Fakultas Ilmu Komputer
Pengembangan Sistem Tender Online Dalam Pengadaan Barang
Berbasis Web (Studi Kasus RS. Pelni Jakarta)
Firdaus Arsy Ramadhan1, Fajar Pradana2, Widhy Hayuhardhika Nugraha Putra3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1fird.arsy@gmail.com, 2fajar.p@ub.ac.id, 3widhy@ub.ac.id
Abstrak
Tender atau lelang merupakan salah satu kegiatan penjualan yang dilakukan di hadapan beberapa orang dan dipimpin oleh penjabat lelang. Kegiatan pelelangan dapat berupa barang maupun jasa. Rumah Sakit PELNI ialah salah satu rumah sakit Jakarta yang tak luput dari pengadaan barang dan jasa agar semua kebutuhan di dalam rumah sakit terpenuhi. Dalam pelaksanaannya, RS. PELNI melakukan lelang untuk melakukan pengadaan barang dan jasa terhadap vendor. Akan tetapi, pada proses pelelangan tersebut terdapat permasalahan diantaranya pengadaan barang yang dilaksanakan secara manual dan membuat transaksi menjadi tidak efektif dan proses dalam memilih kandidat vendor yang memenangkan pelelangan relatif membutuhkan waktu yang lama dikarenakan prosesnya memakan waktu 1 bulan. Berdasarkan permasalah tersebut maka dibuatlah sebuah sistem untuk mempermudah proses pelelangan didalam RS Pelni Jakarta. Proses pengembangan sistem meliputi tahapan analisis kebutuhan, implementasi, dan pengujian. Didapatkan 25 kebutuhan fungsional pada tahapan analisis kebutuhan. Tahapan implementasi pada kerangka kerja Laravel dengan bahasa pemrograman PHP. Tahapan pengujian mencakup pengujian non fungsional serta fungsional. Pengujian unit dalam pengujian fungsional berhasil melakukan jalur pengujian berdasarkan tiga kasus uji, pengujian integrasi pada method getRekomendasiAttribute() dengan penawaran() dan get_formatted() menghasilkan status valid dan 100% valid diperoleh pengujian validasi dari 31 kasus uji. Usability digunakan untuk pengujian non fungsional dengan hasil sistem dapat diterima oleh pengguna dengan skor 88 untuk admin dan skor 84 untuk vendor.
Kata kunci: Lelang, Rumah Sakit PELNI, pengambangan sistem, pengujian, Laravel.
Abstract
Tender or auction is one of the sales activities carried out in front of several people and is led by the auction official. Auction activities can be in the form of goods or services. PELNI Hospital is one of the hospitals in Jakarta that is not spared from procuring goods and services so that all needs in the hospital are met. In implementation, Hospital PELNI conducts auctions to procure goods and services to vendors. however, in the auction process there were problems including manual procurement of goods which made the transaction ineffective and the process of selecting potential vendor candidates who won the auction relatively took a long time because the process took 1 month. Based on these problems, a system was made to simplify the auction process in Pelni Jakarta Hospital. The system development process includes the requirements analysis, implementation, and testing stages. Stages of needs analysis to get 25 functional needs. The stages of implementation use the PHP programming language in the Laravel framework. Stages of testing include non-functional and functional testing. Functional testing includes unit tests that successfully carry out test paths based on 3 test cases, integration testing on the getRecommendedAttribute() method with penawaran() and get_formatted() yields a valid status and validation testing yields 100% valid from 31 test cases. Non-functional testing using usability with system results can be accepted by users with a score of 88 for the admin and a score of 84 for the vendor.
1. PENDAHULUAN
Pengadaan barang dan jasa sangat memengaruhi proses jalannya sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta. Keputusan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pemerintah berisi pedoman prosedur pengadaan barang atau jasa pemerintah. Hal tersebut untuk untuk meningkatkan efisiensi, semangat berkompetisi serta pemberdayaan masyarakat yang profesional sebagai landasan implementasi kebijakan pengadaan barang pemerintah. Suatu instansi baik di swasta atau pemerintahan terdapat harta kekayaan yang berupa inventaris. Barang tersebut digunakan untuk menyelesaikan dan menunjang pekerjaan yang ada pada suatu lembaga atau instansi. Untuk memenuhi inventaris, instansi akan menggunakan anggaran belanjanya guna tercapainya target kerja.
PT. Rumah Sakit PELNI dalam melakukan pengadaan barang pelaksanaanya masih melakukan lelang secara manual yang membuat transaksi menjadi tidak efektif. Proses lelang pengadaan barang dilakukan dengan cara tatap muka antara pihak purchasing PT. Rumah Sakit PELNI dengan vendor. Peluang terjadinya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) bisa ditimbulkan dari proses lelang tersebut.
Masalah lainnya ialah waktu yang dibutuhkan untuk proses tender. Pelaksanaan tender di RS.PELNI berkisar antara 7 hari hingga 20 hari sampai akhirnya RS.PELNI menentukan pemenang dari suatu tender. Dengan durasi tersebut tentu akan sangat memakan waktu, sedangkan barang-barang yang terdapat di lelang sangat dibutuhkan untuk kelancaran proses bisnis di RS.PELNI.
Dari masalah yang didapatkan, kemudian dikembangkan Sistem tender online yang diharapkan menjadi sebuah solusi bagi RS.Pelni dan vendor yang mengikuti tender pengadaan di RS.PELNI. Yang nantinya, sistem ini akan menyediakan fitur e-tender dan e-purchasing. Sistem tersebut akan dibuat berbasis Website agar dapat memudahkan bagi pihak RS. PELNI maupun vendor yang bersangkutan untuk mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Sistem ini dihadirkan dengan fitur perhitungan otomatis untuk menentukan pemenang tender dengan menggunakan metode Weighted Product, sehingga mengurangi potensi adanya tindak nepotisme antara purchasing RS.Pelni dengan vendor. Perusahaan pengadaan yang
terdaftar sebagai peserta tender nantinya akan diurutkan dengan berdasarkan pengajuan harga paket proyek, kelengkapan dokumen, dan portofolio/pengalaman kerja. Lalu berdasar ketiga kriteria tersebut, system akan menghitung menggunakan metode Weighted Product untuk menentukan vendor yang terbaik. Proses tender akan berjalan dengan transparan dikarenakan setiap vendor dapat melihat peringkatnya masing-masing apabila mengikuti sebuah tender.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan untuk mengembangan sistem tender online dalam pengadaan barang pada Rumah Sakit Pelni Jakarta bersifat implementatif. Pengembangan sistem menggunakan software development life
cycle (SDLC) dengan model waterfall
dikarenakan proses dari elisitasi kebutuhan sudah mendapatkan kebutuhan-kebutuhan yang jelas. Alur dari penelitian yang dilakukan terdapat pada Gambar 1.
Gambar 1 Flowchart Metodologi Penelitian
2.1. Studi Literatur
Pencarian referensi teori relevan dengan penelitian/kasus permasalahan yang sedah dihadapi ke berbagai sumber seperti artikel,
Studi Literatur Pengumpulan Data Rekayasa Kebutuhan Perancangan Sistem Implementasi Sistem Pengujian Sistem Selesai Mulai
jurnal, buku, majalah, dan dokumen penelitian lainnya ialah studi literatur. Sehingga informasi yang didapatkan dapat dijadikan referensi yang mendukung penelitian. Adapun literatur yang diambil dalam penelitian ini antara lain:
2.1.1 Kajian Pustaka
Pengembangan sistem mengenai tender online atau pengadaan barang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelititan pengadaan barang yang berfokus pada pengadaan barang terhadap supplier dikembangkan oleh Nugraha pada tahun 2015 (Ihsan Nugraha, 2015), penelitian yang befokus pada pelelangan proyek dilakukan oleh Adinegoro pada tahun 2014 (Haryo Adinegoro, 2014) dan penelitian yang berfokus pada sistem lelang untuk pengadaan jasa dan barang dilaksanakan oleh Kosasi pada tahun 2014 (Sandi Kosasi, 2014). Pada penelitian terhadap pengembangan sistem tender untuk RS. Pelni Jakarta terdapat penamabah fungsi untuk melakukan pengambilan keputusan atau melakukan rekomendasi data vendor menggunakan metode Weighted Product yang pada penelitian sebelumnya tidak mengimplementasikan hal tersebut.
2.1.2 Rumah Sakit Pelni Jakarta
Rumah Sakit ialah sebuah tempat yang dimana berfungsi merawat orang yang sakit atau tempat dimana untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dalam kamus besar bahasa Indonesia.
RS Pelni Jakarta ialah salah satu rumah sakit BUMN yang berada di jakarta. Rumah Sakit tersebut berada di Jl. Ks. Tubun Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11410, Indonesia.
2.1.3 Tender
Tender ialah suatu kontrak bisnis oleh kontraktor atau supplier guna memasok suatu barang atau jasa yang dapat dilaksanakan dalam dua mekanisme, yakni open bid tender, penawaran dengan persaingan menurunkan harga oleh peserta dan sealed bid tender, penawaran bermaterai yang tidak dapat diturunkan harganya oleh peserta tender (Guritno, 1992).
2.1.5. Waterfall Development Model
Software Development Life Cycle (SDLC)
khususnya waterfall model ialah satu dari
banyak model pengembangan untuk perangkat lunak tertua dan paling banyak digunakan. Perkembangan untuk perangkat lunak yang sekuensial serta sistematik, dari tingkat kemajuan sistem di semua tahapan analisis dan desain serta kode, pengujian, serta pemeliharaan diusulkan oleh model ini (Pressman, 2012).
2.1.6. Pengujian Perangkat Lunak
Proses pada pengembangan suatu sistem yang dilaksanakan guna mendapatkan kekeliruan yang ada dalam sistem tersebut Pengujian perangkat lunak (Wibisono & Baskoro, 2002).
Dalam penelitian yang dilakukan mengunakan pengujian non fungsional dan fungsional. Pengujian fungsional dengan pendekatan black box, white box serta integrasi
testing, sedangkan non fungsional menggunakan
pendekatan Usability.
2.1.7. Usability Testing
Usability merujuk atas sejauh apakah user
bisa belajar serta memanfaatkan satu produk guna memperoleh tujuan dan sejauh apakah kepuasan user untuk memanfaatkan produk (Aelani & Falahah, 2012). Nilai Usability dapat diperoleh dengan System Usability Scale (SUS). Kelebihan dari SUS ini yakni lebih murah, sebab tidak membutuhkan resource yang banyak. Selain itu, SUS juga lebih cepat, sebab template kuesioner telah tersedia, sehingga daripada mambuat kuesioner baru, maka menjadi lebih cepat (Jaff Sauro, 2011).
2.2. Pengumpulan Data
Perancangan lebih detil pada proses bisnis perlu dilengkapi oleh sistem, berdasar pada hasil
input yang diperoleh pada tahap analisis
kebutuhan. Bentuk perancangan yakni diagram
use case, ER (Entity Relationship), diagram activity, diagram sequence, dan diagram kelas.
2.3. Rekayasa Kebutuhan
Tahapan rekayasa kebutuhan melakukan 2 tugas untuk memenuhi kebutuhan rekayasa kebutuhan, yakni elisitasi serta analisis kebutuhan. Proses wawancara terhadap admin RS Pelni dilakukan untuk proses elisitasi kebutuhan. Pengumpulan beberapa kebutuhan dilakukan untuk proses analisis kebutuhan.
2.6. Perancangan Sistem
Dasar untuk tahapan implementasi dilakukan dengan menggunakan perancangan sistem. Hasil rekayasa kebutuhan kemudian dimodelkan menjadi arsitektur dari sistem berupa class diagram, sequence diagram, algoritma, basis data, dan antar muka.
2.7. Impelentasi Sistem
Implementasi sistem dilakukan dalam bentuk kode program. Tahapan implementasi ini berisi spesifikasi sistem dan implementasi
database, implementasi kode program, dan
implementasi user interface.
2.8. Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk memerikasa apakah ada kesalahan dalam mengembangkan sistem. Tahapan pengujian sistem meliputi pengujian non fungsional dan fungsional. Untuk pengujian non fungsional menggunakan usability, sedangkan pengujian fungsional meliputi pengujian unit, integrasi, dan pengujian validasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan mengenai tahapan dari pengembangan Sistem Tender Online dalam Pengadaan Barang RS. Pelni Jakarta.
3.1. Analisis Kebutuhan
Hasil yang diperoleh pada tahapan analisis kebutuhan yang dilakukan, setelah melaksanakan wawancara dan melihat artefak dokumen mendapatkan beberapa kebutuhan yang diantaranya terdapat 2 kebutuhan untuk user, 12 kebutuhan untuk aktor admin dan 11 kebutuhan untuk aktor vendor.
3.1.1. Deskripsi Umum Sistem
Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini ialah sistem tender online berbasis
web, dapat menunjang proses lelang proyek di
RS.Pelni Jakarta menjadi lebih transparan dan efisien. Proses lelang proyek tidak lagi menggunakan proses manual yang mengharuskan pihak Rs.Pelni bertatap muka dengan vendor. Semua proses dan fase lelang proyek dilakukan secara online dan otomatis oleh sistem. Perusahaan penyedia jasa atau barang nantinya akan mengupload dokumen pendukung proyek setelah mendaftar sebagai
peserta lelang proyek, setelah itu perusahaan terkait, mengunggah harga penawaran proyek, sekaligus pengalaman proyek yang pernah dikerjakan. Ketiga kriteria tersebut akan dijadikan pertimbangan oleh sistem untuk menentukan perusahaan mana yang akan memenangkan lelang proyek..
3.1.2. Spesifikasi kebutuhan Sistem
Berdasarkan analisis kebutuhan di tiga aktor yang dapat berinteraksi dengan sistem, serta terdapat 25 kebutuhan fungsional. Masing-masing aktor terdaapt pada Tabel 1.
Tabel 1 Identifikasi Aktor
No Nama Aktor Deskripsi
1 User Seseorang yang dapat
melakukan login untuk mengakses sistem.
2 Admin Purchasing Rs.Pelni
aktor yang berperan sebagai admin. Aktor tersebut bertugas untuk mengurusi pengadaan
pelelangan dari
pembuatan pelelangan proyek, sampai dengan pemberian proyek
kepada pemenang
lelang.
3 Vendor Seseorang yang
melakukan pengajuan proyek yang tersedia untuk proyek mengenai RS Pelni Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh kemudian dilaksanakan pemodelan untuk kebutuhan dengen menggunakan diagram
use case. Sampel dari pemodelan kebutuhan
sistem dengan diagram use case terdapat pada Gambar 2.
3.2. Perancangan Sistem
Dalam tahap ini membahas mengenai class
diagram, sequence diagram, database,
komponen, dan perancangan user interface.
3.2.1. Perancangan Sequence Diagram
Perancangan sequence diagram dilakukan terhadap 4 fungsi yang sesuai dengan kebutuan yang sudah didefinisikan didalan use case
scenario. Untuk 4 fungsi tersebut diantaranya
membuat proyek, mengajukan penawaran proyek, memberikan proyek dan melihat rekomendasi vendor.
3.2.2. Perancangan Class Diagram
Perancangan diagram class dibagi menjadi perancangan secara umum dan perancangan secara detil. Untuk perancangan secara umum hanya memberikan gambaran hubungan antar
model dan controller, sedangkan secara detail
menggambarkan method dan atribut yang ada pada tiap-tiap class yang sudah didefinisikan. Pada perancangan class diagram menghasilkan
sebanyak 17 class yang berada pada controller dan 7 class yang berada pada model.
3.2.3. Perancangan Database
Perancangan database dimodelkan menggukana ERD dengan notasi chen, ERD digambarkan untuk mengetahui entitas yang ada dan mengambarkan relasi dari masing-masing entitas. Perancangan database menghasilkan 8 entitas atau tabel yang saling berelasi, entitas tersebut diantaranya kategori, proyek, penawaran, vendor, persetujuan proyek, admin dan user.
3.2.4. Perancangan Komponen
Menjelaskan mengenai alur dari sebuah fungsi yang digambarkan menggunakan
pseudocode. Contoh dari perancangan komponan yang dilakukan terdapat pada Gambar 3.
3.2.5. Perancangan User Interface
Peranacangan user interface digunakan untuk mendesain tampilan sistem yang akan dibangun.
Contoh tampilan user interface halaman penawaran proyek terdaapt pada Gambar 4.
3.3. Implementasi Sistem
Membahas implementasi sistem yang kemudian dibangun dari spesifikasi sistem perangkat lunak Gambar 2 Use Case Diagram Guru Iterasi 2
Gambar 3 Pseudocode Menambah data Siswa
dan perangkat keras, impementasi database, implementasi kode program dan user interface.
3.3.1. Spesifikasi Sistem
Pembangunan sistem tender online RS. Pelni Jakarta berpesifikasi sistem menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras. Rincian spesifikasi sistem perangkat keras dan perangkat lunak terdapaat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2 Spesifikasi Perangkat Keras
Tabel 3 Spesifikasi Perangkat Lunak
3.3.2. Implementasi Kode Program
Perancangan pada komponen menjadi dasar dari implementasi kode program. Pada bagian ini perancangan komponen dalam sebuah pseudocode yang diubah dalam bentuk bahasa pemrograman PHP pada kerangka kerja Laravel.
3.3.3. Implementasi User Interface
Pada impementasi user interface berisi mengenai hasil tampilan sistem dari tahap implementasi yang telah dilakukan. Implementasi user interface kerangka kerja Laravel. Contoh impementasi user interface terdapat pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7.
Gambar 5 Implementasi User Interface Melihat Daftar Data Proyek untuk Admin
Gambar 6 Implementasi User Interface Melihat Detail Data Proyek untuk Admin
Gambar 7 Implementasi User Interface Melakukan Penawaran Tender untuk Vendor
3.4. Pengujian Sistem
Tahap pengujian terbagi dari dua tahap yakni pengujian fungsional (unit, integrasi dan validasi) dan non fungsional menggunakan pendekatan pengujian usability. Pada pengujian fungsional, pengujian unit menggunakan pengujian jenis basis path testing dalam jenis pengujian white box testing
3.4.1. Pengujian Unit
Pengujian unit dilaksanakan dengan menguji kode program. Pengujian ini dengan pengujian jenis basis path testing dalam jenis pengujian white box testing. Untuk melakukan pengujian unit melakukan pemetaan kode program (flowgraph kode program) dan kemudian menentukan jalur independent.
Setelah mendapatkan jalur independent
No Nama
Komponen Spesifikasi
1 Laptop Lenovo Ideapad 110
2 Processor AMD A9 7th Gen
3 Memori (RAM) 4 GB
4 Kartu Grafis AMD Radeon Graphics Processor
No Nama
Komponen
Spesifikasi
1 Sistem Operasi Windows 10 Pro 64 Bit 2 Editor Komponen Microsoft Office Word
2013. 3 Editor Pemrograman Sublime 4 Editor Perancangan Draw.io, Visual Paradigm. 5 Aplikasi Browser Google Chrome
kemudian dilakukan pengujian terhadap method, untuk menjalankan masing-masing jalur
independent. Setelah dilakukan pengujian
terhadap method getRekomendasiAttribute(), store($request, $proyek, $action), dan store() menghasilkan bahwa semua jalur independent dapat jalankan dan memberikan hasil nilai valid.
3.4.2. Pengujian Integrasi
Pengujian integritas bertujuan memastikan tiap komponen atau method telah terintegrasi satu sama lain. Pengujian integrasi ini menggunakan pendekatan bottom-up. Setelah dilakukan pengujian integrasi pada method getRekomendasiAttribute() dari class controller data_user terhadap penawaran(), get_formatted() pada class model siswa_model menghasilkan nilai valid.
3.4.3. Pengujian Validasi
Pendekatan blackbox testing untuk pengujian validasi. Pengujian ini hanya melakukan pengecekan fungsi tanpa melihat dari kode program. Dasar dari pengujian validasi dari use
case scenario yang telah dibuat, dan untuk
melakukan pengujian ini dengan cara memberikan masukan dan melihat hasil keluaran yang ditampilkan. Dari 31 kasus uji yang dilakukan, semua fungsi berjalan dengan baik dan menghasilkan 100% valid.
3.4.5. Pengujian Usability
Penggujian usability untuk pembangunan sistem menggunakan pendekatan metode system usability scale atau SUS. Pengujian usability
dilakukan dengan memberi 10 butir pertanyaan terhadap pengguna setelah pengguna menggunakan sistem. 10 butir tersebut terdiri dari pertanyaan ganjil dan genap. untuk pertanyaan ganjil, perhitungan nilai SUS dengan melakukan -1 terhadap skor pilihan pengguna (nilai pengguna - 1), dan untuk pertanyaan genap, perhitungan SUS dengan mengurangi pilihan pengguna dengan nilai 5 (5 – nilai pengguna). Setelah mendapatkan skor kemudian dikalikan dengan 2.5 guna memperoleh rata-rata skor SUS pengguna. Skor dengan 0-50 termasuk
Not Acceptable, skor 51-70 termasuk Marginal,
dan skor 71-100 termasuk Acceptable. Pengujian ini dilakukan terhadap 1 admin dan 4 vendor. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa semua pengguna dapat menerima sistem yang dapat dilihat dari perhitungan skor SUS masing-masing pengguna. Untuk skor dari sisi admin
mendapatkan skor 88 yang terdapat pada Gambar 9, sisi vendor mendapatkan skor 84 yang terdapat pada Gambar 10.
Gambar 8 Skor SUS Pengujian Usability Admin
Gambar 9 Skor SUS Pengujian Usability Vendor
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasar pada hasil perancangan, implementasi, serta pengujian dalam proses mengmbangkan Sistem Tender Online dalam Pengadaan Barang di RS. Pelni Jakarta dapat ditarik kesimpulan:
4.1 Kesimpulan
1. Hasil dari analisis kebutuhan pada pembangunan sistem tender online berbasis web menghasilkan kebutuhan sebanyak 25 kebutuhan fungsional diantaranya 2 kebutuhan untuk aktor user, 12 kebutuhan untuk aktor admin, dan 11 kebutuhan untuk aktor vendor. Kebutuhan ini didapatkan dari hasil observasi serta wawancara dokumen yang dikelola oleh RS. Pelni. Kemudian kebutuhan tersebut digambarkan di dalam diagram use case dan dijelaskan pada use case scenario.
2. Hasil yang diperoleh dari perancangan pada sistem tender online berbasis web menghasilkan perancangan class diagram, perancangan sequence diagram,
perancangan database, perancangan algoritma dan perancangan antar muka. Alur dari 4 kebutuhan fungsional dijelaskan perancangan sequence diagram dan perancangan algorima menjelaskan 3 dari method yang dirancang. Untuk perancangan sequence, dan class diagram menggunakan aplikasi visual paradigm sedangkan untuk perancangan database dan antar muka menggunakan aplikasi draw.io. 3. Proses implementasi pada sistem tender
online berbasis web menghasilkan sistem tender yang berbasis website. Pada proses melakukan implementasi sistem berhasil
meng-implementasikan seluruh kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Proses pembangunan sistem menggunakan kerangka kerja Laravel dan implemntasi database menggunakan MySQL.
4. Hasil pengujian sistem pada sistem tender online berbasis web melakukan pengujian fungsional sistem. Dari pengujian fungsional dilaksanakan pengujian unit serta pengujian validasi. Sistem berhasil melakukan jalur pengujian berdasarkan 3 kasus uji pada pengujian unit. Selanjutnya, sistem dapat menjalankan semua fungsi dan menghasilkan valid sebesar 100% dari 31 kasus uji pada pengujian validasi. Pengujian integrasi memberikan status valid dengan mengintegrasikan method getRekomendasiAttribute() dengan penawaran() dan get_formatted(). Kemudian untuk pengujian non fungsional yaitu pengujian usability mengahsilkan skor 88 bagi admin dan 84 bagi vendor yang menandakan bahwa bahwa sistem dapat mudah diterima, digunakan dan dioperasikan oleh pengguna vendor dan admin.
8.2 Saran
Saran yang ada untuk penelitian ini guna pengembangan sistem lebih lanjut, antara lain:
1. Penambahan pengujian atau evaluasi sistem. Penambahan pengujian atau evaluasi sistem akan sangat berguna untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas dari sistem yang dibangun.Pembuatan sistem baru yang dapat berkaitan satu dengan yang lainnya.
2. Penambahan email, wa atau sms gateway. Penambahan sms gateway bertujuan agar vendor dapat mengetahui status terakhir dari tender yang tersedia
3. Sebagai bahan referensi penelitian pengembangan sistem. Dalam pengembangan sistem penenelitian ini dapat untuk bahan referensi atau sebagai acuan untuk melakukan penelitian pengembangan sistem.
5. DAFTAR PUSTAKA
Aelani, K., & Falahah. (2012). Pengukuran
Usability
Menggunakan
USE
Questionnarie (Studikasus Aplikasi
Perwakilan
Online
STMIK
"AMIKBANDUNG").
Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
2012.
Pressman, R. S (2015). Rekayasa Perangkat
Lunak: Pendekatan Praktisi Buku I.
Andi. Yogyakarta.
Sauro, J. 2011. Measuring Usability with The
System Usability Scale (SUS) [Online].
Tersedia di :
<
https://measuringu.com/sus/
> [Diakses 2 Mei 2020].Sharfina, Z. & Santoso, H. B. 2016. An
Indonesian Adaptation of the System Usability Scale (SUS). ICACSIS, pp. 145
- 148.