• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Dan Solusi Penegakan Hukum Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor Dan Solusi Penegakan Hukum Di Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENEGAKAN HUKUM

Penegakan hukum adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka usaha pelaksanaan

ketentuan-ketentuan hukum baik yang bersifat penindakan maupun pencegahan yang

mencakup seluruh kegiatan baik teknis maupun administratif yang dilaksanakan oleh aparat

penegak hukum sehingga dapat melahirkan suasana aman, damai dan tertib untuk

mendapatkan kepastian hukum dalam masyarakat, dalam rangka menciptakan kondisi agar

pembangunan disegala sektor itu dapat dilaksanakan oleh pemerintah. Penegakan hukum

(law enforcement), merupakan suatu istilah yang mempunyai keragaman dalam difinisi.

Menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum diartikan sebagai suatu proses untuk

mewujudkan keinginan-keinginan hukum, yaitu pikiran-pikiran dari badan-badan pembuat

undang-undang yang dirumuskan dan ditetapkan dalam peraturan-peraturan hukum yang

kemudian menjadi kenyataan. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu

mempunyai arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan

semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Dalam arti sempit, penegakan hukum

itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan

memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Pengertian

penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari segi hukumnya.

Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit. Dalam arti luas,

menegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya

bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi, dalam

arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan

tertulis saja. Tinjauan Umum Tentang Penegakan Hukum Menurut Soerjono Soekanto,

penegakan hukum (law enforcement) menghendaki empat syarat, yaitu : · Adanya aturan ·

Adanya lembaga yang akan menjalankan peraturan itu · Adanya fasilitas untuk mendukung

pelaksanaan peraturan itu · Adanya kesadaran hukum dari masyarakat yang terkena peraturan

itu Sedangkan menurut Satjipto Rahardjo pengamatan berlakunya hukum secara lengkap

ternyata melibatkan berbagai unsur sebagai berikut : · Peraturan sendiri · Warga negara

sebagai sasaran pengaturan · Aktivitas birokrasi pelaksana · Kerangka

sosial-politik-ekonomi-budaya yang ada yang turut menentukan bagaimana setiap unsur dalam hukum tersebut di

atas menjalankan apa yang menjadi bagiannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum di Indonesia

Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor

yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut

mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau

negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut.

Faktor-faktor tersebut adalah, sebagai berikut:

1.

Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada

undang-undang saja.

2.

Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum.

3.

Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

4.

Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut

berlaku atau diterapkan.

5.

Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

(2)

Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolak

ukur daripada efektivitas penegakan hukum. Dengan demikian,

maka kelima faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut dengan

mengetengahkan contoh-contoh yang diambil dari kehidupan

masyarakat Indonesia.

1.

Undang-undang

Undang-undang dalam arti material adalah peraturan tertulis yang

berlaku umum dan dibuat oleh Penguasa Pusat maupun Daerah

yang sah(Purbacaraka & Soerjono Soekanto, 1979).

Mengenai berlakunya undang-undang tersebut, terdapat beberapa

asas yang tujuannya adalah agar undang-undang tersebut

mempunyai dampak yang positif. Asas-asas tersebut antara lain

(Purbacaraka & Soerjono Soekanto, 1979):

1)

Undang-undang tidak berlaku surut.

2)

Undang-undang yng dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi,

3)

Mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula.

4)

Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan

undang-undang yang bersifat umum, apabila pembuatnya sama.

5) Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan

undang-undang yang berlaku terdahulu.

6)

Undang-undang tidak dapat diganggu guat.

7)

Undang-undang merupakan suatu sarana untuk mencapai

kesejahteraan spiritual dan materiel bagi masyarakat maupun

pribadi, melalui pelestaian ataupun pembaharuan (inovasi).

2.

Penegak Hukum

Penegak hukum merupakan golongan panutan dalam masyarakat,

yang hendaknya mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu

sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Mereka harus dapat berkomunikasi dan mendapat pengertian dari

golongan sasaran, disamping mampu menjalankan atau

membawakan peranan yang dapat diterima oleh mereka.

Ada beberapa halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan

peranan yang seharusnya dari golongan sasaran atau penegak

hukum, Halangan-halangan tersebut, adalah:

1)

Keterbatasan kemampuan untuk menempatkan diri dalam peranan

pihak lain dengan siapa dia berinteraksi.

2)

Tingkat aspirasi yang relatif belum tinggi.

3)

Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan,

sehingga sulit sekali untuk membuat proyeksi.

4)

Belum ada kemampuan untuk menunda pemuasan suatu kebutuhan

tertentu, terutama kebutuhan material.

5)

Kurangnya daya inovatif yang sebenarnya merupakan pasangan

konservatisme.

(3)

Halangan-halangan tersebut dapat diatasi dengan membiasakan diri

dengan sikap-sikap, sebagai berikut:

1.

Sikap yang terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru.

2.

Senantiasa siap untuk menerima perubahan setelah menilai

kekurangan yang ada pada saat itu.

3.

Peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.

4. Senantiasa mempunyai informasi yg selengkap mungkin mengenai

pendiriannya.

5.

Orientasi ke masa kini dan masa depan yang sebenarnya

merupakan suatu urutan.

6.

Menyadari akan potensi yang ada dalam dirinya.

7.

Berpegang pada suatu perencanaan dan tidak pasrah pada nasib.

8. Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan & teknologi di dalam

meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

9.

Menyadari & menghormati hak, kewajiban, maupun kehormatan diri

sendiri dan pihak lain.

10.

Berpegang teguh pada keputusan-keputusan yang diambil atas

dasar penalaran dan perhitingan yang mantap.

3.

Faktor Sarana atau Fasilitas

Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin

penegakan hukum akan berjalan dengan lancar. Sarana atau

fasilitas tersebut antara lain, mencakup tenaga manusia yang

berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang

memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya.

4.

Faktor Masyarakat

Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk

mencapai kedamaian dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang

dari sudut tertentu, maka masyarakat dapat mempengaruhi

penegakan hukum tersebut.

Masyarakat Indonesia mempunyai kecendrungan yang besar untuk

mengartikan hukum dan bahkan mengidentifikasikannya dengan

petugas (dalam hal ini penegak hukum sebagai pribadi). Salah satu

akibatnya adalah, bahwa baik buruknya hukum senantiasa dikaitkan

dengan pola prilaku penegak hukum tersebut.

5.

Faktor Kebudayaan

Kebudayaan (system) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai

yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan

konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga

dianuti) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari).

Pasangan nilai yang berperan dalam hukum, adalah sebagai

berikut (Purbacaraka & Soerjono soekantu):

1.

Nilai ketertiban dan nilai ketentraman.

(4)

3.

Nilai kelanggengan/konservatisme dan nilai kebaruan/inovatisme.

Di Indonesia masih berlaku hukum adat, hukum adat adalah

merupakan hukum kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

Mengapa perlu penegakan hukum ?

Karena penegakan hukum memberikan jaminan terlaksananya keadilan dan perlindungan

terhadap harkat martabat manusia, ketertiban, ketentraman dan kepastian hukum sesuai

dengan Undang-Undang Dasar 1945. disamping itu negara juga menjamin terjaga dan

terpeliharanya nilai-nilai moral bangsa Indonesia.

Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan, karena dapat mewujudkan

hal-hal berikut ini:

A. Tegaknya supremasi hukum

Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam mengatur

pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan. Dengan kata lain, semua tindakan

warga negara maupun pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku. Tegaknya

supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak ditegakkan

baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum.

B. Tegaknya keadilan Tujuan utama hukum

Adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap warga negara dapat

menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari keadilan tersebut.

Hal itu dapat terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.

C. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat

Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang. Perdamaian

akan terwjud apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang kehidupan. Hal itu

akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku dilaksanakan.

Bagaimana Praktik Penegakan Hukum Di indonesia

Menurut Sudikno Mertokusumo tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat

yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban dalam

masyarakat diharapakan kepentingan manusia akan terindungi. Dalam mencapai tujuannya

itu hukum bertugas membagi hak dan kewajiaban antar perorangan di dalam masyarakat,

membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara

kepastian hukum.

Hal tersebut di atas tidak mungkin terwujud dalam masyarakat jika aparat penegak hukum

tidak memainkan perannya dengan maksimal sebagai penegak hukum. Secara sosiologis,

(5)

maka setiap penegak hukum tersebut mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role).

Kedudukan (sosial) merupakan posisi tertentu dalam struktur kemasyarakatan, yang mungkin

tinggi, sedang-sedang saja atau rendah. Kedudukan tersebut sebenarnya merupakan suatu

wadah, yang isinya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu. Hak-hak dan

kewajiban-kewajiban itu merupakan peranan (role). Oleh karena itu, seseorang yang

mempunyai kedudukan tertentu, lazimnya dinamakan pemegang peranan (role occupant).

Suatu hak sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat dan tidak berbuat, sedangkan

kewajiban adalah beban atau tugas. Suatu peranan tertentu, dapat dijabarkan dalam

unsur-unsur sebagai berikut:

Pelaksanaan Hukum

Hukum diciptakan untuk dilaksanakan. Hukum tidak bisa lagi disebut sebagai hukum, apabila

tidak pernah dilaksanakan. Pelaksanaan hukum selalu melibatkan manusia dan tingkah

lakunya. Lembaga kepolisian diberi tugas untuk menangani pelanggaran hukum, kejaksaan

disusun dengan tujuan untuk mempersiapkan pemeriksaan perkara di depan sidang

pengadilan. Menurut Chambliss dan Seidman yang dikutip oleh Satjipto Rahardjo, ada 2

faktor yang menentukan tugas pengadilan, yaitu:

1. Tujuan yang hendak dicapai oleh penyelesaian sengketa itu.

2. Tingkat pelapisan yang terdapat di dalam masyarakat.

Masyarakat yang sederhana cenderung untuk memakai pola penyelesaian berupa perukunan.

Sedangkan masyarakat yang tinggi cenderung menggunakan penerapan peraturan atau sanksi.

Penyelesaian konflik atau sengketa menurut Marwan Mas ada 2, yaitu:

1. Penyelesaian secara litigasi: dilakukan melalui pengadilan

2. Penyelesaian secara nonlitigasi: dilakukan di luar pengadilan yang terbagi atas 4 jenis,

yaitu:

a. Perdamaian (settlement), dilakukan sendiri oleh pihak-pihak bersengketa.

b. Mediasi (mediation), pra pihak dengan menggunakan jasa pihak ketiga (tidak formal

mediator.

c. Konsiliasi (conciliation), para pihak dengan menggunakan pihak ketiga yang ditunjuk

secara formal (ditunjuk oleh MA)

d. Arbitrase (arbitration), para pihak dengan menggunakan pihak ketiga yang ditunjuk

secara formal (UU) dan kedudukannya mandiri.

Kesimpulan

Penegakan hukum, kesadaran hukum, dan pelaksanaan hukum merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Para penegak hukum harus sadar hukum dan melaksanakan hukum

(6)

dengan baik. Faktor penegakan hukumnya sendiri merupakan titik sentralnya. Hal ini di

sebabkan oleh baik undang-undangnya disusun oleh penegak hukum, penerapannya pun

dilaksanakan oleh penegak hukum dan penegak hukumnya sendiri juga merupakan panutan

oleh masyarakat luas.

Faktor dan Solusi Penegakan Hukum di Indonesia Belum Dapat Berjalan Sebagaimana

Mestinya

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab penegakan hukum di

Indonesia yang belum dapat berjalan sebagaimana mestinya beserta solusi dalam

mengatasinya.

1. Adanya Transaksional dalam Penegakan Hukum

Dalam hal ini maksudnya adalah adanya transaksi “jual-beli” hukum, hukum

dianggap sesuatu yang tidak bernilai sehingga mampu diperjual-belikan oleh pihak penguasa

untuk mempermudah keinginannya. Lembaga hukum yang seharusnya menjunjung tinggi

hukum malah dapat dibayar untuk melepaskan para terpidana terlepas dari hukumannya.

Solusi : Keadilan hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, hukum yang tidak memihak

(tanpa pandang bulu). Lembaga hukum harus menjunjung tinggi hukum, dengan mengambil

suatu tindakan atau keputusan dengan seadil-adilnya tanpa adanya kecurangan atau

keberpihakkan kepada salah satu pihak yang akan menguntungkan bagi dirinya.

2. Degradasi Moral Penegak Hukum yang Buruk

Tidak dapat dipungkiri bahwa degradasi nilai-nilai dan moral Pancasila telah terjadi di

elemen masyarakat Indonesia ini, dalam hal ini degradasi moral penegak hukum pun

termasuk di dalamnya. Hal ini menjadi salah satu penyebab buruknya penegakan hukum di

Indonesia ini dengan banyaknya pelanggaran hukum yang terjadi, banyaknya tindakkan

KKN, kasus peradilan yang tak kunjung selesai.

Solusi : mensinkronkan antara sistem, pembuat hukum dan pelaksana penegakan hukum agar

hukum dapat berjalan dengan baik. Dan bagi para koruptor harus ada hukuman yang

memiskinkan koruptor, sehingga ada efek jera bagi para koruptor.

3. Ada Intervensi dari Penguasa

Maksudnya yaitu adanya keikutsertaan pihak ketiga dalam hal ini adalah penguasa

dalam suatu proses perkara hukum, dengan alasan adanya kepentingannya yang terganggu.

