• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMANFAATAN TERMINAL TIPE B SESUAI DENGAN FUNGSINYA DI PAINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PEMANFAATAN TERMINAL TIPE B SESUAI DENGAN FUNGSINYA DI PAINAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMANFAATAN TERMINAL TIPE B SESUAI DENGAN

FUNGSINYA DI PAINAN

Panji Eka Setiawan, Fidel Miro & Tomi Eriawan

Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta Dosen pengajar jurusan perencanaan wilayah dan kota universitas bung hatta

Email : panji.setiawan89@yahoo.com, fidel_miro61@yahoo.co.id, tomi_selingka@yahoo.com

Abstrak :

Terminal bus merupakan satu komponen sistem transportasi darat yang melayani dan meyelenggarakan kegiatan turun naik penumpang (antar kota antar provinsi, antar kota dalam provinsi dan angkutan kota/angkutan pedesaan) serta mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang (orang) dan barang dan juga sebagai pergantian moda kendaraan dengan kendaraan lain. Dalam hal ini tidak termanfaatkan terminal sago sesuai dengan fungsinya yang berada di Painan Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Salah satu cara untuk melihat dan menilai pemanfaatan yang dilakukan di terminal sago yaitu dengan cara ditinjau dari persyaratan luas terminal, fasilitas dalam terminal dan fungsi pemanfaatan terminal sago. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisisi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan analisis komperatif yaitu membandingkan eksisting terminal dengan standar peraturan yang ada dan dapat diketahui pemanfaatan yang dilakukan di terminal. Berdasarkan dari analisis hasil yang didapat dari kajian ini yaitu pemanfaatan yang dilakukan di terminal sesuai dengan fungsinya adalah terdapat luas lahan terminal, banyaknya kekurangan fasilitas penunjang sedangkan dari pemanfaatan yang dilakukan tidak adanya moda angkutan diterminal baik angkutan bus dan angkot. Beberapa permasalahan diatas perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah dalam pemanfaatan terminal selanjutnya.

(2)

Abstract :

The bus terminal is a component of land transportation system that serves and organizes activities up and down the passenger (inter-city inter-provincial, inter-city within the province and the city transport / rural transport) as well as set the arrival and departure of vehicles for raising and lowering the passengers (people) and the goods and as well as a change of mode of the vehicle with another vehicle. In case this is not utilized according to its sago terminal located in the District IV Jurai Painan South Coastal District. One way to look at and assess the use made in sago terminal that is the way in terms of the requirements of the terminal area, terminal and function facilities in the terminal utilization sago. This is done by analyzing by using descriptive analysis method qualitative comparative analysis that compares the existing terminal with the existing regulatory standards and it can be seen that done in the terminal utilization. Based on the analysis of the results obtained from this study was the use conducted in accordance with its function terminal is terminal are land area, while supporting the many shortcomings of the use of facilities that do no good transport modes in the terminal bus transportation and public transportation. Some of the above issues need to be considered as a material consideration and input for the government in the next terminal utilization.

(3)

PENDAHULUAN

Terminal Sago sebagai terminal tipe B yang berfungsi sebagai pusat pergerakan, dan pertukaran penumpang pada moda lain, sebagai bongkar muat barang dan sebagai transit pergantian moda angkutan.

Dilihat dari kondisi terminal bahwa pemanfaatan terminal sago sebagai terminal tipe B sangat memprihatinkan dengan kondisi saat sekarang ini sebab tidak adanya moda angkutan umum khusunya bus dan angkot yang transit di terminal dan ikut memotivasi penumpang untuk tidak ingin ke terminal menggunakan moda angkutan bus dan angkot.

Hal ini berkaitan dengan terlihat kosongnya terminal yang dipengaruhi oleh beberapa elemen terminal yang tidak memadai seperti fasilitas terminal dan lokasi terminal sangat mempengaruhi pemanfaatan terminal dan yang paling mendasar persepsi dari berbagai pihak kenapa terminal sago tidak termanfaatkan.

