• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Aktiva Lancar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jumlah Aktiva Lancar"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2c,2q,3 17.656.015.665 134.811.247 Investasi jangka pendek 2d,4 12.582.728.823 -

Piutang

Usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp10.931.618.962 pada tahun 2005 2f,5,12 241.779.347.889 -

Dividen 15 - 4.137.815.130

Lain-lain 18.020.791.266 -

Persediaan - setelah dikurangi amortisasi persediaan program sebesar

Rp2.159.673.029.452 pada tahun 2005 2g,7,12,17 642.606.858.002 - Uang muka pembelian film 29.041.247.275 -

Uang muka lain-lain 56.875.832.246 -

Aktiva lancar lainnya 7.156.889.449 4.514.820 Jumlah Aktiva Lancar 1.025.719.710.615 4.277.141.197

AKTIVA TIDAK LANCAR

Aktiva pajak tangguhan - bersih 2r,11 5.061.522.227 - Penyertaan saham 1a,2b,2i,8 - 215.712.881.972 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp394.468.262.696 2j, pada tahun 2005 9,18e,12 468.291.449.526 - Uang muka pembelian aktiva tetap 75.133.085.966 - Tagihan pajak penghasilan 2r,11 17.504.611.806 1.219.500 Beban tangguhan hak atas tanah - setelah

dikurangi akumulasi amortisasi sebesar

Rp292.365.707 pada tahun 2005 2k 7.859.748.041 - Aktiva lain-lain 2e,6b 20.815.948.773 - Jumlah Aktiva Tidak Lancar 594.666.366.339 215.714.101.472

(2)

Catatan 2005 2004

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR Hutang 2q Usaha 10 115.506.871.419 - Lain-lain 39.080.840.593 - Hutang pajak 2r,11 10.730.031.092 1.507.500 Hutang dividen 15 6.050.217.309 -

Beban masih harus dibayar 16.195.698.716 - Pendapatan diterima di muka 2n 1.181.078.325 - Jumlah Kewajiban Lancar 188.744.737.454 1.507.500

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang obligasi - bersih 2m,12 603.816.310.320 - Hutang pemegang saham 2e,6a,13 209.000.000 209.000.000 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 604.025.310.320 209.000.000 Jumlah Kewajiban 792.770.047.774 210.507.500

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA

BERSIH ANAK PERUSAHAAN

YANG DIKONSOLIDASI 2b 77.782.007 -

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp250 per saham

Modal dasar - 7.956.652.412 saham

pada tahun 2005 dan 2.000.000.000

saham pada tahun 2004

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 2.016.739.103 saham pada tahun 2005 dan 551.712.684 saham pada tahun 2004 13 504.184.775.750 137.928.171.000 Tambahan modal disetor - agio saham - bersih 14 197.734.777.984 - Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 2i,8 67.387.705.202 67.387.705.202 Opsi pemilikan saham karyawan 2p,20 9.795.492.238 -

Saldo laba

Ditentukan untuk dana cadangan 15 5.000.000.000 - Tidak ditentukan penggunaannya 43.435.495.999 14.464.858.967 Jumlah Ekuitas 827.538.247.173 219.780.735.169

(3)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2005 2004

PENDAPATAN BERSIH 2n,16,22 452.559.966.794 12.375.000

BEBAN USAHA 2n,2o,17

Program dan penyiaran 7,18c 261.789.719.293 - Umum dan administrasi 9,19 116.356.257.258 122.804.990 Jumlah Beban Usaha 378.145.976.551 122.804.990

LABA (RUGI) USAHA 74.413.990.243 (110.429.990)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi 1a,2i,8 - 14.535.820.900 Penghasilan bunga 2.706.164.072 2.937.663 Beban bunga 18e,12 (54.912.239.066) - Rugi realisasi penjualan investasi jangka pendek 2d,4 (2.865.125.000) - Rugi selisih kurs - bersih 2q (171.483.203) - Lain-lain - bersih (369.407.619) (2.905.163) Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (55.612.090.816) 14.535.853.400

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN 18.801.899.427 14.425.423.410

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2r,11

Periode berjalan (10.088.951.800) -

Tangguhan 4.001.067.174 -

Beban Pajak Penghasilan - Bersih (6.087.884.626) -

LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

YANG DIKONSOLIDASI 12.714.014.801 14.425.423.410

HAK MINORITAS ATAS LABA

BERSIH ANAK PERUSAHAAN

YANG DIKONSOLIDASI (895.246) -

LABA BERSIH 12.713.119.555 14.425.423.410

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2s,21 6,32 33,99

(4)

-Selisih Nilai Modal proforma

Tambahan Transaksi dari Transaksi

Modal Saham Modal Disetor - Restrukturisasi Restrukturisasi

Ditempatkan dan Agio Saham - Entitas Entitas Opsi Pemilikan

Catatan Disetor Penuh Bersih Sepengendali Sepengendali Saham Karyawan Saldo laba Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2004 8,13 210.000.000 - - 205.314.876.203 - 39.435.557 205.564.311.760

Pengembalian setoran modal 6a,13 (210.000.000) - - - (210.000.000)

Setoran modal saham 13 137.928.171.000 - - - 137.928.171.000

Pembukuan kembali modal proforma dari transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali 8 - - - (205.314.876.203) - - (205.314.876.203)

Pembelian saham Anak perusahaan

dari entitas sepengendali 2i,8 - - 67.387.705.202 - - - 67.387.705.202

Laba bersih Jan-Jun 2004 - - - 14.425.423.410 14.425.423.410

Saldo 30 Juni 2004 137.928.171.000 - 67.387.705.202 - - 14.464.858.967 219.780.735.169

Setoran modal saham 13,14 359.362.604.750 186.803.651.584 - - - - 546.166.256.334

Penerbitan opsi pemilikan saham karyawan 2p,20 - - - - 13.832.618.638 - 13.832.618.638

Dividen kas 15 - - - (4.137.815.130) (4.137.815.130)

Laba bersih Jul-Des 2004 - - - 42.575.952.678 42.575.952.678

Saldo 31 Desember 2004 497.290.775.750 186.803.651.584 67.387.705.202 - 13.832.618.638 52.902.996.515 818.217.747.689

Pelaksanaan opsi pemilikan saham karyawan 2p,13,14,20 6.894.000.000 10.931.126.400 - - (4.037.126.400) - 13.788.000.000

Dividen kas 15 - - - (6.050.217.309) (6.050.217.309)

Laba bersih Jan-Jun 2005 dan

penyesuaian saldo laba - - - 1.582.716.793 1.582.716.793

(5)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari:

Pelanggan 541.467.053.126 13.612.500

Penghasilan bunga 4.126.317.228 2.937.663

Pembayaran kas untuk:

Pembelian film dan swa produksi (242.051.846.404) - Gaji, kesejahteraan karyawan dan beban

usaha lainnya (156.912.733.575) (123.355.990) Pajak penghasilan dan pajak lainnya (85.530.394.539) (13.221.416)

Beban bunga (44.557.251.200) -

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Operasi 16.541.144.636 (120.027.243)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan investasi jangka pendek 49.001.500.000 - Hasil penjualan aktiva tetap 67.500.000 - Perolehan penyertaan saham 8 - (137.927.171.000) Pembelian aktiva tetap (66.102.113.172) - Penambahan investasi jangka pendek (7.500.000.000) - Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas

Investasi (24.533.113.172) (137.927.171.000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Sumber dana:

Penerimaan setoran modal 13 - 137.927.171.000

Hutang bank 18e - -

Hasil pelaksanaan opsi 13.788.000.000 - Jumlah Sumber Dana 13.788.000.000 137.927.171.000 Penggunaan dana:

