• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN CANGKANG KEPITING UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DARAH UTILIZATION CRAB SHELLS TO REDUCE OF BLOOD CHOLESTEROL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN CANGKANG KEPITING UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DARAH UTILIZATION CRAB SHELLS TO REDUCE OF BLOOD CHOLESTEROL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN CANGKANG KEPITING UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DARAH UTILIZATION CRAB SHELLS TO REDUCE OF BLOOD CHOLESTEROL

Suharyanto

Akademi Farmasi Nasional Surakarta

INTISARI

Kepiting dalam taksonomi dikenal dengan infraordo Brachyura dan merupakan kelompok hewan yang termasuk dalam ordo Decapoda, induk kelas Krustasea dari filum Arthropoda. Pengolahan lebih lanjut dari cangkang kepiting yang berupa kitosan merupakan bahan yang sangat berguna, baik dalam industri Farmasi maupun kesehatan. Dalam dunia Farmasi bahan ini direkomendasikan sebagai bahan yang dapat menurunkan Kolesterol walau penelitian secara intensif belum dilakukan. Kitosan dapat diperoleh dengan melakukan serangkaian perlakuan dari kulit kepiting yaitu dengan cara pencucian, penghilangan mineral (demineralisasi), penghilangan protein (deprotonisasi) Penelitian ini dilakukan untuk membuat Kitosan dari cangkang kepiting dan melakukan Uji Klinis kitosan untuk kadar kolesterol darah. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis 500 mg / hari pada hewan percobaan dapat menurunkan kadar kolesterol sebesar 15, 38 % selama 16 hari. Sehingga dapat dinyatakan bahwa Kitosan dosis 500 mg/hari kitosan dapat menurunkan Kolesterol darah secara signifikan.

Kata Kunci: kitosan, kolesterol, deminerailasi, deprotoinisasi ABSTRACT

Crabs in Brachyura infraordo known taxonomy and a group of animals included in the order Decapoda, its parent class of the phylum Arthropoda Crustaceans. Further processing of crab shells in the form of chitosan is a very useful material, both in the Pharmaceutical industry and health. In the world of pharmacy is recommended as raw material which can lower cholesterol despite intensive research has not been done. Chitosan can be obtained by conducting a series of skin treatments from a crab that is by washing, removal of minerals (demineralization), removal of protein (deproteination) This research was done to make the chitosan from crab shells and conduct clinical trials of chitosan for lower blood cholesterol levels. From this study concluded that the dose of 500 mg / day in experimental animals can lower cholesterol levels by 15, 38% within 16 days. So that it can be stated that the chitosan dose of 500 mg / day chitosan can lower blood cholesterol significantly. Keywords: chitosan, cholesterol, demineralization, deproteination

PENDAHULUAN

Sudah menjadi pemandangan yang jamak, di sentra-sentra produksi kepiting maupun restoran seafood, cangkang kepiting dibuang begitu saja. Sering kali limbah-limbah itu bermasalah karena pada akhirnya akan memerlukan biaya yang tinggi untuk penanggulangannya. Di Indonesia upaya menjadikan limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi masih jauh dari yang diharapkan Cangkang kepiting mengandung protein 15,60-23,90%, kalsium karbonat 53,70- 78,40%, dan khitin 18,70-32,20% (Marganov, 2003). Dalam dunia Farmasi bahan ini direkomendasikan sebagai bahan yang dapat menurunkan Kolesterol walau penelitian secara intensif belum dilakukan. Secara kimiawi khitin merupakan polimer -(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa yang tidak dapat dicerna oleh mamalia. Khitin tidak larut dalam air sehingga penggunaannya terbatas. Namun dengan modifikasi struktur kimianya maka akan diperoleh senyawa turunan khitin yang mempunyai sifat kimia yang lebih baik. Salah satu turunan khitin adalah khitosan, suatu senyawa yang mempunyai rumus kimia poli -(1,4)-2-amino-2-dioksi-D-glukosa yang dapat dihasilkan dari proses hidrolisis khitin menggunakan basa kuat (proses deasetilasi) (Srijanto dan Imam, 2005). Perbedaan khitin dan khitosan terletak pada kandungan

(2)

nitrogennya. Bila kandungan total nitrogennya kurang dari 7%, maka polimer tersebut adalah khitin dan apabila kandungan total nitrogennya lebih dari 7% maka disebut khitosan (Krissetiana, 2004). Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan Kitosan dan aplikasinya untuk menurunkan kolesterol darah. Uji klinis dilakukan menggunakan hewan uji kelinci.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu isolasi kitosan sampai pada bentuk tepung dan uji klinis kitosan untuk penurunan kadar kolesterol dalam darah. Isolasi kitin dari limbah kepiting dilakukan secara bertahap. Tahap awal dimulai dengan pemisahan protein (deproteinasi) dengan larutan basa, demineralisasi, pemutihan (bleancing) dengan aseton dan natrium hipoklorit. Sedangkan untuk transformasi kitin menjadi kitosan dilakukan tahap deasetilasi dengan basa berkonsentrasi tinggi, pencucian, pengeringan dan penepungan hingga menjadi kitosan bubuk. Proses pembuatan kitosan dari limbah cangkang kepiting disajikan dalam Gambar 4 Uji klinis penurunan kadar kolesterol dalam darah dilakukan dengan menggunakan hewan kelinci dengan serangkaian uji sebagai berikut ( gambar 5) : disediakan tiga kelompok kelinci uji. Kelompok A sebagai kontrol 1, kelompok B sebagai kontrol 2 dan kelompok C sebagai hewan uji. . Kelompok A tanpa obat, kelompok B diberikan Simvastasin secara oral, kelompok C diberikan kitosan secara oral, masing-masing dibiarkan selama tiga hari kemudian diuji kadar kolesterolnya. Selang tiga hari berikutnya dilakukan uji kolesterol sehingga pada akhirnya akan diketahui pengaruh Kitosan maupun Simvastasin terhadap penurunan kadar kolesterol.

Gambar 4 : Diagram alir pembuatan Kitosan Pencucian dan pengeringan

Penghalusan Demineralisasi Deproteinasi Penghilangan warna Kitin Kitosan Cangkang Kepiting

(3)

Hari ke 1 Hari ke 1 Hari ke 1

Hari ke 4 Hari ke 4 Hari ke 4

Hari ke 8 Hari ke 8 Hari ke 8

Hari ke 12 Hari ke 12 Hari ke12

Hari ke 16 Hari ke 16 Hari ke 16

Gambar 5: Skema Uji klinis Kitosan dengan hewan percobaan kelinci HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian pengaruh Kitosan terhadap kadar Kolesterol darah didapatkan hasil sebagai berikut:

A. Hewan Kontrol

Kadar Kolestrol yang diamati pada Hewan Kontrol selama 16 hari disajikan dalam gambar 6

Gambar 6 : Grafik kadar kolesterol Hewan Kontrol selama 16 hari Hewn Kontrol tanpa obat Hewan diberi Simvastasin Hewan diberi kitosan

Cek Kolesterol Cek Kolesterol Cek Kolesterol

Cek Kolesterol Cek Kolesterol Cek Kolesterol

Cek Kolesterol Cek Kolesterol Cek Kolesterol

Cek Kolesterol Cek Kolesterol Cek Kolesterol

Cek Kolesterol Cek Kolesterol Cek Kolesterol

HEWAN KONTROL 0 50 100 150 200 250 300 350 0 5 10 15 20 Hari ke K a d a r K o lest er o l (m g/ dl )

(4)

Dari gambar diatas dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Pada tiga hari pertama terjadi kenaikan kadar kolesterol, hal ini disebabkan sebelum dilakukan uji klinis semua hewan percobaan diberi minyak sayur sebagai pencetus Kolesterol, sehingga dimungkinkan masih adanya sisa kolsterol dalam darah.

2. Pada hari ke 8 terjadi penurunan kadar kolesterol yang disebabkan kadar kolesterol awal sudah mengalami penurunan akibat aktifitas hewan.

3. Pada hari ke 12 dan seterusnya relatif stabil karena sudah dalam keadaan normal kembali. B. Hewan dengan diberi Simvastasin

Kadar Kolestrol yang diamati pada Hewan yang diberi Simvastasin selama 16 hari disajikan dalam gambar 7

Gambar 7 : Kadar Kolestrol yang diamati pada Hewan yang diberi Simvastasin selama 16 hari

Dari gambar diatas dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Penurunan yang cukup nyata terjadi pda hari ke 8 sebanyak 6mg/dl hal ini disebabkan sisa kolesterol dari bahan pencetus kolesterol sudah habis.

2. Pada hari ke 16 kadar kolesterol mengalami penurunan yang cukup besar sebanyak 46,43 %, hal ini menandakan bahwa obat yang diberikan bekerja dengan baik.

C. Hewan dengan diberi Kitosan

Kadar Kolestrol yang diamati pada Hewan yang diberi Kitosan selama 16 hari disajikan dalam gambar 8.

Gambar 8. Kadar Kolestrol yang diamati pada Hewan yang diberi Kitosan selama 16 hari HEWAN UJI DIBERI SIMVASTASIN

0 50 100 150 200 250 300 0 5 10 15 20 Hari ke K a da r K o le s te rol ( m g/ dl )

HEWAN UJI DIBERI KITOSAN

210 220 230 240 250 260 270 0 5 10 15 20 Hari ke K a d a r Ko le st er o l (m g/ dl )

(5)

Dari gambar di atas dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Pada hari ke 4 sudah mengalami penurunan kadar kolesterol yang cukup drastis sebesr 19 mg/dl atau 7,3 %

2. Pada hari ke 8 mengalami penurunan lagi sebesar 20 mg/dl atau 8,3 %

3. Pada hari ke 12 terjadi kenaikan kadar kolesterol sebesar 6 mg/dl hal ini dapat dimungkinkan karena pemasukan kitosan dilakukan secara oral sehingga kemungkinan tidak sepenuhnya terserap masuk secara optimal.

4. Sedangkan pada hari ke 16 terjadi penurunan Kadar kolesterol sebesar 7 mg/dl 5. Secara umum Kitosan dapat menurunkan kadar Kolesterol selama 16 hari sebanyak

15,38 %

Perbandingan penurunan kadar kolesterol dari hewan uji selama pemberian Kitosan disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji klinis Kitosan dan Simvastatin untuk menurunkan kolesterol drah terhadap hewn uji

Hari ke Hewan Kontrol Turun/ Naik ( % ) Hewan + Simvastatin Turun/ Naik (%) Hewan + Kitosan Penurunan ( % ) 1. 4. 8. 12. 16 239 327 315 314 310 - + 36,82 - 3,67 - 0,32 - 1,27 280 282 274 200 150 - - 0,71 - 2,84 - 27,00 - 25,00 260 241 221 227 220 - - 7,31 -8,30 + 2,71 - 3,08 Total - 5,19 46,43 15,38

Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa perbedaan yang mencolok penurunan kadar kolesterol antara Smvastasin dengan Kitosan disebabkan sifat fisika obat yang diberikan yang berbeda. Simvastasin diberikan secara oral dalam bentuk larutan sedang kitosn dalam bentuk serbuk sebanyak 500 mg /hari.

Dari penelitian ini dapat dinyatakan bahwa pemberian Kitosan dapat menurunkan kadar kitosan secara signifikan.

KESIMPULAN

1. Pemberian Simvastasin pada hewan Uji memberikan reaksi penurunan kadar kolesterol sebesar 46,3 % selama 16 hari.

2. Pemberian Kitosan denga dosis 500 mg / hari pada hewan percobaan dapat menurunkan kadar kolesterol sebesar 15, 38 % selama 16 hari

3. Pada hewan kontrol relatif konstan

4. Kitosan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah secara nyata. DAFTAR PUSTAKA

Anna P., 1994, Dasar-dasar Biokimia, cetakan pertama ,UI- Press, Jakarta

Healy, a. And j. Yaldwyn 1970. Australian Crustaceans in Colour. A.H. and A.W. Reed. Sidney – Australia : 111 pp.

(6)

Marganof. (2003). Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat (Timbal, Kadmiun dan Tembaga) di Perairan. [http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/ marganof.htm] dikunjungi 10 April 2005.

Rismana E, ( 2001) Langsing dan Sehat Lewat Limbah Perikanan BPPT Jakarta

Romimohtarto, K. Dan S. Juwana. 2005. Biologi Laut : Ilmu pengetahuan tentang biota laut. Jambatan, Jakarta : 540 hal.

Widodo, A dan Muslihatin,W. (2005). Kitosan Dari Sisa Udang Sebagai Koagulan Limbah Cair Industri Tekstil. Karya Tulis Ilmiah Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Yuly Kusumawati, (2006), Mengenal lebih dekat Kitosan, Harian Pikiran Rakyat, terbitan 26 Januari 2006, Bandung

Gambar

Gambar 4 : Diagram alir pembuatan Kitosan Pencucian dan pengeringan
Gambar 5:   Skema Uji klinis Kitosan dengan hewan percobaan kelinci  HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 8. Kadar Kolestrol yang diamati pada Hewan yang diberi Kitosan selama 16 hari HEWAN UJI DIBERI SIMVASTASIN
Tabel 1   Hasil Uji klinis Kitosan dan Simvastatin untuk menurunkan                                          kolesterol drah terhadap hewn uji

Referensi

Dokumen terkait

kadar kolesterol total darah tikus putih ( Rattus norvegicus ) galur Sprague. dawley adalah dosis 43,2 mg/5,15 ml dengan pemberian 1 kali

Pemberian minuman serbuk instan kayu manis selama 7 hari dapat menurunkan kadar kolesterol total darah pada tikus (Rattus norvegicus) galur.. Sprague

Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara hipertensi dengan kadar kolesterol total dalam darah pada usia 36-45 tahun di desa Jabon yang berkunjung di puskesmas

Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar menunjukkan bahwa pemberian bekatul dapat kolesterol LDL pada kelompok perlakuan yang diberi menurunkan kadar