Seharusnya perlu pertimbangan dari pemerintah dalam penanganan terminal baik itu dari kelanjutan perencanaan oleh pihak pemerintah dan Dinas Perhubungan sebagai pelaksana dalam penanganan pemanfaatan terminal. Dengan permasalahan tersebut maka penulis tertarik melakukan studi identifikasi pemanfaatan terminal tipe B

sesuai dengan fungsinya di Painan Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

Adapun masalah dari terminal adalah mengetahui dan menilai pemanfaatan yang dilakukan ditermimal sago dikarenakan belum termanfaatkan terminal sesuai dengan fungsinya. Dengan tujuan mengevaluasi pemanfaatan terminal tipe B di Kabupaten Pesisir Selatan untuk mengetahui pemanfaatan yang dilakukan di Terminal Sago.

Sasaran dalam studi ini dalam mencapai tujuan adalah mengevaluasi pemanfaatan yang dilihat berdasarkan persyaratan lokasi terminal, fasilitas dalam terminal dan fungsi dan pemanfaatan terminal dengan maksud untuk menilai dan membandingkan sesuai dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan, sehingga nanti dapat diberikan arahan untuk kelanjutan pembangunan terminal sesuai dengan fungsinya di Kabupaten Pesisir Selatan

Metodologi Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer merupakan data yang didapat dari kawasan studi yaitu metodologi pengumpulan data yang dilakukan dengan

(4)

cara peninjauan langsung ke lapangan atau disebut observasi dengan cara :  Wawancara  Pembagian Kuisioner dengan menggunakan Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive sampling yaitu sampel yang sengaja dipilih bedasarkan

kharakteristik tertentu yang diperlukan dalam penelitian. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus slovin yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf α signifikansi sebesar

10% dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

- Rumus Pengambilan Sampel Untuk Terminal Sago :

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi a² : Taraf signifikansi 2. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari berbagai instansi seperti Bappeda, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, BPS, serta instansi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder terdiri dari :  Gambaran umum wilayah studi  Kependudukan  Penggunaan lahan  Jaringan jalan  Angkutan umum (AKDP dan Angdes

Metode Penelitian bersifat Komparatif yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. melalui metode analisis komparatif yang merupakan teknik untuk mengidentifikasi penyebab yang mungkin dari suatu masalah. Analisis komparatif ini memiliki tujuan dalam mengidentifikasi penyebab yang mungkin dan masuk akal dan dapat ditindak lanjuti dari suatu permasalahan yang ada. Prosedur dari analisis komperatif ini adalah membandingkan antara pemanfaatan terminal dengan teori yang dipakai dan klasifikasi penyebab tidak dimanfaatkan terminal yang sedang di identifikasi yang n = N

(5)

merupakan hasil analisis individual atau kelompok.

TINJAUAN PUSTAKA Persyaratan Lokasi Terminal

Persyaratan terminal penumpang menurut Keputusan Menteri Perhubungan nomor 31 tahun 1995 harus memperhatikan:

Persyaratan lokasi terminal tipe B:

1. Terletak di kota atau kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan kota dalam propinsi.

2. Terletak di jalan arteri atau kolektor

dengan kelas jalan

sekurangkurangnya kelas III B. 3. Jarak antar dua terminal

penumpang tipe B dengan terminal tipe A sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.

4. Tersedianya luas lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, 2 ha di pulau lainnya.

5. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang kurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.

Fasilitas Terminal

Fasilitas Utama, fasilitas utama merupakan suatu fasilitas yang mutlak

dimiliki dalam suatu Terminal, yang antara lain :

1. Areal keberangkatan, yaitu pelataran yang disediakan bagi kenderaan angkutan penumpang umum untuk menaikkan penumpang (loading) dan untuk memulai perjalanan.

2. Areal kedatangan, atau pelataran yang disediakan bagi kenderaan angkutan penumpang umum untuk menurunkan penumpang (unloading) yang dapat pula merupakan akhir dari perjalanan. 3. Areal menunggu, yaitu pelataran

yang disediakan bagi kenderaan angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap untuk menuju jalur pemberangkatan.

4. Areal lintas, yaitu pelataran yang disediakan bagi kenderaan angkutan penumpang umum untuk beristirahat sementara dan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.

5. Areal tunggu, yaitu pelataran tempat menunggu yang disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan kenderaan angkutan penumpang umum. 6. Bangunan kantor Terminal, yaitu

suatu bangunan yang biasanya di gabung dengan menara pengawas yang berfungsi sebagai tempat

(6)

untuk memantau pergerakan kenderaan dan penumpang dari atas menara.

7. Pos pemeriksaan KPS (Kartu Pengawasan Setempat), yaitu pos yang biasanya berlokasi di pintu masuk dari Terminal yang berfungsi memeriksa terhadap masing-masing angkutan umum yang memasuki Terminal.

8. Loket penjualan tiket, yaitu suatu ruangan yang dipergunakan oleh masing-masing perusahaan untuk keperluan penjualan tiket bus yang melayani perjalanan dari Terminal yang bersangkutan.

9. Rambu-rambu lalu-lintas dan petunjuk informasi yang berupa petunjuk jurusan, tarif dan jadwal perjalanan, hal ini harus tersedia karena sangat penting untuk memberikan informasi bagi penumpang baik yang akan meninggalkan maupun baru tiba di Terminal yang bersangkutan sehingga tidak tersesat dan terkesan semrawut.

Fasilitas Penunjang, selain fasilitas utama dalam sistem Terminal terdapat pula fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap, yang antara lain :

a. Ruang informasi dan pengaduan, yaitu untuk memberikan informasi

kepada para penumpang maupun pengaduan apabila terjadi sesuatu terhadap penumpang, misalkan kehilangan barang, banyaknya calo, para awak angkutan umum menaikkan tariff angkutan diatas tarif yang berlaku .

b. Ruang pengobatan, tempat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. c. Ruang penitipan barang d. Ruang istirahat sopir e. Docking kenderaan umum f. Musholla.

g. Kamar mandi atau WC (water closed).

h. Kios atau kantin. i. Telepon umum. j. Taman dan lain-lain.

Fungsi Terminal Bus

Dari beberapa ahli yaitu Morlok,(1988)

dan Warpani,(1990) dapat disimpulkan bahwa terminal bus mempunyai fungsi sebagai:

a. Terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas kendaraan pribadi.

(7)

b. Terminal bagi pemerintah adalah segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan serta menghindari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum.

c. Terminal bagi operator adalah untuk mengatur operasi bus, penyadiaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.

d. Terminal bagi pengguna umum adalah untuk fasilitas yang mendukung dalam suatu terminal antara lain mushola, toilet, loker tiket, pembelanjaan, dll.

Skala Likert

Metode Skala Likert yaitu suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey. Penggunaan penelitian yang sering menggunakan skala ini adalah bila penelitian menggunakan jenis penelitian survei deskriptif(gambaran). Rumus menggunakan Skala Likert adalah :

Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus : Y : Skor tertinggi likert × Jumlah responden ( angka tertinggi 3) “bobot nilai” X : Skor terendah likert × Jumlah responden (Angka terrendah 1)”bobot nilai” PEMBAHASAN Tinjauan Transportasi

Sarana dan prasarana transportasi maupun komunikasi sangat mendukung kelancaran pembangunan suatu daerah. Pada umumnya daerah dengan letak geografis sulit dijangkau, alat transportasi dan komunikasi kurang memadai cendrung tertinggal dari daerah lain.

Tinjauan Terminal berdasarkan Letak, Luas dan Lokasi Terminal Sago di Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan

Dengan adanya suatu kebutuhan perjalanan yang ditimbulkan oleh sitem aktifitas dari masyarakat maka dibutuhkan suatu penyediaan (pelayanan) jasa transportasi yang mana kedua sistem ini satu sama lainnya saling berinteraksi dan

Rumus Indek % = Total Skor × 100 Y

(8)

mendorong timbulnya lalu lintas (pergerakan) dari zona asal ke zona tujuan.

Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana di sektor perhubungan dan komunikasi terus dilakukan untuk menunjang kegiatan sosial dan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Kondisi jalan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Terminal sago merupakan satu-satunya terminal bus yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Lokasi terminal sago berada di Kecamatan IV Jurai pada jalan sudirman, Letak terminal berada di jalur lintas Sumatera yang menghubungkan Padang –Bengkulu dengan jenis jalan alteri primer.

Luas terminal sago lebih kurang 2 Ha . Jarak terminal pada badan jalan hanya membatasi pagar yang membedakan batas terminal dengan jalan raya.

Moda Angkutan dan Perusahaan Berdasarkan Izin Trayek, Yang Masih Beroperasi dan Angkutan Lain (Pesaing) Resmi Maupun Tidak Resmi Di Kabupaten Pesisir Selatan

Moda angkutan umum pada teminal sago sangatlah memperihatinkan hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah moda angkutan yang mengakibatkan tidak termanfaatkannya

terminal sago sebagai terminal tipe B untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.12

Moda Angkutan dan Perusahaan Berdasarkan Izin Trayek di Kabupaten

Pesisir Selatan N o Moda Angkuta n Perusahaa n Jumla h Moda Rute trayek 1 Erlindo Po.Erlindo 4 Painan –

Padang – Bukitting gi 2 Mansiro Po. Mansiro 2 Painan – Padang 3 Painan Indah Po. Painan Indah 2 Painan – Padang 4 Habeco Po. Habeco 1 Painan – Padang Sumber : UPTD Terminal Tahun 2016

Dari tabel di atas bahwa kendaraan yang berdasarkan izin trayek ada empat jenis moda dengan jumlah 9 unit yang masih ada izin, tetapi empat moda angkutan tersebut tidak satupun yang ngetem di terminal dan hanya ada satu moda yang rute trayeknya painan- bukittinggi yaitu erlindo dengan jumlah empat unit.

Tabel 3.13

Jumlah Kendaraan dan Trayek Yang Masih Beroperasi di Kabupaten Pesisir Selatan No Moda

Angkutan

Jumlah Moda

Rute Trayek 1 Erlindo 2 Painan – Padang –

Bukittinggi 2 Mansiro 1 Painan – Padang 3 Painan Indah 1 Painan – Padang Sumber : UPTD Terminal Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas kendaraan yang masih beroperasi di terminal ada tiga moda angkutan tetapi tidak ada yang ngetem di terminal, bus jalan hanya 3 kali

(9)

dalam sebulan tergantung pengemudinya, jumlah moda yang masih beroprasi saat ini yaitu empat unit dan hanya ada dua unit dengan moda erlindo, terkadang bus digunakan hanya untuk sewaan untuk acara tertentu.

Tabel 3.14

Moda Angkutan yang Beroperasi (pesaing) Baik Resmi Maupun Tidak Resmi di

Kabupaten Pesisir Selatan No Angkutan (resmi) Jumlah Moda (Unit) Rute Trayek.

1 CV.MIA 15 Painan – Padang 2 P.o HPS 18 Painan – Padang

3 Ayah 1 Painan –

payakumbuh

4 Jatra 1 Painan jambi

5 Famili Raya 1 Painan – jakarta Jumlah 36

Angkutan (tidak resmi

)

1 Travel Ilegal 53 - Sumber : UPTD Terminal Tahun 2016

Berdasarkan dari data di atas bahwa moda angkutan resmi dan tidak resmi lebih banyak di bandingkan dengan moda angkutan pada terminal, dilihat dari angkutan resmi bahwa jumlah angkutan resmi dalam sehari yaitu 36 unit tetapi dari angkutan tidak resmi lebih banyak dibandingkan dengan angkutan resmi dengan total 53 unit dalam sehari.

Sedangkan perusahan yang ada pada angkutan resmi berjumlah lima unit dan angkutan tidak resmi tidak memiliki perusahaan namun angkutan tidak resmi yang disebut traver liar hanya jenis kendaraan pribadi dan data yang diperoleh

di dapat dari hasil wawancara oleh pihak UPTD di Terminal Sago.

Kondisi Sarana Terminal Sago di Kabupaten Pesisir Selatan

Kondisi Sarana pada terminal sago sangat kurang memadai dikarenakan masih banyak terminal sago tidak dilengkapi fasilitas- fasilitas yang sesuai dengan standar aturan dari pemerintah. Pada tahapan ini proses rencana pembangunan untuk penambahan fasilitas-fasilitas terminal sago sedang berlangsung oleh Dinas Perhubungan. Berikut jenis fasilitas yang ada pada terminal sago yaitu :

I. Fasilitas Utama merupukan failitas yang mutlak dimiliki dalam suatu terminal, fasilitas utama yang ada pada terminal sago yaitu :

1. Area keberangkatan 2. Area kedatangan

3. Area tunggu penumpang 4. kantor terminal

5. Loket penjualan tiket

6. Area tunggu keberangkatan penumpang

Berdasarkan ke enam fasilitas utama Terminal Sago, maka berdasarkan kondisinya dapat dilihat padatabeldi bawah ini.

Tabel 3.15

Kondisi Fasilitas Utama Pada Terminal Sago Di Kabupaten Pesisir Selatan

(10)

No Jenis Fasilitas Kondisi Eksisting Usulan 1 Area keberangkatan Kurang Baik Rehab 2 Area kedatangan Kurang Baik Rehap 3 Area tunggu penumpang Rusak Pembangunan 4 kantor terminal Baik - 5 Loket penjualan tiket Baik - 6 Area tunggu keberangkatan penumpang Baik -

Sumber : Hasil Survey Tahun 2015

II. Fasilitas Penunjang , selain dari fasilitas utama dalam sisitem terminal terdapat pula fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap. fasilitas penunjang yang ada pada terminal sago yaitu :

1. Ruang informasi atau pengaduan

2. Kios atau kantin 3. Kamar mandi atau WC

Tabel 3.16

Kondisi Fasilitas Penunjang Pada Terminal Sago Di Kabupaten Pesisir Selatan No Jenis Fasilitas Kondisi

Eksisting Usulan 1 Ruang informasi

atau pengaduan

Baik -

2 Kios atau kantin Baik - 3 Kamar mandi atau

WC

Kurang Baik

Rehap Sumber : Hasil Survey Tahun 2015

Berdasarkan dari tabel di atas bahwa fasilitas penunjang terminal sago memiliki tiga fasilitas dari ketiga fasilitas tersebut ada satu yang berkindisi tidak baik yaitu kamar mandi atau WC dan perlu rehap kembali

Pemanfaatan Terminal Sago Berdasarkan Persepsi Pengguna pada Terminal Sago

Kondisi Terminal sago sangat memperihatinkan dilihat dari angkutan umum dan penumpangnya, dikarenakan tidak transitnya bus dan angkot di terminal serta memicu penumpang untuk tidak ada di terminal. Sehingga terminal tidak termanfaatkan oleh penumpang dan angkutan umum karena penumpang dan angkutan umum merupakan elemen penting dalam terminal.

Untuk mengetahui pemanfaatan-pemanfaatan yang dilakukan dalam terminal dilihat berdasarkan persepsi-persepsi dari berbagai pihak untuk dapat mengetahui penyebab tidak termanfaatkannya terminal. Berikut dapat dilihat hasil persepsi dari pihak yang terkait sebagai faktor utama dalam memanfaatkan terminal yang manadilihat pada empat variabel penentu yaitu Penumpang, Pemerintah, Operator dan Pengguna umum pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.17

Penilaian Penumpang Terhadap Pemanfaatan Terminal No Penumpang Jumlah responden Persentase (%) 1 Kenyamanan Menunggu a. Nyaman 8 15,1 b. Kurang nyaman 28 52 c. Tidak nyaman 17 32 Jumlah 53 100

(11)

a. Nyaman 10 19 b. Kurang nyaman 32 60 c. Tidak nyaman 11 21 Jumlah 53 100 3 Fasilitas Informasi a. Memadai 22 41 b. Kurang memadai 21 40 c. Tidak memadai 10 19 Jumlah 53 100

4 Fasilitas Untuk Kendaraan Pribadi( lahan parkir ) a. Memadai 30 57 b. Kurang memadai 22 41 c. Tidak memadai 1 2 Jumlah 53 100

Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016

Berdasarkan dari tabel di atas bahwa dilihat pada pertanyaan 1 nilai tertinggi berada pada penilaian kurang nyaman dengan jumlah 28 orang dan terendah pada penilaian nyaman sebanyak 8 orang, pertanyaan 2 nilai tertinggi berada pada penilaian kurang nyaman dengan jumlah 32 orang dan terendah pada penilaian nyaman sejumlah 10 orang, pertanyaan 3 nilai tertinggi berada pada penilaian memadai dengan jumlah 22 orang dan terendah dengan penilaian tidak memadai sejumlah 10 orang, pertanyaan 4 nilai tertinggi berada pada penilaian memadai dengan jumlah 30 orang dan terendah dengan penilaian tidak memadai sejumlah 1 orang.

Jadi dari hasil persepsi penumpang bahwa pertanyaan 1 dan 2 lebih banyak memilih penilaian kurang nyaman

dikarenakan penumpang merasa kurang nyaman dengan kenyamanan menunggu dan pergantian kendaraan satu dengan kendaraan lain dan pertanyaan 3 dan 4 lebih banyak memilih penilaian memadai dikarenakan penumpang merasa memadai dengan fasilitas informasi dan fasilitas kendaraan pribadi berdasarkan hasil kuisioner di Terminal Sago.

Tabel 3.18

Penilaian Pemerintah Terhadap Pemanfaatan Terminal No Pemerintah Jumlah responden Persentase (%) 1 Pengaturan dan Penertiban Lalu Lintas a. Baik 4 67 b. Kurang baik 2 33 c. Buruk 0 0 Jumlah 6 100 2 Pembayaran Retribusi a. Baik 3 50 b. Kurang baik 3 50 c. Buruk 0 0 Jumlah 6 100 3 Pengendalian Kendaraan Umum a. Baik 2 33 b. Kurang baik 3 50 c. Buruk 1 17 Jumlah 6 100

Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016

Berdasarkan dari tabel di atas bahwa dilihat pada pertanyaan 1 nilai tertinggi berada pada penilaian baik dengan jumlah 4 orang dan terendah pada penilaian buruk yaitu nol, pertanyaan 2 nilai tertinggi berada pada penilaian baik dan kurang baik dengan jumlah sama 3 orang dan terendah pada penilaian buruk

(12)

yaitu nol, pertanyaan 3 nilai tertinggi berada pada penilaian kurang baik dengan jumlah 3 orang dan terendah dengan penilaian buruk sejumlah 1 orang.

Jadi dari hasil persepsi pemerintah bahwa pertanyaan 1 lebih banyak memilih penilaian baik dikarenakan pemerintah merasa baik dalam pelayanan pengaturan lalu lintas, pertanyaan 2 sama banyak memilih penilaian baik dan kurang baik dikarenakan pemerintah merasa baik dan kurang baik dalam pembayaran retribusi, pertanyaan 3 lebih banyak memilih penilaian kurang baik dikarenakan pemerintah baik dalam pengendalian kendaraan umum berdasarkan hasil kuisioner di Terminal Sago.

Tabel 3.19

Penilaian Operator Terhadap Pemanfaatan Terminal

No Operator Jumlah responden

Persentase (%) 1 Mengatur Operasi Bus

a. Baik 0 0

b. Kurang baik 6 75

c. Buruk 2 25

Jumlah 8 100

2 Penydiaan Fasilitas Istirahat dan Informasi Bagi Awak Bus

a. Baik 1 12,5

b. Kurang baik 5 62,5

c. Buruk 2 25

Jumlah 8 100

3 Kedaraan Transit Untuk Semetara Waktu

a. Ada 1 12,5

b. Jarang 6 75

c. Tidak Pernah 1 12,5

Jumlah 8 100

Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016

Berdasarkan dari tabel di atas bahwa dilihat pada pertanyaan 1 nilai

tertinggi berada pada penilaian kurang baik dengan jumlah 6 orang dan terendah pada penilaian baik yaitu nol, pertanyaan 2 nilai tertinggi berada pada penilaian kurang baik dengan jumlah 5 orang dan terendah pada penilaian baik yaitu 1, pertanyaan 3 nilai tertinggi berada pada penilaian jarang dengan jumlah 6 orang dan terendah dengan penilaian ada dan tidak pernah yaitu 1.

