Megenal Sifat Material
I
1 Sudaryatno Sudirham 2I S I
•
Pendahuluan: Perkembangan Konsep Atom
•
Elektron Sebagai Partikel dan Sebagai Gelombang
•
Persamaan Gelombang Schrödinger
•
Aplikasi Persamaan Schrödinger pada Atom
•
Konfigurasi Elektron Dalam Atom
Pendahuluan
Perkembangan pengetahuan tentang material dilandasi
oleh konsep atom yang tumbuh semakin rumit
dibandingkan dengan konsep awalnya yang sangat
sederhana.
Dalam tayangan ini kita hanya akan melihat selintas
mengenai perkembangan ini. Uraian agak rinci dapat
dilihat dalam buku yang dapat diunduh dari situs ini juga.
∼
±
460 SM
Democritus
1897 Thomson
Akhir abad 19 : Persoalan radiasi benda hitam
1880
Kirchhoff
1901 Max Planck
E
osc=
h
××××
f
h = 6,626
××××
10
−−−−
34 joule-sec
1905
Albert Einstein
efek photolistrik
0 φ1 φ2 φ3E
maksf
metal 1 metal 2 metal 3Dijelaskan:
gelombang
cahaya seperti
partikel; disebut
photon
1803 Dalton
: berat atom
: atom bukan partikel terkecil
→
→
→
→
elektron
1906-1908
Rutherford
: Inti atom (+) dikelilingi oleh elektron (-)
51913
Niels Bohr
LYMAN BALMER PASCHEN ti n gk at e n er gi1
2
3
4
5
1923 Compton : photon dari sinar-X mengalami perubahan momentum saat
berbenturan dengan elektron valensi.
1924 Louis de Broglie : partikel sub-atom dapat dipandang sebagai gelombang
1926 Erwin Schrödinger : mekanika kuantum
1927 Davisson dan Germer : berkas elektron didefraksi oleh sebuah kristal
1927 Heisenberg : uncertainty Principle
∆px∆x≥h ∆E∆t≥h1930 Born :
intensitas gelombang
I=Ψ*Ψ6
Model atom Bohr berbasis pada model yang diberikan oleh Rutherford:
Partikel bermuatan positif terkonsentrasi di inti atom, dan elektron berada di
sekeliling inti atom.
Perbedaan penting antara kedua model atom:
Model atom Rutherford: elektron berada di sekeliling inti atom dengan cara
yang tidak menentu
Model atom Bohr: elektron-elektron berada pada lingkaran-lingkaran orbit yang
diskrit; energi elektron adalah diskrit.
Model atom Bohr dikemukakan dengan menggunakan pendekatan
mekanika klasik
.
7
Model Atom Bohr
1
,
60
10
C
19 −
×
−
=
e
2 2r
Ze
F
c=
Ze
r
Fc
r
mv
F
c 2=
r
Ze
mv
2 2=
r
Ze
mv
E
k2
2
2 2=
=
k pE
r
Ze
E
2
2−
=
−
=
k k p totalE
r
Ze
E
E
E
=
+
=
−
=
−
2
2Gagasan Bohr :
orbit elektron adalah diskrit; ada hubungan linier
antara energi dan frekuensi seperti halnya apa
yang dikemukakan oleh Planck dan Einstein
nhf
E
=
∆
2)
2
(
r
m
h
n
f
π
=
∆
8Dalam model atom Bohr :
energi
dan
momentum sudut
elektron dalam orbit
terkuantisasi
Setiap orbit ditandai dengan dua macam bilangan kuantum:
bilangan kuantum prinsipal, n
bilangan kuantum sekunder, l
9
Jari
Jari
Jari
Jari----Jari Atom Bohr
Jari Atom Bohr
Jari Atom Bohr
Jari Atom Bohr
2 2 2 2
4
mZe
h
n
r
π
=
Z
n
k
r
2 1=
k
1=
0
,
528
×
10
−8cm
Untuk atom hidrogen pada ground state, di mana n = 1 dan Z = 1,
maka r = 0,528 Å
10
Tingkat-Tingkat Energi Atom Hidrogen
eV
6
,
13
2
2 2 2 4 2 2n
h
n
e
mZ
E
n=
−
π
=
−
-16 0 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5n :
−13,6 −3,4 −1,51 e n e rg i to ta l [ eV ]ground state
≈10,2 eV ≈1,89 eVbilangan kuantum prinsipal
2 6 , 13 n En=−
Spektrum Atom Hidrogen
Deret
n
1n
2Radiasi
Lyman
1
2,3,4,…
UV
Balmer
2
3,4,5,…
tampak
Paschen
3
4,5,6,…
IR
Brackett
4
5,6,7,…
IR
Pfund
5
6,7,8,…
IR
1
2
3
4
5
deret Lyman
deret Balmer
deret Paschen
T
in
g
k
a
t
E
n
e
rg
i
Gelombang
13Gelombang Tunggal
)
cos(
ω
−
θ
=
A
t
u
=
j(ωt−θ)Ae
u
) ( t kx jAe
u
=
ω−k
=
2
π
/
λ
bilangan gelombang
Kecepatan rambat gelombang dicari dengan melihat perubahan posisi amplitudo
0
=
−
ω
t
kx
k
t
x
=
ω
=
=
ω
=
f
λ
k
dt
dx
v
fKecepatan ini disebut
kecepatan fasa
14
Paket gelombang adalah gelombang komposit yang merupakan jumlah dari n gelombang
sinus
Paket Gelombang
∑
ω− = n x k t j ne n n A u ( ) ) ( 0 ] ) ( ) [( 0 ) ( 0 ] ) ( ) [( 0 ) ( 0 0 0 0 0 0 j tkx n x k t j n x k t j n x k k t j n n x k t j n e A e A A e A e A A e A u n n n n n n − ω ∆ − ω ∆ − ω − − ω − ω − ω = = =∑
∑
∑
dengan k
0,
ω
0, A
0, berturut-turut adalah nilai tengah dari bilangan
gelombang, frekuensi dan amplitudo
Bilangan gelombang:
k
+∆ ≤ ≤ −∆ 2 2 0 0 k k k k kPerbedaan nilai k antara gelombang-gelombang yang membentuk paket gelombang
tersebut sangat kecil
→
dianggap kontinyu demikian juga selang
∆
k sempit sehingga
An
/ A
0 ≈ 1. Dengan demikian maka) ( 0 ) ( 0 ] ) ( ) [( j 0tk0x (,) j 0tk0x n x k t j e A t x S e A e u ∆ωn−∆n ω− = ω− =
∑
Pada suatu t tertentu, misalnya pada t = 0 persamaan bentuk amplitudo gelombang menjadi
0 ) ( 0 ) 0 , ( ) 0 , (x Sx A e A A n x k j n = =
∑
− ∆Karena perubahan nilai k dianggap kontinyu maka
x k x k d e e x S k k x k j n x k j n 2sin( /2) ) 0 , ( 2 / 2 / ) ( ) ( = ∆ = ∆ =
∑
∫
∆ + ∆ − ∆ − ∆ −variasi
∆
k sempit
15Persamaan gelombang komposit untuk t = 0 menjadi
x jk t x Ae k x u 0 0 0 /2) sin( 2 − = ∆ =
Persamaan ini menunjukkan bahwa amplitudo gelombang komposit ini
terselubung oleh fungsi
x k x x S()=2sin(∆/2) -1 0 1 -0 .934 -0 .30 6 0 .322 selubung ∆x x k x /2) sin( 2 ∆ ) cos( /2) sin( 2 x A0 k0x k x∆
lebar paket gelombang
k x ∆ π × = ∆ 2
∆
x
∆
k
=
2
π
Persamaan gelombang
16Kecepatan Gelombang
) ( 0 ) ( 0 ] ) ( ) [( j 0tk0x (,) j 0tk0x n x k t j e A t x S e A e u ∆ωn−∆n ω− = ω− =∑
kecepatan fasa:
v
f=
ω
0/ k
0kecepatan group: Amplitudo gelombang akan mempunyai bentuk yang
sama bila S(x,t) = konstan. Hal ini terjadi jika (
∆ω
)t = (
∆
k)x untuk setiap n
k k t x vg ∂ ω ∂ = ∆ ω ∆ = ∂ ∂ =
Kecepatan group ini merupakan kecepatan rambat paket gelombang
17
Panjang gelombang de Broglie, Momentum, Kecepatan
Panjang gelombang
p h = λ g mv h = λ ω = π ω = = h 2 h hf EphEinstein
: energi photon
ω 2 2 h = = g k mv E = = λπ=λ h k mvg 2 h h k mv p= g=h λ = λ π = = = m h m m k v ve g 2 h h
Momentum
Kecepatan
de Broglie: energi elektron
konstanta Planck momentum
Elektron Sebagai Partikel dan Elektron Sebagai Gelombang
Elektron dapat dipandang sebagai gelombang tidaklah berarti bahwa elektron adalah gelombang; akan tetapi kita dapat mempelajari gerakan elektron dengan menggunakan
persamaan diferensial yang sama bentuknya dengan persamaan diferensial untuk gelombang.
Elektron sebagai partikel: massa tertentu, m. Elektron sebagai partikel: Etotal= Ep+ Ek= Ep+ mve2/2.
Elektron sebagai partikel:
p = mve2
Dalam memandang elektron sebagai gelombang, kita tidak dapat menentukan momentum dan posisi elektron secara simultan dengan masing-masing mempunyai tingkat ketelitian yang kita inginkan secara bebas. Kita dibatasi oleh
prinsip ketidakpastian Heisenberg: ∆p∆x≥h. Demikian pula halnya dengan
energi dan waktu: ∆E∆t≥h .
Elektron sebagai gelombang
massa nol, tetapi λ= h/mve.
Elektron sebagai gelombang: Etotal= hf = ħω.
Elektron sebagai gelombang:
p = ħk = h/λ.
18
Persamaan Schrödinger
H = Hamiltonian
Sebagai partikel elektron memiliki energi
energi kinetik + energi potensial
) ( 2 ) ( 2 2 2 x V m p x V mv E= + = + ) ( 2 ) , ( 2 x V m p x p H E≡ = +
Turunan H(p,x) terhadap p memberikan turunan x terhadap t.
Turunan H(p,x) terhadap x memberikan turunan p terhadap t.
dt dx ve= = dt dp dt dv m x F = = = () m p p x p H = ∂ ∂ ( ,) x x V x x p H ∂ ∂ − = ∂ ∂ − ( ,) ()
E merupakan
fungsi p dan x
Gelombang :
( ) 0 ] ) ( ) [( j 0tk0x n x k t j e A e u ∆ωn−∆n ω− =∑
) ω ( 0 ] ) ( ) ω [( 0 0 ω 0 0 ω ω j tkx n x k t j n e A e j t u ∆n −∆n − = ∂ ∂∑
1 / , sempit selang Dalam ∆k ωn ω0≈ jEu u j u t = ω = ∂ ∂ ) (h 0 h u t j Eu ∂ ∂ − = h t j E ∂ ∂ − ≡ hOperator momentum
) ( 0 ] ) ( ) [( 0 0 0 0tkx j n x k t j n e Ae k k jk x u ∆ωn−∆n ω− − = ∂ ∂∑
1 / , sempit selang Dalam ∆k kn k0≈ jpu u k j u x =− =− ∂ ∂ ) (h0 h u x j pu ∂ ∂ = h x j p ∂ ∂ ≡ hOperator energi
u merupakan fungsi t dan x Turunan u terhadap t: Turunan u terhadap x:21 ) ( 2 ) , ( 2 x V m p x p H E≡ = + t j E ∂ ∂ − ≡ h x j p ∂ ∂ ≡ h
Hamiltonian:
x x= t j x V x m ∂ Ψ ∂ = Ψ − ∂ Ψ ∂ h h ) ( 2 2 2 2 t j z y x V m ∂ Ψ ∂ = Ψ − Ψ ∇ h h ) , , ( 2 2 2Ψ
=
Ψ
E
x
p
H
(
,
)
Jika H(p,x) dan E dioperasikan pada fungsi gelombang
Ψ
maka diperoleh
Operator:
t j x V x m ∂ Ψ ∂ − = Ψ + ∂ Ψ ∂ −h () h 2 2 2 2Inilah persamaan Schrödinger
tiga dimensi
satu dimensi
22
Persamaan Schrödinger Bebas Waktu
)
(
)
(
)
,
(
x
t
=
ψ
x
T
t
Ψ
(
())
() 0 ) ( 2 2 2 2 = ψ − + ∂ ψ ∂ x x V E x x m hAplikasi persamaan Schrödinger dalam banyak hal hanya berkaitan dengan
energi potensial, yaitu besaran yang
hanya merupakan fungsi posisi
E
t
t
T
t
T
j
x
x
V
x
x
m
x
tetapan
sembarang
)
(
)
(
1
)
(
)
(
)
(
2
)
(
1
2 2 2=
∂
∂
=
ψ
−
∂
ψ
∂
ψ
h
h
(
(, ,))
0 2 2 2 = Ψ − + Ψ ∇ E Vxyz m h Ψ − = Ψ − ∂ Ψ ∂ E x V x m () 2 2 2 2 hSatu dimensi
Tiga dimensi
Oleh karena itu jika persamaan tersebut diupayakan tidak merupakan fungsi
yang bebas waktu agar penanganannya menjadi lebih sederhana
Jika kita nyatakan:
maka dapat diperoleh
sehingga
23Fungsi Gelombang
dz dy dx *Ψ Ψ 2 2 0 * sin( /2) ∆ = Ψ Ψ x k x APersamaan Schrödinger adalah persamaan diferensial parsial dengan
ψ
adalah
fungsi gelombang dengan pengertian bahwa
adalah probabilitas keberadaan elektron pada waktu tertentu dalam volume dx
dy dz di sekitar titik (x, y, z)
Jadi persamaan Schrödinger tidak menentukan posisi elektron melainkan
memberikan probabilitas bahwa ia akan ditemukan di sekitar posisi tertentu. Kita
juga tidak dapat mengatakan secara pasti bagaimana elektron bergerak sebagai
fungsi waktu karena posisi dan momentum elektron dibatasi oleh prinsip
ketidakpastian Heisenberg
Contoh kasus satu dimensi
pada suatu t = 0
Elektron sebagai suatu yang nyata harus ada di suatu tempat. Oleh karena itu fungsi gelombang (untuk satu dimensi) harus memenuhi:
Persyaratan Fungsi Gelombang
1
*Ψ =
Ψ
∫
−∞∞ dxFungsi gelombang , harus kontinyu sebab jika terjadi ketidak-kontinyuan hal itu dapat ditafsirkan sebagai rusaknya elektron, suatu hal yang tidak dapat diterima. Turunan fungsi gelombang terhadap posisi,juga harus kontinyu, karena turunan fungsi gelombang terhadap posisi terkait dengan momentum elektron Oleh karena itu persyaratan ini dapat diartikan sebagai persayaratan kekontinyuan momentum.
Fungsi gelombang harus bernilai tunggal dan terbatas sebab jika tidak akan berarti ada lebih dari satu kemungkinan keberadaan elektron.
Fungsi gelombang tidak boleh sama dengan nol di semua posisi sebab kemungkinan keberadaan elektron haruslah nyata, betapapun kecilnya.
