• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan KLB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan KLB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) RSAU dr. M. SALAMUN

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN Jln. Ciumbuleuit No. 203 BANDUNG

2014 RSAU dr. M. SALAMUN

(2)

KEPUTUSAN KEPALA RSAU dr. M. SALAMUN Nomor Kep/ / X / 2014

Tentang

PANDUAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN

KEPALA RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di RSAU dr. M. Salamun, maka diperlukan adanya Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun sebagai landasan bagi seluruh penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan di RSAU dr. M. Salamun;

2. sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Panduan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) di RSAU dr. M. Salamun dengan Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

3. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 270/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit

DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA RSAU dr. M. SALAMUN

(3)

6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/I/2790/11 tanggal 1 Januari 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.

7. Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara nomor Kep/21-PKS/VII/2013 tanggal 29Juli 2013 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI Angkatan Udara

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun Tentang Panduan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) di RSAU dr. M.

Salamun.

2. Panduan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) di RSAU dr. M. Salamun sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien di seluruh Ruangan dan unit kerja lain yang terkait di RSAU dr. M. Salamun sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung

pada tanggal Oktober 2014 Kepala RSAU dr. M. Salamun,

dr. Didik Kestito, SpBU Kolonel Kes NRP 512677

(4)

PANDUAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN

BAB I DEFINISI

1. Kejadian luar biasa (KLB) Adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan (infeksi rumah sakit) yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

2. Kejadian luar biasa adalah peningkatan jumlah kasus pada suatu kelompok populasi yang secara nyata lebih tinggi dari keadaan yang diperkirakan.Dikatakan kejadian Luar Biasa Apabila :

a. Terjadi peningkatan jumlah atau virulensi dari penyebab. b. Adanya penyebab baru yang sebelumnya tidak pernah ada.

c. Terjadi peningkatan kecepatan penularan penyakit sehingga kelompok populasi rentan yang terekspos jauh lebih banyak.

d. Terjadi peningkatan kerentanan terhadap penyebab.

3. Penyelidikan KLB Adalah kegiatan yang dilaksanakan pada suatu KLB atau adanya dugaan KLB untuk memastikan adanya KLB mengetahui penyebab, gambaran epidemiologi, sumber-sumber penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta menetapkan cara - cara penanggulangan yang efektif dan efisien. 4. Penanggulangan KLB Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk

penangani penderita,mencegah perluasan KLB, mencegah timbulnya penderita atau kematian baru pada suatu KLB yang sedang terjadi. 5. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit.

Suatu infeksi didapat di rumah sakit apabila :

Lampiran Keputusan Ka RSAU dr. M. Salamun Nomor Kep/ /X/2014

Tanggal Oktober 2014 DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA

(5)

a. Pada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak merasa inkubasi infeksi tersebut atau,

b. Inkubasi terjadi 2 – 3 x 24 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit atau

c. Infeksi pada lokasi sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda dari mikroorganisme pada saat masuk rumah sakit atau mikroorganisme penyebab sama tetapi lokasi infeksi berbeda.

6. Pengendalian infeksi nosokomial adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit

BAB II RUANG LINGKUP

7. Ruang Lingkup Kegiatan. Ruang lingkup panduan Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah untuk memberikan panduan bagi Petugas Kesehatan di RSAU dr. M. Salamun guna berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial (baik dari pasien ke petugas maupun dari pasien ke pasien lainnya) yang diakibatkan karena timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan (infeksi rumah sakit) yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

Ruang Lingkup Kejadian Luar Biasa (KLB) meliputi :

a. Verifikasi

b. Memastikan kasus dan kontak c. Analisa data

d. Buat hipotesa tentang sumber penularan dan penyebarannya. e. Penanggulangan dan pencegahan.

f. Surveilans g. Komunikasi

BAB III 3

(6)

TATA LAKSANA

8. Tata Laksana Kejadian Luar Biasa (KLB). Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) bertujuan Menanggulangi dan mengendalikan KLB yang sedang terjadi dan mencegah kemungkinan terjadinya KLB serupa dimasa yang akan datang.

Kegiatan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) meliputi : a. Verifikasi

Memastikan bahwa diagnosa ditegakkan dengan benar secara klinis dan laboratoris (jika memungkinkan) atau Diagnosa ditegakkan berdasarkan kriteria standart untuk definisi kasus yang dipakai.

Bagaimana melakukan Verifikasi Diagnosa:

1) Kumpulkan informasi lebih detail akan gejala klinis dan kriteria yang digunakan untuk menegakan diagnosa. 2) Kunjungi dan wawancara tanyakan ke

dokternya untuk membantu menegakan diagnosa.

b. Memastikan kasus dan kontak

Cara untuk menentukan Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi bila : 1) Adanya peningkatan jumlah

kasus/insidens suatu penyakit adalah KLB dapat dilakukan dengan cara : membandingkan kasus/insidens dengan jumlah kasus/insidens pada minggu, bulan atau beberapa tahun sebelumnya dalam periode waktu yang sama.

2) Harus selalu diingat bahwa peningkatan jumlah kasus insidens dibandingkan periode waktu sebelumnya belum tentu merupakan suatu KLB.

(7)

ini dapat disebabkan antara lain :

a) Perubahan sistem pelaporan, definisi kasus.

b) Peningkatan kualitas pelayanan yang menyebabkan masyarakat lebih antusias untuk berobat.

c) Peningkatan kualitas diagnosa penyakit. c. Pengumpulan Data

1) Tujuan pengumpulan data

Untuk mendapatkan informasi mengenai sumber penularan atau penyebab KLB, cara penularan,dan population at risk dalam suatu KLB.

2) Langkah-langkah dalam pengumpulan data : a) Tentukan definisi kasus

b) Tentukan Informasi yang akan dikumpulkan c) Susun kuesioner pengumpulan data

d) Pencarian kasus baru dan kontak d. Analisa data

Sebelum melaksanakan analisa data, harus melakukan pembersihan data (data claining)yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang dipercaya kebenarannya, bebas dari salah ketik atau tulis, konsisten.

e. Buat hipotesa tentang sumber penularan dan penyebarannya.

Setelah data dianalisa dilakukan langkah berikutnya adalah membuat hipotesa mengenai sumber penularan, cara penularan dan

population at risk.

f. Penanggulangan dan pencegahan.

Tindakan pencegahan dan penanggulangan KLB harus dilaksanakan sedini mungkin sebenarnya pada saat diagnosa telah diverifikasi. Dengan mengetahui diagnosa suatu penyakit, tindakan pengobatan sudah dilaksanakan segera.

g. Surveilans

(8)

Surveilans adalah kegiatan pengamatan sistematis aktif dan terus menerus terhadap timbulnya dan penyebaran infeksi nosokomial pada suatu peristiwa yang menyebabkan peningkatan atau penurunan resiko tersebut.

h. Komunikasi

Kejadian Luar Biasa dapat dikomunikasikan dengan |jakur komunikasi yang berlaku di RSAU dr. M. Salamun.

PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KETERANGAN :

Petugas Pelaksana / IPCN keliling ruangan setiap hari untuk memonitor pada pasien yang dilakukan tindakan invansif, sehingga Tim PPI bisa mengetahui kejadian infeksi atau KLB secara dini. Selanjutnya bila terjadi out break petugas pelaksana/ IPCN Melaporkan ke Tim PPI. Kemudian Tim PPI mengecek

kebenarannya ke tempat yang melaporkan setelah itu dilanjutkan ke kemudian dilaporkan ke Karumkit untuk mendapatkan tindak lanjut hasil investigasi tersebut.

Kejadian Luar Biasa (KLB) 1. Di dalam jam kerja

a. Pelaksana harian (IPCLN) segera menghubungi IPCN b. Kepala unit kerja menghubungi Karumkit.

5

KEPALA

RSAU dr. M. SALAMUN

TIM PPI

IPCN

(9)

Ketua Tim PPI.

d. Ketua Tim PPI melaporkan kejadian KLB kepada Karumkit dan melakukan tindak lanjut.

e. Membentuk Panitia Adhock untuk Penelusuran masalah dan melaksanakan Investegasi.

2. Diluar jam kerja :

a. Perawat jaga yang menemukan KLB melaporkan kepada Kepala Jaga Ruangan,

b. Kepala Jaga Ruangan menuliskan di catatan keperawatan dan melaporkan kepada Perawat Piket, IPCLN dan juga melaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).

c. IPCLN melaporkan KLB kepada Ketua Tim PPI, perwira piket menyampaikan KLB kepada Kepala Departemen Keperawatan, selanjutnya melaksanakan koordinasi dengan Tim PPI untuk membentuk Panitia Investigasi.

d. Kemudian hasil investigasi di laporkan kepada Karumkital secara tertulis untuk dilaksanakan tindak lanjut.

6

TINDAK LANJUT Ketua Pelaksana/

Tim Adhock Karumkit

Ketua Tim PPI

IPCLN IPCN Kadep Wat Perawat Piket DPJP Piket Ka Jaga RuanganRuangan Perawat Jaga IPCLN KEPALA RSAU dr. M. Salamun Panitia Investigasi Ketua Tim PPI Tindak Lanjut

(10)

SKEMA PENANGANAN : 7

KASUS INFEKSI

Perawat IPCLN

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

IPCN

Tim PPI

Umpan balik dan pembahasan situasi dilakukan bersama manajemen rumah sakit & dokter spesialis penyakit menular yang merupakan

perwakilan dari komite Mengkaji kejadian luar

Biasa dan melakukan Tindakan/strategi Pencegahan yang perlu

KLB infeksi tetap tidak diperiksa

Mengawasi pelaksanaan Tindakan/strategi pencegahan

Rencana lebih lanjut dibahas dengan dokter infeksi dan manajemen rumah sakit KLB infeksi teratasi/ dibatasi agar tidak

meluas

Pelaksanaan rencana tindakan

Dokumen & Data/ Informasi mengenai KLB Infeksi disebarluaskan

Dilakukan pengawasan terus menerus dan evaluasi hingga KLB teratasi

(11)

BAB IV DOKUMENTASI

Pendokumentasian yang dilakukan pada Kejadian Luar Biasa (KLB), disesuaikan dengan Pedoman dan Panduan yang telah disusun

Ditetapkan di Bandung

pada tanggal Oktober 2014 Kepala RSAU dr. M. Salamun,

dr. Didik Kestito, SpBU Kolonel Kes NRP 512677

Ditetapkan di Bandung

pada tanggal Oktober 2014 Kepala RSAU dr. M. Salamun,

Dr. Didik Kestito, SpBU Kolonel Kes NRP 512677 Lampiran 3 Keputusan Karumkitmun Nomor Kep/ /X/2014 Tanggal Oktober 2014

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan pasangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make A

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Maka wajib bagi para ulama dan da’i, dimana saja mereka berada, terlebih lagi di lingkungan rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, untuk mengajari manusia, orang-orang yang

Maka atas pertimbangan dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Purwodadi Perkara Nomor 09/Pid.B/2017/PN Pwd memutuskan Para Terdakwa dikenakan pidana kurungan selama

Konsep desain pada home website ini dibuat berdasarkan keinginan pihak perusahaan, yang menginginkan desain bidang satu warna (monokromatik) yang terlihat seberti

Berdasarkan histogram organoleptik untuk parameter tekstur ikan cakalang asap dari keempat sampel yang diuji dapat dijelaskan bahwa nilai organoleptik untuk parameter

Menurut pendapat penulis rendahnya partisipasi masyarakat dalam program KB pria di Kecamatan Tugu disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah

Variabel Dependen yaitu : dukungan suami dengan pemilihan jenis efek samping IUD dengan keikutsertaan akseptor IUD. Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Penelitian