• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BUNTET PESANTREN CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BUNTET PESANTREN CIREBON"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

144

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BUNTET PESANTREN

CIREBON

A. Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang cerdas dan terampil serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai semangat patriotisme terhadap bangsa dan negara sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan masing-masing.

Sekolah bisa berjalan dengan baik karena adanya guru, guru adalah orang yang diberi tugas mengajar dan mendidik di sekolah. Oleh karena itu peranan guru adalah sangat penting sekali didalam menyiapkan generasi muda guna membangun bangsa dan negara kedepan. Ditangan gurulah terletak masa depan bangsa, tanpa guru maka bangsa ini tidak akan mengalami banyak kemajuan. Oleh karena itulah guru dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa, karena pengabdian yang dilakukan oleh guru tidak diberikan jasa berupa pangkat seperti kalangan militer.1

Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak

1

(2)

didik tetapi lebih dari itu yakni membina karakter siswa sehingga tercapailah kepribadian yang berakhlakul karimah. Diantara karakter baik yang hendak dibangun dalam kepribadian peserta didik adalah bisa bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah, peduli kepada orang lain, percaya diri, pekerja keras, bersemangat, tekun, tidak mudah putus asa, bisa berfikir rasional dan kritis, kreatif dan inofatif, dinamis, bersahaja, rendah hati, tidak sombong, sabar, cinta ilmu kebenaran, rela berkorban, berhati-hati, bisa mengendalikan diri, tidak mudah terpengaruh oleh informasi buruk, mempunyai inisiatif, setia menghargai waktu, dan bisa bersikap adil.2

Upaya Pembentukan Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon, diantaranya adalahKepala sekolah, beliau mengatakan bahwa, dari madrasah sendiri sudah ada konsep dalam upaya pendidikan karakter siswa, seperti:3 kedisiplinan yang meliputi peraturan waktu maupun peraturan tugas, upaya meningkatkan akhlakul karimah siswa dalam bentuk penerapan ibadah sehari-hari, kejujuran dalam hal apapun termasuk ujian, tanggung jawab siswa, jika ada pelanggaran siwa wajib dan harus bertanggung jawab, semua ini yang tidak kalah penting adalah upaya

2

Ibid 3

(3)

penyadaran siswa, karena dengan siswa sadar akan semuanya menjadi mudah.4

Pendidikan karakter perlu ditanamkan pada peserta didik sejak dini. Pendidikan karakter adalah segala upaya yang bisa dilakukan untuk mempengaruhi karakter anak didik. Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang disengaja untuk membantu anak didik sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai etika atau budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan karakter penting bagi setiap orang, yang di mana karakter tersebutlah yang mendominasi sifat atau identitas orang itu sendiri. Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting. Dengan pendidikan karakter kita mampu mengenali siapa diri kita yang sebenarnya kemudian dapat membentuk sifat yang baik, terutama dari segi etika dan moral. Etika seseorang yang tidak mendapatkan pendidikan karakter.5

Jadi perlu dipahami, bahwasanya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan mengambil peranan yang penting yaitu sebagai penyeimbang dari kecakapan kognitif dari peserta didik. Contoh nyata dari tidak seimbangnya pendidikan kognitif dengan pendidikan karakter adalah seringnya kita jumpai, ada pejabat atau oknum pemerintah yang melakukan korupsi. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pendidikan karakter pada peserta didik yang kelak menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki karakter baik, berdedikasi tinggi, jujur dan amanah.

Kepala sekolah juga mengatakan bahwa setiap guru harus menanamkan ketauladanan nilai-nilai pendidikan karakter, agar para siswa bisa mencontoh yang dilakukan oleh gurunya. Nilai-nilai karakter yang harus guru tauladani adalah dalam hal tanggung jawab, kebersihan, disiplin, jujur dan shalat berjamaah.6

Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani terdiri dari tanggung jawab, kebersihan, kedisiplinan, jujur dan shalat berjamaah. Adapun contoh dari tanggung jawab adalah Guru berangkat ke sekolah

4

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 5

Ibid 6

(4)

tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai menjadi salah satu rutinitas seorang guru, guru bersikap baik dalam menjalankan pengajaran dan tugas-tugas harian, guru tidak pernah terlambat “mengembalikan” pekerjaan siswa, guru tidak lupa memberi feedback secara positif bagi perkembangan siswanya. guru merasa bersalah dan terus mencari cara ketika pengajarannya tidak dipahami dan dimengerti siswa.7

Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam kebersihan adalah guru harus mencontoh membuang sampah pada tempatnya dan guru selalu menggunakan pakaian yang rapih dan bersih. Adapun contoh nilai karakter kedisiplinan adalah guru selalu datang di sekolah tepat pada waktunya, guru masuk kelas tidak terlambat, dan guru keluar kelas tepat pada waktunya.8

Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam karakter kejujuran adalah Sejauhmana guru menilai hasil “pekerjaan” siswanya dengan standar yang jelas, guru tidak mentolerir kebiasaan siswa dalam mencontek dan tidak melakukannya dalam keseharian, guru dapat juga memaparkan apa maknanya seorang siswa mengerjakan “PR”-nya sendiri dan tepat waktu mengumpulkannya, guru mengapresiasi hasil pekerjaan siswa yang dikerjakannya secara jujur sekalipun belum sepenuhnya diselesaikan.9

Sedangkan contoh nilai karakter yang harus guru tauladani berupa shalat berjamaah adalah guru selalu mengikuti shalat dzuhur berjamaah di

7

Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017 8

Ibid 9

(5)

sekolah, dan guru hadir tepat waktu dalam mengikuti shalat dzuhur berjamaah di sekolah.

Wakil kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Perencanaan dan

pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum melalui hal-hal berikut ini:10

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.

Contoh kegiatan rutin adalahberdoa sebelum memulai kegiatan, kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik berdoa sebelum memulia segala aktifitas, membaca Asmaul Husna Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk berdzikir, mengingat nama-nama Allah, hormat Bendera Merah Putih dan upacara pada hari besar kenegaraan. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga sebagai bangsa pada peserta didik, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain). Bertujuan agar siswa senantiasa menjaga kebersihan anggota baannya agar menjadi siswa yang bersih dan sehat, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, bertujuan agar siswa tertanam jiwa religiusnya, dan mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.Bertujuan agar siswa mempunyai sifat sopan santun dimanapun juga.

10

(6)

Kegiatan spontan yaituKegiatan spontan tidak saja berkaitan dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada sikap atau perilaku yang positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap atau perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat dijadikan teladan bagi teman-temannya. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga.

