• Tidak ada hasil yang ditemukan

Published by TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN DAN PERILAKU OKUPASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Published by TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN DAN PERILAKU OKUPASIONAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Published

 

by

 

http://psikologi.or.id

 

TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN

DAN PERILAKU OKUPASIONAL

A. Sekilas tentang Bimbingan karir

1. Definisi

Definisi dari The National Guidance Association, diadopsi dari Super (1951), adalah “proses membantu seseorang mengembangkan menerima gambaran diri yang terintegrasi dan adekuat dan peranannya dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dalam realitas, dengan kepuasan bagi dirinya dan keuntungan bagi masyarakat” (Sears, 1982).

Definisi ini menjelaskan bahwa pandangan tentang bimbingan karir akhir-akhir ini berorientasi konsep diri dan terutama terfokus pada pengenalan diri dan penerimaan diri, dan ini dapat dikaitkan dengan alternatif-alternatif okupasional dan pendidikan yang tersedia bagi individu yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan perspektif

perkembangan yang menerima pandangan tahap perkembangan kehidupan (life span

developmental view) bimbingan karir.

2. Pentingnya bimbingan dan konseling karir

Awalnya bimbingan dan konseling karir difokuskan pada remaja dan dilaksanakan di sekolah. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa banyak masalah-masalah tentang okupasional yang dialami orang setelah mereka lulus dari sekolah lanjutan, dan sebagian besar orang-orang tersebut bukanlah pelanggan konseling karir. Sampai ada seorang ahli Sidney P. Marland yang mengatakan bahwa reformasi lengkap terhadap sekolah lanjutan yang dipandang sebagai unsur utama dalam mempersiapkan kehidupan secara menyeluruh, tidak dapat dicapai sebelum pendidikan umum menyetujui dimasukkannya perkembangan karir dewasa ini dalam suatu lingkungan pendidikan menengah yang komprehensif.

Namun akhir-akhir ini lebih meluas pada spektrum total dari populasi, termasuk murid-murid sekolah dasar, pensiunan, wanita, kelompok minoritas, dan orang cacat. Pekerjaan yang sesuai dapat sangat positif bagi keseluruhan pengalaman individu. Maka pilihan dan perencanaan yang lebih baik akan membantu orang-orang menemukan jenis pekerjaan yang memungkinkannya memainkan peranan-peranan yang lebih disukai dalam hidupnya.

Sulitnya dilakukan prediksi bukan hanya karena kecenderungan-kecenderungan pekerjaan yang bervariasi, tapi juga karena banyaknya okupasi baru yang timbul dan banyak pula okupasi yang hilang. Meningkatnya kompleksitas dunia kerja dan berlipat gandanya pilihan-pilihan membuat Toffler (1970 : 264) menggambarkan bahwa masalah yang terjadi adalah terlalu banyaknya pilihan.

(2)

 

by

 

http://psikologi.or.id

 

B. Rangkuman teori Pilihan Vokasional by Ann Roe

Ann Roe adalah seorang guru besar di University of Arizona. Salah satu teori yang dihasilkan oleh Ann Roe adalah tentang pilihan jabatan yang akan coba kita bahas berikut ini.

Menurut Osipow, teori Osipow memiliki tiga komponen penting, yaitu :

1. Penggunaan konsep kanalisasi energi psikis dan bahwa pengalaman – pengalaman

pada masa anak- anak awal mungkin berhubungan dengan pilihan vokasional. 2. Teori hirarki kebutuhan Maslow.

3. Pengaruh genetik terhadap keputusan- keputusan vokasional. Secara umum teori Roe sendiri memiliki dua taraf, yaitu:

1. Latar belakang genetik setiap individu mendasari kemampuan dan minat- minat

yang pada gilirannya berhubungan dengan pilihan vokasional. tiap individu dalam menggunakan enegi psikisnya tidak sepenuhnya berada dalam kontrolnya yang pada akhirnya secara genetik berpengaruh dalam perkembangan kemampuan- kemampuan individu. Jika dihubungkan dengan energi psikis dalam waktu yang sama berkembang pula keunggulan – keunggulan kebutuhan. faktor – faktor genetik dan hirarki- hirarki kebutuhan secara bersama- sama mempengaruhi pilihan vokasional.

