Ship Chief Sc Co‐Chie Security
Mo
cientist ef Scientist y Officeronitoring
: RV. Ba : Arnold : Teguh : Letkolg the In
aruna Jaya V d L. Gordon h Agustiadi l Hasnanndonesia
VIII nan Thro
(MIT
oughflo
F)
BALAI PE Badan P K Kementw in Ma
NELITIAN DA Penelitian d Kelautan dan terian Kelau 201akassar
AN OBSERVA an Pengemb n Perikanan utan dan Per15
r Strait
ASI LAUT
bangan
Laporan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF) in Makassar Strait ” - 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Alhamdulillah, puji syukur kami sampaikan ke khadirat Allah SWT bahwa survei MITF di Makassar dengan Kapal Baruna Jaya VIII berjalan dengan lancar dan semua personil kembali dengan selamat. Survei ini ditujukan untuk recovery dan redeployment TRBM (Trawl-Resistant Bottom Mounted), yang berlangsung selama 8 hari mulai dari tanggal 10 -17 Agustus 2015.
Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari tim survey tim survey dari BPOL-KKP, tim survey dari LDEO Columbia University USA, P2O-LIPI,peserta dari Universitas serta dari Nakhoda dan seluruh crew Kapal Baruna Jaya VIII. Tak lupa juga Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Kepala Balai Penelitian dan Observasi Laut Dr. Bambang Sukresno, M.Si dan Manajemen P2O-LIPI atas terlaksananya kegiatan survey ini.
Insya Allah, semoga upaya kita untuk memasang alat di lokasi survey nantinya dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika laut yang sedang diteliti.
Wassalam,
Jembrana, Agustus 2015
Laporan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF) in Makassar Strait ” - 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan dan Sasaran 2
1.2.1. Tujuan 2
1.2.2. Sasaran 2
1.3. Waktu dan Lokasi Kegiatan 2
1.3.1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan 2 1.3.2. Lokasi Pelaksanaan Kegiatan 2
1.4. Wahana Survei 3
1.5. Peralatan Survei 3
1.6. Personil Pelaksana 4
1.6.1. Tim Peneliti 4
1.6.2. Kru KR. Baruna Jaya 5
2. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Pengukuran Kedalaman 6
2.2. Penentuan Posisi dan Navigasi 8
2.3. Recovery dan Deployment Sub Surface Buoy Mooring 11
2.4. Pengukuran CTD 14
2.5. Pengambilan Sampel Air 17
2.6. Pengambilan Sampel Plankton 19
3. HASIL KEGIATAN LAMPIRAN
Laporan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF) in Makassar Strait ” - 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tim Peneliti Cruise MITF... 4 Tabel 2. Kru KR. Baruna Jaya VIII... 5
Laporan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF) in Makassar Strait ” - 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Mooring dan Stasiun CTD... 3
Gambar 2. Gambaran Sapuan Beam pada SIMRAD EM-1002... 6
Gambar 3. Diagram Alir Sitem Multibeam SIMRAD EM-1002.. 7
Gambar 4. Unit Display... 8
Gambar 5. Seatex Seapath 200... 9
Gambar 6. Seatex MRU... 10
Gambar 7. Diagram Alir Sistem Seatex Seapath... 10
Gambar 8. Proses Recovery MAK Sub Surface Mooring 2013... 11
Gambar 9. MAK Sub Surface Buoy Mooring 2013... 12
Gambar 10. MAK Sub Surface Buoy Mooring 2015... 13
Gambar 11. Konfigurasi CTD... 14
Gambar 12. Bagian-bagian sensor pada CTD... 16
Gambar 13. Persiapan Pengambilan Sampel Air... 18
Gambar 14. TOA DKK-24 Water Quality Checker... 18
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Dokumentasi Kegiatan Cruise MITF 2015 21 LAMPIRAN 2. DATA Long Ranger ADCP 2013 23
LAMPIRAN 3. Data Aquadop 2013 25
LAMPIRAN 4. Profile Temperatur Hasil Cruise MITF 2015 26 LAMPIRAN 5. Profile Salinitas Cruise MITF 2015 27 LAMPIRAN 6. Profile pH Cruise MITF 2015 28 LAMPIRAN 7. Profile DO Cruise MITF 2015 29 LAMPIRAN 8. Profile Fluorescence Cruise MITF 2015 30
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun - 2015 1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Posisi Indonesia yang berada diantara Benua Asia dan Australia merupakan satu – satunya jalur inter ocean tropis antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Massa air hangat dari Samudera Pasifik mengalir menuju Samudera Hindia yang biasa disebut dengan Arus Lintas Indonesia (Arlindo) yang mempengaruhi persediaan air tawar dan panas samudera dalam skala besar. Karena area Arlindo berada pada lintasan ENSO (El Niño/La Niña) dan fenomena Monsoon Asia, sangat mungkin, sebagaimana diindikasikan oleh studi pemodelan, bahwa pengaruh Arlindo pada pola temperatur permukaan laut (SST) mempengaruhi perilaku ENSO dan Monsoon. Arlindo membentuk ekosistem dan biokimia lautan di dalam perairan Indonesia, dan merupakan faktor dalam menentukan kondisi lingkungan, terutama pada perairan pesisir Indonesia. Koleksi data Arlindo merupakan cara yang efektif dan hemat biaya untuk memonitor elemen inti dari system iklim dan samudera, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan memprediksi iklim dan kondisi oseanografis regional di wilayah Indonesia. Karena Selat Makassar merupakan jalur yang dilintasi 80 – 85% dari total Arlindo, maka sudah seharusnya Selat Makassar merupakan fokus dari rangkaian pengamatan Arlindo.
Pengamatan transpor massa air di Selat Makassar khususnya pada Labani Channel telah dimulai sejak program Arlindo di tahun 1996 – 1998, dilanjutkan dengan program INSTANT pada Januari 2004 hingga Desember 2006 dan kemudian dilanjutkan lagi dengan program MITF sebagai bagian dari program NOAA OCO pada Desember 2006. Recovery terakhir dilakukan pada Agustus 2011, namun tidak di deploy ulang karena permasalahan logistic. Pada bulan Agustus 2013 dilakukan deploy mooring dan pada tahun ini dilakukan recovery mooring, mendownload data dan mendeploy kembali untuk jangka waktu 2 tahun mendatang.
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun - 2015 2
1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar tahun 2015 ini adalah : a. Melakukan Recovery Sub Surface Mooring lama
b. Melakukan Deploymen Sub Surface Mooring baru c. Melakukan Pengukuran profile Suhu dan Salinitas d. Melakukan Pengambilan Sampel Air Laut
e. Melakukan Pengambilan Sampel Plankton
1.2.2. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan survei
“Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar tahun 2015 ini adalah terlaksananya kegiatan Recovery dan Deploymen Sub Surface Mooring, Pengukuran Profile Suhu dan Salinitas serta pengambilan Sampel Air Laut dan Palnkton.
1.3. Waktu dan Lokasi Kegiatan 1.3.1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar tahun 2015 dilaksanakan mulai tanggal 10 – 17 Agustus 2015 (8 hari layar). Kegiatan survei secara detail ditampilkan dalam Lampiran.
1.3.2. Lokasi Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar tahun 2015 dimulai dari Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru Jakarta Utara kemudian dilanjutkan lokasi survei di Selat Makassar dan berakhir di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar Sulawesi Selatan. Peta Lokasi Mooring dan Stasiun CTD dapat dilihat pada Gambar.1.
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun - 2015 3 Gambar 1. Peta Lokasi Mooring dan Stasiun CTD
1.4. Wahana Survei
Wahana yang digunakan untuk kegiatan survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar tahun 2015 adalah Kapal Riset Baruna Jaya VIII milik Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI). Spesifikasi teknis Kapal Riset Baruna Jaya VIII dapat dilihat pada Lampiran...
1.5. Peralatan Survei
Peralatan Utama yang digunakan selama kegiatan survei adalah : • Sistem Mooring, yang dilengkapi dengan ADCP
• Acoustic Releas System
• CTD (Conductivity, Temperature, and Depth) and Water Sample
System • Plankton Net
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun - 2015 4
1.6. Personil Pelaksana Kegiatan
Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar tahun 2015 merupakan kerjasama riset antara Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) dengan The Lamont Doherty Earth Observatory of Columbia University (LDEO), USA dengan pelaksana kegiatan kerjasama Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL). Personil Pelaksana kegiatan melibatkan beberapa institusi dengan total Jumlah peserta survei adalah sebanyak 46 personil, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1. Tim Peneliti Cruise MITF
No N A M A JABATAN NEGARA/ INSTANSI
1 Teguh Agustiadi, S.T Koordinator Indonesia/ BPOL KKP
2 Arnold Gordon Peneliti LDEO USA
3 Mukti Trenggono Peneliti Indonesia/ BPOL KKP
4 Bruce Alan Huber Peneliti LDEO USA
5 Charles Bemard Ffield Gordon Peneliti LDEO USA
6 Asmi Napitu Peneliti Indonesia/ LDEO USA
7 Iis Triyulianti Peneliti Indonesia/ UNDIP
8 Yustisia Firdaus Peneliti Indonesia/ P3TKP KKP
9 Bertha Berlian Borneo Peneliti Indonesia/ P3TKP KKP
10 Gusti Putu Sukadana Peneliti Indonesia/ BPOL KKP
11 Bayu Priyono Peneliti Indonesia/ BPOL KKP
12 Ely Asnaryanti Tekhnisi Indonesia/ P2O LIPI
13 Fitriastuti Nagari Mahasiswi Indonesia/ UNSOED
14 Dwi Asvarita Mahasiswi Indonesia/ UB
15 Reskyani Fajri Rahmawati Mahasiswi Indonesia/ UB
16 Muhammad Arief Wibowo Mahasiswa Indonesia/ ITB
17 Irvan Wira Trihadi Geofary Mahasiswa Indonesia/ UB
18 Ahmad Didin Khoiruddin Mahasiswa Indonesia/ UB
19 Annisa Shafira Kinasih Mahasiswi Indonesia/ UB
20 Raut Wahyuning Paluphi Mahasiswi Indonesia/ UB
21 Kolonel laut (P) Hasnan Security Officer Indonesia/ Ditwilhan
22 Muhadjirin Operator Indonesia/ P2O LIPI
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun - 2015 5 Tabel 2. Kru KR. Baruna Jaya VIII
NO NAMA JABATAN STATUS
1 M Afandi Juluhun Master Pegawai Negeri Sipil
2 Heru Priyambodo Mualim I Pegawai Negeri Sipil
3 Jefri Juliansyah Mualim II Pegawai Negeri Sipil
4 Suharyono Mualim III Pensiunan PNS-LIPI
5 Narto, A.Md. K e r a n i Pegawai Negeri Sipil
6 Deni Purnomo, A.Md. Kepala Kamar Mesin Pegawai Negeri Sipil
7 Sudirman, A.Md. Masinis I Pegawai Negeri Sipil
8 Yefrizal Masinis II Pegawai Negeri Sipil
9 Mudi Setiabudi Masinis III Pegawai Negeri Sipil
10 Reiza Dyan F S A.Md. Electriciant Pegawai Negeri Sipil
11 Edy Endrotjahyo S e r a n g Pegawai Negeri Sipil
12 Soegiman Juru Mudi I Pegawai Negeri Sipil
13 Haendy Busman Juru Mudi II Pegawai Negeri Sipil
14 Kartono Dwi, A. Juru Mudi III Calon Pegawai Negeri Sipil
15 Pariury Jonathan Mandor Kamar Mesin Pensiunan PNS-LIPI
16 Hari Pratomo, A.Md. Juru Minyak I Pegawai Negeri Sipil
17 Rendra Hadi Wibawa, ST. Juru Minyak II Pegawai Negeri Sipil
18 Donny Priyo Utomo, A.Md. Juru Minyak III Pegawai Negeri Sipil
19 Maulana Yusuf Juru Masak I Pegawai Negeri Sipil
20 Saefudin Juru Masak II Pegawai Negeri Sipil
21 Zaenuddin Pramu Kapal I Pegawai Negeri Sipil
22 Supardi Pramu Kapal II Pegawai Negeri Sipil
Lapor
2.1.
ran Kegiatan Surv
Penguku U digunakan multibeam mengukur version y 162 beam Sistem in gerakan r sehingga orde 50-memperli G vei “Monitoring t 2. P uran Kedala Untuk men n Multibea m echosou r kedalaman yang dapat b m dan jarak ni dilengka roll dan pit
menghasilk -60 cm ata ihatkan gam Gambar 2. G the Indonesian Th PELAKSAN aman nentukan b am SIMRA under freku n laut samp beroperasi p k total leba api dengan tch, dengan kan data ked
au 0.25% mbaran sapu Gambaran Sap Throughflow (MIT NAAN KE batimetri l AD EM-10 uensi rend pai 1000 m. pada sudut s ar sapuan s n sistem s n sistem pe dalaman de dari kedal uan beam pa puan Beam p
ITF)” di Selat Mak
GIATAN lintasan da 002. Alat dah 95kHz . Sistem ini sapuan sam sekitar 7.4 tabilitas ya engolahan s ngan tingka laman teru ada SIMRAD pada SIMRA asar Tahun - 2015 an area su ini merup z yang m merupakan mpai 150o de kali kedala ang terdiri sinyal yang at ketelitian ukur. Gamb D EM-1002 AD EM-1002 6 urvey pakan ampu n dual engan aman. dari g baik n pada bar 2 . 2.
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 7
Sistem multibeam SIMRAD EM-1002 yang terpasang di Kapal Riset Baruna Jaya VIII terdiri dari beberapa bagian utama, yakni:
•Transducer arrays (transmitter dan receiver)
•Sensor pengukur kecepatan suara di sekitar transducer (SSV)
•Preamplifier Unit
•Transceiver Unit
•Bottom Detector Unit (BDU)
•Operator Unit (OPU)
•Software akuisisi data Mermaid
•Software tampilan data real-time Merlin
Untuk mendapatkan sistem yang beroperasi secara optimal maka bagian-bagian utama dari sistem multibeam tersebut harus dilengkapi dengan beberapa alat atau sensor lainnya dan terintegrasi dengan sistem navigasi di K/R Baruna Jaya VIII (Gambar 3)
Lapor 2.2. SIM (mot yang pene seda men pitch adal men meto terse NAV abso
ran Kegiatan Surv
Penentu Sistem MRAD EM-1 tion referen g terintegra entu posisi angkan MR nghasilkan i h, dan yaw. GPS yang lah GPS C nghasilkan p ode DGPS ebar di mu V. gelomba olut teliti ya vei “Monitoring t uan Posisi d penentuan 1002 adala nce unit). Ke asi (integra i absolut d RU merupa informasi ge G g digunakan C-NAV da posisi abso melalui sin uka bumi. S ang radio m ang terikat k the Indonesian Th dan Naviga posisi yan ah GPS (g edua alat in ated navig di muka b akan alat erakan kapa Gambar 4. n pada sist an Seapath olut di muk nyal koreks Sinyal kore melalui sateli kedalam satu Throughflow (MIT asi ng dipakai global posit ni digabungk gation syste umi melalu penentu p al berupa at Unit Displa em navigas h. GPS C-ka bumi ya si dari bebe eksi tersebu it, sehingga u referensi y
ITF)” di Selat Mak i dalam sis tioning sys kan menjad em). GPS ui sistem posisi iners ttitude yang ay si di K/R B -NAV (Ga ng dapat d erapa stasiun ut dikirim m a dapat men yang terdefi asar Tahun - 2015 stem multi tem) dan M di sistem nav merupakan navigasi s sial yang g terdiri dari Baruna Jaya ambar 4) dikoreksi de n referensi melalui GP nghasilkan p finisi. 8 ibeam MRU vigasi n alat atelit, dapat i roll, a VIII dapat engan yang PS C-posisi
Lapor men perm (hea pene satu mod diint sehi posi insta (Gam (Gam
ran Kegiatan Surv Seapath nggunakan manen di ba ading) kapa entu arah G bentuk ya del matema tegrasikan ngga mamp isi, arah, ke an (real-tim mbar 6), se mbar 8). vei “Monitoring t Gam (Gambar dua receiv agian halua al secara t Gyrocompas ang kompak atika dan dengan MR pu mengha ecepatan, r me), dan te ehingga sist the Indonesian Th mbar 5. Sea 5) merupa ver GPS an kapal, se teliti. Seap ss dan kedu k, dan bias dibantu de RU yang t asilkan data roll, pitch, y eliti. MRU tem yang t Throughflow (MIT atex Seapath akan sistem dengan du ehingga dap path didesa a receiver G a disebut s engan Kalm terpasang d a navigasi y yaw, heave yang digun erintegrasi
ITF)” di Selat Mak 200. m penentua ua antena pat mengha ain sebagai GPS diinteg sebagai GP man filter, di sekitar ti yang terpad e, dan wak nakan adal ini disebut asar Tahun - 2015 an posisi yang terpa asilkan data pengganti grasikan me S gyro. De GPS gyro itik berat k du yakni b ktu secara c ah Seatex t Seatex Sea 9 yang asang a arah i alat enjadi engan o ini kapal, erupa cepat, MRU apath
Lapor Posi dari mela refer (Hyd data sens NAV (data kece
ran Kegiatan Surv isi GPS dari GPS C-NA alui sinyal k rensi C-NA Sistem n drografi Ut a dari beber sor navigasi V, Seatex S a kedalama epatan kapa vei “Monitoring t i Seatex Sea AV. Sedangk koreksi yang AV di sekitar Gambar 7. navigasi K/R tility). Softw rapa sensor i yang terpa Seapath, ech an dari bea al, arah kapa
the Indonesian Th Gambar 6. apath mend kan GPS C-g dikirim m r Asia Teng Diagram Ali R Baruna ware ini me navigasi m asang dan t hosounder u am yang ten al, dan keda
Throughflow (MIT Seatex MRU dapatkan kor -NAV mend melalui satel ggara. ir Sistem Sea Jaya III m empunyai k melalui form terhubung d untuk perair ngah). Data alaman.
ITF)” di Selat Mak U. reksi melalu dapatkan ko it dari jarin atex Seapath menggunakan emampuan mat NMEA dengan Hyu ran dangkal anya berupa asar Tahun - 2015 ui format RT oreksi DGP gan stasiun h. n software untuk mem 0183. Beb u adalah GP l, dan multi a posisi ab 10 TCM S Hyu mbaca berapa PS C-ibeam solut,
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 11
2.3.Recovery dan Deployment MAK Sub Surface Mooring
Salah satu kegiatan utama cruise MITF adalah untuk melakukan recovery sub surface buoy mooring yang ditempatkan pada tahun 2013. Kegiatan recovery diawali dengan melakukan komunikasi antara Acoustic Release Deck unit yang dipasang diatas deck kapal yang dihubungkan dengan Acoustic Transducer menggunakan kabel yang diturunkan pada kedalaman sekitar 5 mater dari permukaan air. Selanjutnya Acoustic Deck Unit memberikana perintah ping untuk mengukur jarak antara Acouistic Transducer dengan dengan Acoustic Realease Transponser yang terpasang pada dasar rangkaian MAK sub surface buoy mooring 2013 (Gambar 9). Setelah jarak diketahui dan dipastikan posisi rangkaian mooring tidak terlalu jauh dari posisi kapal, maka selanjutnya Acoustic Release Deck Unit memberikan perintah untuk melakukan release. Floater MAK sub surface mooring dapat muncul ke permukaan air dalam tempo yang tidak terlalu lama. Dengan menggunakan rubber boat tim survei mendekati floater, mengikatkan tali dan menyambungkan ujung tali lainnya dengan wire pada winch. Proses selanjutnya adalah menggulung wire dalam winch drum sampai floater naik keatas deck (Gambar 8).
Lapor mak terpa mela moo ‐ ‐ ‐ ‐
ran Kegiatan Surv Setelah ka kegiatan asang (AD akukan pro oring yang d ‐ 2 unit F ‐ 2 unit A ‐ 2 unit A ‐ 16 unit g vei “Monitoring t Gambar 9 seluruh ran n selanjutny DCP, Aquad oses downl dideploy pad loater deng Aquadop Acoustic glass ball the Indonesian Th 9. MAK Sub ngkaian MA ya adalah dop dan A load Data. da tahun 20 an 2 unit Lo Throughflow (MIT b Surface Bu AK Moorin melepaskan Acoustic Re Rangkaian 013 terdiri d ong Ranger
ITF)” di Selat Mak uoy Moorin ng 2013 ber n seluruh i elease), me n MAK su dari : r ADCP asar Tahun - 2015 ng 2013 rhasil direco instrument mbersihkan ub surface 12 overy yang n dan buoy
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 13
Setelah berhasil melakukan recovery kegiatan dilanjutkan dengan penempatan (deployment) MAK Sub Surface Buoy Mooring baru (MAK-2015) di lokasi yang sama dan diharapkan dapat merekam data selama 2 tahun kedepan dan akan di recovery pada tahun 2017. Mooring MAK-2015 (Gambar 10) yang di deploy agak sedikit berbeda dengan mooring MAK-2013 yang direcovery. Perbedaan tersebut diantaranya :
‐ Jika Mooring MAK-2013 menggunakan 2 ADCP yang dipasang pada 2 Floater, sementara pada Mooring MAK-2015 tetap menggunakan 2 ADCP namun dipasang pada 1 Floater saja.
‐ Pada Mooring MAK-2013 Aquadop Current Meter yang dipasang berjumlah 2 unit dan hanya mengukur Arus di lakosi mooring saja sedangkan pada Mooring MAK-2015 selain tetap memasang 2 unit Aquadop Current meter juga dipasang Chipod Turbulence Meter.
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 14
2.4. Pengukuran CTD
CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran.
Unit masukan data terdiri dari sensor CTD dan kabel koneksi. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan konduktivitas. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.
Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam.
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 15
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas).
a. Sensor Tekanan.
Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan kedalaman. Sensor ini terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan wheatsrone kemudian dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan, Tahanan ini akanmemegang peranan ketika mendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll.
b. Sensor Temperatur.
Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor. Termistor (tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur yang tinggi dan biasanya bernilai negative. Alatini terbuat dari campuran Oksida-Oksida logam yang diendapkan seperti mangan, nikel, kobalt dll.
c. Sensor Konduktifitas.
Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet buah terminal elektroda platina-rhodiumdi belakang sisinya. Sebagai sensor yang melewati nilai konduktifitas maka rata-rata hasil proses dalam pengukuran akan melewati nilai rendah (low pass fliter). Sensor ini akan mulai mengukur ketika alat telah bergerak masuk kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan. Sebenarnya sensor ini mengukur nilai konduktifitas untuk mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di sebuah perairan sacara tidak langsung.
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 16
Gambar. 12 Bagian-bagian Sensor pada CTD
Prinsip PengukuranCTD.
Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang mendeteksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel.
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gaugepressure monitor atauquartz crystal. Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas.
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 17
2.5. Pengambilan Sampel Air
Untuk mengetahui karakteristik oseanografi suatu perairan dalam cruise MITF selain dilakukan pengamatan secara fisik juga dilakukan pengamatan secara Kimia dan Biologi. Pengambilan sampel air adalah suatu metode yang digunakan dalam upaya mendapatkan informasi kimia oseanografi. Sampel air diambil dari beberapa titik yang dapat mewakili area penelitian. Pengambilan sampel air dilaksanakan bersamaan dengan penurunan CTD dengan menggunakan SB-911 plus sytem. Parameter Kimia Oseanografi yang akan di teliti diantaranya TSS, Klorofil, Dissolved Inorganic Carbon, dan Dissolved Oxygen (DO).
Sampel air diambil dari rosette bottle dalam rangkaian instrumen CTD. 12 rossete bottles masing masing mengumpulkan sampel air pada kedalaman berbeda dari tiap tiap layernya. Untuk penentuan layer dan penutupan tutup rosette bottle dilakukan di ruang komputer di atas kapal. Setelah sampel air terkumpul, kemudian dilakukan filtrasi untuk klorofil dan TSS. Untuk parameter DIC, DO dilakukan pengawetan air menggunakan cairan kimia tertentu. Pengambilan sampel air dilakukan pada 10 stasiun. Pengambilan sampel air dilaksanakan pada 14 Agustus 2015- 16 Agustus 2015 Sampel air yang telah diawetkan dan kertas saring hasil filtrasi kemudian dianalisis di laboratorium. SBE-911 plus yang digunakan pada cruise MITF memiliki 12 botol sampel yang terpasang pada SBE-32 Corousel Water Sampler. Setiap botol sampel dapat menampung 8 liter sampel air. Pada setiap stasiun pengamatan diambil 4 layer dengan masing-masing diambil 3 botol sampel air. Setelah sampai di atas deck kapal sampel air untuk selanjutnya ditampung dalam botol sampel ukuran 5 liter sementara sisa sampel air dilakukan pengukuran dengan menggunakan Water Quality Checker TOA- DKK-24
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 18
Gambar 13. Persiapan Pengambilan Sampel Air
Laporan Kegiatan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF)” di Selat Makasar Tahun -
2015 19
2.6. Pengambilan Sampel Plankton
Pengambilan sampel plankton selama cruise MITF dilakukan pada kedalaman 0 -200 m. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara menurunkan plankton net yang telah diberi pemberat sampai pada kedalaman 200 m. Selanjutnya plankton net ditarik secara perlahan dan konstan keatas permukaan perairan Gambar 17. Pengambilan sampel dibedakan antara zooplankton dan fitoplankton dengan penggunaan plankton net yang berbeda.
Gambar 15. Pengambilan Sampel Plankton
Setelah plankton net berada diatas kapal sampel plankton yang didapat dipindahkan ke dalam botol sampel dengan ditambahkan larutan lugol sebagai pengawet dan diberi label. Selanjunya sampel plankton dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisa lebih lanjut. Analisis perhitungan plankton adalah dengan mengambil sub sampel dan dihitung dibawah mikroskop. Hasil analisa plankton berupa kelimpahan, Indeks Keseragaman, Indeks Keanekaragaman, Indeks Dominansi.
Laporan Survei “Monitoring the Indonesian Throughflow (MITF) in Makassar Strait ” - 2015 3. HASIL KEGIATAN
Kegiatan Cruise MITF tahun 2015 telah dilaksanakan dengan baik mulai tanggal 10 – 17 Agustus 2015. Beberapa Hasil Kegiatan yang telah dilakukan selama Cruise adalah :
1. Telah berhasilnya recovery MAK Sub Surface Buoy Mooring yang dideploy tahun 2013 dengan data berupa 2 set Data ADCP dan 2 set data Aquadop Current Meter.
2. Telah sukses di deploy MAK Sub Surface Buoy Mooring baru yang dilengkapi dengan 2 ADCP, 2 Aquadop Current Meter dan 2 Chi Pod Turbulance Meter. Rencananya mmoring akan di recovery 2 tahun kemudian (2017).
3. Selama pelayaran telah dilakukan pengukuran CTD, pengambilan Sampel air dan pengambilan sampel plankton di 14 Stasiun pengamatan.
4. Selama kegiatan cruise dilaksanakan pula training intrumentasi peralatan dan sensor serta mooring system serta kuliah umum tentang Indonesian Troughflow.
5. Cruise MITF 2015 diikuti oleh Peneliti dari KKP, LDEO-USA, Para Petugas Belajar KKP serta mahasiswa dari beberapa perguruan Tinggi di Indonesia.
21
LAMPIRAN 1. Dokumentasi Kegiatan Cruise MITF 2015
22
23
LAMPIRAN 2. DATA Long Ranger ADCP MAK Sub Surface Mooring 2013
24
25
LAMPIRAN 3. Data Aquadop MAK Sub Surface Mooring - 2013
26
LAMPIRAN 4. Profile Temperatur Hasil Cruise MITF 2015
Profile Temperature 0 – 200 Meter
27
LAMPIRAN 5. Profile Salinitas Cruise MITF 2015
Profile Salinitas 0 – 200 Meter
28
LAMPIRAN 6. Profile pH Cruise MITF 2015
Profile pH 0 – 200 Meter Profile pH 200 – 1000 Meter
29
LAMPIRAN 7. Profile DO Cruise MITF 2015
Profile DO 0 – 200 Meter Profile DO 200 – 1000 Meter
30
LAMPIRAN 8. Profile Fluorescence Cruise MITF 2015
Profile Fluorescence 0 – 200 Meter
BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015