Penulis:
Nini Subini, DKK.Penerbit:
Mentari PustakaTebal:
208 halamanCetakan:
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
1Pendahuluan
1.Pendahuluan
2.
Karakteristik peserta didik
3
Ragam kesulitan belajar peserta didik
3.Ragam kesulitan belajar peserta didik
4.Belajar dan proses belajar
5
Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran
5.Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran
6.Tujuan pembelajaran
7
P
t
PSIKOLOGI
PSIKOLOGI
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
NINI SUBINI DKK
NINI SUBINI, DKK.
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Definisi Psikologi
Psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
yang menyelidiki dan membahas tentang tingkah laku manusia
baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya
dengan lingkungan.
M
i
b i
l
il
ik l i
k
Mengingat
begitu
luasnya
ilmu
psikologi,
maka
pembelajaran psikologi dibagi dalam beberapa kelompok,
antara lain: psikologi perkembangan psikologi sosial psikologi
antara lain: psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi
industri, psikologi klinis.
B. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri pembelajaran antara lain:
1. Pembelajaran terjadi apabila ada perubahan tingkah laku yang kekal. 2. Pembelajaran terjadi secara sadar.
3 P b l j b l k j hid
3. Proses pembelajaran berlaku sepanjang hidup.
4. Pembelajaran merupakan suatu proses yang sejalan dengan perkembangan kognitif.
Jenis-jenis pembelajaran terdiri dari 3 macam, yaitu: 1. Pembelajaran formal.
2. Pembelajaran informal. 3. Pembelajaran nonformal.
C.
Definisi Psikologi Pembelajaran
Psikologi pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang
bagaimana seseorang belajar mengikuti keadaan jiwa menurut
perkembangannya. Dengan kata lain psikologi pembelajaran
perkembangannya. Dengan kata lain psikologi pembelajaran
merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas tentang
pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku manusia
t k k
ti
didik t
bi
k
b
untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan
kepribadian manusia.
D.
Ruang Lingkup Psikologi Pembelajaran
Secara umum ruang lingkup psikologi pembelajaran antara
g
g p p
g p
j
lain:
1. Dinamika interaksi antara guru dengan murid.
3. Ragam kesulitan belajar peserta didik.
4. Berbagai teori tentang belajar dan aplikasinya. 5. Pentingnya motivasi dalam pengelolaan kelas. 6. Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. 7. Pengukuran dan penilaian hasil belajar.
E.
Tujuan dan Peranan Psikologi Pembelajaran
T j ik l i b l j
1. Tujuan psikologi pembelajaran
y Agar guru dapat mendidik para siswanya melalui proses belajar yang berdaya guna dan berhasil guna
belajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
y Mengembangkan ranah afeksi pendidik agar terukur.
y Menemukan berbagai fakta, generalisasi dan tori psikologiMenemukan berbagai fakta, generalisasi dan tori psikologi yang berkaitan dengan pembelajaran untuk digunakan dalam upaya melaksanakan proses pendidikan yang efektif.
2. Peranan psikologi pembelajaran
D h k l d d k l l
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat: y MemahamiMemahami pesertapeserta didikdidik sebagaisebagai pelajar,pelajar, meliputimeliputi
perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, dan kepribadian.
M k t j b l j t t
y Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. y Memberikan bimbingan dan konseling.
y Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
y Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif, edukatif, dan efektif.
y Menilai hasil pembelajaran yang adil.
y Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru
BAB 2
BAB 2
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
A.Perbedaan Peserta Didik
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan
(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh
lingkungan. Banyak faktor yang memengaruhi karakteristik dan
k Di t d l h
kemampuan seseorang. Di antaranya adalah: y Faktor status sosial keluarga
y Faktor budayay
y Faktor praktik mendidik anak y Faktor urutan kelahiran
L b l k k l
y Latar belakang keluarga
Seorang pendidik harus mengerti karakteristik kepribadian anak didiknya. Pendidik harus bisa mengenali manak didiknya satu per satu.
B.
Macam-Macam Karakteristik Peserta Didik
Menurut para ilmuwan terdapat banyak tipe kepribadian para
peserta didik, yaitu sebagai berikut:
1.
Berdasarkan latar belakang keluarga
2.Berdasarkan jenis kelamin
3.
Berdasarkan tingkat kecerdasan
4.Berdasarkan gaya belajar
C.
Implikasi perbedaan dalam pembelajaran
S b i i lik i d i b d i di id l d l didik d l h l i i Sebagai implikasi dari perbedaan individual dalam pendidikan, dalam hal ini pada proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Program pendidikan
D i j d i j b l j j
Demi terwujudnya pencapaian tujuan proses belajar mengajar secara menyeluruh pada peserta didik, maka pihak sekolah hendaknya mengusahakan agar program pendidikan yang diberlakukan disesuaikan dengan perbedaan individual peserta didik.
disesuaikan dengan perbedaan individual peserta didik.
2. Sarana dan fasilitas
Berlangsungnya proses belajar mengajar dapat tercapai sepenuhnya apabila sarana dan fasilitas sekolah tersedia Kelengkapan sarana apabila sarana dan fasilitas sekolah tersedia. Kelengkapan sarana sangat menunjang tercapainya tujuan proses belajar mengajar.
3. Pendidik (guru)
Guru harus memerhatikan perbedaan yang ada pada individual Guru harus memerhatikan perbedaan yang ada pada individual peserta didik dalam melaksanakan pendidikan. Guru harus tahu betul bagaimana karakter masing-masing anak.
D. Program-program Pembelajaran Individu 1. Sistem modul
Beberapa kelebihan menggunakan modul antara lain: y Memudahkan anak didik dalam mempelajari materi. y Memudahkan guru dalam mengajar.
S d k l l l l b k
y Siswa tidak perlu menulis terlalu banyak.
y Menggunakan modul dapat menumbuhkan kebiasaan belajar, tanggung jawab bekerja dan perilaku pribadi
tanggung jawab bekerja, dan perilaku pribadi. Beberapa kelemahan menggunakan modul:
y Tingkat pemahaman anak kurang dibanding dengan saat anakTingkat pemahaman anak kurang dibanding dengan saat anak belajar dari gurunya langsung.
y Persiapan materi memerlukan biaya yang lebih mahal dibanding dengan metode ceramah.
2. Computer Assisted Instruction
B b k b l k b
Beberapa keuntungan pembelajaran menggunakan bantuan komputer:
y Sistem pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, dan interaktif.Sistem pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, dan interaktif. y Dapat dinikmati oleh semua anak didik.
y Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak.
y Mampu menampilkan objek yang tidak mampu dan dibawa ke dalam kelas.
Kelemahan pembelajaran menggunakan bantuan komputer: Kelemahan pembelajaran menggunakan bantuan komputer:
y Tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.
y Tidak semua guru mau belajar.
y Kemampuan sumberdaya manusia yang masih terbatas. y Biaya yang relatif mahal.
3. Pembelajaran Terprogram
Keuntungan pembelajaran terprogram: Keuntungan pembelajaran terprogram:
y Belajar menjadi lebih berkualitas karena kemajuan secara individu dikontrol dengan baik.
y Program dapat berjalan sendiri.
y Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan.p
y Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual. Kelemahan pembelajaran terprogram:
P tid k d t hk l h didik k
y Program tidak dapat memecahkan masalah pendidikan karena ruangan kelas yang terlalu padat.
y Beberapa orang siswa akan menjadi bosan setelah bekerja
d i l j k k l if
dengan materi terprogram selama jangka waktu yang relatif lama.
y Pembelajaran efektif tidak dapat diberikan kecuali jika materi dipersiapkan dan diuji dengan baik.
4. Sistem Tugas
K l b h b l d
Kelebihan pembelajaran dengan sistem tugas: y Melatih anak didik belajar mandiri.
y Merangsang anak agar dapat berusaha lebih baik y Merangsang anak agar dapat berusaha lebih baik. y Mengembangkan daya pikir anak.
y Guru dapat memberikan materi yang lebih luas.p y g
y Dapat memupuk rasa inisiatif dan tanggung jawab pada diri sendiri.
K l h b l d
Kelemahan pembelajaran dengan sistem tugas:
y Tidak semua anak didik rajin mengerjakan tugasnya sendiri. y Tugas dianggap sebagai beban bukan kebutuhan
y Tugas dianggap sebagai beban, bukan kebutuhan.
y Siswa akan merasa jemu jika tugas terlalu sering diberikan. y Anak yang malas akan semakin malas.y g
5.
Sistem Keller (ARCS)
Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk
pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek
i
i
li k
b l j
d l
d
d
motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan
mempertahankan motivasi siswa untuk belajar.
Sistem Keller memberikan kesempatan kepada anak didik
Sistem Keller memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk maju menurut kecepatan mereka masing-masing,
namun dalam hal ini tetap harus menguasai satu satuan
namun dalam hal ini tetap harus menguasai satu satuan
pelajaran sebelum diizinkan melanjutkan untuk mempelajari
pelajaran selanjutnya.
BAB III
BAB III
RAGAM KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
RAGAM KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
JJ
A. Pengertian Kesulitan Belajar Peserta DidikKesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak,
b b b l d b h k f k l
berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya fasilitas belajar dll
budaya, fasilitas belajar, dll.
B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesulitan Belajar
Faktor utama yang memengaruhi kesulitan belajar pada anak adalah berasal dari dalam diri anak sendiri (internal). Anak mengalami gangguan secara internal seperti gangguan pemusatan perhatian dan hi kti it (GPPH) G t h ti i i di b bk hiperaktivitas (GPPH). Gangguan pemusatan perhatian ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
• Adanya kelainan anatomis.
F k k d k d
• Faktor genetik seperti saudara kandung.
• Adanya kelainan fungsi inhibisi perilaku dan kontrol diri.
• Penyakit keturunan seperti Turner syndrome sickle cell anemia • Penyakit keturunan seperti Turner syndrome, sickle-cell anemia,
fragileX, dan Marfan syndrome.
• Gangguan integrasi sensorik dan persepsi. • Gaya hidup yang tidak sehat.
• Pola kehidupan yang kurang disiplin.
F k f k b bk k l b l
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang kesulitan belajar antara lain:
1 Faktor internal 1. Faktor internal
Faktor internal berasal dari dalam diri anak sendiri. Faktor internal sangat tergantung pada perkembangan fungsi otaknya. Faktor internal dibagi menjadi faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan diy g p g g g sekitar anak. Yang meliputi 3 hal antara lain faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
C. Mengenal Ragam Kesulitan Belajar dan Solusinya
Secara umum kesulitan belajar dibagi dalam tiga kelompo: kesulitan belajar dalam membaca (j (dyleksia learningy g), dalam menulis) (dysgraphia learning) dan kesulitan dalam menghitung (diyscalculia learning).
1. Kesulitan membaca ((Dysleksia Learningy g))
Gejala dari kesulitan Dysleksia Learning adalah kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia, dan dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia, dan pendidikannya. Disleksia merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang terjadi sepanjang rentang hidup.
Beberapa faktor penyebab disleksia antara lain:
y Keturunan atau faktor genetik yang didahului disfasia. y Pengaruh hormonal prenatal seperti testosteron.
y Gangguan migrasi neuron.
y Kerusakan akibat hipoksi-iskemik saat perinatal di daerah parieto temporo oksipital
parieto-temporo-oksipital.
Adapun ciri-ciri anak yang mengalami disleksia adalah: y Inakurasi dalam membaca
y Inakurasi dalam membaca.
y Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan proposional.
p p
y Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata.
y Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa. y Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.
Disleksia (kesulitan membaca) diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Disleksia Diseidetis atau Visual
Disleksia jenis ini disebabkan olah adanya gangguan fungsi otak
di b i b l k d t i b lk i
di bagian belakang yang dapat menimbulkan gangguan persepsi visual dan memori visual.
b) Disleksia Verbal atau Linguistik b) Disleksia Verbal atau Linguistik
Ditandai dengan kesukaran dalam diskriminasi atau persepsi auditoris sehingga anak sulit dalam mengeja dan menemukan kata atau kalimat.
c) Disleksia Auditories
Tejadi akibat gangguan dalam koneksi visual-auditif, sehingga membaca terganggu atau lambat.
2. Kesulitan menulis (Dysgraphia Learning)
C l l d b k l
Ciri utama yang paling menonjol dari seseorang yang berkesulitan dysgraphia learning adalah ketidakmampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks. Keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Tanda-tanda seseorang mengalami kesulitan dysgraphia learning adalah:
y Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis y Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis. y Sulit memegang alat tulis dengan mantap.
y Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.g g y g g y Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. y Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.
y Saat menulis, penggunaan huruf besar dan kecil masih tercampur.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua
d l
b t
k
i k
lit
b l j
d l
dalam membantu anak yang mempunyai kesulitan belajar dalam
menulis meliputi:
y
Mengidentifikasi masalah disgrafia
yMengidentifikasi masalah disgrafia.
y
Menentukan
Zone of Proximal Development
(ZPD) pada
masing-masing masalah tersebut
masing masalah tersebut.
y
Merancang program pelatihan dengan teknik
scaffolding.
Yang dilakukan orang tua dan guru untuk bisa membantu anak
Yang dilakukan orang tua dan guru untuk bisa membantu anak
dengan gangguan disleksia adalah:
y
Memahami keadaan anak.
Memahami keadaan anak.
yMenulis memakai media lain.
y
Membangun rasa percaya diri pada anak
yMembangun rasa percaya diri pada anak.
3.
Kesulitan menghitung (Dyscalculia Learning)
Dyscalculia learning
adalah kesulitan dalam menggunakan
bahasa
simbol
untuk
berpikir,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan jumlah
mengkomunikasikan ide ide yang berkaitan dengan jumlah
atau kuantitas. Kemmpuan berhitung itu sendiri bertingkat
mulai dari kemampuan tingkat dasar hingga tingkat lanjut.
Tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang mengalami
kesulitan dalam menghitung:
y
Kesulitan dalam mempelajari nama nama angka
yKesulitan dalam mempelajari nama-nama angka.
yKesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan.
ySelalu membuat kesalahan hitungan yang sama
ySelalu membuat kesalahan hitungan yang sama.
yKesulitan dalam cara mengoperasikan matematik.
yInakurasi dalam komputasi.
Inakurasi dalam komputasi.
BAB IV
BAB IV
BELAJAR DAN PROSES BELAJAR
BELAJAR DAN PROSES BELAJAR
BELAJAR DAN PROSES BELAJAR
BELAJAR DAN PROSES BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorangj p p g p g melalui suatu proses tertentu. Namun tidak semua perubahan tingkah laku itu disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga dikarenakan oleh proses alamiah atau keadaan sementara pada diri seseorang.
B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Belajar 1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang melakukan belajar. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
ik l i li i i l i b k i k if
psikologis meliputi intelegensi, bakat minat, kematangan, motif, kelelahan, dan perhatian.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar anak.Yang meliputi 3 hal antara lain:
F kt k l
y Faktor keluarga y Faktor sekolah y Faktor masyarakat y Faktor masyarakat
C Macam-macam Metode Pembelajaran C. Macam-macam Metode Pembelajaran
Beberapa macam metode pembelajaran antara lain:
1 Ceramah 1. Ceramah 2. Eksperimen 3. Demonstrasi 3. Demonstrasi 4. Sitasi (tugas) 5. Tanya jawaby j
6. Outbond 7 Role playing 7. Role playing 8. Latihan 9. Sosiodrama 10 Di k i 10. Diskusi
11. Pemecahan masalah (Problem solving)
C. Peran Guru dalam Proses Belajar
1. Pengajar 2. Pendidik 3. Pembimbing 4. Korektor 5. Fasilitator 5. Fasilitator 6. Mediator 7. Supervisor 8 Evaluator 8. Evaluator
BAB IV
BAB IV
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA
DALAM PEMBELAJARAN
DALAM PEMBELAJARAN
A. Teori Belajar Behavioristik (Tingkah Laku)
Teori belajar behaviorisme berpendapat bahwa perilaku
b k l l i h b ( i l ) d
terbentuk melalui hubungan antara rangsangan (stimulus) dengan respons. Perubahan perilaku lebih banyak karena adanya pengaruh lingkungan.g g
Teori belajar behavioristik lebih mengutamakan sesuatu hal yang dapat diamati dan diukur. Karena dari pengukuranlah dapat dilihat apakah terjadi perubahan tingkah laku atau tidak dalam belajar. Yang dapat dinikmati dan diukur adalah stimulus yang dilakukan guru dan respons yang diberikan oleh anak didik.
Faktor lain yang dianggap penting dalam teori
behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons
akan
semakin
kuat
Begitu
pula
bila
respons
akan
semakin
kuat.
Begitu
pula
bila
respons
dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respons
juga semakin kuat.
j g
Beberapa tokoh teori behavioristik antara lain: E. L.
Thorndike, Ivan Pavlov, Skinner, Robert Gagne serta Albert
Bandura.
B.
Teori Humanistik
Dalam teori humanistik, yang menjadi tujuan belajar
adalah memanusiakan manusia. Peserta didik dalam proses
b l j
h
b
h
i k
li
i di i d
belajarnya harus berusaha mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Proses belajar baru dianggap berhasil jika
anak didik mampu memahami dirinya sendiri dan
anak didik mampu memahami dirinya sendiri dan
lingkungannya.
Berbeda dengan teori behavioristik, teori humanistik
Berbeda dengan teori behavioristik, teori humanistik
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelaku belajarnya bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Ada beberapa tokoh penting dalam aliran humanistik. Antara
lain:Arthur Combs, Carl Rogers dan Maslow.
C.
Teori Kognitif
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses
pemfungsian unsur-unsur kognisi, yaitu tindakan mengenal
iki k
i
i di
i k h l k i
j di
atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi.
Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses
internal berpikir yakni proses pengolahan informasi
1. Proses Informasi
Stimulus
Penampungan memori lupa
Penampungan memori
jangka pendek lupa
Penampungan memori
kerja (jangka pendek) lupa
Diulang Disandikan
M i j k
Memori jangka
2. Kemampuan Daya Ingat
Ada banyak cara meningkatkan kemampuan otak cara untuk Ada banyak cara meningkatkan kemampuan otak, cara untuk mensinkronkan sel-sel saraf dalam otak. Seperti menggunakan terapi fisik, dan psikologis. Di antaranya adalah sebagai berikut:
M j dik l h b i k b t h d ti it
y Menjadikan olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas. y Membiasakan diri dengan istirahat yang cukup (tidur). y Mengendalikan stres yang menyelimuti pikiran.g y g y p
y Melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat seperti mengisi TTS.
y Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah y Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah
kemampuan otak.
y Berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.
M b hk i i d di i di i
3. Teori Gestalt “Problem Solving”
Peletak dasar teori Gestalt adalah Max Wertheimer. Pada prinsipnya teori Gestalt adalah ide tentang “pengelompokan” yaitu, karakteristik stimulus yang menyebabkan kita menafsirkan bidang karakteristik stimulus yang menyebabkan kita menafsirkan bidang visual atau masalah dengan cara tertentu. Bagaimana kita dapat melihat secara struktur secara keseluruhan dari suatu masalah (problem solving). Teori belajar Gestalt berlaku untuk semua aspek pembelajaran manusia. Seperti yang diuraikan Akhmad Sudrajat sebagai berikut:
sebagai berikut:
a. Pengalaman tilikan (insight).
b. Pembelajaran yang bermakna (j y g (meaningful learninggf g).) c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior).
d. Prinsip ruang hidup (p g p (life spacef p ).) e. Transfer dalam belajar.
4. Teori Belajar Konstruktivistik (Penyempurnaan Gestalt)
Teori belajar kontruktivisme memandang bahwa yang namanya Teori belajar kontruktivisme memandang bahwa yang namanya belajar berarti mengkonstruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak. Anak didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Teori konstruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:
1 Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik 1. Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik
yang terlibat dalam belajar aktif.
2. Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta
didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri.
3. Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik
yang menyampaikan maknanya kepada orang lain.
4. Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta
didik yang mencoba menjelaskan objek yang tidak benar-benar dipahaminya.
BAB VI
BAB VI
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Tujuan Pembelajaran
g
j
j
Tujuan pembelajaran adalah tujuan dari suatu proses interaksi
antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
p
p
g
j
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Ketika hendak
menentukan
tujuan
pembelajaran, maka
yang
perlu
di
h ik
d l h k b
h
k didik
j
d
diperhatikan adalah kebutuhan anak didik, mata ajaran, dan
pendidik. Berdasarkan kebutuhan peserta didik dapat
ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan serta
ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan serta
diapresiasikan. Berdasarkan mata pelajaran yang ada dalam
petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan
p
j
p
p
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup komponen berikut: Tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup komponen berikut:
1. Situasi dan kondisi 2. Aspek tingkah laku 3. Tingkatan kegiatan
Bermacam-macam rumusan tujuan yang dikemukakan para ahli, tetapi pada dasarnya mempunyai inti yang sama, yaitu bahwa:
y Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
y Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
ifik spresifik.
y Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat
C.
Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang tercipta akibat
dari terjadinya proses mempelajari setiap materi pelajaran
yang dilakukan dalam situasi belajar mengajar Tujuan
yang dilakukan dalam situasi belajar mengajar. Tujuan
instruksional di samping berfungsi menjelaskan arah belajar
peserta didik, dapat juga merencanakan tujuan pembelajaran
p
,
p j g
j
p
j
yang akan dicapai, berfungsi pula sebagai kriteria untuk
mengukur keberhasilan suatu kegiatan instruksional. Tujuan
instruksional dibagi menjadi dua macam yaitu:
1.