Hutang bank (5.113.041.262) -

Jumlah Penggunaan Dana (5.113.041.262) -

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas

Pendanaan 8.674.958.738 137.927.171.000

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS 682.990.202 (120.027.243)

Kas dan Setara Kas Awal Periode 16.973.025.463 254.838.490

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 17.656.015.665 134.811.247

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Reklasifikasi dari akun uang muka pembelian

(6)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Indosiar Karya Media Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Indovisual Citra Persada pada tanggal 19 Juli 1991 berdasarkan akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 166. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-20522 HT.01.01.TH.2003 tanggal 29 Agustus 2003 serta diumumkan dalam Tambahan No. 233 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 2 tanggal 6 Januari 2004. Berdasarkan akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., No. 61 tanggal 26 April 2003, nama Perusahaan PT Indovisual Citra Persada diubah menjadi PT Indosiar Karya Media. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 41 tanggal 30 September 2004 mengenai peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan Penawaran Umum Perusahaan. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-24423 HT.01.04.TH.2004 tanggal 1 Oktober 2004 serta diumumkan dalam Tambahan No. 2212 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 4 Maret 2005.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak, termasuk tetapi tidak terbatas pada kegiatan di bidang jasa penyediaan dan pemanfaatan multimedia serta kegiatan usaha terkait, jasa di bidang media massa serta kegiatan usaha terkait, jasa konsultasi, manajemen dan administrasi. Perusahaan juga menjalankan kegiatan usaha di bidang perdagangan umum termasuk tidak terbatas pada perdagangan alat teknik, mesin-mesin dan suku cadang/alat elektronik atau alat elektrikal atau alat-alat penyiaran serta perdagangan ekspor impor internasional dan lokal, baik hasil produksi sendiri maupun hasil produksi pihak lain yang dipasarkan oleh Perusahaan, bertindak sebagai leverensir/supplier serta kegiatan usaha terkait, bertindak sebagai distributor, agen dan sebagai perwakilan dari pada perusahaan lain baik dalam maupun luar negeri. Saat ini, Perusahaan berusaha dalam bidang jasa manajemen.

Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Damai No. 11, Daan Mogot, Jakarta. Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1997.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan tanggal 30 Juni 2003, para pemegang saham PT Indosiar Visual Mandiri, Anak perusahaan, telah menyetujui usulan rencana restrukturisasi Anak perusahaan, dimana Anak perusahaan bermaksud untuk mendirikan induk perusahaan, yaitu PT Indosiar Karya Media (Perusahaan). Anak perusahaan akan melakukan restrukturisasi dengan cara shares swap antara para pemegang saham Anak perusahaan dengan Perusahaan dengan rasio shares swap 1:1, pemegang saham Anak perusahaan akan menjadi pemegang saham Perusahaan, kemudian Perusahaan akan mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek dan menjadi perusahaan terbuka, dan Anak perusahaan akan menarik pencatatan sahamnya (delisting) di Bursa Efek. Pada tanggal 23 Januari 2004, Perusahaan telah membeli saham Anak perusahaan yang dimiliki oleh PT Prima Visualindo sejumlah 551.708.684 saham dengan persentase kepemilikan sebesar 27,74%.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 29 Juli 2004, pemegang saham Anak perusahaan menyetujui, antara lain:

1) Penghapusan pencatatan saham (delisting) Anak perusahaan dan menjadi perusahaan tertutup (go private).

(7)

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)

2) Penukaran (inbreng) saham yang dimiliki oleh pemegang saham Anak perusahaan dengan saham baru yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan melalui prosedur penawaran umum hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan.

3) Pengalihan program Opsi Pemilikan Saham Karyawan (ESOP) Anak perusahaan ke Perusahaan sebagai bagian dari restrukturisasi (Catatan 20).

4) Terminasi waran seri II Anak perusahaan dan penukaran waran seri II Anak perusahaan dengan waran seri I yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan.

5) Menyetujui perubahan anggaran dasar Anak perusahaan menjadi anggaran dasar perusahaan tertutup dalam rangka restrukturisasi tersebut, apabila jumlah pemegang saham Anak perusahaan (termasuk akibat konversi Waran Seri II) kurang dari 50 pemegang saham.

6) Pengesahan atas penunjukan penilai independen yang melakukan penilaian harga wajar saham dan pendapat kewajaran transaksi.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Agustus 2004, pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain:

1) Perubahan status Perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka.

2) Penawaran umum sebanyak 1.437.454.419 saham hanya kepada para pemegang saham Anak perusahaan dan kepada PT Prima Visualindo (PV) selaku pembeli siaga. Penyetoran saham tersebut dilakukan dengan cara penukaran dengan saham Anak perusahaan (inbreng) dan/atau dengan uang tunai oleh PV dengan harga Rp551 per saham.

3) Penerbitan Waran Seri I Perusahaan sebanyak-banyaknya 521.160.706 waran untuk menggantikan Waran Seri II Anak perusahaan yang diterbitkan kepada pemegang Waran Seri II Anak perusahaan dengan harga, syarat dan kondisi yang sama dengan Waran Seri II Anak perusahaan.

4) Penerbitan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebanyak-banyaknya 99.458.000 saham kepada karyawan Perusahaan yang berasal dari karyawan Anak perusahaan yang berhak atas opsi dan kepada karyawan Anak perusahaan yang berhak, dengan harga, syarat dan kondisi yang sama dengan ESOP yang dikeluarkan oleh Anak perusahaan (Catatan 20).

5) Perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan, antara lain, meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp500.000.000.000 menjadi Rp551.712.684.000 yang terbagi atas 2.206.850.736 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham.

Pada tanggal 13 Agustus 2004, Perusahaan mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dalam rangka penawaran umum hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan. Berdasarkan Surat BAPEPAM No. S-3017/PM/2004 tanggal 24 September 2004, pernyataan pendaftaran penawaran umum menjadi efektif. Perusahaan menawarkan hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan sejumlah 1.437.454.419 Saham Biasa Atas Nama yang terdiri dari 1.437.450.419 saham baru yang dikeluarkan dari portepel serta 4.000 saham lama milik Handoko dengan nilai nominal Rp250 setiap saham. Pembayaran dilakukan dengan inbreng 1.437.454.419 saham Anak perusahaan dengan rasio 1:1 dan/atau dengan uang tunai oleh Pembeli Siaga dengan harga Rp551 per saham atas sisa saham dalam penawaran umum.

(8)

1. UMUM (lanjutan)

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)

Pada tanggal 4 Oktober 2004, Perusahaan telah melakukan pencatatan saham, waran seri I Perusahaan dan prelisting saham dari ESOP di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) dan pada tanggal yang sama Anak perusahaan, telah melakukan penghapusan pencatatan saham dan waran seri II Anak perusahaan di BEJ dan BES .

b. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:

2005

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Benny Setiawan Santoso Komisaris (Independen) : Amir Effendi Siregar Komisaris (Independen) : Teuku Iskandar Komisaris : Mohamad Jusuf Hamka Komisaris : Andru B. Subowo Direksi

Direktur Utama : Handoko

Direktur : Phiong P. Darma Direktur : Harry Pramono Direktur : Santoso Tandio Direktur Tidak Terafiliasi : Soejatna Soenoesoebrata 2004

Komisaris : Benny Setiawan Santoso

Direktur : Handoko

Jumlah kompensasi yang diterima dewan komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak perusahaan berjumlah Rp5.879.820.000 pada periode 2005 dan tidak ada kompensasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan pada periode 2004.

Pada tanggal 30 Juni 2005, Anak perusahaan memiliki 1.781 karyawan dan pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, Perusahaan tidak memiliki karyawan.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan serta Peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk perusahaan publik. Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, yaitu sebagai berikut:

(9)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan konsolidasi, dinyatakan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain, disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan diukur dengan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar dan aktiva tetap tertentu yang termasuk kapitalisasi rugi kurs sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 4, “Interpretasi atas Paragraf 32 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi, yang disusun sejak Perusahaan memperoleh pengendalian atas Anak perusahaan, meliputi laporan keuangan Perusahaan dan PT Indosiar Visual Mandiri, Anak perusahaan yang dimiliki dengan persentase kepemilikan sebesar 99,991%. Anak perusahaan berusaha dalam bidang jasa media komunikasi, khususnya dibidang pertelevisian (Catatan 1a dan 2i).

Pada tanggal 30 Juni 2005, jumlah aktiva Anak perusahaan sebesar Rp1.654 miliar. Kantor pusat Anak perusahaan berlokasi di Jalan Damai No. 11, Daan Mogot, Jakarta. Anak perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada bulan Januari 1995.

Selisih lebih nilai buku atas harga perolehan ketika Perusahaan mengakuisisi Anak perusahaan dari pihak ketiga dialokasi secara proporsional untuk mengurangi aktiva non-moneter Anak perusahaan. Efek pajak tangguhan yang timbul dari akuisisi tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Pajak Tangguhan” pada neraca konsolidasi.

Proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak perusahaan yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasi, sedangkan proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas laba bersih Anak perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Laba Bersih Anak perusahaan yang Dikonsolidasi” pada laporan laba rugi konsolidasi.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

c. Setara Kas

Setara kas meliputi semua investasi yang sangat likuid dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan hingga jatuh tempo serta tidak digunakan sebagai jaminan. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.

(10)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek terdiri dari surat berharga, unit reksadana dan deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atau yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun pada saat penempatan.

Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, efek yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

f. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Anak perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan program ditentukan dengan metode identifikasi khusus (specific identification method), sedangkan biaya perolehan persediaan lainnya ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang bulanan (monthly weighted-average method).

Persediaan program diamortisasi sebanyak-banyaknya dua kali dengan komposisi 75% dan 25% dari biaya perolehan, masing-masing untuk penayangan pertama dan kedua atau dibebankan seluruhnya pada penayangan pertama.

Penghapusan persediaan program dilakukan berdasarkan penelaahan atas kondisi persediaan pada akhir tahun dan dibebankan pada operasi tahun berjalan.

h. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi selama masa manfaatnya. i. Penyertaan Saham

Penyertaan saham dimana Perusahaan memiliki saham paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method) yaitu biaya perolehan penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dividen kas yang diterima.

(11)

i. Penyertaan Saham (lanjutan)

Transaksi pembelian saham PT Indosiar Visual Mandiri (Anak perusahaan) dari PT Prima Visualindo (PV) dengan persentase kepemilikan sebesar 27,736% merupakan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali yang perlakuan akuntansinya diatur dalam PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK tersebut, investasi pada saham Anak perusahaan dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dan selisih antara harga perolehan dengan nilai buku dicatat pada akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca konsolidasi.

Sehubungan dengan transaksi pertukaran (inbreng) saham Anak perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham Anak perusahaan ke saham baru yang dikeluarkan oleh Perusahaan melalui prosedur penawaran umum hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan, maka persentase kepemilikan perusahaan berubah dari 27,736% menjadi 99,978% oleh karena itu sejak bulan Oktober 2004, Perusahaan telah mengkonsolidasi laporan keuangan Anak perusahaan (Catatan 1a dan 2b).

Pada tanggal 17 Maret 2005 Perusahaan membeli saham Anak perusahaan dari PT Kharisma Mulatama dengan persentase kepemilikan sebesar 0,013%, maka persentase kepemilikan perusahaan berubah dari 99,978% menjadi 99,991%.

j. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali aktiva tetap tertentu yang termasuk kapitalisasi rugi kurs sesuai dengan ISAK No. 4, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun Bangunan kantor, studio dan transmisi 20 Peralatan bangunan dan studio 5 - 20 Peralatan kantor dan perlengkapan 5

Kendaraan 5

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing akun aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16, “Aktiva Tetap“, dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.

Nilai aktiva ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai ini diakui sebagai beban pada tahun berjalan.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Beban Tangguhan Hak atas Tanah

Biaya-biaya pengurusan legal hak atas tanah, sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun.

l. Beban Emisi Saham

Sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai Perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat sebagai pengurang “Tambahan Modal Disetor – Agio Saham” yang merupakan komponen Ekuitas.

m. Beban Emisi Obligasi dan Diskonto Obligasi

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi, yaitu 5 tahun. Diskonto obligasi diamortisasi dengan menggunakan metode tarif bunga efektif selama jangka waktu obligasi, yaitu 5 tahun. Saldo biaya emisi obligasi ditangguhkan dan diskonto obligasi dikurangkan langsung dengan nilai nominal obligasi dan jumlah bersihnya disajikan dalam hutang obligasi. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan iklan diakui pada saat iklan ditayangkan. Pembayaran iklan di muka dicatat dalam akun “Pendapatan Diterima di Muka”. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

o. Imbalan Kerja

Pada bulan Juni tahun 2004, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK“) No. 24 (Revisi 2004), Imbalan Kerja ("PSAK 24 Revisi“), yang mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja karyawan. PSAK 24 Revisi menggantikan PSAK 24, Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun, yang diterbitkan pada tahun 1994.

PSAK 24 Revisi berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Juli 2004. Penerapan awal PSAK 24 Revisi dilakukan secara retrospektif dengan melaporkan jumlah penyesuaian yang terjadi yang terkait dengan periode sebelumnya sebagai penyesuaian terhadap saldo awal atas saldo laba dari periode komparatif terawal yang disajikan. Anak perusahaan telah menerapkan lebih awal pernyataan ini dalam laporan keuangan.

Sebelum tanggal 1 Januari 2004, Anak perusahaan menentukan kewajiban imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 (“Undang-undang“) tanggal 25 Maret 2003 berdasarkan perhitungan aktuaris dan amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan.

Anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat dan memiliki kewajiban imbalan kerja, yang tidak didanai menurut Undang-undang. Iuran pensiun ditanggung oleh Anak perusahaan dan karyawan masing-masing sebesar 5% dan 3% dari gaji pokok karyawan. Penyisihan menurut Undang-undang dihitung dengan membandingkan imbalan yang akan diterima oleh karyawan pada usia pensiun normal melalui program pensiun setelah dikurangi akumulasi iuran karyawan dan hasil pengembangannya dengan

(13)

o. Imbalan Kerja (lanjutan)

imbalan yang dihitung berdasarkan Undang-undang. Jika bagian iuran yang didanai Anak perusahaan melalui program pensiun kurang dari imbalan yang diwajibkan menurut Undang-undang, Anak perusahaan akan melakukan penyisihan atas kekurangannya. Biaya jasa lalu diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.

Sesuai PSAK No. 24 Revisi, beban imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti (sebelum dikurangi aktiva program) dan 10% dari nilai wajar aktiva program pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. p. Kompensasi Berbasis Saham

Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 53, “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham” yang mengatur perlakuan akuntansi untuk nilai wajar opsi pemilikan saham yang diberikan kepada karyawan dan instrumen ekuitas sejenis lainnya. Beban kompensasi diakui selama periode pengakuan hak kompensasi (vesting period) berdasarkan nilai wajar seluruh opsi saham pada tanggal pemberian kompensasi (grant date).

q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut seperti ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan.

