PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN 2019
Bagian Keuangan
Kemenko Bidang Perekonomian
Sembari menyimak slide presentasi LLAT 2019
LATAR BELAKANG
PMK Nomor
163/PMK.05/2013
sebagaimana
diubah dengan
PMK Nomor
186/PMK.05/2017
tentang Pedoman
Pelaksanaan
Penerimaan dan
Pengeluaran
Negara pada Akhir
Tahun Anggaran
Pasal 22
“Ketentuan lebih
lanjut mengenai
langkah-langkah
akhir tahun
anggaran tiap
tahunnya diatur
dengan Perdirjen
Perbendaharaan”
Perdirjen
Perbendaharaan
Nomor 13 2019
tentang Pedoman
Pelaksanaan
Penerimaan dan
Pengeluaran
Negara Pada Akhir
Tahun Anggaran
2019
Tujuan
1. Memberikan penyelarasan dan pemahaman persepsi tentang Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara pada Akhir Tahun
Anggaran 2019;
2. Untuk mempermudah para pengelola keuangan masing-masing unit dalam
pengendalian
batas-batas
waktu
tagihan
dan
dokumen
lampiran
pendukungnya;
3. Untuk mewujudkan efektifitas dan kelancaran dalam proses pelaksanaan
anggaran tahun 2019.
Topik Pembahasan
1
• Evaluasi LLAT 2018
2
• Monitoring Realisasi Anggaran s.d TW III 2019
3
• Pembahasan Juknis LLAT 2019
4
• Pengendalian dalam Pengelolaan KAS
• (SE SESMENKO Nomor: 15/SES.M.EKON/09/2018)
5
1. Evaluasi LLAT 2018
•
Persentase realisasi anggaran Kemenko Perekonomian pada tahun 2018 sebesar
96,78%, hal ini perlu dipertahankan dan diperkuat dengan peningkatan kinerja
seluruh unit, serta penggunaan anggaran yang akuntabel, efektif dan efisien.
•
Terdapat 1 dispensasi SPM yang disampaikan oleh Bpk Sesmenko Perekonomian
kepada Direktur Pelaksanaan Anggaran Dirjen Perbendaharaan, harapannya tahun ini
dapat diperbaiki;
•
Dokumen rampung belanja nominatif agar dimonitoring pengembalian kelebihan
belanja agar tidak mempengaruhi penyusunan laporan keuangan dan penyetoran
pajak lewat tahun anggaran. Melalui Surat edaran Sesmenko Perekonomian tentang
Pengelolaan Kas Nomor 15 tahun 2018 telah dipedomani dengan sebaik2nya dalam
rangka
mendukung
kelancaran
pelaksanaan
LLAT
2018,
diharapkan
dapat
ditingkatkan pengendaliannya di tahun 2019;
•
Pagu Minus di beberapa kegiatan pada tahun 2018, agar tetap dimonitor risiko yang
muncul pada akhir tahun 2019.
2. Monitoring Realisasi Anggaran
s.d Triwulan III 2019
Capaian Realisasi belanja Kemenko Bidang Perekonomian sampai dengan 30 Sep 2019 adalah sebesar sebesar 71,38% dari total pagu dipa Rp414.168.403.000,00. Persentase realisasi belanja pada satker 427752 terealisasi sebesar 71,46% sedangkan satker KEK terealisasi sebesar 69,68%;
Realisasi Belanja s.d 30 Sep 2019 (Berdasarkan data SP2D)
No Satker Pagu Total Realisasi Total Sisa Total %
1 427752 | MENKO BIDANG PEREKONOMIAN 396.168.403.000 283.094.356.784 113.074.046.216 71,46%
2
427755 | SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL
KAWASAN EKONOMI KHUSUS 18.000.000.000 12.541.956.592 5.458.043.408 69,68%
Grand Total 414.168.403.000 295.636.313.376 118.532.089.624 71,38%
Keterangan
Pegawai
Barang
Modal
Total
PAGU
85.478.072.000
319.322.441.000
9.367.890.000
414.168.403.000
REALISASI
79.848.767.308
210.574.843.153
5.212.702.915
295.636.313.376
SISA
5.629.304.692
108.747.597.847
4.155.187.085
118.532.089.624
Tahun Jan Feb Maret April Mei Jun Juli Agustus Sept Okt Nov Des
2015 1,3 3,1 5,9 9,3 13,2 17,9 24 28,6 33,2 35,3 47,9 70,6
Persentase Realisasi Per-bulan TA 2015-2019 mengalami peningkatan Perkiraan Realisasi s.d Akhir Tahun 2019 97,93%
Pagu DIPA Realisasi Sisa Pagu %
Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan 9.800.000.000 6.434.721.391 3.365.278.609 65,66% D.1 Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) 5.000.000.000 3.774.223.346 1.225.776.654 75,48% D.1 2 Kedeputian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian 14.800.000.000 10.489.089.163 4.310.910.837 70,87% D.2
Kedeputian Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi , SDA dan
Lingkungan Hidup 8.800.000.000 5.944.844.429 2.855.155.571 67,56% D.3 Extractive Industries Transparency Initiatives (EITI) 5.000.000.000 2.220.586.493 2.779.413.507 44,41% Eiti Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif dan Daya
Saing KUKM 11.925.000.000 8.239.825.290 3.685.174.710 69,10% D.4 Koordinasi Kebijakan Pengembangan Ekonomi Digital 10.875.000.000 5.872.743.165 5.002.256.835 54,00% E-ccomerce 5 Kedeputian Bidang Perniagaan dan Industri 15.800.000.000 11.002.064.434 4.797.935.566 69,63% D.5
Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah 8.800.000.000 5.880.360.015 2.919.639.985 66,82% D.6 Koordinasi Kebijakan Percepatan Satu Peta (One Map Policy) 15.000.000.000 7.659.069.923 7.340.930.077 51,06% D.6 7 Kedeputian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional 9.800.000.000 6.356.117.703 3.443.882.297 64,86% D.7 8 Komite Ekonomi dan Industri Nasional 45.000.000.000 43.961.379.176 1.038.620.824 97,69% KEIN 9 Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus 18.000.000.000 12.541.956.592 5.458.043.408 69,68% KEK 10 Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP) 34.000.000.000 17.578.451.997 16.421.548.003 51,70% KPPIP
11 Sekretariat Kemenko Bidang Perekonomian 166.409.578.000 132.364.467.538 34.045.110.462 79,54% PPK Gaji + Sekre 1, 2, 3 12 Koordinasi Penugasan Program Prioritas Lainnya (Lintas 35.158.825.000 15.316.412.721 19.842.412.279 43,56% KEIN (5032.002, 2493) & Rocan (2494)
PPK
LAPORAN REALISASI ANGGARAN Periode s.d 30 September 2019
No. Uraian Kegiatan/Output
Finansial
1
3
4
Informasi evaluasi dan
analisis anggaran masing2
PPK dapat dipantau di link:
3. Pembahasan Juknis LLAT 2019
Perdirjen Perbendaharaan Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Ruang Lingkup
Menghadapi akhir tahun
Langkah‐langkah dalam menghadapi akhir tahun 2019 yang dimulai pada bulan September 2019Akhir Tahun
Akhir tahun 2019 yaitu bulan Desember 2019
Kerangka Pengaturan
Bab I • Ketentuan Umum Bab II • Ruang Lingkup Bab III • Penerimaan Negara Bab IV • Pengeluaran Negara Bab V• Penyelesaian Uang Persediaan
Bab VI
• Pinjaman Hibah LN
Bab VII
• Pengeluaran Negara atas Beban BA BUN
Bab VIII
• Akuntansi dan Pelaporan
Bab IX
• Ketentuan Lain-Lain
Bab X
Kebijakan Pengeluaran Negara
Bank Garansi
Rencana Penarikan Dana
.
.
.
01
.
05
Rencana penyerapan anggaran
RPD harian tetap berlaku Pengaturan pencairan dana harian Rencana/perkiraan pencairan dana harian
Sebesar perkiraan penyelesaian pekerjaan s.d. 31 Des 2019
.
02
.
Pengajuan Data Kontrak
.
06
.
Pengesahan
Kontrak sebelum 30 Nov 2019 Kontrak selama bulan Des 2019
SP3BLU diajukan secara bulanan SP2HL/SP4HL dan MPHL-BJS
UP/TUP
.
.
Pinjaman/Hibah LN
03
Sisa dana UP/TUP.
07
.
Pengajuan SPM GUP Nihil/PTUP Dispensasi UP Tahun 2020
Penarikan dana sesuai dengan ketentuan lender
Pengajuan SPM
.
04
.
Pengeluaran BA BUN
.
08
.
Pengajuan sampai dengan 31 Des 2019
.
01
.
Rencana Penarikan Dana
01
September 2019
• KPPN melakukan koordinasi dengan Satker di wilayah kerjanya terkait dengan rencana penyerapan anggaran.
• KPPN menyusun data rencana penyerapan anggaran
• Satker melakukan penyesuaian data halaman III DIPA.
02
Oktober 2019
• Penyampaian RPD harian, pengajuan SPM mendahului tgl jatuh tempo dan SPM tanpa RPD harian mengacu sesuai aturan RPD.
• Jatuh tempo penerbitan SP2D sesuai bts akhir penerbitan SP2D sesuai jenis SPM mendesak
• Kepala KPPN dapat memberikan dispensasi untuk kegiatan yang penting dan
03
November dan Desember 2019
• KPPN melakukan pengaturan pencairan SPM yang diajukan Satker. ke Dit PKN paling lambat 22 Oktober 2019.
• KPPN membuat dan menyampaikan rencana pencairan dana harian Nov dan Des
• Rencana pencairan dana harian merupakan pagu maksimal. mengikuti ketentuan pengajuan SPM tanda RPD.
• Apabila pagu pencairan dana harian sudah terlewati, pencairan dana SP2D Poin Penting RPD
Konfirmasi SPP sampai dgn tgl 20 Des nilai diatas 1 Milyar, rencana penarikan dana disampaikan ke bag
Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran 2019
Pelaksanaan Reviu atas DIPA dan Rencana Kegiatan
Cek Kembali RPD semua transaksi untuk Bulan Oktober sampai dengan Desember 2019, apabila ada perubahan dilakukan update RPD di bit.ly/rpdsatker2019
Pelaksanaan Revisi Anggaran
a. Cek kesesuaian penggunaan kodefikasi pada DIPA yang dapat mempengaruhi proses pencairan anggaran
b. Segera melakukan penyesuaian rencana kegiatan dengan ketersediaan dana
.
02
.
Pengajuan Data Kontrak
Setelah tgl 30 Nov 2019
Sampai dengan tgl 30 Nov 2019
Tagihan diajukan dengan menggunakan SPP Kontraktual Data kontrak diajukan Unit PPK,
paling lambat 2 Desember 2019 ke KPPN
Data Kontrak didaftarkan Satker paling lambat 5 HK setelah kontrak Ditandatangani
dan ; Addendum/ Perubahan data
kontrak yg telah memiliki NRK disampaikan paling lambat 5 Desember 2019 ke KPPN
SPP LS Kontraktual disampaikan paling lambat 5 HK setalah kontrak didaftarkan dgn memperhatikan batas akhir pengajuan SPP LS Kontraktual ke
KPPN
Petunjuk Teknis
Meningkatkan Ketertiban Penyampaian Data Supplier dan Data Kontrak
1. Memastikan data supplier telah terdaftar di SPAN
2. Menyampaikan penambahan/perubahan data supplier yang sudah tercatata pada SPAN (informasi lokasi dan nomor rekening)
3. Memastikan kebenaran dan kesesuaian: a. Informasi Pokok Supplier
1) Nama Supplier 2) NPWP Supplier 3) Nomor Supplier
4) Kode Satker Mitra Supplier b. Informasi Lokasi Supplier
1) Alamat Supplier 2) Kode Pos Supplier 3) Kode KPPN
4) Kode Tipe Supplier c. Informasi Rekening Supplier
1) Nama Pemilik Rekening 2) Nomor Rekening 3) Kode Bank 4) Nama Bank
4. Segera mendandatangani kontrak pengadaan apabila telah ditetapkan pemenang lelang (bukan di akhir tahun)
.
03
.
UP/TUP
Tunai
SPP GU Nihil & SPP-PTUP diajukan ke bag keuangan3 Jan 2020 10 Jan 2020 27-30 Des 2019 UP/TUP disetorkan ke kas negara SP2D terbit oleh KPPN
UP/
TUP
UP KKP
1. Penggunaan kartu kredit dibatasai s.d tanggal 9 Desember 2019;
2. Pembayaran dapat menggunakan tagihan/e-billing statement sementara
3. Untuk mendapatkan billing statement sementara sampai tanggal 9 Desember 2019, BPP dapat berkoordianasi dengan Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah 4. Apabila terdapat tagihan atas transaksi Kartu Kredit Pemerintah yang dilakukan
sampai dengan 9 Desember 2019 dan belum masuk dalam tagihan billing statement sementara, pembayaran dapat dilakukan berdasarkan struk (bukti pembayaran) dari mesin EDC dan kuitansi/bukti pembelian tanpa perlu menunggu tagihan/e-billing
Penyelesaian GUP/TUP
KPPN
Pengajuan SPP-PTUP dan SPP-GUP Nihil paling lambat tgl 3 Januari 2020 ke bag Keuangan Penerbitan SP2D-PTUP/GUP Nihil paling lambat tanggal 10 Januari 2020 KPPN mencetak Kartu Pengawasan DIPA dan UP/TUP Penerbitan SP2D-PTUP/GUP
Nihil diberi tgl 31 Desember 2019 dan dilakukan atas beban Rekening Pengesahan TUP/GUP Nihil.
Uraian ditambahkan frasa : “Pengesahan atas
Penyetoran Sisa Dana UP/TUP
Kas Negara Bendahara
Pengeluaran
Dapat mencocokan data sebelum melaksanakan penyetoran
Bukti Setor Salinan Bukti Setor
1
2
3
Catatan:
• Penyetoran sisa dana UP/TUP
TA 2019 tgl 27-30 Des 2019.
• Menggunakan akun
Tindak Lanjut atas UP/TUP yang belum
dipertanggungjawabkan oleh Satker
1. Pembayaran UP/TUP dalam tahun anggaran berikutnya tidak dapat diberikan sampai sisa dana UP/TUP tersebut disetorkan ke rekening Kas Negara;
2. Apabila terdapat UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan di 2019 namun tahun anggaran 2020 Satker dimaksud tidak memperoleh DIPA, Kepala KPPN menyampaikan surat teguran secepatnya kepada KPA, ditembuskan :
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian/Lembaga terkait Kepala Perwakilan BPK RI setempat dan
Dirjen Perbendaharaan.
3. UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan disebabkan oleh:
Kasus pencurian/penyelewengan yang membutuhkan penyelesaian melalui mekanisme tuntunan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi/pidana; atau
… Lanjutan
Apabila disebabkan
pencurian/penyelewengan yang membutuhkan penyelesaian melalui mekanisme tuntunan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi/pidana
Dapat diberikan UP TA 2020 dengan dispensasi dari Dirjen
Perbendaharaan
Pengajuan dispensasi dilampiri dengan;
(1) kronologis kejadian;
(2) Perkembangan penyelesaian kerugian negara; (3) Pernyataan Kepala Satker bahwa akan menyelesaikan kerugian negara tersebut; dan (4) Laporan pendukung lainnya.
Sedangkan, jika terlambat dipertanggungjawabkan.
UP/TUP TA 2019 yang belum dipertanggungjawabkan dapat diperhitungkan dengan UP Tahun Anggaran 2020;
Bukti pengeluaran UP/TUP TA 2019 dipertanggungjawabkan sebagai bagian
pertanggungjawaban UP TA 2020 melalui mekanisme penyelesaian tunggakan;
Satker merevisi DIPA TA 2020 untuk menampung bukti pengeluaran UP/TUP TA 2019 tersebut dan mencantumkan dalam hal. IV DIPA.
.
04
.
Pengajuan SPP LS Kontraktual ke Bagian Keuangan
Batas WaktuBAST/BAPP s.d 30 Sep 2019
1
BAST/BAPP 1 s.d 12 Okt 2019
2
BAST/BAPP 14 s.d 26 Okt 2019
3
BAST/BAPP 28 Okt s.d 16 Nov 2019
4
BAST/BAPP 18 s.d 30 Nov 2019
5
BAST/BAPP 2 s.d 13 Des 2019
6
BAST/BAPP/BG 14 s.d 17 Des 2019
7
17 Des 2019
15 Des 2019
9 Des 2019
25 Nov 2019
4 Nov 2019
21 Okt 2018
7 Okt 2019
BAST/BAPP/BG 18 s.d 31 Des 2019
.
04
.
Pengajuan SPP
No. Jenis Data Pengajuan SPP/Data
Kontrak
10 SPP-LS Gaji Induk
SPP-LS Non Kontraktual untuk perjadin, rdk, narsum, pihak ke 3 (< 50 jt)
SPP-LS Pembayaran honorarium TIM, PPBJ, dan penghasilan PPNPN bulan Desember
SPP-KP/KB/KC/IB SPP-PP
Surat ralat retur/SPPK
Perbaikan SPP dan/atau data kontrak dan/ atau data supplier atas SPM yg ditolak KPPN
6 Des 2019 11 9 Des 2018 12 6 Des 2019 13 14 15 16 13 Des 2019 18 Des 2019 20 Des 2019 27 Des 2019
Sistem dan Batas Waktu Pembayaran Honorarium,
Tunjangan, Vakasi dan Penghasilan PPNPN Bulan
Desember 2019
Pembayaran dapat dilakukan pada bulan Desember melalui mekanisme SPP-LS dengan melampirkan SPTJM;
SPTJM ditandatangani PPK;
Pengajuan SPP-LS diterima paling lambat tanggal 6 Desember 2019 pada jam kerja;
Penerbitan SP2D dilakukan paling lambat tanggal 27 Desember 2019.
1
2
3
.
05
.
Bank Garansi
Diajukan sebesar nilai pekerjaan yang akan diselesaikan dan
diterima KPPN paling lambat 20 SPM LS Kontraktual nilai lebih dari
Rp50 Juta dilampiri:
a. Asli Jaminan Pembayaran b. Asli surat kuasa klaim Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat
diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi maka penyedia barang/jasa
mengembalikan ke kas negara. Jaminan pembayaran dicairkan dalam hal penyedia barang/jasa tidak mengembalikan ke kas negara
Desember 2019
PPSPM bertanggungjawab : a. meneliti keabsahan jaminan
pembayaran,
b. menatausahan surat pernyataan keabsahan jaminan
c. menatausahakan surat pernyataan kesanggupan
d. menatausahakan surat perjanjian pembayaran
Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat
diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des dan akan dilanjutkan TA berikutnya maka jaminan pembayaran dicairkan sebesar selisih jaminan pembayaran dengan nilai penyelesaian pekerjaan
Pekerjaan yang telah diselesaikan, PPSPM menyampaikan BAST/BAPP kepada Kepala KPPN paling lambat 5
SPM LS Kontraktual dengan nilai kurang dari Rp 50 Juta cukup dilampiri SPTJM
.
05
.
Bank Garansi
Penagihan III (14 HK setelah Tagihan II) Penagihan I (14 HK) Pemberitahuan KPPN KPA/PPK Penyedia KPPN Kantor Pusat
Pencairan Jaminan Bank (bank garansi)
1. Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan akan dilanjutkan TA:
a. KPA menyampaikan pemberitahuan dilampiri surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan dalam 90 hari kalender b. KPPN klaim jaminan bank sebesar selisih nilai jaminan bank dengan nilai penyelesaian pekerjaan
Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi: a. KPA/PPK menerbitkan pernyataan wanprestasi dan surat penetapan nilai pengembalian kepada negara (SPNP)
b. KPA/PPK memerintahkan penyedia barang/jasa menyetor ke kas negara dalam jangka waktu 7 hari sejak diterbitkan SP3 (penagihan pertama) c. Penyedia tidak menyetor, KPA/PPK membuat surat permintaan pencairan jaminan bank kepada kepala KPPN
d. Bank melakukan pencairan dalam jangka waktu 14 HK sejak diterimanya tagihan dari kepala KPPN (penagihan kedua)
e. Klaim diajukan melalui kantor pusat bank penerbit jaminan jika dalam jangka waktu 14 hari kerja jaminan bank belum dicairkan (penagihan ketiga) 2.
Jaminan di Cairkan Sebesar Selisih Nilai Jaminan dan penyelesaian Pekerjaan
(14 HK han I) selanjutnya
Penyedia Dilanjutkan TA KPA/PPK
Jaminan Jaminan di Cair Selisih Nilai Ja penyelesaian Pe Jaminan BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 Wanprestasi Jaminan BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 Permintaan klaim Jaminan Penagihan II setelah Tagi
.
05
.
Bank Garansi
Penagihan III (14 HK setelah Tagihan II) Penagihan I (14 HK) 6 6 KPPN 9 KPPN Kantor Pusat setelah Tagihan I) 13
Pencairan Jaminan Bank (bank garansi)
1. Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan akan dilanjutkan TA:
a. KPA menyampaikan pemberitahuan dilampiri surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan dalam 90 hari kalender b. KPPN klaim jaminan bank sebesar selisih nilai jaminan bank dengan nilai penyelesaian pekerjaan
Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi: a. KPA/PPK menerbitkan pernyataan wanprestasi dan surat penetapan nilai pengembalian kepada negara (SPNP)
b. KPA/PPK memerintahkan penyedia barang/jasa menyetor ke kas negara dalam jangka waktu 7 hari sejak diterbitkan SP3 (penagihan pertama) c. Penyedia tidak menyetor, KPA/PPK membuat surat permintaan pencairan jaminan bank kepada kepala KPPN
d. Bank melakukan pencairan dalam jangka waktu 14 HK sejak diterimanya tagihan dari kepala KPPN (penagihan kedua)
e. Klaim diajukan melalui kantor pusat bank penerbit jaminan jika dalam jangka waktu 14 hari kerja jaminan bank belum dicairkan (penagihan ketiga)
f. Kepala KPPN memberitahukan kegagalan klaim/pencairan kepada KPA/PPK jika dalam jangka waktu 14 HK sejak penagihan ketiga jaminan bank belum dicairkan. 2. Penagihan II (14 HK 8 7 ebesar dan penyelesaian Pekerjaan
Penyedia Dilanjutkan TA KPA/PPK
Pemberitahuan selanjutnya 5 Jaminan 4 Jaminan di Cairkan S Selisih Nilai Jaminan
1 3 Jaminan 2 BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 7 Permintaan klaim
Penyedia Wanprestasi KPA/PPK
5 1 3 Jaminan 2 BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 Jaminan 4 Penagihan II setelah Tagi
Dibayarkan apab
Dilampiri fotokopi
jaminan pemelihara SPM dapat diterbitk
berkenaan
.
05
.
Bank Garansi
an yang telah disahkan oleh PPK serta mencantumkan nomor dan tanggal jaminan bank/asuransi pada uraian SPM ila
pekerjaan telah selesai 100%
an terpisah atau disatukan dengan SPM pembayaran termin/angsuran
Akuntansi dan Pelaporan
Rekonsiliasi
22 Januari 2020 Upload data e rekon 20 Januari 2020
Closing Periode 20 Januari 2020 24 Januari 2020 5 Februari 2020 13 Februari 2020 13 Februari 2020 14 Februari 2020 25 Februari 2020 UABUN UAPA UAPBUN AP UAPPA-Es I UAKKBUN-Kanwil UAPPA-W UAKBUN Daerah KPPN UAKPA/UAKPA BUN
KPPN
KPPN KP & KPH UAKBUN Daerah4. Himbauan Pelaksanaan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TW IV 2019
1) Memastikan Sisa pagu tahun 2019 dan mengendalikan usulan revisi anggaran untuk menghindari pagu minus; 2) Mengajukan SPP ke bagian keuangan lebih awal dan mengusahakan menghidari batas akhir untuk menjaga
kemungkinan penolakan supplier atau kesalahan spm lainnya;
3) Pembayaran tagihan kontraktual yang jatuh tempo agar diajukan segera ke bagian keuangan dan rutin
memonitor pagu kontrak yang belum terealisasi secara online melalui situs om SPAN pada modul penganggaran di menu sisa pagu, kemudian pilih akun sesuai kegiatannya;
4) Memastikan kesamaan format lampiran sesuai dengan juknis LLAT 2019;
5) Segera mendaftarkan kontrak ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak tertandatangani dan sebisa mungkin menghindari penandatanganan pembuatan kontrak setelah tgl 30 November 2019;
6) Konsistensi Pengiriman ADK SPP, ADK Karwas Kontrak, ADK PPNPN;
7) Pembayaran SPM LS Honorarium/Perjalanan Dinas nominatif agar diselesaikan sebelum 31 Desember 2019; 8) Dalam hal terdapat sisa honorarium/perjalanan dinas nominatif yang belum disampaikan kepada yang berhak,
agar PA/BPP/PPK berkoordinasi dengan bagian keuangan untuk pencatatan saldo uang honor/perjadin dimaksud;
9) Dalam hal akan dilakukan penyetoran sisa uang honor/perjadin dimaksud pada tahun 2019, agar dilakukan paling lambat sebelum tanggal 6 Januari 2020.
Informasi
Daftar Kontrak yang jatuh tempo
s.d 30 Sep 2019
Penyampaian paling lambat
5. Monitoring
Pengelolaan KAS
Berdasarkan Surat Edaran Sesmenko Perekonomian
Nomor: SE-15/SES.M.EKON/09/2018
Pendahuluan
Latar Belakang dan Tujuan
Tindak Lanjut
- Temuan BPK: Terdapat pengembalian belanja
yang belum dicatat sebagai piutang tahun
2015-2017 sebagai piutang atas kelebihan belanja
konsultan, honor tim, perjadin;
- Pencatatan pungutan pajak atas UP/TUP yang
belum tertib, terhadap setoran pajak setor
lewat tahun anggaran.
Dalam rangka pelaksanaan anggaran yang
akuntabel & Mewujudkan tertib administrasi
pengelolaan kas atas kelebihan belanja nominatif
Membuat Edaran Perihal:
“MEKANISME MONITORING
PENGEMBALIAN BELANJA ATAS
PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) DAN
PENCATATAN SETORAN PAJAK YANG
BERASAL DARI UANG PERSEDIAAN
(UP)/TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(TUP)”
Dasar Hukum
•
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
•
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
•
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
•
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 219/PMK.05/2013 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat;
•
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 270/PMK.05/2014 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat;
•
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 145/PMK.05/2017 tentang Tata
Cara Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Sebelum
Barang/Jasa Diterima.
Ruang Lingkup
1) Pengaturan terkait pengembalian belanja atas SPP-LS Bendahara pada tahun
berjalan atas tagihan honorarium dan perjalanan dinas yang belum
dilaksanakan (nominatif);
2) Pengaturan terkait kelebihan melalui pembayaran langsung (SPP-LS) kepada
penyedia barang/jasa (Pihak Ketiga) sebelum barang/jasa diterima pada akhir
tahun anggaran dengan mekanisme jaminan;
3) Pengaturan terkait penyetoran pajak yang berasal dari Uang Persediaan
(UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) dan melewati tahun anggaran.
Mekanisme Monitoring
A.
Monitoring Pengembalian Belanja atas Pembayaran Langsung pada Tahun Berjalan
1. PPK mengajukan tagihan SPP LS untuk pembayaran
honorarium, perjalanan dinas yang belum dilaksanakan, dan pembayaran kepada penyedia barang/jasa sebelum
barang/jasa diterima kepada bagian keuangan; 2. Atas pembayaran SPP LS yang telah diverifikasi dan
ditandatangani menjadi SPM oleh Kepala Bagian Keuangan, Subbagian Verifikasi membuat daftar monitoring belanja nominatif sesuai dengan format lampiran I;
3. Monitoring terhadap belanja nominatif tersebut juga memuat informasi mengenai batas terakhir penyampaian pertanggungjawaban dokumen rampung kepada bagian keuangan. Batas terakhir dalam penyampaian dokumen rampung LS nominatif kepada bagian keuangan adalah 17 hari kerja setelah kegiatan selesai dilaksanakan;
4. Jika hasil verifikasi dokumen rampung tersebut terdapat kelebihan pembayaran yang harus disetor, maka Subbagian Verifikasi menginformasikan kepada Subbagian Akuntansi dan Pelaporan untuk dibuatkan billing setoran yang
5. Terhadap kelebihan pembayaran yang disetorkan pada tahun anggaran berjalan akan dicatat sebagai pengembalian belanja. Namun, apabila disetorkan melewati periode tahun anggaran akan dicatat sebagai Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL).
6. Dalam hal pengajuan dokumen rampung melebihi batas ketentuan 17 hari kerja pada tahun anggaran berjalan, bagian keuangan akan memberikan sanksi berupa penundaan penerbitan SPM berikutnya sampai unit tersebut menyelesaikan dan mengajukan dokumen rampung kepada bagian keuangan;
7. Apabila pengajuan dokumen rampung mengalami
keterlambatan dan melewati tahun anggaran, maka PPK wajib menyampaikan surat pernyataan alasan
keterlambatan kepada bagian keuangan Cq. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan sesuai dengan format Lampiran II. Surat pernyataan tersebut juga memuat informasi
Monitoring Oleh Sub Bag Verifikator atas
Tagihan Nominatif
No No SPM Tanggal SPM Akun Belanja Uraian Pembayaran Batas Akhir Tgl
Penyampaian Nilai Pengembalian
1 2 3 4 5 6 7
Kepala Subbagian Verifikasi
……… NIP………..
Catatan
1) Diisi dengan nomor urut 2) Diisi dengan nomor SPM 3) Diisi dengan tanggal SPM
Lampiran II
Surat Edaran Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor : SE- /SES.M.EKON/09/2018 Tanggal : September 2018
FORMAT SURAT PERNYATAAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta 10710 Telp. 021-3521974 Fax. 021-3521986
SURAT PERNYATAAN
Nomor : SP - /PPK.DEP.III.EKON/09/2018
Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama PPK : 2. Jabatan :
3. Satuan Kerja : (427752) Menko Bidang Perekonomian
4. Kementerian : (035) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa penyelesaian dokumen rampung di bawah ini melampaui 17 hari kerja :
No Nomor SPM Tanggal SPM Tanggal SP2D Uraian Pembayaran Nilai
Keterlambatan penyampaian dokumen rampung di atas disebabkan karena...
Bersama surat ini, kami juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa terdapat/tidak terdapat*) kelebihan pembayaran dari tagihan belanja diatas sebesar Rp………. Perhitungan kelebihan belanja sebesar Rp……… telah diverifikasi dan dihitung dengan benar berdasarkan dokumen/bukti yang ada.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
Mekanisme Monitoring (lanjutan)
B.
Monitoring atas Penyetoran Pajak yang berasal dari UP/TUP melewati Tahun
Anggaran
1. Pengajuan tagihan berupa SPP-GUP/SPP-PTUP yang disampaikan oleh PPK kepada
bagian keuangan, harus melampirkan dokumen pendukung beserta bukti atas setoran
pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Dalam hal setoran pajak dilakukan melewati tahun anggaran, maka Bendahara/BPP
wajib melakukan inventarisasi pajak yang belum disetor tersebut, sesuai dengan format
pada Lampiran III
SE-15/SES.M.EKON/09/2018
;
3. Rekapitulasi setoran pajak tersebut disampaikan kepada Subbagian Verifikasi dan
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan dalam rangka penyusunan laporan keuangan paling
lambat tanggal 10 bulan januari tahun anggaran berikutnya, untuk mengidentifikasi
saldo kas dari pungutan pajak yang harus dicatat sebagai kas lainnya di bendahara
pengeluaran;
Rekap Setoran Pajak Uang Persediaan BPP
(Lewat Tahun: Setor Tahun 2019)
No No SPM Tanggal Setor Akun Pajak NTPN Uraian Pembayaran Nilai Pajak
1 2 3 4 5 6 7
Bendahara Pengeluaran Pembantu PPK
……….. ………
NIP………. NIP………..
Catatan
1) Diisi dengan nomor urut 2) Diisi dengan nomor SPM
Pembayaran potongan
pajak bendahara melalui
Modul Penerimaan Negara
Generasi Ketiga (MPN G3)
Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3)
P E N Y E M P U R N A A N S I S T E M P E N E R I M A A N N E G A RA
Infrastruktur MPN G2 dibangun pada tahun 2011 dengan kecepatan pemrosesan transaksi 60 transaction per second (tps). Namun kapasitas yg dibutuhkan biller lebih dari 600 tps. Pemutakhiran infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan performa sistem penerimaan negara dengan kecepatan pemrosesan menjadi 1000tps.
Lembaga Persepsi Lainnya (LPL)
Sistem
Single Sign-On (SSO)
Pembangunan Portal Penerimaan Negara sebagai opsi bagi wajib pajak/wajib bayar/wajib setor membuat billing berbagai jenis penerimaan negara (pajak, bea dan cukai, PNBP dan penerimaan lainnya) sekaligus dapat membayar
penerimaan negara tersebut dalam satuwebsite. Perluasan saluran penerimaan negara dengan menambah cakupan lembaga yang dapat melayani pembayaran penerimaan negara selain melalui bank/pos, yaitu lembaga lainnya, seperti e-commerce, fintech sebagai Lembaga Persepsi Lainnya(LPL).
Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3) merupakan penyempurnaan MPN G2, meliputi: