• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN SOSIAL DALAM BIDANG EKONOMI DI DESA PAYAMAN KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN SOSIAL DALAM BIDANG EKONOMI DI DESA PAYAMAN KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

BOJONEGORO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial (S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

IMAM NAWAWI

NIM. B05212023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

J U R U S A N I L M U S O S I A L

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Imam Nawawi 2016 Perubahan Sosial dalam Bidang Ekonomi di Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Perubahan Sosial, Ekonomi.

Ada tiga rumusan masalah yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) Bagaimanakah bentuk terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi di di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro.? (2) Apa faktor yang melatarbelakangi perubahan sosial di bidang ekonomi di di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro.? (3) Apa dampak terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi di di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro.?

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 10

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

3. Pemilihan Subyek Penelitian ... 11

4. Tahap-Tahap Penelitian ... 12

5. Teknik Pengumpulan Data ... 14

6. Teknik Analisis Data ... 16

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 16

H. Sistematika Pembahasan ... 18

BABII :TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA ... 21

A. Teori AGIL Talcott Parsons ... 21

B. Teori Perubahan Sosial ... 27

BABIII:PERUBAHAN SOSIAL DALAM BIDANG EKONOMI DI DESA PAYAMAN KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO ... 35

A. Profil Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro... 35

B. Deskriptif Hasil Penelitian ... 45

(8)

2. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Terjadinya Perubahan

Sosial Di Bidang Ekonomi ... 61

3. Dampak Terjadinya Perubahan Sosial Di Bidang Ekonomi ... 71

C. Analisis Data ... 73

1. Analisis Terjadinya Perubahan Sosial Dalam Bidang Ekonomi Di Desa Payaman ... 74

2. Analis Faktor-Faktor Penyabab Terjadinya Perubahan Sosial Di Bidang Ekonomi Di Desa Payaman ... 77

3. Analisis Dampak-Dampak Terjadinya Perubahan Sosial Di Bidang Ekonomi Di Desa Payaman ... 83

4. Analisis Perubahan Sosial Di Desa Payaman Dengan Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Tallcots Parsons ... 84

BABIV : PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara 2. Dokumen lain yang relevan 3. Jadwal Penelitian

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Gambar 3.1 Subyek Penelitian ... 12

Gambar 3.2 Batas Wilayah desa Payaman ... 37

Gambar 3.3 Orbitasi Jarak dari Pusat Pemerintahan ... 37

Gambar 3.4 Luas Areal Penggunaan Lahan didesa Payaman ... 39

Gambar 3.5 Jumlah dukuh didesa Payaman ... 39

Gambar 3.6 Perkembangan Jumlah Penduduk desa Payaman ... 40

Gambar 3.7 Jumlah Penduduk Perdusun didesa Payaman ... 40

Gambar 3.8 Mata Pecaharian Warga desa Payaman ... 41

Gambar 3.9 Kelompok Tenaga Kerja ... 43

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ... 35

Gambar 3.2 Warong Penduduk ... 51

Gambar 3.3 Sekolahan MTS ... 52

Gambar 3.4 Tukang Jahit ... 54

Gambar 3.5 Budidaya Jamur Tiram ... 57

Gambar 3.6 Baglog Budidaya Jamur Tiram ... 59

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berubah perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapun pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak sempat menelaah susunan dan kehidupan desa di masyarakat Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju, dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat transportasi modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita mengenai daerah lain yang belum dikenal dengan melalui televisi, dan internet.

(12)

wewenang, interaksi sosial dan lain sebagaianya. Karena luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut, bila seseorang hendak membuat penelitian, perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya. Dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas apabila hal tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu.

Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat, banyak sosiolog modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan dan kebudayaan dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting lagi dalam hubugannya dengan pembangunan ekonomi yang diusahakan oleh banyak masyarakat negara-negara yang memperoleh kemerdekaan politiknya setelah perang dunia II.

Sebagian besar ahli ekonomi mula mengira bahwa suatu masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan cepat apabila telah dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi, pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan pembangunan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan pembangunan terbukti bahwa syarat-syarat ekonomis saja tak cukup untuk melancarkan pembangunan. Disamping itu, diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat menetralkan faktor-faktor kemasyarakatan yang mengalami perkembangan. Hal itu dapat memperkuat atau menciptakan faktor-faktor yang dapat mendukung pembangunan tersebut.1

1

(13)

Menurut Agus Salim, pembangunan merupakan suatu proses perencanaan sosial yang dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk memunculkan perubahan sosial pada masyarakat sehingga dapat mendatangkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Di sisi lain, menurut Agus Salim, perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat mencakup tiga struktur. Perubahan tersebut diawali dengan perubahan pada struktur ekonomi, kemudian diikuti dengan perubahan pada struktur sosial dan yang terakhir perubahan dalam struktur kultural/ struktur ideologi.2

Pembangunan di bidang ekonomi tersebut membawa dampak bagi masyarakat. Dampak yang timbul akibat adanya pembangunan ekonomi tersebut antara lain munculnya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan di bidang ekonomi dapat diwujudkan salah satunya dengan pembangunan Home industri dan pabrik kayu. Dengan adanya Home industri dan pabrik kayu di suatu wilayah maka akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. Misalnya seseorang yang sebelumnya berprofesi sebagai petani kemudian beralih menjadi seorang wirausahawan karena adanya home

2

Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia,

(14)

industri yang menjual baglog budidaya jamur tiram dan makin banyaknya orang yang bekerja di pabrik tersebut.

Sekitar 20 tahun yang lalu desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro adalah desa yang sangat masih tradisional, sebagian besar masyarakatnya adalah bekerja sebagai petani tradisional yang sangat masih tergantung pada alam untuk menanam padi maupun tanaman lainnya, tanah sawah mereka masihlah sangat luas dikarenakan dulu masih sedikit bangunan-bangunan rumah, rumah-rumahnya pun masih belom padat, kehidupan masyaraktnya hanya berada dirumah dan disawah karena belom ada tempat hiburan, maupun tempat nongkrong, pendidikannya pun masih tergolong rendah karena dulu masih belom terdapat banyak sekolah hanya terdapat Sekolah Dasar.

(15)

maka banyak pedatang yang belajar sekolah di desa Payaman sehingga banyak para masyarakat yang berjualan di sekitar sekolahan tersebut.

Pada tahun 2000 dan tahun 2011 dibangunnya sebuah pabrik kayu dan pada tahun 2008 ada sebagian masyarakat mempunyai home industri dalam bidang budidaya jamur tiram, pembangunan tersebut membawa dampak begitu besar bagi kehidupan masyarakat tidak hanya sebagai pegawai ataupun buruh melainkan juga ada yang sebagai pedagang jamur maupun penjual hasil olahan pabrik tersebut, serta banyak masyarakat yang tertarik membuat wirausaha dengan budidaya jamur, karena dianggap mudah dalam perawatan dan ramah lingkungan dan tidak menghabiskan dana banyak untuk membeli tempat baglog budidaya jamur tiram.

Dari pemaparan di atas, peneliti ingin mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial di bidang ekonomi yang terjadi di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro. Kemudian faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi dan dampak apa saja yang menyertai terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi tersebut.

B. Rumusan Masalah

(16)

1.

Bagaimana bentuk terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi di desa Payaman, kecamatan Ngraho, kabupaten Bojonegoro?

2.

Apa faktor yang melatarbelakangi perubahan sosial di bidang

ekonomi di desa Payaman, kecamatan Ngraho, kabupaten Bojonegoro?

3.

Apa dampak terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi di desa Payaman, kecamatan Ngraho, kabupaten Bojonegoro?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fenomena yang telah di uraikan diatas dan fokus masalah yang telah di sebutkan sebelumnya, maka dari tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui bentuk perubahan sosial yang terjadi di bidang ekonomi di desa Payaman, kecamatan Ngraho, kabupaten Bojonegoro

2. Untuk Mengetahui faktor yang melatarbelakangi perubahan sosial di bidang ekonomi di desa Payaman, kecamatan Ngraho, kabupaten Bojonegoro.

3. Memahami dan mengidentifikasi dampak terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi di desa Payaman, kecamatan Ngraho, kabupaten Bojonegoro

D. Manfaat Penelitian

(17)

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang Sosiologi. b. Untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat di

bangku perkuliahan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi semua pihak terutama bagi mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya masyarakat desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoroo mengenai perubahan sosial di bidang ekonomi yang terjadi di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro.

b. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi yaitu menambah pengetahuan dan wawasan sehingga bisa dilakukan penelitian lanjutan.

E. Definisi Konseptual

1. Ekonomi

Menurut kamus besar Indonesia Ekonomi adalah segala usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai kemakmuran hidupnya; pengaturan rumah tangga3.

2. Perubahan Sosial

3

(18)

Menurut “Kingsley Davis” mengartikan perubahan sosial

sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah meyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik4.

F. Telaah Pustaka

1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Dari beberapa judul penelitian yang pernah dilakukan yang ada

hubungannya dengan judul penelitian “Perubahan Sosial dalam bidang

Ekonomi Di Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. a. Penelitian yang pernah ditulis oleh Ahmad Adib Mustafa yang berjudul Remaja dan perubahan Sosial (Studi Tentang Pergeseran Perilaku Keagamaan Remaja Di Dusun Kowang Desa Gebangsari

Kecamatan Jatireejo Kabupaten Mojokerto)” mahasiswa progam

studi sosiologi fakultas Dakwwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dari hasil penelitian ini menunjukan adanya pergeseran perilaku keagamaan pada remaja didusun kowang Desa Gebangsari. Pergeseran tersebut berupa menurunnya perilaku keagamaan para remaja setelah masuknya tekhnologi-tekhnologi canggih. Setelah

4

(19)

mereka mengenal tekhnologi-tekhnologi yang canggih mereka meninggalkan tanggung jawab mereka sebagai remaja muslim. b. Penelitian yang ditulis oleh Rohmawawti dengan judul

“Masyarakat dan Perubahan Sosial (Studi Tentag Pergeseran

Nilai Di Desa Paciran Kabupaten Lamongan Pasca Pembangunan Hotel Tanjung Kodok BEACH Resort (TKBR) DAN Wisata Bahari Lamongan) mahasiswa progam studi sosiologi fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa pergeseran nilai masih tetap terjadi di Paciran meskipun Pembangunan hotel dan Wisata Bahari Lamongan dijaga dan diawasi oleh tokoh agama. Faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran niali antara lain adalah: masuknya budaya luar, arus modernisasi serta globalisasi, dan perkembangan tekhnologi.

c. Selanjutnya yang menjadi bahan bacaan peneliti untuk menambah wawasan ialah jurnal Penelitian yang ditulis oleh Umi Darojah dengan judul PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL DARI EKONOMI PERTANIAN KE EKONOMI

INDUSTRI PADA MASYARAKAT DESA

(20)

Kubangwungu sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Setelah masuknya industri tali tambang dimungkinkan adanya perubahan kehidupan masyarakat.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif lebih tepat untuk mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu masyarakat dan perubahan sosial (studi tentang perubahan sosial dalam bidang ekonomi di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro). Peneliti juga bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam, menemukan konsep, hipotesis dan teori5. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Peneliti ingin mengetahui gambaran secara lengkap mengenai perubahan sosial yang terjadi di Desa Pugeran terutama dalam bidang ekonomi.

Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif yang mengutip Bogdan dan Taylor yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang dan perilaku

5

(21)

yang diamati. Hal ini berarti penekanannya adalah pada usaha untuk menjawab pertanyaan adalah melalui cara-cara berpikir informan dan argumen. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah

deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara cermat karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti, penelitian deskriptif juga

fokus pada pertanyaan dasar “bagaimana” dengan berusaha

mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti, dan lengkap6.

2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah objek penelitian dimana kegiatan penelitian itu dilakukan. Penentuan lokasi dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak meluas. Penelitian ini dilakukan di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro. Peneliti mengambil lokasi ini karena di desa Payaman merupakan sebagian besar menjadi wirausahawan di bidang mable kayu maupun jamur tiram di kecamatan Ngraho, kabupaten Bojonegoro serta sebagian keluarga atau anak mereka yang tinggal di desa Payaman maupun diluar desa Payaman tersebut bekerja sebagai Buruh. Penelitian ini dilakukan pada Tanggal 7 Juni sampai dengan Tanggal 7 Juli 2016.

3. Pemilihan Subyek Penelitian

6

(22)

Penelitian ini mengambil subyek para masyarakat yang sudah 20 tahun berada di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro dan berganti-ganti dalam profesi atau pekerjaan setiap hari. Nama-nama informan bisa dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

No Nama Umur Keterangan

1 Bapak Supran 54 Tahun Petani

2 Bapak Lamidi 40 Tahun Petani

3 Ibu Mahfudhoh 43 Tahun Pedagang Sayuran

4 Ibu Mariyam 57 Tahun Petani

5 Ibu Dayah 57 Tahun Pedagang Ayam

6 Bapak Sopingi 33 Tahun Pedagang Bakso

7 Ibu Nur 39 Tahun Pedagang makanan ringan

Tahap-tahap yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pra Lapangan

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan peneliti dalam hal ini, dengan pertimbangan yang perlu dipahami yakni etika penelitian, kegiatan, dan pertimbangan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1) Menyusun Perancangan Penelitian

(23)

untuk kemudian membuat matrik usulan judul penelitian sebelum melaksanakan penelitian.

2) Memilih Lapangan Penelitian

Sebelum peneliti menentukan lapangan sasaran penelitian, terlebih dahulu peneliti harus mempertimbangkan kesesuaian, kenyataan yang berada di lapangan dengan rencana penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro. Di dalam konteks penelitian ini, sebelum membuat usulan pengajuan judul peneliti terlebih dahulu menggali data dan informasi tentang objek yang akan diteliti kemudian menetapkan desa Payaman sebagai objek penelitian. 3) Mengurus Perizinan

Setelah matrik pengusulan judul diterima oleh pihak jurusan dan ditanda tangani, maka sah sudah judul yang diajukan peneliti. Kemudian peneliti menjalankan tugas untuk mengurus perizinan penelitian kepada Dekan Fakultas FISIP UNIVERSITAS ISLAM NEGERI Sunan Ampel Surabaya untuk diserahkan kepada Kepala Desa Payaman.

4) Menjajaki dan Meneliti Keadaan Lapangan

(24)

lapangan ini sendiri. Setelah melakukan penjajakan barulah peneliti meninjau ke lapangan dengan cara datang langsung ke desa Payaman dan berbincang-bincang dengan masyarakat sekitar serta mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan judul penelitian sekaligus melakukan observasi.

5) Memilih dan Memanfaatkan Informasi

Untuk menghasilkan data yang maksimal dalam pembuatan skripsi maka peneliti memilih dan memanfaatkan informan yang sesuai dan tepat untuk memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan perubahan sosial yang terjadi di desa Payaman.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan, pada tahap awal peneliti memahami situasi dan kondisi lapangan penelitian. Peneliti harus menyesuaikan dengan lingkungan yang diteliti dari segi berperilaku, berpenampilan, norma, nilai serta adat istiadat.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain:

a. Metode Observasi (pengamatan)

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.7 Dalam penelitian ini pengamatan

7

(25)

dilakukan dengan mengamati situasi yang terjadi di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat maupun tidak terlibat. Dalam pengamatan terlibat, peneliti bisa ikut serta dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh informan tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan yang sedang mereka lakukan. Ketika melakukan pengamatan, peneliti biasanya memerhatikan apa yang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakan, mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang mereka miliki.8

b. Metode Interview (wawancara)

Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung (bertatap muka). Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mencari informasi dan keterangan secara langsung dari para informan yang telah ditentukan. Wawancara ini dilakukan pada informan-informan yang telah ditentukan yaitu warga desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro yang sudah tinggal selama lebih dari 20 tahun.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal yang variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar,

8

(26)

majalah, notulen, rapat dan sebagainya.9 Dalam penelitian ini dokumentasi dapat berupa foto-foto, catatan kelurahan dan sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Proses analisa data ini dimulai dengan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi yang pernah ditulis dengan catatan lapangan dan analisis data. Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat data tersebut secara induktif yaitu menyimpulkan teori dari data-data yang telah terkumpul, menggambarkan kondisi riil di lapangan atau objek yang diteliti dengan bentuk penulisan, hal tersebut tentu saja berlandaskan kepada teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.

7. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data

Setiap penelitian dibutuhkan teknik keabsahan data, yang tujuannya dapat diketahui kevalidan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan lain-lain, serta agar data ini dapat dipertanggung jawabkan. Teknik keabsahan data dapat diperinci, diantaranya sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Maksud perpanjangan keikutsertaan disini adalah peneliti meninjau ulang ke lapangan, dengan narasumber yang sama

9

(27)

atau dengan narasumber yang baru.10 Peneliti harus sedemikian rupa melakukan penggalian data di lapangan, dengan demikian keahlian data yang didapat akan membangun kepercayaan yang tinggi akan hasil penelitian.

b. Ketekunan Pengamatan

Teknik ini di kemukakan untuk memahami pola perilaku, situasi dan kondisi serta proses tertentu sebagai pokok penelitian. Hal tersebut berarti secara mendalam serta tekun dalam mengamati dalam berbagai faktor dan aktifitas tertentu. Ketekunan pengamatan ini dimaksudkan menemukan fakta dan menjawab segala persoalan sehingga terjawab secara rinci. Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya menggali data atau informasi untuk dijadikan obyek penelitian yang pada akhirnya peneliti menemukan permasalahan yang menarik untuk dibedah yaitu perubahan sosial dalam bidang ekonomi di desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah metode yang dipakai dalam penelitian kualitatif untuk mengukur validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset

10

(28)

yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu penelitian untuk menjaring data/ informasi. Triangulasi merupakan sintesis dan integrasi data dari berbagai sumber-sumber melalui pengumpulan, eksaminasi, perbandingan, dan interpretasi. Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/ informasi dari fenomena yang sama. Dalam penelitian dapat dipergunakan satu jenis triangulasi, yaitu:1) triangulasi data adalah mempergunakan berbagai sumber data/ informasi.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika merupakan panduan mengenai pembahasan dalam setiap bab penelitian. Dalam setiap penelitian perlu adanya sistematika pembahasan yang tujuannya mempermudah mengetahui isi dari tiap-tiap bab. Penelitian yang berjudul “Masyarakat dan Perubahan Sosial (studi tentang perubahan sosial dalam bidang ekonomi di Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro)”. Untuk mempermudah dalam mengetahui pembahasan dari setiap bab penelitian diatas, maka perlu adanya pengorganisasian mengenai sistematika pembahasan diantaranya sebagai berikut:

(29)

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan menjelaskan dan membahas diantaranya latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, defisi konseptual, telaah pustaka, metode penelitian.

BAB II KAJIAN TEORI MENGGUNAKAN TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA

Dalam bab ini, peneliti memberikan gambaran serta penjelasan tentang definisi konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, peneliti juga akan memberikan penjelasan teori yang berkaitan dengan tema penelitian untuk menganalisis data agar sesuai dengan tema penelitian.

BAB III PERUBAHAN SOSIAL DALAM BIDANG EKONOMI DI DESA PAYAMAN KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO

Dalam bab ini penyajian data dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

(30)

Dalam bagian ini objek penelitian harus dipaparkan, peneliti akan memberikan gambaran tentang berbagai hal misal, letak geografis desa Payaman.

b. Deskripsi hasil penelitian

Dalam bagian ini dipaparkan mengenai data dan fakta objek penelitian dan menjawab dari rumusan masalah yang di dasarakan atas hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan lain-lain.

c. Analisis Data

Dalam bagian ini yaitu tentang pemaparan temuan yang di dapat dan melakukan konfirmasi dengan teori yang telah ada.

BAB IV PENUTUP

(31)

21 BAB II

TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA

A. Teori AGIL Talcott Parsons

Menurut teori fungsionalis ini masyarakat adalah “suatu sistem

sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam kesimbangan. Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.1 Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem dimana seluruh struktur sosialnya terintegrasi menjadi satu, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda tapi saling berkaitan dan menciptakan konsensus dan keteraturan sosial serta keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik terhadap perubahan internal dan eksternal dari masyarakat.2

Menurut George Ritzer, asumsi dasar teori fungsionalisme struktural adalah “setiap struktur dalam sistem sosial, juga berlaku fungsional terhadap yang lainnya. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinnya

Teori ini cenderung melihat sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem lain. Karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dalam beroperasi menentang fungsi-fungsi

1

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada).,21.

2

(32)

lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat.

Talcott Parsons telah banyak menghasilkan sebuah karya teoritis. Ada beberapa perbedaan penting antara karya awal dengan karya akhirnya. Pada bagian ini membahas karya akhirnya yaitu Teori Fungsionalisme Struktural. Talcott Parsons terkenal dengan empat imperatif fungsional

bagi sistem “tindakan“ yaitu skema AGIL. AGIL, fungsi adalah suatu

gugusan aktivitas yang di arahkan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan sistem. Parsons menyakini bahwa perkembangan masyarakat berkaitan erat dengan perkembangan keempat unsur subsistem utama yaitu kultural (pendidikan), kehakiman (integrasi), pemerintahan (pencapaian tujuan) dan ekonomi (adaptasi)3

Menggunakan definisi ini, Parsons percaya bahwa ada empat imperatif fungsional yang diperlukan atau menjadi ciri seluruh sistem – adaptasi (A/adaptation), (Goal attainment/pencapaian tujuan), (integrasi) dan (Latency) atau pemeliharaan pola. Secara bersama–sama, keempat imperatif fungsional tersebut di sebut dengan skema AGIL. Agar bertahan

hidup maka sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut4:

3

J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Prenada Media, 2004),.350

4

(33)

a. Adaptasi, sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan–kebutuhannya.

b. Pencapaian tujuan, sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan– tujuan utamannya.

c. Integrasi, sistem harus mengatur hubungan bagian–bagian yang menjadi komponennya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif fungsional tersebut (A,G,L).

d. Latency (pemeliharaan pola), sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaharui motivasi individu dan pola–pola budaya yang menciptkan dan mempertahankan motivasi tersebut.

Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem teoritsnya. Dalam pembahasan ini tentang keempat sistem tindakan maka akan menjabarkan cara parsons menggunakan AGIL. Organisme behavioral adalah sistem tindakan yang menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan memobilitasi sumber daya yang digunakan untuk mencapainnya. Sistem sosial menangani fungsi integrasi dengan mengontrol bagian- bagian yang menjadi komponennya, akhirnya , sistem kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dengan norma dan nilai- nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak5

5 Ibid

(34)

Desain skema AGIL parsons di gunakan semua tingkat dalam sistem teorinya. Dalam bahasa tentang empat sistem tindakan parsons menggunakan skema AGIL.

Organisme prilaku :Adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan dan mengibah lingkungan eksternal.

Sistem kepribadian :Melaksanakan fungsi pencapain tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan mobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya.

Sistem sosial :Menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponenya.

Sistem structural :Melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotifasi mereka untuk bertindak.

Teori structural menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu struktur. Setiap struktur menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu struktur (mikro seperti persahabatan, organisasi dan makro seperti masyarakat) akan tetap ada sepanjang ia memiliki fungsi. Konsep Pemikiran Teori Fungsionalisme Struktural dipengaruhi oleh adanya asumsi kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktur sosial tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat.

(35)

nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan.

Asumsi teori structural fungsional

a. Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang tersetruktur secara relatif mantab dan stabil.

b. Elemen- elemen tersetruktur tersebut terintegrasi dengan baik. c. Setiap elemen dan truktur memiliki fungsi, yaitu memberikan

sumbangan pada bertahanya struktur itu sebagai suatu sistem. d. Setiap struktur yang fungsional di landaskan pada suatu

konsensus nilai diantara para anggotanya.

Bedasarkan pandangan teori structural fungsional dapat di lihat sebagai elemen dalam masyarakat seperti juga orang lain sebagai elemen dalam masyarakat: seperti juga orang lain sebagai elemen masyarakat. Jaringan hubungan antara anda dan orang-orang lain yang terpola dilihat sebagai masyarakat. Jaringan hubungan yang terola tersebut mencerminkan struktur elemen- elemen yang relatife mantap dan stabil6. Tindakan Sosial dan Orientasi Subjektif.

6

(36)

Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons dan dipengaruhi oleh para sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu bersifat empiris, positivistis dan ideal. Pandangannya tentang tindakan manusia itu bersifat voluntaristik, artinya karena tindakan itu didasarkan pada dorongan kemauan, dengan mengindahkan nilai, ide dan norma yang disepakati. Tindakan individu manusia memiliki kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai itu dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yang dipilih tersebut dikendalikan oleh nilai dan norma.

Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu bahwa tindakan individu manusia itu diarahkan pada tujuan. Di samping itu, tindakan itu terjadi pada suatu kondisi yang unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur lainnya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Selain itu, secara normatif tindakan tersebut diatur berkenaan dengan penentuan alat dan tujuan. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa tindakan itu dipandang sebagai kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar, yang unsur-unsurnya berupa alat, tujuan, situasi, dan norma.

(37)

kesejahteraan ekonomi dalam keluarga Petani di Desa Payaman, karena di dalam Keluarga Petani juga mempunyai anggota di mana setiap anggota mempunyai peran dan fungsi berbeda dalam mencapai sebuah tujuan di dalam keluarga Petani.

B. Perubahan Sosial

1. Sekilas Tentang Teori Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalmnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi, dan sosiologi telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan segala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.

Ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian, ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non periodik.7 Pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian.

7

(38)

Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial yang tidak akan berhasil dengan baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi, perubahan-perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi8.

Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang meneyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya (William F. Ogburn menekankan pada kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menelorkan perubahan-perubahan sosial.9 Salah satu teori perubahan sosial yang memiliki konsep seperti ini adalah teori evolusi.

Teori Evolusi (Evolution Theory )

Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

8

Pitirim A. Sorokin, Contemporary Sociologial Teories, (New York: Harper and Brothers, 1928),.739

9

(39)

Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.

a.Unilinear Theories of Evolution

Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer. Termasuk pendukung teori ini adalah Pitirim A. Sorokin yang pernah pula mengemukakan teori dinamika sosial dan kebudayaan. Sorokin menyatakan bahwa masyarakaat berkambang melalui tahap-tahap yang masing-masing didasarkan pada sistem kebenaran. Dalam tahap pertama dasarnya kepercayaan, tahap kedua indra manusia dan tahap terakhir dasarnya adalah kebenaran10.

b.Universal Theories of Evolution

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.

c.Multilined Theories of Evolution

10

(40)

Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan dari Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah sebagai berikut.

 Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali tidak cermat.

 Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap berikutnya, dengan kata lain melompati suatu tahapan. Sebaliknya, ada kelompok masyarakat yang justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh teori ini.

(41)

2. Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat.

Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan dengan perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung dari adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan. Apabila perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas, maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dan perubahan-perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.

Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas. Sudah barang tentu ada unsur-unsur kebudayaan yang dapat dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan-perubahan dalam kebudayaan tidak perlu mempengaruhi sistem sosial. Seoang sosiolog akan lebih memperhatikan perubahan kebudayaan yang bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial, serta mempengaruhinya. Pendapat tersebut dapat dapat dikembalikan pada pengertian sosiolog tersebut tentang masyarakat dan kebudayaan.

(42)

karena warisan yang berdasarkan keturunan. Apabila diambil dari definisi kebudayaan dari Taylor yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, perubahan-perubahan kebudayaan merupakan setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut.

Sebenarnya didalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan karena tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan yang tidak terjelmadalam suatu masyarakat. Dengan demikian walaupun secara teoritis dan analitis pemisahan anatara pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan, didalam kehidupan nyata, garis pemisah tersebut sukar dapat dipertahankan. Hal yang jelas adalah perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu kedua bersangkut-paut dengan suatu penerimaanan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam suatu cara masyarakat mempenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Penjelasan ini lebih menegaskan lagi, tetapi kesukaran kita meletakkan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan.

(43)

a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. Proses perubahan dari waktu ke waktu di desa payaman sudah terjadi dari 20 tahun yang lalu, masyarakat yang dulunya bekerja sebagai petani sekarang pekerjaan masyarakat di desa Payaman sudah bervariasi sperti guru, tukang jahit, dan wirausahawan.

b. Perubahan yang terajdi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dsengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembaga-lembaga-lembaga-lembaga sosial tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tetentu saja. Proses awal dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai. ketika perubahan dalam bidang ekonomi terjadi, maka terjadi pula dibidang lain misalnya ketika ekonomi keluarga mengalami peningkat maka akan terjadi peningkatan status misalnya bu yulianti yang menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi karena ingin status anak dan keluarga juga turut meningkat, dan gaya hidup pun juga turut meningkat seperti handphone sebagai alat komunikasi yang digunakan setiap hari tetapi juga bisa buat meningkatkan status.

(44)

berada didalam proses penyesuaian diri. Diorganisasi akan diikuti oleh suatau reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru. di desa Payaman ini hampir terjadi konflik antara sama-sama wirausaha penjual baglog jamur tiram, dikarenakan perbedaan harga yang mengakibatkan salah satu pihak rugi dengan keputusan tersebut, tetapi masalah tersebut, dengan adanya musyawarah masalah dapat terselesaikan dengan baik.

d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.11

11Ibid

(45)

35 BAB III

PERUBAHAN SOSIAL DALAM BIDANG EKONOMI DI DESA

PAYAMAN KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Profil Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro

Tabel 3.1

Peta Lokasi Penelitian

Sumber: Dokumentasi Desa Payaman

Desa Payaman merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro. Terjadi perubahan sosial dalam

bidang ekonomi di desa Payaman yang cukup signifikan. Sekitar 20 tahun yang

lalu yaitu di tahun 1996, desa Payaman merupakan sebuah desa yang mayoritas

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hanya segelintir orang saja

(46)

kepada bidang pertanian. Memang hal tersebut didukung oleh lahan

persawahan yang sangat luas di desa mereka. Kehidupan sosial perekonomian

mereka kebanyakan hanya terjadi disawah dan rumah. Di sawah merupakan

tempat mereka bekerja dan dirumah merupakan tempat mereka bersosialisasi.

Sosialisasi yang terjadi diantara mereka kebanyakan hanya meliputi dua tempat

tersebut. Dulu juga jarang sekali orang yang berwirausaha seperti berdagang

atau membuka industri rumahan. Pedagang hanya bisa dijumpaidi pasar saja.

Kehidupan perekonomian di desa Payaman masih sangat sederhana. Belum

dijumpai beraneka macam pekerjaan yang dapat membuat kehidupan

perekonomian di desa tersebut menjadi lebih kompleks. Di tahun 2016

sekarang, banyak perubahan sosial yang terjadidalam bidang ekonomi di desa

Payaman. Warga yang dulu mayoritas mata pencahariannya hanya sebagai

petani sekarang sudah bertambah. Banyak juga warga desa yang sekarang

berwirausaha seperti membuka toko/warung, mendirikan industri rumahan dan

ada pula sebuah pabrik yang lumayan besar yang dibangun oleh warga . Pabrik

tersebut dibangun pada tahun 2012 jadi pabrik tersebut sudah berumur 4 tahun.

Perkembangan yang dicapai desa Payaman dalam bidang ekonomi sangatlah

baik apalagi jika dibandingkan dengan desa lain yang juga berada di kecamatan

Ngraho. Sarana dan prasarana umum yang ada di desa Payaman juga cukup

baik. Begitu juga dengan rumah penduduknya, hampir tidak ada rumah yang

tidak layak huni. Berdasarkan data yang kami peroleh dari monografi desa

Payaman tahun 2016, desa Payaman terdiri dari 7 rukun warga dan 7 rukun

(47)

jiwa dan perempuan 1572 jiwa. Walaupun Letak desa Payaman jauh dengan

kabupaten tetapi juga dekat dengan pusat kota Cepu hanya berjarak sekitar 2

Km.

Luas dan batas wilayah desa Payaman adalah sebagai berikut:

Adapun luas desa Payaman adalah 326,086 Ha dengan batas wilayah sebelah

utara desa Tebon kecamatan Padangan, sebelah selatan desa Sumberarum

kecamatan Ngraho, sebelah barat desa Ngloram kecamatan Cepu Jawa Tengah,

sebelah timur desa Bancer kecamatan Ngraho, desa Payaman merupan desa

yang letaknya berada diperbatasan anatara Jawa Timur dengan Jawa Tengah.

Tabel 3.2

Batas Wilayah Desa Payaman

No Letak Wilayah Batas Wilayah

1 Sebelah Utara Desa Tebon Kecamatan Padangan 2 Sebelah Selatan Desa Sumberarum Kecamatan Ngraho 3 Sebelah Barat Desa Ngloran Kecamatan Cepu Jawa Tengah 4 Sebelah Timur Desa Bancer Kecamatan Ngraho

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Walaupun desa Payaman terletak jauh dengan pusat pemeintahan tetapi

masyarakat desa Payaman dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten Blora

yaitu di kecamatan Cepu, Sehingga banyak yang ingin membeli barang atau

kendaraan motor banyak juga yang beli di kecamatan Cepu. Dan banyak juga

masyarakat desa lain yang datang di desa Payaman dengan alasan mencari apa

yang ada di desa Payaman, Adapun jarak orbitrasi antara desa dengan pusat

pemerintahan adalah sebagai berikut:

(48)

Orbitrasi jarak dari pusat pemerintahan

No Uraian Jarak

1 Jarak dari pemerintahan Kecamatan 7 Km

2 Jarak dari pemerintahan Kabupaten/Kota 45 Km

3 Jarak dari Ibu Kota propinsi 154 Km

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Desa Payaman memiliki relief daerah dataran. desa Payaman merupakan

salah satu desa yang tiang penyangga ekonominya berada pada sektor

pertanian. Melihat kondisi seperti ini, maka jenis tanaman yang cukup

produktif untuk dikembangkan adalah padi, kacang hijau, kedelai dan tanaman

holtikultura yang meliputi tomat dan semangka.

Sumber daya alam sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup

seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Kenyataan yang ada sekarang ini

sumber daya air di desa Payaman pada musim kemarau terjadi kekeringan yang

cukup tinggi dan pada musim penghujan sering terjadi banjir dan erosi.

Keadaan iklimnya adalah tropis dengan suhu rata-rata 29ºC, suhu

minimum 20ºC dan suhu maksimum 36ºC.

Desa Payaman dengan luas Tanah 326,086 Ha yang terdiri dari tanah

sawah seluas 122,862 Ha (29,93%). dan tanah bukan sawah seluas 203,224 Ha

(7007%). Lahan sawah

dikelompokkan berdasarkan penggunaan irigasinya menjadi sawah irigasi

teknis, irigasi ½ teknis dan tadah hujan. Sedangkan Lahan bukan sawah

dikelompokkan menjadi pekarangan atau bangunan, tegalan dan lain-lain

(49)

Tabel 3.4

Luas areal penggunaan lahan di Desa Payaman Tahun 2016

No Jenis Penggunaa Luas (Ha)

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Desa Payaman Termasuk desa yang sudah dikategorikan desa yang

sudah maju, bisa dilihat dari segi bangunan Jalan maupun tempat ibadah dan

rumah-rumah warga masyarakat desa Payaman. Adapun jumlah dukuh yang

ada di desa Payaman antara lain adalah:

Tabel 3.5

Jumlah Dukuh di Desa Payaman Tahun 2016

Pembagian Wilayah Administrasi Desa Payaman

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Penduduk desa Payaman terus mengalami pertumbuhan, dari tahun 2012

sebanyak 2.887 jiwa mengalami pertumbuhan sebesar 0,73% sampai dengan

tahun 2016 menjadi sebesar 3.168 jiwa. Data tersebut menunjukkan bahwa

jumlah penduduk desa Payaman selama Tahun 2013-2016 . 3 (Tiga) tahun

(50)

Dengan luas wilayah 3,39 km², kepadatan penduduk desa Payaman pada

tahun 2013 sebesar 850/km². Angka tersebut mengalami kenaikan pada akhir

tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi sebesar 905/km².

Sedangkan Sex ratio penduduk desa Payaman tahun 201 sampai dengan

tahun 2016 sebesar 90,89%, yang berarti setiap 100 jiwa penduduk perempuan

terdapat 108 jiwa penduduk laki-laki.

Untuk lebih jelas, data perkembangan penduduk desa Payaman dari tahun

2013 sampai dengan tahun 2016, dapat dilihat dalam table 3.6 berikut :

Tabel 3.6

Perkembangan Jumlah penduduk Desa Payaman Tahun 2013-2016

No Tahun Jenis Kelamin L P Jumlah Perubahan Pertumbuhan % Kepadatan Km/m2

1 2012 1479 1431 2910 23 0,06 872

2 2013 1516 1467 2983 73 0,25 888

3 2014 1566 1526 3092 109 0,31 893

4 2015 1596 1572 3168 76 0.25 905

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Jumlah Penduduk terbanyak dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016

berada di dusun Ketawang, sedangkan dusun yang berpenduduk rendah terdapat

di dusun Tinggang. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Jumlah Penduduk Perdusun di Desa Payaman

Sumber data Monografi Desa Payaman tahun 2016

No Dusun Jumlah Penduduk Per Dusun Tahun 2013-2016

2013 2014 2015 2016

1 Payaman 722 745 772 788

2 Merbong 789 812 840 857

3 Tawang 839 848 875 902

4 Tinggang 560 578 605 621

(51)

Dari bebarapa tahun terakhir desa Payaman mengalami Pertumbuhan yang

bisa dibilang cukup banyak.

20 tahun yang lalu, mayoritas warga desa Payaman berprofesi sebagai

petani maupun buruh tani dan untuk saat ini terdapat beberapa pekerjaan yang

menjadi pekerjaan pokok bagi warga desa Payaman selain petani.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain, wiraswasta pedagang dan PNS. Selain itu

terdapat beberapa pekerjaan yang menjadi pekerjaan minoritas warga desa

Payaman. Pekerjaan tersebut antara lain TNI/POLRI, pertukangan, pensiunan,

pemulung dan jasa. Berikut ini adalah daftar mata pencaharian warga desa

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Dari data di atas menunjukkan bahwa banyak mayoritas warga desa

sekarang berprofesi di bidang swasta, tani dan wiraswasta. Hal tersebut

(52)

lalu mayoritas warga berprofesi di bidang tani dan buruh tani saja. Mengingat

masih luasnya lahan persawahan di desa Payaman ditambah dengan keadaan

tanah yang subur maka dalam satu kali panen hasil padi yang diperoleh bisa

mencapai 5 Ton. Di desa Payaman terdapat sebuah home industri yang

lumayan besar yaitu pabrik kayu atau disebut juga meuble kayu. Pabrik ini

beroperasi setiap hari kecuali hari libur. Jam kerja di pabrik ini dimulai pada

pukul 07.00 WIB- 16.00 WIB. Pabrik ini terletak di dusun Merbong desa

Payaman. Disamping industri yang lumayan besar, di desa Payaman juga

terdapat industri rumah tangga yang berjumlah sekitar 15 buah. Industri rumah

tangga ini memproduksi jamur tiram. Jamur Tiram pada awalnya dimulai oleh

salah seorang warga dusun Merbong desa Payaman yang bernama bapak

Yanto. Usaha ini turut memajukan perekonomian warga desa Payaman.

Dengan adanya usaha pembibitan Jamur Tiram bapak Yanto juga menyediakan

bibit untuk dipasarkan kepada masyarakat desa Payaman atau desa lainnya

yang ingin mempunyai usaha sampingan yaitu membudidayakan jamur tiram.

Warga desa Payaman juga banyak yang berwirausaha dengan membuka toko

ataupun warung. Toko ataupun warung tersebut antara lain toko bahan

bangunan, toko mebel, toko kebutuhan pertanian dan masih banyak yang

lainnya. Perekonomian yang di desa Payaman sudah terlihat cukup baik dari

banyaknya wirausaha yang didirikan oleh warganya maupun dengan adanya

toko-toko yang dapat menunjang perekonomian masyarakat. Adapun jumlah

dalam jangkauan usia yang melakukan pekerjaan ditunjukkan pada tabel di

(53)

Tabel 3.9

Kelompok tenaga kerja

No Usia Kelompok Tenaga Kerja Jumlah

1 10-14 tahun -

2 15-19 tahun 25 orang

3 20-26 tahun 437 orang

4 27-40 tahun 469 orang

5 41-55 tahun 539 orang

6 56 tahun ke atas 567 orang

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Di desa Payaman, usia kelompok kerjanya banyak didominasi oleh usia

yang sudah tua dalam bekerja tetapi masih bisa mendukung terjadinya

perubahan ekonomi di desa tersebut. Jika seorang remaja setelah lulus

SEKOLAH MENENGAH ATAS tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi maka

mereka akan bekerja dan kebanyakan dari mereka akan bekerja di luar kota, dan

ada juga yang bekerja di pabrik meuble kayu maupun ditempat home industri

pembibitan jamur tiram.

Pendidikan merupakan elemen yang penting dalam kehidupan terutama

berkaitan dengan usaha untuk memperbaiki kehidupan yang sedang kita jalani.

Maka dari itu pendidikan menjadi barometer untuk mencapai nilai-nilai

kehidupan. Tingkat pendidikan masyarakat desa Payaman sudah cukup baik

dengan urain pendidikan yang Jumlah penduduk usia 3-6 tahun yang masuk

TAMAN KANAK-KANAK dan Kelompok Bermain Anak yaitu mencapai 160

orang, jumlah anak yang sedang menempuh pendidikan Sekolah Dasar atau

Sederajat sebanyak 352 orang, jumlah yang sudah tamat Sekolah Dasar atau

(54)

sedangkan yang masih menempuh pendidikan di SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA yaitu sebanyak 159 orang, adapun yang tidak tamat pendidikan di

SMP sebanyak 373 orang, sedangkan yang masih menempuh pendidikan di

SEKOLAH MENENGAH ATAS sebanyak 98 orang, adapun yang tidak tamat

pendidikan di SMA sebayak 44 orang, sedangkan yang tamat pendidikan SMA

sebanyak 255 orang, sedangakan yang sedang menempuh pendidikan SRATA

SATU sebanyak 28 orang dan yang sudah tamat sebanyak 40 orang.

Peningkatan kualitas hidup manusia di bidang pendidikan sebagai salah

satu indikator pertama Indek Pembangunan Manusia. Berdasarkan data tingkat

pendidikan di desa Payaman tahun 2013-2016, terbanyak pada tamatan SD atau

sederajat kemudian secara berurutan tidak atau belum pernah sekolah serta tidak

atau belum tamat SD, SMP atau sederajat, tamatan SMA atau sederajat, dan

terakhir Akademi/diploma, S1 dan S2.

Masyarakat desa Payaman dapat dikatakan cukup berpendidikan. Hal

tersebut didukung dengan data-data yang ditunjukkan oleh tabel diatas. Semakin

berpendidikan suatu masyarakat maka pemikiran mereka pun semakin terbuka.

Dengan begitu masyarakat desa Payaman dapat dikategorikan sebagai

masyarakat terbuka. Selain itu, usia kelompok pendidikan dapat dilihat dalam

(55)

Tabel 4.1

Kelompok Usia Pendidikan

No Usia Kelompok Pendidikan Jumlah

1 00-03 Tahun 76 Orang

2 04-06 Tahun 65 Orang

3 07-12 Tahun 169 Orang

4 13-15 Tahun 79 Orang

5 16-18 Tahun 55 Orang

6 19 Tahun ke atas 40 Orang

Sumber Dari: Data Monografi Desa Payaman tahun 2016

Di desa Payaman warganya adalah semua pemeluk agama islam jadi tidak

ada yang memeluk agama lain kecuali agama islam, masyarakat juga sering

mengadakan kegiatan berupa tahlilan, yasinan yang dilakukan setiap keluarga

setiap malam jum,at dan itupun dilakukan berganti-gantian, di desa Payaman

mempunyai 2 (Dua) pesantren yaitu pesantren ABU SYUKUR dan ASY

SYUKURIYAH yang terletak di dukuh Tawang, banyak masyarakat luar

maupun dalam yang belajar menimba ilmu di kedua pesantren tersebut, adapun

tempat peribadahan yang ada di desa Payaman kecamatan Ngraho kabupaten

Bojonegoro yaitu masjid sebayak 6 (Enam) dan terdapat 12 (dua belas) Mushola.

B. Deskripstif Hasil Penelitian

1. Bentuk perubahan sosial dalam bidang ekonomi

Dalam pembahasan ini peneliti akan memberikan gambaran

mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan di tempat penelitian

mengenai perubahan sosial pada bidang ekonomi di desa Payaman

(56)

persoalan ini adalah membahas, tentang perubahan pekerjaan warga desa

Payaman. Sebelumnya warga desa Payaman bermata pencaharian utama

sebagai petani tapi sekarang mata pencaharian utama warga desa Payaman

bukan hanya petani saja tetapi juga wirausaha. Setelah peneliti melakukan

wawancara dengan warga desa Payaman, peneliti telah mengumpulkan

data-data tentang perubahan sosial di bidang ekonomi di desa Payaman

kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro. Subjek penelitian kali ini

adalah masyarakat desa Payaman yang mengalami perubahan pekerjaan.

Sekitar 20 tahun yang lalu, mayoritas warga berprofesi sebagai petani.

Tapi sekarang pekerjaan warga desa Payaman sudah bermacam-macam.

Dua puluh tahun yang lalu tiyang Payaman nggih mayoritase petani, nopo maneh industri-industri teng griyane tiang niki dereng enten, tapi sakniki mpon katah seng kerjo teng industri-industri rumahan kyok nag jamure pak yanto pak arif, Nek nggeh sakniki penggaweane tiyang-tiyang pun macem-macem, bedo jaman byen..1

Dua puluh tahun yang lalu orang Payaman mayoritasnya adalah petani, apalagi Kalau sekarang banyak industri-industri rumahan belum ada, tetapi sekarang sudah banyak industri-industri rumahan seprti di jamurnya pak yanto pak arif, pekerjaannya orang-orang sudah bermacam-macam.

Warga desa Payaman yang dulunya menjadi petani kebanyakan

sekarang juga masih menjadi petani apalagi yang memang memiliki tanah

persawahan tetapi ada juga yang berubah profesi dan sekarang banyak

juga warga Payaman yang menjadi wirausahawan, guru, ataupun pegawai.

Namun yang jadi pegawai kebanyakan adalah warga pindahan.

(57)

Biyen mayoritase warga dadi petani tapi saiki wes macem-macem. Saiki akeh sing dadi guru enek seng teko deso kene asli yow enek seng teko pendatang tapi akeh seng ko deso payaman kene. Sing biyen dadi petani saiki yo jek akeh sing dadi petani opo maneh sing ora nduwe sawah, tapi sing gak nduwe sawah sing diarani buruh tani yo onok sing pindah dadi tukang, onok sing dadi pedagang...2

Dulu mayoritas warga adalah menjadi petani tapi sekarang sudah bermacam-macam. Sekarang banyak yang menjadi guru ada yang asli dari sini dan juga ada pedatang tapi lebih banyak guru yang dari desa Payaman sendiri. Yang dulu menjadi petani sekarang juga masih banyak yang jadi petani apalagi yang masih memiliki tanah persawahan, tapi yang tidak punya tanah persawahan yang disebut buruh tani juga ada yang pindah menjadi tukang, ada yang pindah menjadi pedagang.

Untuk sekarang ini, selain menjadi petani kebanyakan warga desa

Payaman banyak yang berwirausaha. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

pertokoan dan warung yang ada di desa Payaman.

Sakniki penggaweane nggih dagang sayuran teng pasar. Sayuran terong kangkung, krai, timon lan semongko, leq pas musime pelem ambk nongko yow dodol nongko, niku kula’ane nggeh teng pasar, biasane nggeh d teri kaleh petani deso Payaman yow mbk deso liyane. Kula’an niku nggih mboten ben dino, nek panen mawon tok kula’ane. Dagang ten pasar niki pun ethuk 19 tahunan. Sak derange dagang niki nggih penggaweane ten sawah dados tani. Sampek sakniki nek enten penggawean ten sawah nggih tasek nderek ten sawah polahe dagang ten pasar niku lak cuma sampek jam (12) rolas leq dagangane suwe panyune nggeh ampek jam (1) stunggalan...3.

Sekarang pekerjaannya dagang sayuran di pasar. Sayuran yang di jual yaitu terong, kangkung, krai, ketimun, dan semangka, dan pada waktu musimnya mangga dan nangka juga jualan nangka, itu kula’ane juga di pasar, biasanya juga dianterin sama petani dari Desa Payaman dan Dari Desa lainnya. Kula’ane juga tidak setiap

(58)

hari, Cuman pas waktu panen aja kula’annya. Saya dagang di pasar sudah dapat 19 tahunan. Sebelum dagang sayuran sebelumya juga pekerja sawah tani. Samapi sekarang juga masih ikut disawah karena dagang dipasar hanya sampai jam 12an kalau dagangannya belum habis ya sampai jam 1an.

Ibu Mahfudhoh sebelumnya hanya bekerja sebagai tani maupun

buruh tani dan sekarang beliau juga menyambi pekerjaan sebagai

pedagang sayuran di pasar. Beliau sudah menjadi pedagang selama 19

tahun an ini. Selain itu, ada juga warga Payaman yang menambah

penghasilan keluarganya dengan menjadi pedagang setelah ditinggal

suaminya merantau (kerja diluar kota).

Kulo dagang niku mpon tebe menawi mpon hampir 18 tahunan nggeh sami kaleh Bu Pu, tetapi sakniki kulo mpon boten dagang nggeh mergo faktor umur mpun sepuh neeh mpon mboten saget ngangkatbarang daganagan seng abot, trus kulo pindah tani mawon ngiwangi suami, teng deso Payaman niki nggeh katah tiang wedok seng dadi tani mbk buruh tani, mbk dodol nagn pasar mbk jualan nag toko mbk nag warong seng cedake sekolahan..4

Saya berdagang sudah lama hampir 18 tahunan sama dengan Bu pu, tetapi sekarang saya sudah tidak bergadang karena faktor usia yang sudah tua dan tidak bisa mengkatkan barang yang di jual, saya pindah bekerja tani saja membantu suami, di desa Payaman ini banyak perempuan yang menjadi tani maupun buruh tani, dan juga ada yang pedagang di pasar dan jualan ditoko maupun warung di dekat sekolahan.

Dadi pedagang daging pithik nang pasar yowes ethuk 10 an. Polahne umur e wes akeh dadi luweh enak usaha dewe timbang dadi buruh tani. Hasil e langsung dipek dewe. Dagang nang pasar iku sampek jam suwelasan an, trus nang omah nko sore ngiwangi suami nag sawah. Biasane yo onok seng pesen pitek gawe tahlilan

(59)

ta slametan seng mesen pitek nag ibuk biasane yoe pitek potong yow enek seng nggo pitek jowo...5

Menjadi pedagang daging ayam di pasar sudah dapat sepuluh tahunan. Karena umurnya sudah banyak maka lebih enak usaha sendiri daripada menjadi buruh tani. Hasilnya langsung dimiliki sendiri. Dagang di pasar itu samapai jam 11.00 WIB, lalu di rumah terus sore bantu suami di sawah, Biasanya juga ada yang pesan ayam buat buat tahlilan atau slametan yang pesan ayam di ibu biasanya yang di pesan ayam potong juga ada pesan ayam jawa …

Ibu Tingah sebelumnya hanya ibu rumah tangga biasa, namun

kemudian dia menjadi pedagang daging ayam dan meneruskan usaha

ibunya yaitu menjadi pembuat kelontong. Sudah dua tahun dia menjadi

pedagang daging menggantikan Ibunya yang sudah lanjut usia maka dia

meneruskan usaha yang dimiliki Ibunya yaitu peenjual lontong.

Bapak Sopingi memaparkan bahwa dari dulu pekerjaannya adalah

bakso keliling pada setiap hari pon dan kliwon. Tetapi sehabis lebaran dia

berjualan terus, samapi hari ke tujuh lebaran karena banyak anak kecil

maupun orang dewasa yang mempunyai banyak uang sehabis pulang kerja

dari luar kota, dan juga setiap ada acara pengajian di pondok

ABU-SYUKUR maupun ASY-ABU-SYUKURIYAH dia datang untuk berjualan

disana dan dia juga berjualan keliling di desa Payaman untuk menemui

pembelinya.

Namun dia juga menyambi pekerjaan sebagai petani dengan cara

menyewa tanah persawahan pada orang yang memiliki tanah persawahan

untuk disewakan.

(60)

Penggaweane kulo nggih pancet dagang keliling ket biyen. Dagange niku ben dino pon kaleh kliwon. Dodoalan kulo nggeh leg enten pengajian teng pondok kulo nggeh tekani, kaleh mider nag omah2 dodolan keliling nag Deso Payaman, Kulo sakniki nggih kaleh garap sawahe wong trus bagi hasil setengahan-setengahan. Bathine nggarap sawah niku nggih mboten kathah-kathah nemen. Bathine nggih cuma nggadah beras damel di dang bendino niku thok pun. Nggih pokok e mboten usah tumbas beras nek pas pun nggarap sawah niki.. Nek nggarap tanah sawah sawahe dewe nggih bathine tasek lumayan akeh. Kulo dikon garap sawahe wong niki pun enten limang tahun an...6

Pekerjaan saya ya tetap menjadi pedagang keliling dari dulu tepat pada hari pon sam kliwon. Dagangnya juga pas ada pengajian di pondok saya juga datangi, sama jualan keliling dirumah-rumah dan keliling di desa Payaman. Saya juga mengerjakan sawah orang dengan sistem bagi hasil setengah-setengah. Untungnya ya tidak banayak-banyak banget. Untungnya ya cuman bisa dipakai masak itu. Kalu mengerjakan sawah sendiri ya untungnya banyak, saya disuruh mengerjakan sawah orang itu sekitar 5 (lima) tahunan.

Menurut pemaparan salah seorang warga yang bernama Ibu Nur,

warga desa Payaman dulu memang sebagian besar berprofesi sebagai

petani namun sekarang masih banyak juga yang menjadi petani dan

banyak juga warga yang berwirausaha kecil-kecilan. Begitu juga dengan

dirinya sendiri, sudah 7 tahun ini dia menjadi penjual jajanan di rumahnya.

Sebelumnya dia hanya menjadi ibu rumah tangga.

Gambar

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .................................................................
No Tabel 3.1 Nama Umur
Tabel 3.1 Peta Lokasi Penelitian
Batas Wilayah Desa PayamanTabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi bupati.. b) Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada

Berdasarkan hal itu, maka penelitian mengenai kegiatan penambangan pasir di Kecamatan Sukaratu perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan kondisi lahan, air, sosial dan

anggota dari masyarakat Samin sendiri dan faktor eksternal, dimana mereka hidup dalam kehidupan masyarakat dan perubahan yang terjadi pada Masyarakat Samin sendiri berlangsung

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research Method) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung kegiatan

Tahapan pengumpulan data ini penulis menggunakan pendekatan secara personal, dan mendatangi tempat-tempat yang menjadi objek penelitian, dimana penulis mengunjungi

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan modal sosial Kepala Desa dalam pembangunan, baik itu sumber, bentuk, dan implikasi modal sosial bagi pembangunan Desa. sehingga

Pembangunan industri perhotelan merupakan bagian dari proses modernisasi dalam masyarakat, dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan

Objek Penelitian Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan pengelolaan salak yang dilakukan oleh para petani salak di Oesa Tiga Juhar Kecamatan STM