Kurs yang digunakan masing-masing adalah:

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Poundsterling 17.544 17.029

Euro 11.733 11.384

Dolar Amerika Serikat 9.713 9.415

Dolar Singapura 5.764 5.485

r. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak periode berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aktiva direalisasi atau ketika kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Beda temporer antara aktiva/kewajiban konsolidasi dengan aktiva/kewajiban untuk tujuan perpajakan disajikan sebagai aktiva/kewajiban pajak tangguhan.

s. Laba Bersih per Saham

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode berjalan. Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan yang telah disesuaikan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode berjalan setelah melakukan penyesuaian atas pengaruh dari efek berpotensi saham yang bersifat dilutif.

t. Informasi Segmen

Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.

u. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian bawaan dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah yang diperkirakan.

3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:

2005 2004

Kas 2.515.917.292 4.188.226

Bank

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 5.883.638.422 13.493.688 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 202.984.761 - PT Bank Multicor 24.649.607 117.129.333 Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk (US$170.753) 1.658.527.191 - Jumlah Bank 7.769.799.981 130.623.021

(15)

2005 2004

Setara kas

Deposito berjangka

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 5.093.513.400 - Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk (US$234.406) 2.276.784.992 -

Jumlah setara kas 7.370.298.392 -

Jumlah 17.656.015.665 134.811.247

Suku bunga tahunan untuk deposito berjangka dalam rupiah adalah sebesar 5,5% pada periode 2005. Suku bunga tahunan untuk deposito berjangka dalam dolar Amerika Serikat berkisar antara 0,65% sampai dengan 2,5% pada periode 2005.

4. INVESTASI JANGKA PENDEK

Investasi jangka pendek pada pihak ketiga terdiri dari:

2005 Investasi dalam efek hutang

Efek yang diperdagangkan

Obligasi

PT Swadharma Indotama Finance 5.015.150.000 Reksadana

Nikko Uang Likuid 7.567.578.823

Jumlah 12.582.728.823

Rugi yang direalisasi dari penjualan investasi jangka pendek untuk periode 2005 adalah sebesar Rp2.865.125.000.

Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilaksanakan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia, obligasi PT Swadharma Indotama Finance mendapat peringkat idBBB (Stable Outlook) pada periode 2005. Obligasi

ini akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2006.

Suku bunga tahunan untuk reksadana tersebut berkisar 6,69% dan suku bunga tetap tahunan untuk obligasi adalah sebesar 18,25% pada periode 2005.

(16)

5. PIUTANG USAHA

Pada tanggal 30 Juni 2005, akun ini merupakan piutang usaha dari pihak ketiga sebagai berikut: PT Wira Pamungkas Pariwara 23.206.509.105 PT International Matari Advertising 20.104.017.904 PT Dentsu Indonesia Inter Admark 13.827.642.400 PT Bintang Mediathama Indonesia 13.311.791.411

PT Dwi Sapta Pratama 12.705.273.607

PT Tempo Promosi 12.222.216.159

PT Initiatif Media Indonesia 10.651.862.500 PT Inpurema Konsultama 9.711.310.400

PT Fajar Cahaya Buana 8.825.256.000

PT Perada Swara Production 8.625.548.800 PT Millenium Media Komunikasi 6.923.683.200 PT Dian Mentari Pratama 6.314.324.437

PT Cursor Media 5.326.569.600

Lain-lain 100.954.961.328

Jumlah 252.710.966.851

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (10.931.618.962)

Bersih 241.779.347.889

Seluruh piutang usaha tersebut di atas adalah dalam mata uang Rupiah. Pada tanggal 30 Juni 2005, analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

Belum jatuh tempo 154.462.217.206

Telah jatuh tempo:

1 - 30 hari 63.808.919.474

31 - 60 hari 18.390.862.197

61 - 180 hari 4.734.826.652

> 180 hari 11.314.141.322

Jumlah 252.710.966.851

Manajemen Anak perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang obligasi (Catatan 12).

6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pemegang saham dan karyawan kunci.

(17)

(lanjutan)

a. Berdasarkan Akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H. No. 18 tanggal 12 Februari 2004, pemegang saham Perusahaan memutuskan, antara lain: meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan dari Rp210.000.000 menjadi Rp137.928.171.000. Sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut, pada tanggal 26 Januari 2004, Perusahaan telah menerima setoran modal sebesar Rp137.927.171.000 dari PT Prima Visualindo (PV). Perusahaan berkewajiban mengembalikan setoran modal awal sebesar Rp209.000.000 kepada PV. Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, saldo hutang kepada PV sebesar Rp209.000.000 atau masing-masing pada tahun 2005 dan 2004 sebesar 0,03% dan 99,28% dari jumlah kewajiban yang disajikan sebagai “Hutang Pemegang Saham” pada neraca konsolidasi (Catatan 13).

b. Anak perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan Anak perusahaan yang akan dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan dengan jangka waktu berkisar antara 12 bulan sampai 60 bulan. Pada tanggal 30 Juni 2005, saldo piutang karyawan tersebut sebesar Rp20.145.453.010 atau 1,24% dari jumlah aktiva disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi.

7. PERSEDIAAN

Pada tanggal 30 Juni 2005, persediaan terdiri dari:

Program

Pembelian film 1.548.963.611.530

Swa produksi 1.216.499.101.917

Lain-lain 36.817.174.007

Jumlah 2.802.279.887.454

Dikurangi amortisasi persediaan program

Pembelian film 1.070.339.259.448

Swa produksi 1.089.333.770.004

Jumlah amortisasi persediaan program 2.159.673.029.452

Bersih 642.606.858.002

Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang obligasi (Catatan 12).

Amortisasi dan beban langsung persediaan program yang dibebankan pada operasi berjumlah Rp259.799.284.918 untuk periode 2005 (Catatan 17).

Pembelian persediaan program dari pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah pembelian dari PT Tripar Multivision Plus, PT Soraya Intercine Films, dan PT Gentabuana Paramita, masing-masing sebesar 19,37%, 19,05% dan 10,32% dari jumlah pembelian pada periode 2005. Persediaan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian karena bila terjadi kebakaran atau pencurian atas persediaan program dalam bentuk hak siar dan persediaan program yang dibeli, Anak perusahaan dapat meminta copy film yang baru dari distributor yang bersangkutan. Namun demikian, manajemen telah melakukan beberapa tindakan untuk mengurangi risiko kerugian atas persediaan, antara lain dengan menempatkan persediaan program pada lokasi yang berbeda dengan sistem keamanan yang baik.

(18)

8. PENYERTAAN SAHAM

Pada tanggal 23 Januari 2004, Perusahaan membeli saham Anak perusahaan yang dimiliki oleh PT Prima Visualindo (PV), pemegang saham Perusahaan, sejumlah Rp137.927.171.000 yang terdiri atas 551.708.684 saham dengan nilai nominal Rp250 dengan persentase kepemilikan sebesar 27,736%.

Selisih antara harga perolehan dan nilai buku Anak perusahaan pada saat perolehan sebesar Rp67.387.705.202 dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca konsolidasi.

Pada tanggal 30 Juni 2004, mutasi nilai tercatat penyertaan saham adalah sebagai berikut:

Nilai tercatat awal periode 201.177.061.072 Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi 14.535.820.900

Nilai tercatat akhir periode 215.712.881.972

Pada bulan Oktober 2004, sehubungan dengan transaksi pertukaran (inbreng) saham Anak perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham Anak perusahaan dengan saham baru yang dikeluarkan oleh Perusahaan melalui prosedur penawaran umum hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan, sejumlah 1.423.031.919 saham dan pembelian saham Anak perusahaan sejumlah 13.990.500 saham dari pihak ketiga dengan harga perolehan sejumlah Rp547.524.826.314, maka persentase kepemilikan Perusahaan berubah dari 27,736% menjadi 99,978%, oleh karena itu sejak bulan Oktober 2004, Perusahaan telah mengkonsolidasi laporan keuangan Anak perusahaan (Catatan 2b, 2i dan 13).

Selisih lebih nilai buku atas harga perolehan ketika Perusahaan mengakuisisi Anak perusahaan melalui pertukaran saham dan pembelian saham dari pihak ketiga sebesar Rp47.543.120.835 dialokasi secara proporsional untuk mengurangi aktiva non-moneter Anak perusahaan.

Pada tanggal 17 Maret 2005 Perusahaan membeli saham Anak perusahaan dari PT Kharisma Mulatama dengan persentase kepemilikan sebesar 0,013%, maka persentase kepemilikan perusahaan berubah dari 99,978% menjadi 99,991%.

9. AKTIVA TETAP

Pada tanggal 30 Juni 2005, aktiva tetap terdiri dari:

Penambahan/ Pengurangan/

Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai Tercatat

Tanah 96.450.653.186 850.250.000 - 97.300.903.186 Bangunan kantor, studio dan transmisi 72.083.580.466 2.802.938.587 - 74.886.519.053 Peralatan bangunan dan studio 520.166.514.646 38.665.463.540 - 558.831.978.186 Peralatan kantor dan perlengkapan 65.484.497.866 2.360.248.494 - 67.844.746.360 Kendaraan 29.692.474.355 1.151.211.590 122.010.141 30.721.675.804 Sub-jumlah 783.877.720.519 45.830.112.211 122.010.141 829.585.822.589 Aktiva dalam penyelesaian 27.751.167.069 7.212.608.727 1.789.886.162 33.173.889.634 Jumlah Nilai Tercatat 811.628.887.588 53.042.720.938 1.911.896.303 862.759.712.223

(19)

Penambahan/ Pengurangan/

Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan

Bangunan kantor, studio dan transmisi 34.893.041.343 1.550.297.326 - 36.443.338.669 Peralatan bangunan dan studio 258.355.584.635 31.996.289.413 - 290.351.874.048 Peralatan kantor dan perlengkapan 41.803.143.366 4.624.981.100 - 46.428.124.466 Kendaraan 19.143.524.794 2.218.652.379 117.251.660 21.244.925.513 Jumlah Akumulasi Penyusutan 354.195.294.138 40.390.220.218 117.251.660 394.468.262.696

Nilai Buku 457.433.593.450 468.291.449.526

Penambahan nilai tercatat aktiva tetap termasuk reklasifikasi dari aktiva dalam penyelesaian dan uang muka pembelian aktiva tetap masing-masing sebesar Rp1.789.886.162 dan Rp13.091.409.455 pada tahun 2005.

Pada periode 2005, penyusutan yang dialokasikan ke akun persediaan dan beban usaha - umum dan administrasi adalah sebagai berikut:

Persediaan 14.244.939.972

Beban usaha - umum dan administrasi (Catatan 17) 26.145.280.246

Jumlah 40.390.220.218

Aktiva tetap Anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang obligasi (Catatan 12) dan fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 2005 (Catatan 18e). Tanah, yang terletak di beberapa kota di Indonesia, seluas sekitar 285.554 meter persegi berupa Hak Guna Bangunan (HGB) pada tahun 2005. Pada tanggal 30 Juni 2005, HGB seluas 967 meter persegi masih dalam proses balik nama menjadi atas nama Anak perusahaan. HGB tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2010 sampai dengan 2034. Manajemen Anak perusahaan berkeyakinan bahwa HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut.

Pada tahun 2005, perhitungan laba penjualan aktiva tetap adalah sebagai berikut:

Hasil penjualan 67.500.000

Nilai buku 4.758.481

Laba penjualan aktiva tetap 62.741.519

Pada tanggal 30 Juni 2005, rincian aktiva dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:

Peralatan bangunan dan studio 32.238.602.342 Bangunan kantor, studio dan transmisi 935.287.292

Jumlah 33.173.889.634

Pada tanggal 30 Juni 2005, ditinjau dari sudut pandang keuangan, estimasi persentase penyelesaian aktiva dalam penyelesaian sebesar 19%.

(20)

9. AKTIVA TETAP (lanjutan)

Nilai yang dapat diperoleh kembali dari seluruh aktiva tetap Anak perusahaan, kecuali peralatan kantor dan perlengkapan, kendaraan tertentu dan aktiva dalam penyelesaian, pada tanggal 30 September 2004, yang telah ditelaah dan juga didukung oleh laporan penilaian dari penilai independen, PT Ujatek Baru, pada tanggal 9 Maret 2005 adalah sebesar Rp654.610.052.000, yang dinilai dengan menggunakan metode kalkulasi biaya (cost approach), kecuali tanah yang menggunakan metode perbandingan data pasar (market data approach).

Manajemen Anak perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aktiva tetap Anak perusahaan dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan penurunan nilai atas aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kerugian karena kebakaran dan lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp55.978.541.000 dan US$91.250.724 pada tanggal 30 Juni 2005. Manajemen Anak perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko kebakaran dan lainnya. Manajemen menelaah nilai pertanggungan tersebut setiap tahun.

10. HUTANG USAHA

Pada tanggal 30 Juni 2005, akun ini merupakan hutang usaha kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:

2005 PT Tripar Multivision Plus 46.980.540.482 PT Soraya Intercine Film 21.217.000.000

PT MD Media 9.825.400.000

PT Rapi Film 7.345.000.016

PT Parkit Film 4.261.110.220

PT MD Entertainment 3.492.400.000

PT Perdana IMMG Indonesia 2.422.795.582 Lain-lain (US$1.655.750 dan Rp3.865.660.400 dan EUR 1.250) 19.962.625.119

Jumlah 115.506.871.419

Pada tanggal 30 Juni 2005, rincian umur hutang usaha adalah sebagai berikut:

Belum jatuh tempo 65.521.545.191

Telah jatuh tempo

1 - 30 hari 16.546.250.881

31 - 60 hari 14.278.357.748

61 - 90 hari 8.688.264.300

> 90 hari 10.472.453.299

(21)

Hutang pajak terdiri dari: 2005 2004 Pajak penghasilan Pasal 21 1.998.670.715 - Pasal 23 366.891.464 1.507.500 Pasal 25 243.250 - Pasal 26 978.218.763 -

Pajak pertambahan nilai 7.386.006.900 -

Jumlah 10.730.031.092 1.507.500

Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran penghasilan kena pajak untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:

2005 2004

Laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan

menurut laporan laba rugi konsolidasi 18.801.899.427 14.425.423.410 Laba Anak perusahaan sebelum beban

pajak penghasilan (14.666.836.578) -

Transaksi eliminasi 8.229.762.352 -

Laba Perusahaan sebelum beban pajak penghasilan 12.364.825.201 14.425.423.410

Koreksi negatif

Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi (13.346.461.660) (14.535.820.900) Penghasilan bunga (179.344.724) (2.937.663)

Koreksi positif

Tambahan pembayaran pajak dan denda pajak - 2.354.163 Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) (1.160.981.183) (110.980.990)

Beban pajak penghasilan periode berjalan -

-Pajak dibayar di muka

Pasal 23 4.928.727 742.500

Pasal 25 1.290.250 477.000

Jumlah pajak dibayar di muka 6.218.977 1.219.500 Tagihan pajak penghasilan - pasal 29 - Perusahaan 6.218.977 1.219.500 Tagihan pajak penghasilan - pasal 29 -

Anak perusahaan 17.498.392.829 -

(22)

11. PERPAJAKAN (lanjutan)

Tambahan pembayaran pajak dan denda pajak Perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004, sesuai dengan Surat Tagihan Pajak (STP) pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2002 sejumlah Rp321.554.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2005, berdasarkan pemeriksaan untuk tahun pajak 2003 Anak perusahaan, telah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp11.713.984.903 dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) pajak penghasilan pasal 23, 26 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta Surat Tagihan Pajak (STP) PPN untuk tahun pajak 2003 sejumlah Rp6.471.638.240. Anak perusahaan telah mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut.

Tambahan pembayaran pajak dan denda pajak Anak perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004, sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) pajak penghasilan pasal 23 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tahun pajak 2001 serta Surat Tagihan Pajak (STP) PPN untuk tahun pajak 2002 dan 2001 sejumlah Rp257.830.823.

Manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan periode 2005 adalah sebagai berikut: Pengaruh beda temporer pada tarif pajak maksimum (30%)

Penyusutan dan laba penjualan aktiva tetap 2.793.235.319

Lain-lain 859.537.500

Rugi fiskal 348.294.355

Manfaat pajak penghasilan tangguhan 4.001.067.174

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan, dengan jumlah beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2005 adalah sebagai berikut:

Laba Perusahaan sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan 12.364.825.201 Ditambah (dikurangi):

Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi (13.346.461.660) Rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan Perusahaan (981.636.459) Manfaat (beban) pajak penghasilan dengan tarif pajak yang

berlaku sebesar 30% 294.490.938

Pengaruh pajak atas beda tetap:

Penghasilan bunga 53.803.417

Manfaat (beban) pajak penghasilan

Beda tetap Perusahaan 348.294.355

Beda temporer Perusahaan (1.553.905.986)

Anak perusahaan (4.882.272.995)

Beban pajak penghasilan sesuai dengan laporan

(23)

Pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut: Aktiva pajak tangguhan

Aktiva tetap 19.280.902.068

Piutang usaha 3.300.248.690

Rugi fiskal 348.294.355

Jumlah aktiva pajak tangguhan 22.929.445.113

Kewajiban pajak tangguhan

Persediaan 17.863.377.886

Investasi jangka pendek 4.545.000 Jumlah kewajiban pajak tangguhan 17.867.922.886

Aktiva pajak tangguhan - bersih 5.061.522.227

Manajemen berpendapat bahwa aktiva pajak tangguhan di atas dapat direalisasikan pada periode mendatang.

12. HUTANG OBLIGASI

Pada tanggal 30 Juni 2005, hutang obligasi terdiri dari :

Nilai nominal 696.207.050.000

Dikurangi:

Diskonto obligasi - setelah dikurangi dengan akumulasi

amortisasi sebesar Rp33.913.941.606 pada tahun 2005 (87.922.292.144) Tangguhan biaya emisi obligasi - setelah dikurangi dengan

akumulasi amortisasi sebesar Rp2.777.683.596

pada tahun 2005 (4.468.447.536)

Bersih 603.816.310.320

Pada tanggal 8 Agustus 2003, Anak perusahaan menerbitkan obligasi yang diberi nama Obligasi I Indosiar Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap (Obligasi) dengan nilai pokok sebesar Rp696.207.050.000 dan disertai pula dengan penerbitan waran seri II sebanyak 521.160.706 waran yang diberikan secara cuma-cuma. Satu satuan Obligasi yang bernilai nominal Rp175.000 ditawarkan sebesar 82,50% dari nilai pokoknya atau Rp144.375. Hasil penerbitan Obligasi adalah sebesar Rp574.370.816.250 dengan diskonto obligasi sebesar Rp121.836.233.750 dan biaya emisi obligasi sebesar Rp7.246.131.132. Obligasi berjangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 8 Agustus 2008. Obligasi dikenakan suku bunga tetap sebesar 12,80% per tahun, yang akan dibayar secara triwulanan.

Berdasarkan hasil penilaian PT Pemeringkat Efek Indonesia tanggal 17 Juni 2004, Obligasi mendapat peringkat idA- (Single A Minus: Stable Outlook).

(24)

12. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)

Penerbitan Obligasi dilakukan sesuai dengan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 93 tanggal 26 Mei 2003 antara Anak perusahaan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang bertindak selaku wali amanat. Akta Perjanjian Perwaliamanatan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 13 tanggal 5 September 2003, mengenai penggunaan dana hasil penerbitan obligasi.

Obligasi dijamin dengan piutang (Catatan 5), persediaan (Catatan 7), serta peralatan dan perlengkapan studio (Catatan 9) milik Anak perusahaan, dengan nilai jaminan tidak kurang dari 75% dari pokok obligasi yang terhutang.

Selama belum dilunasinya seluruh pokok hutang obligasi dan bunganya, tanpa persetujuan tertulis dari wali amanat, Anak perusahaan tidak diperbolehkan, antara lain:

a. Membayar dividen melebihi ketentuan dalam kebijakan dividen kas yang tercantum dalam prospektus Anak perusahaan tanggal 12 Maret 2001, dimana dividen kas akan dibagikan berkisar antara 5% sampai dengan 10% dari laba bersih Anak perusahaan apabila laba bersih Anak perusahaan di bawah Rp100 miliar dan berkisar antara 11% sampai dengan 15% dari laba bersih Anak perusahaan apabila laba bersih Anak perusahaan sama atau di atas Rp100 miliar;

b. Memberikan pinjaman, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan dan koperasi karyawan Anak perusahaan, pinjaman yang sudah ada sebelum perjanjian perwaliamanatan ditandatangani, pinjaman dalam rangka kegiatan usaha, dan pinjaman kepada anak perusahaan yang kepemilikan saham Anak perusahaan dalam anak perusahaan tersebut tidak kurang dari 51% dan anak perusahaan memiliki kegiatan usaha yang terkait dengan kegiatan usaha Anak perusahaan, dan sepanjang pinjaman tersebut diberikan dengan syarat dan ketentuan yang tidak merugikan Anak perusahaan dan dilakukan berdasarkan harga pasar yang wajar;

c. Bertindak sebagai penanggung atas kewajiban pihak lain kecuali kepada anak perusahaan;

d. Menjual atau mengalihkan seluruh atau sebagian sebesar 50% atau lebih dari harta kekayaan Anak perusahaan;

e. Melakukan penggabungan, konsolidasi dan peleburan, kecuali dengan anak perusahaan atau afiliasinya atau dengan perusahaan lain sepanjang tidak mengurangi kemampuan Anak perusahaan untuk memenuhi kewajibannya terhadap pemegang obligasi Perusahaan;

f. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Anak perusahaan pada saat ditandatanganinya Perjanjian Perwaliamanatan.

Selain itu, Anak perusahaan diharuskan, antara lain pada setiap saat keadaan keuangan Anak perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan Anak perusahaan terakhir yang telah diaudit atau laporan keuangan semesteran yang terakhir yang diserahkan kepada wali amanat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain, memelihara rasio jumlah pinjaman bersih terhadap ekuitas tidak lebih dari 200% dan perbandingan antara pendapatan bersih sebelum beban bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) dengan beban bunga tidak kurang dari 200%. Pada tanggal 30 Juni 2005, rasio jumlah pinjaman bersih terhadap ekuitas tidak lebih dari 200% dan rasio EBITDA dengan beban bunga tidak kurang dari 200%.

(25)

Hasil penerbitan Obligasi tersebut setelah dikurangi biaya emisi obligasi, semula akan digunakan untuk membiayai rencana ekspansi dan pengembangan usaha. Pada tanggal 5 September 2003, dalam rapat umum pemegang obligasi, para pemegang Obligasi menyetujui perubahan penggunaan dana hasil penerbitan Obligasi dimana sebagian dari hasil penerbitan Obligasi sebesar Rp296.000.000.000 akan digunakan untuk melunasi fasilitas kredit investasi yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan sisanya akan digunakan untuk membiayai rencana ekspansi dan pengembangan usaha dan modal kerja Anak perusahaan. Sedangkan dana yang akan diperoleh dari hasil konversi waran seri II, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Anak perusahaan.

13. MODAL SAHAM

Para pemegang saham dan pemilikan sahamnya pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:

2005 Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase

Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

PT TDM Aset Manajemen 577.165.871 28,6188% 144.291.467.750

PT Prima Visualindo 551.708.684 27,3565 137.927.171.000

Lain-lain (masing-masing di bawah 5%) 887.864.548 44,0247 221.966.137.000

Jumlah 2.016.739.103 100,0000% 504.184.775.750

2004 Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase

Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

PT Prima Visualindo 551.708.684 99,9993% 137.927.171.000

Handoko (direktur) 4.000 0,0007 1.000.000

Jumlah 551.712.684 100,0000% 137.928.171.000

Berdasarkan Akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H. No. 17 tanggal 12 Februari 2004 mengenai jual beli dan pemindahan hak atas saham Perusahaan, Handoko menjual saham Perusahaan miliknya kepada PV sejumlah 9 saham. Jual beli dan pemindahan hak ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 Februari 2004.

Berdasarkan Akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H. No. 18 tanggal 12 Februari 2004, mengenai berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 12 Februari 2004, para pemegang saham memutuskan, antara lain: meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp210.000.000 yang terdiri dari 210 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 menjadi Rp500.000.000.000 yang terdiri dari 2.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 serta meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp210.000.000 yang terdiri dari 210 saham

(26)

13. MODAL SAHAM (lanjutan)

dengan nilai nominal Rp1.000.000 menjadi Rp137.928.171.000 yang terdiri dari 551.712.684 saham dengan nilai nominal Rp250 (Catatan 6a).

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Agustus 2004, pemegang saham memutuskan, antara lain: meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp500.000.000.000 menjadi Rp551.712.684.000 yang terbagi atas 2.206.850.736 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham (Catatan 1a).

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 30 September 2004, pemegang saham memutuskan, antara lain; meningkatkan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan, sehubungan dengan penawaran umum Perusahaan, modal dasar Perusahaan ditingkatkan dari Rp551.712.684.000 yang terdiri dari 2.206.850.736 saham dengan nilai nominal Rp250 menjadi Rp1.989.163.103.000 yang terdiri dari 7.956.652.412 saham dengan nilai nominal yang sama, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari Rp137.928.171.000 yang terdiri atas 551.712.684 saham dengan nilai nominal Rp250 menjadi Rp497.290.775.750 yang terdiri atas 1.989.163.103 saham dengan nilai nominal yang sama.

Pada bulan Oktober 2004, Perusahaan melakukan penawaran umum hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan sejumlah 1.437.454.419, yang pembayaran sahamnya dilakukan dengan menukarkan (inbreng) saham milik pemegang saham Anak perusahaan dengan saham baru yang dikeluarkan oleh Perusahaan dan saham lama milik Handoko. Jumlah saham Perusahaan yang ditukarkan oleh pemegang saham Anak perusahaan sebanyak 1.423.031.919 saham, sisanya sejumlah 14.422.500 saham dibeli oleh pembeli siaga. Kemudian, Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek dan menjadi perusahaan terbuka, sedangkan Anak perusahaan melakukan penghapusan pencatatan sahamnya di Bursa Efek dan menjadi perusahaan tertutup (Catatan 1a). Sampai dengan tanggal 30 Juni 2005, jumlah opsi saham Perusahaan yang telah dilaksanakan oleh karyawan Anak perusahaan adalah sejumlah 27.576.000 opsi.

14. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH

Akun ini merupakan selisih antara jumlah harga jual dengan jumlah nilai nominal saham yang ditawarkan kepada masyarakat setelah dikurangi dengan seluruh beban yang berhubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan dan hasil pelaksanaan opsi. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Agio saham atas penawaran umum perdana 188.398.049.564 Agio saham atas pelaksanaan opsi 10.931.126.400

Beban emisi saham (1.594.397.980)

Bersih 197.734.777.984

15. DIVIDEN KAS

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 2005, para pemegang saham menyetujui antara lain pembayaran dividen kas untuk tahun buku 2004 sebesar Rp6.050.217.309 atau Rp3 per saham kepada para pemegang saham yang tercatat pada Daftar Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 22 Juli 2005 yang akan dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2005 dan menyisihkan sebagian laba bersih Perusahaan tahun 2004 sebesar Rp5.000.000.000 sebagai dana cadangan.

(27)

Pada tanggal 23 Juli 2004, direksi dan komisaris Perusahaan memutuskan untuk membagi dividen kas interim sebesar Rp4.137.815.130, kepada pemegang saham Perusahaan per tanggal 30 Juli 2004 yang berasal dari pembagian dividen kas yang diterima Perusahaan dari Anak perusahaan sebelum penawaran umum. Pembagian dividen kas interim menjadi dividen tunai telah disetujui oleh pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 16 Juni 2005.

16. PENDAPATAN BERSIH

Pendapatan bersih Perusahaan terutama merupakan pendapatan jasa manajemen dan pendapatan bersih Anak perusahaan terutama merupakan pendapatan iklan dari air time dan non air time (Catatan 22).

Pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari PT Initiatif Media Indonesia dan PT Wira Pamungkas Pariwara, pihak ketiga, masing-masing sebesar 11% dan 10% dari jumlah pendapatan bersih pada periode 2005.

17. BEBAN USAHA Akun ini terdiri dari:

2005 2004

Program dan penyiaran:

Amortisasi dan beban langsung

persediaan program (Catatan 7) 259.799.284.918 - Sewa transponder (Catatan 18c) 1.990.434.375 -

Jumlah 261.789.719.293

-Umum dan administrasi:

Gaji dan kesejahteraan karyawan (Catatan 19 dan 20) 54.696.036.156 - Penyusutan (Catatan 9) 26.145.280.246 -

Promosi 5.469.901.445 -

Perbaikan dan pemeliharaan 5.488.129.265 -

Utilitas 5.226.340.681 -

Representasi dan jamuan 2.362.721.234 -

Perjalanan dinas 2.075.315.425 -

Lain-lain 14.892.532.806 122.804.990

Jumlah 116.356.257.258 122.804.990

(28)

18. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING

Anak perusahaan mengadakan perjanjian-perjanjian penting dengan pihak-pihak sebagai berikut: a. Perjanjian dengan Condor Entertainment B.V., Belanda (CONDOR)

Mulai 1 Januari 1995, CONDOR memberikan izin kepada Anak perusahaan untuk memasukkan dan menggunakan merek dagangnya sebagai bagian dari logo Anak perusahaan dan menggunakannya semata-mata untuk pemberian jasa dalam wilayah Indonesia (termasuk alat tulis, barang promosi dan material lainnya) sampai tanggal 28 Februari 2027. Sebagai imbalan, Anak perusahaan membayar sejumlah US$675.000 (Rp1.557,9 juta) yang dicatat dalam akun aktiva tidak berwujud. Sejak tahun 2002, aktiva tidak berwujud ini telah diamortisasi seluruhnya. b. Perjanjian dengan Yayasan Televisi Republik Indonesia

