• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia."

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA

MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Ajeng Aprilia Lestari

Universitas Sanata Dharma 2016

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru Biologi di SMA Negeri 10 Yogyakarta, didapatkan adanya berbagai masalah seperti nilai rata-rata kelas hanya 65,5. Selain itu motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong sangat rendah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dengan dua kali pertemuan dan siklus II dengan dua kali pertemuan. Subyek penelitian adalah 30 siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk hasil belajar siswa aspek kognitif meningkat dari rata-rata 72,00 pada siklus I menjadi 81,66 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari 23,33% menjadi 100%. Hasil belajar siswa aspek afektif adalah 100% tinggi pada siklus I maupun siklus II. Motivasi siswa pada siklus I adalah 56,66% dan pada siklus II adalah 80% tinggi. Data yang diperoleh menunjukkan indikator yang ingin dicapai telah memenuhi target yaitu 76 untuk nilai rata-rata, 75% untuk ketuntasan KKM, 70% untuk nilai afektif siswa, dan 70% untuk motivasi minimal tinggi siswa. Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi Sistem Reproduksi.

(2)

PICTURE AND PICTURE TO INCREASE MOTIVATION AND STUDENT LEARNING RESULT CLASS XI IPA 2 SENIOR HIGH SCHOOL 10 OF

YOGYAKARTA ON REPRODUCTION SYSTEM FIELD Ajeng Aprilia Lestari

Sanata Dharma University 2016

Based on observations and interviews with Biology teacher at Senior High School 10 Yogyakarta, the researcher found that the class average score was 65,5%. Besides that, students motivation in class were far from the students learning expectation. The research was conducted to increase of motivation and learning outcomes at classroom XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta on the subject reproductive system by implementating cooperative learning of Picture and Picture methods.

Classroom action research was conducted in two cycles, two meetings in the first phase and two meetings in the second phase. The research subject is 30 students class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta. The research result is showing there’s motivation increase and student learning result. For cognitive aspect of student learning result increase from the average 72,00 on cycle 1 be 81,66 on cycle II. While student percentation who reach score of KKM increase from 23,33% be 100%. The afective aspect of student learning result is 100% (high) on cycle I as well as cycle II. Student motivation on cycle I is 56,66% and on cycle II is 80% (high). The data obtainable show indicator what’s want to reach is target completely is 76 for average score, 75% for KKM completely, 70% for student afective score and 70% for student high min motivation. Based of data, can be conclusing that Picture and Picture Method can be increase motivation and student biology learning result class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta on reproductive system field.

(3)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Ajeng Aprilia Lestari NIM : 121434055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

ii SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Oleh :

Ajeng Aprilia Lestari NIM : 121434055

telah disetujui oleh :

Pembimbing

(5)

iii SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA MATERI

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Ajeng Aprilia Lestari

NIM : 121434055

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Biologi

JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 18 Agustus 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ……… Sekretaris : Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. ……… Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. ……… Anggota : YM Lauda Feroniasanti, M.Si. ……… Anggota : Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. ………

Yogyakarta, 18 agustus 2016

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan yang Maha Esa

Orangtuaku tersayang R. Sukaryani dan Sri Hermiyati

Kakak dan Adikku tersayang Anggy, Galih dan Arnel

Keluarga besar tersayang

Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Biologi

Sahabat-sahabatku Pendidikan Biologi 2012

(7)

v MOTTO

Orang senang bertanya, dan itulah benih ILmu

Pengetahuan

( Ralph Waldo Emerson)

Tak ada keberhasilan besar akan menghampiri seseorang apabila

ia tidak memiliki semangat untuk meraihnya

( Kardinal James Gibbon )

Bend the willow when it is young

( Didiklah anak selagi masih muda )

( Tradisoinal / Lokal Wisdom Filsafat )

Aku minta pada Tuhan bunga mawar, Tuhan memberiku

bunga kaktus yang beduri. Aku minta burung merak,

Tuhan memberiku ulat yang berbulu. Aku berfikir betapa

tidak adilnya ini. Namun kemudian, kaktus itu berbunga

indah bahkan sangat indah, ulat itupun tumbuh dan

berubah menjadi kupu

kupu yang amat cantik. Itulah jalan

Tuhan, indah pada waktunya !! Tuhan tidak memberikan

apa yang kita harapkan tetapi apa yang kita perlukan.

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ajeng Aprilia Lestari

Nim : 121434055

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10

YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 18 Agustus 2016

Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Ajeng Aprilia Lestari Universitas Sanata Dharma

2016

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru Biologi di SMA Negeri 10 Yogyakarta, didapatkan adanya berbagai masalah seperti nilai rata-rata kelas hanya 65,5. Selain itu motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong sangat rendah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dengan dua kali pertemuan dan siklus II dengan dua kali pertemuan. Subyek penelitian adalah 30 siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk hasil belajar siswa aspek kognitif meningkat dari rata-rata 72,00 pada siklus I menjadi 81,66 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari 23,33% menjadi 100%. Hasil belajar siswa aspek afektif adalah 100% tinggi pada siklus I maupun siklus II. Motivasi siswa pada siklus I adalah 56,66% dan pada siklus II adalah 80% tinggi. Data yang diperoleh menunjukkan indikator yang ingin dicapai telah memenuhi target yaitu 76 untuk nilai rata-rata, 75% untuk ketuntasan KKM, 70% untuk nilai afektif siswa, dan 70% untuk motivasi minimal tinggi siswa. Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi Sistem Reproduksi.

(11)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF PICTURE AND PICTURE TO INCREASE MOTIVATION AND STUDENT

LEARNING RESULT CLASS XI IPA 2 SENIOR HIGH SCHOOL 10 OF YOGYAKARTA ON REPRODUCTIVE SYSTEM FIELD

Ajeng Aprilia Lestari Sanata Dharma University

2016

Based on observations and interviews with Biology teacher at Senior High School 10 Yogyakarta, the researcher found that the class average score was 65,5%. Besides that, students motivation in class were far from the students learning expectation. The research was conducted to increase of motivation and learning outcomes at classroom XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta on the subject reproductive system by implementating cooperative learning of Picture and Picture methods.

Classroom action research was conducted in two cycles, two meetings in the first phase and two meetings in the second phase. The research subject is 30 students class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta. The research result is

showing there’s motivation increase and student learning result. For cognitive

aspect of student learning result increase from the average 72,00 on cycle 1 be 81,66 on cycle II. While student percentation who reach score of KKM increase from 23,33% be 100%. The afective aspect of student learning result is 100% (high) on cycle I as well as cycle II. Student motivation on cycle I is 56,66% and on cycle II is 80% (high). The data obtainable show indicator what’s want to reach is target completely is 76 for average score, 75% for KKM completely, 70% for student afective score and 70% for student high min motivation. Based of data, can be conclusing that Picture and Picture Method can be increase motivation and student biology learning result class XI IPA 2 Senior High School 10 Yogyakarta on reproductive system field.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Pada Materi Sistem Reproduksi”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program studi Pendidikan Biologi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Tuhan yang Maha Esa yang selalu memberi rahmat dan karunia-Nya. 2. Ayahku R. Sukaryani dan ibukku Sri Hermiyati yang telah

memberikan dorongan semangat serta perhatian sehingga aku dapat sampai sekolah ke jenjang ini.

3. Ibu Ika Yuli Listyarini, S.Pd., M,Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar menghadapi saya selama bimbingan dan berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Rr. Wuri H, S.Si selaku guru biologi SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaaan penelitian dan membimbing saya.

5. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Biologi Pak Tri, Bu Ratna, Bu Nia, Romo Wir, Bu Maslicah, Bu Nana, Bu Wiwid, Pak Suthardi, dan segenap Staf Sekretariat JPMIPA Sanata Dharma yang telah mendukung penulisan skripsi ini secara tidak langsung.

(13)

xi

7. Erik S Z yang telah memberikan semangat dan membantu dalam penulisan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku Desi, Widya, Citra, Sinta, Anggi, Rosa, Dian, Nasti, Putri, Kak Agnes, Denda, Erina dan Dewi yang membantu penulis menjadi observer maupun memberikan semangat kepadaku sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

9. Teman-teman angkatan 2012 tercinta yang memberikan pengalaman dan kesan yang luar biasa bagiku.

10.Siswa siswi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

11.Dan semua saudara dan teman-teman di sekelilingku yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat menjadi inspirasi dan alat bantu bagi pendidik yang membacanya dan menerapkannya.

Penulis

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture ... 15

D. Motivasi Belajar ... 18

E. Hasil Belajar ... 23

F. Pembelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia ... 31

(15)

xiii

H. Kerangka Berpikir ... 33

I. Hipotesis ……….34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian ... 35

C. Rancangan Penelitian ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Analisis Data ... 44

G. Indikator Keberhasilan ... 48

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN... 49

A. Pelaksanaan Penelitian ... 49

B. Hasil Penelitian ... 49

C. Analisis Data ... 62

D. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data ... 44

Tabel 3.2 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 44

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Persentase Observasi Aspek Afektif Siswa ... 45

Tabel 3.4 Penetapan Skor Motivasi Belajar ... 47

Tabel 3.5 Kategori Motivasi Belajar Siswa ... 47

Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan Siswa ………..48

Tabel 4.1 Hasil Pre-test siswa ... 52

Tabel 4.2 Data Kuisioner Motivasi Awal Siswa ... 52

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kelompok Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 56

Tabel 4.4 Hasil Post-test Siklus I ... 57

Tabel 4.5 Data Kuisioner Motivasi Akhir Siswa ... 60

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kelompok Siswa Aspek Afektif Siklus II ... 61

Tabel 4.7 Hasil Post-test Siklus II ... 62

Tabel 4.8 Perbandingan Post-test Siklus I dan Siklus II ... 64

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Observasi Guru Mengajar dan Kondisi Kelas ... 51

Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi bersama Kelompoknya ... 54

Gambar 4.3 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Kelompoknya... 54

Gambar 4.4. Siswa Mengerjakan Post-test Siklus I ... 55

Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi dan Mengurutkan Kartu Gambar dan Kartu Konsepnya ... 59

Gambar 4.6 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya ... 60

Gambar 4.7 Persentase Motivasi Awal Siswa ... 63

Gambar 4.8 Persentase Motivasi Akhir Siswa ... 64

Gambar 4.9 Perbandingan Persentase Motivasi Awal dan Akhir Siswa ... 69

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Silabus ………...78

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……….80

Lampiran 3Lembar Kerja Siswa (LKS)………92

Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi………...104

Lampiran 5 Soal Evaluasi………...…….107

Lampiran 6 Lembar Observasi Kelas ……….120

Lampiran 7 Lembar Kuisioner Motivasi Siswa ……….124

Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa ………...131

Lampiran 9 Data Hasil Perhitungan Lembar Observasi ………137

Lampiran 10 Data Perhitungan Kuisioner Motivasi ………...139

Lampiran 11 Hasil Pengisian Lembar Observasi siswa ………..143

Lampiran 12 Hasil Pngisian Angket Kuisioner Siswa …. ………..167

Lampiran 13 Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi ………..201

Lampiran 14 Hasil Pekerjaan Lembar Kerja Siswa ………228

Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Penelitian ……….237

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses

komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim

pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri

yang biasanya berupa materi pembelajaran. Kadang-kadang dalam proses

pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya materi pelajaran atau pesan

yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal. Untuk

menghindari hal tersebut, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran

dengan memanfaatkan berbagai media dan Su mber belajar (Sanjaya, 2010).

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan

kreatifitas pelajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan

pengajaran yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut sehingga dapat

membawa siswa dalam keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar

dapat diukur dengan melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui

proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang dengan fasilitas yang

memadai, ditambah dengan kreatifitas dalam mengajar sehingga dapat membuat

peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Dalam kegiatan pembelajaran, keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran

dapat dilihat melalui beberapa faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri.

(20)

dalam (internal). Faktor internal yang mempengaruhi suatu keberhasilan siswa

dalam proses pembelajaran diantaranya motivasi (Sardiman, 2004)

Motivasi merupakan suatu faktor penggerak yang ada dari dalam diri siswa itu

sendiri untuk mencapai hasil yang tinggi dalam pembelajaran. Motivasi belajar

yang tinggi akan menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran, akan tetapi

apabila motivasi belajar siswa rendah maka siswa selalu berkaitan erat dengan

hasil belajar siswa atau dapat dikatakan motivasi dan hasil belajar siswa

merupakan suatu keselarasan dalam menunjang keberhasilan dalam proses

pembelajaran (Slavin, 2008). Hasil belajar merupakan alat ukur untuk mengetahui

sejauh mana siswa dapat memahami suatu materi yang disampaikan oleh guru,

selain itu hasil belajar dapat dikatakan sebagai pengukur keberhasilan yang

dicapai siswa dalam suatu pembelajaran. Dalam penilaian hasil belajar, patokan

atau kriteria adalah sejumlah skor yang ditetapkan sebagai syarat untuk dapat

mencapai keberhasilan atau pembelajaran yang berkualitas (Arifin, 2011)

Keberhasilan dalam mencapai pembelajaran yang berkualitas juga ditentukan

dari cara guru dalam menyampaikan materi. Dalam menyampaikan suatu materi,

guru dituntut untuk berusaha mengorganisasikan komponen yang ada dalam

situasi mengajar, sebagai bentuk usaha guru dalam mengadakan pendekatan

dengan siswanya adalah dengan mengembangkan model mengajarnya. Model

dalam mengajar sangatlah mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu proses

pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Pemilihan model dan kemampuan

guru dalam penggunaan model dalam mengajar mampu menunjang keberhasilan

(21)

menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi menjadi suatu kendala

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari proses

pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher center) dan model

pengajaran yang cenderung hafalan.

Biologi merupakan salah satu bidang yang menduduki peranan yang penting

dalam dunia pendidikan. Hal ini dilihat karena jam pelajaran lebih banyak dari

mata pelajaran yang lain. Pelajaran biologi sudah dilaksanakan dalam kegiatan

pendidikan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelajaran

biologi tidak hanya dikuasai dengan mendengarkan dan mencatat saja, tetapi

partisipasi siswa dalam kegiatan lain seperti bertanya, mengerjakan latihan,

mengerjakan pekerjaan rumah (PR), maju ke depan kelas, mengadakan diskusi,

serta mengeluarkan ide atau gagasan ini juga sangat diperlukan. Hal ini berkaitan

dengan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran kelas XI IPA 2 SMA

Negeri 10 Yogyakarta, diketahui sebagian besar siswa kelas XI IPA 2 SMA

Negeri 10 Yogyakarta memiliki motivasi yang rendah terhadap mata pelajaran

biologi. Hal ini diketahui dari aktifitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dan hasil belajar siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan

minimal. Pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, siswa

hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru saja. Selain itu, siswa juga

melakukan aktivitas sendiri dan tidak menghiraukan penjelasan dari guru seperti

(22)

Berdasarkan nilai ulangan harian sebelumnya pada materi sistem reproduksi ini

didapatkan nilai rata – rata 65,5 dengan nilai terendah 60 dan tertinggi 85.

Berdasarkan ulangan harian biologi yang dilakukan pada materi sistem reproduksi

manusia terdapat 37,5 % siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah

ditentukan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 10 Yogyakarta

adalah 76. Sementara 62,5 % siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang

ditentukan. Secara nasional pembelajaran dianggap tuntas apabila ketercapaian

KKM minimal 75 %. Dari data tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa masih

perlu ditingkatkan. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar disebabkan karena

materi yang sulit dipahami dan penggunaan model pengajaran yang kurang

bervariasi. Kecenderungan model yang sering digunakan guru dalam mengajar

adalah ceramah dan hafalan sehingga membuat siswa menjadi bosan dan kurang

termotivasi dalam belajar. Hal ini diketahui dari hasil wawancara peneliti dengan

guru mata pelajaran tersebut.

Melihat kondisi hasil pembelajaran tersebut, maka untuk mengatasi masalah

rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa, peneliti ingin melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran biologi dengan meggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Pembelajaran kooperatif

merupakan suatu model pembelajaran yang sistematis dengan pengelompokan

siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran secara efektif yang

mengintegrasikan keterampilan sosial bermuatan akademis. Pembelajaran

kooperatif, memposisikan siswa sebagai manusia yang memiliki pengetahuan

(23)

sangat besar dalam membentuk kepribadian dan motivasi siswa (Tukiran,dkk.,

2011)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang jarang digunakan dalam

pembelajaran di sekolah adalah teknik pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture. Picture and Picture merupakan teknik pembelajaran yang menggunakan

media gambar yang dapat menarik perhatian siswa, serta dapat membangun

motivasi siswa dalam belajar biologi khususnya materi sistem reproduksi

manusia. Model ini merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan

yang akan dicapai sebab model ini menyenangkan. Dengan penerapan model

Picture and Picture diharapkan mampu mempengaruhi tingkat konsentrasi,

kecepatan menyerap materi, dan motivasi siswa (Slavin, 2008). Dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas, model pengajaran sangat membantu guru

dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Selain itu melalui model pembelajaran

ini siswa diharapkan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan mencapai

hasil belajar yang tinggi.

Pemilihan model pembelajaran Picture and Picture ini pada materi sistem

Reproduksi Manusia diharapkan siswa dapat lebih mengerti mengenai materi

yang disampaikan oleh guru. Materi Sistem Reproduksi Manusia pada SMA kelas

XI merupakan materi yang hanya dapat diimajinasikan saja oleh para siswa

sehingga terkadang materi terkesan sulit, maka dari itu melalui pemilihan model

pembelajaran ini yang bersifat menarik siswa diharapkan mampu menguasai

(24)

Berdasarkan kondisi tersebut peneliti mencoba melakukan penelitian untuk

menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan mengangkat judul penelitian :

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta dalam materi sistem reproduksi manusia?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta dalam materi sistem reproduksi manusia?

C. Batasan Masalah

1. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat siswa

dalam mempelajari materi sistem reproduksi yang diukur melalui angket/

kuisioner yang diberikan kepada siswa. Aspek motivasi yang akan diukur

meliputi partisipasi, ketertarikan, perasaan selama pembelajaran, dorongan

belajar, keseriusan dan penguasaan materi.

2. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa materi sistem reproduksi manusia yang meliputi aspek kognitif dan

(25)

7

pilihan ganda, sedangkan aspek afektif diketahui melalui lembar observasi.

Aspek afektif yang diukur meliputi semangat, perhatian, kedisiplinan,

partisipasi dan percaya diri.

3. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem

Reproduksi Manusia dengan Standar Kompetensi : 3. Memahami hakekat

Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan

hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya

pada Salingtemas. Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara

struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin,

ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta

kelianan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

4. Obyek penelitian ini adalah motivasi belajar, hasil belajar, dan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dengan jumlah 30 siswa

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture

and Picture dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia

2. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture

and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA

(26)

8

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajarnya pada materi Biologi.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambah informasi/membantu guru dalam

menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

berkaitan.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan melengkapi karya

tulis ilmiah di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Peneliti ini dapat menambah pengetahuan tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture yang dapat

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan

(Slameto, 2010). Sedangkan menurut Morgan dalam Mulyati (2005) belajar

merupakan proses mental dalam memahami tingkah laku manusia,

menyangkut beberapa faktor, yaitu asosiasi, motivasi, variabilitas, kebiasaan,

kepekaan, pencetakkan, dan hambatan. Sedangkan, Mulyati (2005)

menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk

mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan

dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa yang kebetulan. Selain itu,

kesimpulan juga dikemukakan oleh Abdillah (2002) bahwa belajar adalah

suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku

baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat

hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain, saling

mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain (Hamalik, 2001). Hal ini

berkaitan dengan proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2004) pembelajaran

(28)

dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut

Nasuhtion (2004) menyatakan pembelajaran sebagai aktivitas mengorganisasi

atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak

didik, sehingga terjadi proses belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah

usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar

terjadi proses belajar dalam diri siswa.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan usaha untuk mencapai tujuan peningkatan diri melalui perubahan

yang terjadi, sedangkan pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh

pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Teori yang mendasari pembelajaran kooperatif adalah teori

konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam

belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual

menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa

informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Menurut Slavin

dalam Rusman (2012), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa

berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan

pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak

terancam, sesuai dengan falsafah kontruktivisme.

Dalam model pembelajaran kooperatif guru lebih berperan sebagai

(29)

yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan

pengetahuan pada siswa, tetapi harus membangun pengetahuan dalam

pikirannnya. Siswa mempunyai pengalaman langsung dalam menerapkan

ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan

menerapkan ide-ide mereka sendiri.

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur

kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif

sama dengan kerja kelompok. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah

interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan

antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.

Pembelajaran kooperatif adalah strategi yang melibatkan partipasi siswa

dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Hayati, 2002). Dalam

sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota

lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka

belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk

belajar. Siswa belajar dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat

melakukannya seorang diri. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan

belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2010).

Pembelajaran kooperatif adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya

(30)

umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan

kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama

untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam

kelompok tersebut (Jhonson dalam Hasan, 1996).

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam

strategi pembelajaran kooperatif, yakni adanya peserta didik dalam kelompok,

adanya aturan main (role) dalam kelompok, adanya upaya belajar dalam

kelompok, dan adanya kompetensi yang harus dicapai oeh kelompok. Hayati

(dalam Rusman 2012) mengemukakan lima unsur dasar pembelajaran

kooperatif yaitu ketergantungan yang positif, pertanggungjawaban individual,

kemampuan bersosialisasi, tatap muka, dan evaluasi proses kelompok.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (dalam Rusman 2012)

menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,

menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain, serta

dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memcahkan masalah,

dan mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman. Karateristik atau ciri-ciri

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran secara tim

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tim harus

(31)

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Bagian ini memuat fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan

menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan,

fungsi manajemen sebagai organisasi menunjukan bahwa pembelajaran

kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses

pembelajaran berjalan dengan efektif, fungsi manajemen sebagai kontrol

menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan

kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non tes.

c. Kemauan bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok, oleh karenanya prinsip kerja sama perlu ditekankan dalam

pembelajaran kooperatif.

d. Keterampilan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa didorong

untuk mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Sementara itu unsur-unsur yang terkandung dalam pembelajaran kooperatif antara

lain :

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka hidup

(32)

b. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya

seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota kelompoknya memiliki

tujuan yang sama.

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama antar

anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang

juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sementara itu, ada pula beberapa ciri pembelajaran kooperatif antara lain,

siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan tujuan

belajarnya, kelompok dibentuk dari siswa yang punya prestasi belajar tinggi,

sedang, dan rendah, bilamana dimungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda, penghargaan lebih berorientasi

kelompok daripada individu. Model pembelajaran kooperatif setidaknya

dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2012) ada lima unsur dalam

(33)

a. Prinsip ketergantungan positif, dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan

dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakuakan oleh

kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja

masing-masing anggota kelompok . Oleh karena itu, semua anggota dalam

kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

b. Tanggung jawab perseorangan, keberhasilan kelompok sangat tergantung dari

masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiapa nggota

kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam

kelompok tersebut.

c. Interaksi tatap muka yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiapa

anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk

saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

d. Partisipasi dan komunikasi yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif

dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

e. Evaluasi proses kelompok yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

Menurut Suprijono (2009) Picture and Picture adalah salah satu metode

pembelajaran yang menggunakan gambar dalam bentuk potongan – potongan

untuk kemudian dipasangkan serta diurutkan menjadi gambar yang utuh.

Pemasangan dan pengurutan gambar dapat dilakukan secara perorangan maupun

(34)

kelompok akan meningkatkan interaksi sosial siswa. Dalam kelompok, siswa akan

saling membantu dan berdiskusi satu sama lain. Gambar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Langkah – langkah pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Pada langkah ini guru diharapkan menyampaikan apakah yang menjadi

tujuan dalam pembelajaran.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar

Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini, karena

guru dapat memberikan motivasi menarik perhatian siswa yang selama ini

belum siap

3) Mengorganisasikan siswa duduk dengan kelompok-kelompok belajar

 Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan

pembelajaran Picture and Picture

 Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari

5 orang

4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar

 Membagikan LKS serta gambar pada masing-masing kelompok

 Menjelaskan cara kerja pada LKS mengenai cara mengurutkan

maupun mencocokkan gambar

 Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban hasil diskusi pada LKS

(35)

5) Melakukan evaluasi

Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya

6) Memberi penilaian/ penghargaan

Guru memberikan penilaian terhadap hasil diskusi kelompok.

Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture memiliki kelebihan dan

kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan metode Picture and

Picture :

Kelebihan metode Picture and Picture (Huda, 2013) :

1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa

2) Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis

3) Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subyek

bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir

4) Memotivasi siswa untuk blajar semakin berkembang

5) Siswa lebih cepat menangkap materi yang diajarkan karena guru

menunjukkan gambar-gambar sesuai dengan materi yang dipelajari

Kekurangan metode Picture and Picure (Jamal, 2011) :

1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai

dengan materi yang dipelajari

2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau

kompetensi siswa yang dimiliki

3) Tidak tersediannya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan

(36)

4.. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motivasi menurut Sardiman (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga

seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang mengaktifkan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

2. Jenis Motivasi

a. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik

dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas

belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar ( Sardiman,2004).

b. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi

Dalam buku belajar dan pembelajaran, menurut Ali Imron dalam

Siregar dan Nara (2010) mengemukakan enam unsur atau faktor yang

(37)

1. Cita – cita / aspirasi pembelajaran.

Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi ketika

sebelumnya sudah memiliki cita – cita untuk masa depan.

2. Kemampuan siswa

Siswa yang mengetahui kemampuannya pada bidang tertentu akan

termotivasi dengan kuat untuk terus menguasai dan

mengembangkan kemampuannya dalam bidang tertentu.

3. Kondisi siswa

Kondisi fisik dan dan kondisi psikis siswa akan mempengaruhi

tinggi rendahnya motivasi siswa untuk belajar.

4. Kondisi lingkungan siswa

Kondisi lingkungan siswa dapat diamati dari lingkungan fisik dan

sosial siswa. Faktor lingkungan fisik mempengaruhi kenyamannan

siswa saat belajar, sedangkan faktor lingkungan sosial seperti

teman sepermainan, keluarga, dan teman kelas yang tidak

menunjukkan kebiasaan belajar akan berpengaruh terhadap

motivasi terhadap rendahnya motivasi belajar siswa.

5. Unsur – unsur dinamis belajar/pembelajaran

Dilihat dari upaya memotivasi tersebut dilakukan. Bahan pelajaran,

alat bantu belajar, dan suasana belajar dapat mendinamisasikan

proses pembelajaran.

(38)

Guru mengubah kebiasaan dari yang semula menganggap siswa

sebagai obyek menjadi menempatkan siswa sebagai subyek

pembelajaran.

Djamarah (2006) menyatakan ada beberapa cara menumbuhkan motivasi

dalam belajar dikelas, antara lain:

1. Memberi angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil

aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup

memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau

bahkan lebih meningkatkan motivasi mereka dimasa mendatang.

2. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang – kenangan. Hadiah yang diberikan kepada

orang lain berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi atau bisa

juga sesuai dengan prestasi yang dicapai seseorang.

3. Saingan/ kompetisi

Kompetensi adalah saingan, yang dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar.

Persaingan baik dalam individu atau kelompok diperlukan dalam

pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses

(39)

4. Ego – involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras

dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi

yang cukup penting. Seorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk

mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri.

5. Memberi ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya

mepersiapkan diri dengan belajar jauh – jauh hari untuk menghadapi ulangan.

Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup untuk memotivasi

anak didik agar lebih giat belajar.

6. Mengetahui hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan

mengetahui hasil, anak didik didorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila

hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha ntuk

mempertahankannya atau bahkan meningkatkan itensitas belajarnya guna

mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari.

7. Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan alat

motivasi. Pujian adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk

(40)

Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat – buat atau

bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.

8. Hukuman

Meski hukuman sebagai Reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan

dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.

Hukuman akan merupakan alat motivasi yang baik bila dilakukan dengan

pendekatan edukatif, karena bukan balas dendam.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hasrat belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi

untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih daripada anak

didik yang berhasrat untuk belajar.

10.Minat

Minat adalah kencenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

Motivasi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah dimana siswa

diharapkan memiliki minat, ketekunan, sikap, dan motivasi belajar yang berasal

dari dalam diri siswa itu sendiri tanpa adanya dorongan dari pihak lain (motivasi

intrinsik). Ini bisa diwujudkan dengan memberikan kebiasaan belajar bagi siswa

seperti sering memberikan tugas dan Test. Untuk menjadi siswa yang termotivasi

belajar atas keinginannya sendiri, pertamnanya memang perlu dorongan dari

(41)

5. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil

belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan

bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa

pada pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai

hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif,

dan psikomotorik (Sudjana, 2010).

Proses adalah kegiatan yang yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai

tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adaalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2010) membagi tiga macam hasil belajar,

a. Ketrampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita

Sedangkan, Gagne (dalam Sudjana, 2010) membagi lima kategori hasil belajar,

yaitu:

a. Informal verbal

b. Ketrampilan intelektual

c. Strategi kognitif

d. Sikap, dan

(42)

Menurut Winkel (1987) hasil belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman (aspek kognitif),

ketrampilan (aspek psikomotor) dan nilai sikap (aspek afektif). Dimana menurut

Arikunto,dkk., (2008) aspek kognitif mempunyai tujuan yaitu berorientasi pada

kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual. Aspek afektif

mencakup watak perilaku seperti seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

Aspek psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar.

Menurut Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan

Karthwohl (dalam Imam dan Anggarini, 2012) yakni: menjadi mengingat

(remember), memahami atau mengerti (understand), menerapkan (apply),

menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create)

a. Ranah Kognitif

1. Mengingat (remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari

memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan

maupun yang sudah lama tidak didapatkan. Mengingat merupakan dimensi

yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna

(maningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving).

Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai

permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali

(43)

2. Memahami atau mengerti (understand)

Memahami atau mengerti berkaitan dengan membangun sebuah

pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.

Memahami atau mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan

(classification) dan membandingkan (comparing).

3. Menerapkan (apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau

mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau

menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi

pengetahuan prosedural (procedural knowledg). Menerapkan meliputi

kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan

(implementing).

4. Menganalisis (analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap – tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan

dari tiap – tiap bagian tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

Menganalisis berkaiatan dengan proses kognitif memberi atribut

(attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).

5. Mengevaluasi (evaluate)

Evaluasi berkaiatan dengan proses kognitif memberikan penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya

digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria

(44)

berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh

siswa. Evaluasi mliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).

Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten

atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi berkaitan erat

dengan berpikir kritis.

6. Menciptakan (create)

Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa

pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah paa proses

berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan

siswa untuk menciptakan. Menciptakan ini mengarahkan siswa untuk

dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh

semua siswa. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan

memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan

mempresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang

diperlukan. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk

menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif menurut Sudjana (2012), ada beberapa jenis kategori ranah

afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau

sederhana sampai tingkat yang kompleks.

1. Receiving (penerimaan), yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk

(45)

untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari

luar.

2. Responding (jawaban), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup ketepatan

reaksi, perasaan, kepuasan, dalam menjawab stimulus dari luar yang

datang kepada dirinya.

3. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya

kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk

menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4. Organisation (pengorganisasian) yakni pengembangan dari nilai ke dalam

satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain dan

pemberian nilai yang telah dimilikinya.

5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunnya. Kedalamannya termasuk keseluruhan nilai dan

karakteristiknya.

1. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Perubahan tingkah laku yang terjadi oleh individu akibat dari kegiatan belajar

merupakan hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Nasution dkk dalam

Djamarah (2006) memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri

sendiri. Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di

(46)

a. Faktor Lingkungan

1. Lingkungan Alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup

dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan

malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Kesejukan udara dan

ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang

kondusif untuk terlaksanannya kegiatan belajar mengajar yang

menyenangkan.

2. Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan

yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di

sekolah. Contohnya pabrik, pasar dan arus lalu lintas yang dekat dengan

sekolah tentunnya dapat mengganggu pembelajaran di kelas. Mengingat

pengaruh yang kurang menguntungkan tersebut, tentunya alan sangat

bijaksana bila pembangunan gedung sekolah di tempat yang jauh dari

lingkungan pabrik, pasar dan arus lintas.

b. Faktor Instrumental

1. Kurikulum

Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur

substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar

tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan

dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya.

(47)

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan

disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan

pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan

yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah

yang tersedia, baik tenaga, finansial ddan sarana prasarana.

3. Sarana dan Fasilitas

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah

misalnya sebagai tempat yang strategi bagi berlangsunya kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah

adalah pemilihan gedung sekolah. Selain masalah sarana, fasilitas

kelengkapan sekolah juga tidak bisa diabaikan. Buku pegangan anak didik

harus lengkap sebagai peunjang kegitan belajar. Fasilitas mengajar juga

merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah.

Jadi sarana dan fasilitas sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar

di sekolah.

4. Guru

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru

mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada amak didik, tetapi guru

tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

c. Kondisi Fisiologis

1. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

(48)

jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan

kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi ternyata kemampuan belajarnya di

bawah anak-anak yang tidak kekurang gizi. Mereka cepat lelah, mudah

mengantuk dan sikar menerima pelajaran.

2. Kondisi Panca indra

Sebagian besar yang dipelajari manusia (anak) yang belajar adalah

dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi,

mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah dan sebagainya.

Karena pentingnya peranan penglihatan dan pendengaran inilah maka

lingkungan pendidikan formal orang melakukan penelitian untuk

menemukan bentuk dan cara penggunaan alat peraga yang dapat dilihat

dan di dengarkan.

d. Kondisi Psikologi

1. Minat

Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak

banyak yang dpat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang

baik dari seorang anak yang tidak berminat untk mempelajari sesuatu.

2. Kecerdasan

Prabu dalam Djamarah (2006) mengatakan bahwa anak-anak yang

tarah intelegensinya di bawah rata-rata, yaitu dull normal, debil, embicil

dan idiot sukar untuk sukses dalam sekolah. Mereka tidak akan mencapai

pendidikan tinggi karena kemampuan potensinya terbatas. Sedangkan

(49)

superior, gifled atau genius, jika saja lingkungan keluarga, masyarakat dan

lingkungan pendidikan turut menunjang, maka mereka akan dapat

mencapai prestasi dan keberhasilan dalam hidupnya.

3. Kemampuan Kognitif

Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat

dikenal diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif dan

psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut

kepada anak didik untuk dikuasai, karena penguasaan kemampuan pada

tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai

pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir.

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke

dalam otak manusia. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang

menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau. Sedangkan berpikir

adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan yang disertai dengan sikap pasif dari

subyek yang berpikir.

6. Sistem Reproduksi pada Manusia

Materi yang akan digunakan untuk meingkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa kelas XI dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

adalah materi sistem reproduksi pada manusia denga standar kompetensi : 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

(50)

dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi,

fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelianan/penyakit yang dapat

terjadi pada sistem reproduksi manusia. Ruang lingkup materi dalam kompetensi

dasar tersebut meliputi : Pembelajaran tentang sistem reproduksi pada manusia

khususnya mempelajari struktur, fungsi organ, menstruasi, kelainan dan

gangguan.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Wardiah (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa adanya

peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe picture and picture di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4

Banjarmasin. Hasil penelitian penerapan metode pembelajaran kooperatif

tipe picture and picture adalah sebagai berikut rata-rata nilai presentase

pencapaian setiap indicator dari angket motivasi belajar biologi siswa pra

siklus sebesar 72, 09%, pada siklus I sebesar 74, 09% dan pada siklus II

sebesar 79,09%. Rata-rata nilai presentase capaian setiap indicator dari

observasi motivasi belajar biologi siswa pada pra siklus asalah 50,09%

pada siklus I sebesar 74,06% dan pada siklus II sebesar 86,87%.

2. Zulfa (2010) dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Picture and

Picture untuk meningkatkan aktivitas belajar Biologi materi pokok sel

peserta didik kelas XI MAN 2 Pekalongan”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke

siklus II. Pada siklus I sebesar 72,22% dan pada siklus II meningkat lagi

(51)

C. KERANGKA BERFIKIR

Keberhasilan dalam pembelajaran tidak lepas dari peran dan usaha guru

sebagai fasilitator dan motivator, didukung dengan sarana dan prasarana yang

tersedia serta keaktifan siswa dalam mengikuti mengikuti kegiatan pembelajaran.

Namun, hal tersebut kurang berperan maksimal di SMA Negeri 10 Yogyakarta.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi diketahui bahwa

pencapaian hasil belajar siswa tergolong rendah. siswa merasa masih kurang

termotivasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dikarenakan

siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton dengan model

pembelajaran yang kurang bervariasi. Motivasi belajar yang rendah ditunjukkan

dari perilaku siswa yang kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Picture and Picture adalah metode pembelajaran yang

menggunakan gambar dalam bentuk potongan-potongan untuk kemudian

dipasangkan serta diurutkan menjadi gambar yang utuh, (Suprijono, 2009).

Adapun salah satu kelebihan dari metode ini adalah memotivasi siswa untuk

belajar semakin berkembang, sedangkan salah satu kekurangan dari metode

pembelajaran ini adalah sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan

berkualitas serta sesuai dengan materi yang dipelajari.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan menunjukkan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Banjarmasin.

Maka dari itu, peneliti melakukan suatu tindakan yaitu melaksanakan

(52)

and Picture. Pembelajaran dilakukan dalam II siklus yang diharapkan

mendapatkan hasil akhir yaitu meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa

kelas XI IPA SMA Negeri 10 Yogyakarta.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan motivasi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta

pada materi sistem reproduksi manusia

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta

Gambar

gambar dengan materi yang berbeda dari siklus sebelumnya
Tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.3. Kriteria Hasil Presentase Observasi Aspek
Tabel 3.4 Penetapan Skor Motivasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proyek Akhir yang penulis buat ini bertujuan untuk meningkatkan image dari kota Tegal,.. yaitu kota asal orang tua

Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar respon peserta didik terhadap penggunaan macromedia flash 8 dalam pembelajaran matematika,

Ranai, 09 November 2017 Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.. HOKLI SIMAMORA Tahun

Puji dan Syukur kepada Tuhan karena kasih serta tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh

Ada pengaruh yang signifikan pada metode pembelajaran edutainment terhadap hasil belajar.. matematika

Second , the different formulations setting legal standing of legal en- tities in the procedural law judicial review rights also push on delegitimation quality of

Langkah yang cukup bijak adalah dengan mencari dan selalu mencari kesetimbangan di lokasi mana desain arsitektur menumpu di atas tanah, satu ruang dapat memiliki ketinggian yang

Sekiranya ruang jawapan tidak cukup, sila dapatkan helaian tambahan daripada pengawas