25
Elektron Bebas
0 ) ( ) ( 2 2 2 2 = ψ + ∂ ψ ∂ x E x x m h sx Ae x= ψ() 0 ) ( 2 2 2 2 2 2 = ψ + = + s E x m EAe e As m sx sx h hharus berlaku untuk semua x 0 = ) (x V 0 2 2 2 = +E s m h 2 2 2 dengan , 2 h h mE j mE j s=± =± α α= x j x j Ae Ae x= α + − α ψ() 2 2 h mE k= α= m k E 2 2 2 h = m p E 2 2 =
solusi
Energi elektron bebas g mv h = λ k mv p= g=h Persamaan gelombang elektron bebas x j Ae α x j Ae− α Re Im
Elektron bebas adalah elektron yang tidak mendapat pengaruh
medan listrik sehingga energi potensialnya nol, V(x) = 0
26
Aplikasi Persamaan Schrödinger
Elektron di Sumur Potensial yang Dalam
0 L I II III ψ1 ψ2 ψ3 V=0 V=∞ V=∞ x
Daerah I dan daerah III adalah daerah-daerah dengan V = ∞, daerah II, 0 < x < L, V = 0 L sin L sin 4 ) ( ) ( 2 2 2 2 2 * 2 π = π = ψ ψ x x B n x K n 2 2 h mE = α =
Probabilitas ditemukannya elektron
kx jB sin 2 2 = L n k= π
Energi elektron
2 2 2 2 2 2 L 2 2 L π = π = n m m n E h h x n jB j e e jB x x jk x jk L sin 2 2 2 ) ( 2 2 2 2 2 π = − + = ψ − x j x j Be e B x= α + − α ψ2() 2 2Fungsi gelombang
Elektron yang berada di daerah II terjebak dalam “sumur potensial” Sumur potensial ini dalam karena di daerah I dan II V = ∞ 2 2 8mL h E= 2 2 8 4 mL h E= 2 2 8 9 mL h E= 0 4 0 3.16 ψ*ψ ψ 0 L b).n = 2 0 4 0 3.16 0 x L ψ ψ*ψ a). n = 1 0 4 0 3.16 ψ*ψ ψ 0 L c). n = 3 2 2 2 2 2 2 L 2 L 2 = = π nπ m m n E h h
Energi elektron
Probabilitas ditemukan elektron x n B L sin 4 22 2 *ψ= π ψ x n jB L sin 2 2 π = ψ Fungsi gelombangFungsi gelombang, probabilitas ditemukannya elektron, dan energi elektron, tergantung dari lebar sumur, L
Pengaruh lebar sumur pada tingkat-tingkat energi
2 2 2 2 2 2 L 2 L 2 = = π nπ m m n E h h 0 L n = 3 n = 2 n = 1 V 0 L’ V’Makin lebar sumur potensial, makin kecil perbedaan antara tingkat-tingkat energi
29
Elektron di Sumur Potensial yang Dangkal
Probabilitas keberadaan elektron tergantung dari kedalaman sumur
0 L a d) ψ*ψ 0 L c) ψ*ψ E 0 L b) ψ*ψ E 0 L a) ψ*ψ V E
Makin dangkal sumur, kemungkinan keberadaan elektron di luar sumur makin besar
Jika diding sumur tipis, elektron bisa “menembus”
dinding potensial x z y Lx Ly Lz
Sumur tiga dimensi
0 2 2 2 2 2 2 2 2 = ψ + ∂ ψ ∂ + ∂ ψ ∂ + ∂ ψ ∂ E z y x m h ) ( ) ( ) ( ) , , (xyz =X xYyZz ψ 0 ) ( ) ( 1 ) ( ) ( 1 ) ( ) ( 1 2 2 2 2 2 2 2 2 = + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ E z z Z z Z y y Y y Y x x X x X m h E m z z Z z Z y y Y y Y x x X x X 2 2 2 2 2 2 2 () 2 ) ( 1 ) ( ) ( 1 ) ( ) ( 1 h − = ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ x E m x x X x X 2 2 2 2 ) ( ) ( 1 h − = ∂ ∂ y E m y y Y y Y 2 2 2 2 ) ( ) ( 1 h − = ∂ ∂ z E m z z Z z Z 2 2 2 2 ) ( ) ( 1 h − = ∂ ∂ 0 ) ( 2 ) ( 2 2 2 = + ∂ ∂ x X E m x x X x h
Arah sumbu-x
Persamaan ini adalah persamaan satu dimensi yang memberikan energi elektron:
2 2 L 2 π = n m E h 2 x 2 2 L 8m h n E x x= 2 y 2 2 L 8m h n Ey= y 2 z 2 2 L 8m h n E z z=
Untuk tiga dimensi diperoleh:
Tiga nilai energi sesuai arah sumbu 30
Konfigurasi Elektron
Dalam Atom
31
persamaan Schrödinger dalam
koordinat bola
r e r V 0 2 4 ) ( πε − = 0 4 sin 1 cot 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 = ψ πε + + ϕ ∂ ψ ∂ θ + θ ∂ Ψ ∂ θ + θ ∂ ψ ∂ + Ψ ∂ + ∂ ψ ∂ r e E r r r dr r r m h r θ ϕ x y z elektron inti atom
