P U T U S A N
Nomor : 88/Pid.Sus/2014/PN.Tjs
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Tanjung Selor yang mengadili perkara-perkara pidana pada pengadilan tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
Nama Lengkap : BAHTIAR Alias TAGOR
Bin AMIN HAMZAH
Tempat Lahir : Tarakan
Umur/tanggal lahir : 40 tahun / 15 Desember 1973
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jalan Serindit RT. 17,
Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA Tamat
Terdakwa ditahan dengan jenis penahanan Rumah Tahanan Negara (RUTAN) berdasarkan Surat Perintah/Penetapan :
1 Penyidik, sejak tanggal 14 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 02 September 2014;
2 Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 03 September 2014 sampai dengan tanggal 12 Oktober 2014;
3 Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Tanjung Selor, sejak tanggal 13 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 11 Nopember 2014;
4 Penuntut Umum, sejak tanggal 10 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 29 Nopember 2014;
5 Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Selor, sejak tanggal 25 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 24 Desember 2014;
6 Perpanjangan Penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tanjung Selor, sejak tanggal 25 Desember 2014 sampai dengan tanggal 22 Februari 2015;
7 Perpanjangan Penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Samarinda yang pertama, sejak tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan tanggal 24 Maret 2015; 8 Perpanjangan Penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Samarinda yang
kedua, sejak tanggal 25 Maret 2015 sampai dengan tanggal 23 April 2015;
Terdakwa dalam persidangan didampingi oleh WILMAR SAGALA, SH., Pengacara/ Penasihat Hukum yang beralamat di Jl. Kol. Soetadji No. 13, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, berdasarkan Penetapan Penunjukkan Penasihat Hukum Nomor : 88/Pen.Pid/2014/ PN.Tjs tertanggal 25 Nopember 2014;
PENGADILAN NEGERI tersebut;
Telah membaca berkas perkara atas nama Terdakwa;
Telah mendengar keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa dalam persidangan;
Telah melihat barang bukti yang diajukan dalam persidangan;
Telah mendengar tuntutan Penuntut Umum, yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Selor yang memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1 Menyatakan terdakwa BAHTIAR alias TAGOR Bin HAMZAH terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang R.I. No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
2 Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa BAHTIAR alias TAGOR Bin HAMZAH berupa pidana penjara selama 5 (lima) tahun dikurangi dengan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dan denda sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) subsidair 2 (dua) bulan penjara dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan di Lembaga Pemasyarakatan;
3 Menyatakan barang bukti berupa :
• 3 (tiga) paket narkotika golongan I jenis sabu dengan berat total 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram;
Dipergunakan untuk pembuktian perkara lain;
4 Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);
Telah mendengar pembelaan yang diajukan secara tertulis oleh Penasihat Hukum Terdakwa, yang pada pokoknya memohon agar Majelis Hakim memberikan putusan sebagai berikut :
1 Menerima nota pembelaan/Pledooi yang disampaikan oleh Penasihat Hukum atas nama Terdakwa untuk seluruhnya;
2 Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari segala Dakwaan Saudara Jaksa Penuntut Umum tersebut (Vrijspraak);
3 Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, serta harkat dan martabatnya (Rehabilitasi);
4 Memerintahkan Saudara Jaksa Penuntut Umum membebaskan terdakwa dari penahanan sementara;
5 Membebankan biaya perkara kepada Negara;
Telah mendengar Replik yang diajukan secara tertulis oleh Penuntut Umum dan telah mendengar pula Duplik yang diajukan secara tertulis oleh Penasihat Hukum Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum tertanggal 10 November 2014, No.Reg.Perk : PDM-069/T.Selor/Euh.2/10/2014, Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan sebagai berikut :
KESATU
Bahwa ia terdakwa BAHTIAR Als TAGOR Bin AMIN HAMZAH pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih dalam bulan Agustus 2014 bertempat di rumah terdakwa di Jalan Serindit Rt. 17 Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
• Berawal pada saat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG datang ke bengkel milik terdakwa untuk memperbaiki motor, kemudian sekitar pukul 18.00 wita, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG masuk ke rumah terdakwa untuk berpamitan tetapi pada saat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG sampai didalam rumah terdakwa, terdakwa menyuruh saksi VIQI ADHA Bin TAHANG untuk duduk, kemudian saksi VIQI ADHA Bin TAHANG duduk dan melihat terdakwa menyetel alat untuk menghisap sabu atau bong lalu terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu, setelah itu terdakwa menyerahkan 1 (satu) bungkus sabu-sabu seharga Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dengan berat sekitar 0,98 gr (nol koma sembialn delapan gram) yang sebelumnya dipersiapkan oleh terdakwa untuk diserahkan kepada saksi VIQI ADHA Bin TAHANG yang sebelumnya mengatakan bahwa ada teman saksi VIQI ADHA
Bin TAHANG yang memesan sabu-sabu, kemudian setelah saksi VIQI ADHA Bin TAHANG menerima sabu-sabu tersebut, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG meletakkan 1 (satu) bungkus sabu-sabu tersebut disamping sebelah kiri tempat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG duduk, pada saat bersamaan, saksi RAJUK Als ACOK Bin ASRI yang tinggal sementara di rumah terdakwa, masuk kedalam rumah terdakwa dan melihat bungkusan plastik putih disamping kiri saksi VIQI ADHA Bin TAHANG kemudian saksi RAJUK Als ACOK Bin ASRI bertanya kepada saksi VIQI ADHA Bin TAHANG “bungkusan apa itu?”, lalu dijawab oleh saksi VIQI ADHA Bin TAHANG “Ndak usah lah kau tahu”, kemudian saksi VIQI ADHA Bin TAHANG membawa sabu-sabu tersebut pulang ke rumahnya, tetapi karena takut ketahuan oleh orang tua saksi VIQI ADHA Bin TAHANG lalu saksi VIQI ADHA Bin TAHANG membawa sabu-sabu tersebut ke rumah Sdr. COMEL, setelah sampai di rumah Sdr. COMEL, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG membagi 1 (satu) bungkus sabu-sabu yang diperoleh dari terdakwa tersebut menjadi 3 (tiga) kemasan plastik bening ukuran berbeda agar tidak tumpah karena 1 (satu) bungkus sabu-sabu dari terdakwa tersebut kemasannya terbuka.
• Bahwa tidak lama kemudian saksi VIQI ADHA Bin TAHANG diamankan oleh Anggota Kodim dan ditemukan 3 (tiga) kemasan plastik bening ukuran berbeda, yang sebelumnya saksi VIQI ADHA Bin TAHANG terima dari terdakwa, dan pada saat ditanyakan kepada saksi VIQI ADHA Bin TAHANG dari mana diperoleh sabu-sabu tersebut, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG mengatakan bahwa sabu-sabu tersebut berasal dari terdakwa.
• Bahwa terdakwa dalam menjual, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, atau menyerahkan Narkotika Golongan I jenis sabu-sabu tersebut tidak memiliki surat ijin dari pihak yang berwenang;
• Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. Lab.: 5132/NNF/2014 tanggal 28 Agustus 2014 dengan kesimpulan setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik disimpulkan bahwa barang bukti dengan nomor :
• 6397/ 2014 / NNF.- seperti tersebut dalam (I) adalah benar kristal Metamfetamina, terdaftar dalam golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
ATAU KEDUA
Bahwa ia terdakwa BAHTIAR Als TAGOR Bin AMIN HAMZAH pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih dalam bulan Agustus 2014 bertempat di rumah terdakwa di Jalan Serindit Rt. 17 Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
• Berawal pada saat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG datang ke bengkel milik terdakwa untuk memperbaiki motor, kemudian sekitar pukul 18.00 wita, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG masuk ke rumah terdakwa untuk berpamitan tetapi pada saat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG sampai didalam rumah terdakwa, terdakwa menyuruh saksi VIQI ADHA Bin TAHANG untuk duduk, setelah itu terdakwa memberikan 1 (satu) bungkus sabu-sabu seharga Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dengan berat sekitar 0,98 gr (nol koma sembilan delapan gram) yang sebelumnya sudah terdakwa simpan, kepada saksi VIQI ADHA Bin TAHANG yang sebelumnya mengatakan bahwa ada teman saksi VIQI ADHA Bin TAHANG yang memesan sabu-sabu, kemudian setelah saksi VIQI ADHA Bin TAHANG menerima sabu-sabu tersebut, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG meletakkan 1 (satu) bungkus sabu-sabu tersebut disamping sebelah kiri tempat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG duduk, pada saat bersamaan, saksi RAJUK Als ACOK Bin ASRI yang tinggal sementara di rumah terdakwa, masuk kedalam rumah terdakwa dan melihat bungkusan plastik putih disamping kiri saksi VIQI ADHA Bin TAHANG kemudian saksi RAJUK Als ACOK Bin ASRI bertanya kepada saksi VIQI ADHA Bin TAHANG “bungkusan apa itu?”, lalu dijawab oleh saksi VIQI ADHA Bin TAHANG “Ndak usah lah kau tahu”, kemudian saksi VIQI ADHA Bin TAHANG membawa sabu-sabu tersebut pulang ke rumahnya, tetapi karena takut ketahuan oleh orang tua saksi VIQI ADHA Bin TAHANG lalu saksi VIQI ADHA Bin TAHANG membawa sabu-sabu tersebut ke rumah Sdr. COMEL, setelah sampai di rumah Sdr. COMEL, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG membagi 1 (satu) bungkus sabu-sabu yang diperoleh dari terdakwa tersebut menjadi 3 (tiga) kemasan plastik bening ukuran berbeda agar tidak tumpah karena 1 (satu) bungkus sabu-sabu dari terdakwa tersebut kemasannya terbuka;
• Bahwa terdakwa dalam memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I jenis sabu-sabu tersebut tidak memiliki surat ijin dari pihak yang berwenang dan terdakwa bukan seorang peneliti;
• Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. Lab.: 5132/NNF/2014 tanggal 28 Agustus 2014 dengan kesimpulan setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik disimpulkan bahwa barang bukti dengan nomor :
• 6397/ 2014 / NNF.- seperti tersebut dalam (I) adalah benar kristal Metamfetamina, terdaftar dalam golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
ATAU KETIGA
Bahwa ia terdakwa BAHTIAR Als TAGOR Bin AMIN HAMZAH pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih dalam bulan Agustus 2014 bertempat di rumah terdakwa di Jalan Serindit Rt. 17 Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, sebagai Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
• Berawal pada saat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG datang ke bengkel milik terdakwa untuk memperbaiki motor, kemudian sekitar pukul 18.00 wita, saksi VIQI ADHA Bin TAHANG masuk ke rumah terdakwa untuk berpamitan tetapi pada saat saksi VIQI ADHA Bin TAHANG sampai didalam rumah terdakwa, terdakwa menyuruh saksi VIQI ADHA Bin TAHANG untuk duduk, kemudian saksi VIQI ADHA Bin TAHANG duduk dan melihat terdakwa menyetel alat untuk menghisap sabu atau bong lalu terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu dengan cara sabu dimasukkan dalam pipet kaca selanjutnya dibakar dan dihisap dengan selang sedotan;
• Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan (Narkoba/ Napza) Nomor: 445 / 432 LAB-RSUD-TS /VIII-2014 tanggal 12 Agustus 2014, telah dilakukan pemeriksaan test/ uji saring (screening) urine untuk test Narkoba/ Napza yang bersangkutan tersebut diatas telah ditemukan hasil sebagai berikut:
2 Golongan Amphetamin (Amp) : Positif
3 Golongan Methamphetamine (M-Amp) : Positif 4 Golongan Opiate (Mop) : Negatif 5 Golongan Marijuana (Thc) : Negatif
• Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. Lab.: 5132/NNF/2014 tanggal 28 Agustus 2014 dengan kesimpulan setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik disimpulkan bahwa barang bukti dengan nomor :
• 6397/ 2014 / NNF.- seperti tersebut dalam (I) adalah benar kristal Metamfetamina, terdaftar dalam golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Menimbang, bahwa setelah surat dakwaan dibacakan oleh Penuntut Umum, Terdakwa menyatakan sudah mengerti isi dan maksud surat dakwaan tersebut, kemudian Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya menyatakan tidak mengajukan keberatan atau eksepsi atas surat dakwaan;
Menimbang, bahwa selanjutnya guna membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi, yang masing-masing telah memberikan keterangan di bawah sumpah menurut cara agamanya yang pada pokoknya adalah menerangkan sebagai berikut :
1. Saksi DANA BRATA TARIGAN Bin RUKUN TARIGAN;
• Bahwa saksi adalah anggota Kepolisian yang melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;
• Bahwa Terdakwa ditangkap pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 2014 sekitar pukul 16.00 Wita di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan;
• Bahwa Terdakwa ditangkap karena telah menyerahkan narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17,
Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan;
• Bahwa awalnya ada anggota Kodim yang melakukan penangkapan terhadap saksi Viqi Adha karena memiliki narkotika jenis sabu sebanyak 3 (tiga) bungkus dengan berat 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram, dimana saksi Viqi Adha kemudian diserahkan oleh anggota Kodim kepada Polres Bulungan;
• Bahwa anggota Polres Bulungan kemudian melakukan pengembangan dan diperoleh informasi jika saksi Viqi Adha memperoleh narkotika jenis sabu tersebut dari Terdakwa, sehingga saksi selanjutnya melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;
• Bahwa pada saat saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa, waktu itu saksi tidak menemukan barang bukti apapun;
• Bahwa saksi tidak mengetahui apakah saksi Viqi Adha mendapatkan sabu-sabu tersebut dari Terdakwa dengan cara membeli atau dengan cara lain, karena pada waktu itu saksi hanya melakukan penangkapan dan setelah Terdakwa mengakui jika dirinya telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha kemudian saksi membawa Terdakwa ke kantor Polres Bulungan;
• Bahwa menurut pengakuan Terdakwa, dirinya menyerahkan narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha hanya sebanyak 1 (satu) bungkus kecil seharga Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
• Bahwa saksi tidak mengetahui Terdakwa mendapatkan sabu-sabu darimana;
• Bahwa setelah Terdakwa ditangkap, kemudian terhadap Terdakwa dilakukan tes urine dan hasilnya adalah positif metamfetamina;
• Bahwa pekerjaan Terdakwa tidak ada hubungannya dengan dunia kesehatan maupun dengan dunia pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
• Bahwa Terdakwa tidak mempunyai ijin dari pihak yang berwenang untuk menyerahkan narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha; • Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diajukan dalam persidangan