Solusi : harus adanya sanksi hukum yang tegas, dalam proses penyelesaian perkara hukum

harus diselidiki pihak-pihak yang bersangkutan dengan sejelas-jelasnya agar perkara hukum

dapat diselesaikan dengan adil.

4. Masyarakat Belum Sadar Hukum

Dalam hal ini kesadaran akan pentingnya hukum bagi masyarakat sangat penting

dalam proses penyelenggaraan hukum agar dapat berjalan dengan semestinya. Namun

kondisi sekarang ini, masyarakat Indonesia masih banyak yang belum sadar hukum yang

menyebabkan banyak pelanggaran hukum yang terjadi.

(7)

Solusi : pemerintah sebagai fasilitasator memberikan atau memfasilitasi masyarakat dengan

memberikan pendidikan/penyuluhan/sosialisasi akan pentingnya penegakan hukum yang

sebaik-baiknya.

5. Masyarakat Sudah Tahu Hukum tapi Tetap Melanggar

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada bahkan banyak masyarakat Indonesia yang sudah

tahu akan hukum tapi mereka tetap melanggar hukum. Hal ini yang menyebabkan

peraturan-peraturan hukum seakan tidak berarti.

Solusi : jangan memberikan peluang sekecil apapun kepada masyarakat untuk melakukan

pelanggaran, yaitu dengan mempertegas penegakan hukum dan penegak hukum tidak boleh

lengah.

6. Ketimpangan antarpasal

Ketimpangan antarpasal ini yang menyebakan tidak saling mendukungnya

pasal/peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya, padahal seharusnya ada

keterkaitan pada tujuan yang sama antarpasal tersebut.

Solusi : Dilakukannya amandemen untuk menyempurnakan peraturan perundang-undangan

dengan sejelas-jelasnya..

LANGKAH STRATEGIS MENANAMKAN KESADARAN PENTINGNYA

PENEGAKAN HUKUM?

1. Tindakan (action)

Tindakan penyadaran hukum pada masyarakat dapat dilakukan berupa tindakan drastik,

yaitu dengan memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih mangetatkan pengawasan

ketaatan warga negara terhadap undang-undang. Cara ini bersifat isidentil dan kejutan dan

bukan merupakan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat

2. Pendidikan (education)

Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun nonformal. Hal yang perlu

diperhatikan dan ditanamkan dalam pendidikan formal/nonformal adalah pada pokoknya

tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik, tentang apa hak serta kewajiban seorang

warga negara.

Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilai kebudayaan. Dan

nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah mengetahui

kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran hukum masyarakat usaha pembinaan yang

efektif dan efesien ialah dengan pendidikan.

(8)

Pendidikan sekolah merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Pendidikan kesadaran hukum di sekolah harus dilakukan dari tingkat rendah/ TK

sampai jenjang pendidikan tinggi ( perguruan tinggi ).

a.1 Tingkat TK

Di Taman Kanak-kanak sudah tentu tidak mungkin ditanamkan pengertian-pengertian

abstrak tentang hukum atau disuruh menghafalkan undang-undang. Yang harus ditanamkan

kepada murid Taman Kanak-kanak ialah bagaimana berbuat baik terhadap teman sekelas atau

orang lain, bagaimana mentaati peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah. Yang penting

dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak ialah menanamkan pada anak-anak pengertian

bahwa setiap orang harus berbuat baik dan bahwa larangan-larangan tidak boleh dilanggar

dan si pelanggar pasti menerima akibatnya

b.2 Tingkat SD, SMP, dan SMA

Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan kewajiban warga negara

Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan Undang-undang Dasar, pasal-pasal yang

penting dari KUHP, bagaimana cara memperoleh perlindungan hukum. Perlu diadakan

peraturan-peraturan sekolah. Setiap pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan juga untuk

menanamkan ”sense of justice” pada murid-murid perlu dibentuk suatu ”dewan murid”

dengan pengawasan guru yang akan mengadili pelanggar-pelanggar terhadap peraturan

sekolah. Di samping buku pelajaran yang berhubungan dengan kesadaran hukum perlu

diterbitkan juga buku-buku bacaan yang berisi cerita-cerita yang heroik

Secara periodik perlu diadakan kampanye dalam bentuk pekan (pekan kesadaran hukum,

pekan lalu lintas dan sebagainya) yang diisi dengan perlombaan-perlombaan (lomba

mengarang, lomba membuat motto yang ada hubungannya dengan kesadaran hukum),

pemilihan warga negara teladan terutama dihubungkan dengan ketaatan mematuhi

peraturan-peraturan.

c.2 Tingkat Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Hukum mempunyi peranan penting dalam hal

meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, karena di dalanya menghasilkan orang-orang

yang memiliki pendidikan hukum yang tinggi.

b. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal ditujukan kepada masyarakat luas meliputi segala lapisan dalam

masyarakat. Pedidikan non formal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

penyuluhan hukum, kampanye,dan pameran. Berikut penjelasannya :

(9)

Penyuluhan hukum adakah kegiatan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat

berupa penyampaian dan penjelasan peraturan hukum kepada masyarakat dalam suasana

informal agar setiap masyarakat mengetahui dan memahami apa yang menjadi hak,

kewajiban dan wewenangnya, sehingga tercipta sikap dan prilaku berdasarkan hukum, yakni

disamping mengetahui, memahami, menghayati sekaligus mematuhi /mentaatinya.

Penyuluhan hukum dapat dilakukan melalui dua cara : pertama, penyuluhan hukum langsung

yaitu kegiatan penyuluhan hukum berhadapan dengan masyarakat yang disuluh, dapat

berdialog dan bersambung rasa misalnya : ceramah, diskusi, temu, simulasi dan sebagainya.

Kedua, penyuluhan hukum tidak langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan

tidak berhadapan dengan masyarakat yang disuluh, melainkan melalui

media/perantara,seperti : radio, televisi, video, majalah, surat kabar, film,dan lain sebagainya.

Penyuluhan hukum yang tidak langdung dalam bentuk bahan bacaan, terutama ceritera

bergambar atau strip yang bersifat heroik akan sangat membantu dalam meningkatkan

kesadaran hukum masyarakat. Buku pengangan yang berisi tentang hak dan kewajiban warga

negara Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan \Undang-undang Dasar, pasa-pasal yang

penting dalam KUHP, bagaimana caranya memperoleh perlindungan hukum perlu

diterbitkan.

Penyuluhan hukum bertujuan untuk mencapai kesadaran hukum yang tinggi dalam

masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya sebagai

warga Negara, dalam rangka tegaknya hukum, keadilan, perlindungan terhadap harkat dan

martabat manusia, ketertiban, ketentraman, dan terbentuknya perilaku warga negara yang taat

pada hukum.

b.2 Kampanye

Kampanye peningkatan kesadaran hukum masyarakat dilakukan secara ajeg yang diisi

dengan kegiatan-kegiatan yang disusun dan direncanakan,seperti : ceramah, berbagai macam

perlombaan, pemilihan warga negara teladan dan lain sebagainya.

b.3 Pameran

Suatu pameran mempunyai fungsi yang informatif edukatif. Maka tidak dapat disangkal

peranannya yang positif dalam meningkatkan dan membina kesadaran hukum masyarakat.

Dalam pameran hendaknya disediakan buku vademecum, brochure serta leaflets di samping

diperlihatkan film, slide,VCD dan sebagainya yang merupakan visualisasi kesadaran hukum

yang akan memiliki daya tarik masyarakat yang besar. Dan pada akhirnya dalam upaya

mensukseskan peningkatan kesadaran hukum masyarakat masih diperlukan partisipasi dari

para pejabat dan pemimpin-pemimpin.

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan untuk dinding kandang pada bagian bawah adalah dinding gedhek, sedangkan bagian atasnya dibuat dari potongan bambu yang dibelah atau

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu lingkungan kerja non fisik dapat mempengaruhi kepuasan kerja pada perawat karena perawat sudah merasa nyaman dengan sesama

Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami kenaikan dengan masih didukung oleh kenaikan cadangan devisa

Bahan baku yang digunakan oleh CV ASIATIK ATMOSFER seluruhnya berasal dari pemasok domestik, tidak ada yang berasal dari kayu impor. Verifier 2.1.2.(c) Packing List

Idealnya perlakuan terhadap tenaga kerja yang berasal dari negara lain, mengacu pada pengambilan keputusan etis Æ Teori Kant (deontologis) Æ menghormati dengan tulus

Karingau Santan Tengah.. lumlah varian untuk masing-masing etima berbeda­ bed a; termasuk juga lokasi penggunaanya. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem penyimpanan obat program TB yang meliputi syarat gudang, tata ruang gudang, sarana penunjang gudang,

Hasil penelitian menggunakan perhitungan manual, program Autodesk Ecotect Analysis 2011, dan Armstrong Reverberation Time menunjukkan bahwa penggunaan material seperti