inti atom berimpit dengan titik awal koordinat
) ( ) ( ) ( R ) , , ( θϕ= ΘθΦϕ ψr r 0 sin 1 cot 1 2 4 R R 2 R R 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 = ϕ ∂ Φ ∂ θ Φ + θ ∂ Θ ∂ Θ θ + θ ∂ Θ ∂ Θ + πε + + ∂ + ∂ ∂ m r r e E dr r r r m h h
mengandung r
tidak mengandung r
salah satu kondisi yang akan memenuhi persamaan ini adalah jika keduanya = 0
Persamaan Schrödinger dalam Koordinat Bola
Jika kita nyatakan: kita peroleh persamaan yang berbentuk
Persamaan yang mengandung r saja
0 R 4 R 2 0 2 = πε + ∂ ∂ h me r R 0 2 R 2 2 2 = + ∂ ∂ h mE r 0 4 R R 2 R R 2 2 0 2 2 2 2 2 = πε + + ∂ + ∂ ∂ r r e E dr r r r m hfungsi gelombang R hanya
merupakan fungsi r→simetri bola
kalikan dengan 2 / R r R 0 4 R 2 R 2 0 2 2 2 2 = πε + + ∂ ∂ + ∂ ∂ r e E r r r m h
kalikan dengan dan kelompokkan suku-suku yang berkoefisien konstan
2 / 2mr h 0 R 2 R R 4 R 2 2 2 2 2 0 2 = + ∂ ∂ + πε + ∂ ∂ h h mE r r me r
Ini harus berlaku untuk semua nilai r Salah satu kemungkinan:
33 0 2 2 0 4 2 2 0 2 4 2 2 0 2 2 8 32 4 2 h E me me me m E = ε − = ε π − = πε − − = h h h
Inilah nilai E yang harus dipenuhi agar R1
merupakan solusi dari kedua persamaan Energi elektron pada status ini diperoleh dengan masukkan nilai-nilai e, m, dan h
J 10 18 , 2 18 0 − × − = E E0=−13,6 eV sr e A1 1 R = salah satu solusi:
2 0 2 4πεh − = me s 22 0 2+ = h mE s 0 R 4 R 2 0 2 = πε + ∂ ∂ h me r R 0 2 R 2 2 2 = + ∂ ∂ h mE r
Probabilitas keberadaan elektron dapat dicari dengan menghitung probabilitas keberadaan elektron dalam suatu “volume dinding” bola yang mempunyai jari-jari r
dan tebal dinding ∆r.
34 sr e r r Are P *22 1 2 1 2 1=4π ∆ R =
probabilitas maksimum ada di sekitar suatu
nilai r0sedangkan di luar r0probabilitas
ditemukannya elektron dengan cepat menurun keberadaan elektron terkonsentrasi di sekitar
jari-jari r0saja
Inilah struktur atom hidrogen yang memiliki hanya satu elektron di sekitar inti atomnya dan inilah yang disebut status dasar atau ground state
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Pe1
r [Å] r0
Pe
Adakah Solusi Yang Lain?
(
)
/0 2 2 2 R rr e r B A− − =solusi yang lain:
(
2)
/0 3 3 3 3 R =A−Br+Cr e−rrSolusi secara umum:
R ( ) r/r0n n=L r e− 2 2 8mL h E= 2 2 8 4 mL h E= 2 2 8 9 mL h E= 0 4 0 3.16 ψ*ψ ψ 0 L b).n = 2 0 4 0 3.16 0 x L ψ ψ*ψ a). n = 1 0 4 0 3.16 ψ*ψ ψ 0 L c). n = 3 Kita ingat:
Energi Elektron terkait jumlah titik simpul fungsi gelombang
- 0 , 2 0 0 , 2 0 , 4 0 , 6 0 , 8 1 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 R1 R3 R2 r[Å] R polinom bertitik simpul dua
probabilitas keberadaan elektron
2 2R
4
n enr
r
P
=
π
∆
- 0 ,2 0 0 , 2 0 , 4 0 , 6 0 , 8 1 1 , 2 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Pe1 Pe2 Pe3 r[Å] Pe Tingkat-Tingkat Energi Atom Hidrogen eV 6 , 13 2 2 2 2 4 2 2 n h n e mZ En =− π − = -16 0 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 n −13,6 −3,4 −1,51 e n e rg i to ta l [ e V ] ground state ≈10,2 eV ≈1,89 eV bilangan kuantum prinsipal6 , 13 2 n − 37
Momentum Sudut
Momentum sudut juga terkuantisasi
( )
2 21 h
+
=
l
l
L
bilangan bulat positif
....
3,
2,
,
1
,
0
=
l
l : menentukan
besar
momentum sudut, dan
m
l: menentukan
komponen
z
atau
arah
momentum sudut
Nilai l dan m
lyang mungkin :
l=0 ⇒ ml=0 1 , 0 1⇒ = ± = ml l 2 , 1 , 0 2⇒ = ± ± = ml ldst.
Momentum sudut ditentukan oleh dua macam bilangan bulat:
38
l disebut bilangan kuantum momentum sudut, atau bilangan kuantum azimuthal
m
ladalah bilangan kuantum magnetik
bilangan kuantum l
0
1
2
3
4
5
simbol
s
p
d
f
g
h
degenerasi
1
3
5
7
9
11
Ada tiga bilangan kuantum yang sudah kita kenal, yaitu:
(1) bilangan kuantum utama, n, yang menentukan tingkat energi;
(2) bilangan kuantum momentum sudut, atau bilangan kuantum azimuthal, l;
(3) bilangan kuantum magnetik, m
l.
Bilangan Kuantum
0 1 2 3 4 5 n : −13,6 −3,4 −1,51energi
total
[ eV ]
Bohr
bilangan kuantum utama
2s, 2p
1s
3s, 3p, 3d
lebih cermat
(4) Spin Elektron:
±
½ dikemukakan oleh Uhlenbeck
39
Konfigurasi Elektron Dalam Atom Netral
Kandungan elektron setiap tingkat energi
n
status momentum sudut
Jumlah
tiap
tingkat
Jumlah
s/d
tingkat
s
p
d
f
1
2
2
2
2
2
6
8
10
3
2
6
10
18
28
4
2
6
10
14
32
60
40Orbital
inti atom inti atom 1s 2s 41H: 1s
1;
He: 1s
2Li: 1s
22s
1;
Be: 1s
22s
2;
B: 1s
22s
22p
1;
Penulisan konfigurasi elektron unsur-unsur
C: 1s
22s
22p
2;
N: 1s
22s
22p
3;
O: 1s
22s
22p
4;
F: 1s
22s
22p
5;
Ne: 1s
22s
22p
6...dst
Diagram Tingkat Energi
e n e r g i
tingkat 4s sedikit lebih
rendah dari 3d
42
Pengisian Elektron Pada Orbital
↑↑↑↑
H: pengisian 1s;
↑↓ ↑↓↑↓ ↑↓He: pemenuhan 1s;
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↑↑↑Li: pengisian 2s;
↑↓ ↑↓↑↓ ↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓Be: pemenuhan 2s;
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↑↑↑B: pengisian 2p
xdengan 1 elektron;
↑↓ ↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↑↑↑ ↑↑↑↑
C: pengisian 2p
ydengan 1 elektron;
↑↓↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↑↑↑ ↑↑↑↑ ↑↑↑↑
N: pengisian 2p
zdengan 1 elektron;
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↑↑↑ ↑↑↑↑
O: pemenuhan 2p
x;
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↑↑↑F: pemenuhan 2p
y;
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓ ↑↓↑↓↑↓↑↓Ne: pemenuhan 2p
z.
Tingkat energi 4s lebih rendah dari 3d. Hal ini terlihat pada
perubahan konfigurasi dari Ar (argon) ke K (kalium).
