• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN DD-WRT PADA D-LINK DIR 600 (Studi Kasus : Sekretariat HMJTI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN DD-WRT PADA D-LINK DIR 600 (Studi Kasus : Sekretariat HMJTI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS)

MENGGUNAKAN DD-WRT PADA D-LINK DIR 600

(Studi Kasus : Sekretariat HMJTI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Fajriana Nugraha

07.11.1791

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

(2)
(3)

ANALYSIS AND IMPLEMENTATION QUALITY OF SERVICE (QOS) USING DD-WRT ON D-LINK DIR-600

(Case tudy: Secretariat HMJTI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN DD-WRT PADA D-LINK DIR-600

(Studi Kasus : Sekretariat HMJTI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA)

Fajriana Nugraha Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

The increasing need for development of wireless networks in the environment

secretariat Student Association Department of Information (HMJTI) STMIK

AMIKOM YOGYAKARTA showed the higher demand for quality implementation

of its wireless network. But what happened was the emergence of some complaints

which is a manifestation of discontent and unfulfilled desires of wireless users

(users) in making a wireless network connection such as inequities in access

speed between users.

This condition is aggravated due to lack of maximal features offered by the

Access Point that is used is D-Link DIR-600 which also carries a manufacturer

default firmware. Management bandwidth is needed to ensure network users get a

fair and satisfactory bandwidth and maintain the data traffic in the network to

avoid congestion due to overload the access request. One of the powerful

firmware that will be used for bandwidth management is the DD-WRT which has

the function of Quality of Service (QoS) as one of excess.

From the results it can be concluded that riset of QoS on DD-WRT has a

priority mac address, priority application and to ensure users get the bandwidth

is more evenly so that the resulting sense of comfort to the user due to a good

quality wireless network.

(4)

1. Pendahuluan

Pengunaan jaringan wireless semakin menjamur. Di mana-mana dapat dilihat bertebaran tower wireless access point. Tapi penggunaan jaringan wireless yang tidak disertai manajemen yang benar dapat mengakibatkan beberapa masalah seperti IP conflict, perebutan bandwidth dan lain sebagainya.

Menggunakan teknik tertentu perangkat wireless dapat ditingkatkan kemampuannya (upgrade) setara perangkat yang bernilai tinggi. Program wireless yang dimaksudkan adalah dengan memanfaatkan teknologi upgrade firmware DD-WRT. Program meliputi mulai dari teknologi pemrograman sampai proses injeksi program pada perangkat wireless dengan memasukkan berbagai program eksekusi untuk menjadikan perangkat radio menjadi lebih bernilai.

Banyak sekali produk access point yang dapat mengimplementasikan firmware DD-WRT ini. Salah satu produk yang dapat digunakan adalah D-LINK DIR-600. Secara default D-LINK DIR-600 dengan firmware aslinya hanya dapat berjalan dalam Mode AP saja, jadi dia tidak dapat berperan sebagai station atau client.

Melalui upgrade firmware dengan DDWRT, maka kemampuan dari D-LINK DIR-600 pun akan meningkat, fitur seprti gain power yang dapat diatur, support WDS, VPN, Client Bridge, WEP, WPA, WPA2, juga ada Bandwidth Monitoring, Firewall, MAC Address Cloning, Radius, Quality of Service.

2. Landasan Teori

2.1 Tinjauan Pustaka

Router sebetulnya adalah pilihan perangkat untuk mengatur Quality of Service (QOS) sehingga kita dapat mengatur besarnya bandwidth yang dialokasikan. Pengguna lokal tentunya akan memperoleh bandwidth paling besar dibandingkan pengguna yang roaming, apalagi dibandingkan dengan pengguna tamu yang tidak kita ketahui identitasnya1.

Akan tetapi pada kenyataanya fungsi atau fitur tersebut tidak hadir dalam semua perangkat wireless (access point) secara maksimal. Atas dasar itu maka perlu dibahas Quality of service (QoS) yang memungkinkan user menggunakan fasilitas jaringan wireless dengan managemen bandwidth yang lebih kompleks. Salah satunya adalah dengan mengganti firmware bawaan distributor (default) menjadi firmware DD-WRT.

QoS (Quality Of Service) pada firmware DD-WRT yang mampu memberikan prioritas berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data. Caranya adalah dengan memanfaatkan fungsi Mac & Port Priority.

(5)

2.2 Definisi Jaringan Nirkabel / Wireless

Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed (LOS). Ini berarti sinyal radio tiba dipenerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fase yang berbeda-beda2.

2.3 Implementasi Wireless

Sistem komunikasi wireless yang dibangun agar dapat diakses oleh semua orang (free hotspot), dapatnya dibangun dengan sistem terbuka (open system). Artinya siapa saja membutuhkan akses (misalnya : internet) dapat langsung melakukan koneksi ke sistem wireless tersebut melalui hostspot-hotspot yang telah disediakan. Keuntungan lain dari wireless, pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan hanya dibatasi pada jarak jangkauan dari satu titik pemancar wireless.

2.3.1 Standarisasi Wireless LAN

Institute of Electrical Electronic Engineers (IEEE) merupakan sebuah organisasi yang mengeluarkan standarisasi untuk mengatur komunikasi data melalui wireless. Secara umum standarisasi yang berlaku antara lain :

IEEE 802.11 IEEE 802.11b IEEE 802.11a IEEE 802.11g

2.3.2 Perangkat Wireless LAN

Konfigurasi wireless LAN pada umumnya, membutuhkan alat transmitter/receiver (transceiver) yang biasa disebut access point (AP), terhubung pada wired network dari lokasi yang tetap menggunakan pengkabelan yang standar. Acces point menerima, buffer, dan mentransmisikan data antara wireless LAN dan wired LAN.

2.3.2.1 Firmware

Firmware yang dimaksud adalah firmware yang ada pada access point. Berfungsi sebagai sistem operasi untuk menjalankan perangkat keras sehingga access point dapat berfungsi. Firmware ini tersimpan dalam memory flash access point yaitu memory yang tidak akan kehilangan data ketika access point tidak mempunyai power (sumber daya listrik).

(6)

2.3.2.2 Implementasi Fitur Quality of Service (QoS)

QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda. Melalui QoS, seorang network administrator dapat memberikan prioritas trafik tertentu. Mulai dari prioritas mac address yang akan diperbolehkan mengakses internet lewat jaringan yang ditanganinya itu bahkan sampai port yang diperbolehkan untuk digunakan.

Gambar 2.1 Tampilan setting Quality of Service

QoS dapat diimplementasikan pada situasi congestion management atau congestion avoidance. Teknik-teknik congestion management digunakan untuk mengatur dan memberikan prioritas trafik pada jaringan di mana aplikasi meminta lebih banyak lagi bandwidth daripada yang mampu disediakan oleh jaringan.

3. Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Tinjauan umum

HMJTI (Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika) merupakan himpunan aktivis mahasiswa TI yang tergabung dalam satu organisasi di STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. HMJTI menjadi suatu wadah yang sangat penting bagi mahasiswa jurusan TI pada khususya, antara lain untuk mengkaji inter-disiplin keilmuan, keorganisasian, aspirasi mahasiswa, kritik saran kepada pihak lembaga STMIK AMIKOM YOGYAKARTA, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat.

Pengurus HMJTI dalam melaksanakan tugas dan kinerjanya, dituntut untuk up to date terhadap berbagai informasi baik itu informasi dari internal kampus atau dari external kampus. Salah satu caranya adalah melalui internet. Dengan adanya internet maka kebutuhan sebuah informasi bagi pengurus HMJTI akan didapatkan lebih mudah dan efisien.

(7)

3.2 Analisis Masalah

Koneksi jaringan internet di sekeretariat HMJTI difasilitasi oleh kampus STMIK AMIKOM melalui satu buah kabel LAN yang terhubung melalui switch dilanjutkan dengan menggunakan access point (AP) untuk membagi koneksi melalui jaringan wireless yang berfungsi untuk memudahkan para anggotanya dalam mengakses internet.

3.2.1 Analisis kondisi lingkungan kesekretariatan

Anggota HMJTI adalah seluruh mahasiswa jurusan TI pada STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Sedangkan pengurus intinya/pengurus harian adalah mahasiswa TI yang hanya berjumlah 45 orang mulai dari tahun angkatan 2008 sampai 2010.

Rata-rata dari pengurus memiliki perangkat komputer jingjing atau biasa disebut notebook / laptop guna memaksimalkan kinerja mereka. Saat berkumpul, banyak anggota pengurus HMJTI yang menggunakan fasilitas internet, untuk itu dibutuhkan jaringan wireless yang dapat membagi bandwidth agar masing user mendapatkan kecepatan akses yang sama.

3.2.2 Analisis Kelemahan Sistem

Sekretariat HMJTI STMIK AMIKOM saat ini menggunakan access point D-LINK DIR-600 dengan firmware default untuk memanfaatkan fasilitas internet melelui wireless LAN. Akan tetapi dalam penggunaannya terdapat beberapa masalah, diantaranya :

Semakin banyak anggota HMJTI (user) yang mengakses jaringan wireless tersebut, maka akan semakin penuh traffic jaringannya sehingga menyebabkan makin lambatnya akses internet pada jaringan tersebut.

Tidak adanya pembagian bandwidth yang merata menyebabkan kecepatan akses tiap user berbeda.

Minimnya fitur dari firmware default D-LINK DIR-600 (versi 2.03) sehingga membuat manajemen wireless semakin terbatas.

3.3 Solusi Terhadap Masalah

Solusi dalam menghadapi masalah keamanan di wireless LAN tersebut adalah dengan cara membuat managemen bandwidth sehingga anggota HMJTI (user) dapat melakukan akses internet tanpa terjadi ketidak samaan kecepatan akses dikarenakan managemen bandwidth yang kurang tepat.

Masalah yang dihadapi dalam mengimplementasikan sebuah management bandwidth yang baik adalah keterbatasan fitur yang dimiliki oleh firmware default (firmware bawaan produsen). Melalui upgrade firmware semua keterbatasan itu dapat ditangani. Biasanya perangkat access point akan menyediakan upgrade firmware untuk melakukan perbaikan, bahkan dengan upgrade firmware akan ada fungsi tambahan.

(8)

3.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

3.3.1.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan dalam sebuah sistem sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem yang akan dirancang. Dalam hal ini digunakan beberapa perangkat keras, diantaranya:

a. Access Point (AP)

Merupakan perangkat yang yang digunakan untuk menerima sinyal wireless. Pada prinsip kerjanya access point mirip dengan cara kerja dari switch hub yang biasa terdapat pada topologi LAN namun memiliki perbedaan pada media koneksinya. Pada switch hub masing-masing menggunakan kabel UTP sedangkan pada access point sudah menggunakan gelombang radio atau lebih dikenal dengan wireless (nirkabel)3.

b. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

Pengertian dan definisi dari Kabel UTP atau kabel unshielded twisted pair adalah kabel yang biasa digunakan untuk membuat jaringan atau network komputer berupa kabel yang didalamnya berisi empat (4) pasang kabel yang setiap pasangnya adalah kembar dengan ujung konektor RJ-45.

Ada beberapa tipe atau kategori dari kabel UTP namun kabel yang akan digunakan adalah kabel UTP cat 5 yang digunakan secara praktis dengan tipe cross over untuk menghubungkan AP ke komputer. 568A Pin 1 Putih-Orange Pin 2 Orange Pin 3 Putih-Hijau Pin 4 Biru Pin 5 Putih-Biru pin 6 Hijau pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat 68B Pin 1 Putih-Hijau Pin 2 Hijau Pin 3 Putih-Orange Pin 4 Biru Pin 5 Biru-putih pin 6 Orange pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat

Gambar 3.1 Kabel UTP mode cross over

(9)

c.