Tujuan instruksional umum
Tujuan instruksional umum hanya menggariskan hasil-hasil
yang bersifat umum pada kegiatan belajar dari setiap mata
pelajaran yang harus dicapai oleh setiap peserta didik
pelajaran yang harus dicapai oleh setiap peserta didik.
2. Tujuan instruksional khusus
Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah hasil perencanaan dan Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah hasil perencanaan dan perumusan guru/pendidik dan merupakan hasil penjabaran dari tujuan instruksional umum.
D. Kegunaan Tujuan Instruksional
Kegunaan dari tujuan instruksional antara lain:
y Memudahkan pendidik dalam menentukan tujuan dari proses belajar mengajar.
y Dapat membantu memilih media pembelajaran yang tepat.p p j y g p
y Membantu pendidik mengetahui batas-batas tugas dan wewenangnya dalam mengajarkan suatu bahan.
y Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya anak didik mencapai y Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya anak didik mencapai
tujuan yang ditentukan.
y Memberikan arah, acuan, dan pedoman bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar
E.
Klasifikasi Tujuan Instruksional
Klasifikasi Instruksional terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
1
Ranah kognitif
1.Ranah kognitif
Tujuan ranah kognitif berorientasi pada kemampuan
berpikir. Menyangkut perilaku peserta didik yang
p
y g
p
p
y g
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pemahaman
dan
keterampilan
berpikir.
Bloom
mengelompokkan ranah kognitif menjadi 6 kategori
mengelompokkan ranah kognitif menjadi 6 kategori,
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Keenam kategori ini diasumsikan bersifat
hierarkis, artinya untuk sampai di jenjang tertentu harus
melewati jenjang di bawahnya dan tujuan pada level paling
rendah telah dapat dikuasai
2.
Ranah afektif
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi yang menunjukkan penerimaan atau penolakan
h d
i
i
ik
i i
terhadap sesuatu, seperti minat, sikap, apresiasi, cara
penyesuaian diri. Ranah afektif mencakup kemampuan dari
level rendah/level paling sederhana sampai paling kompleks
level rendah/level paling sederhana sampai paling kompleks,
misalnya memerhatikan suatu fenomena sampai pada
akhirnya mampu menentukan sikap berdasarkan kata
hatinya.
3.
Ranah psikomotor
Berisi
perilaku-perilaku
yang
menekankan
aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
b
d
ik
i
F. Strategi Belajar untuk Mencapai Tujuan
Strategi pengajaran merupakan serangkaian keputusan untuk Strategi pengajaran merupakan serangkaian keputusan untuk membuat tata cara proses belajar mengajar, dengan tujuan mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar telah ditetapkan. Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dij dik l h d l ik k i t
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma serta batas minimal keberhasilan
k i i d k b h il l h b l
atau kriteria standar keberhasilan setelah berlangsungnya proses pembelajaran.
Beberapa strategi belajar yang bisa digunakan pendidik dalam
b l j
j
t k
ktifk
t didik
proses belajar mengajar untuk mengaktifkan para peserta didik.
Pertama, strategi mengaktifkan kelompok. Berikut ini beberapa
strategi pembelajaran yang dapat digunakan pendidik untuk
g p
j
y g
p
g
p
mengaktifkan siswa secara kolektif.
a.
Tim pendengar (listening team)
b.Catatan terbimbing
c.
Pembelajaran terbimbing
S
i
b
k
d
k k
(
h
f
)
d.
Strategi menggabungkan dua kekuatan (the power of two)
e.Pertanyaan kelompok (team quiz)
K d
t t i
b l j
t k
ktifk
i di id
Kedua,
strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu.
Contoh strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu antara
lain:
a.
Membaca dengan suara keras (reading aloud).
b.
Setiap orang adalah pendidik (every person is a teacher).
c.Menceritakan pengalaman dalam bentuk tulisan.
D.
Merencanakan Pembelajaran
Idealn a setia ke iatan selal berakhir den an keberhasilan
Idealnya setiap kegiatan selalu berakhir dengan keberhasilan,
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, alangkah baiknya
jika pendidik membuat/merencanakan pembelajaran agar
j
p
p
j
g
proses belajar mengajar terarah.
1.Tujuan pertemuan
2.