Ar: 1s
22s
22p
63s
23p
6K: 1s
22s
22p
63s
23p
64s
1(bukan 3d
1)
Ca: 1s
22s
22p
63s
23p
64s
2(bukan 3d
2)
Sc: 1s
22s
22p
63s
23p
63d
14s
2(orbital 3d baru mulai
terisi setelah 4s penuh)
Y: 1s
22s
22p
63s
23p
63d
24s
2(dan unsur selanjutnya
Blok-Blok Unsur
1 H 1s1 2 He 1s2 3 Li [He] 2s1 4 Be [He] 2s2 5 B [He] 2s2 2p1 6 C [He] 2s2 2p2 7 N [He] 2s2 2p3 8 O [He] 2s2 2p4 9 F [He] 2s2 2p5 10 Ne [He] 2s2 2p6 11 Na [Ne] 3s1 12 Mg [Ne] 3s2 13 Al [Ne] 3s2 3p1 14 Si [Ne] 3s2 3p2 15 P [Ne] 3s2 3p3 16 S [Ne] 3s2 3p4 17 Cl [Ne] 3s2 3p5 18 Ar [Ne] 3s2 3p6 19 K [Ar] 4s1 20 Ca [Ar] 4s2 21 Sc [Ar] 3d1 4s2 22 Ti [Ar] 3d2 4s2 23 V [Ar] 3d3 4s2 24 Cr [Ar] 3d5 4s1 25 Mn [Ar] 3d5 4s2 26 Fe [Ar] 3d6 4s2 27 Co [Ar] 3d7 4s2 28 Ni [Ar] 3d8 4s2 29 Cu [Ar] 3d10 4s1 30 Zn [Ar] 3d10 4s2 31 Ga [Ar] 3d10 4s2 4p1 32 Ge [Ar] 3d10 4s2 4p2 33 As [Ar] 3d10 4s2 4p3 34 Se [Ar] 3d10 4s2 4p4 35 Br [Ar] 3d10 4s2 4p5 36 Kr [Ar] 3d10 4s2 4p6Blok s
Blok d
Blok p
pengisian orbital s pengisian orbital d pengisian orbital p
45
Ionisasi dan Energi Ionisasi
−−−− ++++
++++
→
→
→
→
X
e
X
(gas) (gas)Energi ionisasi adalah jumlah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron terluar suatu unsur guna membentuk ion positif bermuatan +1.
Energi ionisasi dalam satuan eV disebut juga potensial ionisasi.
Potensial ionisasi didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron yang paling lemah terikat pada atom. Pada atom dengan banyak elektron,
pengertian ini sering disebut sebagai potensial ionisasi yang pertama, karena
sesudah ionisasi yang pertama ini bisa terjadi ionisasi lebih lanjut dengan
terlepasnya elektron yang lebih dekat ke inti atom.
Ionisasi:
46 1 H 13,6 2 He 24,5 3 Li 5,39 4 Be 9,32 5 B 8,29 6 C 11,2 7 N 14,6 8 O 13,6 9 F 17,4 10 Ne 21,6 11 Na 5,14 12 Mg 7,64 13 Al 5,98 14 Si 8,15 15 P 10,4 16 S 10,4 17 Cl 13,0 18 Ar 15,8 19 K 4,34 20 Ca 6,11 21 Sc 6,54 22 Ti 6,83 23 V 6,74 24 Cr 6,76 25 Mn 7,43 26 Fe 7,87 27 Co 7,86 28 Ni 7,63 29 Cu 7,72 30 Zn 9,39 31 Ga 6,00 32 Ge 7,88 33 As 9,81 34 Se 9,75 35 Br 11,8 36 Kr 14Energi Ionisasi [eV]
0 5 10 15 20 25 H He Li Be B C N O F N e N a M g Al Si P S Cl rA K Ca Sc Ti V Cr nM Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 1213 1415 16 1718 1920 21 2223 2425 2627 28 2930 3132 33 3435 36 Unsur E n e rg i i o n is a s i [ e V ] s p p d p s s
Di setiap blok unsur, energi ionisasi cenderung
meningkat jika nomer atom makin besar
Energi ionisasi turun setiap kali pergantian blok unsur
Energi Ionisasi
47