• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Pendidikan.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Psikologi Pendidikan.pdf"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Penulis:

Nini Subini, DKK.

Penerbit:

Mentari Pustaka

Tebal:

208 halaman

Cetakan:

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

1

Pendahuluan

1.

Pendahuluan

2.

Karakteristik peserta didik

3

Ragam kesulitan belajar peserta didik

3.

Ragam kesulitan belajar peserta didik

4.

Belajar dan proses belajar

5

Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran

5.

Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran

6.

Tujuan pembelajaran

7

P

t

(3)

PSIKOLOGI

PSIKOLOGI

PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN

NINI SUBINI DKK

NINI SUBINI, DKK.

(4)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

Definisi Psikologi

Psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan

yang menyelidiki dan membahas tentang tingkah laku manusia

baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya

dengan lingkungan.

M

i

b i

l

il

ik l i

k

Mengingat

begitu

luasnya

ilmu

psikologi,

maka

pembelajaran psikologi dibagi dalam beberapa kelompok,

antara lain: psikologi perkembangan psikologi sosial psikologi

antara lain: psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi

industri, psikologi klinis.

(5)

B. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri pembelajaran antara lain:

1. Pembelajaran terjadi apabila ada perubahan tingkah laku yang kekal. 2. Pembelajaran terjadi secara sadar.

3 P b l j b l k j hid

3. Proses pembelajaran berlaku sepanjang hidup.

4. Pembelajaran merupakan suatu proses yang sejalan dengan perkembangan kognitif.

Jenis-jenis pembelajaran terdiri dari 3 macam, yaitu: 1. Pembelajaran formal.

2. Pembelajaran informal. 3. Pembelajaran nonformal.

(6)

C.

Definisi Psikologi Pembelajaran

Psikologi pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang

bagaimana seseorang belajar mengikuti keadaan jiwa menurut

perkembangannya. Dengan kata lain psikologi pembelajaran

perkembangannya. Dengan kata lain psikologi pembelajaran

merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas tentang

pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku manusia

t k k

ti

didik t

bi

k

b

untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan

kepribadian manusia.

D.

Ruang Lingkup Psikologi Pembelajaran

Secara umum ruang lingkup psikologi pembelajaran antara

g

g p p

g p

j

lain:

1. Dinamika interaksi antara guru dengan murid.

(7)

3. Ragam kesulitan belajar peserta didik.

4. Berbagai teori tentang belajar dan aplikasinya. 5. Pentingnya motivasi dalam pengelolaan kelas. 6. Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. 7. Pengukuran dan penilaian hasil belajar.

E.

Tujuan dan Peranan Psikologi Pembelajaran

T j ik l i b l j

1. Tujuan psikologi pembelajaran

y Agar guru dapat mendidik para siswanya melalui proses belajar yang berdaya guna dan berhasil guna

belajar yang berdaya guna dan berhasil guna.

y Mengembangkan ranah afeksi pendidik agar terukur.

y Menemukan berbagai fakta, generalisasi dan tori psikologiMenemukan berbagai fakta, generalisasi dan tori psikologi yang berkaitan dengan pembelajaran untuk digunakan dalam upaya melaksanakan proses pendidikan yang efektif.

(8)

2. Peranan psikologi pembelajaran

D h k l d d k l l

Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat: y MemahamiMemahami pesertapeserta didikdidik sebagaisebagai pelajar,pelajar, meliputimeliputi

perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, dan kepribadian.

M k t j b l j t t

y Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. y Memberikan bimbingan dan konseling.

y Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.

y Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif, edukatif, dan efektif.

y Menilai hasil pembelajaran yang adil.

y Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru

(9)

BAB 2

BAB 2

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

A.

Perbedaan Peserta Didik

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan

(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh

lingkungan. Banyak faktor yang memengaruhi karakteristik dan

k Di t d l h

kemampuan seseorang. Di antaranya adalah: y Faktor status sosial keluarga

y Faktor budayay

y Faktor praktik mendidik anak y Faktor urutan kelahiran

L b l k k l

y Latar belakang keluarga

Seorang pendidik harus mengerti karakteristik kepribadian anak didiknya. Pendidik harus bisa mengenali manak didiknya satu per satu.

