lembaganya dengan cara mengirimkan profil lembaga kepada mitra. Sedangkan strategi unjuk kerja atau kinerja adalah PKBM Terampil menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program sehingga mitra tertarik untuk menjalin kerjasama. (2) faktor pendukung pengembangan kemitraan PKBM Terampil adalah pengelola PKBM Terampil yang pro aktif dalam menjalin kemitraan, manajemen program yang baik sehingga mitra berminat menjalin kerjasama, dan pengelola PKBM Terampil yang selalu tepat waktu dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban program kepada mitra.
Kata Kunci : Strategi, Kemitraan, dan Pendidikan Nonformal PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menjelaskan bahwa pendidikan
dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Antara ketiga jalur tersebut saling melengkapi dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Nonformal sebagaimana tercantum dalam pasal 26 ayat 4, diuraikan bahwa satuan Pendidikan Nonformal terdiri dari pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga kursus, lembaga pelatihan, majelis taklim dan satuan pendidikan yang sejenis.
Satuan Pendidikan Nonformal yang sudah mulai menjamur salah satunya adalah Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM). UNESCO
(dalam Tohani, 2009) menjelaskan bahwa PKBM dimaksudkan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengembangkan segala potensi yang
dimiliki supaya mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam rangka mengikuti perkembangan lingkungan. Pada awalnya PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat di sekitar PKBM itu berada. PKBM didirikan oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat.
Fokus PKBM ditekankan pada
pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, sosial, ekonomi, budaya dan politik. Sudjana (2003) mengemukakan bahwa PKBM memiliki fungsi sebagai tempat
pembelajaran kepada warga
masyarakat, melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi-potensi di masyarakat, menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan keterampilan fungsional atau kecakapan hidup, menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan di antara anggota
Halaman | 13
masyarakat, dan menjadi tempat untuk upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai tertentu
bagi warga masyarakat yang
membutuhkan.
Ada banyak lembaga PKBM yang programnya berjalan seperti jamur di musim hujan mereka hanya menyelenggarakan program apabila
mendapat dana, program yang
dilaksanakan pun biasanya tidak dibarengi dengan kualitas. Penyebab hal tersebut terjadi salah satunya adalah ketidakmampuan pengelola dalam memanajemen program dan dana yang ada. Oleh karena itu dalam hal mempertahankan sustainabilitas lembaga PKBM Terampil, tidak dapat berdiri sendiri tanpa mendapat dukungan dan bantuan dari lembaga atau instansi dan perusahaan lain. Mitra
diperlukan dalam rangka
meminimalisasi
kekurangan-kekurangan yang ada di lembaga, baik dari segi sumber daya manusia, dana, fasilitas, pembinaan dan teknis administrasi lembaga. Dengan adanya mitra lembaga mampu bertahan dan melanjutkan program-program yang ada dan meningkatkannya melalui tindakan pengembangan.
Dalam pelaksanaannya ada beberapa permasalahan kemitraan yang dihadapi oleh PKBM diantaranya adalah kurangnya sosialisasi dan promosi program yang dilakukan oleh lembaga, kurangnya jejaring yang dilakukan oleh lembaga dalam pelaksanaan program, kurangnya pemahaman bagi pihak lembaga, terkait bagaimana melaksanakan kemitraan, proses kemitraan masih terpaku pada sebatas finansial, dan tidak tersusunnya strategi promosi dan publikasi sebagai ajang memperkenalkan keberadaan lembaga. Berdasarkan uraian tersebut, dipandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai strategi kemitraan
PKBM Terampil dalam
mempertahankan keberlanjutan
program pendidikan nonformal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus yang bertujuan deskriptif. Pemi-lihan studi kasus karena merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau
why, bila peneliti hanya memiliki
sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peris-tiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam kehi-dupan nyata (Yin, 2003).
Sumber data dalam penelitian ini adalah Pengelola PKBM, Tutor, dan Lembaga Mitra. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Selanjutnya, data yang
diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1994) yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, dan diskusi teman sejawat untuk memperoleh kredibilitas data yang akurat dan obyektif.
HASIL PENELITIAN Strategi Kemitraan
Mitra merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam mendukung dan membantu PKBM melaksanakan tugas dan perannya di masyarakat, PKBM membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain untuk mempertahankan sustainabilitas lembaganya, untuk itu PKBM memerlukan kerjasama baik dengan sesama PKBM, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat.
