EVALUASI KINERJA TERMINAL TIPE B DI KABUPATEN LAMONGAN
Abid Naufal Hilmy, Septiana Hariyani, Budi Sugiarto Waloejo
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: anohilmy@gmail.com
ABSTRAK
Terminal Lamongan merupakan terminal angkutan umum yang menjadi salah satu titik simpul transportasi bagi masyarakat Kabupaten Lamongan. Terminal Lamongan memiliki kelas atau tipe sebagai terminal penumpang tipe B dengan luas keseluruhan 8.661m². Namun dalam pelaksanaannya terdapat permasalahan masih belum berfungsi dengan optimal dan belum lengkapnya fasilitas pada pelayanan maupun operasional di Terminal Lamongan, yang terbukti menyebabkan tren menurunnya jumlah penumpang terminal dalam tiga tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun arahan dan prioritas perbaikan kinerja operasional dan kinerja pelayanan Terminal Lamongan. Metode yang digunakan untuk kinerja operasional yang ditinjau adalah fasilitas terminal, lokasi, headway, load factor, waktu antrean, dan sirkulasi terminal sedangkan kinerja pelayanan menggunanakan analisis IPA (Importance Performance Analysis) yang menghasilkan atribut prioritas penanganan dan analisis QFD (Quality Function Deployment) yang menghasilkan arahan dan prioritas perbaikan peningkatan kinerja operasional dan pelayanan terminal. Hasil penelitian berupa strategi perencanaan arahan rekomendasi perbaikan tersebut diantaranya yaitu menyediakan papan informasi dan jadwal kendaraan umum ditempat strategis, menyediakan pos kesehatan sesuai protokol kesehatan Covid-19, menyediakan fasilitas difabel, memperbaiki ruang tunggu penumpang, menyediakan fasilitas gangguan perjalanan angkutan, menyediakan area merokok, memperbaiki fasilitas kamar mandi, menyediakan loket bus, memperbaiki alat pemadam kebakaran, memperbaiki fasilitas keselamatan jalan, memisahkan ruang antar pengguna dan kendaraan, serta mempercepat waktu pelayanan kendaraan umum di Terminal Lamongan.
Kata kunci: Terminal-Penumpang-Tipe-B, Kinerja-Operasional, Kinerja-Pelayanan, Analisis-IPA, Analisis-QFD.
ABSTRACT
Lamongan Terminal is a public transportation especially bus station which is one of the transportation hubs for the people of Lamongan Regency. Lamongan Terminal has a class or type as a Type B Passenger Terminal with a total area of 8,661m². However, in its implementation there are some problems that still not functioning optimally and incomplete facilities for services and operations at Lamongan Terminal, which have proven to caused a downward trend in the number of terminal passengers in the last three years. The methods used in this research are the operational performance reviewed is the main and supporting terminal facilities, location, headway, load factor, queue time, and terminal circulation, while service performance uses IPA analysis (Importance Performance Analysis) which produces priority attributes for handling and QFD (Quality Function Deployment) analysis. which produces directions for recommendations for improvement of operational performance and terminal services. The results of the research are planning strategies for improvement and priorities recommendations, including providing information boards and schedules for public transportation in strategic locations, providing health posts with Covid-19 protocols, providing disabled facilities, repairing passenger waiting rooms, providing transportation travel disruption facilities, providing smoking areas, improving bathroom facilities, providing bus counters, repair fire extinguishers, improve road safety facilities, separate spaces between users and vehicles, and speed up service times for public transportation at Lamongan Terminal.
Keywords: Type-B-Passenger-Terminal, Operational-Performance, Service-Performance, Importance- Performance-Analysis, Quality-Function-Deployment-Analysis.
PENDAHULUAN
Semua aspek kehidupan dalam suatu negara sangat tergantung pada sektor transportasi, yang berfungsi sebagai pendorong, penunjang dan penggerak pertumbuhan perekonomian (Haryono, 2010). Adanya suatu
sistem transportasi dalam suatu negara bertujuan agar proses transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang waktu tertentu dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efisiensi atas waktu dan biaya (Bolla, 2013).
Dalam pembahasan terkait moda transportasi, khususnya transportasi umum, terdapat suatu titik dimana suatu transportasi melakukan aktivitas baik tempat persinggahan, dan pergantian moda. Titik aktivitas moda transportasi umum tersebut adalah terminal.
Terminal merupakan salah satu komponen penting dari sistem transportasi, dimana penumpang dan barang masuk dan keluar sebagai tempat awal atau berakhirnya suatu perjalanan (Latif, 2013). Selain itu, terminal merupakan titik simpul pergerakan yang memberikan peran sebagai tempat persinggahan dan tempat pergantian moda angkutan serta titik tempat penumpang dan barang memasuki dan meninggalkan suatu sistem transportasi (Morlok, 1998).
Kondisi Terminal Tipe B di Kabupaten Lamongan sebagai terminal yang menjadi pusat simpul pergerakan transportasi masih kurang maksimal dalam pelayanan dari segi fasilitas umum dan fasilitas penunjang yang seharusnya disediakan di Terminal Lamongan. Prasarana jalan terdapat beberapa yang masih rusak dan rambu serta papan informasi pada jalan akses pintu masuk kendaraan yang masih kurang jelas seperti tempat parkir dan area keberangkatan dan kedatangan.
Permasalahan yang timbul akibat dari kurang lengkap dan maksimalnya pelayanan fasilitas di dalam Terminal Lamongan mengakibatkan teminal sepi dan jumlah penumpang cenderung turun (Data Profil Terminal Lamongan, 2019). Selain itu, sirkulasi terminal kendaraan antar jurusan di dalam terminal tidak terdapat pembagian ruang yang mengakibatkan masih bercampurnya angkutan antar trayek. Waktu pelayanan antar angkutan yang masih lama mengakibatkan jarak antara kendaraan umum satu dengan yang lain begitu jauh. Waktu pelayanan yang lama sekaligus membuat waktu tunggu penumpang terhadap angkutan didalam terminal menjadi lama.
Berdasarkan permasalahan yang muncul di Terminal Lamongan tersebut maka perlu adanya evaluasi terhadap kinerja terminal terkait dengan kinerja operasional terminal dan kinerja pelayanan terminal berdasarkan persepsi penumpang pengguna terminal sehingga diharapkan dapat menghasilkan suatu arahan dalam peningkatan kinerja operasional dan pelayanan terminal agar kinerja Terminal Lamongan lebih optimal dan sesuai peruntukannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian dikhususkan dilakukan di lingkup Terminal Lamongan, dan dapat diklasifikasikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena dalam meneliti kinerja Terminal Lamongan, data-data yang diperoleh berdasarkan preferensi penumpang pengguna Terminal Lamongan dan hasil akhir dalam penelitian ini adalah berupa angka pasti yang dapat diukur serta beberapa hasil berupa arahan rekomendasi strategi perencanaan. Metode pengambilan sampel pengguna terminal adalah proportioned stratified random sampling dengan responden yaitu kru angkutan dan penumpang yang melakukan perjalanan dari Terminal Lamongan. Peneliti menggunakan rumus slovin untuk sampel penelitian dan didapatkan hasil sebesar 397 responden dengan rincian pengguna AKDP sebanyak 288 sampel dan pengguna AKAP 109 sampel.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada teori terkait yaitu Morlok (1998) dan Peraturan Menteri Perhubungan No.
40 Tahun 2015. Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penelitian
Tujuan Variabel
Mengidentifikasi kinerja operasional Terminal Tipe B di Lamongan
1. Fasilitas Terminal 2. Sirkulasi Terminal 3. Lokasi Terminal 4. Operasional Terminal
a. Headway b. Load Factor c. Waktu Antrean Mengetahui persepsi
pengguna terminal terhadap kinerja pelayanan Terminal Tipe B di Kabupaten Lamongan
1. Keselamatan 2. Keamanan 3. Kenyamanan 4. Keterjangkauan 5. Kesetaraan 6. Keteraturan Merumuskan arahan
peningkatan kinerja operasional dan kinerja pelayanan di Terminal Lamongan
1. Hasil Evaluasi kinerja operasional Terminal Lamongan
2. Persepsi penumpang pengguna terhadap kinerja pelayanan Terminal Lamongan
Metode Analisis
1. Analisis Fasilitas Terminal
Analisis fasilitas terminal dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik Terminal Lamongan. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis fasilitas terminal adalah metode evaluasi normatif yang dilakukan dengan membandingkan dengan ketentuan
yang telah tertuang pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995.
2. Sirkulasi Terminal
Analisis sirkulasi terminal yakni berupa mengidentifikasi pola pergerakan dari pengelola, pengguna terminal, dan angkutan yang terdapat di dalam Terminal Lamongan.
Berdasarkan hal tersebut, sehingga diketahui terdapatnya titik kemacetan/hambatan dan persilangan tersebut.
3. Lokasi Terminal
Analisis lokasi terminal menggunakan beberapa faktor yang ditinjau berdasarkan standar yang telah ditentukan. Terdapat tiga faktor diantaranya adalah kebijakan tata ruang, aksesibilitas, dan letak lokasi terminal.
4. Analisis Kinerja Operasional Terminal
Pada penelitian ini parameter yang digunakan dalam evaluasi kinerja operasional terminal meliputi 3 paramater antara lain waktu antara (headway), faktor muat kendaraan (load factor) dan waktu antrian kendaraan dalam terminal. Untuk mengetahui apakah suatu pelayanan angkutan umum di terminal berjalan baik atau tidak, maka dapat dievaluasi dengan memakai indikator kinerja angkutan umum yang berdasarkan tinjauan teori yang ada.
Tabel 2. Standar Pelayanan Angkutan Umum dalam Terminal
No. Paramater Standar
1. Waktu Antara
(Headway) Rentang waktu:
1. Ideal: 5-10 menit 2. Puncak: 2-5 menit 2. Faktor muat
(Load Factor) • < 70%, menunjukan kurang optimalnya angkutan umum dalam melayani pergerakan penumpang
• > 100%, akan terjadi ketidaknyamanan penumpang 3. Waktu antrian
kendaraan • ρ>1, maka diharuskan menambah beberapa lajur tunggal (multilajur), Waktu ideal pelayanan angkutan dan kapaistas proses pelayanan suatu angkutan umum di terminal adalah 10-20 menit/armada.
Sumber: SKDIRJEN 687 Tahun 2002
5. Analisis Kinerja Pelayanan Terminal
Untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan terminal di Terminal Lamongan dilakukan berdasarkan persepsi penumpang pengguna menggunakan analisis IPA. Dalam penelitian ini penentuan untuk mengukur variabel kinerja pelayanan menggunakan Peraturan Menteri Perhubungan No. 40 Tahun 2015
dengan variabel pelayanan yaitu Keselamatan, Keamanan, Kehandalan, Kenyamanan, Kemudahan/ Keterjangkauan, Kesetaraan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terminal Lamongan merupakan terminal angkutan umum yang menjadi titik pusat simpul transportasi bagi masyarakat Kabupaten Lamongan. Terminal Lamongan sendiri memiliki kelas atau tipe sebagai terminal penumpang tipe B dengan luas keseluruhan 8.661 m². Terminal Lamongan berlokasi di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan yang dilewati oleh ruas Jalan Raya Gresik-Babat. Terminal Lamongan yang terletak di Kelurahan Sidokumpul telah beroperasi sejak tahun 1990.
Terminal Lamongan beroperasi setiap hari mulai dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Terminal Lamongan melayani Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dengan jurusan Surabaya-Lamongan-Bojonegoro dan Surabaya- Lamongan-Tuban serta Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan jurusan Surabaya- Lamogan-Semarang dan Surabaya-Lamongan- Cepu.
Gambar 1. Terminal Tipe B di Kabupaten Lamongan
Kinerja Operasional Terminal
Setelah dilakukan survei dan observasi di Terminal Lamongan, hasil analisis kinerja operasional bus AKAP dan AKDP di Terminal Lamongan direkapitulasi hasilnya berdasarkan standar. Berikut ini adalah rekapitulasi kinerja operasional bus AKAP dan AKDP di Terminal Lamongan:
Tabel 3. Rekapitulasi Kinerja Operasional Bus AKAP dan AKDP di Terminal Lamongan
Kondisi Eksisting Standar Kinerja Operasional Analisis Headway
Weekday
• Surabaya-Lamongan-Semarang (AKAP) = 11,8 menit
• Surabaya-Lamongan-Cepu (AKAP) = 51,4 menit
• Surabaya-Lamongan-Bojonegoro (AKDP) = 7,5 menit
• Surabaya-Lamongan-Tuban (AKDP) = 16 menit Weekend
• Surabaya-Lamongan-Semarang (AKAP) = 11,1 menit
• Surabaya-Lamongan-Cepu (AKAP) = 45 menit
• Surabaya-Lamongan-Bojonegoro (AKDP) = 6,9 menit
• Surabaya-Lamongan-Tuban (AKDP) = 15,3 menit
Ideal : 5-10 menit
Puncak 2-5 menit Berdasarkan kondisi eksisting headway di Terminal Lamongan, hanya trayek Surabaya- Lamongan-Bojonegoro yang sesuai dengan standar waktu ideal. Sedangkan trayek lainnya masih belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Load Factor
Load Factor Weekday
• Surabaya-Lamongan-Semarang (AKAP) Rata-rata LF = 24% (datang); 25% (pergi)
• Surabaya-Lamongan-Cepu (AKAP) Rata-rata LF = 10% (datang); 12% (pergi)
• Surabaya-Lamongan-Bojonegoro (AKDP) Rata-rata LF = 40% (datang); 44% (pergi)
• Surabaya-Lamongan-Tuban (AKDP) Rata-rata LF = 18% (datang); 20% (pergi)
Load Factor Weekend
• Surabaya-Lamongan-Semarang (AKAP) Rata-rata LF = 26% (datang); 27% (pergi)
• Surabaya-Lamongan-Cepu (AKAP) Rata-rata LF = 12% (datang); 13% (pergi)
• Surabaya-Lamongan-Bojonegoro (AKDP) Rata-rata LF = 42% (datang); 46% (pergi)
• Surabaya-Lamongan-Tuban (AKDP) Rata-rata LF = 21% (datang); 22% (pergi)
Nilai load factor <70%
menunjukkan kurang optimalnya angkutan umum
Load factor >100%
menunjukkan berlebihnya dan tidak nyaman penumpang dalam angkutan karena overload.
Berdasarkan kondisi eksisting load factor bus AKAP dan AKDP di Terminal Lamongan dapat disimpulkan bahwa load factor masing-masing trayek masih dibawah 70%
sehingga belum sesuai dengan standar yang ada.
Waktu Antrean
Nilai Steady antrean semua lajur keberangkatan 𝜌<1 Weekday
• Surabaya-Lamongan-Semarang (AKAP) = 2,9 menit
• Surabaya-Lamongan-Cepu (AKAP) = 8,6 menit
• Surabaya-Lamongan-Bojonegoro (AKDP) = 1,9 menit
• Surabaya-Lamongan-Tuban (AKDP) = 4 menit Weekend
• Surabaya-Lamongan-Semarang (AKAP) = 2,8 menit
• Surabaya-Lamongan-Cepu (AKAP) = 7,5 menit
• Surabaya-Lamongan-Bojonegoro (AKDP) = 1,7 menit
• Surabaya-Lamongan-Tuban (AKDP) = 3,8 menit
• Jika nilai 𝜌 >1 maka terjadi antrean pada lajur keberangkatan
• Waktu ideal pelayanan angkutan dan kapasitas proses pelayanan suatu angkutan umum di terminal adalah 10-20 menit/kendaraan
• Tidak terdapat antrean yang panjang di Terminal Lamongan karena perhitungan steady semua lajur dihasilkan nilai 𝜌<1
• Waktu ideal pelayanan bus AKAP dan AKDP di Terminal Lamongan masing- masing telah sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan yaitu dibawah 10-20 menit.
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Analisis Sirkulasi Terminal
Sirkulasi atau pola pergerakan di terminal berupa pergerakan dari penumpang, angkutan yang beroperasi, sampai dengan petugas pengelola terminal. Terminal Lamongan adalah terminal dengan tipe B pada pelaksanaannya memiliki fungsi untuk melayani bus AKAP dan AKDP. Analisis sirkulasi di Terminal Lamongan dilakukan untuk mengidentifikasi berdasarkan pola pergerakan dan persilangan antara moda, pengguna, dan petugas pengelola terminal.
Berdasarkan hasil survei dan analisis yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa crossing atau persimpangan diantaranya di pintu masuk dan pintu keluar terminal yang menjadi tempat paling sering terjadi persinggungan. Hal ini disebabkan karena menjadi akses masuk dan keluar bagi bus AKAP, AKDP, kendaraan pribadi
pengelola terminal dan kendaraan pribadi penumpang berada di satu titik serta tidak adanya penyekatan atau pembatas yang jelas antar pengguna terminal.
Gambar 2 Sirkulasi dan Crossing di Terminal Lamongan
Kinerja Pelayanan Terminal (Analisis IPA) Penilaian kinerja pelayanan Terminal Lamongan dalam penelitian ini didapatkan berdasarkan persepsi penumpang kepada pelayanan terminal tipe B di Kabupaten Lamongan. Standar dan atribut penelitian dalam penilaian kinerja pelayanan Terminal Lamongan adalah dengan menggunakan Peraturan Menteri Perhubungan no 40 tahun 2015 yaitu Keselamatan, Keamanan, Kehandalan, Kenyamanan, Kemudahan, dan Kesetaraan.
Persepsi penumpang di Terminal Lamongan dibagi menjadi dua berdasarkan karakteristiknya yaitu penumpang bus AKAP dan bus AKDP.
Persepsi Penumpang Bus AKAP di Terminal Lamongan
Berdasarkan hasil analisis IPA dari ke 41 (empat puluh satu) atribut yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan di Terminal Lamongan, dihasilkan nilai rata-rata tingkat kepuasan dan total rata- rata nilai untuk tingkat kepentingan masing- masing atribut. Nilai rata-rata untuk tingkat
kepuasan berdasarkan persepsi pengguna &
penumpang AKAP terhadap kinerja pelayanan Terminal Lamongan adalah sebesar 𝑋̅ = 2,688.
Sedangkan nilai rata-rata untuk tingkat kepentingan dari ke empat puluh satu (41) atribut sebesar 𝑌̅= 3,395. Nilai rata-rata dari tingkat kepuasan (X) dan tingkat kepentingan (Y) selanjutnya akan menjadi acuan untuk mengelompokkan atribut pelayanan Terminal Lamongan kedalam 4 kuadran Importance Performance Analysis (IPA).
Gambar 3 Kuadran Persepsi Pengguna dan Penumpang AKAP di Terminal Lamongan
Tabel 4. Kuadran IPA Kinerja Pelayanan Berdasarkan Persepsi Pengguna dan Penumpang AKAP di Terminal Lamongan
Kuadran I Kuadran II
2. Fasilitas keselamatan jalan 4. Alat pemadam kebakaran 5. Pos kesehatan
9. Tersedia informasi kesehatan
10. Informasi fasilitas kesehatan yang mudah dan jelas terlihat oleh penumpang
14. Jadwal kedatangan dan keberangktan kendaraan 15. Tersedia jadwal kendaraan umum dalam trayek lanjutan 16. Pelayanan loket bus yang cepat dan teratur untuk memudahkan penumpang
27. Area Merokok
32. Informasi pelayanan diletakkan di tempat yang strategis seperti pintu masuk dan ruang tunggu
33. Informasi angkutan lanjutan
34. Informasi gangguan perjalanan mobil bus 40. Terdapat fasilitas penyandang cacat
11. Pos keamanan
12. Media pengaduan gangguan keamanan 13. Petugas keamanan
17. Kantor penyelenggaraan terminal, ruang kendali dan manejemen informasi terminal
18. Petugas operasional terminal 19. Waktu pelayanan angkutan 20. Tersedia fasiltas ruang tunggu 21. Tersedia kamar mandi 22. Tersedia fasilitas peribadatan 24. Tersedia fasiltas kios/rumah makan 25. Ketersediaan fasilitas dan petugas kebesihan 29. Lampu penerangan ruangan dan terang di malam hari
30. Letak jalur pemberangkatan bus yang tetap dan teratur agar tidak terjadinya persinggungan
31. Letak jalur kedatangan bus yang tetap dan teratur agar tidak terjadi persilangan antar pengguna
37. Tersedia fasilitas tempat naik/turun
Kuadran III Kuadran IV
6. Pos perbaikan kendaraan
7. Petugas pemeriksa kelaikan kendaraan umum yang berada di terminal
8. Informasi fasilitas pemeriksaan dan perbaikan kendaraan yang mudah terlihat
26. Tersedia tempat istirahat awak kendaraan 28. Tersedia drainase
35. Tersedianya tempat penitipan barang
38. Tersedia tempat parkir kendaraan umum dan kendaraan pribadi
41. Tersedia ruang ibu menyusui bagi penumpang moda angkutan umum
1. Tersedia lajur pejalan kaki 3. Jalur evakuasi
23. Tersedia taman/RTH
36. Tersedianya fasilitas pengisian baterai untuk peralatan elektronik 39. Sirkulasi terminal
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Tabel 5. Kuadran IPA Kinerja Pelayanan Berdasarkan Persepsi Pengguna dan Penumpang AKDP di Terminal Lamongan
Kuadran I Kuadran II
2. Fasilitas keselamatan jalan 4. Alat pemadam kebakaran 5. Pos kesehatan
9. Tersedia informasi kesehatan
10. Informasi fasilitas kesehatan yang mudah dan jelas terlihat oleh penumpang
12. Media pengaduan gangguan keamanan
14. Jadwal kedatangan dan keberangktan kendaraan bus yang melayani terminal
15. Tersedia jadwal kendaraan umum dalam trayek lanjutan terminal
16. Pelayanan loket bus yang cepat dan teratur untuk mempermudah akses pelayanan
20. Tersedia fasiltas ruang tunggu 21. Tersedia kamar mandi 27. Area Merokok
32. Informasi pelayanan diletakkan di tempat yang strategis seperti pintu masuk dan ruang tunggu
33. Informasi angkutan lanjutan
34. Informasi gangguan perjalanan mobil bus 40. Terdapat fasilitas penyandang cacat
11. Pos keamanan 13. Petugas keamanan
17. Kantor penyelenggaraan terminal, ruang kendali dan manejemen informasi terminal
18. Petugas operasional terminal 19. Waktu pelayanan angkutan 22. Tersedia fasilitas peribadatan 24. Tersedia fasiltas kios/rumah makan 25. Ketersediaan fasilitas dan petugas kebesihan 29. Lampu penerangan ruangan dan terang di malam hari 30. Letak jalur pemberangkatan bus yang tetap dan teratur 31. Letak jalur kedatangan bus yang tetap dan teratur 37. Tersedia fasilitas tempat naik/turun
Kuadran III Kuadran IV
6. Pos perbaikan kendaraan
8. Informasi fasilitas pemeriksaan dan perbaikan kendaraan yang mudah terlihat
26. Tersedia tempat istirahat awak kendaraan 28. Tersedia drainase
35. Tersedianya tempat penitipan barang
38. Tersedia tempat parkir kendaraan umum dan kendaraan pribadi
41. Tersedia ruang ibu menyusui bagi penumpang moda angkutan umum
1. Tersedia lajur pejalan kaki 3. Jalur evakuasi
7. Petugas pemeriksa kelaikan kendaraan umum 23. Tersedia taman/RTH
36. Tersedianya fasilitas pengisian baterai untuk peralatan elektronik 39. Sirkulasi terminal
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Persepsi Penumpang Bus AKDP di Terminal Lamongan
Penilaian kinerja pelayanan Terminal Lamongan didapatkan berdasarkan persepsi penumpang bus AKDP kepada pelayanan terminal tipe B di Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan hasil analisis dari ke empat puluh satu (41) atribut yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan pelayanan fasilitas di Terminal Lamongan, dihasilkan total nilai rata-rata tingkat kepuasan dan rata-rata nilai untuk tingkat kepentingan masing-masing atribut. Dari ke 41 (empat puluh satu) atribut tersebut, nilai rata- rata untuk tingkat kepuasan berdasarkan persepsi penumpang AKDP pada kinerja pelayanan Terminal Lamongan adalah sebesar 𝑋̅
= 2,663 dan nilai rata-rata untuk tingkat kepentingan adalah sebesar 𝑌̅= 3,392. Nilai rata- rata dari tingkat kepuasan (X) dan tingkat kepentingan (Y) kemudian menjadi acuan untuk menkategorikan atribut pelayanan Terminal Lamongan kedalam 4 kuadran Importance
Performance Analysis (IPA). Berikut merupakan Kuadran Persepsi Pengguna dan Penumpang AKDP di Terminal Lamongan yang dimuat pada Gambar 4.
Gambar 4 Kuadran Persepsi Pengguna dan Penumpang AKDP di Terminal Lamongan Analisis Pelayanan Berdasarkan Persepsi Penumpang Pengguna Terminal Lamongan
Berdasarkan hasil penilaian persepsi penumpang pengguna Terminal Lamongan terhadap pelayanan atribut pelayanan minimal terminal didapatkan hasil kesesuaian berupa 14
atribut pelayanan yang telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan terdapat 27 atribut pelayanan yang masih belum memenuhi ketentuan dalam standar. Atribut pelayanan yang telah sesuai dengan standar merupakan atribut pelayanan yang telah tersedia dan pelayanannya telah sesuai berdasarkan indikator minimal terhadap standar. Sementara atribut pelayanan yang masih belum sesuai sebanyak 27 atribut merupakan atribut pelayanan yang tidak tersedia pelayanannya maupun yang sudah ada di dalam terminal tetapi dalam keadaan rusak atau tidak maksimal dalam pelayanannya dan pelayanan tersebut dibutuhkan oleh penumpang pengguna terminal sesuai dengan persepsi pengguna terminal.
Beberapa fasilitas yang memiliki hasil tidak sesuai berdasarkan standar merupakan atribut pelayanan terminal yang tersedia maupun tidak tersedia dan menurut persepsi penumpang pengguna terminal perlu adanya peningkatan dalam pelayanannya. Sedangkan atribut-atribut pelayanan yang tidak sesuai dan memiliki tingkat kepuasan rendah tersebut diperlukan peningkatan berdasarkan tingkat kepentingan sesuai dengan persepsi penumpang pengguna terminal sehingga harapannya terdapat peningkatan kinerja pelayanan di Terminal Lamongan.
Analisis QFD (Quality Function Deployment) Analisis QFD digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan arahan dan prioritas perbaikan kinerja pelayanan dan kinerja operasional di Terminal Lamongan berdasarkan hasil dari analisis operasional dan pelayanan yang telah dilakukan sebelumnya. Tahapan dari analisis QFD (Quality Function Deployment) yaitu menentukan dahulu urutan dari selisih atribut yang ada (Gap). Gap didapatkan dari perhitungan selisih antara nilai tingkat kepuasan aktual dengan kepuasan rendah tersebut diperlukan peningkatan berdasarkan tingkat kepentingan sesuai dengan persepsi penumpang pengguna terminal sehingga harapannya terdapat peningkatan kinerja pelayanan dan operasional di Terminal Lamongan yaitu dengan nilai tingkat haparan pengguna terminal.
Setelah didapatkan nilai selisih antar (Gap), langkah selanjutnya pada analisis QFD (Quality Function Deployment) yakni pembuatan House of Quality (HoQ) yang terdiri dari voice of customer, matriks perencanaan, dan respon teknis. Analisis QFD disini dibagi menjadi dua berdasarkan
berdasarkan karakteristiknya yaitu penumpang bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) dan bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi).
Hasil Analisis QFD Persepsi Penumpang Pengguna Bus AKAP di Terminal Lamongan
Berdasarkan hasil perhitungan pada masing-masing bagian pada matriks perencanaan HoQ tersebut, maka berikut merupakan matriks perencanaan pada HoQ. Hasil pada House of Quality yang telah dilakukan dihasilkan nilai Absolute Importance (AI) yang merupakan nilai kepentingan yang didapatkan nilai hubungan antara aspek yang diprioritaskan dengan respon teknis dan nilai harapan berdasarkan penumpang bus AKAP di Terminal Lamongan untuk meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan.
Prioritas target respon teknis didasarkan pada nilai Absolute Importance dengan nilai terbesar hingga terkecil. Berikut ini adalah hasil dari target yang dihasilkan pada Absolute Importance:
Tabel 6. Nilai Absolut Importance Respon Teknis Persepsi Penumpang Bus AKAP di Terminal Lamongan
RT Respon Teknis AI Target
RT- 1 Menyediakan papan informasi dan jadwal kendaraan umum
ditempat strategis 164,580 1
RT- 7 Menyediakan pos kesehatan 115,876 2
RT- 4 Menyediakan fasilitas gangguan perjalanan
angkutan 52,634 3
RT- 10 Menyediakan loket bus 47,515 4 RT- 3 Menyediakan fasilitas difabel 46,761 5 RT- 9 Menyediakan area merokok 41,064 6 RT- 2 Memperbaiki alat pemadam
kebakaran 34,695 7
RT- 8 Memperbaiki fasilitas
keselamatan jalan 32,562 8
RT- 5 Memisahkan ruang antar
pengguna dan kendaraan 25,535 9 RT- 6 Mempercepat waktu
pelayanan kendaraan umum 19,636 10 Sumber: Hasil Analisis, 2021
Hasil pada Absolute Importance HoQ berdasarkan persepsi penumpang bus AKAP didapatkan target peningkatan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan terminal yaitu RT-1 (Menyediakan papan informasi dan jadwal kendaraan umum ditempat strategis) yang memiliki nilai sebesar 164,580. Sedangkan target terakhir untuk perbaikan kinerja terminal berdasarkan persepsi penumpang bus AKAP adalah RT-6 (Mempercepat waktu pelayanan kendaraan umum) dengan nilai sebesar 19,636.
Gambar 4 House of Quality Persepsi Penumpang Bus AKAP di Terminal Lamongan Hasil Analisis QFD Persepsi Penumpang
Pengguna Bus AKDP di Terminal Lamongan Berdasarkan hasil perhitungan pada masing-masing bagian pada matriks perencanaan HoQ tersebut, maka tahap selanjutnya dalam penyusunan House of Quality adalah membuat matriks perencanaan. Matriks perencanaan terdiri dari importance of customer, customer satisfication perfomance, goal, improvement ratio, raw weight, dan normalized raw weight.
Hasil pada House of Quality yang telah dilakukan dihasilkan nilai Absolute Importance yang merupakan nilai kepentingan yang didapatkan nilai hubungan antara aspek yang diprioritaskan dengan respon teknis dan nilai harapan dari penumpang. Prioritas target respon teknis didasarkan pada nilai Absolute Importance yang memiliki nilai terbesar hingga terkecil. Berikut ini adalah hasil dari target yang dihasilkan pada Absolute Importance:
Tabel 7. Nilai Absolut Importance Respon Teknis Persepsi Penumpang Bus AKDP di Terminal Lamongan
RT Respon Teknis AI Target
RT- 1 Menyediakan papan informasi dan jadwal kendaraan umum
ditempat strategis 168,920 1
RT- 7 Menyediakan pos kesehatan 113,382 2 RT- 3 Menyediakan fasilitas difabel 71,120 3
RT Respon Teknis AI Target
RT- 11 Memperbaiki ruang tunggu
penumpang 64,282 4
RT- 4 Menyediakan fasilitas gangguan perjalanan
angkutan 53,875 5
RT- 9 Menyediakan area merokok 53,717 6 RT- 12 Memperbaiki fasilitas kamar
mandi 48,426 7
RT- 10 Menyediakan loket bus 46,198 8 RT- 2 Memperbaiki alat pemadam
kebakaran 35,379 9
RT- 8 Memperbaiki fasilitas
keselamatan jalan 32,976 10
RT- 5 Memisahkan ruang antar
pengguna dan kendaraan 31,388 11 RT- 6 Mempercepat waktu
pelayanan kendaraan umum 19,460 12 Sumber: Hasil Analisis, 2021
Hasil pada Absolute Importance HoQ berdasarkan persepsi penumpang bus AKDP di Terminal Lamongan didapatkan target peningkatan kinerja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan operasional terminal yaitu Respon Teknis 1 (RT-1) yaitu menyediakan papan informasi dan jadwal kendaraan umum ditempat strategis) yang memiliki nilai 168,920. Sedangkan target terakhir untuk perbaikan pelayanan dan operasional terminal berdasarkan persepsi penumpang bus AKDP di Terminal Lamongan adalah Respon Teknis 6 (RT-6) yaitu mempercepat waktu pelayanan kendaraan umum dengan nilai Absolute Importance sebesar 19,460.
Gambar 5 House of Quality Persepsi Penumpang Bus AKDP di Terminal Lamongan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan dan hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti. berikut kesimpulan penelitian dengan judul Evaluasi Kinerja Terminal Tipe B di Kabupaten Lamongan:
Kinerja Operasional Terminal Lamongan A. Fasilitas di Terminal Lamongan
Terminal Lamongan yang memiliki kelas tipe B, luas 8.661 m². Luas fasilitas utama dan penunjang yaitu 3.716 m² dan luas cadangan lahan 4.945 m², namun belum sesuai standar yaitu 10.065 m².
B. Lokasi Terminal Lamongan
Lokasi Terminal Lamongan dari jaringan trayek telah sesuai standar dengan terletak pada jaringan trayek antar kota dalam provinsi dan antar kota antar provinsi.
Jarak antara dua terminal terdekat yaitu dengan Terminal Purabaya Tipe A di Surabaya sejauh 57 Km. Akses jalan masuk dan keluar Terminal Lamongan juga telah memenuhi standar yang ditentukan.
C. Headway
Headway Terminal Lamongan bus AKAP dan bus AKDP pada saat weekday dan weekend memiliki rentang yakni 6 menit
hingga 51 menit. Waktu headway terlama yakni bus AKAP trayek Surabaya-Cepu saat weekday 51 menit dan headway tercepat yaitu 6 menit pada bus AKDP trayek Surabaya-Bojonegoro saat weekend.
D. Load Factor
Load factor bus AKAP trayek Surabaya- Semarang dan trayek Surabaya -Cepu serta load factor untuk bus AKDP trayek Surabaya-Bojonegoro dan Surabaya-Tuban di Terminal Lamongan masih belum memenuhi standar. Nilai standar minimum yaitu 70% saat weekend maupun weekday.
E. Waktu antrean
Dilihat dari hasil survei dengan kriteria 𝜌<1 atau 𝜌>1 dihasilkan pada saat weekday dan weekend tidak terjadi antrean dengan dibuktikan hasil perhitungan 𝜌<1 intensitas kurang dari 1. Waktu pelayanan bus AKAP dan bus AKDP di Terminal Lamongan saat weekday dan weekend bervariasai antara 2 menit sampai 9 menit sedangkan standar waktu pelayanan yakni 10-20 menit.
F. Sirkulasi Terminal
Hasil analisis sirkulasi masih ditemukan banyak terjadinya crossing sirkulasi di Terminal Lamongan. Persinggungan para pengguna diantaranya terdapat di pintu masuk dan pintu keluar terminal.
Bercampurnya ruang kedatangan dan
keberangkatan pengguna bus AKAP dan bus AKDP pada Terminal Lamongan merupakan salah satu penyebab terjadinya persilangan atau crossing antara penumpang pengguna dan bus angkutan yang terjadi di Terminal Lamongan.
Kinerja Pelayanan Terminal Lamongan
A. Hasil analisis kinerja pelayanan Terminal Lamongan berdasarkan persepsi pengguna bus AKAP didapatkan atribut prioritas penanganan pelayanan pada kuadran I (tingkat kepentingan tinggi, tingkat harapan tinggi) diantaranya adalah fasilitas keselamatan jalan, alat pemadam kebakaran, pos kesehatan, informasi kesehatan, informasi fasilitas kesehatan yang jelas terlihat, jadwal kedatangan dan keberangktan kendaraan, jadwal trayek lanjutan angkutan, loket bus, area merokok, informasi pelayanan di tempat yang strategis, informasi angkutan lanjutan, informasi gangguan perjalanan, dan terdapat fasilitas penyandang cacat.
B. Hasil analisis kinerja pelayanan Terminal Lamongan berdasarkan persepsi pengguna bus AKDP adalah keselamatan jalan, alat pemadam kebakaran, pos kesehatan, informasi kesehatan, informasi fasilitas kesehatan, pengaduan keamanan, jadwal kedatangan dan keberangktan angkutan, jadwal trayek lanjutan, loket bus, ruang tunggu, kamar mandi, area merokok, informasi pelayanan di tempat yang strategis, informasi angkutan lanjutan, informasi gangguan perjalanan, dan fasilitas penyandang cacat.
Arahan Prioritas Perbaikan Kinerja Operasional dan Kinerja Pelayanan Terminal Lamongan
Berdasarkan hasil dari Analisis Quality Function Deployment didapatkan beberapa arahan prioritas perbaikan Kinerja Operasional dan Kinerja Pelayanan di Terminal Lamongan:
1. Menyediakan papan informasi dan jadwal kendaraan umum ditempat strategis 2. Menyediakan pos Kesehatan sesuai
dengan protokol kesehatan Covid-19 3. Menyediakan fasilitas difabel
4. Memperbaiki ruang tunggu penumpang 5. Menyediakan fasilitas gangguan perjalanan
angkutan
6. Menyediakan area merokok 7. Memperbaiki fasilitas kamar mandi 8. Menyediakan loket bus
9. Memperbaiki fasilitas alat pemadam kebakaran
10. Memperbaiki fasilitas keselamatan jalan terminal
11. Memisahkan ruang antar pengguna dan kendaraan
12. Mempercepat waktu pelayanan kendaraan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, L. D., Deoranto, P., & Ikasari, D. M.
2015. Analisis Persepsi Konsumen Menggunakan Metode Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index.
Astanto, T. Y. 2017. Evaluasi Kinerja Terminal Kertonegoro Kabupaten Ngawi. Skripsi.
Tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.
Bertaryanto, Danariawan & Setiawan, Andry.
2013. Evaluasi Kinerja Terminal Tipe B Mojosari Mojokerto. Jurnal Teknik Sipil.
Malang: Universitas Brawijaya.
Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
2015. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimal Terminal Angkutan Umum. Jakarta:
Kementerian Perhubungan RI.
Fransisco, N. 2015. Kajian Kinerja Pelayanan Terminal Angkutan umum (studi kasus:
Terminal Becora Dili Timor Leste). Media Teknik Sipil. ISSN, 1693-3095, 69-78.
Idris, Z. 2009. Kajian Tingkat Kepuasan Pengguna Angkutan Umum di DIY. Dinamika Teknik SIpil Vol. 9 No.2, 189-196.
Morlok, E. 1998. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Terjemahan Judul asli Introduction to Transportation Engineering and Planning. (J. K. Putra, Trans.) Jakarta: Erlangga.
Sedayu, A. 2014. Target Peningkatan Pelayanan Terminal Purwosari Kediri dengan Metode IPA dan QFD. Eco Rekayasa, Vol.10/No.1/Maret 2014, 7-16.
Silva, Nelson Francisco; Sulistio, Harnen; Abusini, Sobri, 2015 Kajian Pelayanan Terminal Angkutan Kota. Media Teknik Sipil. Vol X.
Subana, Sudrajat, 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.