BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut perkembangan sejarah, manusia tidak pernah berhenti dari
kesibukannya, dari pagi sampai malam anak-anak, orang-orang dewasa dan orang-orang tua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Di dalam kesibukan-kesibukan tersebut terjalinlah suatu hubungan timbal
balik di dalam usaha dan memenuhi kebutuhan manusia, atau dapat juga dikatakan manusia adalah makhluk sosaial yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan bantuan orang lain dalam hidupnya terutama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Di dalam kegitan manusia sebagia makhluk sosial menimbulkan ilmu
pengetahuan sendiri. Termasuk di sini adalah kegiatan manusia untuk mendidik generasi-genarasi mudanya kepada anak cucunya, di dalam karya mendidik inilah
manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, di tinjau dari konstaelasi sosial. Dimana terjalin karya mendidik itu. Maka disini timbul suatu cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu Jiwa
pendidikan) yang membahas proses interaksi social anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio kultulir
yang terdapat didalam masyarakat dan negaranya.
Kenyataan menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat cepat, maju dan memperlihatkan gejala disintegratif, yang meliputi
perkumpulan-perkumpulan dan pendidikan. Masalah sosial dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan.
Masalah pendidikan dalam keluarga pendidikan di sekolah dalam masyarakat merupakan repleksi masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
kenakalan remaja itu sangat menurunkan moral pada diri kita dan
lebih-lebih pada bangsa kita ini,oleh sebab itu kita sebagai calon generasi penerus bangsa harus peduli dan tanggap akan moral-moral remaja yang sangat bertolak
belakang dengan apa yang telah ditentukan oleh sang maha pencipta dan undang-undang dasar.
Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk masalah sosial dalam
masyarakat. Oleh karena itu kami mengambil tema tentang “Kenakalan Remaja.” Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama (Allah),
(tetaplah atas) ftrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut ftrah itu. Tidak ada perubahan atas ftrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (QS ar-Rum : 30).
Nakal adalah gejolak jiwa dalam diri manusia tatkala
manusia mempunyai keinginan besar untuk mencapai sesuatu
sesuai kemauan, perasaan, dan, pemikiran hingga terciptanya
karakter yang bernilai relatif akan sifatnya. Karakter atau
tingkah laku seperti sedih, senang, marah, gelisah, dan,
berkeluh kesah manusia tak bersumber pada suatu faktor
penyebab yang tunggal, tetapi terdiri atas beberapa unsur,
antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah
fungsi jiwa ini harus seimbang agar tercipta karakter yg
mutmain (tenang) atau positif. seimbang atau tidaknya ketiga
fungsi ini,sangat berpengaruh pada pembentukan karakter
manusia.
Pada diri manusia terdapat kebutuhan pokok selain
kebutuhan jasmani dan rohani , yakni kebutuhan akan
keseimbangan dalam kehidupan jiwa agar tak mengalami
tekanan. Melalui agama, kebutuhan-kebutuhan itu dapat
disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama dengan baik
dan benar.
Untuk menghindari dampak negatif dari sifat nakal,
seharusnya manusia sadar diri siapa dirinya, apa tujuan
hidupnya, dan untuk apa dia hidup. Agar sifat nakal yang dimiliki
bisa di arahkan kesesuatu yang sangat positif dan insya allah
jika dilakukan dengan dzikir,sabar,dan tawakal akan berdampak
positif. Anehnya kebanyakan manusia tak menyadarinya karna
kurangnya pengetahuan dan keimanan kepada sang pencipta,
sehingga manusia tidak mengetahui seseatu yg mangat
mendasar yang melekat pada dirinya atas ftrah sang pencipta
yaitu nikat ruhani, jasmani, dan jiwa.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian remaja?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian remaja.
b. Mengetahui faktor yang menyebabkan kenakalan pada
remaja.
c. Mengetahui pandangan Islam terhadap kenakaln remaja.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja dan Kenakalan Remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa
kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fsik cepat.
Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, baik luar
dan dalam, akan membawa akibat yang tidak sedikit terhadap
sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. Remaja
juga bisa dikatakan sebagai masa yang berada di antara
kanak-kanak dan masa dewasa yang matang, yaitu masa dimana
individu tampak bukan anak-anak lagi, tapi ia juga tidak tampak
sebagai orang dewasa yang matang, baik pria maupun wanita.
Sedangkan kenakalan remaja itu sendiri menurut Kartini
Kartono menjelaskan bahwa juvenile delinquency atau
muda. juvenile delinquency merupakan gejala sakit (patologis)
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh
suatu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
Hendaknya remaja mengetahui bahwa kehidupan ini dalam
segala sisi yang telah ditetapkan oleh hukum Allah, dan
dihadapan kita ada sumber mendasar yang dapat kita rujuk
ketika kita berselisih yaitu Al-Qur’an dan sunnah; bahwa
persoalan apapun yang dialami manusia, pertama-tama harus
kita kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jiwa remaja yang berada dalam transisi dari masa
anak-anak menuju kedewasaan maka kesadaran beragama pada
masa remaja berada dalam keadaan peralihan, disamping
keadaan jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, daya
pemikiran abstrak, logik dan kritik mulai berkembang. Emosinya
semakin berkembang, motivasinya mulai otonom dan tidak
dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa
remaja yang demikian nampak dalam kehidupan agama yang
mudah goyah, timbul kebimbangan, kerisauan dan konfik batin.
Remaja mulai menemukan penhalaman dan penghayatan
ke-Tuhanan yang bersifat individual dan sukar digambarkan kepada
orang lain.
Kegiatan ibadah seperti sholat, puasa, dan berdoa kepada
yang mulanya hanya meniru tingkah laku orang tuanya atau
dan di laksana kan dengan kesungguhaan. Ia betul-betul
mencari keridhaan Allah dan memohon pertolongan–Nya dalam
menghadapi berbagai kesukaran yang timbul dalam dirinya
sendiri atau dari lingkungan. Peningkatan rasa ke-Tuhanan
dalam hubungan emosional yank di perkuat dengan ikatan moral
akan dapat menumbuhkan penilaian, bahwa kebaikan tertinggi
adalah mengikuti perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.
Sedangkan kejahatan terbesar adalahg durhaka kepada Allah
dan mendustai agama. Akhir nyasi anak berusaha menyesuaikan
dirinya dengan ajaran dan kehendak Tuhan .
Hendaknya remaja dibimbing untuk selalu mengajukan
suatu pertanyaan kepada dirinya dalam semua tindak
tanduknya. Sering kita jumpai salah satunya anak-anak remaja
melakukan perbuatan kekerasan seperti penganiayaan dan
pembunuhan. Pada hakikatnya perbuatan tersebut melanggar
nilai-nilai yang terpuji, kasih sayang perlakuan dan penyantunan.
2.1 Penyebab kenakalan remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan
waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal
dan faktor eksternal.
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Intern
a. Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system
psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang
unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya
disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan
sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya
kenakalan remaja atau perilaku menyimpang. b. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan
segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini
tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama
sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya. c. Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum
yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat
status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2. Faktor Ekstern
a. Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari
orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya
perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang
Efektif
baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak
muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap
kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak
penyimpangan di kalangan anak muda. c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga
menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental
negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan
mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar
partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya
asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah
berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku
2.4 Gejala Seorang Remaja Mengalami Kenakalan Remaja
a. anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut
menyendiri.
b. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah
atau sekolah.
c. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
d. Anak-anak yang suka berbohong.
e. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
f. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
g. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah
atau dirumah.
lingkungan sekitar, berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
a. perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b. perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c. mengganggu teman;
d. memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak
hormat pada orang tua dan saudara; e. Merokok;
f. menonton video atau media cetak yang tidak layak
g. Corat-coret tembok sekolah h. Membolos
i. Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm j. Selalu melanggar tata tertib
2.5 Kenakalan Remaja Menurut Perspektif Psikologi Islami
Menurut ahli hikmah dan para pakar kejiwaan, nakal adalah gejolak jiwa dalam diri manusia tatkala manusia mempunyai keinginan besar untuk mencapai
sesuatu yang dilakukan dengan kegoisan dalam mewujudkan keingingannya sesuai cipta, rasa, dan karsa manusia. Hingga terciptanya tipologi manusia yang nilanya relatif akan sifatnya. Tingkah laku seperti sedih, senang, marah, gelisah,
berkeluh kesah, dugem, mabuk-mabukkan itu adalah dampak dari kenakalan yang menemui jalan buntu dalam mewujudkan keinginannya hingga berujung
penyebab yang tunggal, tetapi terdiri atas beberapa unsur, antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah fungsi cipta (reason), rasa
(emotion), dan karsa (will).
Pada diri manusia terdapat kebutuhan pokok selain kebutuhan jasmani dan rohani, yakni kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwa agar tak
mengalami ketidak seimabangan jiwa. Dengan meningkatkan kecerdasan spiritual emosional dan inteltual melalui agama, kebutuhan-kebutuhan itu dapat
disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama dengan baik dan benar.
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS ar-Rum : 30).Sifat nakal hampir di miliki oleh semua usia baik pada usia kanak-kanak,
remaja, bahkan dalam usia dewasapun masih ada yang nakal. Pada usia remaja manusia sangat rentan sekali akan terjadinya dampak negatif dari kenakalan,
adanya rasa keingin tahuan yang tinggi pada usia remaja inilah awal dari tingkat kenakalan yang tinggi, sangat rentan sekali berdampak negatif pada tingkah laku remaja yang akan mengarahkan ke penyimpangan perilaku bahkan sosial.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, remaja juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas dan kewajiban pada
masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik,
Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan aliran kontemporer membatasi usia
remaja antara 11 hingga 22 tahun.
Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk
berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukan mereka dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan
kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan bahwa
pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.
Pada umumnya manusia itu terdapat kebutuhan pokok selain kebutuhan
jasmani dan rohani, yakni kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwa agar tak mengalami tekanan. Unsur-unsur kebutuhanya anatara lain :
a. Kebutuhan rasa semangat untuk memacu manusia dalam beraktifitas. Baik dengan motifasi eksternal maupun internal.
b. Kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang yang dalam bentuk negatifnya
dapat dilihat dalam kehidaupan sehari-hari, misalnya: mengeluh, mengadu, menjilat kepada atasan nya mengambinghitamkan orang lain. jika hal itu tak
c. Kebutuhan akan pengetahuan merupkan kebutuhan yang mendorong manusia untuk selalu mencari tau sesuatu yang belum ia ketahui. Ketidak
tahuan akan menyebabkan rasa minder, mungkes, pasif, berkeluh kesah dalam menjalankan aktifitas.
Untuk menghindari dampak negatif dari kenakalan remaja, seharusnya
manusia sadar diri siapa dirinya, apa tujuan hidupnya, dan untuk apa dia hidup. Agar sifat nakal yang dimiliki bisa di arahkan pada sesuatu yang sangat positif
dan insya allah jika dilakukan dengan dzikir, sabar, dan tawakal, akibatnyapun akan berdampak positif, jiwapun akan tentram walau banyak tugas dan kewajiban yang harus dikerjakannya. Anehnya kebanyakan manusia tak
menyadarinya karna kurangnya pengetahuan dan keimanan kepada sang pencipta, sehingga manusia tidak mengetahui seseatu yg sangat mendasar yang melekat
pada dirinya atas fitrah manusia yaitu nikmat ruhani, jasmani, dan, jiwa. Ketiga nikmat ini yakni ruh, jiwa, dan, raga harus diseimbangkan dengan iman agar tercipta karakter yang mutmainah.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat-ingat Allah-lah hati menjadi tenteram." – (QS.13:28)
2.6 Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Etika Islam
Ditinjau secara mendasar, etika Islam berbeda dengan teori-teori etika menurut beberapa aliran filsafat seperti hedonisme, idealisme, naturalisme,
terdapat dalam menentukan konsep nilai yang paling fundamental, yakni kebaikan.
Hedonisme adalah doktrin etis yang memandang kesenangan sebagai kebaikan yang paling utama dan kewajiban seseorang ialah mencari kesenangan sebagai tujuan hidupnya. Menurut hedonisme yang dipandang sebagai perbuatan
baik adalah perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kelezatan atau rasa nikmat. Aliran etika yang di sokong oleh Plato, Platinus, Hegel, Berkeley, Leibniz,
Fichte, dan Schelling adalah doktrin etis yang memandang bahwa cita-cita adalah sasaran yang harus dikejar dalam tindakan. Paham ini disebut idealisme, menurut Dr. H. Hamzah Ya’qub. Tokoh utama aliran idealisme ialah Imanuel Kant
(1725-1804). Pokok-pokok pandangannya sebagai berikut :
a. Wujud yang paling dalam hal kenyataan (hakikat) ialah kerohanian.
b. Faktor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah “Kemauan” yang melahirkan tindakan yang konkrit
c. Dari kemauan yang baik itulah dihubugngkan dengan suatu hal yang
menyempurnakannya yaitu “Rasa Kewajiban”.
Paham yang didukung oleh Prodicus, Galileo, Grobius, Dons Scatus,
Hobbes dan Voltaire adalah naturalisme. Paham ini menilai baik dan tidak baiknya perbuatan seseorang dilihat dari adanya kesesuaian dengan naluri manusia. Ajaran etika yang berpedoman bahwa kebaikan dari suatu perbuatan
dapat dilihat pada sumbangannya untuk kebahagiaan hidup manusia. Paham ini disebut utilitarisme. Menurut vitalisme yang dinilai baik adalah orang kuat yang
Dua tokoh filsof yunani (plato dan aristoteles) bersepakat dalam I (satu) aliran, yakni Perfektionisme yang menetapkan kebaikan dalam kaitan dengan
pengembangan berbagai kemampuan manusia. Dalam etika Islam, ukuran kebaikan dan ketidak-baikan bersifat mutlak, jadi pedomannya adalah Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammas saw. Di pandang dari segi ajaran yang mendasari,
etika Islam tergolong etika Theologis.
Nilai-nilai luhur yang tercakup dalam etika islam, sebagai sifat terpuji
(mahmudah) antara lain: berlaku jujur (al-amanah), berbuat baik kepada kedua orang tua (birul walidaini), memelihara kesucian diri iffah), kasih sayang (al-rahmah),al-barr, berlaku hemat (al-ightishad) menerima apa adanya dan
sederhana (qona’ah dan zuhud), perlakuan baik (ihsan), kebenaran (shidiq), pemaaf (afw), keadilan (‘adl), keberanian (syaja’ah), malu (haya’), kesabaran
(shabr), berterima kasih (syukur), penyantun (hilm), rasa sepenanggungan (muwasat), kuat (kuwwah).
Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW, telah memberi petunjuk tentang hal-hal
yang dihruskan sebagai perbuatan terpuji dan hal-hal yang harus ditinggalkan sebagai perbuatan tercela. Diantara perbuatan terpuji seperti: tolong-menolong
dalam kebaikan, menjaga kesucian diri termasuk kehormatan, menepati janji, adil, shidiq, bersifat ramah dan pemaaf. Diantara perbuatan tercela seperti: judi, zina, mencuri, merampok, menganiaya, membunuh dan perbuatan-perbuatan
yang lain yang merugikan orang seperti: merusak lingkungan (tumbuh-tumbuhan, hewan dan bangunan).
a. Perbuatan zina
seksual diluar pernikahan, dan menetapkan hukuman yang besar terhadap pelanggaran hukum yang telah ditentukan.
b. Perbuatan kekerasan
Sering kita dengar atau dijumpai salah satunya anak-anak remaja melakukan perbuatan kekerasan seperti penganiayaan dan pembunuhan. Pada
hakikatnya perbuatan tersebut melanggar nilai-nilai yang terpuji, kasih sayang, perlakuan baik dan penyantun.
c. Anak durhaka
Dalam hal ini Umar Hasyim berpendapat: anak durhaka ialah anak yang durhaka kepada orang tuanya. Durhaka karna tidak mau berbakti / berbuat
ihsan kepada kepada kedua orang tuanya. Karna menentang tidak mau menurut perintah kedua orang tuanya dalam hal kebaikan.
d. Khomar dan masalah Narkotika
Termasuk salah satu minuman haram dan tercela dalam agama islam untuk diminum. Penilaian cela tersebut didasarkan kepada bahaya buruknya yang
diakibatkan bagi fisik dan mental. Dibidang kesehatan dikenal zat yang besar manfaatnya untuk pengobatan, teristimewa untuk pembiusan,
menghilangkan rasa sakit yang digunakan oleh kedokteran rumah sakit yang ahli dalam menghitung takarannya bagi pemakai, tapi sangat besar dampak negatifnya bagi pemakainya yang sangat berlebihan.
e. Gelandangan
Pada dasarnya gelandangan ialah mereka yang tidak memiliki tempat tinggal
umumnya juga mereka termasuk orang-orang yang tidak menetap, kotor, sebagian besar tidak mengenali nilai-nilai keluhuran budi.
2.7 Dampak Horizontal Dalam Harmonisasi Hubungan Manusia
Sejarah islam telah memberi petunjuk bahwa Nabi SAW berhasil
mewujudkan suatu kehidupan sosial yang sehat, sejalan tuntunan Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW berhasil membentuk masyarakat islam yang dapat hidup
harmonis dengan orang-orang diluar islam, mereka saling menghormati, saling tolong-menolong, menghargai, tenggang rasa dan membina solidaritas yang kokoh tanpa membeda-bedakan ras dan anutan agama.
Salah sati prinsip yang harus disadari agar setiap orang dapat menyelenggarakan hubungan kemanusiaan disadari tersebut adalah kehormatan
manusia. Menurut H. Ahmad Azhar Basyir M.A ialah: Pergaulan antara manusia harus selalu memperhatikan nilai kehormatan manusia. Manusia berkerhormatan berarti manusia berharga diri. Manusia yang mudah tersinggung harga dirinya
jika menghadapi perlakuan yang tidak sesuai dengan nilai kehormatannya.
Nash-nash agama telah menjelaskan bahwa perbuatan-perbuatan zalim,
takabur, bersikap kasar, riba, tipu daya, merampas merupakan perbuatan-perbuatan salah menurut pandangan agama, masyarakat susila dan hukum. Perbuatan-perbuatan salah tersebut dalam kenyataannya sering dilakukan oleh
anak-anak remaja.
Diantara tujuan-tujuan utama yang ingin dicapai oleh metode islam dalam
dalam masyarakat agar terlaksana pada akhirnya masyarakat Islam yang mulia yang menghubungkan sillaturrahim dan mengikat tali kasih sayang, setia kawan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenakalan adalah ketidak seimbangan antara ketiga unsur dalam jiwa yang
mebuat akal terpana dan perasan cemas karna tidak tercapainya kebutuhan yang di inginkan jiwa. yang akan berdampak pada perilaku jasmaniah atau sering di
sebut dengan gejala psikosomomatis. Misalnya, hilang nya nafsu makan, pesimis, keras kepala, pemarah, kurang tidur. Unsur – unsur dalam jiwa yaitu :
a. Kemauan / cipta ( spiritual )
b. Perasaan / rasa ( emosional ) c. Pemikiran / karsa ( intelektual )
Kebutuhan pokok dalam kehidupan jiwa ada tiga antara lain : a. Kebutuhan rasa semangat, kebutuhan rasa aman dan kasih sayang. b. Kebutuhan rasa ingin tahu.
3.2 Saran
Waktu luang hendaknya digunakan untuk berkumpul bersama seluruh
anggota keluarga dan mengadakan kegiatan keluarga guna mengeratkan kasih sayang, remaja harus pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siap dan di komunitas mana remaja harus bergaul,
orang tua hendaknya memberikan kebijaksanaan terhadap anak untuk memilih pendidikan sesuai dengan kesenangan dan bakatnya dan orang tua harus berusaha
DAFTAR PUSTAKA
http://kakakeke234.blogspot.co.id/2012/05/makalah-tentang-kenakalan-remaja.html
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendak-Nya kami dapat menyusun makalah tentang KENAKALAN REMAJA MENURUT SUDUT PANDANG ESTETIKA AGAMA ISLAM dengan tepat waktu.
Dalam pembuatan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada guru pembimbing kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan penuh kesadaran akan segala kekurangan yang masih ada dan harapan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin menggali ilmu pengetahuan khususnya di bidang sosial dan keagamaan.
Semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan menjadi referensi bagi semua kalangan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penulisan... 4 BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja dan Kenakalan Remaja... 4 2.2 Penyebab Kenakalan Remaja... 5 2.3 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja.. 6 2.4 Gejala Seorang Remaja Mengalami Kenakalan Remaja.. 9 2.5 Kenakalan Remaja Menurut Perspektif Islam... 10 2.6 Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Etika Islam... 13 2.7 Dampak Horizontal Dalam Harmonisasi Hubungan
Manusia... 17 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan... 19 3.2 Saran... 19