Personal Computer (PC)

Dibutuhkan untuk mengkonfigurasi access point, tidak dibatasi spesifikasi hardware dari sebuah PC yang akan digunakan. Hanya harus memastikan PC yang akan digunakan memiliki wireless network adapter sebagai perangakat penerima sinyal wireless dari access point.

3.3.1.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk membangun jaringan wireless adalah perangkat lunak yang bersifat open source dan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkannya. Dalam hal ini hanya dibutuhkan sebuah firmware DD-WRT v24 SP1 yang didapatkan secara gratis di situs resmi DD-DD-WRT.

3.3.1.3 Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kebutuhan sumber daya manusia meliputi orang-orang yang terlibat didalam perancangan sistem jaringan wireless ini yaitu administrator dan user.

3.4 Perancangan Sistem

Perancangan sistem diperlukan untuk mengetahui bagaimana sistem ini (firmware DD-WRT) nantinya akan dijalankan pada access poin D-LINK DIR-600 mulai dari konsep sistem sampai implementasi di ruangan sekretariat HMJTI sehingga akses jaringan internet melalui wireless dapat digunakan secara lebih terkontrol.

Jenis firmware yang akan dibangun pada sekeretariat HMJTI adalah upgrade firmware default (bawaan distributor D-LINK DIR-600 versi 2.03) menjadi firmware DD-WRT v24 SP1. Karena selain tidak memerlukan biaya tambahan untuk mendapatkannya, DD-WRT juga merupakan firmare yang terbaik yang sering digunakan oleh banyak administrator jaringan.

Firmware DD-WRT pada prinsipnya mempunyai cara kerja yang sama dengan firmware default dari D-LINK DIR-600. Akan tetapi fitur yang ditawarkan oleh DD-WRT lebih komplit jika dibandingkan dengan firmeware default. Salah satu contohnya adalah dalam fitur QOS (Quality of Service) pada Firmware default D-LINK DIR-600 (firmware Versi 2.03) hanya memiliki fungsi untuk management bandwidth tanpa adanya filtering port bahkan fungsi netmask priority dan mac priority juga ada pada DD-WRT DIR600.

Adanya fungsi/fitur yang telah disebutkan diatas, maka fasilitas jaringan wireless pada sekretariat HMJTI dapat diberlakukan beberapa prioritas terhadap user agar tidak timbul perebutan bandwidth.

(10)

3.4.1 Sistem Yang Berjalan Sekarang

Firmware yang sekarang yang digunakan pada D-LINK DIR-600 di sekretriat HMJTI adalah firmware versi 2.03 dengan fitur QoS yang masih default seperti yang terlihat pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.2 Quality of Service Pada D-LINK DIR-600

Submenu QoS pada firmware versi 2.03 ini dapat di-set dalam berbagai hal terutama berkaitan dengan management bandwidth. Beberapa parameter yang dapat di-set antara lain adalah Automatic Uplink Speed, Measured & Manual Uplink Speed, serta connection type.

3.4.2 Sistem Yang Direncanakan

Algoritma sistem yang akan dirancang pada D-LINK DIR-600 di sekretariat HMJTI adalah sebagai berikut:

(11)

Gambar 3.3 Algoritma Sistem

3.5 Konfigurasi Sistem

3.5.1 Memahami Topologi Jaringan

Topologi menggambarkan struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah jaringan didesain. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geografis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa ada 2 cara menghubungkan antar PC dengan sistem wireless, yaitu :

3.5.1.1 Mode Ad-hoc

Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan reciever wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain.

Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak dapat berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu daerah jangkauan pada

(12)

mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.

3.5.1.2 Mode Infrastructure

Kedua jaringan paling umum dan lebih mudah saat ini dengan sistem Access point dengan bentuk PCI card atau sebuah unit hardware yang memiliki fungsi access point untuk melakukan broadcast ke beberapa computer client pada jarak radius tertentu.

3.5.2 Instalasi Perangkat Lunak (Software)

Konsep peningkatan firmware dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dan diperlukan dukungan dari beberapa perangkat lunak pada perangkat keras yang digunakan.

3.5.2.1 Web Browser

Merupakan suatu perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan halaman-halaman website yang berada di internet. Dalam hal ini akan digunakan web browser mozilla firefox yang merupakan web browser open source dan dibangun dengan Gecko layout engine.

Tidak hanya handal, firefox juga didukung oleh sejumlah Add-ons yang dapat diinstal terpisah yang memungkinkan pengguna melakukannya sesuai dengan kegunaan Add-ons tersebut.

3.5.2.2 Speed Tester

Merupakan suatu metode untuk menguji kecepatan akses internet yang tersedia. Ada berbagai cara untuk menguji kecepatan itu antara lain adalah dengan cara mengunjungi situs penguji kecepatan online seperti www.speedtes.net, www.bandwidthplace.com, www.testmy.net, dan lain sebagainya. Atau menggunakan aplikasi penguji kecepatan internet seperti aplikasi yang bernama Download Speed Test yang juga akan digunakan dalam menguji kecepatan akses jaringan internet pada penelitian ini.

3.5.2.3 Upgrade Firmware

Proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah meng-upgrade firmware terlebih dahulu dimulai dengan mendownload versi terbarunya di situs resmi DD-WRT yaitu www.dd-wrt.com dilanjutkan dengan menyambung access point ke komputer dan membuka web browser untuk diarahkan ke IP addrses 192.168.0.1.

3.5.2.4 Konfigurasi Jaringan

(13)

adalah konfigurasi jaringan seperti pengalamatan IP yang telah diberikan oleh kampus AMIKOM yaitu 172.16.32.10, subnet mask 255.255.255.0 dan gateway 172.16.32.254 dengan DNS 202.91.9.2 di primary-nya dan 202.91.9.3 di secondary-nya.

3.5.2.5 Konfigurasi Sistem dan Implementasi Sistem

Mengimplementasikan DD-WRT ke dalam acces point D-LINK DIR600 sesuai dengan rule atau aturan yang telah dibuat sehingga pada saat pengujian sistem, fitur-fitur yang ada pada DD-WRT sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi sistem pada tahap ini memanfaatkan Quality of Service sebagai bandwidth managemen yang disertai priority mac address serta port.

3.6 Analisis Kinerja Sistem

Menganalisis apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau belum, apabila sukses maka proses akan dilanjutkan pada tahap pengujian sistem dan apabila belum sesuai, maka harus kembali ke konfigurasi sistem kemudian di analisis sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada terjadi suatu kesalahan.

3.7 Pengujian Akhir Sistem

Memastikan kembali konfigurasi yang dijalankan apakah sudah berjalan berdasarkan rule yang telah dibuat dan apakah fungsi dari sistem yang dibangun sudah teruji kemampuannya seperti yang di analisis. Pengujian sistem dilakukan dengan cara melakukan download file sama dari internet dengan 2 komputer yang terhubung ke access poin. Apakah kecepatan aksesnya sama atau berbeda.

4. Implementasi dan pembahasan

4.1 Implementasi Topologi Jaringan

Membangun sebuah jaringan wireless sebaiknya merancang dahulu jenis topologi yang akan diterapkan. Dengan adanya topologi jaringan seorang administrator jaringan akan lebih mudah menerapkan konfigurasi pada sebuah access point, dalam hal ini topologi yang diterapkan adalah topologi pada ruangan sekretariat HMJTI AMIKOM. Berikut adalah topologi jaringan saat implementasi sistem :

(14)

Gambar 4.1 Topologi jaringan pada sekretariat HMJTI

4.2 Upgrade DD-WRT

Beberapa solusi dapat direalisasikan dari rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dilakukan proses upgrade DD-WRT. Sebelum masuk kedalam tahapan tersebut, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu diantaranya:

4.2.1 Konfigurasi access point

Konfiguras access point D-LINK DIR 600 supaya admin dapat mengakses internet secara langsung. Caranya yaitu dengan mengetikan IP 192.168.0.1 pada web browser seperti terlihat pada gambar 4.2 berikut :

(15)

4.2.2 Download DD-WRT

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya bahwa DD-WRT adalah salah satu firmware open source yang didapatkan secara gratis atau cuma-cuma dengan mendownload di situs resminya yaitu www.dd-wrt.com. Dengan memilih menu support pada situs tersebut, maka dijelaskan juga beberapa access point yang support terhadap DD-WRT.