Contoh kegiatan sepontan adalah ada siswa yang melakukan kesalahan atau datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat itu juga agar tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi, membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan dan sesama siswa, membiasakan bersikap sopan santun, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri, membiasakan menghargai pendapat orang lain, membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan, membiasakan menolong atau membantu orang lain, membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah, seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK, dan membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan.11

Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya.

11

(7)

Contoh kegiatan keteladanan adalah membiasakan berpakaian rapi, mebiasakan datang tepat waktu, membiasakan berbahasa dengan baik, membiasakan rajin membaca, membiasakan bersikap ramah, membiasakan disiplin, kebersihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, tata beribadah dan kerja keras.

Pengkondisian, untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Contoh dalam kegiatan ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang dilorong-lorong kelas dan di dalam kelas.12

Masalah Siswa di Sekolah

Menurut guru PKn ada banyak prilaku yang menunjukkan sifat percaya diri di sekolah, yaitu berani mengutarakan gagasan yang bersumber dari diri sendiri di hadapan guru maupun siswa lain. Tidak mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan diri juga adalah perilaku yang mencerminkan percaya diri.Memiliki inisiatif, yakni kemampuan dalam memutuskan dan melakukan sesuatu baik itu di kelas atau di lingkungan sekolah lainnya. Berani menghadapi dan melaporkan siswa lain yang hobi melakukan perundungan atau bullying.Selalu belajar dari kegagalan dalam ujian sekolah misalnya. Mereka yang percaya diri tidak akan jatuh berlama-lama melainkan segera bangkit, belajar dari kegagalan dan kembali memaksimalkan usaha.13

Meskipun demikian masih banyak siswa yang enggan atau tidak berani bertanya kepada guru didalam kelas, Ada beberapa faktor yang membuat siswa enggan atau tidak berani bertanya, diantaranya adalah

12

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017 13

(8)

takut dianggap bodoh atau ditertawakan teman, takut disuruh maju menyelesaikan soal ke depan oleh guru, takut jika diminta menjelaskan ulang materi yang baru saja disampaikan oleh guru, tidak membaca materi pelajaran atau kurang memperhatikan guru saat pelajaran sehingga sama sekali tidak paham materi yang akan ditanyakan, dan takut mengemukakan pendapat karena bingung cara menyampaikannya (tidak dapat berbahasa dengan baik).

Mengatasi rasa tidak percaya diri pada siswa di sekolah guru dapat melakukan upaya yang dapat dipakai untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa adalah dengan mengetahui penyebab kurangnya rasa percaya diri pada siswa, guru dapat memberikan perlakuan yang tepat untuk siswa tersebut. Biasanya siswa akan memiliki rasa percaya diri ketika mereka dalam situasi yang membuat mereka merasa penting. Maka, guru harus menemukan hal yang membuat siswa merasa bernilai.14

Hampir setiap kelas memiliki siswa yang pernah menerima penilaian negatif. Siswa ini mungkin berasal dari keluarga yang kasar dan suka merendahkan mereka, atau mungkin berasal dari kelas sebelumnya yang pernah memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka. Jadi, dukungan emosional sangat penting untuk membuat siswa kembali mendapat rasa percaya dirinya.15

Prestasi dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Tidak cukup hanya memberitahukan bahwa mereka bisa mencapai suatu prestasi, tapi

14

Ibid 15

(9)

guru harus membantu mereka mengembangkan kemampuannya, memastikan bahwa prestasi benar-benar dapat dicapai.

Tidak mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan diri juga adalah perilaku yang mencerminkan percaya diri

Guru aqidah akhlak, Guru memberikan contoh dalam menegakkan disiplin dan tata tertib, misalnya hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan pembelajaran dan berpenampilan rapi. Membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan keadaan fisik peserta didik. Misalnya siswa yang lambat dalam proses belajar, ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf intelektual yang sama. Memotivasi peserta didik dalam belajar, berkarya dan berkreasi. Guru mampu berkomunikasi dengan peserta didik untuk meningkatkan prestasinya. Mau menerima perbedaan pendapat peserta didik dan berani mengatakan yang benar dan yang salah tanpa menyinggung perasaan.16

Menurut guru aqidah akhlak nilai-nilai karakter yang diberikan pada siswa MAN Buntet Pesantren Cirebon adalah, Terhadap Tuhan: iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat, Terhadap diri sendiri: berusaha keras untuk mencapai prestasi yang baik, jujur, disiplin, amanah dan konsisten.Terhadap sesama: adil, jujur, tanggungjawab, santun, tolong menolong, tidak egois, tertib, patuh, menjaga lingkungan dan disiplin.Terhadap kebangsaan: setia, peduli, dan menghargai keberagaman.17

Jadi didalam pendidikan karakter mengandung nilai-nilai karakter baik yang berhubungan dengan Tuhan (hablumminallah), diri sendiri (hablum minnafsi), sesama manusia (hablum minannas), lingkungan (hablum minal’alam), dan kebangsaan.

16

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra. Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 17

(10)

Guru BK, beliau mengatakan bahwa, Bimbingan dan Konseling adalah suatu upaya untuk membantu siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dan memperoleh jawaban dari masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Penyelesaian masalahnya dengan cara kelompok atau dengan cara individu namun itu semua adalah proses untuk membantu siswa dalam menemukan jawaban. Bimbingan dan Konseling juga adalah layanan yang diberikan oleh guru BK kepada semua siswanya, disamping membimbing juga memberikan solusi kepada siswa yang membutuhkan.18

Contoh kasus yang sering dihadapi guru BK (Bimbingan Konseling) di MAN Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah kasus jarang masuk sekolah, membolos sekolah, sering terlambat masuk sekolah, dan berbuat anarkis.

Kasus jarang masuk sekolah, penyelesaiannya siswa diberi bimbingan oleh guru BK serta guru mata pelajaran dan wali kelas untuk menasehati dan memberi motivasi agar kedewasaan dalam belajar muncul dan hilangnya rasa takut serta munculnya tanggung jawab untuk menghafal mata pelajaran tertentu yang sudah ditanggung jawabkan kepada siswa.

Membolos sekolah, penyelesaiannya terkadang dalam usia yang labil, anak-anak lebih suka bermain bersama teman-temannya dari pada belajar. Jadi guru harus memberikan motivasi tentang pentingnya belajar agar siswa tidak membolos lagi.

Sering terlambat masuk sekolah, penyelesaiannya siswa harus mempunyai rasa tanggung jawab dalam belajar dan membagi waktu agar masalah dalam keterlambatan siswa berkurang dan menjadi siswa yang disiplin berangkat ke sekolah.

18

(11)

Berbuat anarkis, tidak menghormati guru, penyelesaiannya, dalam kegiatan belajar mengajar guru dan siswa harus seimbang. Adanya kerjasama yang dijalani keduanya merupakan hasil yang paling efektif, sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan secara mulus. Siswa menghormati guru, guru mengerti siswa dalam hal pribadi maupun dalam hal memberi dan menerima informasi dalam belajar sehingga kemungkinan adanya konflik semakin kecil.

Siswa bisa memiliki karakter baik atau buruk tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Menurut kepala sekolah MAN Buntet Pesantren Cirebon, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter ada dua yaitu faktor intern dan faktor eksteren.19

1. Faktor Intern

Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah : a. Insting atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan.Naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli.Nurani adalah perasaan atau lubuk hati terdalam yang selalu membisikkan dan mendorong pada kebaikan. Kata nurani biasanya disejajarkan dengan hati, sehingga menjadi hati nurani. Karena memang nurani erat kaitannya dengan hati (perasaan). Nurani selalu menunjuk

19

(12)

pada hal-hal yang positif, berbeda dengan hati atau perasaan yang bisa digunakan untuk sesuatu yang positif ataupun negatif. Misalnya: kebusukan hati, ketenangan hati, perasaan bahagia, perasaan dengki, dan sebagainya.

b. Adat atau kebiasaaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga gampang untuk dikerjakan atau dilaksanakan. karena kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang, jadi kebiasaan mudah dikerjakan maka hendaknya siswa selalu mengulang-ulang perbuatan baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter) yang baik padanya.20

c. Kehendak atau Kemauan

Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku

21

adalah kehendak atau kemauan keras (azam). d. Suara batin atau suara hati

Suara batin berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan buruk dan berusaha untuk mencegahnya, di samping dorongan untuk melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus dididik dan dituntun akan menaiki jenjang kekuatan rohani.22

e. Keturunan 20 Ibid 21 22 ibid

(13)

Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memengaruhi manusia. Sifat yang diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua macam yaitu: sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah.23

2. Faktor Ekstern a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal yang ada pada masyarakat.24

b. Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan pergaulan manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lain atau juga dengan alam sekitar.Sekolah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi karakter maka sekolah bisa menjadi salah satu tempat untuk bisa membentuk karakter siswa dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru25

Penunjang Berhasilnya Pendidikan Karakter

23

Ibid 24

Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017 25

(14)

Karakter yang ingin dibentuk kepada siswa Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon yaitu siswa yang Islami, berkualitas, terampildan berdaya saing tinggi. Karakter ini diwujudkan melalui misipendidikan terpadu antara dunia dan akhirat, yang berorientasi mutu,berilmu, terampil, cerdas dan mandiri, sehingga mampu bersaing didunia Internasional, di samping mengembangkan dan memeliharanilai-nilai yang ada di madrasah, meliputi; Aqidah Islam, Akhlaqul karimah, nilai ilmiah, kekeluargaan, kebersamaan, mandiri, hemat,bertanggung jawab, sederhana dan kreatif.Untuk mencapai tujuan tersebut ditunjang oleh fasilitas belajar yang cukup seperti laboratorium, masjid, serta fasilitas lainnya yangtelah dipenuhi oleh MAN Buntet Pesantren Cirebon.26

Di samping ituditunjang pula dengan kegiatan extra kurikuler berupa kegiatanpramuka dan olah raga. Adapun strategi yang dilaksanakan dalampendidikan karakter di samping dilaksanakan dalam

pembelajaran yang banyak diperankan oleh guru,

juga dilakukan melalui kegiatanrutin seperti pelaksanaan shalat berjamaah pada waktu zuhur semuasiswa wajib melaksanakannya di masjid, melalui kegiatan spontanseperti memberi sanksi kepada siswa yang terlambat datang, melaluiketeladanan dan pengkondisian seperti membuat selogan-selogan yang dapat mempengaruhi siswa untuk memiliki karakter yang baik.

26

(15)

Konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di MAN Buntet Pesantren Cirebon sebagaimana dirumuskan dalam visinya, yaitumewujudkan siswa yang Islami, berkualitas, terampil dan berdayasaing tinggi, Untuk mewujudkan visi tersebut semua guru

telahberperan dalam tugasnya selaku pendidik yang

bertanggungjawabterhadap pembinaan karakter siswa MAN Buntet Pesantren Cirebon sertatelah ditunjang dengan fasilitas yang cukup.27

B. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama. Nilai-nilai tersebut adalah perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan serta kebangsaan.

Nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan tuhan adalah pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.

Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah jujur, bertangguang jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerjakeras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu.

27

(16)

Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama adalah, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis.

Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan adalah peduli sosial dan lingkungan, nilai kebangsaan, nasionalis, menghargai keberagaman dan nilai karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan adalah setia, peduli, dan menghargai keberagaman.28

Kegiatan Penerapan Karakter Siswa di Sekolah

Berikut adalah hasil wawancara di sekolah MAN Buntet Pesantren Cirebon mengenai bentuk-bentuk pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai diatas adalah menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Bentuk pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dengan diadakannya kegiatan pengembangan diri dimana terdapat ekstrakurikuler, kegiatan rutin, kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain).

Setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Kegiatan spontan,kegiatan ini adalah ada siswa yang melakukan kesalahan atau datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat itu juga agar tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi. Keteladanan, kegiatan ini adalah nilai disiplin, kebersihan, kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, tata beribadah dan kerja keras. dan

28

(17)

pengkondisian, kegiatan ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang dilorong-lorong kelas dan di dalam kelas. Ada kegiatan terprogram dalam ekstrakurikuler seperti, pramuka (mandiri dan bertanggungjawab), palang merah remaja (kecakapan sosial dan jiwa sosial kepada sesama), olahraga (kerja keras, semangat jiwa yang tinggi, kebersamaan), keagamaan (tanggung jawab, toleransi, disiplin, saling menghargai, kerja keras).29

Penerapan atau implementasi nilai-nilai karakter siswa di MAN Buntet Pesantren dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai karakter terhadap Tuhan, nilai karakter terhadap diri sendiri, nilai karakter terhadap sesama, nilai karakter terhadap lingkungan dan nilai karakter terhadap kebangsaan.30

Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap Tuhan adalah berupa iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat. Adapun contoh bentuk pelaksanaan kegiatan iman adalah mempercayai adanya Allah SWT sebagai Tuhannya, dengan cara meyakininya didalam hati dan ucapan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Taqwa contohnya Siswa selalu melaksanakan yang diperintah oleh Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Syukur contohnya bersyukur dan berterimakasih kepada Allah, lega, sena yang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan. Ikhlas contohnya Tidak merasa terpaksa atau terbebani

29

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

(18)

dalam melakukan suatu pekerjaan, mengerjakan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Taat contohnya melaksanakan rukun iman, dan melaksanakan rukun islam. Taubat contohnya menyesal dengan sungguh-sungguh atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa-dosa, baik itu dosa besar maupun dosa kecil.

Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap diri sendiri adalah kerja keras, jujur, disiplin, amanah dan konsisten. Kerja keras contohnya pada saat pemberian tugas selalu menggunakan pedoman waktu untuk ditaati dalam penyelesaian tugas, tidak boleh bersantai-santai. Jujur contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran pada waktu mengisi soal ulangan atau ujian sekolah. Disiplin contohnya bersikap sopan santun, menghormati Ibu, Bapak guru, pegawai dan dengan siswa yang lainnya, menggunakan artibut sekolah, hadir tepat waktu, tidak meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapatkan ijin dari guru kelas. Amanah contohnya Ketika diberikan tugas oleh guru, siswa mengerjakannya dengan baik. Dan konsisten menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.31

Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap sesama adalah jujur, tanggung jawab tolong menolong, tidak egois, tata tertib patuh dan peduli. Jujur contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran pada waktu berbicara dengan teman atau guru. Tolong menolong contohnya Saling tolong menolong diantara semua siswa dan guru ketika

31

(19)

ada permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas belajar atau diluar aktifitas belajar. Tidak egois contohnya memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di sekolah maupun dimasyarakat dan menghargai adanya perbedaan pendapat. Tata tertib contohnya tata tertib sekolah berlaku untuk semua unsur yang ada di sekolah, tidak terkecuali kepala sekolah ataupun guru atau staf harus patuh dan taat pada peraturan sekolah yang berlaku. Patuh contohnya disiplin waktu masuk sekolah, pulang sekolah dan menyelesaikan tugas. Mengenakan seragam sekolah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peduli contohnya menolong teman yang sedang kesusahan, berempati pada orang lain, berbagi pada teman dan saling menghargai.32

Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap lingkungan adalah menjaga lingkungan, disiplin, tertib dan patuh. Menjaga lingkungan contohnya siswa membuang sampah pada tempatnya, dan meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya keselamatan alam. Disiplin contohnya kerapihan dan kedisiplinan dalam menjaga lingkungan sekolah. Tertib contohnya tertib dalam hal menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban dan kerukunan bersama, ikut serta dalam kegiatan kerja bakti atau gotong royong untuk mewujudkan ertib lingkungan sampah basah dan sampah yang kering harus dipisahkan pada kantong yang berbeda. Patuh contohnya mematuhi peraturan-peraturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.33

32

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 33

(20)

Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap kebangsaan adalah setia, peduli, dan menghargai keberagamaan. Setia contohnya setia dan taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, peduli contohnya menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya dalam persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Menghargai keberagamaan contohnya menghargai keberagaman, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.34

Menurut wakil kepala sekolah MAN Buntet Pesantren Cirebon, beliau mengatakan bahwa: dalam upaya pembentukan pendidikan karakter siswa, dari madrasah sendiri menerapkan kegiatan-kegiatan pembiasaan yang harus dilaksanakan oleh para siswa, yang dikendalikan oleh guru pendidikan sekolah. Adapun kegiatannya antara lain:35

Membaca Al-Qur’an, asmaulhusna bersama dan dilanjutkan membaca do’a pada saat pembelajaran akan dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membaca ayat Al-Qur’an dengan baik dan mampu mengerti dan memahami isi Al-Qur’an serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari., ini adalah langkah secara tidak langsung akan merubah karakter siswa menjadi karakter yang agamis dan mampu mengamalkannya khususnya membaca Al-Qur’an.Membaca Asmaulhusnah juga merupakan bentuk wirid bagi yang membacanya, banyak manfaat dalam membaca asmaulhusnah diantaranya adalah membuka pintu rizki, menyembuhkan penyakit, mendapat keselamatan, mendapat ampunan, memperoleh kemudahan, menumbuhkan rasa percaya

34

Hasil wawancara dengan Guru PKN 35

(21)

diri, mengendalikan nafsu, mencerdaskan otak, terhindar dari sifat lupa, mendekatkan diri kepada Allah, menjadi muslim sejati, memperkuat persatuan dan kesatuan dan memperkuat keimanan seorang hamba. Setiap siswa bisa mengikuti karena siswa di MAN Buntet Pesantren Cirebon rata-rata mereka adalah santri (tinggal di pesantren), yang tidak mengikuti ada sangsinya seperti membaca Al-Qur’an sendirian atau membaca Asmaulhusna sendirian setelah kegiatan selesai.36

Shalat jamaah zuhur yang dilaksanakan secara bersama-sama antara siswa siswi, guru dan karyawan kantor, karena diadakannya shalat zuhur berjamaah siswa dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat menumbuhkan tali silaturahmi antar sesama.Manfaat shalat berjamaah diantaranya adalah Allah akan melipatgandakan pahala shalat berjamaah sampai duapuluh tujuh drajat, menjauhkan diri dari sifat munafiq, menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah, mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia, tumbuhnya persaudaraan dan kasih sayang dan persamaan. Siswa yang tidak mengikuti shalat dzuhur berjamaah juga ada, tapi kebanyakan dari mereka mengikuti kegiatannya, yang tidak mengikuti diberi sangsi seperti membersihkan atau menyapu kelas.37

Melalui kegiatan sholat berjama’ah maka akan menghindarkan siswa untuk menghindari dari hal-hal yang keji dan mungkar. Begitu juga dengan membaca Al-qur’an akan mendatangkan ketentraman, ketenangan dan kedamaian serta rahmat Allah selalu menyertainya. Sebagimana sabda Rasulullaah saw: “Jika adas ekelompok orang yang berkumpul di rumah

36

Ibid 37

(22)

Allah untuk membaca dan mempelajari kitabullaah, amka akan turun kepada mereka ketentarman, kedamaian, dan mereka akan diliputi oleh rahmat serta dikelilingi oleh para malaikat. Dan Allah selalu menyebut mereka di kalangan penduduk langit (HR Muslim, Ibu Majah, Abu Daud dan Tirmidzi).

Melakukan kegiatan peringatan hari besar islam, di madrasah ini setiap hari besar islam selalu ada acara, seperti Isro’ Mi’roj kemudian Maulid Nabi. Bahkan dibulan rajab pun siswa siswi disini juga melakukan kegiatan rajaban. Manfaat mengikuti hari besar agama Islam diantaranya adalah membuat hati kita menjadi nyaman, menjauhi aktifitas negatif, karena kita disibukkan dengan kegiatan Islami, dan bersosialisasi sesama muslim.38

Dari pembahasan pada kajian di atas, dikatakan bahwa pembiasaan implementasi ibadah di Madrasah merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang di miliki siswa, membantu siswa dalam Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; Menunjukkan sikap percaya diri; Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia; dengan baik.

38

(23)

Dengan adanya banyak kegiatan yang dilakukan oleh siswa maka siswa perlu menanamkan sikap atau perilaku sabar dan ikhlas. Sifat sabar sangat diperlukan dalam melaksanakan semua kegiatan yang diadakan disekolah. Ketika kita melaksanakannya mungkin akan banyak sekali kesulitan yang dialami saat kita melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu kita harus bersabar dalam menjalaninya dan tidak mudah putus asa.

Pembelajaran Fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik dalam aspek hukum baik yang berupa ajaran ibadah maupun muamalah sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut guru fiqih beliau mengatakan bahwa saya membiasakan siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan berdo’a, mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran. Memberikan arahan tentang cara berwudhu yang benar, membiasakan sholat duha. Jadi saya sering mengadakan proses belajar mengajar di mushola.39

Pembelajaran Fiqih diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling

39

(24)

menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Pembelajaran Fiqih diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Fiqih, yaitu:40Pembelajaran Fiqih adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai.Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.Pendidik atau guru Fiqih yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan tertentu.Kegiatan pembelajaran Fiqih diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, di samping untuk membuat kesalehan sosial. Dengan demikian, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar keluar hubungan keseharian dengan manusia lainnya

40

(25)

(bermasyarakat), baik yang seagama (sesama Muslim) ataupun yang tidak seagama (hubungan dengan non Muslim), serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan nasional.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran guru fiqih harus memperhatikan beberapa bentuk nilai-nilai pendidikan karakter siswa dalam pembelajarannya di antaranya adalah:Setiap anak pada dasarnya mempunyai cara belajar sendiri yang berbeda dengan anak lain. Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu mempertimbangkan karakter belajar ini. Secara umum, cara belajar anak dapat dikategorikan ke dalam empat hal, yakni cara belajar somatic, auditif, visual, dan intelektual.41

Cara belajar somatik adalah pola pembelajaran yang lebih

menekankan pada aspek gerak tubuh atau melakukan. Anak akan cepat belajar jika sambil mempraktekkan. Cara belajar auditif adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran. Anak akan cepat belajar jika materi disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat didengar. Cara belajar visual adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penglihatan. Anak akan cepat menangkap materi pelajaran jika disampaikan dengan tulisan atau melalui gambar. Untuk itu, proses pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap potensi kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut berkembang dengan baik.

Dalam kegiatan pembelajaran fiqh, cara belajar dan kecerdasan majemuk tersebut dapat dikembangkan. Misalnya, dalam materi thaharah,

41

(26)

anak diminta untuk mempraktekkan cara berwudlu, menjelaskan cara berwudlu di depan kelas, menujukkan jumlah gerakan dalam berwudlu, menggambar urut-urutan gerakan wudlu, mendiskusikan rukun wudlu, menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika sedang berwudlu, dan menunjukkan jenis alat yang digunakan dalam thaharah.42

Belajar dengan Melakukan, Melakukan aktifitas adalah bentuk penyataan diri anak. Pada hakikatnya anak belajar sambil melakukan aktifitas. Karena itu, siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian, apa yang diperoleh siswa tidak akan mudah dilupakan. Pengetahuan tersebut akan tertanam dalam hati sanubari dan pikiran siswa karena ia belajar secara aktif. Siswa akan memperoleh harga diri dan kegembiraan kalau diberi kesempatan menyalurkan kemampuan dan melihat hasil kerjanya.

Dalam pembelajaran fiqh, mengajarkan materi sholat dengan praktek lebih efektif dan berkesan bagi siswa ketimbang dengan mengharuskan siswa untuk menghafal kaifiyah sholat. Demikian pula dalam pembelajaran manasik haji, tatacara pembagian harta warisan, pengurusan jenazah, kompetensi dasarnya akan dapat tercapai secara efektif apabila ditempuh dengan siswa melakukannya (mempraktekan).43

Mengembangkan Kemampuan Sosial. Sebagaimana bagian sebelumnya, kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan kemampuan individual siswa secara internal, melainkan juga mengasah

42

Ibid 43

(27)

kemampuan siswa membangun hubungan dengan pihak lain. Karena itu, kegiatan belajar harus dikondisikan yang membuat siswa melakukan interaksi dengan orang lain seperti antar siswa, antara siswa dengan guru, dan siswa dengan masyarakat. Dengan pemahaman ini, guru dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang membuat siswa terlibat dengan orang lain, misalnya diskusi, pro-kontra, sosiodrama, dan sebagainya.

Dengan kegiatan pembelajaran secara berkelompok, antar siswa akan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga muncul semangat saling mengisi dan menghargai satu sama lain. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu dikondisikan sebagai media sosialisasi, menghargai perbedaan pendapat, dan bekerjasama.

Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan. Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah bertuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. sedang yang ketiga untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan. Dengan pemahaman seperti ini, kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan rasa ingin tahu dan imajinasi siswa serta diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai dengan tingkatan usia siswa.44

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

tolak ukur kepandaian siswa banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memecahkan masalah. Karena itu, dalam proses pembelajaran perlu

44

(28)

diciptakan situasi menantang kepada pemecahan masalah agar siswa peka terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah dapat ditumbuhkan jika siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahannya. Guru hendaknya mendorong siswa untuk melihat masalah, merumuskannya, dan berupaya memecahkannya sesuai dengan kemampuan siswa. Jika prinsip ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas, maka pintu ke arah pembelajaran aktif siswa mulai terbuka. Untuk itu, sikap terbuka dan cepat tanggap terhadap gejala sosial, budaya, dan lingkungan perlu dipupuk ke arah yang positif. Dengan demikian, guru harus lebih banyak mengajak siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan riil di sekitarnya. Dengan cara seperti itu diharapkan setiap siswa terlibat aktif dalam memecahkan masalah di sekitarnya dengan menggunakan prosedur ilmiah.45

Mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa memiliki potensi untuk berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi (pengandaian) dan hasil karyanya. Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu dipilih dan dirancang agar memberi kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kreatifitas siswa.

Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan

teknologi.Siswa perlu mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak gagap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu memberikan peluang agar siswa memperoleh

45

(29)

informasi dari multi media setidaknya dalam penyajian materi dan penggunaan media pembelajaran. Hal ini dapat diciptakan dengan pemberian tugas yang mengharuskan siswa berhubungan langsung dengan teknologi, misalnya membuat laporan tentang materi tertentu dari televisi, radio, atau bahkan internet.

Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik. Siswa perlu memperoleh wawasan dan kesadaran untuk menjadi warga negara yang produktif dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran perlu memberikan wawasan nilai-nilai sosial yang dapat membekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan negara yang bertanggung jawab. Dengan demikian menimbulkan kesadaran siswa akan kemajemukkan bangsa, akibat keragaman latar geografis, budaya, sosial, adat istiadat, agama, sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemudian kegiatan pembelajaran hendaknya mampu menggugah kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.46

Belajar sepanjang hayat. Dalam Islam, menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap orang mulai dari ayunan hingga liang lahad. Siswa memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk ketahanan fisik dan mentalnya. Kegiatan pembelajaran perlu mendorong siswa untuk dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya sendiri, baik berupa kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya.

46

(30)

Demikian juga, kegiatan pembelajaran perlu membekali siswa dengan keterampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal di luar sekolah.47

Perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas siswa. Perlu belajar berkompetisi secara sehat, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi secara sehat, bekerjasama dan solidaritas.48

Menurut guru Aqidah Akhlaq, beliau mengatakan bahwa: Dalam

hal pembentukan karakter, Pendidikan Aqidah Akhlaq mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Pendidikan Aqidah Akhlaq berperan sebagai pengendali akhlak atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan. Jika ajaran aqidah akhlaq sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan siswa sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil, maka akhlak akan lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginannya yang timbul.49

Kegiatan yang dilakukan guru Aqidah Akhlak untuk pendidikan karakter adalah50

Dalam kerja keras, kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Guru Aqidah Akhlak

47 Ibid

48 Ibid 49

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 50

(31)

memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas sekolah dengan sebaik-baiknya serta tidak malas ketika menerima pelajaran.51

Dalam kemandirian, kemandirian adalah perilaku seseorang untuk hidup dengan usaha mandiri tidak bergantung kepada orang lain. Orang yang mandiri identik selalu memecahkan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Kemandirian juga hampir sama dengan kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu sifat mandiri perlu dilatih sejak dini. Guru Aqidah Akhlak memberikan motivasi peserta didik untuk tidak bergantung pada orang lain serta memberikan tugas mandiri.52

Dalam tanggung jawab, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Guru Aqidah Akhlak selalu memberi motivasi peserta didik untuk bertanggung jawab seperti, melaksanakan tugas piket sesuai jadwalnya, menerima sangsi ketika melanggar peraturannya dan mengerjakan tugas dengan baik.53

Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai yang harus di terapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MAN Buntet Pesantren terdapat dua aspek pengajaran yang ada dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Kedua pengajaran tersebut adalah pengajaran Aqidah dan pengajaran Akhlak. Adapun rincian keduanya adalah sebagai berikut:

51

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 52

Ibid 53

(32)

Pengajaran Aqidah,Aqidah dalam bahasa Arab, menurut etimologi

adalah ikatan atau sangkutan. Dalam pengertian teknis aqidah dapat diartikan sebagai iman atau keyakinan. Kedudukannnya menjadi sangat fundamental karena iman atau tauhid menjadi inti dari segala aspek.Adapun nilai-nilai yang tergambar dalam pengajaran aqidah ini adalah rukun iman, yaitu:

Iman kepada Allah, Ada banyak sekali contoh perilaku iman

kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendirikan Sholat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman Kepada Kita Allah, menafkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun sempit, selalu berbuat kebajikan, mampu menahan amarah, mampu memaafkan kesalahan orang lain, melaksanakan perintah Allah dari segi ibadah, berhenti dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi, mempercayai dengan benar rukum iman.

Iman kepada Malaikat-malaikat Allah.Ada banyak sekali contoh

perilaku iman kepada malaikat-malaikat Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :54

Iman kepada Malaikat Jibril. Selalu berusaha mencari dan memohon hidayah kepada Allah. Bersyukur dengan cara banyak berbagi ilmu.Iman kepada Malaikat Mikail, Berusaha secara maksimal untuk mencari rezeki yang baik dan halal.Iman kepada Malaikat Israfil, Selalu memohon kepada Allah Swt. agar diselamatkan dalam menghadapai musibah dan huru hara dunia, maupun saat terjadinya hari kiamat.Iman

54

(33)

kepada Malaikat Izrail, Berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Selalu berdoa agar terhindar dari siksaan sakaratul maut (ketika ajal menjemput kita).

Iman kepada Malaikat Munkar dan Nakir, Selalu memohon kepada Allah Swt. agar dilapangkan di alam kubur dan diringankan dari siksa kubur. Iman kepada Malaikat Raqib, Selalu memiliki niat baik, dalam segala perbuatan, baik ucapan maupun perbuatan.Iman kepada Malaikat Atid, Menjauhi niat buruk, perkataan yang kotor, perbuatan yang jelek dan menjauhi perilaku tercela.Iman kepada Malaikat Ridwan, Selalu memohon kepada Allah Swt. agar masuk surga dengan aman. Menciptakan kedamaian dan ketentraman di dunia ini. Iman kepada Malaikat Malik, Selalu memohon kepada Allah Swt.agar terhindar dari siksaan api neraka.

55

Iman kepada kitab-kitab Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku

iman kepada kitab-kitab Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :56

Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain. Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkannya. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri majlis taklim.Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.Berusaha untuk menyebarluaskan

55

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 56

(34)

petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga sendiri maupun masyarakat. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid. Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Iman kepada Rasul Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku iman

kepada Rasul Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :57Jujur dalam segala perbuatan, berkata baik dan benar kepada siapa saja dan apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam, melaksanakan amanah dari orang tua, amanah dari guru, amanah dari orang lain, maupun amanah agama, berusaha sekuat tenaga untuk berjuang, menegakkan kebenaran dan berjuang untuk mencapai kesuksessan degan penuh kesadaran dan semangat mencari Ridha Allah swt, gemar menuntut ilmu pengetahuan agar hidupnya berkualitas, gemar membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw, melaksanakan atau menaati risalah yang telah disampaikan oleh para rasul.

Iman kepada hari Akhir. Ada banyak sekali contoh perilaku iman

kepada hari akhir yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :58selalu berusaha menjadi lebih baik, tidak iri pada nikmat yang diterima orang lain, menghindari sifat cinta dunia dan harta secara berlebihan, bersikap rendah hati, tidak silau pada gemerlap dunia.

57

Ibid 58

(35)

Iman kepada qada’ dan qadar.Ada banyak sekali contoh perilaku

iman kepada qada’ dan qadar yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :59

Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya qada dan qadar tersebut sangat logis (masuk akal). Apabila kita sulit memahaminya, maka hal tersebut berarti bahwa kita sendiri yang belum memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut.

Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan melahirkan pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.Allah tidak akan menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus yakin akan kekuasaan-Nya atas hidup dan kehidupan manusia.Kita tidak boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak semata-mata atas usaha kita sendiri.Tidak boleh putus asa karena senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.

Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dun efisien.Bersyukur apabila memperoleh rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabila mendapatkan ujian atau musibah.Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT. agar tidak mudah tergoda bujuk rayu setan. Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat,

sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal

baiknya.Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk lemah.Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam

59

(36)

menerima segala sesuatu yang berhubungan dan qada dan qadar Allah.Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah yang kita terima.Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang yang beriman kuat, berilmu manfaat dan berakhlak mulia.60

Pengajaran Akhlak.Akhlak secara etimologi berasal dari kata

khalaqa, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem penilaian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akhlak identik maknanya dengan pekerti atau budi pekerti. Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Dalam pengajaran Akhlak ada dua nilai yang kita kenal. Yakni Akhlak tercela dan Akhlak terpuji. Dalam hal ini tentu nilai yang berusaha kita internalisasikan dalam diri peserta didik kita adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak terpuji (Akhlakul Kharimah). Contoh-contoh akhlakul kharimah adalah:61

Akhlak yang berhubungan dengan Allah; mentauhidkan Allah, taqwa, berdoa, tawakka.Akhlak terhadap diri sendiri; sabar, syukur, tawadhu’ (rendah hati), jujur dan amanah.Akhlak terhadap keluarga; Birrul Walidain, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga.Akhlak terhadap masyarakat; tolong-menolong, adil, pemurah, ukhuwah atau persaudaraan, pemaaf, menepati janji, musyawarah.

Wali kelas, beliau mengatakan bahwa,dalam tataran nilai, budaya

religius berupa semangat berkorban, semangat persaudaraan, semangat saling menolong dan tradisi mulia lainnya. Sedangkan dalam tataran

60

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 61

(37)

perilaku, budaya religius berupa tradisi shalat berjamaah, gemar bersedekah, rajin belajar dan perilaku mulia lainnya.

Dengan demikian, budaya religius sekolah pada hakikatnya adalah terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Dengan menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah, maka secara sadar maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut, sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. Saat ini, usaha penanaman.62

Kegiatan yang dilakukan oleh wali kelas dalam membentuk karakter siswa diantaranya yaitu:

Dakam kejujuran, kejujuran adalah perbuatan terpuji yang semakin jarang dilakukan oleh umat manusia, jujur memang susah untuk dijalankan tetapi kita hanya perlu melawan kesusahan itu dengan keberanian berbuat benar dan tidak berbohong saat melakukan apapun. Jujur merupakan hal yang mempunyai banyak pahala tetapi susah kalau kita hanya memikirkannya tetapi kita bisa mencobanya untuk tidak berbohong dan tidak mementingkan perkataan yang baik tapi tidak menepatinya. Wali kelas memberikan arahan agar dalam ujian dan ulangan siswa dituntut untuk jujur dan tidak menyontek.63

Penanaman nilai-nilai kejujuran menuntut tata kehidupan sosial yang merealisasikan nilai-nilai tersebut. Keteladanan yang baik dari orang tua atau guru, akan mengantarkan anak didik untuk mendapatkan

62

Hasil wawancara dengan wali kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 63

(38)

modelling yang tepat untuk dijadikan cermin kepribadian dalam kehidupan mereka. Tanpa menyertakan keteladanan (dalam hal ini kejujuran) pada pribadi orang tua dan guru, boleh jadi anak didik akan kehilangan public figure yang bisa membawa mereka menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter jujur. Orang bijak mengatakan bahwa kejujuran itu berawal dari rumah dan sekolah. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya peranan orang tua dan guru dalam penanaman nilai-nilai kejujuran itu.

Dalam kedisiplinan, kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi susana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga dengan menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Wali kelas juga memberikan peraturan agar siswa masuk sekolah tepat waktu, kerapihan dalam berseragam yakni setiap siswa harus menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan harinya.64

Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian

64

(39)

dari upayapendisiplinan siswa di sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan pencegahan.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah:Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu. Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.

Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar.Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.

Absensi peserta didik selalu dikontrol oleh wali kelas, absensi siswa merupakan salah satu bentuk kedisiplinan siswa dan setiap bulan akan direkap dan diserahkan keorang tua siswa. Kehadiran di sekolah bukan hanya berarti peserta didik secara fisik ada di sekolah, melainkan ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah.65

Dalam membangun karakter atau menumbuhkan budi pekerti di sekolah, ada tiga pilar yang perlu dijadikan pijakkan. Ketiga pilar memadukan potensi dasar anak. Pilar yang dipakai untuk mewujudkan sekolah berkarakter meliputi tiga hal. Pertama, membangun watak,

65

(40)

kepribadian, atau moral. Kedua, mengembangkan kecerdasan majemuk. Ketiga, kebermaknaan pembelajaran.

Agar ketiga pilar itu tetap pada landasan yang kokoh, maka ada kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Pembangunan watak, kepribadian, dan moral seperti sidiq yang artinya benar atau jujur dan kepedulian dapat dijabarkan dengan memberi indikator untuk memudahkan pengontrolan. Pengembangan kecerdasan majemuk mengacu pada prinsip bahwa anak itu cerdas. Kecerdasan yang dimiliki setiap anak berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu pengembangan kecerdasan pada setiap individu. Kebermaknaan pembelajaran mengacu pada sebuah proses. Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk serta menanamkan perilaku atau pembangunan watak, kepribadian, dan moral perlu kebermaknaan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat memberikan nilai manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak. Supaya tercapai semua harapan menjadi sekolah berkarakter, diperlukan kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Agar pembentukan karakter lebih mudah dipantau dan dinilai, maka perlu adanya indikator.66

Langkah-langkah dalam pembentukan karakter atau budi pekerti adalah dengan cara memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran, membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku masyarakat di sekolah. Pemantauan secara kontinyu. Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari pelaksanaan pembangunan karakter atau budi pekerti. Dalam pemantauan ini ada data

66

(41)

yang dimiliki guru. Anak yang sudah melakukan pembiasaan berbuat baik, masuk dalam penilaian afektif. Bagi anak yang belum bisa melakukan pembiasaan berbuat baik atau masih sering melakukan aktivitas di luar aturan, perlu langkah persuasif agar bisa melakukan ;pembiasaan yang positif.

Penanaman moral ini dilakukan dengan cara pendampingan guru. Selain sebagai model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa diteladani, guru juga melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap perkembangan moral anak. Guru juga bisa membangun komunikasi yang efektif dengan orangtua tentang perilaku anak di rumah. Semua itu untuk menyiapkan anak-anak dalam rangka mengokohkan konsep moral pada diri mereka, Penilaian orang tua. Orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam membangun karakter anak. Waktu anak di rumah lebih banyak daripada di sekolah dan rumah merupakan tempat pertama anak berkomunikasi serta bersosialisasi dengan lingkungannya. Untuk itulah, orangtua diberikan kesempatan untuk menilai anak, khususnya dalam pembentukan moral atau budi pekerti.67

Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran dengan cara, menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good). Menanamkan konsep diri pada anak setiap akan memasuki materi pelajaran. Baik itu dalam bentuk janji tentang karakter, maupun pemahaman makna pada karakter yang akan disampaikan. Menggunakan cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat

67

(42)

baik (desiring the good). Memberikan beberapa contoh kepada anak mengenai karakter yang sedang dibangun. Misalnya melalui cerita dengan tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa. mengembangkan sikap mencintai perbuatan baik (loving the good). Agar anak mengembangkan karakter yang baik, maka ada penghargaan bagi anak yang membiasakan melakukan kebaikan. Begitu pula anak yang melakukan pelanggaran, supaya diberi hukuman yang mendidik, melakukan perbuatan baik (acting the good). Karakter yang sudah mulai dibangun melalui konsep diaplikasikan dalam proses pembelajaran selama di sekolah. Selain itu, juga memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter di rumah. Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru akan banyak dilihat siswa. Apa yang dilakukan oleh guru, dianggap benar oleh siswa. Untuk itulah guru harus memberikan contoh yang positif.

Upaya Menanamkan Pendidikan Karakter Menerapkan Program K3 Upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren adalah untuk menanamkan pendidikan karakter antara lain: menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban), membiasakan mengkondisikan kelas sebelum memulai pembelajaran, guru berusaha menjadi idola yang uswatun hasanah bagi siswa, guru berusaha menjadi sahabat bagi siswanya, mengintegrasikan materi pelajaran ke dalam kegiatan sehari-hari dan ke dalam kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, menerapkan pendidikan holistik berbasis karakter, dan membuat design pembelajaran yang bernuansa karakter.68

Bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada disekeliling kita akan dapat bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Karena bila

68

(43)

ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan oleh karena itu otak dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna.

Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaannya setiap hari. Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan sekolah sekalipun. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas termasuk ruangan kelas bersih dan ditata sebaik – baiknya, maka motivasi belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat–sahabat untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik sekolah, setiap penggerak–penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di sekolah serta keamanan disekolah.

Contoh kebersihan yang harus dilaksanakan siswa di sekolah adalah siswa tidak membuang sampah sembarangan, siswa wajib membantu membersihkan lingkungan sekolah jika kotor, melaksanakan piket sesuai jadwal, siswa tidak mencoret coret tembok sekolah (agar tembok tetap bersih) dan juga siswa jika melihat ada sampah yg berserakan siswa wajib membuangnya ketempat sampah.

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan diartikan

(44)

sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.69

Masyarakat yang tertib adalah masyarakat yang mampu menjaga sikap dan perilaku mereka sesuai peraturan yang tertulis atau tidak tertulis di dalam lingkungannya.Peraturan yang tertulis berupa hukum,seperti undang-undang peraturan daerah,peraturan pemerintah,dan banyak lagi jenisnya.Sedangkan peraturan tidak tertulis bisa berupa nilai-nilai yang di anut di suatu daerah tertentu seperti kebiasaan dan tata cara.70

Untuk menilai kondisi ketertiban dalam lingkungan sekitar,ada beberapa indicator yang bisa di pakai yaitu, ada atau tidaknya peraturan mengenai ketertiban di lingkungan, lingkungan tersebut bebas polusi udara,polusi suara,polusi air,dan tanah.Dampak dari ketertiban yaitu lingkungan yang teratur, lingkungan yang dapat di nilai adalah ketertiban di rumah, ketertiban di sekolah dan ketertiban di lingkungan sekitar lainnya.71

JIka kita hidup di lingkungan yang bersih,maka kesehatan sebagai harta yang paling berharga akan mudah di rasakan.Selain menjaga kebersihan diri,maka kebersihan pada lingkungan juga patut di perhatikan.Untuk menilai kondisi kebersiahan di lingkungan sekitar,ada beberapa indicator yang bisa di pergunakan yaitu, lingkungan tersebut

69

Wawancara dengan guru kesenian, Uswatun Hasanah, S.Pd 70

Ibid 71

(45)

bebas polusi atau pencemaran lingkungan,misalnya polusi udara, suara, dan sebagainya, lingkungan tersebut tidak memiliki wabah penyakit menular minimal selama 2 tahun terakhir, masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut memiliki kesadaran akan kebersihan dengan memisahkan dan menangani sampah mereka.

Keindahan identik dengan sesuatu yang berbau fisik,nyata,bisa,di lihat atau di rasakan.Indra manusia berperan besar dalam menilai sesuatu menuntut keindahannya,mata, hidung,dan telinga, terutama untuk menilai kondisi keindahan lingkungan di sekitarmu ada beberapa indicator yang bisa dipakai. Lingkungan yang indah dapat dilihat secara nyata(dengan indra manusia lainnya juga)tertata indah, manusia yang berada di lingkungan tersebut merasa nyaman dan betah berada di sekitarnya.lingkungan yang indah manusia yang berada di lingkungan tersebut memiliki kualitas kehidupan lebih baik,misalnya lebih kreatif, lebih tenang.72

Sekolah adalah tempat kita menimba ilmu, dan juga berhubungan dengan lingkungan, jika lingkungan sekolah kita kotor, tidak tertib, tidak terawat, maka akan memberikan kesan tidak nyaman pada saat kita belajar. Dan disinilah kita menyadari bahwa betapa pentingmya hidup tertib dan indah di lingkungan sekolah, jika hidup tertib bisa kita laksanakan, maka kebersihan dan ketertiban akan terjamin keadaannya, dan juaga memberikan kesan keindahan pada lingkungan sekolah kita.

72

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran matematika, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui metode Guided Note Taking

4.4.4 Grafik Hubungan Antara Putaran Poros dan Daya Mekanis Untuk Tiga Variasi Kecepatan Angin Data dari Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada

Faktor tersebut adalah proses geomorfologi yang bekerja pada material endapan hasil letusan terutama pada bagian hulu lokasi penelitian.. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih jauh, berdasarkan kajian Saharjo dan Velicia tentang pengaruh curah hujan terhadap penurunan hotspot di empat provinsi di Indonesia, penurunan jumlah hotspot

Penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati Basir, dengan judul” Hubungan Antara Profesionalisme Pustakawan Terhadap Kualitas Pelayanan Di Perpustakaan UPT Pusat UIN Alauddin

Hasil penelitian Widarti (2014: 7) menunjukkan bahwa pen- ingkatan kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah lebih

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu memaparkan hasil pengembangan produk berupa modul matematika dengan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syauta, et al (2012), dalam penelitiannya yang menguji pengaruh komitmen organisasional terhadap