• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Komparasi Mutu Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Johar, Kayu Akasia dan Kayu Meranti di Surakarta antara Hasil Uji Laboratorium dengan Analisa SNI 7073-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Komparasi Mutu Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Johar, Kayu Akasia dan Kayu Meranti di Surakarta antara Hasil Uji Laboratorium dengan Analisa SNI 7073-2013"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI MUTU KAYU JATI, KAYU MAHONI, KAYU JOHAR, KAYU AKASIA DAN KAYU MERANTI DI SURAKARTA ANTARA HASIL UJI LABORATORIUM DENGAN ANALISIS SNI

7973-2013

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Oleh:

USMAN NAINI D100160056

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI KOMPARASI MUTU KAYU JATI, KAYU MAHONI, KAYU JOHAR, KAYU AKASIA DAN KAYU MERANTI DI SURAKARTA ANTARA HASIL UJI LABORATORIUM DENGAN ANALISA SNI

7973-2013 PUBLIKASI ILIMAH oleh: USMAN NAINI D100160056 disetujui oleh, Dosen Pembimbing

Ir. Suhendro Trinugroho, M.T. NIK. 732

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI KOMPARASI MUTU KAYU JATI, KAYU MAHONI, KAYU JOHAR, KAYU AKASIA DAN KAYU MERANTI DI SURAKARTA ANTARA HASIL UJI LABORATORIUM DENGAN ANALISA SNI

7973-2013

Oleh:

Usman Naini NIM. D100160056

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, 20 Febuari 2018

Dewan Penguji:

Pembimbing

1. Ir. Suhendro Trinugroho, M.T. (………)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Mochamad Solikin, S.T., M.T., Ph.D (………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Ir. Abdul Rochman, M.T. (………)

(Anggota II Dewan Penguji)

Menyetujui, Dewan Fakultas Teknik

Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D NIK. 682

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Artikel Publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 20 Febuari 2018 Penulis

Usman Naini

(5)

STUDI KOMPARASI MUTU KAYU JATI, KAYU MAHONI, KAYU JOHAR, KAYU AKASIA DAN KAYU MERANTI DI SURAKARTA ANTARA HASIL UJI

LABORATORIUM DENGAN ANALISIS SNI 7973-2013 Abstraksi

Kayu adalah salah satu bahan material struktur yang sudah lama dikenal masyarakat. Bila dibandingkan dengan material struktur lain, material kayu memiliki berat jenis yang sangat ringan dan proses pengerjaannya dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan ringan.. Adapun penelitian kali ini bertujuan untuk membandingkan hasil nilai kuat/mutu kayu pengujian di laboratorium dengan SNI 7973-2013. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mendapatkan data-data hasil penelitian yang diperlukan untuk keperluan pembahasan masalah yang ada. Jenis pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kadar air, kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, dan kuat lentur. Benda uji masing-masing berjumlah 3 buah untuk 1 variasi kayu. kayu yang digunakan ada 5 jenis, yaitu kayu Jati, Mahoni, Johar, Akasia dan Meranti yang berasal dari Kota Surakarta dan sekitarnya. Hasil dari penelitian ini adalah nilai elastisitas dari masing-masing kayu yang diuji yaitu: kayu Jati = 10353,23 MPa; kayu Mahoni = 11255,30 MPa; kayu Johar = 13213,94 MPa; kayu Akasia = 11854,28 MPa; kayu Meranti = 13245,03 MPa. Kadar air kayu Jati = 3,62 %; kayu Mahoni = 11,12 %; kayu Johar = 22,13 %; kayu Akasia = 9,37 %; kayu Meranti = 21,13 %. Nilai kuat tekan kayu Jati = 5,56 MPa; kayu Mahoni = 9,05 MPa; kayu Johar = 8,15 MPa; kayu Akasia = 9,61 MPa; kayu Meranti = 5,74 MPa. Nilai kuat tarik kayu Jati = 168,57 MPa; kayu Mahoni = 151,17 MPa; kayu Johar = 160,75 MPa; kayu Akasia = 120,54 MPa; kayu Meranti = 151,90 MPa. Nilai kuat geser kayu Jati = 9,79 MPa; kayu Mahoni = 14,86 MPa; kayu Johar = 13,27 MPa; kayu Akasia = 99,22 MPa; kayu Meranti = 9,18 MPa. Nilai kuat lentur kayu Jati = 72,70 MPa; kayu Mahoni = 55,95 MPa; kayu Johar = 74,41 MPa; kayu Akasia = 77,82 MPa; kayu Meranti = 51,40 MPa. Nilai prosentase komparasi hasil uji kuat tekan di laboratorium dengan SNI 7973-2013 kayu Jati = 61,41 %; kayu Mahoni = 132,52 %; kayu Johar = 84,05 %; kayu Akasia = 113,13 %; kayu Meranti = 75,20 %. Nilai prosentase komparasi hasil uji kuat tarik di laboratorium dengan SNI 7973-2013 kayu Jati = 1860,63 %; kayu Mahoni = 2213,56 %; kayu Johar = 1658,44 %; kayu Akasia = 1419,65 %; kayu Meranti = 1989,03 %. Nilai prosentase komparasi hasil uji kuat geser di laboratorium dengan SNI 7973-2013 kayu Jati = 813,41 %; kayu Mahoni = 1618,51 %; kayu Johar = 1028,07 %; kayu Akasia = 816,03 %; kayu Meranti = 902,44 %. Nilai prosentase komparasi hasil uji kuat lentur di laboratorium dengan SNI 7973-2013 kayu Jati = 710,32 %; kayu Mahoni = 716,76 %; kayu Johar = 679,46 %; kayu Akasia = 807,10 %; kayu Meranti = 590,59 %.

Kata kunci: kayu, kadar air kayu, kuat tarik kayu, kuat tekan kayu, kuat geser kayu, kuat lentur kayu, mutu kayu.

Abstract

Wood is one of the structural materials that has long been known to the public. Compared with other structural materials, the wood material has a very light density and the process can be done with simple and lightweight equipment. The purpose of this

(6)

research is to compare the result of the strength value / quality of test wood in the laboratory with SNI 7973-2013. This research uses experimental method to get data of research result that needed for the purpose of discussion of existing problem. Types of tests performed include water content testing, compressive strength, tensile strength, shear strength, and flexural strength. Each test object amounted to 3 pieces for 1 wood variation. wood used there are 5 types, namely Jati, Mahoni, Johar, Akasia and Meranti originating from the city of Surakarta and surrounding areas. The result of this research is elasticity value of each wood tested: Jati wood = 10353,23 MPa; Mahoni wood = 11255.30 MPa; wood Johar = 13213.94 MPa; Akasia wood = 11854.28 MPa; Meranti wood = 13245.03 MPa. Jati wood water content = 3.62%; Mahoni wood = 11.12%; Johar wood = 22.13%; Akasia wood = 9.37%; Meranti wood = 21.13%. Value of compressive strength Jati wood = 5,56 MPa; Mahoni wood = 9.05 MPa; wood Johar = 8.15 MPa; Akasia wood = 9.61 MPa; Meranti wood = 5.74 MPa. Tensile strength value of Jati wood = 168,57 MPa; Mahoni wood = 151,17 MPa; wood Johar = 160,75 MPa; Akasia wood = 120,54 MPa; Meranti wood = 151.90 MPa. Value of Jati wood shear strength = 9.79 MPa; Mahoni wood = 14.86 MPa; wood Johar = 13.27 MPa; Akasia wood = 99.22 MPa; Meranti wood = 9.18 MPa. The strong value of Jati wood bending = 72,70 MPa; Mahoni wood = 55.95 MPa; wood of Johar = 74,41 MPa; Akasia wood = 77.82 MPa; Meranti wood = 51,40 MPa. Value of comparation percentage of compressive strength test results in laboratory with SNI 7973- 2013 Jati wood = 61.41%; Mahoni wood = 132,52%; Johar wood = 84.05%; Akasia wood = 113.13%; Meranti wood = 75.20%. Value of comparation percentage of tensile strength test results in laboratory with SNI 7973-2013 Jati wood = 1860,63%; Mahoni wood = 2213.56%; wood of Johar = 1658,44%; Akasia wood = 1419.65%; Meranti wood = 1989,03%. Value of comparation percentage of shear strength test results in laboratory with SNI 7973-2013 Jati wood = 813,41%; Mahoni wood = 1618.51%; wood of Johar = 1028,07%; Akasia wood = 816.03%; Meranti wood = 902.44%. Value of comparation percentage of bending strength test results in laboratory with SNI 7973-2013 Jati wood = 710,32%; Mahoni wood = 716,76%; wood of Johar = 679,46%; Akasia wood = 807.10%; Meranti wood = 590.59%.

Keywords: wood, wood water content, tensile strength, wood compressive strength, shear strength of wood, wood bending strength, wood quality

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kayu adalah salah satuabahan material struktur yang sudah lama dikenal masyarakat. Bilaadibandingkan dengan materialastruktur lain, material kayu memiliki beratajenis yang sangat ringan danaproses pengerjaannya dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan ringan. Sebagai bahanadari alam, kayu dapat terurai secara sempurnaasehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu.

Kayu merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang menjadi elemen konstruksiayang mudah di dapatadan tersedia dalam jumlah yangarelatif

(7)

banyak. Kekuatan kayu untuk menahanagaya tarik, desak maupun geser yang cukup tinggi mengakibatkan kayu banyakadipergunakanadalam bagian konstruksi. Bukan sembarangakayu yang dipergunakan dalam bagian konstruksi, tentunya kayu yang memenuhi syarat-syarat mutuasesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Namun, terdapat kayu yang diperdagangkan khususnya Kota Surakarta danasekitarnya masih banyak kayu yang tidak sesuaiadengan ketentuan yang ditetapkan. Hal ini disebabkan olehaberbagai faktor seperti umur kayu, kadar air, cacat pada kayuadan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini untuk mengetahui kuat acuan SNI 7973-2013 menentukan prosedur hitungan kuat tekan, kuat tarik kuat geser, dan kuat lentur serta membandingkan antara hasil uji pada laboratorium terhadap kayu yang diperdagangkan di Kota Surakarta dan sekitarnya dengan mutu kayu berdasarkan SNI 7973-2013.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1) Bagaimana hasil pengujian kayu yang dijual di toko material di Kota Surakarta di laboratorium?

2) Bagaimana perbandingan nilai hasil pengujian mutu kayu di laboratorium dengan SNI 7973-2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui hasil pengujian kayu yang dijual di toko material di Kota Surakarta di laboratorium.

2) Untuk mengetahui perbandingan nilai hasil pengujian mutu kayu di laboratoium dengan SNI 7973-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Sebagai sumber pengetahuan dan informasi mengenai nilai kekuatan kayu diperdagangan Kota Surakarta sesuai dengan peraturan SNI 7973-2013. 2. Sebagai referensi untuk penelitianaselanjutnya.

(8)

1.5 Batasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas makaaperlu adanya pembatasanasebagai berikut:

1) Macam kayu yang digunakan antara lain: (a) Kayu jati,

(b) Kayu mahoni, (c) Kayu johar, (d) Kayu akasia, (e) Kayu meranti.

2) Dimensi kayu yang digunakan sesuai dengan dimensi benda uji yang dipersyaratkan pada pengujian laboratorium (SNI 7973-2013).

3) Pengujian yang dilaksanakan yaitu:

(a) Pengujian Kerapatan Kayu (berat satuan kayu). (b) Pengujian Kadar Air.

(c) Pengujian Kuat Tekan. (d) Pengujian Kuat Tarik. (e) Pengujian Kuat Geser. (f) Pengujian Kuat Lentur.

4) Benda uji masing-masing pengujian sebanyak 3 buah.

5) Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakanadalam penelitianaini adalah sebagai berikut : kayu jati, kayu mahoni, kayu johar, kayu johar dan kayu meranti.

2.2 Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakanadalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Timbangan, digunakan untuk menimbang berat bahan. Oven digunakan untuk mengeringkan kayuadalam pengujian kadar air. Penggaris dan jangka sorong digunakan untuk untuk mengukur dimensi kayu. Alat penjepit baja digunakan

(9)

untuk menjepit kayu dalamapengujian kuat tarik dan kuat geser. Alat potong kayu digunakan untuk memotong kayu menjadi bagian yang diinginkan. Mesin uji

Universal Testing Machine digunakan untukamenguji kuat tarik, kuat tekan, kuat gesek dan kuat lentur kayu

2.3 Tahap Penelitian

Tahapan-tahapan pelaksanaanapenelitian selengkapnya adalah sebagai berikut:

1) Tahap I, Persiapan

Pada tahap ini seluruhabahan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Dimana bahan yang akan diuji dibuatasesuai dengan ketentuan pada masing-masing peraturan pengujian.

2) Tahap II, Pengujian Kayu dan Analisis terhadap SNI

Pada tahap ini dilakukanapengujian terhadap bahan yang digunakan. Dimulai dari pengujian bahanahingga pengujian balok-balok kayu. Dari pengujian bahan yang terdiri dari pengujian kerapatan kayu dan pengujian kadar air kayu dilakukan analisis sesuai dengan SNI 7973-2013.

3) Tahap III, AnalisisaData

Pada tahap ini, data yang diperolehadari hasil pengujian dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulanahubungan antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian.

4) Tahap IV, Pengambilan Kesimpulan

Pada tahap ini, dataayang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Kadar Air

Pengujian ini bertujuanauntuk mengetahui banyaknya air yang ada didalam kayu. Hasil pengujian kadaraair yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

(10)

Tabel 1. Hasil pengujian kadar air. Jenis Kayu No Kode Berat Kayu Kadar Air (%) Kadar Air Rata-rata (%) Awal (gr) Kering Oven (gr) Jati A-Ka-1 93 79 15,05 15,47 A-Ka-2 95 80 15,79 A-Ka-3 90 76 15,56 Mahoni B-Ka-1 71 61 14,08 14,35 B-Ka-2 73 62 15,07 B-Ka-3 72 62 13,89 Johar C-Ka-1 99 84 15,15 15,21 C-Ka-2 97 82 15,46 C-Ka-3 100 85 15,00 Akasia D-Ka-1 84 71 15,48 14,92 D-Ka-2 81 69 14,81 D-Ka-3 83 71 14,46 Meranti E-Ka-1 79 66 16.46 16,46 E-Ka-2 81 68 16.05 E-Ka-3 83 69 16.87

Dari hasil pengujian kadar air yang dapat dilihat pada tabel di atas pada menunjukkan bahwa jenis kayu johar mempunyai kadar air yang paling besar dibandingan dengan jenis kayu yang lainnya, yaitu sebesar 22,13 % dan jenis kayu jati mempunyai kadar air yang paling kecil sebesar 3,62 %. Kadar air kayu yang dijual di Surakarta masih terlalu tinggi dibandingan dengan SNI 7973-2013 yaitu sebesar 19 %.

3.2 Pengujian Kerapatan Kayu

Tujuan pengujian ini untuk mengetahuiakerapatan pada setiap jenis kayu. Dimana kondisi kayu yang ditimbangaberatnya adalah kayu yang belum dioven. Hasil pengujian kerapatan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel2 Hasil pengujian kerapatan kayu

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Berat Kayu (kg) ρ (kg/m3) b (m) h (m) t (m) Jati A-K-1 0,05 0,05 0,05 0,093 744 A-K-2 0,05 0,05 0,05 0,095 760 A-K-3 0,05 0,05 0,05 0,090 720 Mahoni B-K-1 0,05 0,05 0,05 0,071 568 B-K-2 0,05 0,05 0,05 0,073 584 B-K-3 0,05 0,05 0,05 0,072 576 Johar C-K-1 0,05 0,05 0,05 0,099 792 C-K-2 0,05 0,05 0,05 0,097 776

(11)

C-K-3 0,05 0,05 0,05 0,100 800 Akasia D-K-1 0,05 0,05 0,05 0,084 672 D-K-2 0,05 0,05 0,05 0,081 648 D-K-3 0,05 0,05 0,05 0,083 664 Meranti E-K-1 0,05 0,05 0,05 0,079 632 E-K-2 0,05 0,05 0,05 0,081 648 E-K-3 0,05 0,05 0,05 0,083 664

Hasil pengujian dari kadar air danakerapatan kayu digunakan untuk mencari nilai modulus elastisitas serta kode mutu kayu dapat dilihat pada Tabel 3.3. Dan setelah itu didapatkan nilai desain pada uji laboratorium dengan cara interpolasi dari nilai desain SNI 7973-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.4 :

Tabel 3 Hasil perhitungan berat jenis dengan kadar air

Jenis Kayu Kadar Air (%) ρ (Kg/m3) Gm 𝑎 Gb G15 E (MPa) Kode Mutu Jati 15,05 744 0,65 0,4982 0,5958 0,6471 11797,29 E11 15,79 760 0,66 0,4737 0,6064 0,6596 11956,83 E11 15,56 720 0,62 0,4815 0,5772 0,6252 11516,62 E11 Mahoni 14,08 568 0,50 0,5305 0,4653 0,4960 9793,97 E9 15,07 584 0,51 0,4977 0,4757 0,5078 9956,58 E9 13,89 576 0,51 0,5370 0,4718 0,5034 9895,78 E9 Johar 15,15 792 0,69 0,4949 0,6309 0,6887 12323,20 E12 15,46 776 0,67 0,4845 0,6187 0,6742 12140,92 E12 15,00 800 0,70 0,5000 0,6369 0,6959 12413,67 E12 Akasia 15,48 672 0,58 0,4841 0,5415 0,5835 10974,06 E10 14,81 648 0,56 0,5062 0,5247 0,5640 10715,91 E10 14,46 664 0,58 0,5181 0,5373 0,5787 10910,14 E10 Meranti 16,46 632 0,54 0,4515 0,5096 0,5467 10483,86 E10 16,05 648 0,56 0,4650 0,5224 0,5614 10681,58 E10 16,87 664 0,57 0,4378 0,5330 0,5737 10844,31 E10

Tabel 4.Hasil interpolasi nilai desain dengan elastisitas menurut SNI 7973-2013

Jenis Kayu

E (MPa)

Nilai Desain (MPa)

Fb Ft// Fc// Fv Jati 11797,29 10,30 9,12 9,12 1,21 11956,83 10,54 9,34 9,34 1,24 11516,62 9,87 8,72 8,72 1,16 Mahoni 9793,97 7,74 6,78 6,78 0,91 9956,58 7,87 6,87 6,87 0,93 9895,78 7,82 6,84 6,84 0,92 Johar 12323,20 10,99 9,72 9,72 1,30 12140,92 10,77 9,54 9,54 1,27 12413,67 11,10 9,81 9,81 1,31 Akasia 10974,06 9,07 7,97 7,97 1,06 10715,91 8,76 7,69 7,69 1,02 10910,14 8,99 7,90 7,90 1,05 Meranti 10483,86 8,48 7,43 7,43 0,99 10681,58 8,72 7,65 7,65 1,02 10844,31 8,91 7,83 7,83 1,04

(12)

3.3 Pengujian Kuat Tekan Kayu

Pengujian kuat tekan kayuadimaksudkan untuk mencari nilai kuat tekan kayu. Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil perhitungan kuat tekan rata-rata kayu.

Jenis Kayu Kode Kayu Ukuran Beban Maks (N) Kuat Tekan (MPa) Kuat Tekan Rata-rata (MPa) b (mm) h (mm) Jati A-Te-1 50 200 46900 4,690 5,56 A-Te-2 50 200 56400 5,640 A-Te-3 50 200 63600 6,360 Mahoni B-Te-1 50 200 93100 9,310 9,05 B-Te-2 50 200 88000 8,800 B-Te-3 50 200 90400 9,040 Johar C-Te-1 50 200 86500 8,650 8,15 C-Te-2 50 200 77700 7,770 C-Te-3 50 200 80200 8,020 Akasia D-Te-1 50 200 85100 8,510 9,61 D-Te-2 50 200 108500 10,850 D-Te-3 50 200 94600 9,460 Meranti E-Te-1 50 200 54600 5,460 5,74 E-Te-2 50 200 62500 6,250 E-Te-3 50 200 55200 5,520

Dari hasil pengujian kuat tekan rata-rata kayu yang dapat dilihat pada tabel diatas menunjukan bahwa jenis kayu akasia mempunyai kuat tekan yang paling besar dibandingan dengan jenis kayu yang lainnya, yaitu sebesar 9,61 MPa dan jenis kayu jati mempunyai kuat tekan yang paling kecil sebesar 5,56 MPa. Dibandingkan dengan nilai desain menurut SNI 7973-2013 kuat tekan rata-rata kayu yang paling besar adalah jenis kayu Johar sebesar 9,69 MPa.

Tabel 6. Komparasi nilai kuat tekan hasil uji laboratorium dengan SNI 7973-2013

Jenis Kayu

Nilai Kuat Tekan Komparasi Kayu

Hasil Uji di Lab dgn SNI 7973-2013

(%) Berdasarkan SNI

7973-2013 (MPa)

Berdasarkan Hasil Uji di Laboratorium (MPa) Jati 9,06 5,56 61,41 Mahoni 6,83 9,05 132,52 Johar 9,69 8,15 84,05 Akasia 8,49 9,61 113,13 Meranti 7,64 5,74 75,20

(13)

3.4 Pengujian Kuat Tarik Kayu

Pengujian kuat tarik kayu dimaksudkanauntuk mencari nilai kuat tarik kayu. Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.7 Tabel 7. Hasil perhitungan kuat tarik rata-rata kayu.

Jenis Kayu Kode Kayu Ukuran Beban Maksimum (N) Kuat Tarik (MPa) Kuat Tarik Rata-rata (MPa) b (mm) h (mm) Jati A-Ta-1 4,8 9,5 7790 170,833 168,57 A-Ta-2 4,8 9,5 7050 154,605 A-Ta-3 4,8 9,5 8220 180,263 Mahoni B-Ta-1 4,8 9,5 6910 151,535 151,17 B-Ta-2 4,8 9,5 7350 161,184 B-Ta-3 4,8 9,5 6420 140,789 Johar C-Ta-1 4,8 9,5 7330 160,746 160,75 C-Ta-2 4,8 9,5 7790 170,833 C-Ta-3 4,8 9,5 6870 150,658 Akasia D-Ta-1 4,8 9,5 5470 119,956 120,54 D-Ta-2 4,8 9,5 5920 129,825 D-Ta-3 4,8 9,5 5100 111,842 Meranti E-Ta-1 4,8 9,5 6510 142,763 151,90 E-Ta-2 4,8 9,5 7050 154,605 E-Ta-3 4,8 9,5 7220 158,333

Dari hasil pengujian kuat tarik rata-rata kayu yang dapat dilihat pada tabel diatas menunjukan bahwa jenis kayu jati mempunyai kuat tarik yang paling besar dibandingan dengan jenis kayu yang lainnya, yaitu sebesar 168,57 MPa dan jenis kayu akasia mempunyai kuat tarik yang paling kecil sebesar 120,54 MPa.

Tabel 8. Komparasi nilai kuat tarik hasil uji laboratorium dengan SNI 7973-2013

Jenis Kayu

Nilai Kuat Tarik Komparasi Kayu

Hasil Uji di Lab dgn SNI 7973-2013 (%) Berdasarkan SNI

7973-2013 (MPa)

Berdasarkan Hasil Uji di Laboratorium (MPa) Jati 9,06 168,57 1860,63 Mahoni 6,83 151,17 2213,56 Johar 9,69 160,75 1658,44 Akasia 8,49 120,54 1419,65 Meranti 7,64 151,90 1989,03

3.5 Pengujian Kuat Geser Kayu

Pengujian kuat geser kayuadimaksudkan untuk mencari nilai kuat geser kayu. Hasil pengujian kuat geser kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.9.

(14)

Tabel 9. Hasil perhitungan kuat geser rata-rata kayu. Jenis Kayu Kode Kayu Ukuran Beban Maksimum (N) Kuat Geser (MPa) Kuat Geser Rata-rata (MPa) b (mm) H (mm) Jati A-Ge-1 50,0 50,0 24030 9,612 9,79 A-Ge-2 50,0 50,0 28570 11,428 A-Ge-3 50,0 50,0 20840 8,336 Mahoni B-Ge-1 50,0 49,9 38400 15,360 14,86 B-Ge-2 50,0 49,9 32180 12,872 B-Ge-3 50,0 49,9 40880 16,352 Johar C-Ge-1 50,0 50,8 31990 12,796 13,27 C-Ge-2 50,0 50,8 39200 15,680 C-Ge-3 50,0 50,8 28350 11,340 Akasia D-Ge-1 50,0 50,8 22490 8,996 9,21 D-Ge-2 50,0 50,8 19240 7,696 D-Ge-3 50,0 50,8 27380 10,952 Meranti E-Ge-1 50,9 50,0 28320 11,328 9,18 E-Ge-2 50,9 50,0 21740 8,696 E-Ge-3 50,9 50,0 18780 7,512

Dari hasil pengujian kuat geser rata-rata kayu yang dapat dilihat pada table diatas menunjukan bahwa jenis kayu mahoni mempunyai kuat geser yang paling besar dibandingan dengan jenis kayu yang lainnya, yaitu sebesar 14,86 MPa dan jenis kayu meranti mempunyai kuat geser yang paling kecil sebesar 9,18 MPa.

Tabel 10. Komparasi nilai kuat geser hasil uji laboratorium dengan SNI 7973-2013

Jenis Kayu

Nilai Kuat Geser Komparasi Kayu

Hasil Uji di Lab dgn SNI 7973-2013

(%) Berdasarkan SNI

7973-2013 (MPa)

Berdasarkan Hasil Uji di Laboratorium (MPa) Jati 1,20 9,79 813,41 Mahoni 0,92 14,86 1618,51 Johar 1,29 13,27 1028,07 Akasia 1,13 9,21 816,03 Meranti 1,02 9,18 902,44

3.5 Pengujian Kuat Lentur Kayu

Pengujian kuat lentur kayu dimaksudkanauntuk mencari nilai kuat lentur kayu. Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini.

(15)

Tabel 11. Hasil perhitungan kuat lentur rata-rata kayu. Jenis Kayu No Kode Ukuran Beban Maks (N) Kuat Lentur (MPa) Kuat Lentur Rata-rata (MPa) b (mm) h (mm) Jati A-Ge-1 50,0 50,0 8000 69,864 72,70 A-Ge-2 50,0 50,0 9000 77,532 A-Ge-3 50,0 50,0 8300 70,716 Mahoni B-Ge-1 50,0 50,0 6500 55,380 55,95 B-Ge-2 50,0 50,0 5500 46,860 B-Ge-3 50,0 50,0 7700 65,604 Johar C-Ge-1 50,0 50,0 9650 81,792 74,41 C-Ge-2 50,0 50,0 7600 64,752 C-Ge-3 50,0 50,0 9000 76,680 Akasia D-Ge-1 50,0 50,0 8600 73,272 77,82 D-Ge-2 50,0 50,0 9250 78,384 D-Ge-3 50,0 50,0 9600 81,792 Meranti E-Ge-1 50,0 50,0 6200 52,824 51,40 E-Ge-2 50,0 50,0 6050 51,972 E-Ge-3 50,0 50,0 5800 49,416

Dari hasil pengujian kuat lentur rata-rata kayu yang dapat dilihat pada table diatas menunjukan bahwa jenis kayu akasia mempunyai kuat lentur yang paling besar dibandingan dengan jenis kayu yang lainnya, yaitu sebesar 77,816 MPa dan jenis kayu meranti mempunyai kuat lentur yang paling kecil sebesar 51,404 MPa.

Tabel 12. Komparasi nilai kuat lentur hasil uji laboratorium dengan SNI 7973-2013

Jenis Kayu

Nilai Kuat Lentur Komparasi Kayu

Hasil Uji di Lab dgn SNI 7973-2013 (%) Berdasarkan SNI

7973-2013 (MPa)

Berdasarkan Hasil Uji di Laboratorium (MPa) Jati 10,24 72,70 710,32 Mahoni 7,81 55,95 716,76 Johar 10,95 74,41 679,46 Akasia 9,64 77,82 807,10 Meranti 8,70 51,40 590,59 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenaiaperbandingan nilai kuat mutu kayu berdasarkan SNI 7973-2013 dengan hasil penelitian kekuatan secara mekanis untuk kayu di daerah Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

(16)

1). Pada uji kuat tekan diperoleh hasil laboratorium kayu Jati = 5,56 MPa; kayu Mahoni = 9,05 Mpa; kayu Johar = 8,15 Mpa; kayu Akasia = 5,56 Mpa dan kayu Meranti = 5,74 Mpa. Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 kayu Jati = 9,06 MPa; kayu Mahoni = 6,83 Mpa; kayu Johar = 9,69 Mpa; kayu Akasia = 8,49 Mpa dan kayu Meranti = 7,64 Mpa.

2). Pada uji kuat tarik diperoleh hasil laboratorium kayu Jati = 168,57 MPa; kayu Mahoni = 151,17 Mpa; kayu Johar = 160,75 Mpa; kayu Akasia = 120,54 Mpa dan kayu Meranti = 151,90 Mpa. Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 kayu Jati = 9,06 MPa; kayu Mahoni = 6,83 Mpa; kayu Johar = 9,69 Mpa; kayu Akasia = 8,49 Mpa dan kayu Meranti = 7,64 Mpa.

3). Pada uji kuat geser diperoleh hasil laboratorium kayu Jati = 9,79 MPa; kayu Mahoni = 14,86 Mpa; kayu Johar = 13,27 Mpa; kayu Akasia = 9,21 Mpa dan kayu Meranti = 9,18 Mpa. Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 kayu Jati = 1,20 MPa; kayu Mahoni = 0,92 Mpa; kayu Johar = 1,29 Mpa; kayu Akasia = 1,13 Mpa dan kayu Meranti = 1,02 Mpa.

4). Pada uji kuat lentur diperoleh hasil laboratorium kayu Jati = 72,70 MPa; kayu Mahoni = 55,95 Mpa; kayu Johar = 74,41 Mpa; kayu Akasia = 77,82 Mpa dan kayu Meranti = 51,40 Mpa. Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 kayu Jati = 10,24 MPa; kayu Mahoni = 7,81 Mpa; kayu Johar = 10,95 Mpa; kayu Akasia = 9,64 Mpa dan kayu Meranti = 8,70 Mpa.

5). Terjadinya perbedaan nilai presentase yang besar antara hasil pengujian kuat mutu kayu di laboratorium dengan hasil analisa berdasarkan SNI 7973-2013. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain kerapatan kayu, kadar air, umur kayu, arah serat kayu, dan pada hasil uji laboratorium menggunakan P maksimal sedangkan pada SNI 7972-2013 menggunakan P elastis.

4.2 Saran

Adapun saran-saran setelahamelakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

(17)

1). Diharapkan adanya penelitianalebih lanjut mengenai topik ini dengan mencoba variasi kayu yang lain.

2). Sebelum melakukan penelitianaada baiknya untuk terlebih dahulu mempelajari prosedur kerja dan penggunaan kinerja alat yang digunakan dalam pengujian, agar dapat meminimalisirakesalahan yang mungkin terjadi.

3). Dalam memilih bahan uji, diharapkanapeneliti memperhatikan kualitas kayu dan memilih kayu dengan tingkat kecacatan yang rendah.

4). Diharapkan pada penggunaan kayuaterutama untuk bidang konstruksi di lapangan agar melakukan tes laboratorium terlebih dahulu untuk memastikan nilai kekuatan pada kayu atau dengan memastikan bahwa kadar air pada kayu tersebut kurang dari 15 %.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015, Johar https://wikipedia.com/johar

Ardiansyah R, 2010, Penggunaan Kayu Kampung,

https://ronymedia.wordpress.com/2010/05/19/penggunaan-kayu-kampung/ Asyraaf, 2016, 16 Jenis Kayu Indonesia yang Perlu Kita Ketahui,

https://sarapanmatahari.wordpress.com/2016/07/08/material-kayu/

Awaludin A, 2005, Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1995, Metode

Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium,SNI 03-3958-1995, Penerbit

Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1995, Metode

Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium,SNI 03-3959-1995, Penerbit

Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994, Metode

Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium,SNI 03-3400-1994, Penerbit

(18)

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994, Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium,SNI 03-3399-1994, Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 2002, Metode

Pengujian Berat Jenis Batang Kayu dan Kayu Struktur Bangunan,SNI

03-6848-2002, Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 2013,

Spesifikasi Desain untuk Kontruksi Kayu, SNI 03-7973-2013, Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Hunggurami Elia, 2016, Identifikasi Kuat Acuan Terhadap Jenis Kayu yang Diperdagangkan di Kota Kupang Berdasarkan SNI 7973:2013, Fakultas Teknik FST Undana, Kupang.

Rosyid S.N.P, 2016, Perbandingan Kekuatan Geser dan Lentur Balok

Bambu Laminasi dengan Kayu, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Gambar

Tabel 1. Hasil pengujian kadar air.  Jenis  Kayu  No Kode  Berat Kayu  Kadar Air (%)  Kadar Air Rata-rata  (%) Awal (gr) Kering Oven (gr)  Jati  A-Ka-1  93  79  15,05  15,47 A-Ka-2 95 80 15,79  A-Ka-3  90  76  15,56  Mahoni  B-Ka-1  71  61  14,08  14,35 B-
Tabel 3 Hasil perhitungan berat jenis dengan kadar air
Tabel 5. Hasil perhitungan kuat tekan rata-rata kayu.
Tabel 8. Komparasi nilai kuat tarik hasil uji laboratorium dengan SNI 7973-2013
+3

Referensi

Dokumen terkait