Versi terbaru dari DD-WRT adalah V24 SP 1, beberapa kelebihan firmware ini salah satunya bisa memantau jumlah client wireless yang aktif dan client DHCP bahkan dengan firmware baru ini client AP bisa ditingkatkan sampai 128 client.

4.2.3 Implementasi Upgrade Firmware

Implementasi upgrade firmware ini terdiri dari beberapa tahapan, pertama diantaranya adalah menghubungkan access point (D-LINK DIR-600) dengan komputer menggunakan kabel UTP tipe cross over, lalu masukan IP 192.168.0.1 pada web browser dan login menggunakan username default seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Setelah berhasil login, langkah yang harus dilakukan adalah memilih menu maintenance dan sub menu firmware update. Disana telah disediakan kolom browse yaitu kolom untuk load file "dlink-dir600b-factory-webflash.bin" yang sudah kita download dari internet dan tersimpan di harddisk untuk selanjutnya di-upload kedalam access point.

(16)

Setelah porsesnya selesai maka masukan IP address 192.168.1.1 ke dalam address bar web browser untuk menguji keberhasilan upgrade firmware. Apabila upgrade berhasil dengan baik maka akan muncul tampilan awal firmware baru yaitu DD-WRT V24 SP1 seperti yang terlihat pada gambar 4.8 berikut :

Gambar 4.4 Firmware DD-WRT

4.2.3.1 Konfigurasi IP Address

4.2.3.2 Setting Quality of Service DD-WRT

Pengaturan pada menu QoS: terlebih dahulu aktifkan fitur tersebut dengan meng-click enable. Ada beberapa opsi yang harus ditentukan kembali setelah fitur tersebut aktif, diantaranya adalah memilih port yang akan digunakan, pilih WAN & LAN pada bagian port untuk akses terhadap internet. Sedangkan untuk opsi packet scheduler pilih HTB.

(17)

4.3 Pengujian Akhir Sistem

Melalui media PC yang digunakan oleh user, maka semua uji coba itu dapat dilakukan. Dalam pengujian yang dilakukan hanya digunakan 1 PC tambahan selain PC yang digunakan oleh admin.

4.3.1 Pra implementasi QoS

Tanpa menggunakan fitur QoS maka management bandwidth yang ada terhadap jaringan wireless di sekretariat HMJTI akan diuji coba.

4.3.1.1 Pengujian tanpa download accelerator

Pengujian kecepatan dilakukan tanpa menggunakan download accelerator seperti : bittoren, internet download manager, free download manager, dan lain lain.

4.3.1.2 Pengujian menggunakan download accelerator

Internet download manager adalah salah satu download accelerator yang digunakan dalam pengujian ini karena software ini sudah sangat populer dikalangan pengguna internet.

4.3.2 Pasca implementasi QoS

Bertolak belakang dengan penggunaan DD-WRT tanpa QoS, yang harus dilakukan untuk mengimplementasikannya adalah dengan cara mengaktifkan fitur QoS itu sendiri. Dimulai dengan masuk ke menu NAT/QoS dan dilanjutkan memilih opsi enable maka secara otomatis fungsi QoS pada DD-WRT tersebut akan aktif disertai dengan setting yang diinginkan administrator.

(18)

4.3.2.1 Tanpa menggunakan download accelerator

4.3.2.2 Menggunakan download Accelerator

4.3.3 Mac Priority

Metode ini bekerja melalui alamat sumber mac address agar lalu lintas hanya benar diprioritaskan jika sambungan dimulai dari alamat tersebut.

Ada beberapa kelas yang berada pada mac priority meliputi:

- Exempt

- Premium - Express - Standard - Bulk

4.4 Perbandingan terhadap QoS yang lain

Penggunaan QoS tidak hanya terbatas pada DD-WRT melainkan masih banyak software lain yang menggunakan fitur itu. Salah satu diantaranya adalah MikroTik yaitu sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengubah komputer biasa manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, sangat cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot.

Implementasi QoS (Quality of Services) di Mikrotik banyak bergantung pada sistem HTB (Hierarchical Token Bucket). HTB memungkinkan kita membuat queue menjadi lebih terstruktur, dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan bertingkat. Yang banyak tidak disadari adalah, jika kita tidak mengimplementasikan HTB pada Queue (baik Simple Queue maupun Queue Tree), ternyata ada beberapa parameter yang tidak bekerja seperti yang kita inginkan. Beberapa parameter yang tidak bekerja adalah priority, dan dual limitation (CIR / MIR).

(19)

5. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab yang telah dibahas sebelumnya, penulis dapat memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Firmware pada access point D-LINK DIR-600 dapat di-upgrade dengan menggunakan firmware yang bersifat free atau gratis yaitu DD-WRT dan tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal dalam implementasinya terhadap sistem. 2. Fitur QoS pada DD-WRT lebih mumpuni dengan banyaknya menu layanan yang

tersedia di dalamnya. Berbeda dengan firmware default D-LINK DIR-600 (Versi 2.03) yang memiliki fitur QOS dengan berbagai keterbatasan seperti tidak adanya opsi priority mac dan priority port.

3. Bandwidth Management pada QoS dapat dilakukan dengan cara filtering mac address dan memberikan priority terhadap mac address yang ditentukan.

(20)

Daftar Pustaka

Mulyanta, Edi S. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer.

Yogyakarta: Andi

Prabawati, Th Ari. 2011. Tips Jitu Optimasi Jaringan Wi-Fi. Semarang: Andi

Yogyakarta dan Wahana Komputer Semarang.

Purbo, Onno W. dan Wiharjito, Tony. 2000. Keamanan Jaringan Internet. Jakarta:

Elex Media Komputindo

Purbo, Onno W. 2006. Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot. Jakarta:

Elex Media Komputindo

Gambar

Gambar 2.1 Tampilan setting Quality of Service
Gambar 3.1 Kabel UTP mode cross over
Gambar 3.2 Quality of Service Pada D-LINK DIR-600
Gambar 4.1 Topologi jaringan pada sekretariat HMJTI
+4

Referensi

Dokumen terkait

Furthermore, Created materials like textbook have advantages for example it can ease teachers to teach everyday because sometimes teachers have not prepared materials, so students

Umumnya lokasi Puskesmas berada di ibu kota Kecamatan dan dekat dengan permukiman penduduk (95,1%). Analisis diskriptif juga menunjukkan bahwa hampir 93% bangunan

Beyoncé often expresses female empowerment issue in her songs, this study.. attempts to discover and investigate whether Beyoncé uses

Gereja-gereja apa saja yang pernah terlibat dalam pendidikan agama Kristen di panti asuhan selama

Memiliki pengalaman pendampingan kepada pemerintah daerah bidang pembangunan perumahan minimal 2 tahun, khususnya dalam pendampingan daerah, penguatan kelembagaan,

Perahu menjadi pilihan untuk aktivitas transportasi di sungai. Kondisi Sungai Tondano, khusus pada muara sungai cocok untuk penyeberangan menggunakan perahu. Kebutuhan untuk

Tabel kedua menunjukan skor rataan nilai untuk perumusan masalah untuk siswa sekolah Al Kautsar lebih tinggi dari kemampuan siswa sekolah Ar Rahman. Sehingga dapat

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara pengangkatan Kepala Program Studi dan Sekretaris Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur