• Tidak ada hasil yang ditemukan

30 dan kualitas audit sebagai variabel dependen. Berikut definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini. 1. Kualitas Audit Kualitas audit m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "30 dan kualitas audit sebagai variabel dependen. Berikut definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini. 1. Kualitas Audit Kualitas audit m"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini secara keseluruhan dilakukan pada bulan

September – Desember 2014. Penelitian ini dilaksankan di Kantor Akuntan Publik

di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yang digunakan

untuk menjelaskan pengaruh variable independen yaitu pengalaman kerja,

independensi, objektivitas, integritas, dan kompetensi terhadap variabel dependen

yaitu kualitas audit. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja

pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta Selatan dan

Jakarta Barat. Penentuan sampel dengan purposive sampling yaitu menentukan

sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah seluruh auditor yang

mempunyai pengalaman audit lebih dari satu tahun. Penelitian ini menggunakan

skala likert (likert scale) sebagai skala pengukuran.

C. Definisi dan Operasionalisasi variabel

Penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu pengalaman kerja,

independensi, objektivitas, integritas, dan kompetensi sebagai variabel independen di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variable independen yaitu pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, dan kompetensi terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Penentuan sampel dengan purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah seluruh auditor yang mempunyai pengalaman audit lebih dari satu tahun. Penelitian ini menggunakan

(2)

dan kualitas audit sebagai variabel dependen. Berikut definisi operasional setiap

variabel dalam penelitian ini.

1. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan kerja auditor dalam memeriksa laporan

keuangan dengan benar dan mematuhi standar yang telah ditetapkan.

Kualitas audit ini ditunjukkan dengan dimensi yaitu laporan hasil

pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah

ditetapkan, analisa resiko audit dan pemahaman khusus. Variabel ini diukur

dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan

dari masing-masing indikator. Dengan 7 item pertanyaan.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja auditor merupakan sikap auditor yang semakin lama

menjadi auditor akan membuat auditor memiliki kemampuan untuk

memperoleh informasi yang relevan, mendeteksi kesalahan dan mencari

penyebab munculnya kesalahan. Dimesi yang dapat diukur dari pengalaman

kerja adalah dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya

tugas pemeriksaan yang telah dilakukan.Variabel ini diukur dengan skala

Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari

masing-masing indikator. Dengan 6 item pertayaan

Kualitas audit ini ditunjukkan dengan dimensi yaitu laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, analisa resiko audit dan pemahaman khusus. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator. Dengan 7 item pertanyaan.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja auditor merupakan sikap auditor yang semakin lama menjadi auditor akan membuat auditor memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi yang relevan, mendeteksi kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan. Dimesi yang dapat diukur dari pengalaman

(3)

3. Independensi

Independensi merupakan proses penyusunan program yang bebas dari

campur tangan dan pengaruh baik dari pimpinan maupun pihak lain. Dimesi

yang digunakan untuk mengukur independensi adalah pelaporan, sikap

auditor, dan pelaksanaan pekerjaan. Variabel ini diukur dengan skala Likert

5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari

masing-masing indikator. Dengan 8 item pertanyaan.

4. Objektivitas

Objektivitas merupakan sikap auditor untuk dapat bertindak adil, tidak

terpengaruh oleh hubungan kerjasama dan tidak memihak kepentingan

siapapun sehingga auditor dapat diandalkan dan dipercaya. Dimensi yang

digunakan untuk mengukur objektivitas adalah Bebas dari benturan

kepentingan, dan Pengungkapan kondisi sesuai fakta.Variabel ini diukur

dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan

dari masing-masing indikator. Dengan 6 item pertanyaan.

5. Integritas

Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab

auditor dalam melaksanakan audit. Auditor dituntut untuk jujur dengan taat

pada peraturan, tidak menambah atau mengurangi fakta dan tidak menerima

segala sesuatau dalam bentuk apapun. Dimensi yang digunakan untuk

mengukur integritas adalah kejujuran, keberanian,sikap bijaksana dan masing indikator. Dengan 8 item pertanyaan.

4. Objektivitas

Objektivitas merupakan sikap auditor untuk dapat bertindak adil, tidak terpengaruh oleh hubungan kerjasama dan tidak memihak kepentingan siapapun sehingga auditor dapat diandalkan dan dipercaya. Dimensi yang digunakan untuk mengukur objektivitas adalah Bebas dari benturan kepentingan, dan Pengungkapan kondisi sesuai fakta.Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator. Dengan 6 item pertanyaan.

(4)

tanggung jawab auditor. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin

dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing

indikator. Dengan 8 item pertanyaan.

6. Kompetensi

Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar (Sukriah dkk., 2009). Kompetensi

diharapkan memiliki kemampuan untuk menangani ketidakpastian,

menemukan solusi dan mampu bekerjasama dalam tim. Dimensi yang

digunakan untuk mengukur variabel kompetensi adalah pengetahuan umum

dan keahlian khusus.Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan

menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator.

Dengan 7 item pertanyaan.

melaksanakan audit dengan benar (Sukriah dkk., 2009). Kompetensi diharapkan memiliki kemampuan untuk menangani ketidakpastian, menemukan solusi dan mampu bekerjasama dalam tim. Dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel kompetensi adalah pengetahuan umum dan keahlian khusus.Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator. Dengan 7 item pertanyaan.

(5)

Table 3.1

Defeinisi Operasionalisasi Variabel & Skala Pengukuran

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Pengalaman Kerja

Lama bekerja sebagai auditor

Mengerti mengahadapi entitas pemeriksaan dalam memperoleh data yang dibutuhkan

Ordinal Mengetahui informasi yang relevan

Dapat medeteksi kesalahan

Memberikan rekomendasi dalam meyelesaikan masalah Banyaknya

Penugasan Pemeriksaan

Kekeliruan dapat menghambat proses penyelesaian pekerjaan Memicu auditor menyelesaikan pekerjaan dengan cepat

Independensi

Independensi dalam pelaporan

Bersifat independen dalam melakukan audit

Ordinal Tidak melaporkan kesalahan yang ditemukan karena lamanya

hubugan Sikap Independensi Bersikap jujur Pelaksanaan Pekerjaan

Fasilitas yang diterima auditor menjadikan auditor rang bebas dalam mengaudit Sikap hati-hati Objektivitas Bebas dari benturan kepentingan

Auditor dapat bertindak adil tanpa tekanan

Ordinal Auditor tidak boleh memihak siapapun

Auditor dapat diandalkan dan dipercaya Pengungkapan

kondisi sesuai fakta

Auditor tidak dipengaruhi pandangan subyek pihak yang berkepentingan

Tidak mencari-cari kesalahan

Mengambil keputusan dengan banyak pertimbangan

Integritas

Kejujuran auditor Tidak menambah maupun mengurangi fakta

Ordinal Tidak menerima apapun yang bukan haknya

Keberanian auditor

Mengemukakan hal-hal yangperlu dikemukakan Memiliki rasa percaya diri yang besar

Sikap bijaksana auditor

Tidak membenarkan perbuatan yang melanggar ketentuan Tanggung jawab

auditor

Tidak mengelak dan menyalahkan orang lain Bersikap sesuai dengan norma yang berlaku Berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku

Kompetensi

Pengetahuan Umum

Memiliki kemampuan review analitis

Ordinal Memiliki pengetahuan tentang organisasi

Memiliki pengetahuan auditing dan sektor publik Memiliki pengetahuan akuntansi

Keahlian khusus

Memiliki keahlian wawancara

Memahami ilmu statistic dan mempunyai keahlian menggunakan computer

Memiliki kemampuan menulis dan presentasi dengan baik

Kualitas Audit

Standar pelaporan

Menerapkan SPAP

Ordinal Mematuhi SOP

Menerapkan Prinsip kehati-hatian

Memastikan proses audit berjalan sesuai prosedur Analisis resiko

audit

Menganalisis resiko audit Pemahaman

khusus

Pemahaman sistem informatika

Sumber: Di olah oleh penulis

Independensi

Independensi

dalam pelaporan Tidak melaporkan kesalahan yang ditemukan karena lamanya hubugan Sikap Independensi Independensi I Bersikap jujur Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaa Pekerjaan

Fasilitas yang diterima auditor menjadikan auditor rang bebas dalam mengaudit Sikap hati-hati ivitas Bebas dari benturan kepentingan

Auditor dapat bertindak adil tanpa tekanan Auditor tidak boleh memihak siapapun Auditor dapat diandalkan dan dipercaya Pengungkapan

kondisi sesuai fakta

Auditor tidak dipengaruhi pandangan subyek pihak yang berkepentingan

Tidak mencari-cari kesalahan

Mengambil keputusan dengan banyak pertimbangan

gritas

Kejujuran auditor Tidak menambah maupun mengurangi fakta Tidak menerima apapun yang bukan haknya Keberanian

auditor

Mengemukakan hal-hal yangperlu dikemukakan Memiliki rasa percaya diri yang besar

Sikap bijaksana auditor

Tidak membenarkan perbuatan yang melanggar ketentuan Tanggung jawab

Tanggung jawab Tangg

auditor

Tidak mengelak dan menyalahkan orang lain Bersikap sesuai dengan norma yang berlaku Berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku Berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku Berpegang

petensi

Pengetahuan Umum

Memiliki kemampuan review analitis Memiliki pengetahuan tentang organisasi Memiliki pengetahuan auditing dan sektor publik Memiliki pengetahuan akuntansi

(6)

D. Pengukuran Variabel

Untuk keperluan penelitian ini, peneliti akan mengajukan kuesioner dimana

responden diminta untuk menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Semua

instrumen menggunakan skala likert dengan 1 sampai 5. Kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari Sukriah dkk dengan modivikasi

atau adanya penambahan dan pengurangan.

Tabel 3.2

Tabel Skor Jawaban Responden

Sangat tidak setuju (STS) 1

Tidak setuju (TS) 2

Netral (N) 3

Setuju (S) 4

Sangat setuju (SS) 5

Sumber: Diolah oleh penulis

E. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang terdaftar

pada Direktori Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik 2013 menurut IAPI

yang berada di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat . Dapat diketahui bahwa

Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat

berjumlah 104 Kantor Akuntan Publik. Tetapi dalam penelitian ini yang bersedia

dijadikan objek penelitian berjumlah 8 KAP. Tabel 3.2

Tabel Skor Jawaban Responden

Sangat tidak setuju (STS) 1

ak setuju (TS) 2

(N) 3

u (S) 4

setuju (SS) 5

ber: Diolah oleh penulis

Populasi dan Sample Penelitian

(7)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan

kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah auditor yang mempunyai pengalaman

audit lebih dari satu tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah

48 orang yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Berikut adalah nama

KAP yang bersedia dijadikan objek penelitian :

Tabel 3.3

Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Auditor

NO Nama Kantor Akuntan Publik Wilayah

1 KAP. Darmawan, Hendang & Rekan Jakarta Selatan 2 KAP. Sukrisno, Sarwoko dan Sandjaja Jakarta Barat 3 KAP. Hananta Budianto & Rekan Jakarta Selatan 4 KAP. Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan Jakarta Barat 5 KAP. Drs. Wirawan & Rekan Jakarta Selatan 6 KAP. Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan Jakarta Selatan 7 KAP. Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan Jakarta Selatan 8 KAP. Gideon Adi & Rekan Jakarta Selatan 9 KAP. Idris & Sudiharto Jakarta Barat 10 KAP. Arman Dhani & Rekan Jakarta Selatan

Sumber: Data yang diolah

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua

cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, Tabel 3.3

Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Auditor

NO Nama Kantor Akuntan Publik Wilayah 1 KAP. Darmawan, Hendang & Rekan Jakarta Se 2 KAP. Sukrisno, Sarwoko dan Sandjaja Jakarta B 3 KAP. Hananta Budianto & Rekan Jakarta Se 4 KAP. Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan Jakarta B 5 KAP. Drs. Wirawan & Rekan Jakarta Se 6 KAP. Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan Jakarta Se 7 KAP. Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan Jakarta Selatan 8 KAP. Gideon Adi & Rekan Jakarta Se 9 KAP. Idris & Sudiharto Jakarta B 10 KAP. Arman Dhani & Rekan Jakarta Se

(8)

skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul

penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini

diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data

langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang

menjadi subyek penelitian adalah akuntan publik yang berkerja pada

KAP di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Peneliti memperoleh

data dengan mengirimkan kuesioner kepada KAP secara langsung

ataupun melalui perantara. Sumber data dalam penelitian ini adalah

skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian

kuesioner yang telah dibagikan kepada akuntan publik yang bekerja

pada KAP di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.

G. Metode Analisa

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk menarik kesimpulan yang

berlaku secara generalisasi.Dalam statistik deskriptif, hasil jawaban

responden akan dideskripsikan menurut masing-masing variabel penelitian

(Sugiyono, 2010:147).

KAP di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada KAP secara langsung ataupun melalui perantara. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada akuntan publik yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.

Metode Analisa

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpul

(9)

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Pearson

Correlation. Pengujian validitas dapat diperoleh pada setiap item pertanyaan dengan skor total dari masing-masing pertanyaan, apabila

Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan di bawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid dan begitu juga

sebaliknya, jika Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai

signifikan di atas level 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid

(Ghozali, 2009:49).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan cara One shot

atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau

mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan

fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Correlation. Pengujian validitas dapat diperoleh pada setiap item

pertanyaan dengan skor total dari masing-masing pertanyaan, apabila

Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan di bawah

level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid dan begitu juga sebaliknya, jika Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan di atas level 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid (Ghozali, 2009:49).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

(10)

Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1960 dalam

Ghozali, 2009:45).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas.

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

bebasnya.Multikolinearitas umumnya dapat dilihat dari nilai tolerance

dan lawannya dengan Variance Inflation Factor (VIF).Nilai tolerance

yang rendah sama dengan VIFtinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai

cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilaiTolerance> 0,10 atau sama dengan nilai

VIF < 10 (Ghozali, 2009:95)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisisnya adalah jika

ada titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), makamengindikasikan

telah terjadi heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas, Bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya.Multikolinearitas umumnya dapat dilihat dari nilai

dan lawannya dengan Variance Inflation Factor (VIF).Nilai

yang rendah sama dengan VIFtinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai

cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilaiTolerance> 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009:95)

b. Uji Heteroskedastisitas

(11)

maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009:125). Untuk

mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui

dengan melakukan uji glejser yang dilakukan dengan meregresikan

semua independen dari model regresi dengan nilai mutlak residulanya.

Jika variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen

maka ada indikasi terdapat problem heterokedatisitas. Ada 2 cara

untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heterokedasitisitas yaitu

dengan melihat grafik plot antara lain prediksi variable dependen yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID.

c. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dengan

menggunakan Normal P-P Plot, jika data yang digunakan menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,

2009:147)

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heterokedasitisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara lain prediksi variable dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

c. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan Normal P-P Plot, jika data yang digunakan menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:147)

(12)

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati angka satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:87).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat.Uji statistik F digunakan untuk mengetahui

pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model

regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji

pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari

0,05 maka model regresi tidak dapat untuk memprediksi variabel

dependen atau dengan kata lain variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika

nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain

variabel independen secara bersama sama berpengaruh terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2009:88).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat

(13)

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji

pada tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05

maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen (koefisien regresi tidak signifikan) dan jika nilai probability t

lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen

terhadap variabel dependen (koefisien signifikan) (Ghozali, 2009:88).

5. Uji Analisis Regresi Berganda

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi

berganda.Analisis regresi berganda adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen untuk mengestimasi dan memprediksi rata–rata populasi

atau nilai rata–rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen

yang diketahui.

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dari

penelitian metode regresi berganda antara variabel dependen dalam hal ini

adalah kualitas audit dan variable independen yaitu pengalam kerja,

independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi. Hubungan antar

variabel:

pada tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan) dan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien signifikan) (Ghozali, 2009:88).

5. Uji Analisis Regresi Berganda

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda.Analisis regresi berganda adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen untuk mengestimasi dan memprediksi rata–rata populasi atau nilai rata–rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

(14)

Dimana:

Y : Kualitas Audit

a : Nilai intersep (konstanta)

b : Koefisien arah regresi

X1 : Pengalaman Kerja Auditor

X2 : Independensi Auditor

X4 : Integritas Auditor

X5 : Kompetensi Auditor

e :error

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ e

X1 : Pengalaman Kerja Auditor X2 : Independensi Auditor X4 : Integritas Auditor X5 : Kompetensi Auditor e :error

Referensi

Dokumen terkait

Instsiawati Ayus mengemukakan bahwa amanat Konstitusi untuk menegakkan NKRI serta menjawab persoalan hubungan pusat dan daerah tercermin dalam kewenangan DPD RI

SERTIFIKAT ANALISA KALIUM

Determinan suatu matriks merupakan jumlah perkalian elemen-elemen dari sebuah baris (kolom) dengan kofaktor-kofaktor yang bersesuaian.. Invers Matriks.. Untuk menjelaskan

(b) terjadinya klaim pemerintah terhadap kawasan yang ditata batas berdasarkan Berita Acara Tata Batas (BATB), tertanggal 13 Juni 1997, (c) terjadinya persepsi yang berbeda-beda

Keunggulan pembiayaan dari produk murabahah adalah bawa nasabah dapat membeli sesuatu barang sesuai dengan keinginan dan kemampuan ekonominya, disamping itu pembiayaan

Nilai Koefisisen Determinasi (Kd) sebesar 71,3% dapat diartikan bahwa peran sistem pengendalian internal pemberian kredit terhadap Non Performing Loan sebesar 71,3%,

Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan perubahan laju metabolisme, dehidrasi, pemajanan suhu lingkungan yang ekstrem, usia ekstrem, berat badan

[r]