• Tidak ada hasil yang ditemukan

26/06/2013 PENYIMPANAN SUHU RENDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "26/06/2013 PENYIMPANAN SUHU RENDAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENYIMPANAN PRODUK HORTIKUKLTURA PENYIMPANAN PRODUK HORTIKUKLTURA

PADA SUHU RENDAH PADA SUHU RENDAH Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Khusus :

••Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan penyimpanan produk hortikultura pada suhu rendah penyimpanan produk hortikultura pada suhu rendah

••Mahasiswa dapat menjelaskan caraMahasiswa dapat menjelaskan cara--cara cara penyimpanan suhu rendah untuk produk hortikultura penyimpanan suhu rendah untuk produk hortikultura

••Mahasiswa dapat melakukan penyimpanan produk Mahasiswa dapat melakukan penyimpanan produk hortikultura pada suhu rendah

hortikultura pada suhu rendah

PENYIMPANAN SUHU RENDAH  Dibedakan atas :

Pendinginan : penyimpanan bahan di atas suhu pembekuan bahan (-2 – 10oC)

Pembekuan : penyimpanan bahan dalam keadaan beku (suhu (-12) – (-24)oC)

 Diperlukan untuk produk yang mudah rusak  Kerugian : biaya mahal

 Keuntungan : dapat mengurangi :

Kegiatan respirasi dan metabolik lain

Proses penuaan, pematangan, pelunakan dan perubahan warna serta tekstur

Kehilangan air dan pelayuan Kerusakan karena aktivitas mikroba Proses pertumbuhan yang tidak diinginkan

PENYIMPANAN SUHU RENDAH…………  Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

1. Sifat bahan

2. Suhu ruang pendingin 3. RH ruang pendingin 4. Sirkulasi udara 5. Jarak tumpukan

 Sifat bahan yang mempengaruhi penyimpanan : • Varitas

• Iklim tempat tumbuh

• Kondisi tanah

• Cara budidaya • Derajat kematangan

• Cara penanganan sebelum disimpan

Pengaruh Penyimpanan Dingin Terhadap Bahan :

1.Kehilangan berat 2.Kerusakan dingin

3.Kegagalan matang :  Normal ripening : 10-30oC, optimum 20oC

(2)

KERUSAKAN DINGIN

 Pada suhu 0-10oC metabolisme tidak normal  Chilling injury : kelainan yang disebabkan oleh

suhu rendah (bukan suhu beku)

 Faktor-faktor yang mempengaruhi chilling injury :

1. Suhu

2. Lama penyimpanan pada suhu tertentu 3. Sensitivitas produk terhadap pendinginan

(tergantung komoditi, varitas dan tingkat kematangan).

 Contoh : Ubi jalar :

Luka setelah 1 hari pada 0oC dan tidak luka pada 7oC selama 4 hari

Tidak luka selama 4 hari pada suhu 10oC tapi setelah 10 hari menjadi luka

KERUSAKAN DINGIN……… 0 5 10 15 20 Daya Simpan Relatif Suhu A B C

A : Tidak sensitif : Kubis, kembang kol B : Agak sensitif : Asparagus, Lada C : Sangat Sensitif : tomat, ubi jalar, pisang

Gambar 1. Hubungan sensitivitas produk terhadap chilling injury, daya simpan dan suhu

KERUSAKAN DINGIN………

 Injury terjadi pada saat didinginkan atau ketika

dipindahkan ke suhu tinggi

 Gejala injury : •Perubahan warna •Membusuk

•Pengerasan (hardcare) •Pemasakan abnormal

•pengeriputan Gambar 2. Symptoms of chilling injury are usually small depressed

areas on fruit surface that later are colonized by deteriorating microorganisms.

(3)

KERUSAKAN DINGIN……… Mekanisme chilling injury :

Terjadi respirasi abnormal

Perubahan lemak dan asam lemak dalam dinding sel :

Pada suhu rendah membran lipida lebih kental sehingga tidak mudah bergerak dan berfungsi, terutama enzim yang terlibat dalam produksi ATP dan sintesa protein

Perubahan permeabilitas sel

Perubahan dalam reaksi kinetik dan thermodinamika Ketimpangan senyawa kimia dalam jaringan :

Contoh : pada kentang, jagung manis, ubi jalar, peas : mengganggu keseimbangan gula-pati (pati  gula  CO2)

Penimbunan metabolisme beracun : etanol dan asetaldehid  merusak sel

KERUSAKAN DINGIN………

 Keseimbangan pati – gula pada ubi jalar, kentang,

jagung manis dan peas :

Pada suhu ruang : keseimbangan pati-gula dalam kentang dan ubi jalar mengarah ke akumulasi pati

Di bawah suhu kritis (10oC untuk kentang dan 15oC untuk ubi jalar) : konversi gula ke pati menurun  gula berkumpul di jaringan  penyimpanan kentang pada suhu > 10oC,

akumulasi gula diturunkan

Pada jagung manis dan peas : akumulasi gula dikehendaki  penyimpanan dilakukan pada suhu < 10oC

Tabel 1. Kerusakan dingin pada buah-buahan yang disimpan pada suhu < suhu rendah yang aman

Komoditi Suhu Rendah yang aman

(oF)

Kerusakan yang terjadi jika suhu < suhu terendah

Apel 36-38 Pencoklatan bagian dalam, bagian tengah coklat, lembek dan lepuh Alpukat 40-45 Daging buah coklat kehitaman Pisang 53-56 Warna jelek jika matang Jeruk besar 50 Lepuh, lubang cacat, benyek Mangga 50-55 Kulit seperti lepuh, kehitam-hitaman,

pematangan tidak merata Semangka 40 Lubang cacat, busuk di permukaan Pepaya 45 Lubang cacat, gagal matang, citarasa

menyimpang, busuk Nenas 45-50 Warna hijau jelek jika matang Tomat (matang) 45-50 Pelunakan, benyek dan busuk Tomat (hijau tua) 55 warna jelek jika matang, busuk

Alternaria

Pengaruh Suhu Terhadap Perubahan Mutu Produk Selama Penyimpanan

0 10 20 30 Suhu

Gambar 3. Hubungan suhu dengan perubahan mutu

Waktu untuk mempertahankan mutu

(4)

Pengaruh Suhu Terhadap Perubahan Mutu Produk Selama Penyimpanan……….

 Suhu Tinggi :

Aktivitas enzim  pada suhu > 30oC

Expose terus menerus pada suhu > 30oC  daging buah masak, warna tidak normal, misal : pisang tetap hijau

Suhu > 35oC, metabolisme tidak normal, buah cepat busuk

 Suhu rendah :

 limit paling rendah = titik beku jaringan (0- (-2)oC)

Untuk umur simpan panjang disimpan pada suhu sedikit di atas titik beku

Pengaruh Suhu Terhadap Perubahan Mutu Produk Selama Penyimpanan………..

 Mutu berhubungan dengan respirasi

 Kecepatan respirasi  secara eksponensial jika suhu  

dijelaskan dengan konsep suhu quotient (Q10)

t2, t1 = suhu (oC)

R2, R1 = kecepatan respirasi Batasan :

Kecepatan respirasi : berat CO2 yang dihasilkan per berat segar bahan pada waktu tertentu (mg CO2 /kg-jam) atau ml CO2/kg jam

 Suhu meningkat 10oC  kecepatan respirasi  2 x

) ( 10 1 2 10 1 2t t R R Q         = konstant  2

Pengaruh Suhu Terhadap Perubahan Mutu Produk Selama Penyimpanan………..  Pada beberapa proses biologis nilai Q10 tidak

konstan pada selang suhu fisiologis Q10 tergantung suhu

 Umumnya nilai Q10 besar (mencapai 7) pada selang 1-10oC, dan di atas 10oC sekitar 2 – 3.

 Penggunaan nilai Q10 :

Q10 = 1  kecepatan respirasi tidak berubah dengan adanya perubahan suhu.

Q10 < 1  kecepatan respirasi menurun dengan meningkatnya suhu

 Bila diketahui nilai Q10 dan respirasi pada suhu tertentu maka kecepatan reaksi pada berbagai suhu dapat diketahui

 Contoh : 1. R1 = 54 mg CO2/kg-jam, pada t1 = 15oC R2 = 86mg CO2/kg-jam, pada t2 = 20oC Q10 = (86/54)10/(20-15) = (1.6)2 = 2.6 2. R1 = 15 mg CO2/kg-jam, pada t1 = 0oC Q10 = 3, Berapa R2 pada t2 = 5oC ? 3.0 = (R2/15)10/(5-0) = (R2/15)2 R2 = 15 x 3 = 26 mg CO2/kg-jam ) ( 10 1 2 10 1 2t t R R Q        

(5)

Penanganan Sebelum Penyimpanan Dingin :  Sortasi  Grading  Sizing  Pengepakan  Pre-cooling  Pencucian  Degreening  Pelilinan (waxing) Penanganan tambahan PRE-COOLING

 = Pendinginan awal, yaitu pendinginan cepat

untuk mengambil panas sensibel (field heat) sebelum produk mengalami transportasi atau penyimpanan.

 Suhu produk diturunkan dalam waktu beberapa

menit atau beberapa jam, sehingga produk tetap segar

 Tujuan umum pre-cooling : Memperlambat respirasi

Menurunkan kepekaan terhadap mikroba Mengurangi jumlah air yang hilang

Memudahkan pemindahan ke ruang pendingin

PRE-COOLING………..

 Pada proses cooling komersial, produk di

pre-cooling hingga suhunya mencapai 7/8 kali perbedaan suhu lapang dan suhu akhir yang diinginkan (1/8 sisa suhu hilang pada saat transportasi atau penyimpanan dingin).

 Contoh : suatu produk dengan suhu lapang 30oC di

dinginkan dengan media refrigerasi yang suhunya 10oC, maka suhu produk setelah pre-cooling adalah : Takhir = T produk awal - [ 7 x (T produk awal - Trefrigerant)/8 ] Takhir = 30 - [ 7 x (30 - 10 )/8 ] = 12.5 ºC

PRE-COOLING ……….  Metode pre-cooling :

1. Room Cooling (Refrigerated Air Cooling) 2. Vacuum cooling

3. Forced air cooling 4. Hydrocooling 5. Hydrair cooling 6. Package icing cooling

(6)

a. Cold air: Room cooling Forced air cooling

b. Cold water: Hydrocooling

c. Contact with ice: Crushed ice

Liquid ice Dry ice d. Evaporation of surface water: Evaporative

Vacuum cooling

PRE-COOLING ……….  Room Cooling (Refrigerated Air Cooling) :

Metode precooling yang relatif sederhana Peralatan : ruang refrigerasi dengan kapasitas

pendinginan yang cukup

Produk dikemas dalam kemasan dan disusun dalam ruang pendingin dengan susunan yang memungkinkan terjadinya sirkulasi udara yang baik

Laju pendinginan < dari metode lainnya karena adanya kemasan yang membatasi proses pindah panas  tergantung jenis produk, ukuran dan sifat alami kemasan serta suhu dan kecepatan aliran udara.

Room Cooling (Refrigerated Air Cooling) ………

Dapat digunakan untuk hampir semua produk Keuntungan : Kerugian : - Cool and Store - Slow cooling - Kemasan tidak boleh - Variable cooling

rusak - Moderate weight loss

- Produk dapat dibekukan

- Butuh keterampilan

Room Cooling (Refrigerated Air Cooling) ………

Tabel 2. Crops usually room cooled

Artichoke Coconut Melons Salsify

Asian pear Custard apple Onion Sapote

Atemoya Garlic Orange Scorzonera

Banana Ginger Parsnip Summer squash

Beans (dry) Grapefruit Cucumber Sweet potato

Beet Horseradish Pineapple Tangerine

Breadfruit Husk tomato Plantain Tomato

Cabbage J. artichoke Potato Tree tomato

Cactus leaves Jicama Prickly pear Turnip

Carambola Kiwano Pumpkin Watermelon

Cassava Kohlrabi Quince Yam

Celeriac Kumquat Radish

Chayote Lime Rhubarb

(7)

PRE-COOLING ………. Vacuum cooling :

Mendinginkan bahan dalam ruangan hampa udara (tekanan 4.6 mm Hg)

Sangat tergantung pada penguapan air dari produk

Kehilangan berat 1% setiap penurunan suhu 5oC

Total susut berat : 1.5-5%

Digunakan untuk bahan dengan luas permukaan >>> massa/volumenya, misal : bayam, selada Tidak sesuai untuk bahan yang bersifat “bulky”

seperti mentimun

Vacuum cooling………

Keuntungan : Kerugian :

- cepat - kehilangan berat - dapat dikemas - batch process

- sederhana - dibutuhkan holding store

- energi >

- kemasan harus tahan air

Vacuum cooling………

Table 3. Crops that can be vacuum cooled. Belgian

endive Celery Mushrooms Sweet corn

Brussels

sprouts Escarole Radiccio Swiss chard

Carrot Leek Snapbeans Watercress

Cauliflower Lettuce Snowpeas Chinese

cabbage Lima bean Spinach

PRE-COOLING ………. Forced Air Cooling :

Mirip dengan room cooling, bedanya udara dingin dihembuskan oleh sebuah kipas (fan) melalui kemasan produk

Karena laju aliran udara >  laju pendinginan > Pendinginan lebih seragam pada kemasan yang

berbeda

2 Type Forced Air Cooling : - Channel type

- Cold-wall type

Digunakan pada bahan yang sangat mudah rusak seperti anggur dan strawberry (waktu pendinginan < 1 jam)

(8)

Forced Air Cooling ……….

Table 4. Crops usually precooled by forced air

Anona Coconut Mango Prickly pear

Atemoya Cucumber Mangosteen Pumpkin

Avocado Eggplant Melons Quince

Banana Feijoa Mushrooms Rhubarb

Barbados cherry Fig Okra Sapote

Berries Ginger Orange Snapbeans

Breadfruit Grape Papaya Snowpeas

Brussels sprouts Grapefruit Passionfruit Strawberry

Cactus leaves Guava Pepino Summer squash

Caimito Husk tomato Pepper (Bell) Tangerine

Carambola Kiwifruit Persimmon Tomato

Cassava Kumquat Pineapple Tree tomato

Chayote Lima bean Plantain Yam

Cherimoya Lychee Pomegranate

PRE-COOLING ………. Hydrocooling :

Produk didinginkan dengan cara mencelup atau membasahi dengan air dingin kemudian dicuci dengan air bersih

Digunakan untuk wortel dan lobak

Keuntungan : Kerugian :

Cepat - Produk basah

Tidak ada kehilangan - Disease spread

berat - Effluent disposal

Proses kontiniu - Butuh holding store Tidak dapat dibekukan - Kemasan harus tahan

air

Hydrocooling ………..

Banyaknya air yang dibutuhkan : 400 - 600 l/menit/m2

Tidak semua produk dapat dihidrocooling  tergantung kemampuannya untuk bertoleransi dengan air dan klorin.

Untuk mencegah patogen digunakan air berklorin dengan konsentrasi 150-200 ppm.  Contoh produk yang dihirocooling secara

komersial : Tomat dan asparagus.

Hydrocooling ………..

Table 5. Crops normally hydrocooled

Artichoke Cassava Kiwifruit Radish

Asparagus Celeriac Kohlrabi Rhubarb

Beet Celery Leek Salsify

Belgian endive Chinese cabbage Lima bean Snapbeans

Broccoli Cucumber Orange Snowpeas

Brussels sprouts Eggplant Parsley Spinach

Caimito Escarole Parsnip Summer squash

Cantaloupe Green onions Peas Sweet corn

Cauliflower Horseradish Pomegranate Swiss chard

(9)

PRE-COOLING ………. Hydrair-Cooling :

 Menggunakan campuran udara yang didinginkan dan air yang disemprot dalam bentuk semprotan halus kemudian disirkulasikan ke produk secara konveksi.

 Keuntungan : - kebutuhan air <

- lebih bersih (sanitasi terjaga)  Laju pendinginan hampir sama dengan

hydrocooling

PRE-COOLING ………. Ice Bank Cooling :

Didasarkan pada pendinginan udara

Produk diletakkan dalam wadah (bin) kemudian dihembuskan udara yang didinginkan

Udara didinginkan melalui kontak secara tertutup dengan air dingin, dan air didinginkan melalui kontak dengan es yang mencair Dapat digunakan untuk semua produk kecuali

bawang

Ice Bank Cooling…………

Keuntungan : Kerugian :

- Minimal weight loss - Sulit untuk produk yang - Moderately fast cooling dikemas

- Sesuai untuk produk bulky - Sulit untuk mixed package - Cooling and storage - Kemasan harus kuat - Modest power - Butuh operator terampil

PRE-COOLING ………. Ice cooling :

Metode penurunan suhu lapang yang paling tua Cara :

 es diletakkan di atas produk yang dikemas sebelum kemasan ditutup

 Campuran air dan es (40% air + 60% es + 0,1% garam) diinjeksikan ke kemasan yang terbuka sehingga terbentuk gumpalan es dikemasan Kelemahan :

- terbatas pada produk yang tahan terhadap es - biaya transportasi tinggi (berat>)

- ketika es mencair maka kemasan dan ruang penyimpanan menjadi basah  diatasi dengan melapisi dengan plastik

(10)

Ice cooling ………

Table 6. Crops that can be ice cooled Belgian endive Chinese

cabbage

Kohlrabi Spinach

Broccoli Carrot Leek Sweet corn

Brussels sprouts

Escarole Parsley Swiss chard Cantaloupe Green onions Pea/snowpeas Watercress

REFRIGERASI

 Ruangan refrigerasi relatif kedap udara dan

mempunyai insulator panas.

 Mempunyai lubang pengeluaran panas yang

dihasilkan oleh produk yang didinginkan.

 Kapasitas refrigerasi harus mencukupi untuk

mendinginkan panas respirasi yang dihasilkan produk.

 Suhu dan RH harus dapat dikontrol.

 Besarnya ruangan refrigerasi tergantung pada volume

penyimpanan maksimum.

 Tinggi ruangan tergantung pada tinggi tumpukan

produk : 3 m untuk penanganan secara manual dan > 6 m jika digunakan forklift.

REFRIGERASI………..  Ruangan Refrigerasi dapat dibuat dari :

logam concrete, logam, kayu atau bahan lain.

 Permukaan bagian luar harus dapat

menahan panas, termasuk lantai.

 Bahan insulasi yang digunakan :

Polyurethane, expanded polystyrene, gabus dan bahan

REFRIGERASI………..

 Refrigerasi mekanis mempunyai 2 komponen utama :

evaporator di bagian dalam dan kondensor di bagian luar yang di hubungkan dengan tabung berisi refrigeran.

 Refrigerant menyerap panas, mendinginkan udara

dan menghembuskannya kembali ke ruang pendingin

 Refrigeran dibawa ke kondensor sebagai gas dan

dengan adanya tekanan yang dihasilkan oleh kompresor maka refrigeran diubah kembali menjadi bentuk cair.

 Refrigeran yang umum digunakan : Amonia dan

(11)

PEMBEKUAN  Alat yang digunakan : lemari pembeku  3 Type lemari pembeku :

1.Tipe Air Blast : udara dingin dialirkan melalui produk

2.Tipe kontak atau plat : produk kontak langsung dengan permukaan alat

3.Tipe Immersion atau Tipe Spray : produk dicelupkan kedalam cairan refrigeran atau disemprotkan dengan cairan refrigeran

 Sayuran biasanya dibekukan dengan teknik air

blast freezing atau immersion freezing

 Cairan Refrigeran :

- CFC  dilarang sejak tahun 2000 - Amonia

- HFC (Hydrofluorocarbon)

PEMBEKUAN…………

 Metode pembekuan lain : pembekuan cryogenik  Gas-gas cryogenik : udara, Nitrogen cair (LN2), CO2

 Keunggulan pembekuan cryogenik :

a. menurunkan waktu pembekuan b. mengurangi kehilangan air dan rasa c. mengurangi pembentukan kristal d. meminimalkan kerusakan sel

 Metode pembekuan cryogenik :

a. Pembekuan celup dan semprot b. Pembekuan semprot

c. Pembekuan udara cryogenik

FREEZING INJURY

 Kerusakan komoditi jika disimpan pada suhu beku  Titik beku sayuran : - 2.2 – (-0.6)oC

 Produk yang peka terhadap pembekuan : tomat  Mekanisme freezing injury :

Air pada tenunan berubah menjadi es sehingga volumenya lebih besar

 Pembekuan cepat : membentuk kristal kecil  tidak

membahayakan

 Pembekuan lambat : membentuk kristal besar 

kerusakan lebih banyak

 Proses thawing sebaiknya dilakukan secara lambat

pada suhu 4oC

FREEZING INJURY……. Tabel 7. Jenis komoditi berdasarkan kepekaannya

terhadap suhu beku

Sangat Peka Moderat Paling Tahan

Asparagus Apel Beet

Pisang Cranberry Kol

Berry Anggur Kurma

Kentang Jeruk Parsnip

Ubi Jalar Pear Kale

Gambar

Gambar 3. Hubungan suhu dengan perubahan mutu Waktu untuk
Tabel 2. Crops usually room cooled
Table 4. Crops usually precooled by forced air
Table 6. Crops that can be ice cooled
+2

Referensi

Dokumen terkait

Respon atau tanggapan Guru Agama (Pendidikan Agama Islam) Sekolah Dasar (PAI SD) di Kecamatan Mijen Semarang adalah bahwa mereka menolak dan tidak setuju dengan

3 Faktor-faktor yang mendukung dalam implementasi metode Iqra’ dan Tilawati di Madrasah Diniyah Al-Falah Modung Bangkalan, yaitu: telah tersedianya alat-alat peraga

Skripsi ini rnerupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor.. Skripsi ini

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada

Difermentasi limbah udang dengan EM- 4 dengan dosis 20 mL/100 gram substrat dengan lama fermentasi 11

Jumlah Saham yang ditawarkan 889.434.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp..

Kerja praktek merupakan salah satu mata kulah wajib bagi mahasiswa Fakultas Teknik Industri, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya

Pengertian di atas memberikan pemahaman bahwa kemampuan merupakan kesanggupan dan kecakapan dalam berbuat dan bersikap atau melakukan sesuatu baik secara perilaku