• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Suyatun SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Suyatun SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE ROTATING TRIO EXCHANGE

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 3

SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK TAHUN

2014/2015 SEMSTER I PADA BIDANG STUDI PKN MATERI

PEMILIHAN UMUM

Oleh: Suyatun

SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan proses

pembelajaran mata pelajaran PKn di Kelas VI Semester I SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek dengan menerapkan metode rotating trio exchange. Metode Rotating Trio Exchange adalah sebuah cara mendalam bagi peserta didik untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan beberapa (namun biasanya tidak semua) teman kelasnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, yang berlatar alami. Rancangan penelitian terdiri dari refleksi, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, refleksi. Instrumen yang digunakan terdiri dari rencana pembelajaran, lembar observasi, lembar evaluasi, dan angket. Dengan adanya rotasi kelompok menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pembelajaran rotating trio exchange siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepasa siswa yang aktif. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 58,70 siklus I: 76,09 siklus II: 81,30 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II.

Kata Kunci: PKn, Metode Rotating Trio Exchange, Prestasi Belajar

Menurut WJS. Purwadarminta dalam "Kamus Umum Bahasa" mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan (Poerwadarminta, 1976: 768). Tanpa disadari, sering diucapkan kata "prestasi" baik itu dalam kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam

waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan tingkah laku tersebut.

Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang diperoleh dari hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi yang lain. Simon Bloom dalam buku "Supervisi Pendidikan" menjelaskan bahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu: kognifikan, afektif dan psikomotorik (simon, 1987: 68). Prestasi belajar siswa dicerminkan oleh nilai yang diperoleh dalam evaluasi. Cara peni-laian pada umumnya dipergunakan dengan

(2)

cara kuantitatif, artinya hasil evaluasi itu diberikan dalam bentuk angka-angka.

Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi Suryabrata, 1983: 7).

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional, terutama dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Maka PKn mempunyai peranan yang sangat penting dan mem-punyai andil yang sangat besar. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan agama disekolah perlu dilaksanakan secara efektif dan berkualitas sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/per-wakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945).

Dalam perkembangan sejak Prokla-masi 17 Agustus 1945 sampai dengan pe-ngujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang meng-ancam keutuhan negara. Untuk itu diper-lukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten

terha-dap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanam-kan kepada seluruh komponen bangsa Indo-nesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Pada Tahun Pelajaran 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegara-an dimasukkKewarganegara-an dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta". (Tap. MPR. No. IV/MPR/1973).

Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai Mata Pelajaran tersendiri. Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebuda-yaan menegaskan bahwa: "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila". (Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983:24).

Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa hakekat Mata Pelajaran PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Panca-sila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral (afektif) dan perbuatan (psikomotor) disamping secara integratif perlu diperhatikan aspek pengetahuan (kognitif).

Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang

(3)

Pendi-dikan Masalah Moral Dengan adanya materi yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan Perintah yang ada dalam Pancasila yang berdasarakan UUD 1945 oleh setiap Peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelak-sanaan program pembelajaran PKn hendak-nya dapat menjamin pengembangan keselu-ruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan ketrampilan, terutama pcngembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai - nilai yang terkandung dalam UUD 1945.

Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PKn yang sesuai dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh sistem agung. Berikut azas yang di-ajarkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro yang terkenal yaitu: “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani”. Dari azaz terse-but kiranya sungguh tepat dalam penyajian PKn, karena bercirikan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro dalam membangun Pendidikan yang ada di Indonesia.

Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal itu D. Djamal mengemukakan bahwa: "Tujuan mempelaja-ri PKn adalah untuk mengerti dan memaha-mi tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah ne-gara dan UUD 1945". (Djamal, D. 1979: 7).

Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan menerus-kan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedo-man Penghayatan dan GBHN kepada gene-rasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik" (GBPP, Dep-dikbud, 1984:3 ).

Dengan demikian PKn juga memben-tuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta-didik yang taat akan peraturan kedisiplinan sekolah dan peraturan lainnya. Dalam proses pembela-jaran PKn akan berhadapan dengan per-masalahan yang kompleks, karena pendi-dikan PKn tidak hanya menyangkut masalah transformasi ajaran dan nilai tetapi lebih dari itu misalnya: Masalah siswa dan berbagai latar belakangnya, kondisi dan situasi apa yang akan diajarkan, sarana apa yang akan diperlukan, bagaimana cara dan metode apa yang diharapkan dan seberapa jauh efek-tifitas, efesiensi serta usaha-usaha apa yang dilakuakan untuk menimbulkan daya tarik bagi siswa tersebut. Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah tidak hanya ditentukan oleh ketetapan strategi guru dalam mentrasfer pengetahuanya, te-tapi juga ditentukan oleh peran serta aktif dari siswa dalam proses belajar mengajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka tugas guru tidak lagi hanya memberikan sejumlah informasi dalam pemikiran siswa. Tetapi seorang guru juga harus dapat mengusahakan bagaimana agar konsep yang penting dapat tertanam kuat dalam pemi-kiran siswa.

Menjadi seorang guru professional dan menyenangkan tidaklah mudah seperti

(4)

yang kita bayangkan, realitanya sekarang banyak sekali seorang guru yang kurang memiliki kemampuan dalam memilih dan menyeseuaikan suatu metode pembelajaran. Sehingga dalam pembelajaran pun kurang menarik dan prestasi belajarpun kurang maksimal. Hal ini semua disebabkan latar belakang guru yang kurang kesadaranya dalm meningkatkan mutu pendidikan. Begitupula siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa diantaranya latar belakang pendidikan, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, metode. pembelajaran yang monoton, ku-rang mengetahui pentingnya suatu pendi-dikan dan lingkungan tempat belajar serta tempat tinggal siswa, hal-hal tersebut juga mempengaruhi pada kualitas pengajaran dan kegiatan belajar siswa dalam upaya memaksimalkan prestasi belajar siswa.

Atas dasar itu, kerangka pendidikan dapat dikatakan prilaku pendidikan atau guru di pandang sebagai sumber pengaruh dan tingkah laku. Sedangkan yang belajar sebagai efek dari berbagai proses belajar mengajar, metode pembelajaran sangat pen-ting bagi pendidik dan perlu dipertim-bangkan dalam mempergunakanya sebab akan menentukan keberhasilan dalam ke-giatan belajar mengajar. Metode itu diper-lukan untuk menciptakan kondisi dimana siswa akan dapat mencapai tujuan pe-ngajaran yang semudah-mudahnya.

Metode pembelajaran adalah salah satu komponen dalam pembelajaran yang tidak bias dipisahkan dalam proses pembe-lajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar siswa akan membantu guru dan juga anak didik untuk mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan dalam suatu proses pembelajaran.

Metode Rotating Trio Exchange ini termasuk salah satu strategi model pembe-lajaran langsung yang dapat di terapkan pada semua mata pelajaran. Metode ini merupakan cara siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang. Penerapan tehnik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada materi pelajaran (kompetensi dasar) yang akan diajarkan dikelas.

Metode Rotating Trio Exchange ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan seba-gian (dan biasanya memang tidak semua) teman kelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan dikelas.

Metode Rotating Trio Exchange da-lam hal ini di bentuk tiga orang, yang diberi nomer 0,1,2. mereka diberi pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai permasalahanya, anggota kelompok dirotasi. No.nol tetap ditempat sedangkan nomer 1 pindah searah jarum jam dan nomer 2 kearah sebaliknya, sehingga akan terbentuk trio yang baru atau bercampur dengan anggota kelompok lain. Kemudian diberi permasalahan baru lagi dengan persoalan yang lebih sulit.

Menurut Darkenwald and Merriam (1982) belajar melalui tukar belajar diseja-jarkan dengan belajar mengarahkan diri (self directed learning) dan belajar private(private learning). Definisi paling pas yaitu sese-orang yang mempelajari materi tertentu atau keahlian bersama dengan orang lain yang mau menjadi pembelajar atau sumber belajar.

Model belajar learning exchange pada prinsipnya memiliki berbagai kesamaan dengan konsep model belajar lainya. Learning exchange sebagai sebuah model

(5)

belajar yang lebih menekankan pada konteks dinamika kelompok secara prinsipil mendasarkan pada konteks perubahan sikap. METODE PENELITIAN

Pada tahap ini kegiatan penelitian memuat beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan tindakan pelaksanaan tindakan yaitu:

Kegiatan Pra Tindakan

Kegiatan pra tindakan dilakukan untuk mendata permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada pembelajaran PKn, sekaligus melakukan studi dokumentasi. Studi dokumentasi dila-kukan terhadap hasil nilai siswa pada mata pelajaran PKn dari hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran sebelumnya, serta rencana pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru kelas II.

Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Perencanaan Tindakan

Dari kegiatan pra tindakan, disusun rencana tindakan perbaikan atas masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan dan disusun rancangan perbaikan pembelajaran PKn dengan meng-gunakan pembelajaran model belajar De-monstrasi. Rancangan perbaikan pembela-jaran ini terdiri dari: (1) Menyusun ran-cangan tindakan berupa rencana pembe-lajaran; (2) Menyusun instrument pengum-pul data berupa pedoman pengamatan, format observasi lapangan dan dokumentasi serta tes; (3) Pelaksanaan Tindakan; (4) Pengamatan; (5) Refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VI semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 di SDN 3 Sumberingin

Kabupaten Trenggalek. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertim-bangan sebagai berikut: (1) SDN 3 Sum-beringin merupakan tempat peneliti sebagai guru kelas VI; (2) Siswa kelas VI meng-alami kesulitan pada materi Pelaksanaan Pemilu Di Indonesia; (3) Pembelajaran masih bersifat konvesional, guru lebih mengutamakan hasil daripada proses pem-belajaran itu sendiri; (4) Belum pernah dilaksanakan pembelajaran model belajar rotating trio exchange dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa pada mata pelajaran PKn.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Sumberingin pada siswa Kelas VI Semester I Mata Pelajaran PKn pokok bahasan Pelak-sanaan Pemilu Di Indonesia Tahun Pelajar-an pelajarPelajar-an 2014/2015 dengPelajar-an jumlah sis-wa sebanyak 12 sissis-wa. Penelitian ini dilak-sanakan mulai bulan Oktober sampai Nove-mber 2014. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan sejak bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember 2014. Subjek pene-litian dalam penepene-litian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 3 Sumberingin Keca-matan Karangan Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 12 siswa.

Untuk mengumpulkan data hasil pene-litian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tes Tertulis; (3) Dokumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai

Dalam penelitian ini, rumus yang di-gunakan untuk mengetahui tingkat pema-haman dan pencapaian skor hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

Presentase ketuntasan individual KB = T x 100 %

(6)

KB = presentase ketuntasan individual T = jumlah skor yang dicapai siswa T1 = jumlah skor ideal

( Trianto, 2010: 241 )

Presentase ketuntasan kelas % X = X1 x 100 %

N

%X = presentase ketuntasan kelas X1 = jumlah siswa yang tuntas individual

N = jumlah seluruh siswa

KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran.KKM yang telah ditetapkan pada pelajaran Kewirausahaan di SDN 3 Sumberingin adalah 75.

Catatan ini ditulis secara sistematis dan teratur berkenaan dengan hal-hal sepu-tar obyek yang diteliti. Catatan lapangan ini bisa memuat hasil pengamatan, penafsiran, persepsi, perasaan, reaksi, sikap atau tingkah laku. Sehingga dengan adanya catatan la-pangan ini, diharapkan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan ini.

Analisis data dilakukan dengan meng-gunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan peng-kategorian dan pengklasifikasian; (3) Me-nyimpulkan dan memverifikasi.

Untuk menganalisis tingkat keber-hasilan atau persentase keberkeber-hasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara mem-berikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung

dengan menggunakan statistik sederhana yaitu,

Untuk menilai ulangan atau tes formatif

N X X Dengan: X = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar

% 100 . . . x Siswa belajar tuntas yang Siswa p

HASIL DAN PEMBAHASAN PraSiklus

Peneliti sebagai observer dalam pe-nelitian ini telah melakukan kegiatan pra tin-dakan yang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2014. Hasil dari refleksi awal dalam pene-litian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan hasil kajian studi dokumentasi pembelajaran Kelas VI. Dari data kelas dan buku hasil analisis evaluasi pembelajaran guru Kelas VI diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi Pe-laksanaan Pemilu Di Indonesia sangat ren-dah. Dari hasil obeservasi diduga penyebab utama rendahnya prestasi belajar siswa ada-lah penerapan strategi pembelajaran yang tidak tepat, sehingga tidak mampu merang-sang aktivitas belajar siswa.

Siklus Pertama

Planning (Perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a)

(7)

Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode rotating trio ex-change; (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan pene-litian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian Action (Pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran; (b) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok; (c) Mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk diskusi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Siswa membaca materi dari buku PKn; (b) Siswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota 3 siswa. Selanjutnya anggota kelompok membagi dirinya dengan nomor 0, 1 dan 2; (c) didiskusikan dengan kelompoknya; (d) Masing-masing kelompok mempresentasi-kan hasil diskusinya, kelompok lain mem-berikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (e) Guru memulai rotasi baru dengan meminta siswa yang meme-gang nomor 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (f) Setelah terbentuk kelompok baru guru memberikan permasa-lahan yang sama untuk didiskusikan ber-sama kelompoknya; (g) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskus-inya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan pe-nguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (h) Guru memulai rotasi baru dengan

me-minta siswa yang memegang nomor 1 ber-pindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (i) Setelah terbentuk kelompok baru guru memberikan permasalahan yang sama untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (j) Ma-sing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat mem-berikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (k) Membuat kesepakatan untuk menyimpulkan. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Tanya jawab sesuai materi secara lisan; (b) Tindak lanjut memberikan tugas rumah.

Observation (Pengamatan)

Bagi Kelas VI SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trengga-lek, siswa-siswa tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terha-dap pelajaran meningkat. Indikator obser-vasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya.

Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (1) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (2) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (3) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar

(8)

meng-ajar; (4) Akan tetapi guru masih sulit men-jadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga wak-tu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan.

Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerap-an model belajar rotating trio exchpenerap-ange berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester II SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan pada Mata Pelajaran PKn pokok bahasan Pelaksanaan Pemilu Di Indonesia. Untuk memperoleh gambaran perkembangan prestasi belajar siswa penelitian tampilkan tabulasi data berikut ini.

Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus I no nilai Frek. n x f % Ket.

1 60 3 180 13.04 Tidak Tuntas 2 70 9 630 39.13 Tuntas 3 80 5 400 21.74 Tuntas 4 90 6 540 26.09 Tuntas jumlah 23 1750 100.00 Refleksi

Dari hasil observasi ditemukan kele-mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun men-jelaskan suatu fenomena masih sangat ren-dah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif.

Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar

sebesar 75,00% masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pem-belajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus Kedua

Planning (Perencanaan)

Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang Pelaksanaan Pemilu Di Indonesia. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaan-nya perlu tambahan yang meliputi: (a) Mem-perbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi.

Action (Pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakan-nya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun kegiatannya ada-lah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Siswa memperhatikan penjelas-an guru tentpenjelas-ang materi ypenjelas-ang harus dicapai dalam proses pembelajaran; (b) Siswa diba-gi menjadi 3 kelompok; (c) Mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk diskusi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Siswa membaca materi dari buku PKn; (b) Siswa membentuk kelompok dengan jumlah ang-gota 3 siswa. Selanjutnya angang-gota kelompok membagi dirinya dengan nomor 0, 1 dan 2; (c) Setiap kelompok mendapatkan pertanya-an ypertanya-ang sama untuk didiskusikpertanya-an dengpertanya-an kelompoknya; (d) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,

(9)

kelom-pok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (e) Guru memulai rotasi baru dengan meminta siswa yang memegang nomor 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (f) Setelah terbentuk kelompok baru guru memberikan permasalahan yang sama untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (g) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi-nya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan pe-nguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (h) Guru memulai rotasi baru dengan me-minta siswa yang memegang nomor 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (i) Setelah terbentuk kelompok baru guru memberikan permasalahan yang sama untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (j) Ma-sing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat mem-berikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (k) Membuat kesepakatan untuk menyimpulkan. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Tanya jawab sesuai materi secara lisan; (b) Tindak lanjut memberikan tugas rumah.

Observasi (Pengamatan)

Pada siklus II aktivitas siswa menun-jukkan perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresen-tasikan hasil diskusi kelompoknya.

Frekuen-si pertanyaan Frekuen-siswa merata tidaklagi didomi-nasi oleh kelompok tertentu. Komunkasi an-tar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan konsdusif. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 71,25% dan termasuk dalam kategori aktivitas “baik”.

Guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 72,50% dan termasuk dalam kriteria “baik“.

Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerap-an model belajar rotating trio exchpenerap-ange berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Sumberingin Kecamatan Karangan pada Mata Pelajaran PKn pokok bahasan Pelaksanaan Pemilu Di Indonesia. Untuk memperoleh gambaran perkembangan pres-tasi belajar siswa penelitian tampilkan tabu-lasi data berikut ini.

Refleksi

Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam diskusi meningkat; (c) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100,00%, Sehingga penelitian ini berkahir pada siklus II.

(10)

Tabel 2. Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan perbaikan Pembelajaran Pada Siklus II

no nilai Frek. n x f % Ket.

1 60 2 120 8.70 tidak tuntas 2 70 7 490 30.43 tidak tuntas 3 80 4 320 17.39 tidak tuntas 4 90 6 540 26.09 tidak tuntas 5 100 4 400 17.39 tuntas jumlah 23 1870 100.00 Pembahasan

Dalam menerapkan metode belajar

rotating trio exchange, peneliti membagi

siswa Kelas VI yang berjumlah 23 siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan hasil ulangan harian siswa. Jumlah kelompok juga disesuaikan dengan lokasi belajar dan jumlah bangku yang tersedia.

Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satu siswa untuk me-mimpin rekan yang lain menyanyikan lagu “Pemilihan Umum”. Kemudian guru mem-berikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, se-hingga semua siswa termotivasi untuk mem-berikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Ke-lompok yang tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti selaku observer melaku-kan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif.

Pada siklus II peran guru banyak se-bagai fasilitator, siswa tampal lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupakoin dan lagu yang dinya-nyikan dalam pembelajaran mampu memo-tivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiat-an pembelajarkegiat-an di kelas.

Pada hasil nilai sebelum siklus diper-oleh nilai rata-rata: 58,70 siklus I: 76,09 si-klus II: 81,30 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II . Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikata-kan berhasil dengan baik. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 1.

Gambar 1. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SDN 3 Sumberingin Kecamatan

Karangan PENUTUP

Kesimpulan

Dengan adanya rotasi kelompok me-numbuhkan rasa tanggung jawab dan ke-bersamaan dalam menyelesaikan setiap tu-gas yang diberikan oleh guru. Dengan

(11)

me-numbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu me-ningkatkan peran siswa dalam belajaran. Dengan demikian Melalui pem-belajaran rotating trio exchange siswa dila-tih untuk leluasa mengeluarkan ide atau ga-gasan dalam setiap kegiatan diskusi kelom-pok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepasa siswa yang aktif. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 58,70 siklus I: 76,09 siklus II:

81,30 dengan ketuntasan belajar siswa

sebesar 100% pada akhir siklus II

Saran

Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. Memaksimalkan persiap-an perpersiap-angkat pembelajarpersiap-an, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode rotating

trio exchange. Memperdalam pengetahuan

yang berkaitan dengan metode rotating trio

exchange. Meningkatkan kualitas kolaborasi

antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkat-kan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap Mata Pelajaran yang diajarkannya.

DAFTAR RUJUKAN

Darkenwald, D. and Marriam, I. 1982. Adult

Education: Foundation of Practice.

New York: Harpar and Row. Publishers

Poerwadarminta. WJS. 1983. Bahasa Indonesia Untuk Karang Mengarang.

Jakarta: Balai Pustaka.

H. A. Simon. 1987. Diambil dari buku Kusrini yang berjudul Sistem Pakar

Teori dan Aplikasi. Andi Yogyakarta:

Yogyakarta.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi

Penelitian. Jakarta: CV. Rajawala

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Tap. MPR. No. IV/MPR/1973

Tim Pembina PKn. 1983. Jakarta: Dep-dikbud.

Gambar

Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi  Tindakan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus I  no  nilai  Frek
Gambar 1. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa  Kelas VI SDN 3 Sumberingin Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Selain program yang tergolong jangka menengah, telah diterapkan pula program yang bersifat jangka panjang, yaitu penelitian pertanian yang telah

Banyak dampak positif yang didapat dari penggunaan gadget, seperti menjadikan komunikasi menjadi lebih mudah dan praktis dari segi komunikasi, menambah banyak teman dari

berkaitan dengan potensi risiko penularan dan potensi terhadap pemaksaan untuk melakukan hubungan seks ini belum mendapatkan pengaturan dalam peraturan perundang- undangan

Kraft (2014) menjelaskan bahwa perusahaan dengan modal yang intensif memiliki kesempatan yang lebih besar untuk perencanaan perpajakan atau strategi penghindaran

9. kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem parlementer yang terpusat pada parlemen. Setelah terjadi perubahan UUD 1945, terjadi penguatan sisitem

Semakin spesifik jasa yang diberikan akan semakin sulit mencapai peningkatan produktifitas , akan tetapi kesulitan peningkatan produktifitas dibarengi dengan berbagai upaya

1. Visibility : Nagita Slavina merupakan artis tanah air yang merupakan istri dari Raffi Ahmad yang punya sapaan akrab Gigi, popularitas Gigi ini di gunakan dalam

Selain itu NCSC membantu BSSN melakukan pameran pada tahun 2019 yaitu pameran “Cybersecurity Indonesia (CSI) 2019” yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 6