Jadi dari hasil persepsi penumpang bahwa pertanyaan 1,2 dan 3 lebih banyak memilih penilaian kurang baik dikarenakan operator merasa kurang baik dalam mengatur operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat untuk awak bus dan jarang kendaraan yang transit semtara waktu berdasarkan hasil kuisioner di Terminal Sago.

Tabel 3.20

Penilaian Pengguna Umum Terhadap Pemanfaatan Terminal

No Operator Jumlah responden

Persentase (%) 1 Fasilitas Yang Ada di Terminal

a. Memadai 9 27 b. Kurang Memadai 15 46 c. Tidak Memadai 9 27 Jumlah 33 100

Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016

`Berdasarkan dari tabel di atas bahwa dilihat pertanyaan 1 nilai tertinggi berada pada kurang memadai dengan jumlah 15 orang dan terendah pada tidak memadai sejumlah 9 orang. Jadi dari hasil persepsi pengguna umum bahwa pertanyaan 1 lebih berdominan pada

(13)

kurang memadai dikarenakan pengguna umum merasa kurang memadai dengan fasilitas yang ada dalam terminal berdasarkan hasil kuisioner di Terminal Sago.

ANALISIS

Analisis Berdasarkan Persyaratan Luas Terminal

Terminal sago sebgai terminal tipe B yang berada di Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, dilihat dari kondisi kawasan Terminal Sago yang bertujuan untuk mengetahui keadaan eksisting luas dari Terminal Sago. Dalam analisis ini dapat diketahui berapa luas, jarak, letak kawasan terminal sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dari tabel diatas dapat disumpulkan bahwa ada satu persyaratan yang tidak sesuai dengan standar yaitunya kebutuhan luas terminal tidak sesuai dengan standar luas terminal sago hanya 2 Ha dan standar kebutuhan luas terminal seharusnya 3 Ha untuk pulau jawa dan pulau sumatera jadi seharusnya ada penambahan luas sekitar 1 Ha lagi oleh pemerintah tetapi dengan kondisi eksisting terminal sago tidak termanfaatkan oleh angkutan umum maka perlu pertimbangan dari instansi untuk mengkaji tentang pemanfaatan Terminal Sago.

Analisis Fasilitas Utama dan Penunjang Terminal

Dalam analisis ini berisikan semua jenis fasilitas yang ada pada terminal Sago yang berada di Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan yang mana Sesuai dengan Pasal 2 Bab II Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, fasilitas Terminal terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas penunjang adalah sebagai berikut :

Berdasarkan perbandingan standar fasilitas utama dan eksisting bahwa fasilitas utama Terminal Sago hanya ada enam fasilitas tetapi eksisting rambu-rambu lalu lintas dan petunjuk informasi di bagi dua disebabkan rambu lalu lintas terminal tidak ada yang ada hanya petunjuk informasi sedangkan standar fasilitas terminal tipe B ada sembilan maka dari kekurangan itu perlu menambah tiga fasilitas sesuai dengan kebutuhan fasilitas pada Terminal Tipe B berdasarkan keputusan menteri perhubungan RI No. 31 Tahun 1995.

Berdasarkan hasil perbandingan fasilitas penunjang disamping bahwa di Terminal Sago Kabupaten Pesisir Selatan hanya ada tiga fasilitas penunjang dan ruang informasi atau pengaduan sama dengan fasilitas utama yaitu kantor terminal maka banyak kekurangan fasilitas penunjang di terminal sago sebab fasilitas

(14)

penunjang merupakan fasilitas yang sangat penting bagi penumpang dan angkutan umum dikarenakan belum termanfaatkan terminal sesuai fungsi terminal jadi fasilitas penunjang harus melakukan pembangunan kembali.

Analisis Pemanfaatan Terminal Sago di Kabupaten Pesisir Selatan

Dalam analisis ini mengetahui apa saja pemanfaatan yang dilakukan di terminal sago sesuai dari hasil persepsi pengguna terminal yang mana telah dilakukan penyebaran kuisioner untuk mencari tahu dan mengetahui penyebab tidak termanfaatkan terminal, maka untuk dapat mengetahui penyebab tidak termanfaatkan terminal dilakukan perbandingan standar terminal dengan kondisi eksisting terminal

Berdasarkan dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing pihak di atas yaitu dari penumpang, pemerintah, operator dan pengguna umum terdapat beberapa yang mempengaruhi tidak termanfaaatkannya terminal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah seperti kenyamanan menunggu, pergantian moda kendaraan sebagai fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus, dan fasilitas pendukung hasil perbandingan di atas intinyanya hampir menyangkut dengan moda angkutan bus dan angkot sebagai fungsi

utama terminal maka perlu pemerintah memperhatikan kembali terminal sago agar dapat berfungsi dengan semestinya, sehingga terminal akan terlihat berfungsi sesuai dengan status penggunaannya.

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan bahwa terminal sago belum termanfaatkan dikarenakan dilhat dari persyaratan lokasi terminal, fasilitas terminal dan fungsi pemanfaatan terminalyang tersedia tidak termanfaatkan sedangkan dari fungsi pemanfaatan terminal tidak termanfaatkan oleh moda angkutan penumpang yaitu bus dan angkot meskipun demikian masih ada yang perlu diperhatikan dimana terdapat banyak kekurangan fasilitas penunjang yang dapat menyebabkan tidak berfungsinya terminal secara efektif sebagaimana mestinya

Rekomendasi

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai masukan sebagai penentu berfungsinya Terminal Tipe B di Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Masukan yang akan disampaikan ada beberapa hal yaitu :

1. Membangun dan meningkatkan kualitas fasilitas penunjang terminal seperti mushalla, Ruang pengobatan, tempat

(15)

penitipan barang dan fasilitas lainnya karena fasilitas penunjang banyak belum dibangun di terminal

2. Meningkatkan kinerja pihak operator terminal dalam pengaturan di terminal seperti mengatur penyediaan fasilitas informasi dan istirahat bagi awak bus dan mewajibkan kendaraan umum memasuki terminal.

3. Pihak pemerintah dan Dinas Perhubungan bekerja sama dalam memfungsikan moda kendaraan umum untuk dapat ngetem di terminal dan sebagai arus transfer moda kendaraan , turun naik penumpang dan sebagai bongkar muat barang demi memanfaatkan terminal sesuai dengan fungsinya. 4. Menjaga dan melakukan

penertiban oleh dinas perhubungan dalam mengatur kendaraan umum untuk mengfungsikan kembali terminal sago sebagai terminal tipe B.

Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman bagi pemerintah aerah guna memanfaatkan kembali Terminal Sago dan suatu upaya dalam meningkatkan daya

tarik perjalanan masyarakat ke Terminal Sago

DAFTAR PUSTAKA Reference :

Anonimous, 2009. Undang – Undang No. 22Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Hendro Koestoer Raldi dkk. 2001,

Dimensi Keruangan Kota Teori dan Kasus, Jakarta; Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Keputusan Menteri Perhubungan nomor 31 tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan.

Kesmas. 2014. Pengertian dan Evaluasi Pada Tahap Manajemen.

Public Health Home.

Klavert, Irene.2007. Kedisiplinan Berlalu Lintas Pengemudi Angkutan Kota Di Kota Semarang Ditinjau Dari Persepsi

Terhadap Penegakan Hukum Lalu Lintas. Skripsi.

Semarang. Unika Soegijapranata

(16)

Lufri M.S dkk. 2005,Metodologi Penelitian.Padang; Universitas Negeri Padang

Miro Fidel. 2012, Pengantar Sistem Transportasi, Jakarta; Penerbit Erlangga. Morlock, Edward.K. 1988. Pengantar

Teknik dan Perencanaan Transportasi,Jakarta; Penerbit Erlangga.

Internet :

Juknis LLAJ.1995.Terminal Transportasi

Kamisah. 2003. Evaluasi Pemanfaatan Terminal Induk Kota

Singkawang. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota.

Referensi

Dokumen terkait