(10)

B.

Macam-Macam Karakteristik Peserta Didik

Menurut para ilmuwan terdapat banyak tipe kepribadian para

peserta didik, yaitu sebagai berikut:

1.

Berdasarkan latar belakang keluarga

2.

Berdasarkan jenis kelamin

3.

Berdasarkan tingkat kecerdasan

4.

Berdasarkan gaya belajar

(11)

C.

Implikasi perbedaan dalam pembelajaran

S b i i lik i d i b d i di id l d l didik d l h l i i Sebagai implikasi dari perbedaan individual dalam pendidikan, dalam hal ini pada proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Program pendidikan

D i j d i j b l j j

Demi terwujudnya pencapaian tujuan proses belajar mengajar secara menyeluruh pada peserta didik, maka pihak sekolah hendaknya mengusahakan agar program pendidikan yang diberlakukan disesuaikan dengan perbedaan individual peserta didik.

disesuaikan dengan perbedaan individual peserta didik.

2. Sarana dan fasilitas

Berlangsungnya proses belajar mengajar dapat tercapai sepenuhnya apabila sarana dan fasilitas sekolah tersedia Kelengkapan sarana apabila sarana dan fasilitas sekolah tersedia. Kelengkapan sarana sangat menunjang tercapainya tujuan proses belajar mengajar.

3. Pendidik (guru)

Guru harus memerhatikan perbedaan yang ada pada individual Guru harus memerhatikan perbedaan yang ada pada individual peserta didik dalam melaksanakan pendidikan. Guru harus tahu betul bagaimana karakter masing-masing anak.

(12)

D. Program-program Pembelajaran Individu 1. Sistem modul

Beberapa kelebihan menggunakan modul antara lain: y Memudahkan anak didik dalam mempelajari materi. y Memudahkan guru dalam mengajar.

S d k l l l l b k

y Siswa tidak perlu menulis terlalu banyak.

y Menggunakan modul dapat menumbuhkan kebiasaan belajar, tanggung jawab bekerja dan perilaku pribadi

tanggung jawab bekerja, dan perilaku pribadi. Beberapa kelemahan menggunakan modul:

y Tingkat pemahaman anak kurang dibanding dengan saat anakTingkat pemahaman anak kurang dibanding dengan saat anak belajar dari gurunya langsung.

y Persiapan materi memerlukan biaya yang lebih mahal dibanding dengan metode ceramah.

(13)

2. Computer Assisted Instruction

B b k b l k b

Beberapa keuntungan pembelajaran menggunakan bantuan komputer:

y Sistem pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, dan interaktif.Sistem pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, dan interaktif. y Dapat dinikmati oleh semua anak didik.

y Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak.

y Mampu menampilkan objek yang tidak mampu dan dibawa ke dalam kelas.

Kelemahan pembelajaran menggunakan bantuan komputer: Kelemahan pembelajaran menggunakan bantuan komputer:

y Tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.

y Tidak semua guru mau belajar.

y Kemampuan sumberdaya manusia yang masih terbatas. y Biaya yang relatif mahal.

(14)

3. Pembelajaran Terprogram

Keuntungan pembelajaran terprogram: Keuntungan pembelajaran terprogram:

y Belajar menjadi lebih berkualitas karena kemajuan secara individu dikontrol dengan baik.

y Program dapat berjalan sendiri.

y Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan.p

y Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual. Kelemahan pembelajaran terprogram:

P tid k d t hk l h didik k

y Program tidak dapat memecahkan masalah pendidikan karena ruangan kelas yang terlalu padat.

y Beberapa orang siswa akan menjadi bosan setelah bekerja

d i l j k k l if

dengan materi terprogram selama jangka waktu yang relatif lama.

y Pembelajaran efektif tidak dapat diberikan kecuali jika materi dipersiapkan dan diuji dengan baik.

(15)

4. Sistem Tugas

K l b h b l d

Kelebihan pembelajaran dengan sistem tugas: y Melatih anak didik belajar mandiri.

y Merangsang anak agar dapat berusaha lebih baik y Merangsang anak agar dapat berusaha lebih baik. y Mengembangkan daya pikir anak.

y Guru dapat memberikan materi yang lebih luas.p y g

y Dapat memupuk rasa inisiatif dan tanggung jawab pada diri sendiri.

K l h b l d

Kelemahan pembelajaran dengan sistem tugas:

y Tidak semua anak didik rajin mengerjakan tugasnya sendiri. y Tugas dianggap sebagai beban bukan kebutuhan

y Tugas dianggap sebagai beban, bukan kebutuhan.

y Siswa akan merasa jemu jika tugas terlalu sering diberikan. y Anak yang malas akan semakin malas.y g

(16)

5.

Sistem Keller (ARCS)

Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk

pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek

i

i

li k

b l j

d l

d

d

motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan

mempertahankan motivasi siswa untuk belajar.

Sistem Keller memberikan kesempatan kepada anak didik

Sistem Keller memberikan kesempatan kepada anak didik

untuk maju menurut kecepatan mereka masing-masing,

namun dalam hal ini tetap harus menguasai satu satuan

namun dalam hal ini tetap harus menguasai satu satuan

pelajaran sebelum diizinkan melanjutkan untuk mempelajari

pelajaran selanjutnya.

(17)

BAB III

BAB III

RAGAM KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK

RAGAM KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK

JJ

A. Pengertian Kesulitan Belajar Peserta Didik

Kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak,

b b b l d b h k f k l

berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya fasilitas belajar dll

budaya, fasilitas belajar, dll.

B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesulitan Belajar

Faktor utama yang memengaruhi kesulitan belajar pada anak adalah berasal dari dalam diri anak sendiri (internal). Anak mengalami gangguan secara internal seperti gangguan pemusatan perhatian dan hi kti it (GPPH) G t h ti i i di b bk hiperaktivitas (GPPH). Gangguan pemusatan perhatian ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

(18)

• Adanya kelainan anatomis.

F k k d k d

• Faktor genetik seperti saudara kandung.

• Adanya kelainan fungsi inhibisi perilaku dan kontrol diri.

• Penyakit keturunan seperti Turner syndrome sickle cell anemia • Penyakit keturunan seperti Turner syndrome, sickle-cell anemia,

fragileX, dan Marfan syndrome.

• Gangguan integrasi sensorik dan persepsi. • Gaya hidup yang tidak sehat.

• Pola kehidupan yang kurang disiplin.

F k f k b bk k l b l

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang kesulitan belajar antara lain:

1 Faktor internal 1. Faktor internal

Faktor internal berasal dari dalam diri anak sendiri. Faktor internal sangat tergantung pada perkembangan fungsi otaknya. Faktor internal dibagi menjadi faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

(19)

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan diy g p g g g sekitar anak. Yang meliputi 3 hal antara lain faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

C. Mengenal Ragam Kesulitan Belajar dan Solusinya

Secara umum kesulitan belajar dibagi dalam tiga kelompo: kesulitan belajar dalam membaca (j (dyleksia learningy g), dalam menulis) (dysgraphia learning) dan kesulitan dalam menghitung (diyscalculia learning).

1. Kesulitan membaca ((Dysleksia Learningy g))

Gejala dari kesulitan Dysleksia Learning adalah kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia, dan dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia, dan pendidikannya. Disleksia merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang terjadi sepanjang rentang hidup.

(20)

Beberapa faktor penyebab disleksia antara lain:

y Keturunan atau faktor genetik yang didahului disfasia. y Pengaruh hormonal prenatal seperti testosteron.

y Gangguan migrasi neuron.

y Kerusakan akibat hipoksi-iskemik saat perinatal di daerah parieto temporo oksipital

parieto-temporo-oksipital.

Adapun ciri-ciri anak yang mengalami disleksia adalah: y Inakurasi dalam membaca

y Inakurasi dalam membaca.

y Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan proposional.

p p

y Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata.

y Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa. y Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.

(21)

Disleksia (kesulitan membaca) diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Disleksia Diseidetis atau Visual

Disleksia jenis ini disebabkan olah adanya gangguan fungsi otak

di b i b l k d t i b lk i

di bagian belakang yang dapat menimbulkan gangguan persepsi visual dan memori visual.

b) Disleksia Verbal atau Linguistik b) Disleksia Verbal atau Linguistik

Ditandai dengan kesukaran dalam diskriminasi atau persepsi auditoris sehingga anak sulit dalam mengeja dan menemukan kata atau kalimat.

c) Disleksia Auditories

Tejadi akibat gangguan dalam koneksi visual-auditif, sehingga membaca terganggu atau lambat.

(22)

2. Kesulitan menulis (Dysgraphia Learning)

C l l d b k l

Ciri utama yang paling menonjol dari seseorang yang berkesulitan dysgraphia learning adalah ketidakmampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks. Keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Tanda-tanda seseorang mengalami kesulitan dysgraphia learning adalah:

y Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis y Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis. y Sulit memegang alat tulis dengan mantap.

y Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.g g y g g y Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. y Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.

y Saat menulis, penggunaan huruf besar dan kecil masih tercampur.

(23)

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua

d l

b t

k

i k

lit

b l j

d l

dalam membantu anak yang mempunyai kesulitan belajar dalam

menulis meliputi:

y

Mengidentifikasi masalah disgrafia

y

Mengidentifikasi masalah disgrafia.

y

Menentukan

Zone of Proximal Development

(ZPD) pada

masing-masing masalah tersebut

masing masalah tersebut.

y

Merancang program pelatihan dengan teknik

scaffolding.

Yang dilakukan orang tua dan guru untuk bisa membantu anak

Yang dilakukan orang tua dan guru untuk bisa membantu anak

dengan gangguan disleksia adalah:

y

Memahami keadaan anak.

Memahami keadaan anak.

y

Menulis memakai media lain.

y

Membangun rasa percaya diri pada anak

y

Membangun rasa percaya diri pada anak.

(24)

3.

Kesulitan menghitung (Dyscalculia Learning)

Dyscalculia learning

adalah kesulitan dalam menggunakan

bahasa

simbol

untuk

berpikir,

mencatat,

dan

mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan jumlah

mengkomunikasikan ide ide yang berkaitan dengan jumlah

atau kuantitas. Kemmpuan berhitung itu sendiri bertingkat

mulai dari kemampuan tingkat dasar hingga tingkat lanjut.

Tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang mengalami

kesulitan dalam menghitung:

y

Kesulitan dalam mempelajari nama nama angka

y

Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka.

y

Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan.

y

Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama

y

Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama.

y

Kesulitan dalam cara mengoperasikan matematik.

y

Inakurasi dalam komputasi.

Inakurasi dalam komputasi.

(25)

BAB IV

BAB IV

BELAJAR DAN PROSES BELAJAR

BELAJAR DAN PROSES BELAJAR

BELAJAR DAN PROSES BELAJAR

BELAJAR DAN PROSES BELAJAR

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorangj p p g p g melalui suatu proses tertentu. Namun tidak semua perubahan tingkah laku itu disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga dikarenakan oleh proses alamiah atau keadaan sementara pada diri seseorang.

B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Belajar 1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang melakukan belajar. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor

ik l i li i i l i b k i k if

psikologis meliputi intelegensi, bakat minat, kematangan, motif, kelelahan, dan perhatian.

(26)

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar anak.Yang meliputi 3 hal antara lain:

F kt k l

y Faktor keluarga y Faktor sekolah y Faktor masyarakat y Faktor masyarakat

C Macam-macam Metode Pembelajaran C. Macam-macam Metode Pembelajaran

Beberapa macam metode pembelajaran antara lain:

1 Ceramah 1. Ceramah 2. Eksperimen 3. Demonstrasi 3. Demonstrasi 4. Sitasi (tugas) 5. Tanya jawaby j

(27)

6. Outbond 7 Role playing 7. Role playing 8. Latihan 9. Sosiodrama 10 Di k i 10. Diskusi

11. Pemecahan masalah (Problem solving)

C. Peran Guru dalam Proses Belajar

1. Pengajar 2. Pendidik 3. Pembimbing 4. Korektor 5. Fasilitator 5. Fasilitator 6. Mediator 7. Supervisor 8 Evaluator 8. Evaluator

(28)

BAB IV

BAB IV

TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA

TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA

TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA

TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA

DALAM PEMBELAJARAN

DALAM PEMBELAJARAN

A. Teori Belajar Behavioristik (Tingkah Laku)

Teori belajar behaviorisme berpendapat bahwa perilaku

b k l l i h b ( i l ) d

terbentuk melalui hubungan antara rangsangan (stimulus) dengan respons. Perubahan perilaku lebih banyak karena adanya pengaruh lingkungan.g g

Teori belajar behavioristik lebih mengutamakan sesuatu hal yang dapat diamati dan diukur. Karena dari pengukuranlah dapat dilihat apakah terjadi perubahan tingkah laku atau tidak dalam belajar. Yang dapat dinikmati dan diukur adalah stimulus yang dilakukan guru dan respons yang diberikan oleh anak didik.

(29)

Faktor lain yang dianggap penting dalam teori

behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila

penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons

akan

semakin

kuat

Begitu

pula

bila

respons

akan

semakin

kuat.

Begitu

pula

bila

respons

dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respons

juga semakin kuat.

j g

Beberapa tokoh teori behavioristik antara lain: E. L.

Thorndike, Ivan Pavlov, Skinner, Robert Gagne serta Albert

Bandura.

(30)

B.

Teori Humanistik

Dalam teori humanistik, yang menjadi tujuan belajar

adalah memanusiakan manusia. Peserta didik dalam proses

b l j

h

b

h

i k

li

i di i d

belajarnya harus berusaha mencapai aktualisasi diri dengan

sebaik-baiknya. Proses belajar baru dianggap berhasil jika

anak didik mampu memahami dirinya sendiri dan

anak didik mampu memahami dirinya sendiri dan

lingkungannya.

Berbeda dengan teori behavioristik, teori humanistik

Berbeda dengan teori behavioristik, teori humanistik

berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang

pelaku belajarnya bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Ada beberapa tokoh penting dalam aliran humanistik. Antara

lain:Arthur Combs, Carl Rogers dan Maslow.

(31)

C.

Teori Kognitif

Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses

pemfungsian unsur-unsur kognisi, yaitu tindakan mengenal

iki k

i

i di

i k h l k i

j di

atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi.

Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses

internal berpikir yakni proses pengolahan informasi

(32)

1. Proses Informasi

Stimulus

Penampungan memori lupa

Penampungan memori

jangka pendek lupa

Penampungan memori

kerja (jangka pendek) lupa

Diulang Disandikan

M i j k

Memori jangka

(33)

2. Kemampuan Daya Ingat

Ada banyak cara meningkatkan kemampuan otak cara untuk Ada banyak cara meningkatkan kemampuan otak, cara untuk mensinkronkan sel-sel saraf dalam otak. Seperti menggunakan terapi fisik, dan psikologis. Di antaranya adalah sebagai berikut:

M j dik l h b i k b t h d ti it

y Menjadikan olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas. y Membiasakan diri dengan istirahat yang cukup (tidur). y Mengendalikan stres yang menyelimuti pikiran.g y g y p

y Melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat seperti mengisi TTS.

y Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah y Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah

kemampuan otak.

y Berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.

M b hk i i d di i di i

(34)

3. Teori Gestalt “Problem Solving

Peletak dasar teori Gestalt adalah Max Wertheimer. Pada prinsipnya teori Gestalt adalah ide tentang “pengelompokan” yaitu, karakteristik stimulus yang menyebabkan kita menafsirkan bidang karakteristik stimulus yang menyebabkan kita menafsirkan bidang visual atau masalah dengan cara tertentu. Bagaimana kita dapat melihat secara struktur secara keseluruhan dari suatu masalah (problem solving). Teori belajar Gestalt berlaku untuk semua aspek pembelajaran manusia. Seperti yang diuraikan Akhmad Sudrajat sebagai berikut:

sebagai berikut:

a. Pengalaman tilikan (insight).

b. Pembelajaran yang bermakna (j y g (meaningful learninggf g).) c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior).

d. Prinsip ruang hidup (p g p (life spacef p ).) e. Transfer dalam belajar.

(35)

4. Teori Belajar Konstruktivistik (Penyempurnaan Gestalt)

Teori belajar kontruktivisme memandang bahwa yang namanya Teori belajar kontruktivisme memandang bahwa yang namanya belajar berarti mengkonstruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak. Anak didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Teori konstruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:

1 Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik 1. Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik

yang terlibat dalam belajar aktif.

2. Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta

didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri.

3. Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik

yang menyampaikan maknanya kepada orang lain.

4. Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta

didik yang mencoba menjelaskan objek yang tidak benar-benar dipahaminya.

(36)

BAB VI

BAB VI

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

A.

Pengertian Tujuan Pembelajaran

g

j

j

Tujuan pembelajaran adalah tujuan dari suatu proses interaksi

antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar

p

p

g

j

mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Ketika hendak

menentukan

tujuan

pembelajaran, maka

yang

perlu

di

h ik

d l h k b

h

k didik

j

d

diperhatikan adalah kebutuhan anak didik, mata ajaran, dan

pendidik. Berdasarkan kebutuhan peserta didik dapat

ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan serta

ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan serta

diapresiasikan. Berdasarkan mata pelajaran yang ada dalam

petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan

p

j

p

p

(37)

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup komponen berikut: Tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup komponen berikut:

1. Situasi dan kondisi 2. Aspek tingkah laku 3. Tingkatan kegiatan

Bermacam-macam rumusan tujuan yang dikemukakan para ahli, tetapi pada dasarnya mempunyai inti yang sama, yaitu bahwa:

y Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau

kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

y Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang

ifik spresifik.

y Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat

(38)

C.

Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional adalah tujuan yang tercipta akibat

dari terjadinya proses mempelajari setiap materi pelajaran

yang dilakukan dalam situasi belajar mengajar Tujuan

yang dilakukan dalam situasi belajar mengajar. Tujuan

instruksional di samping berfungsi menjelaskan arah belajar

peserta didik, dapat juga merencanakan tujuan pembelajaran

p

,

p j g

j

p

j

yang akan dicapai, berfungsi pula sebagai kriteria untuk

mengukur keberhasilan suatu kegiatan instruksional. Tujuan

instruksional dibagi menjadi dua macam yaitu:

1.

Tujuan instruksional umum

Tujuan instruksional umum hanya menggariskan hasil-hasil

yang bersifat umum pada kegiatan belajar dari setiap mata

pelajaran yang harus dicapai oleh setiap peserta didik

pelajaran yang harus dicapai oleh setiap peserta didik.

(39)

2. Tujuan instruksional khusus

Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah hasil perencanaan dan Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah hasil perencanaan dan perumusan guru/pendidik dan merupakan hasil penjabaran dari tujuan instruksional umum.

D. Kegunaan Tujuan Instruksional

Kegunaan dari tujuan instruksional antara lain:

y Memudahkan pendidik dalam menentukan tujuan dari proses belajar mengajar.

y Dapat membantu memilih media pembelajaran yang tepat.p p j y g p

y Membantu pendidik mengetahui batas-batas tugas dan wewenangnya dalam mengajarkan suatu bahan.

y Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya anak didik mencapai y Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya anak didik mencapai

tujuan yang ditentukan.

y Memberikan arah, acuan, dan pedoman bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar

(40)

E.

Klasifikasi Tujuan Instruksional

Klasifikasi Instruksional terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

1

Ranah kognitif

1.

Ranah kognitif

Tujuan ranah kognitif berorientasi pada kemampuan

berpikir. Menyangkut perilaku peserta didik yang

p

y g

p

p

y g

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,

pemahaman

dan

keterampilan

berpikir.

Bloom

mengelompokkan ranah kognitif menjadi 6 kategori

mengelompokkan ranah kognitif menjadi 6 kategori,

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Keenam kategori ini diasumsikan bersifat

hierarkis, artinya untuk sampai di jenjang tertentu harus

melewati jenjang di bawahnya dan tujuan pada level paling

rendah telah dapat dikuasai

(41)

2.

Ranah afektif

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan

dan emosi yang menunjukkan penerimaan atau penolakan

h d

i

i

ik

i i

terhadap sesuatu, seperti minat, sikap, apresiasi, cara

penyesuaian diri. Ranah afektif mencakup kemampuan dari

level rendah/level paling sederhana sampai paling kompleks

level rendah/level paling sederhana sampai paling kompleks,

misalnya memerhatikan suatu fenomena sampai pada

akhirnya mampu menentukan sikap berdasarkan kata

hatinya.

3.

Ranah psikomotor

Berisi

perilaku-perilaku

yang

menekankan

aspek

keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,

b

d

ik

i

(42)

F. Strategi Belajar untuk Mencapai Tujuan

Strategi pengajaran merupakan serangkaian keputusan untuk Strategi pengajaran merupakan serangkaian keputusan untuk membuat tata cara proses belajar mengajar, dengan tujuan mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar telah ditetapkan. Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan

aspirasi dan pandangan hidup masyarakat aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

dij dik l h d l ik k i t

dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

d. Menetapkan norma-norma serta batas minimal keberhasilan

k i i d k b h il l h b l

atau kriteria standar keberhasilan setelah berlangsungnya proses pembelajaran.

(43)

Beberapa strategi belajar yang bisa digunakan pendidik dalam

b l j

j

t k

ktifk

t didik

proses belajar mengajar untuk mengaktifkan para peserta didik.

Pertama, strategi mengaktifkan kelompok. Berikut ini beberapa

strategi pembelajaran yang dapat digunakan pendidik untuk

g p

j

y g

p

g

p

mengaktifkan siswa secara kolektif.

a.

Tim pendengar (listening team)

b.

Catatan terbimbing

c.

Pembelajaran terbimbing

S

i

b

k

d

k k

(

h

f

)

d.

Strategi menggabungkan dua kekuatan (the power of two)

e.

Pertanyaan kelompok (team quiz)

K d

t t i

b l j

t k

ktifk

i di id

Kedua,

strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu.

Contoh strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu antara

lain:

(44)

a.

Membaca dengan suara keras (reading aloud).

b.

Setiap orang adalah pendidik (every person is a teacher).

c.

Menceritakan pengalaman dalam bentuk tulisan.

D.

Merencanakan Pembelajaran

Idealn a setia ke iatan selal berakhir den an keberhasilan

Idealnya setiap kegiatan selalu berakhir dengan keberhasilan,

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, alangkah baiknya

jika pendidik membuat/merencanakan pembelajaran agar

j

p

p

j

g

proses belajar mengajar terarah.

1.

Tujuan pertemuan

2.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

3.

Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan yang terjadi setelah dilakukan integrasi metode klasifikasi dan clustering untuk data numerik dengan menggunakan algoritme C4.5 dan naive bayes untuk

Menganalisis penerapan pembelajaran aktif metode Musyahadul Aflam dalam meningkatkan ketrampilan berbicara pada mahasiswa program intensif semester II IDIA

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif TAI dengan

Informasi anatomi yang di dapat pada gambar radiograf tersebut yaitu interphalangeal joint, metatarsophalangeal joint, tarsometatarsal joint, tampak terbukanya

Pada saluran tataniaga nol tingkat nilai efisiensi dapat dilihat pada perbandingan antara biaya tataniaga yang dikeluarkan dengan jumlah produksi yang dijual, maka

Penelitian ini agar mudah dipahami, maka masalah yang diteliti dibatasi dengan membahas bagaimanakah proses pembentukan ryakugo dan jenis-jenisnya yang terdapat pada novel

Dengan menggunakan cause and effect diagram atau diagram sebab akibat, kita akan mencari akar dari setiap masalah yang ada.. Alat bantu tersebut dirancang untuk

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih