• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN 2019"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN 2019

Bagian Keuangan

Kemenko Bidang Perekonomian

(2)

Sembari menyimak slide presentasi LLAT 2019

(3)

LATAR BELAKANG

PMK Nomor

163/PMK.05/2013

sebagaimana

diubah dengan

PMK Nomor

186/PMK.05/2017

tentang Pedoman

Pelaksanaan

Penerimaan dan

Pengeluaran

Negara pada Akhir

Tahun Anggaran

Pasal 22

“Ketentuan lebih

lanjut mengenai

langkah-langkah

akhir tahun

anggaran tiap

tahunnya diatur

dengan Perdirjen

Perbendaharaan”

Perdirjen

Perbendaharaan

Nomor 13 2019

tentang Pedoman

Pelaksanaan

Penerimaan dan

Pengeluaran

Negara Pada Akhir

Tahun Anggaran

2019

(4)

Tujuan

1. Memberikan penyelarasan dan pemahaman persepsi tentang Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pedoman

Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara pada Akhir Tahun

Anggaran 2019;

2. Untuk mempermudah para pengelola keuangan masing-masing unit dalam

pengendalian

batas-batas

waktu

tagihan

dan

dokumen

lampiran

pendukungnya;

3. Untuk mewujudkan efektifitas dan kelancaran dalam proses pelaksanaan

anggaran tahun 2019.

(5)

Topik Pembahasan

1

• Evaluasi LLAT 2018

2

• Monitoring Realisasi Anggaran s.d TW III 2019

3

• Pembahasan Juknis LLAT 2019

4

• Pengendalian dalam Pengelolaan KAS

• (SE SESMENKO Nomor: 15/SES.M.EKON/09/2018)

5

(6)

1. Evaluasi LLAT 2018

Persentase realisasi anggaran Kemenko Perekonomian pada tahun 2018 sebesar

96,78%, hal ini perlu dipertahankan dan diperkuat dengan peningkatan kinerja

seluruh unit, serta penggunaan anggaran yang akuntabel, efektif dan efisien.

Terdapat 1 dispensasi SPM yang disampaikan oleh Bpk Sesmenko Perekonomian

kepada Direktur Pelaksanaan Anggaran Dirjen Perbendaharaan, harapannya tahun ini

dapat diperbaiki;

Dokumen rampung belanja nominatif agar dimonitoring pengembalian kelebihan

belanja agar tidak mempengaruhi penyusunan laporan keuangan dan penyetoran

pajak lewat tahun anggaran. Melalui Surat edaran Sesmenko Perekonomian tentang

Pengelolaan Kas Nomor 15 tahun 2018 telah dipedomani dengan sebaik2nya dalam

rangka

mendukung

kelancaran

pelaksanaan

LLAT

2018,

diharapkan

dapat

ditingkatkan pengendaliannya di tahun 2019;

Pagu Minus di beberapa kegiatan pada tahun 2018, agar tetap dimonitor risiko yang

muncul pada akhir tahun 2019.

(7)

2. Monitoring Realisasi Anggaran

s.d Triwulan III 2019

(8)

Capaian Realisasi belanja Kemenko Bidang Perekonomian sampai dengan 30 Sep 2019 adalah sebesar sebesar 71,38% dari total pagu dipa Rp414.168.403.000,00. Persentase realisasi belanja pada satker 427752 terealisasi sebesar 71,46% sedangkan satker KEK terealisasi sebesar 69,68%;

Realisasi Belanja s.d 30 Sep 2019 (Berdasarkan data SP2D)

No Satker Pagu Total Realisasi Total Sisa Total %

1 427752 | MENKO BIDANG PEREKONOMIAN 396.168.403.000 283.094.356.784 113.074.046.216 71,46%

2

427755 | SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL

KAWASAN EKONOMI KHUSUS 18.000.000.000 12.541.956.592 5.458.043.408 69,68%

Grand Total 414.168.403.000 295.636.313.376 118.532.089.624 71,38%

Keterangan

Pegawai

Barang

Modal

Total

PAGU

85.478.072.000

319.322.441.000

9.367.890.000

414.168.403.000

REALISASI

79.848.767.308

210.574.843.153

5.212.702.915

295.636.313.376

SISA

5.629.304.692

108.747.597.847

4.155.187.085

118.532.089.624

(9)

Tahun Jan Feb Maret April Mei Jun Juli Agustus Sept Okt Nov Des

2015 1,3 3,1 5,9 9,3 13,2 17,9 24 28,6 33,2 35,3 47,9 70,6

Persentase Realisasi Per-bulan TA 2015-2019 mengalami peningkatan Perkiraan Realisasi s.d Akhir Tahun 2019 97,93%

(10)

Pagu DIPA Realisasi Sisa Pagu %

Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan 9.800.000.000 6.434.721.391 3.365.278.609 65,66% D.1 Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) 5.000.000.000 3.774.223.346 1.225.776.654 75,48% D.1 2 Kedeputian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian 14.800.000.000 10.489.089.163 4.310.910.837 70,87% D.2

Kedeputian Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi , SDA dan

Lingkungan Hidup 8.800.000.000 5.944.844.429 2.855.155.571 67,56% D.3 Extractive Industries Transparency Initiatives (EITI) 5.000.000.000 2.220.586.493 2.779.413.507 44,41% Eiti Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif dan Daya

Saing KUKM 11.925.000.000 8.239.825.290 3.685.174.710 69,10% D.4 Koordinasi Kebijakan Pengembangan Ekonomi Digital 10.875.000.000 5.872.743.165 5.002.256.835 54,00% E-ccomerce 5 Kedeputian Bidang Perniagaan dan Industri 15.800.000.000 11.002.064.434 4.797.935.566 69,63% D.5

Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 8.800.000.000 5.880.360.015 2.919.639.985 66,82% D.6 Koordinasi Kebijakan Percepatan Satu Peta (One Map Policy) 15.000.000.000 7.659.069.923 7.340.930.077 51,06% D.6 7 Kedeputian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional 9.800.000.000 6.356.117.703 3.443.882.297 64,86% D.7 8 Komite Ekonomi dan Industri Nasional 45.000.000.000 43.961.379.176 1.038.620.824 97,69% KEIN 9 Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus 18.000.000.000 12.541.956.592 5.458.043.408 69,68% KEK 10 Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Prioritas (KPPIP) 34.000.000.000 17.578.451.997 16.421.548.003 51,70% KPPIP

11 Sekretariat Kemenko Bidang Perekonomian 166.409.578.000 132.364.467.538 34.045.110.462 79,54% PPK Gaji + Sekre 1, 2, 3 12 Koordinasi Penugasan Program Prioritas Lainnya (Lintas 35.158.825.000 15.316.412.721 19.842.412.279 43,56% KEIN (5032.002, 2493) & Rocan (2494)

PPK

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Periode s.d 30 September 2019

No. Uraian Kegiatan/Output

Finansial

1

3

4

(11)

Informasi evaluasi dan

analisis anggaran masing2

PPK dapat dipantau di link:

(12)

3. Pembahasan Juknis LLAT 2019

Perdirjen Perbendaharaan Nomor 13 Tahun 2019 tentang

Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran

(13)

Ruang Lingkup

Menghadapi akhir tahun

Langkah‐langkah dalam menghadapi akhir tahun 2019 yang dimulai pada bulan September 2019

Akhir Tahun

Akhir tahun 2019 yaitu bulan Desember 2019

(14)

Kerangka Pengaturan

Bab I • Ketentuan Umum Bab II • Ruang Lingkup Bab III • Penerimaan Negara Bab IV • Pengeluaran Negara Bab V

• Penyelesaian Uang Persediaan

Bab VI

• Pinjaman Hibah LN

Bab VII

• Pengeluaran Negara atas Beban BA BUN

Bab VIII

• Akuntansi dan Pelaporan

Bab IX

• Ketentuan Lain-Lain

Bab X

(15)

Kebijakan Pengeluaran Negara

Bank Garansi

Rencana Penarikan Dana

.

.

.

01

.

05

Rencana penyerapan anggaran

RPD harian tetap berlaku Pengaturan pencairan dana harian Rencana/perkiraan pencairan dana harian

Sebesar perkiraan penyelesaian pekerjaan s.d. 31 Des 2019

.

02

.

Pengajuan Data Kontrak

.

06

.

Pengesahan

Kontrak sebelum 30 Nov 2019 Kontrak selama bulan Des 2019

SP3BLU diajukan secara bulanan SP2HL/SP4HL dan MPHL-BJS

UP/TUP

.

.

Pinjaman/Hibah LN

03

Sisa dana UP/TUP

.

07

.

Pengajuan SPM GUP Nihil/PTUP Dispensasi UP Tahun 2020

Penarikan dana sesuai dengan ketentuan lender

Pengajuan SPM

.

04

.

Pengeluaran BA BUN

.

08

.

Pengajuan sampai dengan 31 Des 2019

(16)

.

01

.

Rencana Penarikan Dana

01

September 2019

• KPPN melakukan koordinasi dengan Satker di wilayah kerjanya terkait dengan rencana penyerapan anggaran.

• KPPN menyusun data rencana penyerapan anggaran

• Satker melakukan penyesuaian data halaman III DIPA.

02

Oktober 2019

• Penyampaian RPD harian, pengajuan SPM mendahului tgl jatuh tempo dan SPM tanpa RPD harian mengacu sesuai aturan RPD.

• Jatuh tempo penerbitan SP2D sesuai bts akhir penerbitan SP2D sesuai jenis SPM mendesak

• Kepala KPPN dapat memberikan dispensasi untuk kegiatan yang penting dan

03

November dan Desember 2019

• KPPN melakukan pengaturan pencairan SPM yang diajukan Satker. ke Dit PKN paling lambat 22 Oktober 2019.

• KPPN membuat dan menyampaikan rencana pencairan dana harian Nov dan Des

• Rencana pencairan dana harian merupakan pagu maksimal. mengikuti ketentuan pengajuan SPM tanda RPD.

• Apabila pagu pencairan dana harian sudah terlewati, pencairan dana SP2D Poin Penting RPD

Konfirmasi SPP sampai dgn tgl 20 Des nilai diatas 1 Milyar, rencana penarikan dana disampaikan ke bag

(17)

Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran 2019

Pelaksanaan Reviu atas DIPA dan Rencana Kegiatan

Cek Kembali RPD semua transaksi untuk Bulan Oktober sampai dengan Desember 2019, apabila ada perubahan dilakukan update RPD di bit.ly/rpdsatker2019

Pelaksanaan Revisi Anggaran

a. Cek kesesuaian penggunaan kodefikasi pada DIPA yang dapat mempengaruhi proses pencairan anggaran

b. Segera melakukan penyesuaian rencana kegiatan dengan ketersediaan dana

(18)

.

02

.

Pengajuan Data Kontrak

Setelah tgl 30 Nov 2019

Sampai dengan tgl 30 Nov 2019

Tagihan diajukan dengan menggunakan SPP Kontraktual Data kontrak diajukan Unit PPK,

paling lambat 2 Desember 2019 ke KPPN

Data Kontrak didaftarkan Satker paling lambat 5 HK setelah kontrak Ditandatangani

dan ; Addendum/ Perubahan data

kontrak yg telah memiliki NRK disampaikan paling lambat 5 Desember 2019 ke KPPN

SPP LS Kontraktual disampaikan paling lambat 5 HK setalah kontrak didaftarkan dgn memperhatikan batas akhir pengajuan SPP LS Kontraktual ke

(19)

KPPN

Petunjuk Teknis

Meningkatkan Ketertiban Penyampaian Data Supplier dan Data Kontrak

1. Memastikan data supplier telah terdaftar di SPAN

2. Menyampaikan penambahan/perubahan data supplier yang sudah tercatata pada SPAN (informasi lokasi dan nomor rekening)

3. Memastikan kebenaran dan kesesuaian: a. Informasi Pokok Supplier

1) Nama Supplier 2) NPWP Supplier 3) Nomor Supplier

4) Kode Satker Mitra Supplier b. Informasi Lokasi Supplier

1) Alamat Supplier 2) Kode Pos Supplier 3) Kode KPPN

4) Kode Tipe Supplier c. Informasi Rekening Supplier

1) Nama Pemilik Rekening 2) Nomor Rekening 3) Kode Bank 4) Nama Bank

4. Segera mendandatangani kontrak pengadaan apabila telah ditetapkan pemenang lelang (bukan di akhir tahun)

(20)

.

03

.

UP/TUP

Tunai

SPP GU Nihil & SPP-PTUP diajukan ke bag keuangan

3 Jan 2020 10 Jan 2020 27-30 Des 2019 UP/TUP disetorkan ke kas negara SP2D terbit oleh KPPN

UP/

TUP

UP KKP

1. Penggunaan kartu kredit dibatasai s.d tanggal 9 Desember 2019;

2. Pembayaran dapat menggunakan tagihan/e-billing statement sementara

3. Untuk mendapatkan billing statement sementara sampai tanggal 9 Desember 2019, BPP dapat berkoordianasi dengan Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah 4. Apabila terdapat tagihan atas transaksi Kartu Kredit Pemerintah yang dilakukan

sampai dengan 9 Desember 2019 dan belum masuk dalam tagihan billing statement sementara, pembayaran dapat dilakukan berdasarkan struk (bukti pembayaran) dari mesin EDC dan kuitansi/bukti pembelian tanpa perlu menunggu tagihan/e-billing

(21)

Penyelesaian GUP/TUP

KPPN

Pengajuan SPP-PTUP dan SPP-GUP Nihil paling lambat tgl 3 Januari 2020 ke bag Keuangan Penerbitan SP2D-PTUP/GUP Nihil paling lambat tanggal 10 Januari 2020 KPPN mencetak Kartu Pengawasan DIPA dan UP/TUP Penerbitan SP2D-PTUP/GUP

Nihil diberi tgl 31 Desember 2019 dan dilakukan atas beban Rekening Pengesahan TUP/GUP Nihil.

Uraian ditambahkan frasa : “Pengesahan atas

(22)

Penyetoran Sisa Dana UP/TUP

Kas Negara Bendahara

Pengeluaran

Dapat mencocokan data sebelum melaksanakan penyetoran

Bukti Setor Salinan Bukti Setor

1

2

3

Catatan:

• Penyetoran sisa dana UP/TUP

TA 2019 tgl 27-30 Des 2019.

• Menggunakan akun

(23)

Tindak Lanjut atas UP/TUP yang belum

dipertanggungjawabkan oleh Satker

1. Pembayaran UP/TUP dalam tahun anggaran berikutnya tidak dapat diberikan sampai sisa dana UP/TUP tersebut disetorkan ke rekening Kas Negara;

2. Apabila terdapat UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan di 2019 namun tahun anggaran 2020 Satker dimaksud tidak memperoleh DIPA, Kepala KPPN menyampaikan surat teguran secepatnya kepada KPA, ditembuskan :

 Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian/Lembaga terkait  Kepala Perwakilan BPK RI setempat dan

 Dirjen Perbendaharaan.

3. UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan disebabkan oleh:

 Kasus pencurian/penyelewengan yang membutuhkan penyelesaian melalui mekanisme tuntunan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi/pidana; atau

(24)

… Lanjutan

Apabila disebabkan

pencurian/penyelewengan yang membutuhkan penyelesaian melalui mekanisme tuntunan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi/pidana

Dapat diberikan UP TA 2020 dengan dispensasi dari Dirjen

Perbendaharaan

Pengajuan dispensasi dilampiri dengan;

(1) kronologis kejadian;

(2) Perkembangan penyelesaian kerugian negara; (3) Pernyataan Kepala Satker bahwa akan menyelesaikan kerugian negara tersebut; dan (4) Laporan pendukung lainnya.

Sedangkan, jika terlambat dipertanggungjawabkan.

UP/TUP TA 2019 yang belum dipertanggungjawabkan dapat diperhitungkan dengan UP Tahun Anggaran 2020;

Bukti pengeluaran UP/TUP TA 2019 dipertanggungjawabkan sebagai bagian

pertanggungjawaban UP TA 2020 melalui mekanisme penyelesaian tunggakan;

Satker merevisi DIPA TA 2020 untuk menampung bukti pengeluaran UP/TUP TA 2019 tersebut dan mencantumkan dalam hal. IV DIPA.

(25)

.

04

.

Pengajuan SPP LS Kontraktual ke Bagian Keuangan

Batas Waktu

BAST/BAPP s.d 30 Sep 2019

1

BAST/BAPP 1 s.d 12 Okt 2019

2

BAST/BAPP 14 s.d 26 Okt 2019

3

BAST/BAPP 28 Okt s.d 16 Nov 2019

4

BAST/BAPP 18 s.d 30 Nov 2019

5

BAST/BAPP 2 s.d 13 Des 2019

6

BAST/BAPP/BG 14 s.d 17 Des 2019

7

17 Des 2019

15 Des 2019

9 Des 2019

25 Nov 2019

4 Nov 2019

21 Okt 2018

7 Okt 2019

BAST/BAPP/BG 18 s.d 31 Des 2019

(26)

.

04

.

Pengajuan SPP

No. Jenis Data Pengajuan SPP/Data

Kontrak

10 SPP-LS Gaji Induk

SPP-LS Non Kontraktual untuk perjadin, rdk, narsum, pihak ke 3 (< 50 jt)

SPP-LS Pembayaran honorarium TIM, PPBJ, dan penghasilan PPNPN bulan Desember

SPP-KP/KB/KC/IB SPP-PP

Surat ralat retur/SPPK

Perbaikan SPP dan/atau data kontrak dan/ atau data supplier atas SPM yg ditolak KPPN

6 Des 2019 11 9 Des 2018 12 6 Des 2019 13 14 15 16 13 Des 2019 18 Des 2019 20 Des 2019 27 Des 2019

(27)

Sistem dan Batas Waktu Pembayaran Honorarium,

Tunjangan, Vakasi dan Penghasilan PPNPN Bulan

Desember 2019

Pembayaran dapat dilakukan pada bulan Desember melalui mekanisme SPP-LS dengan melampirkan SPTJM;

SPTJM ditandatangani PPK;

Pengajuan SPP-LS diterima paling lambat tanggal 6 Desember 2019 pada jam kerja;

Penerbitan SP2D dilakukan paling lambat tanggal 27 Desember 2019.

1

2

3

(28)

.

05

.

Bank Garansi

Diajukan sebesar nilai pekerjaan yang akan diselesaikan dan

diterima KPPN paling lambat 20 SPM LS Kontraktual nilai lebih dari

Rp50 Juta dilampiri:

a. Asli Jaminan Pembayaran b. Asli surat kuasa klaim Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat

diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi maka penyedia barang/jasa

mengembalikan ke kas negara. Jaminan pembayaran dicairkan dalam hal penyedia barang/jasa tidak mengembalikan ke kas negara

Desember 2019

PPSPM bertanggungjawab : a. meneliti keabsahan jaminan

pembayaran,

b. menatausahan surat pernyataan keabsahan jaminan

c. menatausahakan surat pernyataan kesanggupan

d. menatausahakan surat perjanjian pembayaran

Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat

diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des dan akan dilanjutkan TA berikutnya maka jaminan pembayaran dicairkan sebesar selisih jaminan pembayaran dengan nilai penyelesaian pekerjaan

Pekerjaan yang telah diselesaikan, PPSPM menyampaikan BAST/BAPP kepada Kepala KPPN paling lambat 5

SPM LS Kontraktual dengan nilai kurang dari Rp 50 Juta cukup dilampiri SPTJM

(29)

.

05

.

Bank Garansi

Penagihan III (14 HK setelah Tagihan II) Penagihan I (14 HK) Pemberitahuan KPPN KPA/PPK Penyedia KPPN Kantor Pusat

Pencairan Jaminan Bank (bank garansi)

1. Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan akan dilanjutkan TA:

a. KPA menyampaikan pemberitahuan dilampiri surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan dalam 90 hari kalender b. KPPN klaim jaminan bank sebesar selisih nilai jaminan bank dengan nilai penyelesaian pekerjaan

Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi: a. KPA/PPK menerbitkan pernyataan wanprestasi dan surat penetapan nilai pengembalian kepada negara (SPNP)

b. KPA/PPK memerintahkan penyedia barang/jasa menyetor ke kas negara dalam jangka waktu 7 hari sejak diterbitkan SP3 (penagihan pertama) c. Penyedia tidak menyetor, KPA/PPK membuat surat permintaan pencairan jaminan bank kepada kepala KPPN

d. Bank melakukan pencairan dalam jangka waktu 14 HK sejak diterimanya tagihan dari kepala KPPN (penagihan kedua)

e. Klaim diajukan melalui kantor pusat bank penerbit jaminan jika dalam jangka waktu 14 hari kerja jaminan bank belum dicairkan (penagihan ketiga) 2.

Jaminan di Cairkan Sebesar Selisih Nilai Jaminan dan penyelesaian Pekerjaan

(14 HK han I) selanjutnya

Penyedia Dilanjutkan TA KPA/PPK

Jaminan Jaminan di Cair Selisih Nilai Ja penyelesaian Pe Jaminan BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 Wanprestasi Jaminan BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 Permintaan klaim Jaminan Penagihan II setelah Tagi

(30)

.

05

.

Bank Garansi

Penagihan III (14 HK setelah Tagihan II) Penagihan I (14 HK) 6 6 KPPN 9 KPPN Kantor Pusat setelah Tagihan I) 13

Pencairan Jaminan Bank (bank garansi)

1. Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan akan dilanjutkan TA:

a. KPA menyampaikan pemberitahuan dilampiri surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan dalam 90 hari kalender b. KPPN klaim jaminan bank sebesar selisih nilai jaminan bank dengan nilai penyelesaian pekerjaan

Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan sampai akhir kontrak atau 31 Des 2019 dan dinyatakan wanprestasi: a. KPA/PPK menerbitkan pernyataan wanprestasi dan surat penetapan nilai pengembalian kepada negara (SPNP)

b. KPA/PPK memerintahkan penyedia barang/jasa menyetor ke kas negara dalam jangka waktu 7 hari sejak diterbitkan SP3 (penagihan pertama) c. Penyedia tidak menyetor, KPA/PPK membuat surat permintaan pencairan jaminan bank kepada kepala KPPN

d. Bank melakukan pencairan dalam jangka waktu 14 HK sejak diterimanya tagihan dari kepala KPPN (penagihan kedua)

e. Klaim diajukan melalui kantor pusat bank penerbit jaminan jika dalam jangka waktu 14 hari kerja jaminan bank belum dicairkan (penagihan ketiga)

f. Kepala KPPN memberitahukan kegagalan klaim/pencairan kepada KPA/PPK jika dalam jangka waktu 14 HK sejak penagihan ketiga jaminan bank belum dicairkan. 2. Penagihan II (14 HK 8 7 ebesar dan penyelesaian Pekerjaan

Penyedia Dilanjutkan TA KPA/PPK

Pemberitahuan selanjutnya 5 Jaminan 4 Jaminan di Cairkan S Selisih Nilai Jaminan

1 3 Jaminan 2 BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 7 Permintaan klaim

Penyedia Wanprestasi KPA/PPK

5 1 3 Jaminan 2 BAST/BAPP 18 s.d 31 desember 2019 Jaminan 4 Penagihan II setelah Tagi

(31)

Dibayarkan apab

Dilampiri fotokopi

jaminan pemelihara SPM dapat diterbitk

berkenaan

.

05

.

Bank Garansi

an yang telah disahkan oleh PPK serta mencantumkan nomor dan tanggal jaminan bank/asuransi pada uraian SPM ila

pekerjaan telah selesai 100%

an terpisah atau disatukan dengan SPM pembayaran termin/angsuran

(32)

Akuntansi dan Pelaporan

Rekonsiliasi

22 Januari 2020 Upload data e rekon 20 Januari 2020

Closing Periode 20 Januari 2020 24 Januari 2020 5 Februari 2020 13 Februari 2020 13 Februari 2020 14 Februari 2020 25 Februari 2020 UABUN UAPA UAPBUN AP UAPPA-Es I UAKKBUN-Kanwil UAPPA-W UAKBUN Daerah KPPN UAKPA/UAKPA BUN

KPPN

KPPN KP & KPH UAKBUN Daerah

(33)

4. Himbauan Pelaksanaan

(34)

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TW IV 2019

1) Memastikan Sisa pagu tahun 2019 dan mengendalikan usulan revisi anggaran untuk menghindari pagu minus; 2) Mengajukan SPP ke bagian keuangan lebih awal dan mengusahakan menghidari batas akhir untuk menjaga

kemungkinan penolakan supplier atau kesalahan spm lainnya;

3) Pembayaran tagihan kontraktual yang jatuh tempo agar diajukan segera ke bagian keuangan dan rutin

memonitor pagu kontrak yang belum terealisasi secara online melalui situs om SPAN pada modul penganggaran di menu sisa pagu, kemudian pilih akun sesuai kegiatannya;

4) Memastikan kesamaan format lampiran sesuai dengan juknis LLAT 2019;

5) Segera mendaftarkan kontrak ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak tertandatangani dan sebisa mungkin menghindari penandatanganan pembuatan kontrak setelah tgl 30 November 2019;

6) Konsistensi Pengiriman ADK SPP, ADK Karwas Kontrak, ADK PPNPN;

7) Pembayaran SPM LS Honorarium/Perjalanan Dinas nominatif agar diselesaikan sebelum 31 Desember 2019; 8) Dalam hal terdapat sisa honorarium/perjalanan dinas nominatif yang belum disampaikan kepada yang berhak,

agar PA/BPP/PPK berkoordinasi dengan bagian keuangan untuk pencatatan saldo uang honor/perjadin dimaksud;

9) Dalam hal akan dilakukan penyetoran sisa uang honor/perjadin dimaksud pada tahun 2019, agar dilakukan paling lambat sebelum tanggal 6 Januari 2020.

(35)

Informasi

Daftar Kontrak yang jatuh tempo

s.d 30 Sep 2019

Penyampaian paling lambat

(36)

5. Monitoring

Pengelolaan KAS

Berdasarkan Surat Edaran Sesmenko Perekonomian

Nomor: SE-15/SES.M.EKON/09/2018

(37)

Pendahuluan

Latar Belakang dan Tujuan

Tindak Lanjut

- Temuan BPK: Terdapat pengembalian belanja

yang belum dicatat sebagai piutang tahun

2015-2017 sebagai piutang atas kelebihan belanja

konsultan, honor tim, perjadin;

- Pencatatan pungutan pajak atas UP/TUP yang

belum tertib, terhadap setoran pajak setor

lewat tahun anggaran.

Dalam rangka pelaksanaan anggaran yang

akuntabel & Mewujudkan tertib administrasi

pengelolaan kas atas kelebihan belanja nominatif

Membuat Edaran Perihal:

“MEKANISME MONITORING

PENGEMBALIAN BELANJA ATAS

PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) DAN

PENCATATAN SETORAN PAJAK YANG

BERASAL DARI UANG PERSEDIAAN

(UP)/TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN

(TUP)”

(38)

Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata

Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 219/PMK.05/2013 tentang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat;

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 270/PMK.05/2014 tentang

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat;

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 145/PMK.05/2017 tentang Tata

Cara Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Sebelum

Barang/Jasa Diterima.

(39)

Ruang Lingkup

1) Pengaturan terkait pengembalian belanja atas SPP-LS Bendahara pada tahun

berjalan atas tagihan honorarium dan perjalanan dinas yang belum

dilaksanakan (nominatif);

2) Pengaturan terkait kelebihan melalui pembayaran langsung (SPP-LS) kepada

penyedia barang/jasa (Pihak Ketiga) sebelum barang/jasa diterima pada akhir

tahun anggaran dengan mekanisme jaminan;

3) Pengaturan terkait penyetoran pajak yang berasal dari Uang Persediaan

(UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) dan melewati tahun anggaran.

(40)

Mekanisme Monitoring

A.

Monitoring Pengembalian Belanja atas Pembayaran Langsung pada Tahun Berjalan

1. PPK mengajukan tagihan SPP LS untuk pembayaran

honorarium, perjalanan dinas yang belum dilaksanakan, dan pembayaran kepada penyedia barang/jasa sebelum

barang/jasa diterima kepada bagian keuangan; 2. Atas pembayaran SPP LS yang telah diverifikasi dan

ditandatangani menjadi SPM oleh Kepala Bagian Keuangan, Subbagian Verifikasi membuat daftar monitoring belanja nominatif sesuai dengan format lampiran I;

3. Monitoring terhadap belanja nominatif tersebut juga memuat informasi mengenai batas terakhir penyampaian pertanggungjawaban dokumen rampung kepada bagian keuangan. Batas terakhir dalam penyampaian dokumen rampung LS nominatif kepada bagian keuangan adalah 17 hari kerja setelah kegiatan selesai dilaksanakan;

4. Jika hasil verifikasi dokumen rampung tersebut terdapat kelebihan pembayaran yang harus disetor, maka Subbagian Verifikasi menginformasikan kepada Subbagian Akuntansi dan Pelaporan untuk dibuatkan billing setoran yang

5. Terhadap kelebihan pembayaran yang disetorkan pada tahun anggaran berjalan akan dicatat sebagai pengembalian belanja. Namun, apabila disetorkan melewati periode tahun anggaran akan dicatat sebagai Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL).

6. Dalam hal pengajuan dokumen rampung melebihi batas ketentuan 17 hari kerja pada tahun anggaran berjalan, bagian keuangan akan memberikan sanksi berupa penundaan penerbitan SPM berikutnya sampai unit tersebut menyelesaikan dan mengajukan dokumen rampung kepada bagian keuangan;

7. Apabila pengajuan dokumen rampung mengalami

keterlambatan dan melewati tahun anggaran, maka PPK wajib menyampaikan surat pernyataan alasan

keterlambatan kepada bagian keuangan Cq. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan sesuai dengan format Lampiran II. Surat pernyataan tersebut juga memuat informasi

(41)

Monitoring Oleh Sub Bag Verifikator atas

Tagihan Nominatif

No No SPM Tanggal SPM Akun Belanja Uraian Pembayaran Batas Akhir Tgl

Penyampaian Nilai Pengembalian

1 2 3 4 5 6 7

Kepala Subbagian Verifikasi

……… NIP………..

Catatan

1) Diisi dengan nomor urut 2) Diisi dengan nomor SPM 3) Diisi dengan tanggal SPM

(42)

Lampiran II

Surat Edaran Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor : SE- /SES.M.EKON/09/2018 Tanggal : September 2018

FORMAT SURAT PERNYATAAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta 10710 Telp. 021-3521974 Fax. 021-3521986

SURAT PERNYATAAN

Nomor : SP - /PPK.DEP.III.EKON/09/2018

Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama PPK : 2. Jabatan :

3. Satuan Kerja : (427752) Menko Bidang Perekonomian

4. Kementerian : (035) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa penyelesaian dokumen rampung di bawah ini melampaui 17 hari kerja :

No Nomor SPM Tanggal SPM Tanggal SP2D Uraian Pembayaran Nilai

Keterlambatan penyampaian dokumen rampung di atas disebabkan karena...

Bersama surat ini, kami juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa terdapat/tidak terdapat*) kelebihan pembayaran dari tagihan belanja diatas sebesar Rp………. Perhitungan kelebihan belanja sebesar Rp……… telah diverifikasi dan dihitung dengan benar berdasarkan dokumen/bukti yang ada.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

(43)

Mekanisme Monitoring (lanjutan)

B.

Monitoring atas Penyetoran Pajak yang berasal dari UP/TUP melewati Tahun

Anggaran

1. Pengajuan tagihan berupa SPP-GUP/SPP-PTUP yang disampaikan oleh PPK kepada

bagian keuangan, harus melampirkan dokumen pendukung beserta bukti atas setoran

pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2. Dalam hal setoran pajak dilakukan melewati tahun anggaran, maka Bendahara/BPP

wajib melakukan inventarisasi pajak yang belum disetor tersebut, sesuai dengan format

pada Lampiran III

SE-15/SES.M.EKON/09/2018

;

3. Rekapitulasi setoran pajak tersebut disampaikan kepada Subbagian Verifikasi dan

Subbagian Akuntansi dan Pelaporan dalam rangka penyusunan laporan keuangan paling

lambat tanggal 10 bulan januari tahun anggaran berikutnya, untuk mengidentifikasi

saldo kas dari pungutan pajak yang harus dicatat sebagai kas lainnya di bendahara

pengeluaran;

(44)

Rekap Setoran Pajak Uang Persediaan BPP

(Lewat Tahun: Setor Tahun 2019)

No No SPM Tanggal Setor Akun Pajak NTPN Uraian Pembayaran Nilai Pajak

1 2 3 4 5 6 7

Bendahara Pengeluaran Pembantu PPK

……….. ………

NIP………. NIP………..

Catatan

1) Diisi dengan nomor urut 2) Diisi dengan nomor SPM

(45)

Pembayaran potongan

pajak bendahara melalui

Modul Penerimaan Negara

Generasi Ketiga (MPN G3)

(46)

Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3)

P E N Y E M P U R N A A N S I S T E M P E N E R I M A A N N E G A RA

Infrastruktur MPN G2 dibangun pada tahun 2011 dengan kecepatan pemrosesan transaksi 60 transaction per second (tps). Namun kapasitas yg dibutuhkan biller lebih dari 600 tps. Pemutakhiran infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan performa sistem penerimaan negara dengan kecepatan pemrosesan menjadi 1000tps.

Lembaga Persepsi Lainnya (LPL)

Sistem

Single Sign-On (SSO)

Pembangunan Portal Penerimaan Negara sebagai opsi bagi wajib pajak/wajib bayar/wajib setor membuat billing berbagai jenis penerimaan negara (pajak, bea dan cukai, PNBP dan penerimaan lainnya) sekaligus dapat membayar

penerimaan negara tersebut dalam satuwebsite. Perluasan saluran penerimaan negara dengan menambah cakupan lembaga yang dapat melayani pembayaran penerimaan negara selain melalui bank/pos, yaitu lembaga lainnya, seperti e-commerce, fintech sebagai Lembaga Persepsi Lainnya(LPL).

Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3) merupakan penyempurnaan MPN G2, meliputi:

(47)

USER DAN PASSWORD PEMBUATAN BILLING

KEMENKO PEREKONOMIAN

Email :keuanganekon@gmail.com

Password : Perekonomian.20

(48)

Akses menuju mpn.kemenkeu.go.id

(49)

History Billing

Pembuatan Billing

(50)

Te r i m a

K a s i h

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di

Metode yang digunakan diantaranya observasi pra PPL, pengadaan kuliah pengajaran mikro/microteaching, penyusunan rancangan program, pembekalan oelh DPL PPL, persiapan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) guru kelas melakukan akomodasi materi dan cara pengajaran dengan menyiapkan siswa, memusatkan perhatian siswa yang ramai di kelas,

Menimbang, bahwa Penggugat menyatakan mencabut perkaranya dengan alasan Penggugat dengan Tergugat telah berdamai dan akan menyelesikan harta tersebut secara

The present study investigated future temporal and spatial changes in maximum temperature, minimum temperature, and precipitation in two sub-basins of the Jhelum River basin — the

[r]

Berdasarkan hasil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi Pelelangan Umum dengan ini kami mengundang Perusahaan Saudara untuk melakukan Pembuktian