• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS TUMBUHAN AIR DI SUAKA PERIKANAN AWANG LANDAS PERAIRAN SUNGAI BARITO, KALIMANTAN SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JENIS TUMBUHAN AIR DI SUAKA PERIKANAN AWANG LANDAS PERAIRAN SUNGAI BARITO, KALIMANTAN SELATAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS TUMBUHAN AIR DI SUAKA PERIKANAN AWANG LANDAS

PERAIRAN SUNGAI BARITO, KALIMANTAN SELATAN

Burnawi dan Gatot Subroto

Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang Teregistrasi I tanggal: 30 Agustus 2010; Diterima setelah perbaikan tanggal: 15 Oktober 2010;

Disetujui terbit tanggal: 26 Nopember 2010

PENDAHULUAN

Di Sungai Barito Kalimantan Selatan terdapat sembilan suaka perikanan yang tersebar di beberapa wilayah yaitu Alalak Padang, Rawa Muning, Danau Bangkau, Awang Landas, Banyu Hirang, Danau Panggang, Danau Talan, Sungai Sambujur, dan Babirik (Rupawan et al., 2004; Prasetyo & Hidayah (2005).

Awang Landas berada di Kecamatan Labuan Amas, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, tepatnya di Desa Mantaas Kalimantan Selatan, atau disebut juga suaka perikanan Mantaas dengan luas 5 ha, suaka perikanan ini berada di suatu kawasan danau seluas 5.700 ha (Asyari, 2006).

Tumbuhan air adalah tumbuhan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di air, mempunyai peranan sebagai produsen primer di perairan yang merupakan sumber makanan bagi konsumen primer atau biofag (antara lain ikan). Di samping itu tumbuhan air juga membantu aerasi perairan melalui fotosintesis, mengatur aliran air, membersihkan aliran yang tercemar melalui proses sedimentasi, serta penyerapan partikel dan mineral. Tumbuhan air merupakan tempat pemijahan ikan, serangga, dan hewan lainnya. Beberapa jenis tumbuhan air juga memberikan sumber makanan langsung untuk manusia seperti kangkung (Ipomoea aquatica). Tumbuhan air seperti ilung (Eicchornia crassipes), purun tikus (Eleochiris dulcis), kumpai minyak (Panicum sp.), dan rumpiang (Pandanus sp.), bento (Leersia hexandra), ganggeng (Hydrilla verticillata), jungkal (Hanguana malayana), kangkung (Ipomoea aquatica), kumpai bulu (Paspalum sp.) merupakan tempat pemijahan ikan pada musim penghujan (Utomo et al., 2001).

Berdasarkan atas sifat hidupnya, tumbuhan air terbagi menjadi beberapa macam yaitu tumbuhan air tingkat tinggi tumbuh di tepian (marjinal plant), tumbuhan terapung (free floating plant), tumbuhan mencuat (emersed plant), bawah air (submersed plant), tumbuhan terapung berakar di dasar (roted floating plant), dan tumbuhan pulau terapung (floating island plant). Salah satu peran tumbuhan air adalah untuk digunakan oleh kelompok ikan non predator sebagai tempat perlindungan dari kejaran ikan pemangsa (predator).

Room (1984); Soerjani (1978) mengatakan gulma air adalah tumbuhan air yang dapat mengganggu penggunaan air oleh manusia dan tumbuhan air sebagai gulma air yang dalam keadaan dan waktu tertentu tidak dikehendaki, karena dianggap menimbulkan kerugian yang melebihi peranannya yang menguntungkan.

Tujuan tulisan ini untuk mengetahui jenis tumbuhan air di Suaka Perikanan Awang Landas di Sungai Barito, Kalimantan Selatan.

POKOK BAHASAN Lokasi dan Waktu

Pengamatan tumbuhan air dilakukan di Suaka Perikanan Awang Landas di Sungai Barito, secara administrasi terletak di Kecamatan Labuan Amas, Kabupaten Hulu, Sungai Tengah, Kalimantan Selatan (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan empat kali yaitu di musim kemarau pada bulan Juni dan Agustus dan di musim penghujan bulan Oktober dan Desember 2004.