Halaman | 14
Dalam menjalin kerjasama diperlukan sebuah strategi kemitraan untuk memperluas jejaring dan keberlanjutan kerjasama itu sendiri. PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan Nonformal yang pada awalnya didirikan di jalan Amir Hamzah No. 3A Karang Sukun, tetapi sekarang telah pindah ke Dasan Sari Udayana. Mitra PKBM Terampil ada sembilan instansi yang merupakan instansi pemerintah baik dari tingkat provinsi maupun kota.
Harus disadari bahwa menjalin hubungan sosial merupakan bagian penting dari manusia menjalani hidup. Bagi PKBM membangun dan menjalin kemitraan merupakan hal penting
mengingat perannya dalam
memberdayakan masyarakat sangat besar, pemberdayaan masyarakat itu sendiri dapat berlangsung dalam jangka panjang, sehingga dibutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain agar lembaga PKBM dapat bertahan dan
berkembang dalam upayanya
mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat, membangun kemitraan berarti membangun komunikasi atau hubungan yang saling melengkapi baik kelebihan maupun kelemahan. Untuk itu diperlukan sebuah strategi dalam menjaring kemitraan agar kemitraan lebih terarah dan tujuan dari proses kemitraan dapat tercapai.
Kemitraan dapat dibangun apabila ada rasa saling membutuhkan diantara kedua pihak, seperti yang terjadi antara PKBM Terampil dengan para mitranya, sebagaimana dinyatakan oleh pengelola PKBM Terampil bahwa, “pada dasarnya PKBM adalah suatu wadah bagi pembelajaran masyarakat, jadi setiap dinas atau instansi pemerintah memiliki program yang membutuhkan massa, untuk mencari massa salah satunya adalah di PKBM, strategi kerjasama PKBM Terampil diawali dengan mengirim profil PKBM ke berbagai instansi terkait, kemudian ditindaklanjuti dengan pengajuan
proposal pengajuan program.” Prinsip saling membutuhkan PKBM Terampil dengan mitra merupakan dasar dan roda yang menjalankan kemitraan. Dalam setiap programnya pemerintah sebagai mitra membutuhkan masyarakat, PKBM Terampil dalam menjalankan roda kelembagaannya membutuhkan dana, baik PKBM Terampil maupun mitra saling membantu dan melengkapi kekurangan masing-masing.
PKBM Terampil yang berdiri dari tahun 2005 tetap berkelanjutan disebabkan dukungan dari mitra. Oleh karena itu, untuk menjaga dan mengembangkan jaringan kemitraan PKBM Terampil membutuhkan sebuah strategi. Penjelasan dari pengelola PKBM Terampil bahwa: “Mitra PKBM Terampil yang dominannya adalah pemerintah dengan sendirinya datang
ke PKBM Terampil mengajukan
program. Fokus kemitraan PKBM Terampil bukanlah pada aspek dana melainkan pada aspek program dan keilmuan seperti kerjasama dengan
Dinas Sosial pada program
kesejahteraan anak balita, program di PKBM Terampil tetap berjalan, karena kita tidak selalu mengharapkan dana dari mitra. Jadi program-program yang ada tetap berjalan, PAUD cuma sekali dapat dana, haram dua kali, jikalau kita tidak jeli mencari program tidak jeli mencari kegiatan, kegiatan tidak jalan, makanya karena sudah dikenal, orang yang datang ke PKBM saya, dilihat TBMnya bagus disuruh buat proposal diberikan dana, itu yang kita pakai untuk gaji guru untuk studi banding, pelatihan, dan lain-lain.”
Jadi PKBM Terampil dalam setiap kegiatannya selalu melibatkan masyarakat sebagai salah satu mitra, masyarakat merupakan mitra dan aset dalam pelaksanaan program PKBM Terampil, tanpa masyarakat program tidak dapat berjalan, tanpa masyarakat, lembaga tidak akan berarti. Oleh karena itu hubungan baik tetap dijaga.
Halaman | 15
didasarkan pada prinsip saling
membutuhkan, pemerintah
membutuhkan masyarakat sebagai warga belajar dalam menuntaskan
programnya, sementara PKBM
Terampil sendiri membutuhkan mitra untuk keberlanjutan dan pengembangan lembaga. PKBM Terampil memediasi antara pemerintah dengan masyarakat
yang membutuhkan. Dalam
pelaksanaan program PKBM Terampil menyerahkan hampir sepenuhnya kepada pihak mitra, baik dalam penyediaan bahan dan alat, tutor dan dana seperti yang dilakukan oleh lembaga Balai Latihan Kerja dalam salah satu program keterampilan yang diadakan. Kemitraan PKBM Terampil dengan lembaga mitra terbuka menurut pengelola PKBM Terampil bahwa “awalnya disebabkan pengelola PKBM Terampil yang berprofesi sebagai
Pegawai Negeri Sipil tidak hanya bertugas sebagai pendidik tetapi aktif
dalam berbagai kegiatan di
pemerintahan baik sebagai peserta, juri dan narasumber, seperti pada program BKB dengan BKKBN dan program usaha kecil menengah dengan Dinas Koperasi NTB, mitra datang ke
pengelola PKBM Terampil
mengusulkan pengajuan proposal ke lembaganya”. Kemampuan sumber daya manusia PKBM Terampil juga mempengaruhi kemitraan, keaktifan pengelola PKBM Terampil dalam berbagai kegiatan pemerintahan, merupakan awal dari sosialisasi kemitraan.
Kemitraan PKBM Terampil lebih banyak ke aspek program, beberapa program yang dimitrakan dapat dlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Program PNF dan Mitra PKBM Terampil
No. Program Mitra Sasaran
1.
PAUD terintegrasi posyandu, KB, TPA dan TPQ
DIKPORA
Provinsi NTB Anak usia dini
2. Paket A, B, dan C DIKPORA
Provinsi NTB Anak putus sekolah 3. KF (Keaksaraan Fungsional) DIKPORA Provinsi NTB Masyarakat buta huruf 4. Life Skill/Keterampilan/ KBU DIKPORA
Provinsi NTB Ibu-ibu produktif 5. BKL (Bina Keluarga
Lansia)
Dinas Sosial
Provinsi NTB Ibu-ibu lansia 6. BKR (Bina Kelompok Remaja) BLK (Balai Latihan Kerja) Remaja tidak bekerja 7. UPPKS ( Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) BKKBN Provinsi NTB Kelompok BKB (BINA KELUARGA BALITA) (bina keluarga balita) 8. Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) DIKPORA Provinsi NTB Masyarakat pasar dan warga belajar PLS 9. TPA (Tempat Penitipan
Anak)
DIKPORA Provinsi NTB
Balita (0 s/d 3 tahun)
10. Bina keluarga sakinah (Majelis Taklim)
DEPAG Provinsi NTB
Kelompok yasinan
Halaman | 16
11. UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) Dinas Koperasi Provinsi NTB Ibu-ibu wirausaha (UKM) 12. Pelayanan KB (Keluarga Berencana) Dinas Kesehatan
Kota Ibu PUS
13. Layanan gizi buruk Puskesmas Anak-anak balita
14. Motor Pintar ( Perpustakaan
Keliling) Yayasan SIKIB PAUD
15. Cafe Baca Yayasan SIKIB Masyarakat pasar
(umum) 16. TAS (Taman Anak
Sejahtera) Dinas Sosial
Anak PAUD kurang mampu 17.
PKSAB (Program
Kesejahteraan Sosial Anak Balita)
Dinas Sosial Anak balita kurang mampu
Program-program kemitraan di PKBM
Terampil dominannya bersifat
temporer, artinya bersifat sementara disesuaikan dengan kondisi mitra, apabila mitra masih memiliki dana untuk program yang telah dimitrakan, maka program dan kemitraan tetap berlanjut.
Faktor Pendukung Dalam Kemitraan PKBM Terampil
Faktor pendukung kemitraan
merupakan aspek yang perlu
ditingkatkan oleh PKBM Terampil untuk pengembangan dan keberlanjutan
kemitraan. Faktor pendukung
pengembangan kemitraan merupakan kelebihan lembaga yang membuat mitra tertarik untuk bekerjasama. PKBM merupakan sebuah wadah pembelajaran bagi masyarakat yang memfasilitasi antara program pemerintah dengan
masyarakat sekitar PKBM.
Keberlanjutan kemitraan tetap diharap dan ditunggu oleh PKBM Terampil. Menurut pengelola PKBM Terampil bahwa “keberlanjutan kemitraan tergantung kepada mitra, jika mitra berniat melanjutkan kemitraan, maka PKBM Terampil pun menunggu dan
siap menerima, PKBM Terampil tidak datang mencari program atau dana ke mitra, tetapi karena mitra memiliki
program yang membutuhkan
masyarakat sebagai sasaran dan warga belajar, sehingga mitra yang
menyalurkan program ke PKBM
Terampil, dan PKBM Terampil pun
dapat menjalankan perannya
mencerdaskan masyarakat sekitar.” Selanjutnya dijelaskan bahwa “kemitraan itu bersifat semi maksudnya kemitraan tersebut bisa berlanjut dan bisa terputus.” Keberlanjutan kemitraan tetap ada di tangan mitra, namun, komunikasi dengan mitra tetap dijaga, karena mitra tetaplah berpengaruh terhadap sustainabilitas PKBM, tidak ada satu lembaga pun yang mampu berdiri sendiri tanpa bantuan pihak lain. PKBM tidak akan
mampu mempertahankan
sustainabilitasnya dan berkembang apabila tidak ada campur tangan dari pihak luar, seperti manusia yang merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, PKBM pun demikian tidak akan mampu berdiri dan berkembang, apabila tidak ada
Halaman | 17
bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak
PEMBAHASAN
PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang memiliki tujuh belas program, yang masing-masing memiliki mitra dan
semua mitra PKBM Terampil
merupakan instansi pemerintah. Bermitra dengan berbagai instansi pemerintah tidaklah mudah, untuk itu diperlukan sebuah strategi agar hubungan kemitraan dengan pemerintah dapat dijalin. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam menjaring kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi kemitraan sosialisasi adalah kemitraan PKBM Terampil diawali dengan mensosialisasikan lembaganya dengan mengirimkan profil PKBM Terampil ke berbagai instansi pemerintah terkait, sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, PKBM Terampil membuat proposal berdasarkan acuan dari mitra. Strategi unjuk kerja adalah PKBM Terampil setelah mendapatkan program dari mitra, melaksanakan program dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kemitraan, selain itu kinerja pengelola PKBM Terampil yang cukup baik, dilihat dari segi pelaksanaan program dan pengelolaanya membuat mitra percaya untuk memberikan program kepada PKBM Terampil, sehingga hal tersebut
membuat mitra sendiri yang
mengunjungi dan menyodorkan
program serta meminta pembuatan
proposal ke PKBM Terampil.
Kepercayaan mitra kepada PKBM Terampil merupakan aspek yang perlu
dijaga agar kemitraan dapat
berkelanjutan. Selaras dengan hal itu Kamil (2006: 4) menyatakan bahwa di Amerika Serikat, suatu survei yang dilakukan oleh Construction Industry
Institute pada proyek kemitraan, ditemukan bahwa partisipan melihat
kepercayaan sebagai suatu faktor sukses kunci proyek kemitraan. Yang perlu dicermati dalam membangun kemitraan
adalah bagaimana membangun
kepercayaan.
Kemitraan antara PKBM
Terampil dengan mitra sendiri lebih banyak berbentuk program, pada dasarnya program yang dikerjasamakan satu paket dengan dana, pengembangan tutor dan sebagainya, sehingga PKBM Terampil lebih bersifat sebagai wadah
pembelajaran masyarakat yang
memfasilitasi program dari mitra untuk ditujukan kepada masyarakat sasaran yang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hiryanto (2009: 1) tentang PKBM bahwa pada awal berdirinya PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat tempat PKBM itu berada. PKBM didirikan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Kegiatan utama PKBM adalah membelajarkan masyarakat melalui berbagai layanan program pendidikan luar sekolah.
Program yang ada di PKBM Terampil bersifat temporer artinya hanya bersifat sementara tergantung dari mitra, program yang bersifat temporer di PKBM Terampil antara lain program keaksaraan fungsional, paket A, B dan C, program TAS, PKSAB, café baca, bina kelompok remaja, layanan gizi buruk, pelayanan KB, bina keluarga sakinah, usaha peningkatan pendapatan keluarga, TPA, bina keluarga lansia, dan life skill. Program tersebut berlanjut tidaknya tergantung kepada mitra. Namun ada beberapa program yang tetap berkelanjutan dilaksanakan lembaga PKBM Terampil
yang berpengaruh terhadap
keberlanjutan lembaga, yaitu
PAUD/RA, TPQ, TBM, dan motor pintar, namun sekarang ini motor pintar sudah tidak terlalu aktif, PAUD/RA merupakan program inti dari PKBM Terampil yang tetap berjalan dengan atau tanpa dukungan dari mitra, selain itu TBM juga biasanya mendapatkan
Halaman | 18
sumbangan buku dari Perpustakaan Kota Mataram, sehingga TBM tetap terlaksana di PKBM Terampil, untuk keberlanjutan PKBM pengelola tidak terlalu mengharapkan sokongan dari mitra, karena menurutnya seorang yang mendirikan PKBM seharusnya itu mampu baik secara ekonomi, waktu dan tenaga dalam menjalankan roda PKBM, karena PKBM itu tidak selalu mendapatkan dana. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan
bahwa bentuk kemitraan PKBM
dominannya pada program, selain itu PKBM juga bermitra dalam ijin operasional lembaga dan penyediaan fasilitas pembelajaran seperti APE dengan DIKPORA PROVINSI NTB, penyediaan koleksi-koleksi buku untuk TBM dan motor pintar dari Yayasan
SIKIB dan Perpustakaan Kota
Mataram, dan pendampingan
manajerial program dan pendanaan program.
Kemitraan memiliki pengaruh pada keberlanjutan PKBM Terampil, karena itu kemitraan PKBM seharusnya lebih dikembangkan jaringannya tidak hanya pada lingkup pemerintah tetapi juga kepada swasta. Keberlanjutan kerjasama antara PKBM dengan mitra yang sudah ada pun harus tetap dibangun. Pada dasarnya kerjasama PKBM Terampil didasari saling membutuhkan. Untuk itu dalam
pengembangan kemitraan PKBM
Terampil harus menjaga dan
meningkatkan faktor pendukung dan keberlanjutan dari kemitraan yang merupakan kelebihan yang dimiliki oleh lembaga. Sedangkan faktor
penghambat kemitraan perlu
diminimalisir sehingga tidak menjadi batu sandungan dalam sustainabilitas PKBM Terampil. Program dan lembaga yang produktif dan berkelanjutan salah
satunya adalah yang banyak
mendapatkan dukungan dan bantuan sumber daya dari pihak luar.
Ada beberapa faktor pendukung pengembangan dan keberlanjutan
kemitraan PKBM Terampil, pertama pengelola PKBM Terampil aktif dalam menjalin kemitraan, hal ini dibuktikan dengan adanya mitra pada masing-masing program yang dilaksanakan,
kedua dalam pelaksanaan program
PKBM Terampil mampu memanajemen program tersebut dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kerjasama, ketiga pengelola PKBM Terampil mendapat kepercayaan dari mitra dikarenakan tidak pernah
mengecewakan mitra terutama
berkaitan dengan laporan
pertanggungjawaban yang selalu dikerjakan tepat waktu sesuai kesepakatan.
Dengan memiliki sembilan mitra dan program pendidikan nonformal yang variatif, PKBM Terampil mampu mempertahankan keberlanjutannya. Walaupun program-program yang ada di PKBM Terampil dominannya bersifat temporer, namun dengan banyaknya program dan manajemen yang baik PKBM Terampil tetap berkelanjutan. Oleh karena itu, hubungan dan komunikasi dengan mitra tetap dijaga dan ditingkatkan agar kemitraan tetap berkelanjutan dan berkembang.
SIMPULAN
Simpulan yang dapat ditarik dari kajian ini adalah:
1. Strategi kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi sosialisasi adalah
PKBM Terampil
mensosialisasikan lembaganya dengan cara mengirimkan profil lembaga kepada mitra. Sedangkan strategi unjuk kerja atau kinerja
adalah PKBM Terampil
menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program sehingga mitra tertarik untuk menjalin kerjasama.
Halaman | 19
2. Faktor pendukung pengembangan
kemitraan PKBM Terampil
adalah pengelola PKBM Terampil yang aktif dalam menjalin kemitraan, manajemen program yang baik sehingga mitra berminat menjalin kerjasama, dan pengelola PKBM Terampil yang selalu tepat waktu dalam
pembuatan laporan
pertanggungjawaban pogram kepada mitra.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan. (2010).
Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. Jakarta.
Hiryanto. 2009. Strategi Pengelolaan
dan Pengembangan Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM). Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Kamil, Mustafa. 2006. Strategi Kemitra
an dalam Membangun PNF Mel alui Pemberdayaan Masyarakat (Model, Keunggulan Dan Kelemahan). Bandung : Seminar
dan Lokakarya Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal dalam Era Otonomi Daerah.
Sudjana. 2003. Strategi Pengelolaan
dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
Makalah Disampaikan Pada
Rakoor Persiapan dan
Penyelenggaraan Backstooping PKBM. Solo.
Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal
Wawasan, Sejarah, Filsafat Teori Pendukung Asas.
Bandung: Falah Production. Miles, M.B., and Huberman, A.M.
(1994). Qualitative Data Analysis (2nd ed.). London:
SAGE Pablication.
Tohani, Entoh. 2009. Strategi
Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Hasil Penelitian. Jurusan PLS FIP UNY.
Yin, Robert K. (2003). Case Study
Re-search: Design and Methods: Third Edition. Newbury Park,