Exported from http://fisip.ub.ac.id/berita/angkot-dan-bus-minangkabau-membawa-nilai-kesenian-budaya.html export date : Tue, 29 Aug 2017 4:30:05
Angkot dan Bus Minangkabau Membawa Nilai Kesenian Budaya
Laboratorium Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menggelar
acara “Bedah Buku― dengan tema “Angkot dan Bus Minangkabau, Budaya Pop dan Nilai – Nilai Budaya Pop―. Acara ini diisi oleh Prof. David Reeve dari Asosiasi University of South Wales, sekaligus sebagai koordinator ACICIS Australia. Dalam
acara tersebut Reeve menyampaikan uniknya transportasi angkot dan bus di minangkabau, reeve juga menjelaskan jenis angkot dan bus di minangkabau memiliki karaktristik kesenian yang tinggi. “Saya menilai angkot dan bus yang bertransportasi di Padang cukup wow, intensitas dari hiasannya cukup luas, mulai dari hiasan yang mengandung kultur minagkabau, Indonesia, western dan aneka tema yang dipakai transportasi umum tersebut,― jelasnya saat menyampaikan materi di Auditorium Nuswantara Gedung B FISIP UB. Reeve juga turut berpendapat bahwa nilai – nilai budaya yang dibawa oleh transportasi umum tersebut merupakan bahasa yang ingin dikomunikasikan kepada pelanggan, di dalam kajian ilmu komunikasi, bahasa, symbol dan tanda menjadi pembahasan penting dalam penyampaian pesan. “Melalui symbol, gambar yang terdapat pada angkot maupun bus di minangkabau dapat dipahami bahwa si pemilik ingin membuat
masyarakat berpikir sesuatu yang berkaitan dengan identitas dari transportasi itu sendiri― tambahnya dihadapan ratusan audiences (6/4/17). Melalui pengamatannya sehari hari, Reeve membuat penelitian tentang keberadaan angkot dan bus di
minangkabau lalu menyimpulkan jenis – jenis bahasa yang kerap digunakan pada hiasan jendelanya. “Saya menemukan rating bahasa tertinggi yang sering digunakan oleh transportasi umum di Minangkabau adalah bahasa inggris (58%), bahasa
Indonesia (31%) dan bahasa minangkabau (12%), dan dari beberapa simbol yang digunakan sangat beragam seperti lumba – lumba, panda dan kanguru sebagai ikon pop internasional dari China dan Australia, lalu ada banyak sekali gambar planet, bintang, meteor dan roket sebagai simbol ruang angkasa dan masih ada lagi symbol Hi-tech fast,  seperti mobil, kapal
pesiar dan pesawat terbang, semua itu saya anggap sebagai kreatifitas yang sangat unik,― Jelasnya. “Jika pada struktur bahasa saya banyak menemukan percampuran antara bahasa baku dan non baku seperti kalimat centil banget, sabar, jangan malu – malu hingga kalimat yang bernuasa islami seperti jihad, syahadat dan sebagiannya,― Imbuhnya lagi. Reeve menjelaskan semua symbol yang mereka komunikasikan tak lain untuk kepentingan ekonomis, saat angkot atau bus tersebut mendapat pamor di masyarakat minang,  maka pendapatannya bisa dua kali lipat dari harga normal. Selain itu banyak dari masyarakat Minang yang memang menaruh perhatian lebih pada transportasi umum tersebut, hingga tak jarang masyarkat minang
memiliki nomor kontak si sopir angkot, budaya tersebut kemudian menjadi sesuatu yang sangat lumrah di kalangan masyarakat Minangkabau. Pada sesi terakhir, Reeve turut memaparkan pentingnya transportasi umum angkot dan bus, “Masyarakat sangat menyukai angkutan tersebut, namun saya mencoba melihat dari dua sisi yang berbeda, saya berpikir pemerintah minangkabau tidak sependapat dengan masyarakatnya dan tidak menganggap angkot dan bus sebagai aset yang penting di minangkabau , malah dengan datangnya trans padang membuat angkot dan bus perlahan – lahan menghilang, mungkin karena system yang lebih unggul dari keamanan dan kenyamanan, namun disisi lain saya khawatir akan nilai keunikan seni itu sendiri, saya akan mengatakan bahwa semua bentuk seni – seni komersil tersebut sangat luar biasa,