2. Perkembangan pola- pola dan kekuatan- kekuatan kebutuhan pokok yang

dipengaruhi oleh pengalaman masa kanak- kanak. Berkaitan dengan ini muncul 3 proporsi khusus :

a. Kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan secara rutin tidak menjadi

motivator yang tidak disadari.

b. Kebutuhan-kebutuhan untuk jenjang yang lebih tinggi (ex: kebutuhan

aktualisasi diri) akan tidak muncul sama sekali jika jarang terpuaskan. Sebaliknya kebutuhan yang berada pada jenjang yang lebih rendah justru akan menjaadi motivator dominan jika jarang terpuaskan.

c. Kebutuhan- kebutuhan yang terpuaskan setelah tertunda agak lama akan

menjadi motivator yang tidak disadari pada situasi tertentu.

Roe adalah teoritikus yang memberi perhatian pada praktek mengasuh anak, cara orang tua berinteraksi dengan anak, struktur kebutuhan yang dihasilkan, dan orientasi yang mendekat dan menjauh dari orang- orang. Kesemuanya ini kemudian membuat Roe membagi berbagai jenis pekerjaan menjadi 8 bidang pekerjaan yang mana setiap bidang memiliki 6 taraf atau tingkat bagi pelaksananya, yaitu:

Tk Jasa (I)

Kontak Usaha

Organisasi Teknologi Alam Ilmu Kultur Seni

dan hiburan Professional

(3)

Published

 

by

 

http://psikologi.or.id

 

Manajerial I Professional dan managerialII Semi professional Skilled Semi skilled Tidak terampil

Ann Roe berpendapat bahwa iklim rumah tangga memiliki pengaruh signifikan terhadap pilihan karir. Pada tahun 1957 Roe mengembangkan teorinya dengan proporsi- proporsi sebagai berikut :

1. Perangkat- perangkat bawaan genetik membatasi perkembangan potensial semua

sifat. Tetapi kekhususan kontrol genetik serta tingkat dan sifat limitasi tersebut berbeda bagi berbagai ciri.

2. Taraf- taraf dan jalur perkembangan sifat yang dibawa sejak lahir tidak hanya dipengaruhi pengalaman unik individu tetapi juga oleh semua aspek latar belakang kultural dan kondisi sosioekonomik keluarga.

3. Pola perkembangan variabel-variabel kepribadian terutama ditentukan oleh pengalaman individu terhadap jurusan- jurusan khusus yang menjadi saluran perhatian individu. Jurusan khusus ini pada instansi yang pertama ditentukan oleh pemolaan kepuasan dan frustasi sejak awal. Sedangakan cara- cara dan taraf-taraf pemuasan kebutuhan menentukan kebutuhan mana yang akan jadi motivator terkuat, dengan kemungkinan :

kebutuhan yang rutin terpuaskan = tidak akan jadi motivator yang tidak disadari kebutuhan dengan jenjang lebih tinggi, jarang terpuaskan = hilang, tidak menjadi motivator, sedangkan jika berada pada taraf yang lebih rendah dan jarang

terpuaskan = jadi motivator dominan yang bersifat membatasi munculnya kebutuhan yang lebih tinggi.

kebutuhan yang pemuasannya tertunda = jadi motivator yang tidak disadari. 4. Pola- pola energi psikis, dipandang dari segi keterarahan perhatian , merupakan

determinan pokok dari minat- minat.

5. Intensitas kebuthan ini dan pemuasannya dan organisasinya merupakan determinan pokok dari taraf motivasi yang mencapai ekspresinya dan pemuasannya.

Roe mengkonsentrasikan penelitiannya pada proposisi 3a, dengan teori bahwa berbagai kualitas interaksi awal orang tua-anak akan menghasilkan perkembangan berbagai minat-minat dan melalui itu, berbagai pilihan okupasional (Roe, 1972:71-73). Kualitas-kualitas interaksi (Tolbert, 1980:61; Roe&Siegelman, 1964: 7-8) yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

(4)

 

by

 

http://psikologi.or.id

 

Dingin Menjauhi anak

a. Menolak : dingin, bermusuhan; menunjukkan kekurangan-kekurangan dan

mengabaikan preferensi-preferensi dan opini-opini anak.

b. Mengabaikan: memberikan perawatan fisik minimum tidak memberikan afeksi,

dingin tetapi tidak menghina.

Hangat atau Dingin

Konsentrasi Emosinal pada Anak

a. Memberikan perlindungan berlebih-lebihan (cenderung hangat); terlalu baik,

penuh kasih sayang, membolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang menyakitkan.

b. Terlalu menuntut (cenderung dingin): menentukan standar-standar tinggi,

mendesak untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang ekstrim cenderung menolak.

Hangat

Penerimaan terhadap Anak

a. Begitu saja (casual): sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak kacau, tidak ambil pusing tentang anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya.

b. Penuh kasih (loving): memberikan perhatian hangat dan penuh kasih sayang,

membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran dan bukan hukuman, mendorong independensi.

Hipotesis-hipotesis yang berhubungan adalah:

1. Rumah tangga yang bersifat mengasihi, yang bersifat melindungi, dan bersifat

menuntut akan membawa kepada orientasi orang (person orientation) pada anak dan kemudian orientasi orang dalam okupasi-okupasi.

2. Rumah tangga yang bersifat menolak, mengabaikan, dan sambil lalu(casual) akan

membawa kepada orientasi bukan orang (non-orientation) dalam okupasi-okupasi.

3. Jika kondisi-kondisi yang melindungi dan menuntut berlebihan dirasakan oleh

anak bersifat membatasi, mungkin ia, dalam pembelaan diri, menjadi orientasi bukan orang.

4. Beberapa individu dari rumah tangga yang bersifat menolak mungkinmenjadi

berorientasi orang dalam mencari kepuasan.

5. Rumah tangga yang bersifat mengasihi dan sambil lalu mungkin menyediakan

suatu tingkat hubungan yang cukup sehingga faktor-faktor lain seperti kemampuan-kemampuan akan menentukan tujuan-tujuan interpersonal lebih dari kebutuhan-kebutuhan pribadi (Roe&Siegelman, 1964: 7-8; Tolbert, 1980:61).

(5)

Published

 

by

 

http://psikologi.or.id

 

Dalam hubungan dengan dampak pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awal terhadap pilihan okupasional, Roe dan Lunneborg (1984:50; NOICC, 1986: 210 menggambarkan variable-variabel yang masuk dalam perilaku vokasional, kepentingan relatifnya, bagaimana interaksinya, dan bagaimana interaksi-interaksi itu bisa berubah karena waktu dalam suatu formula aljabar. Formula itu memiliki empat kelompok faktor, masing-masing ditunjukkan dengan suatu huruf dalam kasus yang lebih tinggi dan yang lebih rendah.

Huruf-huruf kasus rendah menggambarkan koefisien-koefisien yang menunjukkan bobot yang diberikan kepada faktor itu: bisa bervariasi karena waktu dan keadaan-keadaan.

Formula itu adalah:

S[ (eE+bB+cC) + (fF, mM) + (lL+aA) + (pPxgGxtTxiI) ] Dimana:

S = jenis kelamin

E= keadaan ekonomi pada umumnya B = Latat belakang keluarga

L = belajar dan pendidikan

A = keterampilan-keterampilan khusus yang diperoleh P = fisik

C = kebetulan

F = teman-teman, kelompok sebaya M = situasi perkawinan

G = kognitif(g)

T = temperamen dan kepribadian I = minat-minat dan nilai-nilai

Beberapa implikasi yang timbul dari perspektif ini sebagai berikut:

• Atmosfir rumah tangga dan sikap-sikap orang tua merupakan hal penting. Maka

bekerjalah dengan orang-orang tua untuk membantunya memahami peranannya dalam perkembangan karir anak-anaknya.

• Pilihan-pilhan karir tampak sebagai bagian dari produk sosialisasi, bantulah

individu- individu memahami sosialisasi memainkan peranan dimana mereka tumbuh dan berkembang, mereka perlu belajar bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri.

• Atmosfir rumah tangga dan sikap-sikap orang tua memainkan peranan dalam

menanamkan stereotip jenis kelamin. Maka bantulah orang tua dan orang-orang muda memahami nilai-nilainya dan dampak peranan stereotip jenis kelamin terhadap pilihan-pilihan okupasional di masa depan.

(6)

 

by

 

http://psikologi.or.id

 

TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN DAN

PERILAKU OKUPASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Karir yang dibimbing oleh Bapak Muhamad Bisri

Oleh :

Jayaning Sila Astuti (306112400110)

Nur Hidayati (306112400113)

Rosyidamayani (306112400140)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

OKTOBER 2009

Referensi

Dokumen terkait