Berdasarkan Perjanjian Penunjukan Pelaksana Siaran Televisi Swasta Umum (Perjanjian) antara Anak perusahaan dengan Yayasan Televisi Republik Indonesia (Yayasan TVRI) tanggal 7 Desember 1994, Anak perusahaan menerima penunjukan untuk melaksanakan siaran televisi. Perjanjian tersebut berlaku untuk 20 tahun terhitung sejak tanggal Perjanjian sampai dengan 6 Desember 2014 atau selama Yayasan TVRI tidak menyelenggarakan siaran niaga, yang mana yang tercapai lebih dahulu, Anak perusahaan bersedia memberikan penghasilan sebesar 12,5% atas penerimaan dari hasil siaran niaga, setelah dikurangi biaya komisi dan/atau discount dan pajak serta penjualan materi siaran dan keuntungan penjualan buku-buku program setelah dikurangi pajak-pajak (Penghasilan) kepada Yayasan TVRI.

Pada tanggal 19 Oktober 2001, Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia (Perjan TVRI) (yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 (PP No. 36/2000) tanggal 7 Juni 2000) mengadakan pertemuan dengan lima direksi stasiun televisi swasta (termasuk direksi Anak perusahaan). Hasil dari pertemuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengakhiri kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian beserta perubahannya antara TVRI dan Anak perusahaan serta Stasiun Penyiaran Televisi Swasta lainnya.

2. Kesepakatan “cut off date” pembayaran dan pembagian penghasilan setelah Desember 1999 akan dibicarakan lebih lanjut antara TVRI dengan masing-masing/bersama Stasiun Televisi Swasta.

Anak perusahaan telah melakukan pembayaran atas kewajiban pembagian penghasilan berdasarkan Perjanjian termasuk denda. Manajemen dan penasehat hukum Anak perusahaan berpendapat bahwa Anak perusahaan tidak mempunyai kewajiban hukum apapun terhadap Perjan TVRI/Persero (sesuai Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002 tanggal 17 April 2002 yang menetapkan pengalihan bentuk Perjan TVRI menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)).

Namun demikian, pada tahun 2004 manajemen baru TVRI masih melakukan penagihan kepada Anak perusahaan dan telah mengalihkan penagihan piutangnya kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KPPLN) Jakarta V. Manajemen Anak perusahaan juga telah menyampaikan sanggahannya kepada KPPLN Jakarta V dan menyatakan telah melunasi semua kewajibannya kepada TVRI.

c. Perjanjian dengan PT Satelit Palapa Indonesia

Pada tanggal 21 Agustus 1996, Anak perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), yang kemudian diperbaharui dengan perjanjian tanggal 1 Januari 1999, mengenai sewa seperempat transponder Satelit Palapa C No. 9 selama sepuluh (10) tahun.

(29)

c. Perjanjian dengan PT Satelit Palapa Indonesia (lanjutan)

Mulai tanggal 1 Januari 1999, sewa tahunan yang dibebankan oleh Satelindo adalah sebesar US$425.000. Anak perusahaan harus menyerahkan “Surety Bond” untuk sewa dua (2) tahun pertama dan bank garansi sejumlah US$212.500 untuk sewa tahun-tahun berikutnya, kepada Satelindo sebagai jaminan pembayaran sewa. Pada tanggal 20 September 2000, PT Bank Central Asia Tbk menerbitkan bank garansi untuk Anak perusahaan kepada Satelindo sebesar yang dipersyaratkan, dengan jaminan deposito berjangka dengan nilai yang sama pada bank tersebut. Bank garansi ini telah jatuh tempo pada tanggal 1 September 2003 dan sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasi, bank garansi belum diterbitkan menunggu konfirmasi dari Satelindo. Sewa transponder yang dibebankan pada operasi adalah sebesar Rp1.990.434.375 untuk periode 2005 (Catatan 17).

d. Perjanjian dengan PT Trimegah Securities Tbk.

Pada tanggal 16 Desember 2004, Perusahaan dan PT Trimegah Securities Tbk mengadakan Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan Employee Stock Option Plan (Perjanjian ESOP) dalam rangka pemberian hak opsi untuk membeli saham baru Perusahaan kepada seluruh karyawan tetap termasuk direksi Anak perusahaan dan Perusahaan, yang berasal dari Anak perusahaan yang terdaftar sebagai karyawan Anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003.

e. Perjanjian dengan PT Bank Central Asia Tbk.

Anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan fasilitas bank garansi/standby letters of credit dari PT Bank Central Asia Tbk, dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp20.000.000.000 dan US$3.750.000 pada tanggal 30 Juni 2005. Fasilitas ini dijamin dengan tanah dan bangunan (Catatan 9).

Pinjaman rekening koran dikenakan suku bunga tahunan sebesar 12,25%. Saldo pinjaman pada tanggal 30 Juni 2005 adalah Rp0. Fasilitas bank garansi/standby letters of credit diterbitkan sebagai jaminan untuk pembayaran kontrak pembelian persediaan program dari Universal Studios International B.V., Belanda. Fasilitas-fasilitas tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 3 Agustus 2005.

Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Anak perusahaan tidak diperbolehkan, antara lain:

a. Bertindak sebagai penanggung/penjamin dan/ atau menggunakan kekayaan Anak perusahaan kecuali untuk menjamin hutang anak perusahaan atau untuk penerbitan obligasi yang tidak menyebabkan debt to equity ratio lebih besar atau sama dengan 2:1.

b. Meminjamkan uang lebih dari Rp5 miliar atau setara dengan mata uang lainnya dalam satu tahun buku, termasuk kepada perusahaan afiliasi, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari atau kepada koperasi atau karyawan atau anak perusahaan yang dimiliki tidak kurang dari 51%.

c. Menjual atau melepaskan harta tidak bergerak atau harta kekayaan utama dalam menjalankan usahanya, dalam jumlah yang melebihi Rp50 miliar per transaksi atau setara mata uang lainnya kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

Subyek akan didengarkan audio rekaman visualisasi terarah, dan dilakukan pengukuran sinyal fisiologi dengan menggunakan 3 buah sensor yaitu sensor GSR (untuk

Berdasarkan rencana sruktur ruang, sistem pusat permukiman Kabupaten Musi Rawas terdiri dari Muara Beliti sebagai PKL dan pada jenjang berikutnya terdapat pusat pelayanan yang

1) Belum lengkap dan terbaharukan perangkat peraturan yang mendukung penyediaan air minum. Salah satu akibatnya adalah sulitnya PDAM menjalankan

Dalam hal pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik yang akan melakukan Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya melakukan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah sistem informasi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan perjalanan dinas di lingkungan SKPD, sehingga proses

Aplikasi ekstrak daun sirih berdampak negatif pada media air yaitu menyebabkan air menjadi keruh dan air menjadi bau sirih, berbeda dengan menggunakan bubuk abate 10 gram

Intinya terobosan ini bu, jangan sama dengan menteri-menteri yang terdahulu, harus ada lebih yang baru. Berikutnya, sekarang perspektif bapak-bapak. Yang pertama Bapak

Untuk menghindari terjadinya pembahasan masalah yang terlalau luas dan keterbatasan waktu penelitian, maka peneliti membatasi masalah pada pengaruh antara struktur