perkara ini yang berupa 3 (tiga) paket narkotika golongan I jenis sabu dengan berat total 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram, yaitu
merupakan sabu-sabu milik saksi Viqi Adha yang diperoleh dari Terdakwa;
Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkan; 2. Saksi VIQI ADHA Bin TAHANG;
• Bahwa saksi ditangkap pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 20.00 Wita di dalam kamar anak dari Muliansyah alias Comel yang terletak di Jl. Cendrawasih RT. 21, Kel. Tanjung Selor Hilir, Kec. Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan;
• Bahwa saksi ditangkap oleh Andi Kalla yang merupakan anggota Kodim Tanjung Selor karena Andi Kalla menemukan 3 (tiga) bungkus plastik kecil sabu-sabu di dalam kamar anak dari Muliansyah alias Comel;
• Bahwa awalnya pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 18.00 Wita saksi mendatangi Terdakwa di rumah Terdakwa yang terletak di Jl. Serindit, Kel. Tanjung Selor Hilir, Kec. Tanjung Selor, Kab. Bulungan dengan tujuan untuk mencari sabu-sabu;
• Bahwa setelah bertemu dengan Terdakwa, kemudian saksi menanyakan kepada Terdakwa apakah punya sabu-sabu karena saksi sedang butuh sekali untuk mengkonsumsi sabu-sabu, dimana pada waktu itu saksi menyatakan ingin membeli sabu-sabu seharga Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) namun saksi hutang terlebih dahulu, besok atau lusa baru dibayar karena saksi akan menggadaikan sepeda motor terlebih dahulu; • Bahwa selanjutnya Terdakwa menyatakan sabu-sabunya ada, lalu tidak
lama kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi narkotika jenis sabu kepada saksi dengan cara memberikan langsung dari tangan Terdakwa ke tangan saksi;
• Bahwa pada saat Terdakwa menyerahkan 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi narkotika jenis sabu tersebut kepada saksi, ada orang lain yang melihat, yaitu saksi Rajuk;
• Bahwa setelah saksi menerima 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi narkotika jenis sabu dari Terdakwa, lalu saksi Rajuk menanyakan kepada saksi “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi “ndak usahlah kau tahu”;
• Bahwa setelah mendapatkan sabu-sabu dari Terdakwa, kemudian saksi pulang ke rumah karena rencananya sabu-sabu tersebut akan digunakan oleh saksi di rumah, namun setelah sampai rumah ternyata di rumah saksi banyak keluarga karena ada acara shalawatan sehingga kondisi di rumah ramai dan saksi tidak berani untuk mengkonsumsi sabu-sabu tersebut di rumah;
• Bahwa pada waktu berada di rumah tersebut, saksi melihat ada istri dan anak dari Muliansyah alias Comel juga sedang ikut shalawatan di rumah saksi, sehingga kemudian muncul niat saksi untuk mengkonsumsi sabu-sabu yang baru dibelinya di rumah Muliansyah alias Comel;
• Bahwa saksi terpikir untuk mengkonsumsi sabu-sabu di rumah Muliansyah alias Comel karena saksi pernah mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Muliansyah alias Comel, yaitu sekitar 7 (tujuh) bulan yang lalu;
• Bahwa selanjutnya saksi pergi menuju rumah Muliansyah alias Comel dan setelah bertemu dengan Muliansyah alias Comel, kemudian saksi meminta tolong kepada Muliansyah alias Comel agar bisa pinjam tempat untuk mengkonsumsi sabu-sabu karena saksi sedang butuh sekali dan tidak tahan ingin mengkonsumsi sabu-sabu;
• Bahwa kemudian Muliansyah alias Comel menanyakan kepada saksi darimana mendapatkan sabu-sabu dan dijawab oleh saksi jika dirinya mendapatkan sabu-sabu dari Terdakwa, namun sabu-sabu tersebut belum dibayar oleh saksi, sehingga selanjutnya saksi sekaligus meminta tolong kepada Muliansyah alias Comel untuk mencarikan orang yang mau menerima gadai sepeda motor milik saksi agar saksi bisa membayar sabu-sabu yang sudah diambilnya dari Terdakwa;
• Bahwa selanjutnya setelah berada di dalam kamar anak dari Muliansyah alias Comel, kemudian saksi mengeluarkan sabu-sabu yang baru dibelinya dari Terdakwa, namun ternyata plastik pembungkus sabu-sabu tersebut bocor;
• Bahwa setelah itu saksi mengambil plastik sampul buku milik anak dari Muliansyah alias Comel, lalu plastik sampul buku tersebut dipotong-potong menjadi dipotong-potongan kecil, kemudian sabu-sabu milik saksi dimasukkan dimasukkan sendiri oleh saksi ke dalam
potongan-potongan kecil plastik sampul buku tersebut dan selanjutnya plastik sampul buku tersebut ditekan bagian ujung-ujungnya dan dibakar dengan menggunakan korek, sehingga sabu-sabu milik saksi yang awalnya tersimpan dalam 1 (satu) bungkus plastik putih transparan kemudian berubah menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil;
• Bahwa tujuan saksi membagi sabu-sabu tersebut menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil adalah untuk simpanan saksi dan nantinya akan dipakai sendiri oleh saksi pada lain waktu;
• Bahwa plastik putih transparan pembungkus sabu-sabu yang awal tidak bisa dirapatkan kembali dengan cara dibakar ujungnya, karena saksi takut sabu-sabunya ikut terbakar;
• Bahwa setelah saksi selesai memindahkan sabu-sabu milik saksi dari 1 (satu) bungkus plastik putih transparan menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil, rencananya saksi dan Muliansyah alias Comel akan mengkonsumsi sabu-sabu tersebut bersama, namun belum sempat sabu-sabu yang dimaksud dikonsumsi ternyata terlebih dahulu saksi ditangkap oleh anggota Kodim;
• Bahwa awalnya anggota Kodim mengetuk pintu kamar anak dari Muliansyah alias Comel, kemudian setelah pintu kamar dibuka oleh Muliansyah alias Comel tiba-tiba anggota Kodim masuk ke kamar dan melihat ada 3 (tiga) bungkus plastik sabu-sabu di dalam kamar tersebut, tepatnya di atas laptop;
• Bahwa kemudian saksi mengaku kepada anggota Kodim jika sabu-sabu tersebut adalah milik saksi, sehingga saksi selanjutnya dibawa ke kantor Kodim untuk dilakukan pemeriksaan dan malamnya saksi langsung diserahkan oleh Kodim kepada Polres Bulungan;
• Bahwa pada saat ditangkap oleh anggota Kodim, di dalam kamar anak dari Muliansyah alias Comel juga ditemukan 1 (satu) set bong (alat penghisap sabu) milik Muliansyah alias Comel, dimana bong tersebut rencananya akan digunakan oleh saksi dan Muliansyah alias Comel untuk mengkonsumsi sabu-sabu;
• Bahwa saksi mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu dengan menggunakan bong (alat penghisap sabu), dimana cara mengkonsumsi sabu-sabu tersebut adalah dengan memasukkan sabu-sabu dalam pipet
kaca kemudian dibakar sampai keluar asap, selanjutnya dihisap seperti orang merokok dengan menggunakan selang sedotan melalui botol; • Bahwa saksi tidak mempunyai tujuan tertentu dalam menggunakan
narkotika jenis sabu, sedangkan saksi belum mempunyai pekerjaan sehingga kegiatan sehari-hari saksi tidak ada hubungannya dengan dunia kesehatan ataupun dunia pengembangan ilmu pengetahuan; • Bahwa pekerjaan Terdakwa adalah pemilik bengkel, sehingga
pekerjaan Terdakwa tidak ada hubungannya dengan dunia kesehatan ataupun dunia pengembangan ilmu pengetahuan, namun saksi memperoleh narkotika jenis sabu-sabu dari Terdakwa tersebut;
• Bahwa saksi memperoleh sabu-sabu dari Terdakwa tanpa disertai ijin dari pihak yang berwenang;
• Bahwa saksi lupa sudah berapa kali membeli sabu-sabu kepada Terdakwa, namun seingat saksi sudah lebih dari 2 (dua) kali;
• Bahwa saksi bisa kenal dengan Terdakwa karena saksi sering datang ke bengkel milik Terdakwa;
• Bahwa saksi bisa tahu jika Terdakwa menjual sabu-sabu karena sebelumnya saksi dan Terdakwa pernah mengkonsumsi sabu-sabu bersama;
• Bahwa pada waktu saksi dan Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu bersama, sabu-sabu yang dikonsumsi tersebut berasal dari Terdakwa; • Bahwa saksi tidak mengetahui Terdakwa mendapatkan sabu-sabu
darimana, namun setiap kali saksi akan membeli sabu-sabu dari Terdakwa barangnya selalu ada, hanya kadang-kadang menunggu 1 (satu) sampai 2 (dua) jam saja;
• Bahwa untuk pemakaian sabu-sabu selama 1 (satu) hari biasanya saksi membeli kepada Terdakwa seharga Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah);
• Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diajukan dalam persidangan perkara ini yang berupa 3 (tiga) paket narkotika golongan I jenis sabu dengan berat total 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram, yaitu merupakan sabu-sabu milik saksi yang diperoleh dari Terdakwa;
Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan keberatan, karena yang benar Terdakwa tidak pernah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi, dan bahkan pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 tersebut Terdakwa yang memesan sabu-sabu kepada saksi, dimana
pada waktu itu Terdakwa sudah menyerahkan uang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) sebagai uang pembayaran pembelian sabu;
Menimbang, bahwa di dalam persidangan Penuntut Umum meminta ijin kepada Majelis Hakim untuk membacakan keterangan saksi Rajuk alias Acok Bin Asri sebagaimana yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Kepolisian karena Penuntut Umum telah melakukan pemanggilan secara sah dan patut terhadap saksi tersebut, namun yang bersangkutan tidak dapat hadir dalam persidangan, sebab saksi Rajuk alias Acok Bin Asri ternyata sudah tidak bertempat tinggal di alamat sebagaimana yang tercantum dalam Berkas Perkara dari pihak Kepolisian dan saat ini Penuntut Umum tidak mengetahui dimana keberadaan saksi tersebut;
Menimbang, bahwa oleh karena saksi Rajuk alias Acok Bin Asri sudah tidak diketahui lagi dimana keberadaannya, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 162 ayat (1) KUHAP dan demi tercapainya azas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, kemudian Majelis Hakim memberikan ijin kepada Penuntut Umum agar keterangan saksi Rajuk alias Acok Bin Asri tersebut dibacakan, sehingga setelah Terdakwa menyatakan tidak keberatan apabila keterangan saksi Rajuk alias Acok Bin Asri dibacakan, selanjutnya Penuntut Umum membacakan keterangan saksi tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan di Kepolisian, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
Saksi RAJUK alias ACOK Bin ASRI;
• Bahwa saksi mengetahui Terdakwa ditangkap pada hari selasa tanggal 12 Agustus 2014 sekitar pukul 16.00 Wita di rumah saksi, yang terletak di Jl. Serindit, Kel. Tanjung Selor Hilir, Kec. Tanjung Selor, Kab. Bulungan;
• Bahwa saksi kenal dengan saksi Viqi Adha karena saksi merupakan teman saksi Viqi Adha;
• Bahwa saksi mengetahui saksi Viqi Adha terakhir kali datang ke rumah Terdakwa pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.00 Wita, dimana pada waktu itu saksi sempat melihat saksi Viqi Adha memegang bungkusan, lalu saksi bertanya kepada saksi Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”, setelah itu saksi diam;
• Bahwa awalnya saksi Viqi Adha datang ke rumah Terdakwa untuk memperbaiki motor, setelah itu saksi Viqi Adha turun ke rumah Terdakwa dan tidak lama kemudian saksi masuk ke rumah karena ingin mandi, lalu saksi melihat Terdakwa dan saksi Viqi Adha duduk di dalam rumah, selanjutnya saksi melihat ada bungkusan plastik putih di
samping sebelah kiri saksi Viqi Adha, sehingga saksi bertanya “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”, setelah itu saksi diam; • Bahwa saksi mengetahui saksi Viqi Adha datang ke rumah Terdakwa pada hari
minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.00 Wita karena saksi tinggal sementara di rumah Terdakwa;
• Bahwa saksi tidak melihat Terdakwa memberikan sesuatu kepada saksi Viqi Adha; • Bahwa saksi tidak mengetahui apa isi bungkusan di dalam plastik warna putih yang
ada di samping saksi Viqi Adha saat itu;
• Bahwa saksi tidak pernah menggunakan narkotika jenis sabu;
Menimbang, bahwa setelah keterangan saksi Rajuk alias Acok Bin Asri dibacakan, Terdakwa menyatakan keberatan atas keterangan saksi tersebut karena ada yang tidak benar, yaitu :
1 Terdakwa tidak pernah tinggal dengan saksi Rajuk, namun rumah kami hanya berdekatan;
2 Terdakwa tidak pernah melihat ada bungkusan berisi sabu-sabu;
3 Sabu-sabu tersebut bukan milik Terdakwa, namun memang benar saat itu di rumah Terdakwa ada saksi Viqi Adha dan juga saksi Rajuk di rumah, akan tetapi posisi Terdakwa waktu itu duduk di depan pintu;
Menimbang, bahwa oleh karena keterangan yang diberikan oleh saksi Rajuk alias Acok Bin Asri dalam proses Penyidikan telah dilakukan di bawah sumpah, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 162 ayat (2) KUHAP keterangan tersebut disamakan nilainya dengan keterangan saksi di bawah sumpah yang diucapkan di sidang;
Menimbang, bahwa di dalam persidangan Penuntut Umum juga meminta ijin kepada Majelis Hakim untuk membacakan keterangan ahli Azis Jaelani, S.Si Bin Zaenal Abidin sebagaimana yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan di Kepolisian karena Penuntut Umum telah melakukan pemanggilan secara sah dan patut terhadap ahli tersebut namun yang bersangkutan tidak dapat hadir dalam persidangan karena sedang melaksanakan Dinas Luar, oleh karenanya sesuai dengan Pasal 162 ayat (1) KUHAP maka keterangan tersebut dapat dibacakan, sehingga setelah Terdakwa menyatakan tidak keberatan apabila keterangan ahli Azis Jaelani, S.Si Bin Zaenal Abidin dibacakan, selanjutnya Penuntut Umum membacakan keterangan saksi tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan di Kepolisian, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
Ahli AZIS JAELANI, S.Si Bin ZAENAL ABIDIN;
• Bahwa ahli bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan sebagai Kasi Farmasi dan Alat Kesehatan;
• Bahwa yang dimaksud dengan kandungan zat metamfetamina adalah merupakan turunan amfetamin sejenis extacy, yang termasuk narkotika golongan I nomor urut 61 lampiran I UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
• Bahwa pengaruh bagi pemakai atau pengkonsumsi narkotika yang mengandung zat metamfetamina akan bersifat halusinogen kuat yang berakibat kecenderungan rusaknya mental dan fisik serta mengakibatkan ketergantungan;
• Bahwa narkotika yang mengandung zat metamfetamina tidak diperjualbelikan secara bebas;
• Bahwa narkotika jenis sabu yang mengandung zat metamfetamina termasuk narkotika golongan I dan saat ini tidak lagi digunakan dalam bidang kesehatan, melainkan hanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan;
• Bahwa jika seseorang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara jual beli atau menyerahkan narkotika golongan I bukan tanaman berupa sabu yang mengandung zat metamfetamina adalah melanggar sebagaimana dimaksud dalam pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
• Bahwa jika seseorang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika golongan I bukan tanaman berupa sabu yang mengandung zat metamfetamina adalah melanggar sebagaimana dimaksud dalam pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
• Bahwa jika seseorang tanpa hak atau melawan hukum memiliki dan menyalahgunakan narkotika golongan I bukan tanaman berupa sabu yang mengandung zat metamfetamina adalah melanggar sebagaimana dimaksud dalam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika; Menimbang, bahwa setelah keterangan ahli Azis Jaelani, S.Si Bin Zaenal Abidin dibacakan, Terdakwa menyatakan tidak keberatan atas keterangan ahli tersebut;
Menimbang, bahwa selanjutnya telah didengar pula keterangan Terdakwa yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa Terdakwa ditangkap oleh pihak Kepolisian karena masalah narkotika jenis sabu-sabu yang ditemukan pada diri saksi Viqi Adha; • Bahwa Terdakwa ditangkap oleh Polisi pada hari Selasa tanggal 12
Agustus 2014 sekitar pukul 16.00 Wita di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan;
• Bahwa yang ditangkap terlebih dahulu adalah saksi Viqi Adha, kemudian Muliansyah alias Comel dan yang terakhir adalah Terdakwa; • Bahwa awalnya pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 sore hari
sekitar pukul 17.00 Wita atau pukul 17.30 Wita saksi Viqi Adha datang ke rumah Terdakwa untuk meminjam kunci guna memperbaiki motornya, dimana pada waktu itu saksi Viqi Adha lalu memperbaiki sendiri motor miliknya;
• Bahwa setelah saksi Viqi Adha selesai memperbaiki sepeda motornya, kemudian Terdakwa duduk-duduk di pintu, sedangkan saksi Viqi Adha di dalam rumah sendirian dan saksi Rajuk hendak pergi mandi;
• Bahwa saat saksi Viqi Adha akan pulang, kemudian Terdakwa menitipkan uang kepada saksi Viqi Adha sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) agar saksi Viqi Adha mencarikan narkotika jenis sabu untuk Terdakwa;
• Bahwa Terdakwa sudah sering membeli narkotika jenis sabu dari saksi Viqi Adha, mungkin sudah sekitar 6 (enam) sampai 7 (tujuh) kali; • Bahwa Terdakwa sudah mengenal narkotika jenis sabu sejak sekitar
tahun 2001, kemudian Terdakwa sempat berhenti dan lama tidak mengkonsumsi narkotika lagi;
• Bahwa Terdakwa terakhir kali mengkonsumsi narkotika jenis sabu pada sekitar 1 (satu) minggu sebelum Terdakwa ditangkap;
• Bahwa tujuan Terdakwa membeli narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha adalah untuk dikonsumsi sendiri;
• Bahwa Terdakwa sempat berhenti mengkonsumsi narkotika jenis sabu karena sebenarnya Terdakwa memang anti dengan narkotika;
• Bahwa Terdakwa sebelumnya sudah pernah tersangkut masalah narkotika jenis sabu dan menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Tarakan, namun Terdakwa sudah lupa pada tahun berapa dirinya
dihukum, akan tetapi Terdakwa ingat dirinya dijatuhi pidana penjara selama 1 (satu) tahun;
• Bahwa pada waktu itu Terdakwa sampai dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan karena Terdakwa dititip bungkusan yang berisi narkotika; • Bahwa saksi Viqi Adha tidak pernah membeli narkotika jenis sabu
kepada Terdakwa, bahkan Terdakwa sering menasihati saksi Viqi Adha agar berhenti bermain-main dengan sabu-sabu;
• Bahwa Terdakwa sering menasihati saksi Viqi Adha agar tidak menggunakan sabu-sabu, namun pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 tersebut Terdakwa memesan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha karena saat itu Terdakwa hanya sedang ingin mengkonsumsi saja; • Bahwa Terdakwa juga tidak pernah menyerahkan narkotika jenis sabu
kepada saksi Viqi Adha;
• Bahwa keterangan Terdakwa sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh pihak Penyidik pada tanggal 13 Agustus 2014 yang pada pokoknya menerangkan jika Terdakwa telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha sebanyak 1 (satu) bungkus seharga Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita di rumah Terdakwa yang terletak di Jl. Serindit, Kel. Tanjung Selor Hilir, Kec. Tanjung Selor, Kab. Bulungan adalah tidak benar, karena yang benar adalah yang Terdakwa terangkan dalam persidangan ini, yaitu Terdakwa tidak pernah menyerahkan atau menjual narkotikan jenis sabu kepada saksi Viqi Adha, akan tetapi justru Terdakwa yang memesan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha seharga Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
• Bahwa Terdakwa pernah diperiksa 2 (dua) kali oleh Polisi pada saat proses penyidikan, dimana setelah pemeriksaan tersebut Terdakwa membubuhkan tanda tangan pada Berita Acara Pemeriksaan, namun saat itu sebelum Terdakwa membubuhkan tanda tangannya, Terdakwa tidak terlalu membaca Berita Acara Pemeriksaan tersebut terlebih dahulu karena Terdakwa baru saja sembuh dari sakit, selain itu Berita Acara Pemeriksaan terhadap Terdakwa juga tidak dibacakan oleh Penyidik terlebih dahulu;
• Bahwa setelah ditangkap oleh Polisi, terhadap Terdakwa kemudian dilakukan tes urine, dan hasilnya adalah positif;
• Bahwa pekerjaan Terdakwa adalah pemilik bengkel, sehingga pekerjaan Terdakwa tidak ada hubungannya dengan dunia kesehatan ataupun dunia pengembangan ilmu pengetahuan;
• Bahwa Terdakwa tidak mengenali barang bukti yang diajukan dalam persidangan perkara ini;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa di dalam persidangan telah memberikan keterangan yang berbeda dengan keterangan yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Kepolisian disertai dengan alasannya, maka guna mengkonfrontir keterangan Terdakwa tersebut, telah dihadirkan pula saksi yang merupakan Penyidik Polres Bulungan yang telah melakukan Penyidikan serta membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap Terdakwa (saksi verbalisan);
Menimbang, bahwa setelah Penyidik yang memeriksa Terdakwa hadir dalam persidangan, maka yang bersangkutan kemudian memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
Saksi GIBSON HENDRA;
• Bahwa saksi merupakan Penyidik yang melakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa, selain itu saksi juga merupakan Penyidik yang membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap Terdakwa;
• Bahwa teknik pemeriksaan yang dilakukan saksi terhadap Terdakwa adalah dengan menggunakan teknik tanya jawab;
• Bahwa pada saat melakukan tanya jawab tersebut, saksi melakukan pemeriksaan di meja yang ada komputernya, kemudian Terdakwa duduk di samping saksi;
• Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa secara terpisah dengan saksi-saksi ataupun Tersangka yang lain;
• Bahwa saat saksi melakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa, tidak ada orang lain yang ikut dalam proses pemeriksaan tersebut, termasuk anggota Polisi yang ada di Polres Bulungan;
• Bahwa cara pemeriksaan yang dilakukan oleh saksi adalah dengan cara bertanya, kemudian Terdakwa menjawab sendiri pertanyaan saksi tanpa diarahkan, tanpa paksaan, tanpa kekerasan serta tanpa ancaman;
• Bahwa atas jawaban yang diberikan oleh Terdakwa, kemudian saksi langsung mengetik jawaban tersebut pada komputer yang ada di depan saksi;
• Bahwa setelah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) selesai, Terdakwa membubuhkan tanda tangannya di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut;
• Bahwa setelah selesai pemeriksaan dan sebelum Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ditandatangani, Terdakwa telah membaca terlebih dahulu isi dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut;
• Bahwa isi dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibaca oleh Terdakwa sama dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang ditandatangani, sehingga isinya tidak ada yang dirubah;
• Bahwa apa yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah keterangan yang diterangkan sendiri oleh Terdakwa pada saat dilakukan Penyidikan;
• Bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan, Terdakwa menerangkan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 dirinya menyerahkan narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha di rumah Terdakwa sendiri dan pada hari itu juga saksi Viqi Adha ditangkap oleh anggota Kodim, namun saat narkotika jenis sabu yang ditemukan pada saksi Viqi Adha ditunjukkan kepada Terdakwa, kemudian Terdakwa menyatakan bukan itu sabu yang diserahkannya kepada saksi Viqi Adha karena sabu-sabu yang diserahkan Terdakwa kepada saksi Viqi Adha hanya 1 (satu) bungkus bukan 3 (tiga) bungkus;
• Bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan, saksi Viqi Adha menerangkan dirinya memperoleh sabu-sabu dari Terdakwa, dimana awalnya saksi Viqi Adha memperbaiki sepeda motor di rumah Terdakwa dan setelah selesai saksi Viqi Adha lalu masuk ke dalam rumah, kemudian setelah di dalam rumah Terdakwa memberikan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha;
• Bahwa menurut pengakuan saksi Viqi Adha, sabu-sabu yang diterimanya dari Terdakwa adalah titipan, dimana sebelumnya Muliansyah alias Comel sudah memesan narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha seharga Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah), namun
Muliansyah alias Comel baru akan membayar sabu-sabu tersebut setelah gajian;
• Bahwa sabu-sabu yang diserahkan Terdakwa kepada saksi Viqi Adha sebanyak 1 (satu) bungkus, namun pada saat di dalam kamar rumah Muliansyah alias Comel kemudian saksi Viqi Adha membagi 1 (satu) bungkus sabu-sabu tersebut menjadi 3 (tiga) bagian karena pembungkusnya mau pecah;
• Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diajukan dalam persidangan perkara ini yang berupa 3 (tiga) paket narkotika golongan I jenis sabu dengan berat total 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram, yaitu merupakan sabu-sabu milik saksi Viqi Adha yang diperoleh dari Terdakwa;
• Bahwa barang bukti yang berupa sabu-sabu tersebut adalah barang bukti yang ditunjukkan kepada Terdakwa pada saat Penyidikan, namun Terdakwa menyangkal karena sabu-sabu yang diserahkan kepada saksi Viqi Adha hanya 1 (satu) bungkus;
Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan keberatan, karena Terdakwa tidak pernah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha, dan bahkan pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 tersebut Terdakwa yang memesan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha, dimana pada waktu itu Terdakwa sudah menyerahkan uang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) sebagai uang pembayaran pembelian sabu;
Menimbang, bahwa dalam persidangan, Penuntut Umum juga telah mengajukan barang bukti yang berupa :
• 3 (tiga) paket narkotika golongan I jenis sabu dengan berat total 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram;
Kemudian setelah diperlihatkan oleh Majelis Hakim, saksi-saksi menyatakan mengenali barang bukti tersebut, namun Terdakwa menyatakan tidak mengenali barang bukti tersebut;
Menimbang, bahwa selain barang bukti tersebut di atas, di dalam Berkas Perkara dari pihak Kepolisian (BAP Polisi) yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Tanjung Selor, terdapat pula bukti surat yang berupa :
1 BERITA ACARA PEMERIKSAAN LABORATORIS KRIMINALISTIK NO. LAB. : 5132/NNF/2014 tertanggal 28 Agustus 2014 yang pada bagian Kesimpulannya
menerangkan setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik disimpulkan bahwa barang bukti dengan nomor :
• 6397/2014/NNF adalah benar kristal Metamfetamina, terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
2 SURAT KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN (NARKOBA/NAPZA) Nomor : 445/432/LAB-RSUD-TS/VIII-2014 tertanggal 12 Agustus 2014 atas nama BAHTIAR Alias TAGOR yang menerangkan telah dilakukan pemeriksaan test/uji saring (screening) urine untuk test Narkoba/Napza dengan hasil Positif Benzodiazepines, Amphetamine dan Methamphetamine;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa, alat bukti surat serta barang bukti yang satu dengan lainnya saling bersesuaian, maka dapatlah diperoleh fakta hukum sebagai berikut :
• Bahwa Terdakwa ditangkap oleh Polisi pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 2014 sekitar pukul 16.00 Wita di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan karena masalah narkotika jenis sabu-sabu yang ditemukan pada diri saksi Viqi Adha; • Bahwa awalnya pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar
pukul 18.00 Wita saksi Viqi Adha mendatangi rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, kemudian saat saksi Viqi Adha berada di rumah Terdakwa tersebut ternyata saksi Rajuk sempat melihat saksi Viqi Adha memegang bungkusan, lalu saksi Rajuk bertanya kepada saksi Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”;
• Bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, awalnya pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 18.00 Wita saksi Viqi Adha mendatangi Terdakwa di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan dengan tujuan untuk mencari sabu-sabu dan setelah bertemu dengan Terdakwa, kemudian saksi Viqi Adha menanyakan kepada Terdakwa apakah punya sabu-sabu karena saksi Viqi Adha sedang butuh sekali untuk mengkonsumsi sabu-sabu,
dimana pada waktu itu saksi Viqi Adha menyatakan ingin membeli sabu-sabu seharga Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) namun saksi Viqi Adha hutang terlebih dahulu, besok atau lusa baru dibayar karena saksi Viqi Adha akan menggadaikan sepeda motor terlebih dahulu; • Bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, selanjutnya
Terdakwa menyatakan sabu-sabunya ada, lalu tidak lama kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha dengan cara memberikan langsung dari tangan Terdakwa ke tangan saksi Viqi Adha dan setelah saksi Viqi Adha menerima 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi sabu-sabu dari Terdakwa, lalu saksi Rajuk menanyakan kepada saksi Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”;
• Bahwa berdasarkan keterangan saksi Rajuk yang dibacakan dalam persidangan, saksi Rajuk mengetahui saksi Viqi Adha terakhir kali datang ke rumah Terdakwa pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.00 Wita, dimana pada waktu itu saksi Rajuk sempat melihat saksi Viqi Adha memegang bungkusan, lalu saksi Rajuk bertanya kepada saksi Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”, setelah itu saksi Rajuk diam;
• Bahwa Terdakwa menyangkal keterangan saksi Viqi Adha yang menerangkan jika saksi Viqi Adha memperoleh sabu-sabu dari Terdakwa pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014, dan sebaliknya menurut Terdakwa pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 tersebut dirinyalah yang menitipkan uang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) kepada saksi Viqi Adha agar saksi Viqi Adha mencarikan sabu-sabu untuk Terdakwa;
• Bahwa Terdakwa menyangkal keterangan yang telah diberikannya pada saat Penyidikan sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang pada pokoknya menerangkan jika Terdakwa telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha sebanyak 1 (satu) bungkus seharga Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita di
rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan; • Bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, setelah menerima
sabu-sabu dari Terdakwa, kemudian saksi Viqi Adha pergi ke rumah Muliansyah alias Comel dan setelah berada di dalam kamar anak dari Muliansyah alias Comel, selanjutnya saksi Viqi Adha mengeluarkan sabu-sabu yang baru dibelinya dari Terdakwa, namun ternyata plastik pembungkus sabu-sabu tersebut bocor, sehingga saksi Viqi Adha lalu membagi 1 (satu) bungkus plastik transparan berisi narkotika jenis sabu yang dibeli dari Terdakwa menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil dengan tujuan untuk disimpan dan nantinya akan dipakai sendiri oleh saksi Viqi Adha pada lain waktu;
• Bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, setelah saksi Viqi Adha selesai memindahkan sabu-sabu milik saksi Viqi Adha dari 1 (satu) bungkus plastik putih transparan menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil, rencananya saksi Viqi Adha dan Muliansyah alias Comel akan mengkonsumsi sabu-sabu tersebut bersama, namun belum sempat sabu-sabu yang dimaksud dikonsumsi ternyata terlebih dahulu saksi Viqi Adha ditangkap oleh anggota Kodim;
• Bahwa berdasarkan keterangan saksi Dana Brata Tarigan, pada saat saksi Dana Brata Tarigan melakukan penangkapan terhadap Terdakwa, setelah Terdakwa mengakui jika dirinya telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha, maka saksi Dana Brata Tarigan kemudian membawa Terdakwa ke kantor Polres Bulungan;
• Bahwa berdasarkan keterangan saksi Gibson Hendra (verbalisan), pada saat dilakukan pemeriksaan dalam proses Penyidikan, pada waktu itu Terdakwa menerangkan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 Terdakwa telah menyerahkan narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha di rumah Terdakwa sendiri dan pada hari itu juga saksi Viqi Adha kemudian ditangkap oleh anggota Kodim, namun saat narkotika jenis sabu yang ditemukan pada saksi Viqi Adha ditunjukkan kepada Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyatakan bukan itu sabu-sabu yang diserahkannya kepada saksi Viqi Adha karena sabu-sabu yang diserahkan Terdakwa kepada saksi Viqi Adha hanya 1 (satu) bungkus bukan 3 (tiga) bungkus;
• Bahwa 3 (tiga) bungkus plastik kecil berisi sabu yang ditemukan pada diri saksi Viqi Adha setelah ditimbang beratnya 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram;
• Bahwa setelah ditangkap oleh Polisi, terhadap Terdakwa kemudian dilakukan tes urine, dan hasilnya adalah positif;
• Bahwa pekerjaan Terdakwa adalah pemilik bengkel (swasta), sehingga pekerjaan Terdakwa tidak ada hubungannya dengan dunia kesehatan ataupun dunia pengembangan ilmu pengetahuan;
• Bahwa Terdakwa sudah pernah dijatuhi pidana penjara oleh Pengadilan Negeri Tarakan selama 1 (satu) tahun karena masalah narkotika;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum sebagaimana tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
Menimbang, bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan suatu tindak pidana, maka perbuatan orang tersebut haruslah memenuhi seluruh unsur dari tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan menggunakan jenis dakwaan alternatif, yaitu Kesatu melanggar Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau Kedua melanggar Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau Ketiga melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga terhadap bentuk dakwaan yang demikian Majelis Hakim berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dapat langsung memilih dakwaan mana yang paling tepat untuk diterapkan terhadap perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum sebagaimana tersebut di atas, oleh karena Penuntut Umum tidak dapat mengajukan alat bukti yang cukup untuk dapat membuktikan jika Terdakwa telah menjual narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha ataupun telah menyerahkan narkotika jenis sabu dalam rangka jual beli kepada saksi Viqi Adha, maka Majelis Hakim berpendapat dakwaan yang paling tepat untuk diterapkan terhadap perbuatan Terdakwa adalah dakwaan alternatif kedua, oleh karenanya Majelis
Hakim selanjutnya memilih untuk membuktikan dakwaan alternatif Kedua, yaitu melanggar Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
Menimbang, bahwa dalam Dakwaan Kedua, Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum melanggar Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
a Setiap orang;
b Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut :
a Setiap orang;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang pada dasarnya adalah orang perorangan, sedangkan orang perorangan sama artinya dengan seorang manusia;
Menimbang, bahwa oleh karena setiap peraturan perundang-undangan dibuat untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia, termasuk ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, maka unsur setiap orang yang tercantum dalam Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 pada dasarnya ditujukan kepada orang atau manusia yang dianggap sebagai subjek hukum pelaku tindak pidana di bidang Narkotika;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah mengajukan seseorang yang bernama BAHTIAR Alias TAGOR Bin AMIN HAMZAH sebagai Terdakwa, dimana Terdakwa telah membenarkan identitasnya sebagaimana tercantum dalam surat dakwaan Penuntut Umum, maka Majelis Hakim berkesimpulan unsur “Setiap orang“ ini telah terpenuhi;
b Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman;
Menimbang, bahwa unsur kedua ini bersifat alternatif, artinya apabila salah satu jenis perbuatan melawan hukum dalam unsur ini telah terbukti, maka terpenuhilah apa yang dikehendaki unsur tersebut;
Menimbang, bahwa perbuatan yang dilarang dalam ketentuan Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika adalah memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan tanpa hak adalah tanpa wewenang atau tanpa mempunyai dasar yang dibenarkan untuk melakukan suatu perbuatan;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan melawan hukum adalah melakukan hal-hal yang dilarang oleh hukum tertulis atau Undang-Undang (melawan hukum dalam arti formal);
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dinyatakan bahwa setiap kegiatan peredaran Narkotika wajib dilengkapi dengan dokumen yang sah, oleh karenanya segala kegiatan yang berkaitan dengan Narkotika yang tidak dilengkapi dengan adanya dokumen yang sah adalah kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dinyatakan penyerahan narkotika hanya dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan dan dokter, sehingga pihak-pihak selain apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan ataupun dokter, tidak mempunyai kewenangan atau tidak mempunyai hak untuk menyerahkan narkotika;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dinyatakan bahwa Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan Pelayanan Kesehatan dan/atau pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sehingga berdasarkan ketentuan tersebut, Narkotika hanya diperkenankan penggunaannya untuk kepentingan Pelayanan Kesehatan dan/ atau pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dinyatakan, Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, sehingga menggunakan Narkotika diluar ketentuan Pasal 7 dan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana tersebut diatas adalah bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang atau disebut juga sebagai melawan hukum;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, Terdakwa ditangkap oleh Polisi pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 2014 sekitar pukul 16.00 Wita di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT.
17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan karena masalah narkotika jenis sabu-sabu yang ditemukan pada diri saksi Viqi Adha;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, awalnya pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 18.00 Wita saksi Viqi Adha mendatangi rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, kemudian saat saksi Viqi Adha berada di rumah Terdakwa tersebut ternyata saksi Rajuk sempat melihat saksi Viqi Adha memegang bungkusan, lalu saksi Rajuk bertanya kepada saksi Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, awalnya pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 18.00 Wita saksi Viqi Adha mendatangi Terdakwa di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan dengan tujuan untuk mencari sabu-sabu dan setelah bertemu dengan Terdakwa, kemudian saksi Viqi Adha menanyakan kepada Terdakwa apakah punya sabu-sabu karena saksi Viqi Adha sedang butuh sekali untuk mengkonsumsi sabu-sabu, dimana pada waktu itu saksi Viqi Adha menyatakan ingin membeli sabu-sabu seharga Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) namun saksi Viqi Adha hutang terlebih dahulu, besok atau lusa baru dibayar karena saksi Viqi Adha akan menggadaikan sepeda motor terlebih dahulu;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, selanjutnya Terdakwa menyatakan sabu-sabunya ada, lalu tidak lama kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha dengan cara memberikan langsung dari tangan Terdakwa ke tangan saksi Viqi Adha dan setelah saksi Viqi Adha menerima 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi sabu-sabu dari Terdakwa, lalu saksi Rajuk menanyakan kepada saksi Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”;
Menimbang, bahwa Terdakwa menyangkal keterangan saksi Viqi Adha yang menerangkan jika saksi Viqi Adha memperoleh sabu-sabu dari Terdakwa pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014, dan sebaliknya menurut Terdakwa pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 tersebut dirinyalah yang menitipkan uang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) kepada saksi Viqi Adha agar saksi Viqi Adha mencarikan sabu-sabu untuk Terdakwa;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa menyangkal keterangan saksi Viqi Adha yang menerangkan jika saksi Viqi Adha memperoleh sabu-sabu sebanyak 1 (satu) bungkus plastik transparan dari Terdakwa dengan cara membeli seharga Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), sedangkan saksi-saksi lain ternyata tidak ada yang mengetahui sendiri jika sabu-sabu tersebut memang diperoleh saksi Viqi Adha dari Terdakwa, maka untuk mengetahui apakah memang saksi Viqi Adha memperoleh sabu-sabu dari Terdakwa, selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkannya melalui alat bukti petunjuk;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 188 ayat (1) KUHAP, yang dimaksud dengan petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya, dimana kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 188 ayat (2) KUHAP, dinyatakan alat bukti petunjuk tersebut hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan perbuatan Terdakwa melalui alat bukti petunjuk, maka Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan mengenai penyangkalan Terdakwa atas keterangan yang telah diberikannya kepada Penyidik sebagaimana termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
Menimbang, bahwa dalam persidangan Terdakwa menyangkal keterangan yang telah diberikannya pada saat Penyidikan sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang pada pokoknya menerangkan jika Terdakwa telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha sebanyak 1 (satu) bungkus seharga Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, namun ternyata Terdakwa menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut dengan alasan Terdakwa tidak terlalu membaca Berita Acara Pemeriksaan tersebut terlebih dahulu karena Terdakwa baru saja sembuh dari sakit;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Dana Brata Tarigan, pada saat saksi Dana Brata Tarigan melakukan penangkapan terhadap Terdakwa, setelah Terdakwa mengakui jika dirinya telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha, maka saksi Dana Brata Tarigan kemudian membawa Terdakwa ke kantor Polres Bulungan;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Gibson Hendra (saksi verbalisan), pada saat dilakukan pemeriksaan dalam proses Penyidikan, pada waktu itu Terdakwa menerangkan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 Terdakwa telah menyerahkan narkotika jenis sabu kepada saksi Viqi Adha di rumah Terdakwa sendiri dan pada hari itu juga saksi Viqi Adha kemudian ditangkap oleh anggota Kodim, namun saat narkotika jenis sabu yang ditemukan pada saksi Viqi Adha ditunjukkan kepada Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyatakan bukan itu sabu-sabu yang diserahkannya kepada saksi Viqi Adha karena sabu-sabu yang diserahkan Terdakwa kepada saksi Viqi Adha hanya 1 (satu) bungkus bukan 3 (tiga) bungkus;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 189 ayat (2) KUHAP, dinyatakan “keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya”, sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 189 ayat (2) KUHAP tersebut, maka keterangan yang telah diberikan oleh Terdakwa dalam proses Penyidikan sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dapat digunakan oleh Majelis Hakim untuk menemukan bukti mengenai hal yang didakwakan kepada Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, awalnya pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 18.00 Wita saksi Viqi Adha mendatangi Terdakwa di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan dengan tujuan untuk mencari sabu-sabu dan setelah bertemu dengan Terdakwa, kemudian saksi Viqi Adha menanyakan kepada Terdakwa apakah punya sabu-sabu karena saksi Viqi Adha sedang butuh sekali untuk mengkonsumsi sabu-sabu, dimana pada waktu itu saksi Viqi Adha menyatakan ingin membeli sabu-sabu seharga Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) namun saksi Viqi Adha hutang terlebih dahulu, besok atau lusa baru dibayar karena saksi Viqi Adha akan menggadaikan sepeda motor terlebih dahulu;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, selanjutnya Terdakwa menyatakan sabu-sabunya ada, lalu tidak lama kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha dengan cara memberikan langsung dari tangan Terdakwa ke tangan saksi Viqi Adha dan setelah saksi Viqi Adha menerima 1 (satu) bungkus plastik putih transparan berisi sabu-sabu dari Terdakwa, lalu saksi Rajuk menanyakan kepada saksi
Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Rajuk yang dibacakan dalam persidangan, saksi Rajuk mengetahui saksi Viqi Adha terakhir kali datang ke rumah Terdakwa pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.00 Wita, dimana pada waktu itu saksi Rajuk sempat melihat saksi Viqi Adha memegang bungkusan, lalu saksi Rajuk bertanya kepada saksi Viqi Adha “bungkusan apa itu?” dan dijawab oleh saksi Viqi Adha “ndak usahlah kau tahu”, setelah itu saksi Rajuk diam;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), pada pokoknya Terdakwa menerangkan jika Terdakwa telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha sebanyak 1 (satu) bungkus seharga Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Viqi Adha, setelah menerima sabu-sabu dari Terdakwa, kemudian saksi Viqi Adha pergi ke rumah Muliansyah alias Comel dan setelah berada di dalam kamar anak dari Muliansyah alias Comel, selanjutnya saksi Viqi Adha mengeluarkan sabu-sabu yang baru dibelinya dari Terdakwa, namun ternyata plastik pembungkus sabu-sabu tersebut bocor, sehingga saksi Viqi Adha lalu membagi 1 (satu) bungkus plastik transparan berisi narkotika jenis sabu yang dibeli dari Terdakwa menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil dengan tujuan untuk disimpan dan nantinya akan dipakai sendiri oleh saksi Viqi Adha pada lain waktu;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Dana Brata Tarigan, pada saat saksi Dana Brata Tarigan melakukan penangkapan terhadap Terdakwa, setelah Terdakwa mengakui jika dirinya telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha, maka saksi Dana Brata Tarigan kemudian membawa Terdakwa ke kantor Polres Bulungan;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Gibson Hendra (saksi verbalisan), pada saat dilakukan pemeriksaan dalam proses Penyidikan, pada waktu itu Terdakwa menerangkan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014 Terdakwa telah menyerahkan sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha di rumah Terdakwa sendiri dan pada hari itu juga saksi Viqi Adha kemudian ditangkap oleh anggota Kodim, namun
saat narkotika jenis sabu yang ditemukan pada saksi Viqi Adha ditunjukkan kepada Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyatakan bukan itu sabu-sabu yang diserahkannya kepada saksi Viqi Adha karena sabu-sabu yang diserahkan Terdakwa kepada saksi Viqi Adha hanya 1 (satu) bungkus bukan 3 (tiga) bungkus;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), keterangan saksi Viqi Adha, keterangan saksi Dana Brata Tarigan dan keterangan saksi Gibson Hendra sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh persesuaian suatu perbuatan, kejadian atau keadaan, yaitu pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 saksi Viqi Adha datang ke rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan dan kemudian pada sekitar pukul 19.30 Wita Terdakwa menyerahkan 1 (satu) bungkus plastik berisi sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha, setelah itu saksi Viqi Adha pergi ke rumah Muliansyah alias Comel dan setelah berada di dalam kamar anak dari Muliansyah alias Comel, kemudian saksi Viqi Adha mengeluarkan sabu-sabu yang baru diperolehnya dari Terdakwa, namun ternyata plastik pembungkus sabu-sabu tersebut bocor, sehingga saksi Viqi Adha lalu membagi 1 (satu) bungkus plastik transparan berisi sabu-sabu yang diperolehnya dari Terdakwa menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil, oleh karenanya pada saat sabu-sabu yang ditemukan pada saksi Viqi Adha ditunjukkan oleh Penyidik kepada Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyatakan bukan itu sabu-sabu yang diserahkannya kepada saksi Viqi Adha karena sabu-sabu yang diserahkan Terdakwa kepada saksi Viqi Adha hanya 1 (satu) bungkus bukan 3 (tiga) bungkus;
Menimbang, bahwa oleh karena berdasarkan persesuaian suatu perbuatan, kejadian atau keadaan sebagaimana diuraikan di atas, ternyata Majelis Hakim telah mendapatkan petunjuk jika pada hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 sekitar pukul 19.30 Wita Terdakwa telah menyerahkan 1 (satu) bungkus plastik sabu-sabu kepada saksi Viqi Adha di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Serindit RT. 17, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, dimana kemudian saksi Viqi Adha membagi 1 (satu) bungkus plastik berisi sabu-sabu yang diperolehnya dari Terdakwa tersebut menjadi 3 (tiga) bungkus plastik kecil;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, 3 (tiga) bungkus plastik kecil berisi sabu-sabu yang ditemukan pada diri saksi Viqi Adha tersebut setelah ditimbang beratnya 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan) gram;