MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN
MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Dosen Pengajar : Ibu Hj.
Dosen Pengajar : Ibu Hj. Maliha Amin,SKM,M.KesMaliha Amin,SKM,M.Kes
Kelompok : 3 Kelompok : 3 Tingkat 1A Tingkat 1A Disusun Oleh : Disusun Oleh : 1.
1. Ikbal Dimas PradanaIkbal Dimas Pradana 2.
2. Indah ApriyaniIndah Apriyani 3.
3. Indah PelindaIndah Pelinda 4.
4. Indah PrastikaIndah Prastika 5.
5. Jenny Vate PrasiwiJenny Vate Prasiwi 6.
6. Khomsa Tun HassanahKhomsa Tun Hassanah 7.
7. Maria Putri TrinantiMaria Putri Trinanti
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
2017 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, segala puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat selesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul Perencanaan Keperawatan ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Palembang , Mei 2017 PENYUSUN
DAFTAR ISI` KATAPENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 4 B. RumusanMasalah ... 4 C. Tujuan ... 4 A. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Perencanaan Keperawatan ... 5
B. Tujuan Perencanaan... 6
C. Manfaat Perencanaan Keperwatan... 6
D. Langkah-Langkah Perencanaan Keperawatan... ... 6
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 16
B. Saran ... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti. Dalam perencanaan keperawatan, perawat memilih metode khusus dan sekumpulan tindakan alternatif untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal.
Pembuatan makalah mengenai konsep perencanaan dalam keperawatan ini dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan pada mata kuliah dokumentasi Keperawatan.
Rencana keperawatan merupakan bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien .
1.2
Rumusan MasalahMakalah ini membahas mengenai definisi perencanaan keperawatan. Serta membahas mengenai tahap perencanaan keperawatan.
1. Apa Definisi perencanaan dalam keperawatan? 2. Tujuan perencanaan dalam keperawatan?
3. Tahap perencanaan dalam keperawatan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
2. Untuk menambah pengetahuan tentang perencanaan dalam keperawatan 3. Untuk mengetahui tujuan dari perencanaan keperawatan
4. Untuk mengetahui manfaat perencanaan keperawatan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Perencanaan Keperawatan
Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Menurut Kozier et al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
Rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. Tahap dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rncana dokumentasi (Iyyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996).
Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik. Misalnya, semua klien pasca operasi memerlukan suatu pengamatan tentang pengelolaan cairan dan nyeri. Sehingga semua tindakan keperawatan harus distandarisasi. Standar tindakan tersebut dapat dibaca SAK ( Standar Asuhan Keperawatan) atau SOP (Standar Operasional) dari Depkes R.I (1995).
B.
TUJUAN PERENCANAANTujuan rencana tindakan keperawatan dapat dibagi menjadi dua: (1) Sebagai administratif dan (2) Klinik (Carpenito,2000)
1) Tujuan Administratif
Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok
Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan Untuk menyediakan kriteeria klasifikasiklien
2) Tujuan Klinik
Menyediakan suatu pedoman daalam penulisan
Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, apa yang diobservasi,
dan apa yang dilaksanakan
Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan
C. Manfaat Rencana Keperawatan Sebagai penghubung kebutuhan klien
a. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan
b. Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkan pengertian yang lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan
c. Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan
D. Langkah-Langkah Rencana Keperawatan
1. Menetapkan pri ori tas
Penetapan prioritas sangat di butuhkan karena hal ini dapat mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan, kebutuhan, dan keselamatan klien. Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon klien yang aktual potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun suatu “sistem” untuk menentukan diagnosa yang akan di ambil tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hirarki “kebutuhan manusia” (Iyer et Al.,1996)
Secara realistk, perawatan tidak dapat mengharapkan dapat menyelesaikan semua diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif yang terjadi kepada sebagian klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Dengan mengidentifikasi prioritas kelompok diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif, perawat dapat memprioritaskan peralatan yang diperlukan.
Prioritas di klasifikasikan menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah a. Prioritas tinggi
Prioritas yang berdasarkan diagnosa keperawatan dapat mengakibstksn ancaman bagi klien atau orang lain bila tidak segera di tangani.
b. Prioritas menengah
Prioritas ini mencakup kebutuhan klien non emergency tidak mengancam kehidupan. c. Prioritas rendah
Mencakup kebutuhan yang tidak secara langsung berhubungan dengan suatu penyakit spesifik
2.
Menuliskan kriteria hasil (outcomes)
Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat. Menurut Alfaro (1994), tujuan klien merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat. Karena kriteria hasil utnuk diagnosa keperawatn mewakili status kesehatan klien yang dapat dicapai aatau dipertahankan mellui rencana tindakan keperawatan yang mandiri, sehingga dapat membedakan antara diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif. Hasil dari diagnosa keperawatan jika tindakan medis juga diperlukan.
Diagnosa keperawatn mengidentifikasi respon aktual dan resiko yang dipertimbangkan sebagai suatu masalah bag klien. Hal ini menandakan alternatif respon diperlukan. Misalnya, diagnosa keperawatan (1) perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yaang berhubungan dengan adanya kesukaran klien untuk mengunyah maakanan, menandakaan bahwa status nutrisi klien kurang dari optimal. Diagnosa tersebut menandakan bahawa peningkatan nutrisi diperlukan. Contoh lainnya, (2)
diagnosa keperawatan resiko gangguan
integritas kulit berhubungan dengan iritasi drainase perut,
menandakan bahwa klien dalam keadaan resiko untuk terjadi kerusakan kulit dan memerlukan intervensi atau bantuan untuk mencegah terjadinya kerusakan.Contoh:
Kriteria hasil diagnosa keperawatan no. 1
“mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makan cair tiap 24 jam Kriteria hasil diagnosa keperawatan no.2
Melakukan ostomy pada kantong plastik dan kulit yang membantu saluran tiap 72 jam. a. Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes)
(1) Berfokus pada klien
Outcomes (kriteria hasil) harus ditujukan kepada klien. Outcomes harus menunjukan “apa yang akan dilakukan klien, kapan, dan sejauh mana tindakan akan bisa dilaksanakan.
(2) Singkat dan jelas
Dengan menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas padaa kriteria hasil, maka akan memudahkan perawat untuk mengidentifikasi tujuan dan rencana tindakan. Oleeh karena itu dalam menuliskan kriteria hasil perlu membatasi kata-kata “klien akan....” pada walaa kalimat.
(3) Dapat diobservasi dan diukur
Outcomes yang dapat diobservasi dan diukur meliputi pertanyaan “apa” dan “sejauh mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja yang menjelaskan perilaku klien atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika tujuan telah tercapai. Tindakan harus mencerminkan bahwa perawat dapat melihat dan mendengarkan. Contoh kata kerja yang tidak menggambarkan sesuatu yang bisa dilihat dan didengar; “kecemasan klien akan berkur ang” (Carpenito, 1989,p.70). Menurut Carpenito(2000) kata kerja yang tidak bisa diukur melalui penglihatann dan suara meliputi; menerima, mengetahui, menghargai dann memahami. Sedangkan contoh kata kerja yang bisa diukur meliputi: menyatakan pada...., tidak adanya...., mengkususkan dan memberikan tindakan”.
(4) Ada batas waktu
Batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam penuisan kriteria hasil. Contoh kata-kata tersebut; “selama di rumah sakit, setelah pulang dari rumah sakit, setelah selesai
pengajaran,
dan dalam waktu 48jam”. Komponen waktu dibagi lagi menjadi 2; Jangka panjang: suatu tujuan yyang dihaarapkan dapat dicapai dalam jaangk waktu
lama, biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan; kriteria hasil tersebut ditunjukan pada unsur “problem (masalah) dalam diagnosa keperawatan
Jangka pendek: suatu tujuan yang dihrapkan bisa dicapai dalam waktu yang singkat,
biasanya kurang dari 1 minggu; kriteria hasil tersebut ditunjukan pada unsur E/S (etiologi/tanda dn gejala) dalam diaagnosa keperawatan aktual/resiko
(5) Realistik
Kriteria hasil harus bisa dicapai sesuai dengan saran dan prasaran yang tersedia, meliputi: biaya, peralatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, effek-emosi dan kondisi fidik. Kelebihan dan kekurangan staf perawat harus menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan
outcomes.
Contoh Outcomes yang tidak realistik:
“Mandi setiap hari pada jam 09.00 BBWI pagi”, kenyataan, ada 6 klien yang memerlukan mandi pada jam yang sama”
“Menggunakan kursi roda selama 4jam sehari,..kenyataa, hanya ada 2 kursi roda d alam ruangan dengan jumlah 30 klien.
(6) Ditentukan oleh perawat dan klien
Selama pengkajian, perawat mulaai melibatkan klien dalam intervensi. Misalnya pada waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa dikerjakan atau dilihat klien sebagai masalah utama, sehingga muncul diagnosa keperawatan. Kemudian perawat dan klien mendiskusikan kriteria hasil dan rencana tindakan untuk memvalidasi.
3.
Rencana Tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa keperawatan. Oleh karena itu rencana mendefinisikan d\suatu aktifitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan.
Menurut Bulechek & McCloskey (1989) intevensi keperawatan adalah “ suatu tindakan langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh perawat. Tindakan tersebut meliputi tindakan indepeden keperawata berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan medis berdasarkan diagnosa medis dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada klien yang tidak dapat melakukannya. Definisi tersebut berhubungan dengan semua intervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatan dan atau masalah kolaboratif.
1) Diagnosa keperawatan aktual, intervensi ditunjukan untuk:
Mengurangi atau membatasi faktor-faktor penyebab dari masalah Meningkatkan status ksehatan klien
Memonitor status kesehatan
2) Diagnosa keperawatan resiko tinggi, intervensi ditunjukan untuk:
Mengurangi atau membatasi faktor resiko Mencegah masalah yang akan timbul Memonitor waktu terjadinya
3) Diagnosa keperawatan kemungkinan, intervensi ditunjukan kepada:
4) Diagnosa keperawatan kolaboratif, intervensi ditunjukan pada:
Memonitor perubahan status kesehatan
Mengelola perubahan status kesehatan terhadap intervensi keperawatan dan medis Mengevaluasi respon
1. Pengkajian aktifitas untuk menyusun
diagnosa keperawatan (dan masalah kolaboratif) 2. (Memonitor) aktifitas untuk
Masalah Kolabora tif
(mengevaluasi status fisiologis tertentu) Diagnosa
keperawatan 3. Rencana tindakan keperawatan
4. Tindakan Mesia, berhubungan dengan respon dari tindakan medis
5. Aktifitas fungsi kesehatan sehari-hari yang mungkin tidak berpengaruh terhadap diagnosa keperawatan atau medis tetapi telah dilakukan oleh perawat kepada klien yang tidak dapat melaksanakan kebutuhannya
6. Aktifitas untuk mengevaluasi dampak dari tindakan keperawatan dan medis
a. Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis
Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang disusun oleh perawat untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan perawat lainnya. Sedangkan rencana tindakan pelimpahan (delegasi) adalah rencana yang disusun oleh dokter untuk dilaksanakan oleh staf perawat. Program atau perintah dokter adalah bukan perintah untuk perawat. Kedua intervensi tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan yang independen, karena secara hukum perawat harus apakah memang sudah untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan standar praktik.
Perbedaan intervensi
(keperawatan & pelimpahan)
Standar Asuhan
Intervensi keperawatan (independen)
1. monitor tanda dan gejala tentang peningkatan tentang intrakranial
Perubahan nadi >100x/menit
Pernafasan tidak teratur: pernafasan
yang lambat sampai nafas berhenti
Peningkatan tekanan darah Peningkatan suhu tubuh
Tingkat kesadaran (perubahan dari
sadar-somnolen)
Perubahan pupil(ukuran, simestris
kanan dan kiri, reaksi terhadap cahaya, pergerakan)
Pergerakan mata
Sakit kepala: terus-menerus,
bertambah sakit waktu bergerak, intensitas meningkat
Gelisah
parestesiaatauparalise
2. Hindarkan
menekuk leher latihan isometrik stimulasi digital(anus) hentakan bagian tubuh
3. pertahankan posisi klien dengan kepala ditinggikan
4. hindari perubahan posisi yang mendadak
5. ciptakan situasi yang tenang dan nyaman
6. hindarhan interupsi kepada klien
7. intak dan output: gunakan infuspump untuk mendeteksi akurasi masuknya cairan
8. konsultasikan tentang feses yang lembek
Del (tugas limpah) 9. pertahankan pembatasan cairan sesuai perintah dokter (dibatasi kurang dari 100ml/hari untuk beberapa hal)
10. berikan cairan sesuai dengan perintah dokter
11.berikan obat-obatan diuretik osmosis: misalnya manitol, corticosterid:dexamethason
Rencana tindakan medis biasannya difokuskan pada kegiatan yang berhubungan dengan diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien. Tindakan tersebut didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Tindakan medis sering meliputi pengobatan, uji diagnostok, diet, dan pemberian obat.
Rencana tindakan keperawatan ditunjukan pada kegiatan yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Rencana tindakan tersebut bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu; (1) Dependen; (2) interdependen; dan (3) independen.
b. Karakteristik Rencana Tindakan Keperawatan (1) Konsisten dengan rencana tindakan
(2) Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah (rasional) (3) Berdasarkan situasi individu klien
(5) Menggunakan saran yang sesuai (ANA,1973
c. Pengembangan/Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan
Perawat menggunakan metode ilmiah dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan, meliputi : (1) mendifinisikan masalah (diagnosa) ; (2) mengidentifikasi kemungkinan alternatif; dan (3) menyelesaikan alternatif yang mungkin. Jika diagnosa keperawatan dan kriteria hasil suah tersusun, maka perlu mengambil keputusan tentang bagaimana mengambil keputusan tentang bagaimana mempromosikan, mempertahankan atau
meningkatkan atau meningkatkan kesehatan klien (1) hipotesa
Pengertian hipotesa pada tahap ini adalah untuk memprediksi alternatif tertentu yang sesuai untuk mencapai kriteria hasil. Tujuan rencana tindakan keperawatan bisa dilakukan (1) apakah telah berlalu pada waktu lalu untuk memecahkan masalah; (2) apakah sekitarnya efektif berdasarkan pengetahuan klien, keterampilan dan saran. Teknik tersebut memungkinkan perawat mengaplikasikan prinsip-prinsp ilmiah, mengembangkan pendekatan yang kreatif dalam problem solving, dan memudahkan self-care
(2) Braintorming
Braintorming adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk mengumpulkan suatu ide lebih daBraintorming adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk mengumpulkan suatu ide lebih dari satu orang. Hal ini bisa dilaksanakan dalam tahap penyusunan perencanaan, pertemuan antar sejawat, atau pertemuan dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuaan braintorming adalah untuk merangsang kondisi yang kreatif untuk menemukan alternatif
yang tepat.
d. Komponen Rencana Tindakan Keperawatan
Untuk menghindari keracunan dalam rencana tindakan, dan pengulangan kegiatan perawat harus menerapkan komponen berikut ini:
(1) waktu
(2) Mengunakan Kata Kerja
Semua rencana tindakan harus secara jelas menjabarkan setiap kegiatan. Kata kerja yang mudah digunakan, misalnya ‘ajarkan cara perawatan colostomy”, sehingga perawat dapat: mendemonstrasikan tahap pemakaian kantong feces; mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan; memberikan suatu saran dan mendiskusikan dengan klien; dan menanyakan klien untuk mengungkapkan kembali prosedur tindakan.
(3) Fokus pada pertanyaan (1H dan 5W)
Spesifik “whi,what,where,when,which,and how...” sangat penting untuk membuat
rencana tindakan menjadi bermakna. Contoh “lakukan irigasi luka...” , oleh karena itu pelaksanaan perlu mengetahui;
luka yang mana ... mungkin klien mempunyai lebih dari satu luka siapa yang akan melakukan irigasi.... perawat,klien atau keluarga?
Kapan dilakukan... sebeum penggobatan? Sekali dalam sehari? Setiap saat diganti Bagaimana...dengan mengunakan obat cair ? mengunakan jarum?dengan norma
saline, betadin, atau antibiotik solusion/ (4) Modifikasi pengobatan
Tujuannya adalah untuk membatasi penulisan tindakan yang berulang-ulang (5) Tanda tanggan
Komponen akhir pada rencana tindakan adalah tanda tanggan. Komponen ini merupakan aspek hukum yang bisa dipertanggungjawabkan. Tanda tangan merupakan teman sejawat; (1) memberikan umpan balik terhadap efektifitas tindakan;(2) untuk suatu kejelasan;(3) untuk mengkaji rasional dari rencana tindakan (Carnevsl,1983)
4. Dokumentasi
Rencana tindakan keperawtan adalah suatu proses informasi,penerimaan,pengiriman, dan evaluasi pusat rencana yang dilakukan oleh seorang perawat profesional (Ryan, 1973). Format renpra membantu perawat untuk informasi yang didapay selama tahap pengkajian dan diagnosa keperawatan.
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang bervariasi guna mempromosikan perawatan, yang meliputi;(1) perawat individu;(2) perawat yang kontinyu;(3) komunikasi;dan (4) evaluasi (Bower,1982)
a. Karakteristik
(1) Ditulis oleh perawat
Rencana tindakan keperawatan disusun dan ditulis oleh perawat profesional yang mempunyai dasar pendidikan yang memadai. Klien dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam pelayanan keperawatan harus dilibatkan dalam penyusunan rencana tindakan. Khusus kepada klien akan memberikan kontribusi dengan mendifinisikan dan memvalidasi
outcomes dan rencana tindakan.
(2) Dilaksanakan setelah kontak pertamakliendegan klien
Rencana tindakan keperawatan adalah sesuatu yang paling efektif jika dilaksanakan setelah pertama kali perawat kontak dengan klien. Segera setelah melakukan pengkajian, perawat harus memulai untuk mendokumentasikan diagnosa aktual aau resiko, kriteria hasil
dan rencana tindakan.
(3) Diletakkan di tempat yang strategis (mudah didapatkan)
Rencana tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang terlibat. Hal ini bisa diletakkan pada catatan medis klien, di tempat tidur atau di kantor perawat.
(4) Informasi yang baru
Semua komponen rencana tindakan keperawatan harus selalu dipengaruhi. Diagnosa Keperawatan, outcomes dan rencana tindakan yang tidakvalid lagi harus direvisi. Dengan pembaharuan rencana tindakan, maka waktu perawat bisa dipergunakan secara efektif.
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Rencana keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
B. Saran
Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan merupakan petunjuk untuk intervensi keperawatan pada individu. Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan menentukan efektivitas dari intervensi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
www.ners.unair.ac.id/materikuliah/5-BSC-NURS-08-CD.pdf
http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-perencanaan-keperawatan/
http://sukardjoskmmkes.blogspot.com/2010/12/perencanaan-dalam-keperawatan.html
alfaro,R.(1998). Applying Nursing Diagnosis and Nursing Process: A step-by-step guide. 4th ed. JB Lippincott.philadelphia
ANA (1973). Standards of Nursing Practice, ANA,St.Louis
Banner,F.(1982). The Process of Planning Care,3rd ed, CV Mosby,St.Louis
Bulecheck, G.& McCloskey,J.(1989) Nursing Interventions: Treatments for Nursing Diagnosis. 2nd. Ed. WB Saunders.Philadelphia.
Carnevali,D.(1993). The Process of Planning Nursing Care: Diagnosis and Management,3rd ed,JB Lippincott Co., Philadelphia
Carpenito,L.J.(2000). Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice,7th ed, JB Lippincott Co., Philadelphia.
Griffith-kenney,J.W. & Christensen,P.J.(1986).Nursing Process: Application of theories, framework,and models, CV Mosby Co., St Louis
Gordon, M(1994). Nursing Diagnosis: Process and Application. 3rd ed. McGraw-Hill. New york.
Kalish,R.(1983). The Psychology of Human Behaviour, 5th ed, Brooks Cole Publishing Co., monterey, California
Maslow, A.(1943). A Theory of Human Motivation, Psycol Rev (50:370)
Taylor,C., Lillies, C.& LeMore,P. (1996). Fundamental of Nursing: the Arts and Science of Nursing Care, JB Lippincott Co., Philadelphia