Peta lokasi di Suaka Perikanan Awang Landas di perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan.

(2)

Gambar 1. Peta Lokasi di Suaka Perikanan Awang Landas di perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tumbuhan air, kertas kalkir, dan kertas koran. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pensil 2B, kantong plastik, pisau, kotak plastik, meteran, tali plastik, talenan, dan kamera digital.

Cara Kerja

1. Berbagai jenis tumbuhan air di Danau Awang Landas diambil contoh berupa akar, batang, dahan, sulur batang, daun, bunga, dan buah, lalu dipilih bentuk yang tidak rusak dibersihkan kotoran

seperti lumpur terutama pada bagian akar dan kemudian dibiarkan terbuka agar kering.

2. Bagian dari tumbuhan air berupa daun dimasukan ke dalam lipatan koran lalu dimasukan dalam lipatan buku agar tersusun rapi.

3. Contoh tumbuhan air dimasukan ke dalam kantong plastik dengan diberi label, ditulis dikertas kalkir yang ditulis memakai pensil 2B. Label tersebut dicatat nomor urut atau kode, nama lokal, tempat, dan tanggal pengambilan contoh, label tersebut dimasukan dalam kantong plastik dan diikat dengan karet sampai cukup kuat dan rapat. 4. Selanjutnya dilakukan pengepakan kantong contoh

dengan kuat dan rapi lalu disimpan dalam kotak Suaka Perikanan

(3)

plastik dan dibawa ke laboraturium Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang.

5. Mengidentifikasi tumbuhan air dengan tahapan sebagai berikut:

a. Contoh tumbuhan air dikeluarkan dari kotak plastik kemudian dikeluarkan dari kantong plastik lalu diletakan di atas talenan.

b. Pengamatan beberapa bagian contoh tumbuhan air seperti bentuk buah, biji, akar, batang, dahan, sulur batang, bentuk daun, dan panjang daun.

c. Contoh tumbuhan air dicocokan dengan gambar berdasarkan atas metode yang dikatakan oleh Room (1984); Soerjani (1978).

Hasil dan Bahasan

Jenis tumbuhan air yang terdapat di suaka perikanan Awang Landas 11 jenis yaitu bento (Leersia hexandra), kumpai bulu (Paspalum sp.) perupuk (Saccharum spontaneum), pipisangan (Polygonum sp.), bentungan (Polygonum persicaria), ganggeng (Hydrilla verticillata dan Ceratophyllum Demersu), ilung (Eicchornia crassipes), jungkal (Hanguana malayana), kangkung (Ipomoea aquatica), dan purun tikus (Eleocharis dulcis) lihat Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan air di suaka perikanan Awang Landas di Sungai Barito, Kalimantan Selatan

No. Nama lokal Spesies Famili Keterangan 1. Bento* Leersia hexandra Gramineae *** = banyak 2. Kumpai bulu** Paspalum sp. Gramineae ** = sedang 3. Perupuk* Saccharum spontaneum Gramineae * = sedikit 4. Pipisangan* Polygonum sp. Polygonaceae

5. Bentungan*** Polygonum persicaria Polygonaceae 6. Ganggeng** Hydrilla verticillata Hydrocharitaceae 7. Ganggeng** Ceratophyllum Demersum Hydrocharitaceae 8. Ilung*** Eicchornia crassipes Pontederiaceae 9. Jungkal* Hanguana malayana Flagellariaceae 10. Kangkung* Ipomoea aquatica Convolvulaceae 11. Purun tikus** Eleocharis dulcis Cyperaceae

Berdasarkan atas Tabel 1 di suaka perikanan Awang Landas terdapat 11 jenis tumbuhan air dalam tujuh famili 11 jenis dengan rincian sebagai berikut tumbuhan air dengan kategori banyak yaitu bentungan (Polygonum persicaria) dan ilung; kategori sedang yaitu kumpai, ganggeng, dan purun tikus; sedangkan jenis tumbuhan air kategori sedikit yaitu bento, perupuk, pipisangan, jungkal, dan kangkung. Foto beberapa jenis tumbuhan air di Suaka Perikanan Awang Landas lihat Lampiran 1.

KESIMPULAN

Di suaka perikanan Awang Landas Sungai Barito ditemukan 11 jenis tumbuhan air yang temasuk dalam tujuh famili, dengan rincian sebagai berikut jenis tumbuhan air dengan kategori banyak yaitu bentungan dan ilung; jenis tumbuhan air dengan kategori sedang yaitu kumpai, ganggeng, dan purun tikus; dan jenis tumbuhan air kategori sedikit yaitu bento, perupuk, pipisangan, jungkal, dan kangkung. PERSANTUNAN

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rupawan, S.E., Drs. Asyari, Suhardi Suryaningrat,

S.E., serta kepada semua pihak telah membantu, memberikan bimbingan dan arahan sehingga selesainya tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Asyari. 2006. Karakteristik habitat dan jenis ikan pada beberapa suaka perikanan di daerah aliran Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 13 (2): 155-163.

Prasetyo, D. & T. Hidayah. 2005. Beberapa permasalahan dan strategi pengelolaan suaka perikanan di perairan umum. Warta Penelitian Perikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.

Room, P. M. 1984. Biological Control of Aquatic Weeds. Lectore Note in Training Course on Aquatic Weeds. March 12-ApriI1984. Biotrop. Bogor. Indonesia. 12 pp.

(4)

Rupawan, Asyari, & S. Suryaningrat. 2004. Riset inventarisasi jenis ikan dan vegetasi air di berbagai tipe suaka perikanan di Sungai Barito. Kumpulan Laporan Akhir Riset. Proyek Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang.

Soerjani, M. 1978. Aquatic Weed Problems and Thier Control. Philippine Journal of Weed Science. 5:

44-53.

Utomo, A. D., Asyari, & S. Nurdawati. 2001. Peranan suaka perikanan dalam peningkatan dengan pola pengembangan daerah aliran sungai. Prosiding Seminar Perikanan Perairan Umum. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.

(5)

Lampiran 1. Foto beberapa jenis tumbuhan air di suaka perikanan awang landas di Sungai Barito, Kalimantan Selatan

Bento (Leersia hexandra) Kumpai bulu (Paspalum sp.) Perupuk (Saccharum)

Bentungan (Polygonum Persicaria) Ganggeng (Hydrilla verticalata) Ilung (Eicchornia crassipes)

(6)

BTL: Vol.9 No.1 Juni 2011:

Gambar

Gambar 1.  Peta Lokasi di Suaka Perikanan Awang Landas di perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan
Tabel 1.  Jenis-jenis  tumbuhan  air  di  suaka  perikanan  Awang  Landas  di  Sungai  Barito,  Kalimantan  Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya larut, daya kembang dan gula reduksi.. Penelitian bertempat di

Penelitian ini mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu: (1) IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari, sehingga siswa malas untuk belajar

organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan dapat dihitung dengan hasil kali koefisien jalur budaya perusahaan ke kinerja organisasi sebesar 0,756 dengan

Contohnya didalam struktur jaringan sosial lembaga survei PT.TNS ini yang berperan sebagai trustor adalah supervisor kemudian mempercayakan sebuah project kepada

Hakim memiliki wewenang memerintahkan penahanan saksi yang diduga memberikan keterangan palsu apabila keterangan saksi disangka palsu berdasarkan alasan yang kuat,

biasa yang tidak pernah menjadi guru besar atau pengetua ini tidak mempunyai pengalaman sebagai pemimpin terutama pengalaman dalam mentadbir sekolah serta

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

Kesimpulan dari teori di atas adalah analisis sistem merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu permasalahan dengan memahami serta mengevaluasi