AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA
MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Ajeng Aprilia Lestari
Universitas Sanata Dharma 2016
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru Biologi di SMA Negeri 10 Yogyakarta, didapatkan adanya berbagai masalah seperti nilai rata-rata kelas hanya 65,5. Selain itu motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong sangat rendah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dengan dua kali pertemuan dan siklus II dengan dua kali pertemuan. Subyek penelitian adalah 30 siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk hasil belajar siswa aspek kognitif meningkat dari rata-rata 72,00 pada siklus I menjadi 81,66 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari 23,33% menjadi 100%. Hasil belajar siswa aspek afektif adalah 100% tinggi pada siklus I maupun siklus II. Motivasi siswa pada siklus I adalah 56,66% dan pada siklus II adalah 80% tinggi. Data yang diperoleh menunjukkan indikator yang ingin dicapai telah memenuhi target yaitu 76 untuk nilai rata-rata, 75% untuk ketuntasan KKM, 70% untuk nilai afektif siswa, dan 70% untuk motivasi minimal tinggi siswa. Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi Sistem Reproduksi.
PICTURE AND PICTURE TO INCREASE MOTIVATION AND STUDENT LEARNING RESULT CLASS XI IPA 2 SENIOR HIGH SCHOOL 10 OF
YOGYAKARTA ON REPRODUCTION SYSTEM FIELD Ajeng Aprilia Lestari
Sanata Dharma University 2016
Based on observations and interviews with Biology teacher at Senior High School 10 Yogyakarta, the researcher found that the class average score was 65,5%. Besides that, students motivation in class were far from the students learning expectation. The research was conducted to increase of motivation and learning outcomes at classroom XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta on the subject reproductive system by implementating cooperative learning of Picture and Picture methods.
Classroom action research was conducted in two cycles, two meetings in the first phase and two meetings in the second phase. The research subject is 30 students class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta. The research result is showing there’s motivation increase and student learning result. For cognitive aspect of student learning result increase from the average 72,00 on cycle 1 be 81,66 on cycle II. While student percentation who reach score of KKM increase from 23,33% be 100%. The afective aspect of student learning result is 100% (high) on cycle I as well as cycle II. Student motivation on cycle I is 56,66% and on cycle II is 80% (high). The data obtainable show indicator what’s want to reach is target completely is 76 for average score, 75% for KKM completely, 70% for student afective score and 70% for student high min motivation. Based of data, can be conclusing that Picture and Picture Method can be increase motivation and student biology learning result class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta on reproductive system field.
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Ajeng Aprilia Lestari NIM : 121434055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Oleh :
Ajeng Aprilia Lestari NIM : 121434055
telah disetujui oleh :
Pembimbing
iii SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA MATERI
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Ajeng Aprilia Lestari
NIM : 121434055
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 18 Agustus 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ……… Sekretaris : Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. ……… Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. ……… Anggota : YM Lauda Feroniasanti, M.Si. ……… Anggota : Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. ………
Yogyakarta, 18 agustus 2016
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan yang Maha Esa
Orangtuaku tersayang R. Sukaryani dan Sri Hermiyati
Kakak dan Adikku tersayang Anggy, Galih dan Arnel
Keluarga besar tersayang
Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Sahabat-sahabatku Pendidikan Biologi 2012
v MOTTO
Orang senang bertanya, dan itulah benih ILmu
Pengetahuan
( Ralph Waldo Emerson)
Tak ada keberhasilan besar akan menghampiri seseorang apabila
ia tidak memiliki semangat untuk meraihnya
( Kardinal James Gibbon )
Bend the willow when it is young
( Didiklah anak selagi masih muda )
( Tradisoinal / Lokal Wisdom Filsafat )
Aku minta pada Tuhan bunga mawar, Tuhan memberiku
bunga kaktus yang beduri. Aku minta burung merak,
Tuhan memberiku ulat yang berbulu. Aku berfikir betapa
tidak adilnya ini. Namun kemudian, kaktus itu berbunga
indah bahkan sangat indah, ulat itupun tumbuh dan
berubah menjadi kupu
–
kupu yang amat cantik. Itulah jalan
Tuhan, indah pada waktunya !! Tuhan tidak memberikan
apa yang kita harapkan tetapi apa yang kita perlukan.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ajeng Aprilia Lestari
Nim : 121434055
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10
YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 18 Agustus 2016
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Ajeng Aprilia Lestari Universitas Sanata Dharma
2016
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru Biologi di SMA Negeri 10 Yogyakarta, didapatkan adanya berbagai masalah seperti nilai rata-rata kelas hanya 65,5. Selain itu motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong sangat rendah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dengan dua kali pertemuan dan siklus II dengan dua kali pertemuan. Subyek penelitian adalah 30 siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk hasil belajar siswa aspek kognitif meningkat dari rata-rata 72,00 pada siklus I menjadi 81,66 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari 23,33% menjadi 100%. Hasil belajar siswa aspek afektif adalah 100% tinggi pada siklus I maupun siklus II. Motivasi siswa pada siklus I adalah 56,66% dan pada siklus II adalah 80% tinggi. Data yang diperoleh menunjukkan indikator yang ingin dicapai telah memenuhi target yaitu 76 untuk nilai rata-rata, 75% untuk ketuntasan KKM, 70% untuk nilai afektif siswa, dan 70% untuk motivasi minimal tinggi siswa. Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi Sistem Reproduksi.
ix ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF PICTURE AND PICTURE TO INCREASE MOTIVATION AND STUDENT
LEARNING RESULT CLASS XI IPA 2 SENIOR HIGH SCHOOL 10 OF YOGYAKARTA ON REPRODUCTIVE SYSTEM FIELD
Ajeng Aprilia Lestari Sanata Dharma University
2016
Based on observations and interviews with Biology teacher at Senior High School 10 Yogyakarta, the researcher found that the class average score was 65,5%. Besides that, students motivation in class were far from the students learning expectation. The research was conducted to increase of motivation and learning outcomes at classroom XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta on the subject reproductive system by implementating cooperative learning of Picture and Picture methods.
Classroom action research was conducted in two cycles, two meetings in the first phase and two meetings in the second phase. The research subject is 30 students class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta. The research result is
showing there’s motivation increase and student learning result. For cognitive
aspect of student learning result increase from the average 72,00 on cycle 1 be 81,66 on cycle II. While student percentation who reach score of KKM increase from 23,33% be 100%. The afective aspect of student learning result is 100% (high) on cycle I as well as cycle II. Student motivation on cycle I is 56,66% and on cycle II is 80% (high). The data obtainable show indicator what’s want to reach is target completely is 76 for average score, 75% for KKM completely, 70% for student afective score and 70% for student high min motivation. Based of data, can be conclusing that Picture and Picture Method can be increase motivation and student biology learning result class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta on reproductive system field.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Pada Materi Sistem Reproduksi”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program studi Pendidikan Biologi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
1. Tuhan yang Maha Esa yang selalu memberi rahmat dan karunia-Nya. 2. Ayahku R. Sukaryani dan ibukku Sri Hermiyati yang telah
memberikan dorongan semangat serta perhatian sehingga aku dapat sampai sekolah ke jenjang ini.
3. Ibu Ika Yuli Listyarini, S.Pd., M,Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar menghadapi saya selama bimbingan dan berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Rr. Wuri H, S.Si selaku guru biologi SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaaan penelitian dan membimbing saya.
5. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Biologi Pak Tri, Bu Ratna, Bu Nia, Romo Wir, Bu Maslicah, Bu Nana, Bu Wiwid, Pak Suthardi, dan segenap Staf Sekretariat JPMIPA Sanata Dharma yang telah mendukung penulisan skripsi ini secara tidak langsung.
xi
7. Erik S Z yang telah memberikan semangat dan membantu dalam penulisan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku Desi, Widya, Citra, Sinta, Anggi, Rosa, Dian, Nasti, Putri, Kak Agnes, Denda, Erina dan Dewi yang membantu penulis menjadi observer maupun memberikan semangat kepadaku sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
9. Teman-teman angkatan 2012 tercinta yang memberikan pengalaman dan kesan yang luar biasa bagiku.
10.Siswa siswi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
11.Dan semua saudara dan teman-teman di sekelilingku yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat menjadi inspirasi dan alat bantu bagi pendidik yang membacanya dan menerapkannya.
Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Belajar dan Pembelajaran ... 9
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture ... 15
D. Motivasi Belajar ... 18
E. Hasil Belajar ... 23
F. Pembelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia ... 31
xiii
H. Kerangka Berpikir ... 33
I. Hipotesis ……….34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Setting Penelitian ... 35
C. Rancangan Penelitian ... 36
D. Instrumen Penelitian ... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
F. Analisis Data ... 44
G. Indikator Keberhasilan ... 48
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN... 49
A. Pelaksanaan Penelitian ... 49
B. Hasil Penelitian ... 49
C. Analisis Data ... 62
D. Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data ... 44
Tabel 3.2 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 44
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Persentase Observasi Aspek Afektif Siswa ... 45
Tabel 3.4 Penetapan Skor Motivasi Belajar ... 47
Tabel 3.5 Kategori Motivasi Belajar Siswa ... 47
Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan Siswa ………..48
Tabel 4.1 Hasil Pre-test siswa ... 52
Tabel 4.2 Data Kuisioner Motivasi Awal Siswa ... 52
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kelompok Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 56
Tabel 4.4 Hasil Post-test Siklus I ... 57
Tabel 4.5 Data Kuisioner Motivasi Akhir Siswa ... 60
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kelompok Siswa Aspek Afektif Siklus II ... 61
Tabel 4.7 Hasil Post-test Siklus II ... 62
Tabel 4.8 Perbandingan Post-test Siklus I dan Siklus II ... 64
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Observasi Guru Mengajar dan Kondisi Kelas ... 51
Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi bersama Kelompoknya ... 54
Gambar 4.3 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Kelompoknya... 54
Gambar 4.4. Siswa Mengerjakan Post-test Siklus I ... 55
Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi dan Mengurutkan Kartu Gambar dan Kartu Konsepnya ... 59
Gambar 4.6 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya ... 60
Gambar 4.7 Persentase Motivasi Awal Siswa ... 63
Gambar 4.8 Persentase Motivasi Akhir Siswa ... 64
Gambar 4.9 Perbandingan Persentase Motivasi Awal dan Akhir Siswa ... 69
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Silabus ………...78
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……….80
Lampiran 3Lembar Kerja Siswa (LKS)………92
Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi………...104
Lampiran 5 Soal Evaluasi………...…….107
Lampiran 6 Lembar Observasi Kelas ……….120
Lampiran 7 Lembar Kuisioner Motivasi Siswa ……….124
Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa ………...131
Lampiran 9 Data Hasil Perhitungan Lembar Observasi ………137
Lampiran 10 Data Perhitungan Kuisioner Motivasi ………...139
Lampiran 11 Hasil Pengisian Lembar Observasi siswa ………..143
Lampiran 12 Hasil Pngisian Angket Kuisioner Siswa …. ………..167
Lampiran 13 Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi ………..201
Lampiran 14 Hasil Pekerjaan Lembar Kerja Siswa ………228
Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Penelitian ……….237
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses
komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim
pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri
yang biasanya berupa materi pembelajaran. Kadang-kadang dalam proses
pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya materi pelajaran atau pesan
yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal. Untuk
menghindari hal tersebut, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran
dengan memanfaatkan berbagai media dan Su mber belajar (Sanjaya, 2010).
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pelajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajaran yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut sehingga dapat
membawa siswa dalam keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar
dapat diukur dengan melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui
proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang dengan fasilitas yang
memadai, ditambah dengan kreatifitas dalam mengajar sehingga dapat membuat
peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran, keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran
dapat dilihat melalui beberapa faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri.
dalam (internal). Faktor internal yang mempengaruhi suatu keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran diantaranya motivasi (Sardiman, 2004)
Motivasi merupakan suatu faktor penggerak yang ada dari dalam diri siswa itu
sendiri untuk mencapai hasil yang tinggi dalam pembelajaran. Motivasi belajar
yang tinggi akan menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran, akan tetapi
apabila motivasi belajar siswa rendah maka siswa selalu berkaitan erat dengan
hasil belajar siswa atau dapat dikatakan motivasi dan hasil belajar siswa
merupakan suatu keselarasan dalam menunjang keberhasilan dalam proses
pembelajaran (Slavin, 2008). Hasil belajar merupakan alat ukur untuk mengetahui
sejauh mana siswa dapat memahami suatu materi yang disampaikan oleh guru,
selain itu hasil belajar dapat dikatakan sebagai pengukur keberhasilan yang
dicapai siswa dalam suatu pembelajaran. Dalam penilaian hasil belajar, patokan
atau kriteria adalah sejumlah skor yang ditetapkan sebagai syarat untuk dapat
mencapai keberhasilan atau pembelajaran yang berkualitas (Arifin, 2011)
Keberhasilan dalam mencapai pembelajaran yang berkualitas juga ditentukan
dari cara guru dalam menyampaikan materi. Dalam menyampaikan suatu materi,
guru dituntut untuk berusaha mengorganisasikan komponen yang ada dalam
situasi mengajar, sebagai bentuk usaha guru dalam mengadakan pendekatan
dengan siswanya adalah dengan mengembangkan model mengajarnya. Model
dalam mengajar sangatlah mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu proses
pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Pemilihan model dan kemampuan
guru dalam penggunaan model dalam mengajar mampu menunjang keberhasilan
menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi menjadi suatu kendala
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari proses
pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher center) dan model
pengajaran yang cenderung hafalan.
Biologi merupakan salah satu bidang yang menduduki peranan yang penting
dalam dunia pendidikan. Hal ini dilihat karena jam pelajaran lebih banyak dari
mata pelajaran yang lain. Pelajaran biologi sudah dilaksanakan dalam kegiatan
pendidikan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelajaran
biologi tidak hanya dikuasai dengan mendengarkan dan mencatat saja, tetapi
partisipasi siswa dalam kegiatan lain seperti bertanya, mengerjakan latihan,
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), maju ke depan kelas, mengadakan diskusi,
serta mengeluarkan ide atau gagasan ini juga sangat diperlukan. Hal ini berkaitan
dengan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 10 Yogyakarta, diketahui sebagian besar siswa kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 10 Yogyakarta memiliki motivasi yang rendah terhadap mata pelajaran
biologi. Hal ini diketahui dari aktifitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan hasil belajar siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan
minimal. Pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, siswa
hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru saja. Selain itu, siswa juga
melakukan aktivitas sendiri dan tidak menghiraukan penjelasan dari guru seperti
Berdasarkan nilai ulangan harian sebelumnya pada materi sistem reproduksi ini
didapatkan nilai rata – rata 65,5 dengan nilai terendah 60 dan tertinggi 85.
Berdasarkan ulangan harian biologi yang dilakukan pada materi sistem reproduksi
manusia terdapat 37,5 % siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah
ditentukan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 10 Yogyakarta
adalah 76. Sementara 62,5 % siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang
ditentukan. Secara nasional pembelajaran dianggap tuntas apabila ketercapaian
KKM minimal 75 %. Dari data tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa masih
perlu ditingkatkan. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar disebabkan karena
materi yang sulit dipahami dan penggunaan model pengajaran yang kurang
bervariasi. Kecenderungan model yang sering digunakan guru dalam mengajar
adalah ceramah dan hafalan sehingga membuat siswa menjadi bosan dan kurang
termotivasi dalam belajar. Hal ini diketahui dari hasil wawancara peneliti dengan
guru mata pelajaran tersebut.
Melihat kondisi hasil pembelajaran tersebut, maka untuk mengatasi masalah
rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa, peneliti ingin melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran biologi dengan meggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang sistematis dengan pengelompokan
siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran secara efektif yang
mengintegrasikan keterampilan sosial bermuatan akademis. Pembelajaran
kooperatif, memposisikan siswa sebagai manusia yang memiliki pengetahuan
sangat besar dalam membentuk kepribadian dan motivasi siswa (Tukiran,dkk.,
2011)
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang jarang digunakan dalam
pembelajaran di sekolah adalah teknik pembelajaran kooperatif tipe Picture and
Picture. Picture and Picture merupakan teknik pembelajaran yang menggunakan
media gambar yang dapat menarik perhatian siswa, serta dapat membangun
motivasi siswa dalam belajar biologi khususnya materi sistem reproduksi
manusia. Model ini merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan
yang akan dicapai sebab model ini menyenangkan. Dengan penerapan model
Picture and Picture diharapkan mampu mempengaruhi tingkat konsentrasi,
kecepatan menyerap materi, dan motivasi siswa (Slavin, 2008). Dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas, model pengajaran sangat membantu guru
dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Selain itu melalui model pembelajaran
ini siswa diharapkan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan mencapai
hasil belajar yang tinggi.
Pemilihan model pembelajaran Picture and Picture ini pada materi sistem
Reproduksi Manusia diharapkan siswa dapat lebih mengerti mengenai materi
yang disampaikan oleh guru. Materi Sistem Reproduksi Manusia pada SMA kelas
XI merupakan materi yang hanya dapat diimajinasikan saja oleh para siswa
sehingga terkadang materi terkesan sulit, maka dari itu melalui pemilihan model
pembelajaran ini yang bersifat menarik siswa diharapkan mampu menguasai
Berdasarkan kondisi tersebut peneliti mencoba melakukan penelitian untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan mengangkat judul penelitian :
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta dalam materi sistem reproduksi manusia?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta dalam materi sistem reproduksi manusia?
C. Batasan Masalah
1. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat siswa
dalam mempelajari materi sistem reproduksi yang diukur melalui angket/
kuisioner yang diberikan kepada siswa. Aspek motivasi yang akan diukur
meliputi partisipasi, ketertarikan, perasaan selama pembelajaran, dorongan
belajar, keseriusan dan penguasaan materi.
2. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa materi sistem reproduksi manusia yang meliputi aspek kognitif dan
7
pilihan ganda, sedangkan aspek afektif diketahui melalui lembar observasi.
Aspek afektif yang diukur meliputi semangat, perhatian, kedisiplinan,
partisipasi dan percaya diri.
3. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem
Reproduksi Manusia dengan Standar Kompetensi : 3. Memahami hakekat
Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya
pada Salingtemas. Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin,
ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta
kelianan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.
4. Obyek penelitian ini adalah motivasi belajar, hasil belajar, dan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture
5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dengan jumlah 30 siswa
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture
and Picture dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA 2
SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia
2. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture
and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA
8
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajarnya pada materi Biologi.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat menambah informasi/membantu guru dalam
menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
berkaitan.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan melengkapi karya
tulis ilmiah di sekolah.
4. Bagi Peneliti
Peneliti ini dapat menambah pengetahuan tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture yang dapat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
(Slameto, 2010). Sedangkan menurut Morgan dalam Mulyati (2005) belajar
merupakan proses mental dalam memahami tingkah laku manusia,
menyangkut beberapa faktor, yaitu asosiasi, motivasi, variabilitas, kebiasaan,
kepekaan, pencetakkan, dan hambatan. Sedangkan, Mulyati (2005)
menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk
mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan
dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa yang kebetulan. Selain itu,
kesimpulan juga dikemukakan oleh Abdillah (2002) bahwa belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku
baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat
hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain, saling
mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain (Hamalik, 2001). Hal ini
berkaitan dengan proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2004) pembelajaran
dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut
Nasuhtion (2004) menyatakan pembelajaran sebagai aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak
didik, sehingga terjadi proses belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah
usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan usaha untuk mencapai tujuan peningkatan diri melalui perubahan
yang terjadi, sedangkan pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh
pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Teori yang mendasari pembelajaran kooperatif adalah teori
konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam
belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual
menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa
informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Menurut Slavin
dalam Rusman (2012), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa
berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan
pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak
terancam, sesuai dengan falsafah kontruktivisme.
Dalam model pembelajaran kooperatif guru lebih berperan sebagai
yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan
pengetahuan pada siswa, tetapi harus membangun pengetahuan dalam
pikirannnya. Siswa mempunyai pengalaman langsung dalam menerapkan
ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan
menerapkan ide-ide mereka sendiri.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif
sama dengan kerja kelompok. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah
interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi yang melibatkan partipasi siswa
dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Hayati, 2002). Dalam
sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota
lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka
belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk
belajar. Siswa belajar dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat
melakukannya seorang diri. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan
belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2010).
Pembelajaran kooperatif adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya
umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama
untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok tersebut (Jhonson dalam Hasan, 1996).
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam
strategi pembelajaran kooperatif, yakni adanya peserta didik dalam kelompok,
adanya aturan main (role) dalam kelompok, adanya upaya belajar dalam
kelompok, dan adanya kompetensi yang harus dicapai oeh kelompok. Hayati
(dalam Rusman 2012) mengemukakan lima unsur dasar pembelajaran
kooperatif yaitu ketergantungan yang positif, pertanggungjawaban individual,
kemampuan bersosialisasi, tatap muka, dan evaluasi proses kelompok.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (dalam Rusman 2012)
menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain, serta
dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memcahkan masalah,
dan mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman. Karateristik atau ciri-ciri
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran secara tim
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tim harus
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Bagian ini memuat fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan
menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan,
fungsi manajemen sebagai organisasi menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif, fungsi manajemen sebagai kontrol
menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan
kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non tes.
c. Kemauan bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karenanya prinsip kerja sama perlu ditekankan dalam
pembelajaran kooperatif.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa didorong
untuk mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Sementara itu unsur-unsur yang terkandung dalam pembelajaran kooperatif antara
lain :
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka hidup
b. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya
seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota kelompoknya memiliki
tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama antar
anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sementara itu, ada pula beberapa ciri pembelajaran kooperatif antara lain,
siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan tujuan
belajarnya, kelompok dibentuk dari siswa yang punya prestasi belajar tinggi,
sedang, dan rendah, bilamana dimungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda, penghargaan lebih berorientasi
kelompok daripada individu. Model pembelajaran kooperatif setidaknya
dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2012) ada lima unsur dalam
a. Prinsip ketergantungan positif, dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan
dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakuakan oleh
kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja
masing-masing anggota kelompok . Oleh karena itu, semua anggota dalam
kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
b. Tanggung jawab perseorangan, keberhasilan kelompok sangat tergantung dari
masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiapa nggota
kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam
kelompok tersebut.
c. Interaksi tatap muka yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiapa
anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk
saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
d. Partisipasi dan komunikasi yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif
dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
e. Evaluasi proses kelompok yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
Menurut Suprijono (2009) Picture and Picture adalah salah satu metode
pembelajaran yang menggunakan gambar dalam bentuk potongan – potongan
untuk kemudian dipasangkan serta diurutkan menjadi gambar yang utuh.
Pemasangan dan pengurutan gambar dapat dilakukan secara perorangan maupun
kelompok akan meningkatkan interaksi sosial siswa. Dalam kelompok, siswa akan
saling membantu dan berdiskusi satu sama lain. Gambar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Langkah – langkah pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Pada langkah ini guru diharapkan menyampaikan apakah yang menjadi
tujuan dalam pembelajaran.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar
Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini, karena
guru dapat memberikan motivasi menarik perhatian siswa yang selama ini
belum siap
3) Mengorganisasikan siswa duduk dengan kelompok-kelompok belajar
Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan
pembelajaran Picture and Picture
Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
5 orang
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membagikan LKS serta gambar pada masing-masing kelompok
Menjelaskan cara kerja pada LKS mengenai cara mengurutkan
maupun mencocokkan gambar
Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban hasil diskusi pada LKS
5) Melakukan evaluasi
Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
6) Memberi penilaian/ penghargaan
Guru memberikan penilaian terhadap hasil diskusi kelompok.
Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan metode Picture and
Picture :
Kelebihan metode Picture and Picture (Huda, 2013) :
1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
2) Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis
3) Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subyek
bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir
4) Memotivasi siswa untuk blajar semakin berkembang
5) Siswa lebih cepat menangkap materi yang diajarkan karena guru
menunjukkan gambar-gambar sesuai dengan materi yang dipelajari
Kekurangan metode Picture and Picure (Jamal, 2011) :
1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai
dengan materi yang dipelajari
2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki
3) Tidak tersediannya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
4.. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi
Motivasi menurut Sardiman (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga
seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang mengaktifkan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
2. Jenis Motivasi
a. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar ( Sardiman,2004).
b. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi
Dalam buku belajar dan pembelajaran, menurut Ali Imron dalam
Siregar dan Nara (2010) mengemukakan enam unsur atau faktor yang
1. Cita – cita / aspirasi pembelajaran.
Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi ketika
sebelumnya sudah memiliki cita – cita untuk masa depan.
2. Kemampuan siswa
Siswa yang mengetahui kemampuannya pada bidang tertentu akan
termotivasi dengan kuat untuk terus menguasai dan
mengembangkan kemampuannya dalam bidang tertentu.
3. Kondisi siswa
Kondisi fisik dan dan kondisi psikis siswa akan mempengaruhi
tinggi rendahnya motivasi siswa untuk belajar.
4. Kondisi lingkungan siswa
Kondisi lingkungan siswa dapat diamati dari lingkungan fisik dan
sosial siswa. Faktor lingkungan fisik mempengaruhi kenyamannan
siswa saat belajar, sedangkan faktor lingkungan sosial seperti
teman sepermainan, keluarga, dan teman kelas yang tidak
menunjukkan kebiasaan belajar akan berpengaruh terhadap
motivasi terhadap rendahnya motivasi belajar siswa.
5. Unsur – unsur dinamis belajar/pembelajaran
Dilihat dari upaya memotivasi tersebut dilakukan. Bahan pelajaran,
alat bantu belajar, dan suasana belajar dapat mendinamisasikan
proses pembelajaran.
Guru mengubah kebiasaan dari yang semula menganggap siswa
sebagai obyek menjadi menempatkan siswa sebagai subyek
pembelajaran.
Djamarah (2006) menyatakan ada beberapa cara menumbuhkan motivasi
dalam belajar dikelas, antara lain:
1. Memberi angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup
memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
bahkan lebih meningkatkan motivasi mereka dimasa mendatang.
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang – kenangan. Hadiah yang diberikan kepada
orang lain berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi atau bisa
juga sesuai dengan prestasi yang dicapai seseorang.
3. Saingan/ kompetisi
Kompetensi adalah saingan, yang dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar.
Persaingan baik dalam individu atau kelompok diperlukan dalam
pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses
4. Ego – involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi
yang cukup penting. Seorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri.
5. Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya
mepersiapkan diri dengan belajar jauh – jauh hari untuk menghadapi ulangan.
Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup untuk memotivasi
anak didik agar lebih giat belajar.
6. Mengetahui hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil, anak didik didorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila
hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha ntuk
mempertahankannya atau bahkan meningkatkan itensitas belajarnya guna
mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari.
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan alat
motivasi. Pujian adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk
Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat – buat atau
bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.
8. Hukuman
Meski hukuman sebagai Reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan
dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
Hukuman akan merupakan alat motivasi yang baik bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, karena bukan balas dendam.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hasrat belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi
untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih daripada anak
didik yang berhasrat untuk belajar.
10.Minat
Minat adalah kencenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
Motivasi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah dimana siswa
diharapkan memiliki minat, ketekunan, sikap, dan motivasi belajar yang berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri tanpa adanya dorongan dari pihak lain (motivasi
intrinsik). Ini bisa diwujudkan dengan memberikan kebiasaan belajar bagi siswa
seperti sering memberikan tugas dan Test. Untuk menjadi siswa yang termotivasi
belajar atas keinginannya sendiri, pertamnanya memang perlu dorongan dari
5. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan
bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa
pada pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Sudjana, 2010).
Proses adalah kegiatan yang yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adaalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2010) membagi tiga macam hasil belajar,
a. Ketrampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Sedangkan, Gagne (dalam Sudjana, 2010) membagi lima kategori hasil belajar,
yaitu:
a. Informal verbal
b. Ketrampilan intelektual
c. Strategi kognitif
d. Sikap, dan
Menurut Winkel (1987) hasil belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman (aspek kognitif),
ketrampilan (aspek psikomotor) dan nilai sikap (aspek afektif). Dimana menurut
Arikunto,dkk., (2008) aspek kognitif mempunyai tujuan yaitu berorientasi pada
kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual. Aspek afektif
mencakup watak perilaku seperti seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Aspek psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar.
Menurut Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan
Karthwohl (dalam Imam dan Anggarini, 2012) yakni: menjadi mengingat
(remember), memahami atau mengerti (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create)
a. Ranah Kognitif
1. Mengingat (remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan
maupun yang sudah lama tidak didapatkan. Mengingat merupakan dimensi
yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna
(maningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving).
Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali
2. Memahami atau mengerti (understand)
Memahami atau mengerti berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
Memahami atau mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan
(classification) dan membandingkan (comparing).
3. Menerapkan (apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi
pengetahuan prosedural (procedural knowledg). Menerapkan meliputi
kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan
(implementing).
4. Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap – tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan
dari tiap – tiap bagian tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
Menganalisis berkaiatan dengan proses kognitif memberi atribut
(attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).
5. Mengevaluasi (evaluate)
Evaluasi berkaiatan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria
berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh
siswa. Evaluasi mliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).
Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten
atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi berkaitan erat
dengan berpikir kritis.
6. Menciptakan (create)
Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa
pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah paa proses
berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan
siswa untuk menciptakan. Menciptakan ini mengarahkan siswa untuk
dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh
semua siswa. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan
memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan
mempresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang
diperlukan. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif menurut Sudjana (2012), ada beberapa jenis kategori ranah
afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau
sederhana sampai tingkat yang kompleks.
1. Receiving (penerimaan), yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari
luar.
2. Responding (jawaban), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup ketepatan
reaksi, perasaan, kepuasan, dalam menjawab stimulus dari luar yang
datang kepada dirinya.
3. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya
kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk
menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4. Organisation (pengorganisasian) yakni pengembangan dari nilai ke dalam
satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain dan
pemberian nilai yang telah dimilikinya.
5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunnya. Kedalamannya termasuk keseluruhan nilai dan
karakteristiknya.
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Perubahan tingkah laku yang terjadi oleh individu akibat dari kegiatan belajar
merupakan hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Nasution dkk dalam
Djamarah (2006) memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri
sendiri. Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di
a. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup
dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan
malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Kesejukan udara dan
ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang
kondusif untuk terlaksanannya kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan.
2. Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan
yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di
sekolah. Contohnya pabrik, pasar dan arus lalu lintas yang dekat dengan
sekolah tentunnya dapat mengganggu pembelajaran di kelas. Mengingat
pengaruh yang kurang menguntungkan tersebut, tentunya alan sangat
bijaksana bila pembangunan gedung sekolah di tempat yang jauh dari
lingkungan pabrik, pasar dan arus lintas.
b. Faktor Instrumental
1. Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur
substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar
tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan
dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya.
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan
disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan
pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan
yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah
yang tersedia, baik tenaga, finansial ddan sarana prasarana.
3. Sarana dan Fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah
misalnya sebagai tempat yang strategi bagi berlangsunya kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah
adalah pemilihan gedung sekolah. Selain masalah sarana, fasilitas
kelengkapan sekolah juga tidak bisa diabaikan. Buku pegangan anak didik
harus lengkap sebagai peunjang kegitan belajar. Fasilitas mengajar juga
merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah.
Jadi sarana dan fasilitas sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
di sekolah.
4. Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru
mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada amak didik, tetapi guru
tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c. Kondisi Fisiologis
1. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan
kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi ternyata kemampuan belajarnya di
bawah anak-anak yang tidak kekurang gizi. Mereka cepat lelah, mudah
mengantuk dan sikar menerima pelajaran.
2. Kondisi Panca indra
Sebagian besar yang dipelajari manusia (anak) yang belajar adalah
dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi,
mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah dan sebagainya.
Karena pentingnya peranan penglihatan dan pendengaran inilah maka
lingkungan pendidikan formal orang melakukan penelitian untuk
menemukan bentuk dan cara penggunaan alat peraga yang dapat dilihat
dan di dengarkan.
d. Kondisi Psikologi
1. Minat
Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak
banyak yang dpat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang
baik dari seorang anak yang tidak berminat untk mempelajari sesuatu.
2. Kecerdasan
Prabu dalam Djamarah (2006) mengatakan bahwa anak-anak yang
tarah intelegensinya di bawah rata-rata, yaitu dull normal, debil, embicil
dan idiot sukar untuk sukses dalam sekolah. Mereka tidak akan mencapai
pendidikan tinggi karena kemampuan potensinya terbatas. Sedangkan
superior, gifled atau genius, jika saja lingkungan keluarga, masyarakat dan
lingkungan pendidikan turut menunjang, maka mereka akan dapat
mencapai prestasi dan keberhasilan dalam hidupnya.
3. Kemampuan Kognitif
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat
dikenal diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut
kepada anak didik untuk dikuasai, karena penguasaan kemampuan pada
tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai
pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir.
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang
menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau. Sedangkan berpikir
adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan yang disertai dengan sikap pasif dari
subyek yang berpikir.
6. Sistem Reproduksi pada Manusia
Materi yang akan digunakan untuk meingkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas XI dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture
adalah materi sistem reproduksi pada manusia denga standar kompetensi : 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi,
fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelianan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem reproduksi manusia. Ruang lingkup materi dalam kompetensi
dasar tersebut meliputi : Pembelajaran tentang sistem reproduksi pada manusia
khususnya mempelajari struktur, fungsi organ, menstruasi, kelainan dan
gangguan.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Wardiah (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa adanya
peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4
Banjarmasin. Hasil penelitian penerapan metode pembelajaran kooperatif
tipe picture and picture adalah sebagai berikut rata-rata nilai presentase
pencapaian setiap indicator dari angket motivasi belajar biologi siswa pra
siklus sebesar 72, 09%, pada siklus I sebesar 74, 09% dan pada siklus II
sebesar 79,09%. Rata-rata nilai presentase capaian setiap indicator dari
observasi motivasi belajar biologi siswa pada pra siklus asalah 50,09%
pada siklus I sebesar 74,06% dan pada siklus II sebesar 86,87%.
2. Zulfa (2010) dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Picture and
Picture untuk meningkatkan aktivitas belajar Biologi materi pokok sel
peserta didik kelas XI MAN 2 Pekalongan”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke
siklus II. Pada siklus I sebesar 72,22% dan pada siklus II meningkat lagi
C. KERANGKA BERFIKIR
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak lepas dari peran dan usaha guru
sebagai fasilitator dan motivator, didukung dengan sarana dan prasarana yang
tersedia serta keaktifan siswa dalam mengikuti mengikuti kegiatan pembelajaran.
Namun, hal tersebut kurang berperan maksimal di SMA Negeri 10 Yogyakarta.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi diketahui bahwa
pencapaian hasil belajar siswa tergolong rendah. siswa merasa masih kurang
termotivasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dikarenakan
siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton dengan model
pembelajaran yang kurang bervariasi. Motivasi belajar yang rendah ditunjukkan
dari perilaku siswa yang kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Picture and Picture adalah metode pembelajaran yang
menggunakan gambar dalam bentuk potongan-potongan untuk kemudian
dipasangkan serta diurutkan menjadi gambar yang utuh, (Suprijono, 2009).
Adapun salah satu kelebihan dari metode ini adalah memotivasi siswa untuk
belajar semakin berkembang, sedangkan salah satu kekurangan dari metode
pembelajaran ini adalah sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan
berkualitas serta sesuai dengan materi yang dipelajari.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan menunjukkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Banjarmasin.
Maka dari itu, peneliti melakukan suatu tindakan yaitu melaksanakan
and Picture. Pembelajaran dilakukan dalam II siklus yang diharapkan
mendapatkan hasil akhir yaitu meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 10 Yogyakarta.
D. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan motivasi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta
pada materi sistem reproduksi manusia
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta