6 2.1. Humas
2.1.1. Pengertian Humas
Menurut survey yang telah diadakan di Amerika Serikat, 2000 orang terkemuka dalam bidang public relation telah mengemukakan definisi mereka tentang public relation. Dari definisi-definisi yang mereka sampaikan diantaranya terdapat anggapan-anggapan, bahwa public relation itu adalah suatu ilmu; sistem; seni; fungsi; proses; profesi; metoda; kegiatan; dan sebagainya.
Karena begitu banyaknya definisi public relations itu, maka para pemraktek public relation dari berbagai negara di seluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama “The International Public Relations Association” (IPRA), hnbersepakat untuk merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama.
Definisinya adalah sebagai berikut:
“Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan bersinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum di antara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien” dalam Effendy (2006:20)
Menurut Glenn dan Denny Grisword dalam Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah (2011:3)
“Public Relation adalah suatu fungsi management yang menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan dari publik”.
Menurut DeFleur dan Dennis dalam Iriantara (2007:5) menyebutkan “PR sebagai proses komunikasi di mana individu atau unit-unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik untuk tujuan tertentu”
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat adalah suatu kelompok yang terbentuk membangun proses komunikasi untuk melaksanakan rencana kerja dan menjalin relasi dengan baik dari pihak dalam maupun pihak luar.
Hubungan masyarakat telah diformulasikan dengan cara yang berbeda-beda bergantung pada lembaga atau organisasi yang membuat formulasi itu. Formulasi pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat dalam hal ini ditangani bagian Humas pada sekolah. Humas merupakan pengembangan dan pemeliharaan kerjasama yang efisien untuk menyampaikan saluran informasi dua arah. Bertujuan memberikan pemahaman antara pihak sekolah (pimpinan), komunitas sekolah (guru, karyawan, dan siswa) dan masyarakat (orang tua, masyarakat sekitar, dan lembaga lain di luar sekolah).
2.1.2. Fungsi Humas
Mengenai konsep fungsional humas, menurut Onong Uchjana Effendy dalam Wahidin Saputra dan Rully Nasrullah (2011: 50).
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 5. Operasional dan organisasi public relations adalah bagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak publiknya.
2.1.3. Peran Humas di Lembaga Pendidikan
Peran humas di lembaga pendidikan kedepan menurut Nasution (2006:30) antara lain:
1. Membina hubungan harmonis kepada publik intern (dalam lingkungan lembaga pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga administrasi, dan siswa), dan hubungan kepada publik ekstern (di luar lembaga pendidikan, seperti: orang tua siswa, dan diluar lembaga pendidikan).
2. Membina komunikasi dua arah kepada publik internal (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa) dan publik eksternal (lembaga luar/instansi, masyarakat
dan media massa) dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian, dan berbagai kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan. 3. Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, baik
yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di masyarakat.
4. Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di masyarakat.
5. Bersikap terampil dalam menterjemahkan kebijakan-kebijakan pimpinan dengan baik.
2.1.4. Tujuan Humas
Setiap lembaga pendidikan yang melakukan suatu kegiatan tentu mempunyai tujuan. Demikian juga, lembaga pendidikan melakukan suatu tugas dan fungsi humas dengan tujuan humas yang dilakukan. Tujuan PR itu di rinci oleh Lesly dalam Iriantana (2007:17) adalah sebagai berikut:
1. Prestise atau “citra yang favourable” dan segenap faedahnya 2. Promosi produk atau jasa
3. Mendeteksi dan menangani isu dan peluang
4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya 5. Good will karyawan atau anggota organisasi
6. Mencegah dan memberi solusi masalah perburuhan
7. Mengayomi good will komunitas tempat organisasi menjadi bagian di dalamnya 8. Good will para stockholder dan konstituen
10. Mencegah serangan 11. Good will para pemasok 12. Good will pemerintah
13. Good will bagian lain dari industri
14. Good will para dealer dan menarik dealer lain 15. Kemampuan untuk mendapatkan personel terbaik 16. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 17. Pendidikan publik untuk satu titik pandang.
18. Good will para pelanggan atau para pendukung
19. Investigasi sikap pelbagai kelompok terhadap perusahaan 20. Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan
21. Menanguni viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi 22. Mengarahkan perubahan
Rincian tujuan PR itu ternyata begitu luas. Namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Hubungan yang baik tersebut bukan semata demi keuntungan dan kemaslahatan organisasi, melainkan untuk keuntungan dan kemaslahatan kedua belah pihak. Organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu dan publik organisasi itu pun menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut. Tak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik tersebut.
2.1.5. Tugas-tugas Humas
Adapun, tugas-tugas humas adalah sebagai berikut:
1. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin memengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya;
2. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan orgaisasi, sikap publik-publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik utama terhadap organisasi; 3. Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publik-publiknya;
dan
4. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang memengaruhi hubungan publik dan organisasi.
Rincian tujuan Humas itu ternyata begitu luas. Namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Hubungan yang baik tersebut bukan hanya semata demi keuntungan dan kemaslahatan kedua belah pihak. Organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut. Tak ada yang di tinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik tersebut.
2.1.6. Visi dan Misi Humas di Lembaga Pendidikan
Secara umum visi dan misi sejalan dengan visi dan misi lembaga pendidikan menurut Nasution (2006:30) antara lain:
Meningkatkan image positif kepada masyarakat kepada masyarakat menuju lembaga pendidikan tinggi yang unggul dan menjadi rujukan dalam pengembangan bidang pendidikan, sains, teknologi, bahasa, dan seni.
Misi humas:
1. Mengelola dan mensosialisasikan informasi kepada publik tentang kebijakan lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa dan seni, dan lain-lain. 2. Mengelola dan mensosialisasikan informasi kepada publik tentang lebijakan
lembaga pendidikan terhadap penelitian dan pengembangan ilmu untuk menghasilkan karya akademik yang unggul dan menjadi rujukan dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, seni, dan sebagainya. 3. Mengelola dan mensosialisasikan informasi kepada publik tentang kebijakan
lembaga pendidikan dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga pendidikan.
4. Mengelola dan mensosialisasikan informasi kepada publik tentang kebijakan lembaga pendidikan. Membangun masyarakat melalui penerapan ipteks yang relevan bagi kesejahteraan dan kemanusiaan.
5. Mengelola dan mensosialisasikan informasi kepada publik tentang kebijakan lembaga pendidikan tentang memberdayakan alumni dalam rangka peningkatan peran dan citra lembaga pendidikan.
6. Mengelola dan mensosialisasilan informasi kepada publik tentang kebijakan lembaga pendidikan membangun organisasi yang sehat berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, akreditasi, dan evaluasi diri secara berkesinambungan.
2.1.7. Proses Humas
Sumber: Rhenald Kesali (1994:33)
Gambar II.1. Proses Humas 1. Pengumpulan Fakta
2. Permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat kita cukup banyak. Mulai dari permasalahan lingkungan seperti polusi, situasi lingkungan, tercemarnya sumber air dan penggundulan hutan sampai dengan permasalahan ekonomi seperti tingkat pengangguran yang tinggi, sumber daya manusia yang tak
Pengumpulan Fakta
Definisi Permasalahan
Perencanaan dan Program
Aksi dan Komunikasi
berketrampilan, rendahnya sikap mental kewirausahaan atau tingkat produktivitas individu yang rendah.
3. Perumusan Masalah
4. Masalah secara sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan pikiran dan keterampilan secara tepat.
5. Perencanaan dan Pemrograman
6. Menurut pakar manajemen, bila kita membuat perencanaan yang baik berarti kita sudah menyelesaikan separuh pekerjaan kita. Ungkapan itu digunakan untuk menunjukkan betapa pentingnya pembuatan rencana.
7. Aksi dan Komunikasi
8. Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR dan bukan PR.
9. Evaluasi
10. Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi program. Berdasarkan hasil evaluasi itu bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan.
2.2. Informasi
2.2.1. Pengertian Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat
bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut. Dari uraian tentang informasi ini ada 3 hal penting yang harus diperhatikan di sini, yaitu:
1. Informasi merupakan hasil pengolahan data 2. Memberikan makna atau arti
3. Berguna atau bermanfaat dalam meningkatkan kepastian
Menurut Alter dalam Deni Darmawan dan kunkun Fauzi (2013:3) “informasi yang dibutuhkan oleh manajer dapat dibagi dalam enam kategori yaitu: comfort, information, warning, key indicator, situational information, gossip, dan external information”
1. Informasi penyejuk (Comfort information), adalah informasi keadaan sekarang yang merangkum keadaan bisnis atau organisasi, misalnya; ringkasan penjualan atau produk terakhir. Informasi ini biasanya banyak digunakan, tetapi membantu manajer merasa aman terhadap operasi yang berlangsung.
2. Peringatan (Warning), berisi petunjuk terhadap sesuatu yang tidak biasa atau perubahan-perubahan rencana. Idealnya, manajer menerima peringatan sedini mungkin, sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan sebelum masalah penting yang tidak di harapkan benar-benar terjadi.
3. Indikator kuci (Key indicator), berisi ukuran aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kinerja organisasi, seperti; level keluhan pelanggan, digunakan untuk memelihara pengendalian perusahaan dan mengidentifikasi permasalahan.
4. Informasi situasional (Situational information), informasi terkini tentang proyek, masalah, atau isu penting yang memerlukan perhatian para manajer.
5. Gosip, informasi informal yang berasal dari sumber, seperti; pihak industri terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.
6. Informasi eksternal (External information), informasi yang berasal dari luar perusahaan. Kadang kala informasi ini masih hangat dan berjangka panjang, misalnya; studi lingkungan yang dilakukan selama lima tahun terakhir.
Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8) “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”
Dari definisi-definisi diatas bisa disimpulkan bahwa informasi yaitu data yang telah diolah menjadi sebuah informasi yang penting bagi seseorang atau suatu lembaga yang membutuhkannya, dan informasi itu sendiri bisa didapatkan dari luar (eksternal) perusahaan maupun didalam (internal).
2.2.2. Ciri-ciri Informasi
Sedangkan Mc. Leod dalam Dermawan dan kunkun Nur Fauzi (2013:2) mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri:
1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukakan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat
2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu oganisasi maka informasi tersebut
harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
4. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.