• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM UTILITAS PASAR BURUNG DAN BUNGA S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM UTILITAS PASAR BURUNG DAN BUNGA S"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan ini manusia saling membutuhkan satu sama lain sesama makhluk Tuhan. Saling mengisi dalam masing masing kehidupan. Entah itu dalam bentuk sesama manusia ataupun sesama makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Bagi sebagian orang, kehadiran orang lain dalam hidupnya tidaklah cukup, oleh karena itu mereka memelihara hewan peliharaan ataupun berbagai macam tumbuhan di pekarangan rumahnya.

Untuk memenuhi kebutuhan akan makhluk lain tersebut disediakan sebuah kawasan yang menyediakan berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan ataupun tanaman hias. Dengan harga yang relatif terjangkau kita sudah dapat membeli kebutuhan akan makhluk lain tersebut.

Kawasan tersebut, yang biasa kita sebut Splendid, berada di pusat kota Malang. Mempermudah bagi para pembeli untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan. Di kota Malang sendiri kawasan ini hanya ada 1. Terdapat 2 pasar , yaitu Pasar Hewan dan Pasar Bunga. Kondisi masing masing pasar tersebut sangatlah jauh berbeda. Pasar Hewan yang dipenuhi oleh berbagai jenis hewan memiliki suasana yang ramai dan aroma yang kurang sedap, sedangkan Pasar Bunga memiliki suasan yang cukup tenang dengan aroma segar dari tanaman dan beberapa bunga yang mekar.

Kawasan ini memiliki tapak yang berkontur yang mempengaruhi masa dan tata bangunan, sirkulasi, dan lainnya. Jika kita lihat masing-masing masa bangunan tidak memiliki jarak yang cukup apalagi jika digunakan sebagai tempat sirkulasi padahal dengan jumlah pengunjung serta penjual yang tidak sedikit.

Banyaknya toko tidak pula didukung dengan luas tapak, begitu pula dengan utilitas yang dirasa masih berantakan serta tidak tertata.

Kawasan Splendid sendiri merupakan Venacular architecture yang masih bertahan di malang. Dengan keunikannya tersendiri hal ini lah yang membuat kami ingin mengkaji lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

(2)

2. Bagaimana pengaruh kondisi tapak berlereng pada masa bangunan di Kawasan Splendid ?

3. Bagaimana susunan peletekan ruang bangunan dalam kawasan Splendid mempengaruhi Sirkulasi dan aktivitas pelaku di dalamnnya?

4. Bagaimana sistem utilitas Kawasan Splendid, serta pengaruhnya dari dan bagi lingkungan sekitarnya ?

5. Bagaimana kenyamanan bangunan berhungan dengan kenyamanan visual, thermal dan audio pada kawasan Splendid ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari Tugas kajian Teori dan Sejarah Arsitektur 2 ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh Kawasan Splendid dengan lingkungan sekitarnya 2. Mengetahui pengaruh tapak berlereng pada masa bangunan Kawasan Splendid 3. Mengetahui pengaruh tata ruangan pada sirkulasi dan aktivitas pelaku pada

Kawasan Splendid

4. Mengetahui sistem utilitas pada Kawasan Splendid

5. Mengetahui pencahayaan dan penghawaan pada kawasan Splendid

BAB II

KAJIAN TEORITIK

(3)

Pusat berkumpulnya masyarakat sebenarnya ada di pasar tradisional.Budaya menjadi roh pasar tradisional yang dapat menembus berbagai batasan.Pasar tradisional berfungsi sebagai ruang ekonomi, ruang sosial dan ruang budaya.

Sebagai ruang ekonomi karena jelas merupakan tempat jual beli.Sebagai ruang sosial karena merupakan tempat interaksi, dan sebagai ruang budaya terlihat dari fungsinya sebagai sarana pembelajaran. Sapaan-sapaan yang mempunya inilai sosial menjadi sarana komunikasi antara pedagang dengan pembeli.Pasar tradisional merupakan cerminan dari lingkungan masyarakat sekitar.Dengan adanya pasar tradisional maka masyarakatdisekitarnya pun akan maju, begitu pula sebaliknya. Setiap pasar tradisional tumbuh dalam kultur tertentusesuai dengan lingkungan sekitarnya. Dan kultur inilah yang akan menunjukan arah mana yang akan dituju dalam kehidupan masyarakat pasar itu sendiri.

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat, diiringi dengan perubahan tatanan fisik serta perkembangan fungsi lingkungan sekitarnya dapat mempengaruhi perubahan makna dan fungsi suatu kawasan.

Seiring perjalanan waktu, mengubah sistem ekonomi, sistem pemerintahan, perkembangan teknologi, dan mosaik-mosaik pembentuk karakter suatu kawasan menyebabkan penurunan kualitas fungsional serta kualitas ekspresif. Penurunan kualitas fungsional, antara lain karena semakin luasnya daerah layanan. Faktor lain dalam penurunan kualitas fungsional, disebabkan oleh pembangunan secaras poradis dan tidak terkendali. Penurunan kualitas kawasan secara ekspresif, terindikasi oleh semakin banyaknya penataan dan tampilan bangunan tanpa keharmonisan, tanpa kesatuan, dan bahkan tanpa kaidah arsitektural. Kondisi demikian, berakibat terjadi tingkat keragaman ekspresi yang tinggi. Dampak dari haltersebut, salah satunya mengarah kepada tatanan kawasan yang chaos, dan terjadi de-Humanisasi kawasan.

2.2 Tapak Berkontur / Berlereng

(4)

misalnya setiap 1 meter bergaris tipis, dan setiap 5 meternya bergaris tebal. Mendesain dalam lahan berkontur memerlukan strategi tersendiri untuk menyiasati agar arsitektur dapat terwujud dengan baik.

Desain yang aplikasinya akan memakan biaya banyak dalam lahan berkontur jika banyak pula penggalian (cuta) dan pengurugan (fill) yang dilakukan, sedangkan desain yang aplikasinya paling minim biaya jika hampir tidak ada kegiatan cut dan fill yang dilakukan. Namun demikian desain itu tidak berarti pula bahwa seluruh bangunan melayang di atas lahan berkontur dan disangga tiang-tiang sehingga lahan tidak banyak diurug/digali. Karena tindakan tersebut juga akan memakan banyak biaya pembuatan pelat lantai. Langkah yang cukup bijak adalah dengan mencari dan selalu mencari kesetimbangan di lokasi mana desain arsitektur menumpu di atas tanah, satu ruang dapat memiliki ketinggian yang berbeda dengan ruang lain sesuai dengan kontur yang ada.

Sebuah rancangan denah arsitektur yang meliuk mengikuti kontur akan memiliki level lantai yang sama tingginya dibanding rancangan denah yang tegak lurus dengan garis kontur. Demikian pula jalan mobil/pedestrian yang selalu sejajar dengan kontur akan relatif datar, jika jalur jalan tersebut melawan arah kontur maka posisinya akan naik/turun. Kontur dengan interval ketinggian 1 meter dan di dalam gambar tapak juga terlihat berjarak 1 meter akan memiliki kemiringan 45 derajat. Jadi jika jalur jalan berada dalam posisi tegak lurus kontur yang memiliki jarak 1 meter maka kemiringannya sangat curam dan tidak layak didaki. Jarak kontur setiap 2 meter-an akan menghasilkan kecuraman 22,5 derajat dan masih belum layak pula. Jarak kontur setiap 4 meter-an akan menghasilkan kemiringan 11,25 derajat dan ini adalah batas kemiringan yang masih pantas untuk jalan mobil/pedestrian di dalam suatu lahan olahan rancangan arsitektur.

(5)

dari gangguan jalur air, maka sebaiknya bangunan lebih banyak diletakkan pada pungung-punggung bukit.

Oleh sebab itu kondisi tapak berkontur tersebut menyebabkan pola tatanan bangunan rumah, tatanan jaringan jalan, tatanan ruang terbuka dan tatanan bangunan fasilitas umum akan membentuk perbedaan lingkungan sekitar tapak.

2.3 Organisasi Tata Ruang

Cluster

Sebuah organisasi yang terklaster bergantung pada kedekatan fisik untuk menghubungkan ruangnya satu sama lain. Seringkali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang yang berulang dan memiliki seluller yang memiliki fungsi-fungsi serupa serta membagi sebuah tanda pengenal visual bersama seperti bentuk dasar atau orientasi. Di dalam komposisinya,sebuah organisasi terklaster juga dapat menerima ruang-ruang yang tidak serupa serupa ukuran, bentuk, serta fungsinya. Namun tetap terhubung satu sama lain melalui sejenis alat pengatur visual seperti simetri atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak beasal dari sebuah konsep geometris yang kaku, maka bentuk dari sebuah organisasi terklaster adalah fleksibel dan senantiasa menerima pertumbuhan serta perubahan tanpa mempengaruhi karakternya.

Ruang-ruang terklaster dapat diatur mengelilingi sebuah titik akses masuk ke dalam sebuah bangunan ataupun di sepanjang jalur pergerakan yan melaluinya. Ruang-ruang ini juga dapat tersebar mengelilingi suatu area yang terdefinisi atau volume ruang yang besar. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat,namun kurang memiliki keringkasan dan keteraturan geometris. Ruang-ruang sebuah organisasi terklaster juga dapat ditampung didalam sebuah area yang terdefinisi ataupun volume ruang.

Karena tidak ada tempat hasil nemtukan yang penting di dalam pola sebuah organisasi terklaster, maka nilai kepentingan sebuah ruang harus ditegaskan melalui bentuk, ukuran, atau orientasi di dalam pola tersebut. Suatu kondisi simetri atau aksial dapat digunakan untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian sebuah organisasi terklaster serta membantu mengartikulasikan kepentingan satu atau sekelompok ruang di dalam organisasi tersebut.

(6)

2.4 Sistem Utilitas Kawasan

Utilitas adalah unsur penting dalam sebuah bangunan maupun kawasan. Utilitas adalah semua yang berkaitan dengan “menghubungkan” seperti air, listrik dan lainnya yang menunjang sistem bangunan struktural maupun arsitektural sehingga sebuah bangunan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan pelaku yang beraktivitas di dalamnya merasa aman dan nyaman

Perancangan utilitas terdiri dari:

1. Perancangan plambing dan sanitasi 2. Perancangan pencegahan pembakaran 3. Perancangan pengudaraan/penghawaan 4. Perancangan penerangan/pencahayaan 5. Perancangan telepon

6. Perancangan CCTV dan sekuriti system 7. Perancangan penangkal petir

8. Perancangan tata suara

9. Perancangan transportasi dalam bangunan 10. Perancangan landasan helicopter

11. Perancangan pembuangan sampah

12. Perancangan alat pembersih bangunan(Tanggoro, Dwi, 2004: 3)

2.5 Kenyamanan Manusia Thermal, Visual dan Audio

a. Kenyamanan Thermal

Indeks kenyamanan termal atau skala kenyamanan merupakan suatu skala yang terdiri atas 4 faktor termal (thermal factors) : 80% dari responden setuju dengan kondisi kenyamanan ;

1) Suhu 2) Kelembapan 3) Sinar matahari 4) Angin

(7)

b. Kenyamanan visual

Komponen visual terbagi menjadi beberapa unsur ; 1) Sudut pandang

2) Ukuran objek pengamatan 3) Warna objek

4) Persepsi warna

(8)

c. Kenyamanan thermal

Ada empat cara pemindahan panas yakni:

1) Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara permukaan-permukaan. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau menghubungkan permukaan-permukaan yang panas atau sejuk.

2) Konveksi. Pemindahan panas berdasarkan gerakan cairan disebut konveksi. Dalam hal ini cairan adalah udara.

3) Evaporasi (penguapan). Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas hanya dapat kehilangan panas.

4) Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang elektromagnetis.

(9)

merupakan kondisi-kondisi kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan.

Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin ia harus memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang ke luar.

Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor pada ruang (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi, hantaran panas ventilasi atau inviltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin).

Dengan memperhatikan hal di atas, maka di dalam desain ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus mengikutkan pertimbangan-pertimbangan berikut:

1. Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanan sistem penghawaannya.

2. Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin

3. Langit-langit atau plafon dibuat relatif rendah kecuali untuk pertimbangan lain, seperti akustik dan lain-lain.

(10)

METODE PENELITIAN

Pengamatan dan pengkajian ruang kota serta kawasan di daerah Splendid (Pasar Bunga dan Pasar Burung) dimaksudkan untuk mendapatkan sumber-sumber yang memiliki keterkaitan dengan kasus yang akan dikaji lebih lanjut.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk kajian tugas Teori dan Sejarah Arsitektur 2 ini adalah:

1. Menentukan objek penelitian

Kawasan Splendid; Pasar Burung dan Pasar Bunga Jl. Brawijaya

2. Menetukan metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Survey Deskriptif (Exploratory Study). Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.

(11)

3. Pengumpulan data

a. Data Primer

Data primer ini didapatkan melalui cara:

1) Observasi Melakukan pengumpulan data dengan datang secara langsung ke objek yang akan diteliti (survey) dan melakukan proses wawancara dan foto langsung di lokasi.

2) Dokumentasi dengan cara pengumpulan data secara mandiri. b. Data Sekunder

Data secara sekunder dilakukan dengan pencarian tentang objek di berbagai literatur, pustaka, maupun internet.

4. Menentukan rumusan masalah

Rumusan masalah di dapatkan dengan membandikan fakta di lapangan dengan standar desain yang ada. Perbedaan dari keduannya dapat langsung disimpulkan sebagai rumusan masalah .

5. Metode Analisis

Setelah menentukan masalah dan pengumpulan data, hasil penelitian di analisis secara mendalam untuk dapat menentukan kesimpulan.

(12)

UTILITAS KAWASAN SPLENDID

Sistem utilitas pada kawasan splendid cukup terawat dan masih bisa berfungsi meskipun kondisinya memprihatinkan. Seperti misalnya stop kontak listrik yang digunakan sampai bertumpuk-tumpuk, ataupun pada jalan-jalan di area pasar bunga yang selalu tergenang air. Permasalahan tersebut terangkum singkat pada penjabaran dibawah ini.

Pengadaan air bersih

Dalam kajian teori yang telah disebutkan , bahwa pengadaan air bersih digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak. Dengan

Air bersih pada kawasan splendid banyak dibutuhkan terutama untuk menyiram bunga dan mengganti air akuarium.

Distribusi air pada kawasan splendid ini terdiri dari 2 sumber, yaitu PDAM dan sumur. Pada area pasar burung 1 mayoritas pedagang menggunakan air sumur yang terdapat di bagian belakang kios mereka dengan pertimbangan jika menggunakan PDAM akan mengeluarkan biaya lagi yang secara otomatis mengurangi pemasukan para pedagang tersebut. Tetapi tidak pada para pedagang yang berada di area penjual ikan, mereka mayoritas menggunakan PDAM karena jika memakai sumur, air yang didapat tidak begitu jernih dan tidak cocok dengan ikan. Sumber PDAM tidak terbagi satu-satu pada tiap kios, terdapat 3 titik sumber yang tersebar pada area pasar burung tersebut, yang pembagian untuk pada penjual diberlakukannya sistem shift.

Pada area pasar bunga sendiri, mayoritas penjual menggunakan air PDAM untuk kegiatan sehari-hari. Seperti menyiram bunga, toilet, dll.

Drainase kawasan

(13)

perimeter tiap kios, membuat air mengalir melalui jalur sirkulasi. Hal itu membuat jalan-jalan yang terdapat didepannya selalu tampak basah dan banyak ditemukannya genangan air, ketika para penjual bunga tersebut menyirami bunga-bunga dagangan mereka.

Sedangkan pada pasar burung, area jalan masuk utama memiliki selokan tempat aliran air yang konturnya menurun mengikuti kontur dan bermuara ke sungai brantas yang berada dibawahnya. Sangat mengherankan dan perlu pengkajian ulang, ketika jalan utama tersebut memiliki sudut kemiringan yang cukup dari segi kontur untuk mengaliri air hujan, dan juga telah dilengkapi dengan selokan air di sebelah kiri dan kanannya, tetapi pada masa hujan, air tersebut tetap memenuhi jalan dengan ketinggian air yang cukup untuk menenggelamkan telapak kaki.

Drainase yang buruk juga membuat jalan utama dari pasar burung tersebut banyak yang berlubang dan tidak jarang terjadi genangan air.

Sistem Transmisi : studi kasus listrik PLN

kesadaran akan pemasangan instalasi listrik disini kurang diperhatikan . sebenarnya dengan membuat perencanaan instalasi listrik dengan matang , dapat memberikan kenyamanan dan keamanan dalam pengoperasiannya. ada standar yang harus ditempuh dalam pemasangan instalasi listrik itu sendiri yaitu Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang berlaku agar instalasi yang terpasang dapat beroperasi dengan aman. Selain itu, peralatan atau komponen listrik yang dipakai juga harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

beberapa himbauan dari PT. PLN yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada kawasan splendid ini antara lain :

(14)

selain itu, dalam pengamatan dan hasil wawancara kami dengan pedagang di pasar burung splendid ini diketahui bahwa sistem kelistrikan disini masih sangat sederhana (hal tersebut sangat miris dengan kenyataan bahwa pasar ) , tidak adanya sistem pembumian (grounding). yang dapat mencegah terjadinya sentuhan langsung (tegangan sentuhan). padahal dalam pasar ini, sangat rentan terjadi tegangan sentuhan mengingat kabel yang ada dibiarkan ber-sliweran di langit-langit.

jika dari awal pengadaan instalasi listrik tersebut telah direncanakan dengan matang, maka tidak akan terjadi penumpukan penggunaan stop kontak dan juga kesemrawutan kabel-kabel yang ada. Tidak hanya mencegah bahaya listrik pada saat instalasi saja, tetapi juga diperlukan pengecekan secara berkala terhadap komponen-komponen listrik yang telah dipakai. Menurut himbauan dari website PT.PLN sendiri, perlu dilakukannya instalasi listrik secara rutin, minimal setahun sekali untuk memastikan apakah instalasi listrik masih layak untuk digunakan atau perlu direhabilitasi. Jika instalasi listrik telah terpasang lebih dari 5 tahun, sebaiknya perlu direhabilitasi. Sikap pemeliharaan ini tidak terlihat pada komponen-komponen listrik yang terpasang pada kawasan pasar splendid ini, banyak debu yang menempel pada komponen-komponen listrik yang ada, kesadaran akan pemeliharaan dan pengawasan terhadap komponen listrik masih sangat kurang.

Sistem pembuangan air kotor

sistem pembuangan dari septic tank langsung dialirkan kepada sungai brantas, yang mana berada di belakang kawasan pasar. Selain itu disepanjang tepi sungai yang berbatasan dengan los-los pedagang, banyak terdapat ‘kamar mandi tanpa sekat’, pedagang-pedagang dan warga sekitar banyak menggunakan area tersebut untuk mandi. Pencemaran air sungai dengan zat-zat kimia pada kawasan ini tergolong tinggi.

Sampah

Baik pada kawasan pasar burung maupun pasar bunga, sampah yang ada dikumpulkan terlebih dahulu dari tiap kios, selanjutnya dibuang pada satu tempat, yang kemudian dibuang ke TPA oleh petugas berbaju kuning.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Cara pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam pemberian salinan Surat Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan yang Hilang atau Rusak dan pemberian

Untuk bangunan sadap tersier yang mengambil air dari saluran primer yang besar, di mana pembuatan bangunan pengatur akan sangat mahal dan muka air yang diperlukan di petak

Bila “Alamat email” yang terdaftar pada “Profil Skype” berbeda dengan alamat email yang digunakan untuk tindak lanjut kesehatan setelah masuk ke Jepang, lakukan “Edit”

Pada diri manusia terdapat kebutuhan pokok selain kebutuhan jasmani dan rohani, yakni kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwa agar tak.. mengalami

Pada saat melaksanakan proses belajar guru hanya mengandalkan LKPD yang terdapat pada buku paket yang disediakan oleh sekolah, sehingga pengetahuan peserta didik

[r]

home.htm merupakan halaman utama yang tampil di dalam website ini, karena penulis menggunakan frame maka pada setiap halaman akan muncul frame tersebut, sehingga user tidak

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini mampu memberikan suasana dan semangat baru bagi dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan