• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESA DAN KARAKTERISASI BAHAN PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINTESA DAN KARAKTERISASI BAHAN PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SINTESA DAN KARAKTERISASI BAHAN PIEZOELEKTRIK RAMAH

LINGKUNGAN Bi

0,5

Na

0,5

TiO

3

-BaTiO

2

(BNT-BT) SEBAGAI BAHAN

DASAR TRANSDUCER ULTRASONIK UNTUK DIAGNOSA

KESEHATAN

Syahfandi Ahda PTBIN-BATAN Badan Tenaga Nuklir Nasional

Disajikan 29-30 Nop 2012

ABSTRAK

Telah dilakukan sintesa bahan piezoelektrik ramah lingkungan (bebas Pb) berbasis BNT-BT, khususnya Bi0.5Na0.5 TiO3-BaTiO3-Bi0,5K0,5TiO3(BNT-BT-BKT) dan Bi0.5Na0.5TiO3-BaTiO3-K0,5Na0,5NbO3(BNT-BT-KNN), dengan menggunakan

metoda solid state reaction. Pengukuran suhu currie pada bahan BNT-BT-BKT menunjukkan nilai cukup tinggi, 432◦C, dapat mendekati suhu currie pada bahan PZT (beracun). Proses pemolingan memegang peranan penting, agar bahan hasil sintesa dapat diaplikasikan dan dilakukan dengan tegangan tinggi DC, agar dipol-dipol bahan terarah ke satu arah. Pengukuran d33, sebagai salah satu parameter penting dalam melihat unjuk kerja bahan piezoelektrtik ini. Harga d33 pada bahan BNT-BT-BKT dan BNT-BT-KNN sebesar 30 pC/N. Transducer sederhana telah dibuat dengan urutannya sebagai berikut bahan backing, elektroda, piezoelektrtik, elektroda dan pelapisa logam. Tegangan listrik permukaan cukup tinggi dari transducer, jika transducer dikenai gelombang ultrasonic.

Kata Kunci: d33, solid state reaction, dipol

I.

PENDAHULUAN

Fenomena yang sangat menarik dari bahan piezoelektrik yakni dapat membangkitkan muatan listrik pada saat material dikenai stress mekanis, begitu juga sebaliknya dapat pula membangkitkan strain mekanis dalam merespon medan listrik yang teraplikasi pada bahan tersebut. Aplikasi dari fenom-ena bahan piezoelektrik dewasa ini sangat diminati oleh para peneliti dan perekayasa, dikarenakan banyak sekali bentuk-bentuk penggunaannya dalam masyarakat nanti dan sekarang ini.

Di antaranya adalah cantilever untuk menghasilkan listrik berdaya rendah, motor listrik mini, mikrofon dan alat kesehatan pada ultrasonography (USG). Sedang-kan salah satu aplikasi yang dikembangSedang-kan lebih in-tens pada saat ini adalah memori ferroelectric yang di-harapkan dapat menjadi primadona masa depan untuk menggantikan sistem memori magnetik yang ada seba-gaimana dikembangkan oleh G.H. Haertling.[2–5]

Belum banyak para peneliti yang mengembangkan bahan piezoelektrik di Indonesia dari proses sintesa ba-han sampai ke aplikasi sederba-hana. Hal ini salah satu-nya yang menjadi kendala adalah proses pemolingan dengan menggunakan tegangan tinggi DC pada orde

kilo Volt masih sulit dilakukan.

Bahan piezoelektrik yang banyak diaplikasikan de-wasa ini adalah bahan keramik PbZrxTi(1−x)O3 (lebih

dikenal dengan PZT). Akan tetapi pada proses sin-tesa dan bahan teraplikasinya sangat perlu diwaspadai sekali, dikarenakan sifat beracun yang dimiliki lead ox-ides dan senyawa lead (sebagai bahan dasar PZT). Be-gitu juga proses penguapan selama proses sintesa akan dan telah menyebabkan problem yang cukup serius secara jangka panjang. Maka dari itu kebijaksanaan nasional jangka panjang, mau tak mau, baik pada

GAMBAR1:a) Prinsip bahan piezoelektrik, diberikan stress meka-nis menimbulkan listrik dan sebaliknya, b) Aplikasi ultrasonografi pada kesehatan[6]

(2)

TABEL1: Hasil sintesa bahan piezoelektrik ramah lingkungan di laboratorium PTBIN-BATAN dan metoda-metoda sintesa yang di-gunakan antara lain

skala labor maupun industri harus ramah lingkungan. Oleh karena itu, banyak ilmuwan dunia kemudian melakukan kegiatan litbang bahan-bahan piezoelektrik untuk menggantikan PZT.[7]

Keluarga keramik berstruktur bismuth ini telah men-jadi pilihan yang tepat dalam penelitian kali ini untuk menyiasati bahan yang tidak beracun dan mempun-yai sifat piezoelektrik kuat. Sehingga bahan berstruk-tur bismuth Bi0.5Na0.5TiO3 (BNT) menjadikan

kandi-dat kuat bahan piezoelektrik bebas Pb,[8, 8, 9] disamp-ing itu BNT juga memiliki polarisasi remanen dan suhu transisi fasa yang tinggi, yakni berturut-turut, Pr = 38 µC/cm2 dan Tc = 320◦C,[10] menjadikan

ter-tinggi selain PZT. Namun demikian aplikasi BNT terk-endala, karena keramik ini memiliki medan coercive yang tinggi, yakni, Ec = 7,3 kV/mm, sehingga

pol-ing sulit untuk dilakukan pada bahan ini.[11] Untuk

mengatasi masalah ini, berbagai jenis senyawa, seperti dopan didopingkan pada BNT dengan harapan terben-tuk larutan-larutan padat yang memiliki sifat mekanik dan listrik yang sepadan dengan PZT

Sintesa kelompok BNT yang telah dilakukan de-wasa ini di laboratorium PTBIN-BATAN telah menun-jukkan terbentuknya sistem kristal perovskite (sebagai indikasi bersifat piezoelektrik dari bahan keramik) de-ngan menggunakan solid state reaction, molten salt maupun sol gel. sebagaimana dilaporkan oleh S. Ahda dkk.[12] Pengembangan bahan piezoelektrik BNT

men-jadi BNT-BT dan lainnya telah dilakukan juga , agar da-pat meningkatkan performance dari aplikasinya nanti. Pada laboratorium PTBIN-BATAN didukung oleh pro-gram insentif selama 3 tahun berturut-turut dengan kode online RT 2010-2229, RT 2011-1365 dan RT 2012-066 telah berhasil mengembang bahan berbasis BNT se-bagai hasilnya terlihat padaTABEL1.

Pada penulisan kali ini, difokuskan ke bentuk hasil akhir dari kegiatan penelitian selama ini,

dikare-nakan luasnya pembahasan seiring dengan luasnya kegiatan. Titik berat dari kegiatan ini, secara garis besar, adalah mendapatkan bahan ramah lingku-gan berbasis BNT-BT denlingku-gan kualitas yang tinggi, agar dalam perjalanannya dapat menggantikan ba-han piezoelektrik PZT yang bersifat racun. Pada penulisan kali ini adalah dilaporkan bahan piezoelek-trik terfokus pada 0,93Bi0.5Na0.5TiO3 - 0.05BaTiO3

-0,02 Bi0,5K0,5TiO3 (BNT-BT-BKT) dan Bi0.5Na0.5TiO3

-BaTiO3- K0,5Na0,5NbO3(BNT-BT-KNN) yang telah

dis-intesa dengan metoda solid state reaction dan dilan-jutkan dengan studi awal terhadap aplikasian pada transducer sederhana. Sebelumnya ini agar dapat di-aplikasikan, maka bahan hasil sintesa dilakukan proses pemolingan dengan tegangan tinggi DC, dinamai ele-men aktif.

Hasil sintesa dari kedua bahan tersebut dikarakter-isasi dan kemudian diujicobakan pada aplikasi trans-ducer sederhana.

II.

METODOLOGI

Proses sintesa dengan metoda solid state reaction merupakan salah satu metode reaksi padatan dari bahan-bahan dasar serbuk. Jarak antar bahan dasar dikompaksi dengan tekanan tertentu agar jarak antara butiran serbuk lebih dekat dan luas permukaan yang saling bersentuhan untuk masing-masing bahan dasar lebih luas, jika butiran yang halus dan homogenisasi lebih rata. Metode ini tidak membutuhkan lelehan ba-han dasar, sebagaimana reaksi kimia pada umumnya. Pada suhu tertentu (di bawah titik leleh) elemen ba-han dari butiran saling berdifusi sesamanya, sehingga menimbulkan reaksi kimia membentuk produk baru.

GAMBAR2: Pemoresan poling, a) acaknya orientasi dari domain dipol sebelum poling, b) saat dilakukan pemolingan dan c) medan listrik tidak diaplikasikan lagi, orintasi dipol masih dominan ke arah tertentu

Penggerusan dilakukan dengan mortar. Peneli-tian ini tidak menggunakan penggerusan dengan alat milling, dikarenakan meminimalkan adanya kontami-nan, serta bahan yang digunakan relatif sedikit.

(3)

Param-GAMBAR 3: Pola difraksi sinar-x terhadap produk sintesa 0,93Bi0.5Na0.5TiO3- 0.05BaTiO3- 0,02 Bi0,5K0,5TiO3

GAMBAR 4: Pola difraksi produk sintesa 0,93Bi0.5Na0.

5TiO3-0,5BaTiO3-0,2K0.5Na0.5NbO3(BNT-BT-KNN)

eter lainnya, selain lama penggerusan, tekanan kom-paksi, suhu sintering dan lamanya sintering.

Sempurnanya reaksi terjadi jika campuran dilakukan secara stoikhiometri dan tidak ada kontaminan selain produk sintesa.

Suatu proses bahan menjadi elemen aktif diperlukan pemolingan bahan, agar momen dipol dari masing-masing domain terarah ke satu arah dan jika tegangan poling dinon aktifkan, maka momen dipol secara dom-inan masih berada pada arah yang pemolingan seba-gaimana terlihat padaGAMBAR2.

Gambaran di atas merepresentasikan proses

pe-GAMBAR5: Konstanta dielektrum pada sampel BNT-BT dengan penambahan 3 dan 5 % BKT

TABEL2: Suhu Curie dari Bahan Piezoelektrik Bahan Piezoelektrik Tc (◦C) Bahan Piezoelektrik Tc (◦C) BNT-KNN 375 BNT 325 BNT-BF 340 BT 130 KNN 395 BNT-BT 288 BKT+0.6% wt B 391 PZT 450 BKT+0.6% wt B 391 BNT-BT-BKT (eksperimen) 432

molingan dengan memberikan medan listrik tinggi de-ngan orde kV dari elektroda yang mengapit bahan, memaksa dipol-dipol terarah ke arah tertentu. Jika medan dihilangkan, maka dipol-dipol dari masing-masing domain tidak kembali ke arah semula, atau dalam kata lain masih dominan tetap terarah ke arah saat pemolingan.

Elemen aktif diujicobakan pada pembuatan trans-ducer sederhana, untuk membuktikan bahwa secara vi-sual dapat diaplikasikan.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesa bahan piezoelektrik BNT-BT-BKT dengan metoda solid state reaction dilakukan dengan param-eter yang sama dengan sintesa BNT, BT, dan BKT (telah dilakukan sebelumnya).

Parameter optimal yang diperoleh sebelumnya pada sintesa BNT-BT dengan memvariasikan suhu sintering, sedangkan untuk BKT dengan variasi tekanan kom-paksi. Sehingga parameter sintesa BNT-BT-BKT yang diaplikasikan adalah sebagai berikut: lama penggeru-san 4 jam, tekanan kompaksi 5000 psi, suhu kalsinasi 300◦C selama 4 jam dan suhu sintering 1000C selama 4 jam.

Bahan-bahan dasarnya adalah Bi2O3, Na2CO3, TiO2,

Ba2CO3dan K2CO3, dicampurkan secara stoikhiometri.

Kemudian produk sintesa ini dikarakterisasi dengan menggunakan difraksi sinar-x, sebagaimana terlihat padaGAMBAR3.

Pola difraksi BNT-BT-BKT sama dengan pola yang ada pada BNT, sebagaimana dilakukan oleh S. Ahda.[12]

Struktur kristal BNT-BT-BKT merupakan struktur per-ovskite yang diduga bahan piezoelektrik dengan sistem rhombohedral. Hal ini diindikasikan bahwa pada sudut 46-50◦C tidak terlihat adanya puncak spliting antara bidang refleksi (200) dengan (002). Struktur rhombo-hedral parameter kisinyaa =b =c, sedangkan untuk struktur tetragonala=b6=c(berarti jarak bidang (200) tidak sama dengan (002)). Dalam kata lain pada pola difraksi hanya ada puncak bidang (200) saja di rentang sudut difraksi (2 theta) yang mengindikasikan struk-tur rhombohedral sesuai dengan analisis sistem kristal yang dikemukakan oleh Toshiko tani dan Wei Zhao diperkirakan sebagai struktur bertipe perovskite dalam

(4)

GAMBAR 6: a) pengukuran d33 BNT-BT-BKT dengan variasi waktu; dan b) variasi tegangan poling

GAMBAR7: Hasil pengukuran d33 pada bahan BNT-BT-KNN

sistem kristal rhombohedral.[13, 14] Akan tetapi untuk lebih jelasnya diperlukan sekali analisa struktur dengan menggunakan program Rietveld, sehingga dalam hal ini dapat saja struktur kristal yang ada tercampur an-tara rhombohedral dan tetragonal, sebagaimana dising-gung oleh Courtois dkk.[15]

Dengan cara yang sama telah dilakukan untuk pro-ses sintesa pada produk 0,93Bi0.5Na0.5TiO3-0,5 BaTiO3

-0,2K0,5Na0,5NbO3( BNT-BT-KNN) dengan bahan dasar

Bi2O3, Na2CO3, TiO2, Ba2CO3, K2CO3dan Nb2O5.

Pa-rameter eksperimen sintesa adalah lamanya penggeru-san 4 jam, tekanan kompaksi pelet 3500 psi, suhu kalsi-nasi 300◦C selama 1 jam dan suhu sintering 1000◦C se-lama 4 jam. Hasil sintesa dilakukan analisa struktur de-ngan menggunakan difraksi sinar-x, sebagaimana terli-hat padaGAMBAR4. Pola difraksi BNT-BT-KNN hampir sama dengan BNT-BT-BKT.

Pada sintesa BNT-BT-KNN ini menunjukkan adanya puncak asing disekitar sudut difraksi 30◦C. Puncak asing ini tidak mengindikasikan berasal dari bahan dasar, setelah dibandingkan dari puncak-puncak ter-tinggi dari bahan dasar. Kemungkinan adanya kon-taminan dari luar sampel yang disebabkan dari proses transortasi sampel atau adanya fasa baru selain BNT-BT-KNN.

Analisis structure kristal BNT-BT-KNN ditunjukkan pada bidang refleksi (200) tanpa adanya spliting pun-cak, sehingga dimungkinkan sistem kristalnya

rhom-bohedral perovskite. Salah satu unjuk kerja bahan piezoelektrik diantaranya adalah suhu curie, dimana terjadi batasan sifat bahan yang berubah dari feroelek-trik menjadi paraelekferoelek-trik, dan diikuti juga dengan pe-rubahan struktur kristal bahan itu sendiri. Suhu cur-rie yang tinggi akan menjadi jauh lebih baik, dikare-nakan bahan tersebut dapat dioperasikan atau digu-nakan pada aplikasi bersuhu tinggi juga.

Pengukuran Suhu currie untuk BNT-BT dengan pe-nambahan BKT 2 dan 5 % telah dilakukan. Proses pengukuran diperlukan tungku yang memiliki reso-lusi kenaikan suhu yang cukup tinggi, sehingga akan terlihat jelas perubahan pengukuran konstanta dielek-trikum relatifnya.

Umumnya perubahan fasa feroelektrik ke fasa paraelektrik akan ditunjukkan oleh nilai konstanta dielektrikum yang maksimum pada suhu curie-nya, se-bagaimna kebiasaan yang diukur oleh SES Instruments, Pvt. Ltd.[16]

Pengukuran konstanta dielektrikum menggunakan alat LCR meter yang ada di PTBIN-BATAN. Di bawah ini ditampilkan pengukuran konstanta dielektrikum pada frekwensi 1MHz, sebagaimana terlihat pada GAM-BAR5.

Pengukuran tersebut menunjukkan tidak banyak perbedaan besaran suhu curie antara penambahan 2 dan 5 % BKT, sehingga suhu curienya adalah 432◦C (450-19 koreksi pengukuran)).

Hasil ini dinilai cukup berhasil sekali, dikarenakan suhu curie dari kelompok BNT masih di bawah 432◦C, sedangkan PZT masih sekitar 450 sedangkan PZT masih sekitar 450◦C. Keberhasilan ini cukup baik sekali dan sudah hampir dapat menyaingi PZT, sebagaimana ditampilkan padaTABEL1.

Setelah proses sintesa selesai, maka bahan BNT-BT-BKT dan BT- BT-KNN dilakukan proses pemolingan

de-GAMBAR 8: Respon tegangam tegagan permukaan bahan BNT-BT-BKT terhadap gelombang ultrasonic yang dilewati, dengan tegangan terhadapwaktu dan FFT terhadap frekwensi

(5)

GAMBAR10: a) sample bahan BNT-BT-KNN, b) Urutan rancangan transducer dan c) tranducer sederhana BNT-BT-KNN

ngan memvariasikan suhu, waktu dan tegangan pol-ing. Selama pemolingan itu sendiri, dilakukan dalam oli silikon untuk menghindari loncatan elektron secara spontan. Untuk mempermudah mekanisasi pemolin-gan sampel dalam olie silicon dipanaskan, akan tetapi berakibat pada banyak sekali gelembung udara yang terperangkap dan bergerak ke permukaan olie silicon.

Hasil dari proses poling diuji dan dikarakterisasi dengan menggunakan alat ukur d33 meter. Pengu-kuran d33 menunjukkan efek arah poling sejajar de-ngan pengukuran polarisasi yang ditimbulkannya. Alat ukur d33 meter merupakan salah satu alat sangat pop-ular dalam menentukan performance dari suatu bahan piezoelektrik.

Pada variasi waktu, suhu yang dipilih konstan 70◦C, ketebalan sampel 1,1 mm, dan tegangan poling 3,3 KV.

GAMBAR9: Skema transducer sederhana dari bahan piezoelektrik

Hasil optimal yang diperoleh pada lama pemolingan sekitar 15 menit, di mana waktu semakin lama, tidak dapat meningkatkan nilai d33. Dan lalu kembali mem-variasikan tegangan poling per mm ketebalan sampel dengan waktu 15 menit dan suhu tetap 70◦C. Dari dua kali variasi pengukuran diperoleh parameter sementara pemolingan adalah lama waktu pemolinngan 15 menit, suhu 70◦C dan tegangan 4 KV/mm pada ketebalan sampel 1,1 mm.

Untuk sampel BNT-BT-KNN telah dilakukan va-riasi suhu poling, sebagaimana terlihat padaGAMBAR7. Pada suhu semakin dinaikkan, maka harga d33 se-makin meningkat. Dinamika gerak atom untuk men-garahkan polarisasi dalam suatu kristal lebih mudah dibandingkan dengan pada suhu rendah. Optimal-isasi parameter pemolingan pada bahan BNT-BT-KNN adalah tegangan poling 3KV, waktu 15 menit dan suhu 120◦C.

Proses poling ini sendiri mempunyai tingkat ke-sulitan yang cuup tinggi, dikarenakan banyak sekali kegagalan yang dialami. Disamping kontak pol-ing yang harus diperhatikan, persiapan sample perlu juga dikembangkan agar tidak berpori. Jika kemam-puan alat tegagan tingginya memiliki tegangan sekitar dibawah 10KV, maka sample-sampel bahan piezoelek-trik juga lebih tipis dan bahan yang tipis juga mudah pecah karena bahan keramik lebih getas.

Pengujian sample yang telah dipoling (disebut ele-men aktif) dilakukan dengan cara melewatkan gelom-bang ultrasonik pada bahan elemen aktif. Dengan gelombang ultrasonik itu sendiri diharapkan menim-bulkan getaran pada bahan elemen aktif dan kemudian menimbulkan medan listrik dipermukaan. Hal ini men-jadi ciri dari transducer sebagai receiver.

Hasil pengujian dengan mengukur tegangan per-mukaan sampel bahan piezoelektrik BNT-BT-BKT dari gelombang ultrasonik yang dilewati dapat dilihat pada

(6)

gambar di bawah ini. Ada sinyal gelombang (tegan-gan terhadap waktu) pada permukaan sample de-ngan ketebalan 1mm. Teknik pengujian ini merupakan teknik awal dan sederhana dari pembuatan transducer, sebagaimana dikembangkan oleh Jonny Johnson dan jerker Delsing.[17] Hasil positif ini cukup signifikan

dalam melanjutkan pengembangan pembuatan trans-ducer sederhana, sedangkan frekwensi resonan dapat dilihat dari kurva Fast Fourier Transform (FFT) dan me-nunjukkan frekwensi resonan sekitar 1,95MHz. Besaran frekwensi resonan tersebut dapat juga dikatagorikan se-bagai frekwensi gelombang ultrasonik.

Rancangan transducer sederhana dari bahan piezoelektrik ini secara berurutan adalah diawali de-ngan bahan backing material (pendukung , peredam), elektroda, bahan piezoelektrik, elektroda dan bahan focusing (atau buffer) Pembuatan ini merupakan salah satu uji bahan yang diperoleh selama ini, agar dapat secara yakin digunakan dalam aplikasi. Walaupun transducer sederhana ini bukanlah suatu pencapaian teknologi yang cukup penting, atau belum layak digu-nakan lansung. Akan tetapi pencapain ini cukp berarti dalam penegmbangan selanjutnya.

Bahan backing material berfungsi sebagai bahan yang dapat meredam gelombang yang ditimbulkan oleh bahan piezoelektrik, sehingga gelombang terse-but tidak terpantul kembali ke bahan piezoelektrik. Hal ini berdampak pada interferensi destruktif untuk gelombang yang timbul oleh bahan kearah bawah, se-bagaimana terlihat padaGAMBAR9.

Penyeleksian bahan backing belum dicobakan bagi berapa bahan, maka dicobakan bahan campuran sili-con rubber dengan alumina, sedangkan elektroda per-mukaan dengan menggunakan pasta perak, kemudian terhubung keluar dengan kabel.

Rancangan di atas, kali ini, diaplikasikan sebagai studi awal dalam pembuatan transducer piezoelektrik. Bahan sample piezoelektrik adalah BNT-BT-KNN de-ngan nilai d33 30 pC/N (hasil poling).

Transducer sederhana bahan piezoelektrik BNT-BT-KNN ini diuji dengan melewati gelombang ultrasonik.

Dari pengujian transducer sederhana memberikan

GAMBAR 11: Pengujian transducer sedrhana BNT-BT-KNN, a) Tegangan permukaan terhadap waktu b) FFT terhadap frekwensi

tegangan permukaan hampir 100 mV dan frekwensi resonan 1,95MHz. Transducer ini memberikan harapan untuk ditingkatkan lagi, degan mencarikan backing material yang lebih cocok. Suatu hal yang sangat pen-ting adalah proses pemolingan perlu dikembangkan kembali, agar mendapatkan nilai d33 yang lebih tinggi. Untuk itu tegangan poling perlu ditingkatkan kembali karena diindikasikan tegangan poling dimungkinkan masih rendah dari pada tegangan coersive bahan BNT-BT-BKT.

IV.

KESIMPULAN

1. Telah berhasil mengsintesa bahan piezoelektrik keramik ramah lingkungan BT-BKT dan BNT-BT-KNN dan telah dilakukan kajian struktur kristal yang mengindikasikan berstruktur kristal rhombo-hedral perovskite

2. Suhu currie BNT-BT-BKT diperoleh sekitar 432◦C, yang hampir menyamai suhu curie dari bahan PZT. Hal ini menjadi harapan besar dalam menggan-tikan PZT yang bersifat racun.

3. Harga d33 pada bahan BKT dan BNT-BT-KNN tertinggi masih 30 pC/N.

4. Sebagai studi awal pembuatan transducer seder-hana telah dapat dibuktikan dengan adanya tegan-gan listrik permukaan bahan.

SARAN

Transducer sederhana merupakan suatu target an-tara dari aplikasi yang lebih besar, termasuk probe USG untuk kesehatan, maka ke depannya perlu dilaku-kan studi lebih jauh tentang pemolingan dan pengem-bangan tranducer yang lebih detail dan kompleks.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih pada pengelola riset unggulan terpadu dari RISTEK, atas kesempatan yang diberikan kepada tim kami untuk melakukan studi topik ini. Terima kasih juga pada kepala pusat PTBIN-BATAN atas diskusi dan waktu yang diberikan. Khususnya kepada Bapak Iman Kuntoro (mantan Kapus PTBIN) atas diskusi-diskusi intensif dalam menunjang serta mengembangkan topik bahan pie Sintering Temperatur ezoelektrik ramah lingkungan ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] G.H. Haertling, Ferroelectric Ceramics: History and Technology, J. Am. Ceram. Soc. 82(1999) 797. [2] F. Jona, Ferroelectric crystals, 1st edition, New

York, Dover, 1993.

[3] J. Scott and C.A. Araujo, Ferroelectric Memories, Science 246 (1989) 1400.

(7)

[4] O. Auciello, J.F. Scott and R. Ramesh, The Physics of Ferroelectric Memories, Physics Today, July 1998, 22.

[5] http://blogs.babycenter.com/mom stories/1027-20117-signs-it %E2 %80 %99s-time-to-find-a-new-ob-gyn/

[6] Shan-Tao Zhang, Feng Yan, and Bin Yang, Mor-photropic Phase Boundary and Electrical Proper-ties in (1-x) Bi0.5Na0.5TiO3-xBi(Zn0.5Ti0.5)O3

Lead-Free Piezoceramics, J. Appl. Phys. 107, 114110-1

∼114110-2 (2010).

[7] Paisa, S, Narueporn. V, Surphakan. K, Aree .T, Science and Technology of Advanced Materials 6 (2005) 278-281.

[8] Chune.P, Jing-Feng Li, Wen Gong, Materials Let-ters 59 (2005) 1576-1580.

[9] Shan Tao, Alain B.K., Emil A, Applied Physics 91 (2007) 112906.

[10] H. Lidjici, M. Rguiti, F. Hobar, C. Cour-tois, A. Leriche, Solid State Sintering Prepared 0.935(Bi0.5Na0.5)TiO3- 0.065BaTiO3 Lead-Free

Ce-ramics: Effect of Sintering Temperature, Ceramics-Silikaty 54(3), 253-257 (2010).

[11] Wei-Chih Lee, Chi-Yuen Huang, Liang-Kuo Tsao, Yu-Chun Wu, Chemical Composition and Toler-ance Factor at The Morphotropic Phase Bound-ary in (Bi0.5Na0.5)TiO3-Based Piezoelectric

Ceram-ics, Journal Eur. Ceram. Soc. (2008), doi: 10.1016/j. jeurceramsoc. 2008.08.028.

[12] Syahfandi Ahda, SYNTHESIS OF LEAD FREE PIEZOELECTRIC BNT CERAMIC by USE OF SOLID STATE REACTION METHOD, Jurnal sains Materi 2011, hal 33, Edisi Khusus Material dan Sen-sor 201.

[13] Toshihiko Tani, Journal of the Korean Physical So-ciety, Vol. 32, No. , February 1998, pp. S1217-S1220 [14] 16. Wei Zhao, Jing Ya, Ying Xin, Zhifeng Liu, Lei E. and Dan Zhao, Recent Patents on Materials Science 2008, 1, 241-248

[15] Courtois, www.ecers2007berlin.de/abstracts files/ ../leriche %2020-6-07.pdf.

[16] SES. Instrument.Pvt.Ltd.,

www.sestechno.com/pro1/2p.pdf

[17] Onny Johnson dan Jerker Delsing, A Compact Ul-trasonic Transducer using the Active Piezoceramic Materials, as the Electronic Carrier, EISLAB, Lulea University of technology, Sweden.

Gambar

gambar di bawah ini. Ada sinyal gelombang (tegan- (tegan-gan terhadap waktu) pada permukaan sample  de-ngan ketebalan 1mm

Referensi

Dokumen terkait

Edi

PROGRAM : DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN AGAM KEGIATAN : PEMBINAAN KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA.. PAKET : PEMBANGUNAN SEKBER

[r]

Catatan : Apabila Calon Penyedia Jasa yang diundang tidak hadir untuk.. pembuktian kualifikasi, maka dianggap mengundur kan dir i dan

adalah proses pembelajaran yang didesain untuk dilakukan oleh seseorang/sekelompok yang memiliki muatan pendidikan dan hiburan,yang memadukan beberapa metode pembelajaran

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI

Cara berbicara dan pilihan tutur kata menjadi pada mereka yang dianggap lebih tua, khusus- kan pribadi-pribadi yang menjaga etika kesan- tunan ini, sekalipun mereka mungkin tidak

ditekankan adalah urutan langkah logis, yang berarti algoritma harus mengikuti suatu urutan tertentu, tidak boleh melompat-lompat.. Alur pemikiran dalam menyelesaikan