• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keterampilan berbicara materi afrad al-usrah pada mata pelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi qurat al-kalam siswa kelas IVB MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keterampilan berbicara materi afrad al-usrah pada mata pelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi qurat al-kalam siswa kelas IVB MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

SISKAH YUNI ANIQE NIM. D07213037

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siskah Yuni Aniqe, 2017; PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MATERI AFRA<D AL-USRAH PADA MATA

PELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI QURAT AL-KALA<M SISWA KELAS IVB MI TARBIYATUT THOLABAH Tarbiyatut Tholabah Lamongan. Bahasa Arab merupakan bahasa asing yang mana alat yang digunakan untuk berkomunikasi berbentuk huruf hijaiyah. Akan tetapi hasil observasi peneliti di kelas IVB MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan menunjukkan bahwa dari 34 siswa, hanya 15% siswa yang keterampilan berbicaranya sudah baik, dan selebihnya belum terlihat keterampilan berbicaranya. Hal ini disebabkan karena kurangnya variasi strategi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan perbaikan pengajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi Qurat Al-Kala>m.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan strategi qurat al-kala>m dalam materi afra>d al-usrah mata pelajaran bahasa Arab pada siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan, 2) Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara dalam materi afra>d al-usrah mata pelajaran bahasa Arab melalui strategi qurat al-kala>m pada siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

Peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam PTK ini dilakukan dalam dua siklus dengan menggunakan model penelitian dari teory Kurt Lewin, yang mana dalam satu siklus terdapat empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas 4B MI Al-Asyhar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.

(7)

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

C. Tindakan yang Dipilih... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Lingkup Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara ... 8

1. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 8

2. Tujuan Berbicara ... 9

3. Macam-macam Keterampilan Berbicara... 10

(8)

D. StrategiQurat Al-Kala>m ... 17

1. Pengertian StrategiQurat Al-Kala>m ... 17

2. Langkah-langkah Strategi Qurat Al-Kala>m ... 18

3. Kelebihan Dan Kekurangan Strategi Qurat Al-Kala>m ... 18

E. Peningkatan Keterampilan Berbicara Materi Afra>d al-Usrah pada Mata Pelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Strategi Qurat Al-Kala>m ... 19

BAB III METODE PTK A. Metode Penelitian... 21

B. Setting dan Subyek Penelitian ... 24

C. Variabel yang Diteliti ... 24

D. Rencana Tindakan ... 24

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 32

F. Analisis Data ... 38

G. Indikator Kinerja ... 40

H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. Siklus I ... 43

2. Siklus II ... 54

B. Pembahasan………... ... 66

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 74

B. Saran ... 75

(9)
(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa arab merupakan salah satu bahasa di dunia karena dituturkan lebih dari dua ratus juta umat manusia. Secara resmi kurang lebih dua puluh negara menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi. Bahasa Arab mempunyai keistemawaan daripada bahasa-bahasa lainnya karena sekaligus telah menjadi bahasa agama Islam, sebagai sumber ajaran Islam, bahasa kitab suci Islam sehingga dengan demikian sangat erat kaitannya dengan kaum muslimin.1

Bahasa Arab adalah bahasa utama bagi umat Islam disamping bahasa yang lain sebagai penunjang. Bahasa Arab selain merupakan bahasa agama, juga merupakan bahasa yang dipergunakan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan diseluruh bagian dunia yang berperadapan.2

Bahasa Arab mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan sebagian sekolah di Indonesia menambah mata pelajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran pokok. Warga Indonesia mengakui, dengan adanya mata pelajaran bahasa Arab dapat memberikan nilai positif dalam kehidupan sehari-hari di Negara Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. Mempelajari bahasa Arab itu sangat penting, sehingga kita perlu mempelajari dan mengetahui berbagai tujuan dari pembelajaran bahasa Arab.

1 Arsyad, Metode Penelitian Bahasa Arab dan Prakteknya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), 1

(11)

Mata pelajaran Bahasa Arab termasuk mata pelajaran yang harus diikuti oleh seluruh siswa di Indonesia, termasuk siswa MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan. Bahasa Arab merupakan bahasa asing yang mana alat yang digunakan untuk berkomunikasi berbentuk huruf hijaiyah. Dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: guru, strategi, media, dan pendekatan pembelajaran yang diberiakan guru kepada siswa. Guru harus dapat memilih strategi, model, media dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi Afra>d al-Usrah agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sukses dan siswa dapat memahami materi dengan baik.

MI Tarbiyatut Tholabah berdiri sejak tahun 1948 yang merupakan suatu lembaga yang berada di Lamongan tepatnya di Kecamatan Paciran desa Kranji. Di madrasah ini memiliki bangunan yang cukup bagus. Akan tetapi di Madrasah ini fasilitasnya kurang memadai. Dalam lingkungan sekolah ini tidak hanya terdapat unit MI saja, tapi terdapat juga unit MTs dan MA. Madrasah ini memiliki tenaga pendidik yang cukup banyak, dan kebanyakan tenaga pendidik di Madrasah ini sudah bersertifikasi.

(12)

lebih mudah untuk mengkondisikan kelas tersebut. Mata pelajaran bahasa Arab kelas 4B MI Tarbiyatut Tholabah dipegang oleh Bapak Moh. Ali, MR, S.Pd.I Beliau lulusan salah satu perguruan swasta di Gresik. Dan sudah mengajar di MI Tarbiyatut Tholabah selama 18 tahun.

Salah satu masalah yang dijumpai pada obsevasi di MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan kelas 4B pada mata pelajaran bahasa Arab adalah siswa hanya sekedar mendengar, memperhatikan, mencatat, dan mengerjakan soal latihan, padahal seharusnya siswa harus aktif dalam belajaran tersebut seperti berbicara bahasa Arab. Dalam proses pembelajaran bahasa Arab siswa kurang begitu antusias, itu dikarenakan metode yang digunakan lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga sebagian siswa menganggap sulit terhadap mata pelajaran bahasa Arab, itu bisa dilihat dari 100% hanya 15% siswa yang tuntas mencapai nilai KKM keterampilan berbicara bahasa Arab. Berdasarkan hasil wawancara beberapa siswa kelas IVB, siswa kelas IVB ini lebih senang jika diberikan pembelajaran yang bersifat aktif sehingga ketika pembelajarannya bersifat pasif kebanyakan dari mereka cenderung beraktifitas sendiri, terlihat bosan dan memilih berbicara sendiri dengan temannya.

(13)

cocok untuk merangsang kemampuan berfikir siswa, membangkitkan semangat dalam belajar di kelas, siswa lebih aktif dalam pembelajaran materi afra>d al-usrah,

sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bebrabahasa Arab.

Strategi qurat al-kala>m merupakan kegiatan yang bisa digunakan untuk mengajarkan kegiatan berbicara, baik berbicara bahasa Indonesia, Arab maupun Inggris. Dari strategi ini diharapkan mampu menigkatkan kemampuan berbicara. qurat al-kala>m, yaitu aktifitas percakapan berbicara bahasa Arab dengan

mengajukan pertanyaan sambil melempar bola.3

Dari paparan peneliti di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengangkat masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Berbicara Materi Afra>d al-Usrah Pada Mata Pelajaran Bahasa

Arab dengan Menggunakan Strategi Qurat al-Kala>m Siswa Kelas IVB MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi qurat al-kala>m dalam materi afra>d al-usrah mata pelajaran bahasa Arab pada siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan?

(14)

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara dalam materi afra>d al-usrah mata pelajaran bahasa Arab melalui strategi qurat al-kala>m pada siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan, penulis mempunyai sebuah gagasan yang inovatif. Gagasan yang dimaksud adalah dengan menggunakan strategi qurat al-kala>m pada materi Afra>d al-usrah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah lamongan..

Dengan menggunakan strategi qurat al-kala>m siswa akan diajak belajar dengan cara melempar dan menangkap bola, siswa harus menjawab dan membuat pertanyaan ketika mendapat bola. Adapun beberapatindakan yang dapat diakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan:

1. Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kegiatan sesuai dengan strategi qurat al-kala>m.

2. Mengembangkan instrument penilaian yang sesiai dengan strategi qurat al-kala>m.

D. Tujuan Penelitian

(15)

1. Untuk mengetahui penerapan strategi qurat al-kala>m dalam meningkatkan keterampilan berbicara terhadap materi afra>d al-usrah mata pelajaran bahasa Arab pada siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara terhadap materi Afra>dul Usrati> mata pelajaran bahasa Arab melalui strategi qurat al-kala>m

pada siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan. E. Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian meliputi:

1. Mata pelajaran bahasa arab pada materi Afra>dul Usrati>. KI 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia, KD 4.4 Mengungkapkan kata, frasa dan kalimat sederhana secara lisan dan tertulis

terkait topik:

ﺖﻴﺒﻟا

ﰲةﺮﺳﻷا؛ةﺮﺳﻷاداﺮﻓأ؛ناﻮﻨﻌﻟا

3. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

2. Penerapan strategi qurat al-kala>m untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada pelajaran bahasa Arab.

F. Manfaat Penelitian

(16)

1. Manfaat bagi siswa:

Siswa dapat menerima dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab materi afra>d al-usrah dengan mudah dengan menggunakan strategi qurat al-kala>m.

2. Manfaat bagi guru:

Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam mengembangkat perangkat pembelajaran dengan beberapa strategi. Salah satunya dengan strategi qurat al-kala>m untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

3. Manfaat bagi sekolah:

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi kepada sekolah, sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan, serta sumber daya manusia khususnya siswa.

4. Manfaat bagi masyarakat:

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.

5. Manfaat bagi peneliti:

(17)

BAB II

KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara

1. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling penting dalam

berbahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari

oleh para pelajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian

yang sangat mendasar dalam mempelajari bahasa asing.1

Keterampilan berbicara (maharah alkalam / speaking skill) adalah

kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, dan perasaan

kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan

suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan lihat yang

memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk

menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.2

Keterampilan berbicara bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi

lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara

baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang yang

secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai tahap

1 Abd. Wahab Risyidi,

Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN

Maliki Press, 2011), 88

(18)

kemahiran berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan yang

memadai dan mendukung. Aktivitas-aktivitas seperti itu bukan perkara

mudah bagi pembelajaran bahasa, sebab harus tercipta dahulu lingkungan

bahasa yang mengarahkan para peserta didik ke arah sana.3

Sesuai dengan Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang

melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan

untuk mempengaruhi orang lain dengan maksud apa yang dibicarakan

dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal

balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara pembicara dengan

pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif

dan efisien.

2. Tujuan Berbicara

Tujuan Keterampilan Berbahasa secara umum bertujuan agar para

peserta didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik dan wajar. Lebih

lanjut lagi, menurut Abu Bakar, tujuan dari keterampilan atau kemahiran

berbicara adalah sebagai berikut: 1) membiasakan peserta didik

bercakap-cakap dengan bahasa yang fasih. 2) Membiasakan peserta didik

menyusun kalimat yang timbul dari dalam hati dan perasaannya dengan

kalimat yang benar dan jelas. 3) Membiasakan peserta didik memilih kata

(19)

dan kalimat, lalu menyusunnya dalam bahasa yang indah, serta

memperhatikan penggunaan kata pada tempatnya.4

Berbicara menggunakan bahasa asing bukanlah hal yang mudah,

sebagaimana jika berbicara menggunakan bahasa ibu. Oleh karena itu,

hendaknya dalam mengajarkan keterampilan berbicara perlu memperhatikan

teknik pengajaran yang sesuai dengan kemampuan anak didik. Oleh

karena itu, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya terdapat spesifikasi

teknik yang bisa dipakai oleh pemula, menengah, dan tingkat tinggi (ahli).

Diantara teknik tersebut adalah sebagai berikut: tingkat pemula, tingkat

menengah, dan tingkat paling tinggi.

3. Macam-macam Keterampilan berbicara a. Percakapan (Muhaddatsah)

Muhaddatsah yaitu cara menyajikan behasa pelajaran nahasa Arab

melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan

siswa dan antara siswa dan siswa, sambil menambah dan terus memperkaya

penbendaharaan kata-kata (Vocabulary) yang semakin banyak.5

4 Ulin Nuha,

Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: DIVA Press,

2012), 99

(20)

b. Ungkapan secara lisan (Ta’bir Syafahih)

Ta’bir Syafahih adalah latihan membuat karangan secara lisan bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan pelajar dalam mengutarakan pikiran

dan perasaannya.6

B. Mata Pelajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Mata Pelajran Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa utama bagi umat Islam di samping bahasa

yang lain sebagai penunjang. Hal ini karena sumber ajaran Islam semuanya

berbahasa Arab, yang harus dimengerti dan dipahami oleh semua

penganutnya.7

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu pelajaran yang diarahkan

untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan

serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab. Pembelajaran bahasa

arab secara formal di Madrasah merupakan sarana utama bagi peserta didik

untuk menguasai bahasa Arab. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif

terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami

sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan hadits, serta kitab-kitab berbahasa

Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.8

6 Ibid, 116

7 Juwairiyah Dahlan,

Metode Belajar…………,v

8 Permenag RI No.02 Tahun 2008,

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan

Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Pendidikan

(21)

Untuk itu bahasa Arab di Madrasah dipersiapkan untuk pencapaian

kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa

yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicra, membaca dan

menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (Elementary) dititik

beratkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan

berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (Intermediate), keempat kecakapan berbahsa diajarkan secara seimbang. Adapun pada tingkat

pendidikan lanjut (Advanced) dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan

menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai

referensi bahasa Arab.

Materi yang peneliti ambil untuk melakukan penelitian ini yaitu materi

afra>d al-usrah, afra>d al-usrah sendiri yaitu materi mengenai anggota keluarga

seperti, ayah, ibu, kakak, dan lain-lain. Adapun kompetensi dasar dan

indikator untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam penelitian ini,

yaitu :

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

4.4 Mengungkapkan kata, frasa dan kalimat sederhana secara lisan dan tertulis terkait topik

ﰲةﺮﺳﻷا؛ةﺮﺳﻷاداﺮﻓأ؛ناﻮﻨﻌﻟا

ﺖﻴﺒﻟا

4.4.1 Menyusun secara lisan mufradat tentang afra>d al-usrah (anggota keluarga) untuk menjadi kalimat

(22)

afra>d al-usrah (anggota keluarga)

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Arab a. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Arab

Mata pelajaran bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab,

baik lisan maupun tulisan, yang mencakup empat kecakapan

berbahsa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca

(qira’ah), dan menulis (kitabah)

2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai

salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar,

khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara

bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan

demikian peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas

budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.9

b. Ruang lingkup Mata Pelajaran Bahasa Arab

Ruang lingkum mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah

Ibtidaiyah meliputi tema-tema tentang perkenalan, peralatan madrasah,

pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan, di rumah, di kebun, di

(23)

madrasah, di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam, kegiatan

sehari-hari, pekerjaan, rumah dan rekreasi.10

Dalam pembelajaran bahasa apapun di dunia ini tanpa terkecuali

pembelajaran bahasa Arab, senentiasa melalui tahapan-tahapan

keterampilan berbahasa yang sudah masyhur di kalangan ahli bahasa, di

antaranya keterampilan mendengarkan (maharat al-istima’), berbicara

(maharat al-kalam), membaca (maharat al-qiro’at) dan menulis (maharat

al-kitabah).11

1) Pembelajaran Istima’ (mendengar)

Istima’ adalah proses menerima sekumpulan fitur bunyi yang

terkandung dalam kosakta, atau kalimat yang memiliki makna

terkait dengan kata sebelumnya, dalam sebuah topik tertentu.

Mendengar (menyimak) merupakan suatu keterampilan berbahasa

pertama yang dilakukan oleh seseorang yang mulai belajar suatu

bahasa tertentu.

2) Pembelajaran Kalam (berbicara)

Keterampilan berbicara dianggap sebagai keterampilan yang

sangat penting dalam pembelajaran bahasa Asing, karena berbicara

merupakan suatu yang aplikatif dalam bahasa dan merupakan tujuan

awal seseorang yang belajar suatu bahasa. Hanya saja, yang perlu

10 Ibid 22

(24)

diperhatikan dalam pembelajaran ini agar memperoleh hasil yang

maksimal yaitu kemampuan dari seorang guru dan metode yang

digunakanya, karena dua faktor tersebut memiliki dominasi

keberhasilan pembelajaran berbicara.

3) Pembelajaran Qiro’ah (membaca)

Membaca merupakan keterampilan menangkap makna dalam

simbol-simbol bunyi tertulis yang terorganisir menurut sistem

tertentu. Alat indra penglihatan (mata) sangat memiliki peran

penting dalam proses tersebut. Namun qiro’ah (membaca) bukanlah

sekedar proses kerja dari indra mata dan alat ujar saja. Tetapi ia

juga merupakan aktivitas aqliyah, meliputi: pola berpikir, menganalisis, menilai, problem-solving, dan sebagainya.

4) Pembelajaran Kitabah (menulis)

Menulis merupakan salah satu keterampilan penting dalam

pembelajaran bahasa Arab. Jika berbicara merupakan sarana untuk

berkomunikasi aktif dengan orang lain sehingga dapat

mengungkapkan perasaan dan pemikirannya dan membaca merupakan alat yang digunakan orang untuk mengetahui sesuatu

yang terjadi pada masa-masa sebelumnya, maka menulis merupakan

suatu aktifitas untuk mengaktualisasikan kemampuan dirinya dan

(25)

Materi Afra>d al-Usrah

Peneliti telah menggunakan materi afra>d al-usrah. Dimana Afra>d al-usrah

yaitu anggota keluarga. Berikut kosa kata anggota keluarga dan kosa kata lain

dalam bahasa arab:

Tabel 2.2 Kosa Kata Anggota Keluarga dan Kosa Kata lain dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.

Anggota Keluarga dalam Bahasa Arab

Anggota Keluarga dalam Bahasa Indonesia

ٌبَأ

Ayah

ﱞمُأ

Ibu

ٌخَأ

Saudara laki-laki

ٌH ْJُأ

Saudara perempuan

ﱞKَL

Kakek

ٌةﱠKَL

Nenek

ﱞOَP

Paman dari saudara ayah

ٌQﱠRَP

Bibi dari saudara ayah

ٌلTَJ

Paman dari saudara ibu

ٌQَUTَJ

Bibi dari saudara ibu

ْVَﻣ

Siapa

(26)

ٌOْYِا

Nama

َ\َﻣ

Bersama

َVَ]َY

Tinggal

Tَﻣ

Apa

ِHْ^َ_ْUاُQﱠ`اَر

Ibu rumah tangga

C. StrategiQurat Al-Kala>m

1. Pengertian StrategiQurat Al-Kala>m

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategia. Strategi merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai

suatu keuntungan. Demikian juga strategi didefinisikan sebagai suatu garis

besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.12

Qurat al-kala>m, yaitu aktifitas percakapan berbicara bahasa Arab

dengan mengajukan pertanyaan sambil melempar bola. Teknik ini hampir

sama dengan al-sual al-musalsal, hanya bedanya pada alur pertanyaan yang tidak berurutan dari arah kanan ke kanan.13

Strategi qurat al-kala>m hampir sama dengan strategi Snowball

Thhrowing. Strategi Snowball Thhrowing adalah salah satu jenis

pembelajaran kooperatif yang didesain seperti game melempar bola. Kedua

12 Martinis Yamin,

Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Ciputat Mega Mall,

2012), 64

(27)

strategi tersebut sama-sama menggunakan bola, baik biasa maupun bola

kertas dan sama-sama untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hal

tertentu. Pada strategi Qurat al-kala>m digunakan khusus untuk mengetahui

kemampuan atau keterampilan berbicara siswa, sedangkan pada strategi

Snowball Thhrowing digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman

maupun kemampuan lain siswa.

2. Langkah-langkah Strategi Qurat Al-Kala>m

Setiap strategi memiliki alur atau langkah-langkah pelaksanaan,

demikian pula dengan strategi qurat al-kala>m. Berikut langkah-langkah

strategi qurat al-kala>m:14

a. Guru memberikan materi percakapan

b. Guru mengajukan pertanyaan pertama kemudian melemparkan bola

tersebut kepada salah seorang siswa

c. Siswa yang menerima bola menjawab pertanyaan tersebut kemudian ia

segera membuat pertanyaan dan melemparkan bola ke teman lainnya

untuk menjawab

Demikian dilakukan secara bergantian melempar dan menerima bola

sambil bertanya dan menjawab.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Strategi Qurat Al-Kala>m a. Kelebihan strategi qurat al-kala>m

(28)

1) Mudah dilaksanakan

2) Mudah mengorganisir kelas

3) Guru mudah menguasai kelas

4) Mudah menyiapkannya

5) Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak

6) Siswa lebih antusias dalam pembelajaran

7) Melatih siswa lebih focus dan lebih siap

8) Saling memberikan pengetahuan

9) Terciptanya suasana belajar yang komunikatif

b. Kekurangan strategi qurat al-kala>m

1) Adanya kemungkinan kesamaan jawaban dan soal

2) Strategi qurat al-kala>m sulit dalam merencanakan pembelajaran

karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran qurat

al-kala>m akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

4) Banyak menyita waktu dalam melakukan strategi qurat al-kala>m

D. Peningkatan Keterampilan Berbicara Materi Afra>d al-Usrah pada Mata Pelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Strategi Qurat Al-Kala>m

Penerapan strategi qurat al-kala>m pada materi afra>d al-usrah

(29)

dari penerapan strategi ini diharapkan dapat merangsang kreaktif siswa, siswa

terlibat lebih aktif dan guru hanya memberikan bantuan secara bertahap

sehingga merangsang siswa melakukan aktivitas baik individual maupun

kelompok sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara dengan baik.

Penerapan strategi ini juga menjadikan suasana proses belajar mengajar

menjadi lebih menyenangkan. Siswa terlihat lebih antusias ketika

pemebelajaran berlangsung, dibandingkan ketika guru menggunakan metode

ceramah. Sehingga siswa dapat dengan mudah menerima pelajaran yang

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan

kelas. Kata Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom

Action Research, yang berarti penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan keterampilan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah. Bentuk PTK bersifat reflektif yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan- tindakan

yang dilakukan. Di samping itu juga untuk melakukan perbaikan- perbaikan

kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran dilakukan, serta dilakukan

secara kolaboratif.1

PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”.

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan

kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang

senagaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya

berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah

(31)

sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang

sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen yang sama.2

Dari pengertian tersebut maka penelitian tindakan kelas adalah penelitian

tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka

memecahkan masalah sampai masalah itu dapat dipecahkan.

Dalam pelaksanaanya, penelitihan tindakan kelas ini, menggunakan

model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini

menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama

classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang

memperkenalkan action reserch. Konsep pokok action reserch menurut

Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)

aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi

(reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan

sebuah siklus.3

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt

Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut.

2

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2013), 4

3 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research];Teori

(32)

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data

yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan kelas

berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan

mengembangkan teori yang bersifat umum (general). Penelitian tindakan

kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan

hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat saja

diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang

dimiliki peneliti.4

(33)

Setting dan Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

b. Waktu penelitian : Semester genap tahun ajaran 2016 – 2017.

2. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B MI Tarbiyatut

Tholabah Lamongan tahun ajaran 2016 – 2017 dengan jumlah 34 siswa

dalam satu kelas.

B. Variabel yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel input : Siswa kelas IV B MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan

tahun ajaran 2016 – 2017.

2. Variabel proses : Penerapan strategi qurat al-kala>m

3. Variabel output : Peningkatan keterampilan berbicara materi afra>d

al-usrah pada mata pelajaran bahasa Arab.

C. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt

(34)

komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan

(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).5

Beberapa prosedur yang peneliti lakukan di kelas IVB MI Tarbiyatut

Tholabah Lamongan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan

peneliti antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

2) Mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan

di kelas

3) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mengucapkan salam

b) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan basmalah

bersama-sama.

(35)

c) Guru mengecek kehadiran siswa

d) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran dengan member Ice breaking bernyanyi

“pohon mangga”.

e) Guru melakukan apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan

sekilas tentang (bersama siapa saja kalian tinggal di rumah?)

f) Guru menginformasikan materi yang akan di ajarkan yaitu

tentang “Afra>d al-Usrah”

g) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang diharapkan

2) Kegiatan Inti

a) Siswa membuka buku paket bahasa Arab dan mempelajarinya

b) Guru menjelaskan sedikit mengenai percakapan tentang afra>d

al-usrah.

c) Guru melemparkan bola kertas kepada salah satu siswa

d) Siswa yang menerima bola harus menjawab pertanyaan guru

mengenai afra>d al-usrah, kemudian siswa yang menerima bola

harus melemparkan ke teman yang lainnya, dan memberikan

pertanyaan mengenai afra>d al-usrah kepada siswa yang

menerima bola. Dilanjutkan sampai semua siswa mendapatkan

bola.

(36)

Siswa mempersiapkan percakapan dengan tema afra>d al-usrah

f) Setiap kelompok bergantian maju kedepan untuk

mempraktikkan percakapan yang telah dibuat

g) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah

diajarkan

3) Kegiatan Penutup

a) Guru memberikan umpan balik dengan cara mengajukan

pertanyaan- pertanyaan kepada siswa secara merata.

b) Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan hasil

belajar

c) Guru melakukan evaluasi

d) Siswa bersama guru membaca hamdalah untuk mengakhiri

kegiatan pembelajaran

e) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai berikut:

1. Mengamati guru dalam proses pembelajaran.

2. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan

(37)

d. Refleksi

Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan serta rencana bagi tindakan siklus selanjutnya.

1) Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil

observasi

2) Merevisi proses pembelajaran terhadap hal-hal yang masih

dianggap sulit oleh siswa

3) Memberi solusi untuk mengatasi masalah siswa

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan

peneliti antara lain:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif

pemecahan masalah

2) Membuat ulang rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tindakan

1) Kegiatan Pendahuluan

(38)

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

basmalah bersama-sama.

b) Guru mengecek kehadiran siswa

c) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran. (jika guru bilang bum maka

siswa harus menghentakkan kaki, dan jika guru bilang cek

maka siswa harus menepuk bangku)

d) Guru melakukan apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan

(siapa yang tahu apa bahasa arabnya ibu, ayah, kakak,

adik, nenek, kakek?)

e) Guru menginformasikan materi yang akan di ajarkan yaitu

tentang “Afra>d al-Usrah”

f) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang

diharapkan

2) Kegiatan Inti

a) Siswa membuka buku paket bahasa Arab

b) Siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi afra>d

al-usrati> dalam buku

c) Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai afra>d al-usrah.

(39)

e) Siswa yang menerima bola harus menjawab pertanyaan guru

mengenai afra>d al-usrah, kemudian siswa yang menerima

bola harus melemparkan keteman yang lainnya, dan

memberikan pertanyaan mengenai afra>d al-usrah kepada

siswa yang menerima bola. Dilanjutkan sampai semua siswa

mendapatkan bola. Bagi siswa yang tidak dapat menjawab

dan dapat membuat pertanyaan siswa tersebut harus maju ke

depan untuk bernyanyi.

f) Siswa dibagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 siswa

g) Siswa melakukan percakapan dengan tema afra>d al-usrah

dengan membawa foto keluargaa

h) Setiap kelompok bergantian maju kedepan untuk

mempraktikkan percakapan yang telah dipersiapkan

i) Guru memberikan reward kepada pasangan yang mendapat

nilai tertinggi

j) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah

diajarkan

3) Kegiatan Penutup

a) Guru memberikan umpan balik dengan cara mengajukan

(40)

b) Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan hasil

belajar

c) Guru melakukan evaluasi

d) Guru menyampaikan pelajaran minggu depan

e) Siswa bersama guru membaca hamdalah untuk mengakhiri

kegiatan pembelajaran

f) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai berikut:

1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran.

2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

d. Refleksi

Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan serta rencana bagi tindakan siklus selanjutnya.

1) Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil

observasi

2) Merevisi proses pembelajaran terhadap hal-hal yang masih

dianggap sulit oleh siswa

(41)

D. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik

atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.6

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu :

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan

kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.

Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini,

meliputi:

1) Gambaran umum subyek penelitian yakni MI Tarbiyatut Tholabah

Lamongan.

2) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

3) Strategi pembelajaran yang dipakai dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah qurat al-kala>m.

4) Aktivitas guru (lembar observasi aktivitas guru).

5) Aktivitas siswa (lembar observasi aktivitas siswa).

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.

Data kuantitatif dalam penelitian ini bisa didapatkan dari data jumlah

(42)

siswa, nilai non tes kemampuan berbicara siswa, serta prosentase dari

instrumen aktivitas guru dan aktivitas siswa Adapun yang termasuk

data kuantitatif pada penelitian ini, meliputi:

1) Data jumlah siswa kelas IV B

2) Data prosentase ketuntasan minimal

3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa.7

2. Cara Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan perlu melakukan

pengumpulan data. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi (Pengamatan) merupakan upaya yang dilakukan

pelaksana PTK untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama tindakan itu berlangsung dengan menggunakan alat

bantu atau tidak.8 observasi dalam PTK dapat dilakukan untuk

memantau aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran berlangsung.

Adapun yang dilakukan pada waktu pengamatan adalah

mengamati gejala-gejala sosial dalam katagori yang tepat, mengamati

(43)

berkali-kali dan mencatat segera dengan menggunakan alat bantu

mekanik.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan sebuah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden

(orang yang diwawancarai), dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara. 9

Peneliti mengadakan wawancara yang dijadikan sebagai subyek

penelitian yaitu siswa kelas IVB dan guru bahasa Arab kelas IV B MI

Tarbiyatut Tholabah yakni Bapak Moh. Ali, MR. S.Pd.I. Teknik

wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil

belajar siswa materi afra>d al-usrah sebelum dan sesudah PTK

dilakukan dan juga respon siswa terhadap pembelajaran yang telah

dilakukan.

c. Non Tes

Peneliti menggunakan instrumen teknik penilaian untuk

mengumpulkan data, dalam hal ini peneliti menggunakan teknik Non

tes. Non tes dilakukan untuk mengukur tingkat keterampilan

berbicara siswa pada materi afra>d al-usrah. Sebagai bagian

9 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005),

(44)

assesmen otentik, penilaian berbicara yang praktis dilakukan lewat

pembuatan rubrik. Rubrik dapat dibuat sendiri oleh guru

berdasarkan bahan tugas yang diberikan. Rubrik penilaian non tes

(Performance). Dan dari keterampilan berbicara tersebut dapat

diketahui keberhasilan menggunakan strategi qurat al-kala>m

dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa. Adapun rubrik

(45)

Tabel 3.1 Rubrik penilaian performance keterampilan berbicara

Berilah tanda ( ) pada kolom penilaian

No. Nama

Siswa

A s p e k

Total nilai Kesesuaian

materi

Ketepatn sususnan

Penguasaan kosa kata

Percaya diri

Jumlah kalimat

(46)

Keterangan:

Kesesuaian materi

1 = Tidaksesuai dengan materi yang ditentukan

2 = Kurang sesuai dengan materi yang ditentukan

3 = Cukup sesuai dengan materi yang ditentukan

4 = Sangat sesuai dengan materi yang ditentukan

Ketepatan susunan

1 = Semua kalimat tidak sesuai dengan susunan yang benar

2 = Sebagian kecil kalimat yang sesuai dengan susunan yang benar

3 = Sebagian besar kalimat yang sesuai dengan susunan yang benar

4 = Semua kalimat sesuai dengan susunan yang benar

Penguasaan kosa kata

1 = Kosa kata yang digunakan 1-5

2 = Kosa kata yang digunakan 6-10

3 = Kosa kata yang digunakan 11-15

4 = Kosa kata yang digunakan 16-tak terbatas

Fashohah

1 = Tidak lancar dan berbicara pelan

2 = Tidak lancar dan berani berbicara

3 = Sedikit lancar dan berani berbicara

4 = Lancar dan berani berbicara

Jumlah kalimat

1 = Kalimat yang digunakan 2-4 kalimat

2 = Kalimat yang digunakan 6-8 kalimat

3 = Kalimat yang digunakan 10-12 kalimat

(47)

Teknik Penilaian Skor yang Diperoleh Skor Maksimal

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, rapat, agenda, san sebagainya. Dalam penelitian ini

metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data

seperti profil, daftar guru dan karyawan, nama-nama siswa kelas IV

B, foto sebagai penunjang data.

E. Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi

kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon

siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.10

10 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV.Yrama

Widya, 2009), 40

(48)

1. Analisis Persentase Aktivitas Guru dan Siswa

Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung

presentase aktivitas guru dan siswa. Rumus menghitung persentasi

aktivitas guru dan siswa adalah :11

Persentase aktivitas (guru/siswa) =

100% ……….Rumus 1

Untuk memberikan makna terhadap angka persentase, maka

digunakan ketetapan sebagai berikut :

76%-100% = Baik Sekali

51%-75% = Baik

26%-50% = Cukup

< 26% = Kurang

2. Analisis ketentuntasan

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya

dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai

rata-rata. Untuk menghitung rata-rata kelas menggunakan rumus sebagai

berikut:12

=〰 ………Rumus 2

Keterangan : X = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah semua nilai siswa

11

Nana Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1998), 128

(49)

N = Banyak siswa

Kriteria nilai rata-rata klasikal siswa dikatakan berhasil apabila

memperoleh 75, jika dalam satu kelas nilai rata-rata klasikalnya <75,

maka belum bisa dikatakan berhasil

Untuk menentukan ketuntasan keterampilan berbicara siswa pada

siklus I dan siklus II dapat digunakan rumus:13

p = x 100% …. Rumus 3

Keterengan :

P = Persentase yang akan dicari

Kriteria ketuntasan siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh ≥

75% dari skor maksimal. Dan suatu pembelajaran dikatakan efektif jika

ketuntasan klasikalnya ≥ 75% maksudnya jika dalam satu kelas siswa

yang berhasil ≥ 75% maka ketuntasannya tercapai.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau

memperbaiki KBM di kelas.14 Melihat latar belakang permasalahan dan untuk

meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam materi afra>d al-usrah,

maka digunakan indikator sebagai berikut:

13

Ibid, 150

14 Kusnandar, Langkah-langakah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

(50)

1. Meningkatnya nilai siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan

Maksimal (KKM) 75 berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

pada strategi qurat al-kala>m.

2. Jika persentase ketuntasan sekurang-kurangnya 75% yang mencapai KKM

maka dinyatakan berhasil, tetapi jika belum mencapai 75% maka harus

melanjutkan siklus berikutnya.

3. Meningkatnya nilai rata-rata klasikal dengan memperoleh nilai 75

4. Terlaksananya langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan strategi qurat

al-kala>m yang dikategorikan baik apabila persentase kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran dan kemampuan siswa dalam mengikuti

pembelajaran ≥80%.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

1. Guru (Bapak Moh. Ali, MR. S.Pd.I.) , bertugas:

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan

b. Melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar

c. Mitra kerja peneliti dalam pengambilan data

2. Peneliti (Siskah Yuni Aniqe), bertugas:

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan

b. Menyusun RPP dan instumen penelitian

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi qurat

(51)

d. Mendiskripsikan hasil observasi PTK

e. Menganalisis hasil penelitian tiap siklus

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

pembelajaran yang dilakukan proses belajar mengajar di kelas. Dalam

penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, adapun paparannya sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Penerapan Strategi Qurat al-Kala>m pada Siswa Kelas IVB MI

Tarbiyatut Tholabah Lamongan

Siklus I ini dilakukan pada proses pembelajaran bahasa Arab

materi afra>d al-usrah dengan menggunakan strategi qurat al-kala>m di

kelas IVB MI Tarbiyatut Tholabah Lamongna dengan jumlah siswa

sebanyak 34 anak pada hari Kamis, 12 April 2017 jam pelajaran

pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x35

menit).

Pada siklus I materi afra>d al-usrah diterapkan strategi qurat

al-kala>m, adapun kegiatan awal yang dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran adalah memberikan Ice breaking kepada semua siswa

agar siap dan senang dalam mengikuti pelajaran dengan bernyanyi

(53)

tentang materi afra>d al-usrah, tidak lupa guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Pada saat pembelajaran inti, guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk membuka buku dan mepelajari materi yang akan

dipelajari selama 5 menit. Kemudian guru menjelaskan sedikit

mengenai percakapan tentang afra>d al-usrah. Guru menjelaskan

mengenai strategi yang akan dilakukan dalam pembelajaran kepada

siswa, dan guru mulai melemparkan bola kertas kepada salah satu

siswa, siswa yang mendapatkan kertas harus menjawab pertanyaan

guru, setelah siswa menjawab siswa harus melemparkan bola kertas ke

temannya yang lain dan memberikan pernyaan kepada teman yang

mendapatkan bola. Kegiatan tersebut dilakukan hingga semua siswa

mendapatkan bola.

Kegiatan selanjutya yaitu guru membagi kelompok, setiap

kelompok terdiri dari dua siswa, setiap kelompok wajib maju ke depan

melakukan percakapan yang sudah direncanakan. Setelah itu guru

memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari.

Kegiatan yang dilakukan pada akhir pembelajaran adalah

sebelum menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan, guru

membrikan umpan balik kepada siswa dengan memberi

(54)

evaluasi setelah evaluasi dilakukan proses belajar mengajar dianggap

selesai dan ditutup dengan doa.

b. Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa dalam Penerapan

Strategi Qurat al-Kala>m

1) Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat mengajar

yang diperlukan seperti: RPP, format kegiatan guru, format

kegiatan siswa, instrumen penelitian, media atau alat bantu

pemebelajaran berupa bola kertas dan sumber belajar yaitu berupa

buku bahasa Arab.

2) Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan hasil perencanaan yang telah dibuat,

diimplementasikan dalam proses belajar mengajar.

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi qurat al-kala>m pada siklus I

adalah pada kegiatan awal guru mengucap salam dan membuka

pelajaran dengan mengucapkan basmallah, kemudian guru

mengecek kehadiran siswa, dan mengondisikan siswa agar siap

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pada kegiatan inti, siswa membuka buku paket bahasa

arab, dan diberi kesempatan untuk mempelajari materi yang akan

(55)

guru menjelaskan sedikit mengenai percakapan tentang afra>d

al-usrah. Setelah menjelaskan dan siswa sudah faham guru

melemparkan bola kertas kepada salah satu siswa, Siswa yang

mendapatkan bola harus menjawab pertanyaan guru mengenai

afra>d al-usrah. Setelah menjawab siswa tersebut melemparkan

bola ke teman yang lainnya dan memberikan pertanyaan mengenai

afra>d al-usrah. Kegiatan tersebut dilakukan sampai semua siswa

mendapatkan bola. Untuk mengetahui keterampilan berbicara

bahasa arab, guru membagi kelompok setiap kelompok terdiri dari

dua siswa. Setiap kelompok harus mempraktikkan percakapan

mengenai afra>d al-usrah yang telah direncanakn oleh kelompok

tersebut, dimana aspek yang dinilai pada prakik percakapan

tersebut yaitu kesesuaian materi, ketepatan susunan, penguasaan

kosa kata, percaya diri, dan jumlah kalimat yang digunakan.

Setelah melakukan percakapan guru memberikan penguatan

terhadap materi yang sudah dipelajari.

Kegiatan yang dilakukan pada akhir pembelajaran adalah

menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan. Guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun tidak ada yang

bertanya. Jadi dirasa proses belajar mengajar dianggap selesai dan

(56)

guru bahasa Arab dan mahasiswa melakukan evaluasi tentang

kekurangan yang perlu diperbaiki dan kelebihan yang harus

ditingkatkan lagi dalam siklus II.

3) Observasi Tindakan

Dalam hal ini, guru mengamati kegiatan peneliti yang

bertugas sebagai guru sementara pada saat pembelajaran dan

mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan pedoman

observasi guru dan siswa, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Kegiatan Skor

1 2 3 4

1 Membuka pelajaran, meliputi : a. Menarik perhatian

b. Menimbulkan motivasi c. Menunjukkan kaitan d. Menyampaikan tujuan

2 Penguasaan materi ajar, meliputi : a. Orientasi, motivasi, dan bahasa

(sederhana dan jelas).

(57)

4 Performance, meliputi :

a. Suara intonasi, nada, dan irama. b. Posisi dan gerakan guru.

c. Pola interaksi perhatian pada siswa.

a. Pertanyaan jelas dan konkrit. b. Pertanyaan memberikan waktu

8 Menutup pembelajaran, meliputi : a. Memberi reward / penghargaan

(58)

Keterangan :

1 : jika ada satu dari empat 2 : jika ada dua dari empat butir 3 : jika ada tiga dari empat butir 4 : jika lengkap empat butir

= ℎ × 100 %

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam

kegiatan pembelajaran pada tabel di atas, jumlah yang diperoleh

28 dari skor maksimal 32 Dengan demikian, prosentase skor yang

diperoleh guru adalah 87,5% hal ini menunjukkan kriteria baik

sekali.

Pada penelitian siklus pertama ini, hasil observasi yang

didapat sudah dalam katagori baik sekali, hanya saja ada

point-point yang kurang maksimal, sehingga peneliti akan memperbaiki

pada siklus selanjutnya.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Indikator / Aspek Yang Diamati Skor Penilaian 3. Siswa memusatkan perhatian

(59)

Keterangan:

Pengisian Lembar Observasi Siswa dengan memberi tanda Checklist (√)

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang 2 : jika aktivitas siswa cukup.

3 : jika aktivitas siswa sangat baik.

= ℎ × 100%

Berdasarkan hasil observasi siswa diperoleh skor 18 dari

skor maksimalnya adalah 24. Dengan demikian prosentase skor

yang diperoleh adalah 70,8% yang berarti aktifitas siswa selama

kegiatan pembelajaran bearada dalam kategori baik.

4. Siswa antusias ketika diperkenalkan dan dijelaskan oleh guru cara berbicara bahasa arab dengan menggunakan strategi qurat al-kala>m

5. Siswa berbicara bahasa arab dengan menggunakan strategi qurat al-kala>m dengan baik 6. Siswa melakukan percakapan

dengan kelompokyang sudah dibagi oleh guru.

7. Setiap kelompok melakukan percakapan secara bergantian dengan tertib.

(60)

Dari hasil observasi siswa juga terdapat kekurangan,

diantaanya siswa kurang antusias ketika diperkenalkan dan

dijelaskan oleh guru cara berbicara bahasa arab dengan

menggunakan strategi qurat al-kala>m, karena

sebelum-sebelumnya siswa belum pernah diajarkan dengan menggunakan

strategi tersebut, sehingga pada awal pembelajaran siswa cukup

kesulitan, akan tetapi setelah dijelaskan secara berulang-ulang

oleh peneliti yang bertugas sebagai guru siswa cukup faham akan

tetapi dalam aspek berbicara bahasa arab dengan menggunakan

strategi qurat al-kala>m dengan baik dalam katagori cukup karena

sebelumnya siswa belum bisa berbicara bahasa Arab dengan baik.

Dan dalam aspek lain-lainnya seperti Siswa merespon

apersepsi/motivasi yang diberikan oleh guru dalam katagori sangat

baik. Dengan begitu pembelajaran dikatakan baik oleh peneliti dan

untuk hasil yang lebih baik perlu dilaksanakan siklus selanjutnya.

Tabel 4.3 Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

(61)
(62)

Jumlah anak yang tidak tuntas

16

Persentase

Ketuntasan ∑ - . / 0 〱 1

∑ -

× 100%

18

34× 100%

=

52%

Dari table diatas, dapat dijelaskan bahwa dengan

menerapkan strategi qurat al-kala>m pada siklus 1 diperoleh nilai

rata-rata sebesar 71,4 dan presentasi ketuntasan belajar mencapai

52 % atau ada 18 dari 34 siswa telah tuntas belajar, hasil tersebut

menunjukkan bahwa secara klasikal nilai yang dicapai siswa

tergolong cukup baik. Akan tetapi masih perlu peningkatan lagi,

karena secara individu siswa yang belum tuntas dalam belajar

masih terdapat 16 siswa. Jadi perlu adanya tindakan siklus II.

4) Refleksi

Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus I selesai

dilakukan, peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan

untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada

siklus I. Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan untuk melakukan

(63)

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru seusai

pembelajaran menyimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang

perlu diperbaiki, diantaranya Dari variasai belajar yang baru atau

strategi yang digunakan guru dalam pemebelajaran bahasa arab ini

awalnya membuat siswa kesulitan akan tetapi setelah dijelaskan

secara berulang-ulang siswa dapat memahami intuksi guru

sehingga untuk siklus selanjutnya diharapkan ketika guru

memberikan bimbingan atau arahan bahasanya perlu diperbaiki

agar siswa mudah memahami apa yang disampaikan. Guru harus

memperbaiki kemampuan mengelola waktu dengan tepat sesuai

dengan RPP yang telah dibuat. Dan dalam hal memberikan

pertanyaan kepada siswa pada siklus selanjutnya guru diharapkan

memberikan pertanyaan kepada siswa secara merata karena dari

pertanyaan tersebut dapat mengetahui kemapuan awal siswa.

2. Siklus II

a. Penerapan Strategi Qurat al-Kala>m pada Siswa Kelas IVB MI

Tarbiyatut Tholabah Lamongan

Siklus II ini dilakukan pada proses pembelajaran bahasa Arab

materi afra>d al-usrah dengan menggunakan strategi qurat al-kala>m di

kelas IVB MI Tarbiyatut Tholabah Lamongna dengan jumlah siswa

(64)

pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x35

menit).

Pada siklus II materi afra>d al-usrah diterapkan strategi qurat

al-kala>m, adapun kegiatan awal yang dilakukan oleh guru dalam

proses pembelajaran adalah memberikan Ice breaking kepada semua

siswa agar siap dan senang dalam mengikuti pelajaran dengan

memberi aba-aba jika guru berkata “bum” maka siswa harus

menghentakkan kaki dan jika guru berkata “cek” maka siswa harus

bertepuk tangan satu kali dan selanjutnya guru memberikan apersepsi

tentang materi afra>d al-usrah, tidak lupa guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Pada saat kegiatan inti, guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk membuka buku dan mepelajari materi yang akan

dipelajari selama 5 menit. Kemudian guru bertanya kepada siswa

secara satu persatu mengenai kosa kata maupun percakapan tentang

afra>d al-usrah secara cepat. Guru menjelaskan mengenai strategi yang

akan dilakukan dalam pembelajaran kepada siswa, dan guru mulai

melemparkan bola kertas kepada salah satu siswa, siswa yang

mendapatkan kertas harus menjawab pertanyaan guru, setelah siswa

menjawab siswa harus melemparkan bola kertas ke temannya yang

(65)

Kegiatan tersebut dilakukan hingga semua siswa mendapatkan bola.

Siswa yang tidak bisa menjawab dan tidak bisa membuat pertanyaan,

siswa tersebut harus maju ke depan untuk bernyanyi

Kegiatan selanjutya yaitu guru membagi kelompok, setiap

kelompok terdiri dari dua siswa, setiap kelompok wajib maju ke depan

melakukan percakapan yang sudah direncanakan. Kelompok yang

mendapat nilai tertinggi akan diberi reward oleh guru. Setelah itu guru

memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari.

Kegiatan yang dilakukan pada akhir pembelajaran adalah

sebelum menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan, guru

membrikan umpan balik kepada siswa dengan memberi

pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang disampaikan. Guru melakukan

evaluasi setelah evaluasi dilakukan proses belajar mengajar dianggap

selesai dan ditutup dengan doa.

b. Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa dalam Penerapan

Strategi Qurat al-Kala>m

1) Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti membuat perencanaan atas dasar

pengamatan peneliti dengan melihat nilai tes pada siklus I. Peneliti

juga mempersiapkan perangkat mengajar yang diperukan seperti:

(66)

penelitian, media atau alat bantu pemebelajaran berupa bola kertas

dan sumber belajar yaitu berupa buku bahasa Arab.

2) Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan hasil perencanaan yang telah dibuat,

diimplementasikan dalam proses belajar mengajar.

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi qurat al-kala>m pada siklus I

adalah pada kegiatan awal guru mengucap salam dan membuka

pelajaran dengan mengucapkan basmallah, kemudian guru

mengecek kehadiran siswa, dan mengondisikan siswa agar siap

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pada kegiatan inti, siswa membuka buku paket bahasa

arab, dan diberi kesempatan untuk mempelajari materi yang akan

dipelajari selama 5 menit. Setelah waktu yang ditentukan selesai,

Kemudian guru bertanya kepada siswa secara satu persatu

mengenai kosa kata maupun percakapan tentang afra>d al-usrah

secara cepat. Setelah guru bertanya, guru melemparkan bola kertas

kepada salah satu siswa, Siswa yang mendapatkan bola harus

menjawab pertanyaan guru mengenai afra>d al-usrah. Setelah

menjawab siswa tersebut melemparkan bola ke teman yang

lainnya dan memberikan pertanyaan mengenai afra>d al-usrah.

(67)

bola. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dan tidak bisa

membuat pertanyaan siswa harus maju ke depan untuk bernyanyi.

Untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa arab, guru

membagi kelompok setiap kelompok terdiri dari dua siswa. Setiap

kelompok harus mempraktikkan percakapan mengenai afra>d

al-usrah yang telah direncanakn oleh kelompok tersebut, dimana

aspek yang dinilai pada prakik percakapan tersebut yaitu

kesesuaian materi, ketepatan susunan, penguasaan kosa kata,

percaya diri, dan jumlah kalimat yang digunakan. Kelompok yang

mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan reward dari guru.

Setelah melakukan percakapan guru memberikan penguatan

terhadap materi yang sudah dipelajari.

Kegiatan yang dilakukan pada akhir pembelajaran adalah

guru memberikan umpan balik dengan bertanya kepada siswa

mengenai pelajaran yang sudah dipelajari kemudian menarik

kesimpulan dari materi yang diajarkan. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya, namun tidak ada yang bertanya. Jadi

dirasa proses belajar mengajar dianggap selesai dan ditutup

dengan do’a. Setelah melakukan proses belajar mengajar, guru

bahasa Arab dan mahasiswa melakukan evaluasi mengenai

(68)

3) Observasi Tindakan

Dalam hal ini, guru mengamati kegiatan peneliti yang

bertugas sebagai guru sementara pada saat pembelajaran dan

mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan pedoman

observasi guru dan siswa, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Kegiatan Skor

1 2 3 4

1 Membuka pelajaran, meliputi : a. Menarik perhatian

b. Menimbulkan motivasi c. Menunjukkan kaitan d. Menyampaikan tujuan

2 Penguasaan materi ajar, meliputi : a. Orientasi, motivasi, dan bahasa

(sederhana dan jelas).

(69)

4 Performance, meliputi : a. Suara intonasi, nada, dan

irama.

b. Posisi dan gerakan guru. c. Pola interaksi perhatian pada

siswa.

a. Pertanyaan jelas dan konkrit. b. Pertanyaan memberikan waktu

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator
Tabel 2.2 Kosa Kata Anggota Keluarga dan Kosa Kata lain
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
Tabel 3.1 Rubrik penilaian performance keterampilan berbicara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Adriansyah et al., (2017) dan Dewi (2016), yang menggunakan kelima indikator tersebut untuk menggambarkan

Kesejahteraan hidup akan lebih sempurna apabila pengurusan harta dapat dilaksanakan mengikut prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh agama Islam berteraskan maqasid

Analisis ketercapaian KKM diperoleh dengan membandingkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar sebelum pembelajaran berbasis masalah dan

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh tekanan dan rasio refluks pada distilasi fraksinasi vakum minyak daun

Suatu proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika ada rasa percaya, terbuka juga saling menerima satu sama lain diantara keduanya seperti yang dikemukakan oleh

Tahun 2019 yang akan datang, Gereja KAJ mengangkat tema &#34;Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat.&#34; Pemaparan historis, filosofis, politik

Bagian infrastruktur (sistem drainase) dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu

Untuk mengetahui hasil yang dicapai berdasarkan pemahaman siswa kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro Gandusari Trenggalek terhadap materi operasi penjumlahan dan