• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENDAMPINGAN DALAM PENGELOLAAN AGROWISATA BELIMBING DI DESA NGRINGINREJO KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENDAMPINGAN DALAM PENGELOLAAN AGROWISATA BELIMBING DI DESA NGRINGINREJO KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PENDAMPINGAN DALAM PENGELOLAAN AGROWISATA BELIMBING DI DESA NGRINGINREJO KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN

BOJONEGORO

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Oleh:

Sri Wahyuni

B02212009

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI PROGRAM

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Sri Wahyuni. NIM B02212009. Judul Skripsi: Studi Pendampingan dalam Pengelolaan Agrowisata Belimbing di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

Kata Kunci: Pengelolaan, Pengembangan, Agrowisata Belimbing

Wilayah Ngringinrejo merupakan daerah yang terletak di Kecamatan Kalitidu Kab. Bojonegoro. Sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai petani agrowisata. Dengan banyaknya buah Belimbing yang berlimpah akan menjadikan penambahan ekonomi masyarakat. Dengan adanya tempat agrowisata bisa berdambak positif bagi masyarakat melalui aset yang ada didesa. Pendampingan yang dilakukan kepada masyarakat menggunakan metode assedbased community development (ABCD).

(6)

ABSTRACT

Sri Wahyuni. NIM B02212009. Thensis Title: Studi Assistance in the Management of Agrowisata Carambola in the Village Ngringinrejo In Kalitidu Bojonegoro.

Keyword: Manajemen, Development. Agrowisata Leatherback

Areas Ngringinrejo is a who is located in Kec. Kalitidu, Kab. Bojonegoro. Some Community members work as farmers carambola. With a number of fruit carambola abundant will make the addition of community economic. With the exixtence of an agrowisata can affect change positive for the community through asset that existed in the village. Monitoring in do to the community uses the method

assed bassed community development (ABCD).

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

SURAT PENGESAHAN TIM PENGUJI ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... iii

MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xiii

ABSTRAK... xv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Pendampingan ... 3

C. Kajian Teori ... 4

D. Dakwah Bil Khal melalui Pengembangan Masyarakat Islam ... 7

E. Pihak-pihak Yang Terlibat ... 10

F. Agenda Pendampingan... 12

G. Sistematika Pendampingan... 15

BAB II METODE PENDAMPINGAN A. Metode ABCD... 18

B. Prinsip-prinsip Penelitian Pendampingan... 22

(8)

D. Langkah-langkah Pendampingan ... 30

BAB III PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN A. Letak Geografis ... 35

B. Demografis ... 37

C. Mata Pencaharian Penduduk ... 37

D. Keagamaan Desa Ngringinrejo ... 38

E. Pendidikan Desa Ngringinrejo ... 40

F. Kesehatan ... 41

G. Adat dan Kebudayaan ... 42

BAB IV PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT AGROWISATA DESA NGRINGINREJO A. Pendampingan Masyarakat Petani Agrowisata ... 45

B. Menemukan Asset Masyarakat Desa ... 47

a. Aset Manusia ... 48

b. Aset Budaya ... 50

c. Aset Lembaga ... 52

d. Aset Ekonomi ... 53

e. Pengelolaan Wisata Berbasis Aset ... 56

BAB V HASIL PEMBENTUKAN USAHA MASYARAKAT A. Kejayaan Masyarakat di Masa Lalu ... 63

B. Menggapai mimpi menuju perubahan ... 65

C. Design kegiatan menuju perubahan ... 66

(9)

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

A. Kegunaan Teoritis .../... 70

B. Kegunaan Praktis atau Empiris ... 73

C. Inkulturasi ... 74

D. Peran Fasilitator ... 75

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Desa Ngringinrejo merupakan salah satu objek wisata yang ada di Bojonegoro

dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, dengan dibangunnya agrowisata

Belimbing sebagai salah satu objek wisata yang mana didalamnya tak lepas dengan

peran masyarakat dalam pengelolaannya, agrowisata ini merupakan langkah awal

pemerintah kabupaten Bojonegoro dalam upaya peningkatan pemberdayaan

masyarakat. Pengembangan agrowisata pada dasarnya akan menciptakan lapangan

pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan,

sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat

ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumberdaya

alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau

masyarakat sekitar lokasi wisata.

Pemberdayaan masyarakat umumnya dirancang dan dilaksanakan secara

komprohensif. Meminjam definisi Asian Development Bank (ABD), kegiatan pembangunan termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dianggap bersifat

komprohensif jika menampilkan lima karateristik yaitu berbasis lokal, beroriantasi pada

peningkatan kesejahteraan, berbasis kemitraan, secara holistik dan berkelanjutan.

Pemberdayaan berbasis lokal jika perencanaan dan pelaksanaan dilakukan pada

lokasi setempat dan melibatkan sumber daya lokal return tolocal resource dan hasilnya pun dinikmati oleh masyarakat lokal. Dengan demikian, maka prinsip daya saing

(11)

membuat penduduk lokal sekedar penonton dan pemerhati di luar sistem, tetapi

melibatkan mereka dalam pembangunan itu sendiri. 1

Desa Ngringinrejo memiliki potensi tanaman Belimbing yang dikelola oleh 104

petani dengan lahan seluas kurang lebih 20,4 ha. Buah hasil produksi kebun dijual

secara langsung kepada pengunjung yang datang ke lokasi tersebut. Kebun Belimbing

ini merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan lahan di bantaran bengawan solo

yang setiap tahunnya selalu dilanda banjir. Tak hanya itu, kebun Belimbing ternyata

memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat. Untuk mendorong masyarakat desa

Ngringinrejo dan sekitarnya agar meningkatkan pengembangan agrowisata Belimbing

Dalam pembangunan dan berkembangnya masyarakat tidak bisa dilihat sebagai

sesuatu yang berjalan dengan sendirinya, atau bahkan sebagai pemberian dari sang

pencipta saja. Karena masyarakat akan mengalami perkembangan, baik secara positif

maupun negatif meskipun dipahami sebagai akibat dari adanya usaha-usaha yang

dilakukan pemerintah maupun inisiatif masyarakat sendiri dengan sengaja dilakukan

agar menjadi desa yang makmur. Dengan memanfaatkan agrowisata tersebut para

remaja mulai ikut serta dalam pengelolahaan wisata dan menjadikannya sebagai salah

satu perekonomian masyarakat sekitar Desa Ngringinrejo.

Adapun yang menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti lebih dalam berkaitan

dengan pengembangan agrowisata Kebun Belimbing sebagai pengembangan

masyarakat adalah bahwa agrowisata Belimbing merupakan salah satu tempat wisata

yang unik yang memiliki berbagai macam kelebihan seperti pemberdayaan masyarakat

sekitar, yang mana warga sekitar agrowisata diberikan kesempatan untuk ikut

berpartisipasi, dengan berjualan makanana maupun dengan yang lainnya.

(12)

B.Fokus Pendampingan

Fokus pendampingan ini adalah meningkatkan ekonomi melalui agrowisata

Belimbing. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang dilakukan dengan metode

pendampingan ABCD (Aset Based Community Development). Proses pendampingan ini pada masyarakat agrowisata Belimbing.

Fokus pendampingan ini lebih pada masyarakat yang bekerja dalam di agrowisata

Belimbing serta melibatkan masyarakat sekitar, agar masyarakat bisa mengolah

Belimbing dengan makanan lainnya. Untuk dijadikan oleh-oleh pengunjung agrowisata

serta memanfaatkan Belimbing yang tidak dijual secara langsung.

C. Kajian Teori

1) Teori Perubahan Dalam Pendekatan Berbasis Aset

Pengembangan masyarakat ada dua yakni berbasis kelemahan dan

pendekatan berbasis kekuatan. Pendekatan berbasis aset memasukkan cara pandang

baru yang lebih holistis dan kreatif dalam melihat realitas seperti melihat gelas

setengah penuh; mengapresiasi apa yang berkerja dengan baik dimasa lampau, dan

menggunakan apa yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.2

Pendekatan ini lebih memilih cara pandang bahwa masyarakat pasti mempunyai

sesuatu yang dapat diberdayakan.

Pendekatan berbasis kekuatan melihat relitas dengan cara yang jauh lebih

alami dan holistik. Kegiatan pembangunan harus diterapkan dalam konteks

organisme hidup yang memiliki sejarah dan aspirasi untuk masa depan yang lebih

baik. Selain menggunakan logika dan analisis, memori dan imajinasi juga penting

2Christoper Dereau, Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan, Australian Community Development

(13)

dihidupkan dalam menciptakan perubahan. Proses perubahan adalah upaya

bersengaja menggumpulkan apa yang memberi hidup pada masa lalu (memori) dan

apa yang member harapan untuk masa depan (imajinasi). Proses tersebut didasarkan

pada apa yang sedang terjadi sekarang dan memobilisasi apa yang sudah ada

sebagai potensi.

Aset adalah segala bentuk yang berharga, bernilai sebagai kekayaan atau

perbendaharaan. Segala yang bernilai disebut memiliki guna untuk memenuhi

kebutuhan.3 Pendekatan berbasis aset membantu komunitas melihat kenyataan

mereka dan kemungkinan perubahan secara berbeda. Mempromosikan perubahan

fokus pada apa yang mereka ingin capai dan membantu mereka menemukan cara

baru dan kreatif unutk mewujudkan visi mereka. Datangnya fasilitator pada

komunitas mereka tidak hanya sekedar sebagai pengamat yang melihat keseharian

mereka. Akan tetapi ikut berperan penting dalam mendorong pengelolahan

agrowisata belimbing. Agrowisata kebun belimbing yang berada diwilayah Desa

Ngringinrejo dengan adanya pembangunan tempat wisata untuk membangun

keesadaran masyarakat dalam meningkatkan ekonomi serta memanfaatkan aset

yang ada di wisata. Perlu adanya perhatian bukan fasilitator yang menjadi tokoh

utama, akan tetapi masyarakatlah yang menjadi aktor penting untuk menuju

perubahan yang diinginkan. Tugas fasilitator bagaimana membangun paradigma

diantara mereka dan membangun masyarakat menjadi lebih baik.

2) Teori Manajemen Pengelolaan Aset

Setiap organisasi perusahaan swasta maupun pemerintah aset baik yang

berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intagible). Setiap aset dan efesian sehingga aset tersebut dapat memberikan manfaat tertinggi bagi perusahaan. Istilah

(14)

manjemen aset mungkin jarang didengar atau mengatakan istilah menejemen dan

aset secara terpisah. Manajemen yang dimaksud, yaitu Planning, Organizing,

Leading, dan Controling, sedangkan yang dimaksud dengan aset pada umumnya

adalah kekayaan. Kekayaan itu bisa dalam bentuk kekayaan yang terwujud (fisik)

maupun tidak terwujud. Aset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi

yang dapat dimiliki baik oleh individu, perusahaan, maupun dimiliki pemerintah

yang dapat dimiliki finansial.4

Berdasarkan pada pengelolaan aset fisik, secara definitif manajemen aset

adalah ilmu dan seni untuk memadu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses

merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal

audit, menilai, mengoprasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan

hingga mengalihkan aset secara efektif dan efesien.

Majanemen adalah suatu proses yang diterapkan individu atau kelompok

dalam upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bukunya George R.

Terry manajemen adalah suatu proses yang membedakan atau perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu

maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 5 Aset adalah

barang, yang didalam pengertian hukum disebut benda, terdiri dari benda bergerak

dan benda tidak bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud

(intangaible), yang tercakup dalam aktiva atau aset dari suatu instasi, organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan. 6

D.Dakwah Bil-hal Melalui Pengembangan Masyarakat Islam

4

http://Novian-hidayat-apprraisal.blogspot.co.id/2014/09/definisimanajemen-aset.html?m=1

5 George R. Terry dan Leslie W. Rue, 1996, Dasar-dasar Manjemen, (Bumi Aksara: Jakarta) hal, 2

6 Muchar Hidayat, 2012, Manajemen Aset (Privat atau Publik), (Laks Bang PRESSindo, Yogyakarta, 2012) hal,

(15)

Pengembangan masyarakat islam adalah susatu sistem tindakan nyata yang

menawarkan alternatif modal pemecahan masalah umum pada bidang sosial, ekonomi,

dan lingkungan dalam perfektif Islam. Mentransformasikan dan melembagakan semua

segi ajaran islam dalam kehidupan keluarga, kolompok usaha (jama’ah), dan

masyarakat (ummah)7. Model empiris pengembangan perilaku individual dan kolektif

dalam dimensi amal sholeh (karya terbaik), dengan titik tekan pada pemecahan masalah

yang dihadapi oleh masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial seperti yang

diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:



Artinya: Hay manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesengguhnya orang yang paling mulia diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. 8

Kegiatan dakwah bil-hal lebih menekankan pada pengembangan kehidupan dan penghidupan masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik

sesuai dengan tuntutan ajaran islam. Dakwah bil-hal selain meningkatkan taraf hidup secara materi juga merupakan meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan

sumber daya manusia biasanya disebut dengan pemberdayaan atau empowerment.

Pendampingan masyarakat desa Ngringinrejo merupakan salah satu dakwah

bil-hal sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Pemikiran yang luas dan kritis dapat

berguna menjadi sosial change. Perubahan sosial yang terjadi merupakan perubahan yang diawali dari masyarakat petani agrowisata untuk wilayah tersebut. Bagi

masyarakat yang ingin merubah hidupnya yang aman, nyaman, tenang dan sejahtera itu

semua tergantung mereka sendiri, mau berusaha dan bertindak.

7 Nahih Machendrawaty, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal 29 8

(16)

Jika ingin meningkatkan taraf hidupnya dan membangun sosialnya, haruslah

berangkat dari diri masing-masing. Bukan semacam pembangunan model top down

yang telah banyak terbukti kurang efektif dalam membangun masyarakat. Karena

pembangunan masyarakat yang ideal menekankan keterlibatan masyarakat secara sadar

dalam pembangunan.9 Pemanfaatan potensi pengetahuan pedagang tentu saja

digunakan sebagai alat untuk memberdayakan mereka sendiri. Pengetahuan yang

dimiliki, dikembangkan serta diaplikasikan didalam kehidupan jika ingin mencapai

kesuksesan yang diharapkan.

Karakter dan perilaku masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi

kelangsungan pembangunan suatu masyarakat. Selain memiliki rasa tanggung jawab

mereka juga harus memiliki sifat sebagai warga desa beriman yang menaati

perintah-Nya dan menjauhi larangan-perintah-Nya. Begitu pula dengan sifat sabar dan penolong sesama

manusia. Dengan begitu masyarakat memiliki ilmu pengetahuan dan pemikiran yang

bisa merubah dan mengembangkan pembangunan yang ada di dalam desa mereka.

Begitu pula dengan masyarakat agrowisata, mereka harus memiliki kreteria

masyarakat ideal yang sudah diterangkan dalam Al-Qur’an, bahwasannya masyarakat

harus memiliki jiwa yang beriman kepada Tuhan dan memiliki pemikiran yang

inovatif. Semua ini harus diterpakan di dalam jiwa masyarakat desa Ngringinrejo.

Pada hakekatnya dakwah adalah usaha atau upaya untuk merubah suatu keadaan

menjadi suatu keadaan yang lebih baik menurut tolak ukur agama Islam.

Dan tidak hanya itu dalam Al-Qur’an pun telah di ajarkan bahwasanya Allah

Swt telah memberikan amanah kepada umat manusia untuk menjadi khalifah dimuka

bumi ini. Berkaitan dengan amanah tersebut Allah Swt member kewenangan kepada

9 Nanih Mahendrawati, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung : PT Remaja Rosda

(17)

manusia untuk memanfaatkan segala sumberdaya yang ada dimuka bumi dalam batas

kewajaran untuk kemaslahatan bersama, Allah berfirman :

akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan..10

Dari arti diatas telah jelas bahwasanya dakwah yang seharusnya dilakukan umat

muslim dimuka bumi ini adalah harus berpijak pada upaya untuk menjalankan

aktivitas perekonomian dengan berpegang teguh pada perintah maupun larangan

Allah, yang didasarkan pada kesadaran adanya hubungan manusia dengan Allah.

Dengan begitu manusianya dapat serta mampu untuk memanfaatkan aset yang ada

disekelilingnya dengan sebaik mungkin.

E. Pihak-Pihak Yang terlibat

Pihak-pihak yang terlibat berada dalam pengembangan masyarakat melalui

agrowisata Belimbing Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro

sebagai berikut;

1. Perangkat (Ketua RT/RW)

Dalam proses pendampingan desa sangatlah penting. Karena tanpa perizinan

dan persejutuan dari RT/RW dan perangkat lainnya peneliti tidak mungkin bisa

terjun ditengah masyarakat dan melakukan pendampingan. Selain itu perangkat

10Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, Volume 10, (Jakarta, Lentera

(18)

juga berperan dalam mengorganisir masyarakat setempat, dan masyarakat lebih

muda terorganisir dikarenakan ada dukungan dan kepedulian perangkat terhadap

masyarakat.

2. Masyarakat Petani Agrowisata Belimbing

Masyarakat disini merupakan pihak yang akan melancarkan kegiatan dari

awal pendampingan sampai kepada tujuan yakni aksi. Karena peneliti mengetahui

informasi, keluham harapan dan aset dari masyarakart sewaktu pendamping

berlangsung.

3. Remaja

Selain keterlibatan remaja dalam membantu proses pendampingan, Remaja juga

berperan aktif dan terlibat langsung dalam proses pendapingan dan penyusunan

rencana program.

4. Kelompok KUB (Kelompok Usaha Bersama) Tulip.1

Dalam pendampingan ini tentu saja membutuhkan bantuan-bantuan dari

kelompok masyarakat karena lewat kelompok ini itulah proses pendampingan akan

lebih mudah dan lebih efektif dari pada berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Dengan adanya perkumpulan ibu-ibu kelompok KUB itulah proses pendampingan

akan lebih mudah. Kelompok Usaha Belimbing yang di pimpin oleh ibu-ibu PKK

dalam mengelolah Belimbing segar menjadi olahan seperti dodol, sirup, kripik dan

(19)

F. Agenda Pendampingan No. Nama

Kegiatan

Jadwal

Mei Juli Juni Agustus

1 Inkulturasi   1,5 Bulan

2 Discovery  1 Minggu

3 Dream  3 Pertemuan

4 Design  3 Pertemuan

5 Define  3 Pertemuan

6 Destiny   1 Minggu

7 Evaluasi  2 Pertemuan

8 Pelaporan  1 Bulan

Penjabaran tabel diatas adalah jadwal pendampingan masyarakat agrowisata

Belimbing sebagai berikut:

1. Inkulturasi

Proses inkulturasi berlangsung selama hampir 1,5 bulan, lebih tepatnya

dibulan Mei 2016. Banyak sekali yang dilakukan mulai dari wawancara, dan

mengikuti kegiatan masyarakat agrowisata. Menjadi bagian dari mereka

hingga mempunyai modal sosial yang cukup untuk melakukan proses

pendampingan selanjutnya.

2. Discovery

Discovery ini terjadi pada tanggal 13 Mei 2016, proses ini lebih

(20)

sudah ada dimasyarakat, berkaitan dengan meningkatkan ekonomi masyarakat

agrowisata Belimbing.

3. Dream

Menjabarkan proses pendampingan memimpikan apa yang diinginkan

masyarakat dan menginkulturasikannya berbentuk gambar. Proses ini

berlangsung pada tanggal 20 Mei 2016.

4. Design

Proses ini berlangsung pada tanggal 10 Juni 2016 proses ini merancang

apa saja baik yakni hal yang di butuhkan baik itu pengetahuan, material,

keuangan, dan lain sebagainya. Langkah ini merancang dari mimpi yang telah

diilustrasikan pada minggu sebelumnya.

5. Define

Proses ini menentukan langkah- langkah selanjutnya setelah dari proses

dream dan design. Pada proses ini dilakukan pada tanggal 18 juni 2016 setelah

define ini diteruskan lagi pada proses destiny agar proses pendampingan yang

dilakukan agar efektif dan linier.

6. Destiny

Proses ini berlangsung selama 1 minggu pada tanggal 22 juli 2016 proses

dimana masyarakat memulai bersama membangun impian mereka atas semua

yang ditentukan pada proses difine. Destiny ini sebagai klimaks atas semua

(21)

Proses ini berlangsung selama 1 kali pertemuan pada tanggal 24 Juli

2016 sebagai evaluasi yang telah dilakukan mulai proses ABCD yakni

discovery hingga distinity.

8. Pelaporan

Pelaporan ini dilakukan sebagai kewajiban akademis, agar bisa dibaca

dan dilihat agar menjadi relasi bersama. Serta sebagai bahan pendampingan

membangun kesaran masyarakat dalam pengelolahan asset agrowisata

Belimbing.

G.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada pengembangan masyarakat melalui agrowisata

Belimbing Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro

sebagaimana berikut:

BAB I :PENDAHULUAN

Membahas tentang realitas problematika yang ada di Desa Ngringinrejo,

Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang meliputi:

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Pendampingan

C. Kajian Teori

D. Pihak-pihak Yang Terlibat

E. Agenda Pendampingan

F. Sistematika Pendampingan

BAB II: METODE DAN TEORI PENDAMPINGAN

Membahas metode pendampingan yang menjadi acuaan metode pendampingan

(22)

A. Metode ABCD

B. Prinsip-prinsip Pendampingan

C. Teknik-teknik pendampingan

D. Langkah-langkah Pendampingan

BAB III: PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN

Membahas tentang gambaran umum pendampingan yang meliputi realitas

masyarakat Desa Ngringinrejo yaitu:

A. Letak Geografis

B. Kondisi Demografis

C. Perekonomian Desa Ngringinrejo

D. Keagamaan

E. Pendidikan

F. Kesehatan

G. Adat dan Kebudayaan

BAB IV: PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT AGROWISATA DESA

NGRINGINREJO

A.Pendampingan Masyarakat Petani agrowisata

B. Menemukan Asset Masyarakat Desa

1) Aset Manusia

2) Aset Fisik

3) Aset Lembaga

4) Aset Ekonomi

5) Pengelolaan Wisata Berbasis Aset

BAB V: HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

(23)

A.Kejayaan masyarakat di masa lalu (Discovery)

B. Mengapai mimpi menuju perubahan

C.Design kegiatan menuju perubahan

D.Monitoring, pembelajaran dan evaluasi pendampingan (Define)

BAB VI: REFLEKSI

Membahas tentang refleksi atas pendampingan yang dilakukan mulai dari

proses pendampingan sampai akhir pendampingan.

A. Kegunaan Teoritis

B. Kegunaan Praktis atau Empiris

C. Inkulturasi

D. Peran Fasilitator

BAB VII: PENUTUP

Membahas tentang penutup dari proses pendampingan yang meliputi

kesimpulan perubahan proses dampingan ini, adanya saran serta rekomendasi atas

(24)

BAB II

METODE PENDAMPINGAN

A. Asset Based Community Development (ABCD)

Pendampingan ini menggunakan pendekatan (ABCD) Asset Based Community Development, yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar dan dimiliki oleh pemuda atau komunitas masyarakat. Masyarakat merupakan aset

yang berharga bagi sebuah desa. Adanya pemuda merupakan generasi penerus untuk

melanjutkan dan mengisi pembangunan yang berlangsung atau yang akan datang.

beragaman masyarakat desa dapat digabungkan dengan melihat keterampilan atau

potensi yang ada pada setiap masyarakat. Ketrampilan dari setiap masyarakat di jadikan

satu dalam wadah kelompok ibu PKK.

Dengan adanya sebuah agrowisata bisa menjadikan sebuah kemajuan bagi

masyaraka untuk mengembangkan desanya agar bisa meningkatkan ekonomi. Dan

disebuah lembaga masyarakat bisa menjadikan perubahan yang berkelanjutan.

Perubahan ini bisa mengikutkan partisipasi aktif bagi warga desa sehingga bisa

mengetahui perubahan yang diinginkan dan bisa melanjutkan kedepannya. Warga desa

juga bisa mengontrol pembangunan agrowisata yang ada didesa. Masyarakat desa juga

ikut serta sebagai aktor berjalannya pengembangan agrowisata dengan dampingan

pihak-pihak yang terkait. Dalam Metode ABCD memiliki lima langkah kunci untuk

melakukan proses riset pendampingan diantaranya:1

1. Discovery (Menemukan)

1Christopher Dureau, Pembaru dan kekuatan lokal untuk pembangunan, Australian Community Development

(25)

Proses menemukan kembali kesuksesan dilakukan lewat proses percakapan

atau wawancara dan harus menjadi penemuan personal tentang apa yang menjadi

kontribusi individu yang memberi hidup pada sebuah kegiatan atau usaha. Pada

tahap discovery, kita mulai memindahkan tanggung jawab untuk perubahan kepada para individu yang berkepentingan dengan perubahan tersebut yaitu entitas lokal.

Pendamping melakukan wawancara kepada masyarakat Petani agrowisata

tentang berkembangnya usaha penanaman Belimbing. Wawancara tersebut dapat

digiring untuk mengetahui aset dan potensi yang ada. Wawancara ini bersifat cerita

antara masyarakat dengan pendamping sehingga yang banyak berbicara nantinya

adalah masyarakat petani agrowisata.

2. Dream (Impian)

Dengan cara kreatif dan secara kolektif melihat masa depan yang mungkin

terwujud, apa yang sangat dihargai dikaitkan dengan apa yang paling diinginkan.

Pada tahap ini, setiap orang mengeksplorasi harapan dan impian mereka baik untuk

diri mereka sendiri maupun untuk organisasi. Sebuah mimpi atau visi bersama

terhadap masa depan yang bisa terdiri dari gambar, tindakan, kata-kata, dan foto.

Setelah melakukan wawancara kepada masyarakat agrowisata pendamping

mulai mengetahui impian atau keinginan masyarakat Ngringinrejo. Setelah

mengetahui keinginan atau impian maka langkah selanjutnya yaitu merancang

sebuah kegiatan untuk memenuhi impian masyarakat.

3. Design (Merancang)

Proses di mana seluruh komunitas (atau kelompok) terlibat dalam proses

belajar tentang kekuatan atau aset yang dimiliki agar bisa mulai memanfaatkannya

dalam cara yang konstruktif, inklusif, dan kolaboratif untuk mencapai aspirasi dan

(26)

Proses merencanakan ini merupakan proses cara mengetahui aset-aset yang

ada pada masyarakat agrowisata. Aset yang terlihat di wilayah Desa Ngringinrejo

adalah agrowisata Belimbing dan Jambu merah. Aset ini yang akan dimanfaatkan

untuk memenuhi impian masyarakat Desa Ngringinrejo.

4. Define (Menentukan)

Kelompok pemimpin sebaiknya menentukan ‘pilihan topik positif’: tujuan

dari proses pencarian atau deskripsi mengenai perubahan yang diinginkan.

Pendampingan dengan masyarakat terlibat dalam Focus Group Discussion (FGD). Pada Proses FGD pendamping dan masyarakat menetukan fokus pembahasan.

Fokus pembahasan yang akan dibahas berupa hal yang positif. Poses FGD

tersebut bisa berjalan dengan lancar kalau sudah disepakati pembahasan yang akan

dibahas dalam diskusi antara pendamping dan masyarakat Desa Ngringinrejo serta

masyarakat sekitar agrowisata.

5. Destiny (Lakukan)

Serangkaian tindakan inspiratif yang mendukung proses belajar terus

menerus dan inovasi tentang “apa yang akan terjadi.” Hal ini merupakan fase akhir

yang secara khusus fokus pada cara-cara personal dan organisasi untuk melangkah

maju. Langkah yang terakhir adalah melaksanakan kegiatan yang sudah disepakati

untuk memenuhi impian masyarakat dari pemanfaatan aset. Selain untuk

memenuhi impian masyarakat agar berkembangnnya agrowisata Belimbing bisa

meluas.

Teori pada dasarnya adalah petunjuk (guide) dalam melihat realitas di masyarakat. teori dijadikan pola pikir dalam memecahan suatu masalah yang ada

(27)

potensi yang ada disekitar dan dimiliki oleh masyarakat. Untuk kemudian

digunakan sebagai bahan yang memberdayakan masyarakat itu sendiri.

B. Prinsip – Prinsip Penelitian Pendampingan

1) Setengah Terisi lebih Berarti (Half Full Half Empty)

Salah satu modal utama dalam program pengabdian terhadap masyarakat

berbasis aset adalah merubah cara pandang komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya

terpaku pada kekurangan dan masalah yang dimiliki. Tetapi memberikan perhatian

kepada apa yang dipunyai dan apa yang dapat dilakukan.2

2) Semua Punya Potensi (Nobody Has Nothing)

Dalam konteks ABCD, prinsip ini dikenal dengan istilah “Nobody has

nothing”. Setiap manusia terlahir dengan kelebihan masing-masing. Tidak ada yang

tidak memiliki potensi, walau hanya sekedar kemampuan untuk tersenyum dan

memasak air. Semua berpotensi dan semua bisa berkontribusi. Dengan demikian,

tidak ada alasan bagi setiap masyarakat untuk tidak berkontribusi nyata terhadap

perubahan lebih baik. Bahkan, keterbatasan fisikpun tidak menjadi alasan untuk

tidak berkontribusi. Ada banyak kisah dan inspirasi orang-orang sukses yang justru

berhasil membalikkan keterbatasan dirinya menjadi sebuah berkah, sebuah

kekuatan. 3

3) Partisipasi (Participation)

2Nadhir Salahuddin, Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya, hal. 21

(28)

Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada

pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Banyak ahli

memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. 4 Partisipasi berarti peran yang

sangat urgen terhadap masyarakat untuk meningkatkan perekonomian baik dalam

bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan

pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan

dan menikmati hasil -hasil pembangunan.

Pengertian tentang partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan

menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian

saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga

berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan

mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

4) Kemitraan (Partnership)

Partnership merupakan salah satu prinsip utama dalam pendekatan

pengembangan masyarakat berbasis aset (Asset Based Community Development). Partnership merupakan modal utama yang sangat dibutuhkan dalam memaksimalkan

posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan yang dilakukan. Hal itu

dimaksudkan sebagai bentuk pembangunan dimana yang menjadi motor dan

penggerak utamanya adalah masyarakat itu sendiri (community drivendevelopment). Karena pembangunan yang dilakukan dalam berbagai varinnya seharusnya

masyarakatlah yang harus menjadi penggerak dan pelaku utamanya. Sehingga

diharapkan akan terjadi proses pembangunan yang maksimal, berdampak

empowerment secara masif dan terstruktur. Hal itu terjadi karena dalam diri

masyarakat telah terbentuk rasa memiliki (sense of belonging) terhadap

(29)

pembangunan yang terjadi di sekitarnya.5 Didalam proses pendampingannya yang

memanfaatkan Belimbing untuk menjadi sebuah olahan agar menambah ekonomi

masyarakat.

5) Penyimpangan Positif (Positive Deviance)

Positive Deviance atau (PD) secara harfiah berarti penyimpangan positif. Secara

terminologi positive deviance (PD) adalah sebuah pendekatan terhadap perubahan perilaku individu dan sosial yang didasarkan pada realitas bahwa dalam setiap

masyarakat meskipun bisa jadi tidak banyak terdapat orang-orang yang

mempraktekkan strategi atau perilaku sukses yang tidak umum, yang

memungkinkan mereka untuk mencari solusi yang lebih baik atas masalah yang

dihadapi daripada rekan-rekan mereka.6

Praktek tersebut bisa jadi, seringkali atau bahkan sama sekali keluar dari praktek

yang pada umum dilakukan oleh masyarakat. Realitas tersebut mengisyaratkan

bahwa sering kali terjadi pengecualian-pengecualian dalam kehidupan masyarakat

dimana seseorang atau beberapa orang mempraktekkan perilaku dan strategi berbeda

dari kebanyakan masyarakat pada umumnya. Strategi dan perilaku tersebut yang

membawa kepada keberhasilan dan kesuksesan yang lebih dari yang lainnya.

Realitas ini juga mengisyaratkan bahwa pada dasarnya masyarakat memiliki asset

yang berupa agrowisata Belimbing dan sumber daya mereka sendiri untuk

melakukan perubahan-perubahan yang diharapkan.

Positive deviance merupakan modal utama dalam pengembangan masyarakat

yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbasis aset-kekuatan. Positive

deviance menjadi energi alternatif yang vital bagi proses pengembangan dan

5Ibid, hal. 30-31

(30)

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan. Energi itu senantiasa dibutuhkan dalam

konteks lokalitas masing-masing komunitas.7

6) Berawal Dari Masyarakat (Endogenous)

Endogenous dalam konteks pembangunan memiliki beberapa konsep inti yang

menjadi prinsip dalam pendekatan pengembangan dan pemberdayaan komunitas-

masyarakat berbasis asset-kekuatan. Beberapa konsep ini tersebut adalah sebagai

berikut 8:

1. Memiliki kendali lokal atas proses pembangunan.

2. Mempertimbangkan nilai budaya secara sungguh-sungguh.

3. Mengapresiasi cara pandang dunia.

4. Menemukan keseimbangan antara sumber internal dan eksternal.

Beberapa aspek di atas merupakan kekuatan pokok yang sangat penting dalam

pembangunan masyarakat. Sehingga dalam aplikasinya, konsep “pembangunan

endogen” kemudian mengakuinya sebagai aset kekuatan utama yang bisa

dimobilisasi untuk digunakan sebagai modal utama dalam peningkatan

perekonomian masyarakat.

Aset dan kekuatan tersebut bisa jadi sebelumnya terabaikan atau bahkan

seringkali dianggap sebagai penghalang dalam pembangunan.9 Pembangunan

Endogen mengubah aset-aset tersebut menjadi aset penting yang bisa dimobilisasi

untuk pembangunan sosial dan ekonomi kerakyatan. Meteode ini menekankan dan

menjadikan aset-aset tersebut sebagai salah satu pilar pembangunan. Sehingga

dalam kerangka pembangunan endogen, aset-aset tersebut kemudian menjadi bagian

7Ibid, hal. 37

8 Ibid, hal. 41

9

(31)

dari prinsip pokok dalam pendekatan ABCD yang tidak boleh dinegasikan

sedikitpun.

7) Menuju Sumber Energi (Heliotropic)

Energi dalam pengembangan bisa beragam. Di antaranya adalah mimpi besar

yang dimiliki oleh komunitas, proses pengembangan yang apresiatif, atau bisa juga

keberpihakan anggota komunitas yang penuh totalitas dalam pelaksanaan program.

sumber energi ini layaknya keberadaan matahari bagi tumbuhan. Terkadang bersinar

dengan terang, mendung, atau bahkan tidak bersinar sama sekali. Sehingga energi

dalam komunitas ini harus tetap terjaga dan dikembangkan.

Masyarakat seharusnya mengenali peluang-peluang sumber daya alam yang ada

di sekitar mereka, yang mampu memberikan pendapatan perekonomian mereka dan

kekuatan baru dalam proses pengembangan. Sehingga tugas komunitas tidak hanya

menjalankan program saja, melainkan secara bersamaan memastikan sumber energy

dalam kelompok mereka tetap terjaga dan berkembang. 10

C. Teknik-Teknik Pendampingan

Metode dan alat menemukenali dan memobilisasi aset untuk pemberdayaan

masyarakat melalui Asset Based Community Development (ABCD), antara lain: 1) Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry)

Appreciative Inquiry (AI) adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan organisasi berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap

organisasi memiliki sesuatu yang dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang

menjadikan organisasi hidup, efektif dan berhasil, serta menghubungkan

organisasi tersebut dengan komunitas dan stakeholdernya dengan cara yang

10

(32)

sehat.11 AI dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal positif dan

menghubungkannya dengan cara yang dapat memperkuat energi dan visi untuk

melakukan perubahan untuk mewujudkan masa depan organisasi yang lebih baik.

AI melihat isu dan tantangan organisasi dengan cara yang berbeda.

Berdeda dengan pendekatan yang fokus pada masalah, AI mendorong anggota

organisasi untuk fokus pada hal-hal positif yang terdapat danbekerja dengan baik

dalam organisasi.

AI tidak penganalisis akar masalah dan solusi tetapi lebih konsen pada

bagaimana memperbanyak hal-hal positif dalam organisasi. Proses AI terdiri dari

4 tahap yaitu Discovery, Dream, Design dan Destiny atau sering disebut Model

atau Siklus 4-D.12 AI ini diwujudkan dengan adanya Forum Group Discussion

(FGD) yang dilakukan pada jenjangnya masing – masing.

2) Pemetaan Komunitas (Community Mapping)

Pendekatan atau cara untuk memperluas akses ke pengetahuan lokal.

Community map merupakan visualisasi pengetahuan dan persepsi berbasis

masyarakat mendorong pertukaran informasi dan menyetarakan bagi semua

masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses yang mempengaruhi lingkungan

dan hidup mereka. .13

3) Pemetaan Asosiasi dan Institusi

Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya

lembaga-lembaga sosial yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor sebagai

11 Nadhir Salahuddin dkk, Panduan KKN ABCD Uin Sunan Ampel Surabaya, hal 46

12

Nadhir Salahuddin dkk, Panduan KKN ABCD UIN Suanan Ampel Surabaya, (Surabaya: LP2M UIN Suanan Ampel Surabaya, 2015) hal, 47

13Christoper dereau, Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan, Australian Community Development

(33)

berikut: (1) kesadaran akan kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, dan (3)

orientasi pada tujuan yang telah ditentukan.14

4) Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)

Metode atau alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan

individual asset antara lain kuisioner, interview dan focus group discussion.15

Manfaat dari Pemetaan Individual Aset antara lain:

a. Membantu membangun landasan untuk memberdayakan masyarakat dan

memiliki solidaritas yang tinggi dalam masyarakat.

b. Membantu membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.

c. Membantu masyarakat mengidentifikasi keterampilan dan bakat mereka

sendiri.

5) Sirkulasi Keuangan (Leacky Bucket)

Perputaran ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa merupakan hal yang

tidak terpisahkan dari komunitas dalam kehidupan mereka seharihari. Seberapa

jauh tingkat dinaminitas dalam pengembangan ekonomi lokal mereka dapat

dilihat, seberapa banyak kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Untuk

mengenali, mengembangkan dan memobilisir asset-asset tersebut dalam ekonomi

komunitas atau warga lokal diperlukan sebuah anlisa dan pemahaman yang

cermat. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pendekatan ABCD (Asset Based Community Development) adalah melaluil Leacky Bucket.16

6) Skala Prioritas (Low hanging fruit)

Setelah masyarakat mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang

mereka miliki dengan melaui menemukan informasi dengan santun, pemetaan

14Soetomo, Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 41

15Ibid, hal. 42

16Christopher Dureau, Pembaru dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan, Australian Community

(34)

aset, penelusuran wilayah, pemetaan kelompok atau institusi dan mereka sudah

membangun mimpi yang indah maka langkah berikutnya, adalah bagaimana

mereka bisa melakukan semua mimpi-mimpi diatas, karena keterbatasan ruang

dan waktu maka tidak mungkin semua mimpi mereka diwujudkan.17 Skala

prioritas adalah salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah untuk diambil

dan dilakukan untuk menetukan manakah salah satu mimpi mereka bisa

direalisasikan dengan menggunakan potensi sebagai peningkatan pendapat

ekonomi masyarakat Desa Ngringinrejo itu sendiri tanpa ada bantuan dari pihak

luar.

D. Langkah-Langkah Pendampingan

Tahap 1: Mempelajari dan Mengatur Skenario

Dalam Appreciative Inquiry (AI) terkadang disebut ‘Define’. Dalam Asset Based Community Development (ABCD), terkadang digunakan frasa “Pengamatan dengan Tujuan atau Purposeful Reconnaissance”. Pada dasarnya terdiri dari dua elemen

kunci-memanfaatkan waktu untuk mengenal orang-orang dan tempat di mana

perubahan akan dilakukan, dan menentukan focus program. Ada empat langkah

terpenting di tahap ini, yakni menentukan:18

1. Tempat

2. Orang

3. Fokus Program

4. Informasi tentang Latar Belakang

Tahap 2: Menemukan Masa Lampau

17Ibid, hal. 4I 18

(35)

Kebanyakan pendekatan berbasis aset dimulai dengan beberapa carauntuk

mengungkap (discovering) hal–hal yang memungkinkan sukses dan kelentingan di komunitas sampai pada kondisi sekarang ini.19 Kenyataan bahwa masyarakat

Ngringinrejo masih berfungsi sampai saat ini membuktikan bahwa ada sesuatu dalam

masyarakat yang harus dirayakan. Tahap ini terdiri dari:

1. Mengungkap (discover) sukses–apa sumber hidup dalam komunitas. Apa yang memberi kemampuan untuk tiba di titik ini dalam rangkaian perjalanannya. Siapa

yang melakukan lebih baik.

2. Menelaah sukses dan kekuatan elemen-elemen dan sifat khusus apa yang muncul

dari telaah cerita-cerita yang disampaikan oleh komunitas.

Tahap 3: Memimpikan Masa Depan

1. Memimpikan masa depan atau proses pengembangan visi (visioning) adalah kekuatan positif luar biasa dalam mendorong perubahan. Tahap ini mendorong

komunitas menggunakan imajinasinya untuk membuat gambaran positif tentang

masa depan mereka. Proses ini menambahkan energy dalam mencari tahu “apa yang

mungkin.”20

Tahap 4: Memetakan Aset

1. Tujuan pemetaan aset adalah agar komunitas belajar kekuatan yang sudah mereka

miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan dengan baik

sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki keterampilan atau sumber daya

alam yang ada di desa. Mereka ini kemudian dapat diundang untuk berbagi

19Ibid, hal, 131 20

(36)

kekuatan demi kebaikan seluruh kelompok atau komunitas.21 Pemetaan dan seleksi

aset dilakukan dalam 2 tahap:

a. Memetakan aset komunitas atau bakat, kompetensi dan sumberdaya sekarang.

b. Seleksi mana yang relevan dan berguna untuk mulai mencapai mimpi

komunitas.

Tahap 5: Menghubungkan dan Menggerakkan Aset/Perencanaan Aksi

Tujuan penggolongan dan mobilisasi aset adalah untuk langsung membentuk

jalan menuju pencapaian visi atau gambaran masa depan. Hasil dari tahapan ini

harusnya adalah suatu rencana kerja yang didasarkan pada apa yang bisa langsung

dilakukan diawal, dan bukan apa yang bisa dilakukan oleh lembaga dari luar. Walaupun

lembaga dari luar dan potensi dukungannya, termasuk anggaran pemerintah adalah juga

set yang tersedia untuk dimobilisasi, maksud kunci dari tahapan ini adalah untuk

membuat seluruh masyarakat menyadari bahwa mereka bisa mulai memimpin proses

pembangunan lewat kontrol atas potensi aset yang tersedia dan tersimpan.22

Tahap 6: Pemantauan, Pembelajaran dan Evaluasi

Pendekatan berbasis aset juga membutuhkan studi data dasar (baseline),

monitoring perkembangan dan kinerja outcome. Tetapi bila suatu program perubahan

menggunakan pendekatan berbasis aset, maka yang dicari bukanlah bagaimana

setengah gelas yang kosong akan diisi, tetapi bagaimana setengah gelas yang penuh

dimobilisasi. Pendekatan berbasis aset bertanya tentang seberapa besar anggota

organisasi masyarakat mampu menemukenali dan memobilisasi secara produktif aset

mereka mendekati tujuan bersama. Empat pertanyaan kunci Monitoring dan Evaluasi

dalam pendekatan berbasis aset adalah:

21Ibid, hal, 138 22

(37)

1. Apakah komunitas sudah bisa menghargai dan menggunakan pola pemberian hidup

dari sukses mereka di masa lampau?

2. Apakah komunitas sudah bisa menemukenali dan secara efektif memobilisasi aset

sendiri yang ada dan yang potensial (keterampilan, kemampuan, sistem operasi dan

sumber daya)?

3. Apakah komunitas sudah mampu mengartikulasi dan bekerja menuju pada masa

depan yang diinginkan atau gambaran suksesnya?

4. Apakah kejelasan visi komunitas dan penggunaan aset dengan tujuan yang pasti

telah mampu memengaruhi penggunaan sumber daya luar (pemerintah) secara tepat

dan memadai untuk mencapai tujuan bersama?23

23

(38)

BAB III

PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN

A. Letak Geografis

Agrowisata Belimbing terletak di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu,

Kabupaten Bojonegoro, yang dikenal sebagai desa agrowisata Belimbing jaraknya

kurang lebih 15 km ke arah barat untuk mencapai tempat ini. Desa Ngringinrejo adalah

salah satu desa yang terletak di antara 24 desa di kecamatan Kalitidu Kabupaten

Bojonegoro dengan luas ±166,065 Ha. Desa Ngringinrejo luas agrowisata 65 %lahan,

lahan pertanian 85 % ,lahan pemukiman 95% dari luas tanah. Dengan kondisi alam

yang indah, maka desa Ngringinrejo dikelilingi oleh sungai bengawan solo, persawahan

dan perumahan. Akan tetapi persawahan yang dekat dengan sungai akan mengalami

kegagalan panen dikarenakan kiriman sungai bengawan solo.

Desa Ngringinrejo terletak sekitar 3-4 km dari jalan raya untuk lebih jelasnya

adapun gambar atau peta.

Gambar 3.1: Peta desa Ngringinrejo

Sumber: Google Maps

Jadi jarak desa Ngringinrejo ke Kecamatan Kalitidu kurang lebih 2 kilo dapat

ditempuh dengan sepeda motor 15 km. Batas-batas wilayah desa Ngringinrejo adalah

sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

(39)

No. Batas Wilayah

1. Utara Kecamatan Trucuk Desa Modo

2. Selatan Desa Leran

3. Barat Desa Pumpungan

4. Timur Kecamatan Trucuk

Sumber: dokumentasi Desa Ngringinrejo Tahun 2013

Kecamatan Kalitidu terbagi menjadi 24 Desa yaitu:

Tabel 3.2

No. Desa No. Desa

1 Bege 13 Ngujo

2 Brenggolo 14 Mojosari

3 Cengungklung 15 Ngraho

4 Grebengan 16 Ngringinrejo

5 Kalitidu 17 Panjunan

6 Katur 18 Pilangsari

7 Leran 19 Pumpungan

8 Mayanggeneng 20 Sumengko

9 Mayangrejo 21 Talok

10 Mlaten 22 Sudu

11 Mojo 23 Sukoharjo

12 Manukan 24 Wotanngare

Sumber: http://googleweblight.com

Sedangkan letak Agrowisata Belimbing berada di Desa Ngringinrejo, Desa

Ngringinrejo terbagi menjadi tiga dusun yaitu Mejayan, Ngringin dan Dusun

(40)

B. Kondisi Demografi

Keadaan demografis merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

usaha mencapai tujuan pembangunan dan peningkatan ekonomi yang berencana.

Karena aspek demografis ini berkenalan langsung dengan penduduk dan berbagai

komposisi serta kekayaan alamnya yaitu asset.

Wilayah Desa Ngringinrejo seluas ±166,065 Ha yang terdiri dari tiga dusun

yaitu Dusun Mejayan, Dusun Ngringin dan Dusun Margorejo yang terbagi menjadi 11

Rukun Tetangga (RT) dan 5 Rukun Warga (RW) dengan total keseluruhan jumlah

penduduk 2123 jiwa dengan rincian 1046 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 1077

berjenis kelamin perempuan dengan mata pencaharian yang masih didominasi oleh

pekerjaan di sektor pertanian sebanyak 567 orang, kemudian karyawan dari perusahaan

swasta menduduki peringkat kedua dengan jumlah 28 orang dan sektor perdagangan

menduduki urutan ketiga dengan jumlah 21 orang. Adapun penggunaan lahan Desa

Ngringinrejo mayoritas digunakan untuk lahan sawah dan lahan perkebunan rakyat

dengan prosentase sebesar 48,36 persen dan 23,78 persen.

C. Mata Pencaharian Penduduk

Perekonomian merupakan salah satu aspek yang terpenting karena untuk

mengetahui tingkat perekonomian dan kesejahteraan. Karena bagaimanapun

perekonomian itu penting bagi kelangsungan hidup manusia. Seperti halnya

perekonomian masyarakat desa Ngringinrejo yang mayoritas masyarakat bermata

pencaharian sebagai petani, dan petani Belimbing, pedagang.

Masyarakat Desa Ngringinrejo hampir 90% mereka adalah petani akan tetapi

ada juga yang buruh tani adalah yang mempunyai lahan sempit. Sedangkan

(41)

kaya. Sektor perdagangan yang ada adalah pedagang perancang atau warung. Sebagian

hasil bumi, mereka membeli hasil pertanian para pertanian para petani desa yang

kemudian dijual ke kota. Pedagangan prancang, yakni dengan membuka warung di

depan rumah dan menjual kebutuhan sehari-hari. Diantaranya sembako, makanan kecil,

obat-obatan, dan lain-lain. Ada juga pedagang makanan yang menyediakan bakso, nasi

pecel, nasi campur dan lain-lain.

D. Keagamaan

Masyarakat Ngringinrejo yang berada di desa cenderung rukun dan ramah

tamah terhada sesama tetangga. Mereka merasa keluarga sendiri, tidak

membeda-bedakan dengan yang lain. Walaupun ada beberapa rumah yang sebelahnya diberi

pagar pembatas akan tetapi mereka masih menjaga kerukunan antar tetangga. Apabila

tetangga ada yang kesulitan, rumah sampingnya segera menanyakan apa yang terjadi.

Seperti adanya kebiasaan tetangga berkumpul di depan rumah dan pada hari biasanya

tidak terlihat, maka sorenya di tanyakan ke tetangga lain atau mereka melihat

kerumahnya takutnya tetangga tersebut mengalami sakit atau kesulitan yang lain.

Dengan mayoritas masyarakat Desa Ngringinrejo beragama Islam. Aktifitas

keagamaan yang dilakukan oleh bapak-bapak, tahlilan ibu-ibu serta diba'an para

remaja. Walaupun kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat Desa Ngringinrejo

masih aktif dan berjalan seperti biasanya, kecuali kalau mau bulan Ramadhan kegiatan

tersebut diliburkan dan dilanjutkan setelah hari raya ketupat. Dengan kegiatan

keagamaan tersebut tidak kemungkinan tradisi yang dianut masih sangat kental.

Tabel 3.3

Sarana Peribadatan

(42)

Sumber data: wawancara oleh nana pada 1 juli 2016, jam 13.00

Gambar 3.2: Masjid Al-Fattah

Gambar dan tabel di atas menunjukan bahwa tempat peribadatan yang ada di

Desa Ngringinrejo, ada 3 masjid yang terletak disetiap dusun, musholla ada 9. Hal ini

menunjukan bahwa masyarakat Desa Ngringinrejo mayoritas memeluk Agama Islam.1

E. Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah prioritas dalam kehidupan begitu juga

masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya dunia pendidikan

bagi generasi muda, mereka mengutamakan pendidikan baik formal maupun non

formal bagi anak-anak mereka. Guna untuk menciptakan generasi yang memiliki ilmu

yang bermanfaat khusunya bagi masyarakat desa Ngringinrejo. Jarak antara sekolah

dengan rumah sangatlah dekat karena sekolah berada di tenggah-tenggah

perkampungan, jadi banyak para orang tua menyekolahkan anak-anaknya ketempat

yang dekat dengan rumah agar tidak malas serta ada juga pengawasan dari para orang

tua. Berikut sekolahan yang ada di Desa Ngringinrejo yaitu: SMPN 2 Kalitidu, SDN

1

Hasil wawancara dengan Nana, salah seorang remaja desa pada tanggal 15 Juni 2016.

1. Masjid 3

(43)

Ngringinrejo, MI Mamba'ul Huda semua didirikan guna untuk menciptakan agar

menjadi generasi muda yang berpendidikan.

Gambar 3.3: SMP N 2 Kalitidu

F. Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas

seseorang. Apabila tingkat kesehatan masyarakat baik maka etos kerjapun akan

maksimal. Begitupun sebaliknya apabila tingkat kesehatan masyarakat rendah etos

kerjapun bisa menurun. Adanya fasilitas umum dalam hal kesehatan sangat diperlukan

oleh masyarakat. Fasilitas tersebut digunakan untuk tempat pelayanan kesehatan

masyarakat sehari-hari. Kesehatan masyarakat yang baik menjadi prioritas utama

disetiap desa. Desa Ngringinrejo merupakan salah satu desa yang jauh dari pusat kota.

Walaupun jauh dari pusat kota tingkat kesehatan masyarakat setempat bisa dikatakan

baik.

Sarana kesehatan yang ada di tenggah-tenggah desa yang terletak di sebelah

balai desa yaitu POLINDES di desa Ngringinrejo yang masih aktif digunakan

posyandu balita maupun lansia juga tersedia yag dilaksanakan sebulan sekali. dari hasil

observasi wawancara lapangan, peneliti dapat mendeskripsikan bahwa kehidupan yang

terkait kesehatan sangat diperhatikan, khususnya kesehatan jasmni dan rohani.

(44)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Adanya fasilitas kesehatan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena letak

Puskesmas jauh dari Desa. Jika masyarakat ada yang sakit maka bisa berobat gratis di

POLINDES. Adanya layanan obat gratis ini bisa membantu masyarakat dalam segi

ekonomi. Hal ini diperlukan karena bisa meringankan biaya pengeluaran untuk berobat.

G. Adat dan kebudayaan

Masyarakat Desa Ngringinrejo merupakan masyarakat jawa yang tidak lepas

dengan adat-istiadat, mitos, dan kearifan lokal (local wisdom) yang hingga saat ini masih dipercayai dan dilestarikan oleh masyarakat sebagai bukti untuk menghormati

warisan budaya yang telah ditinggalkan nenek moyang terdahulu. Bahkan masyarakat

jawa menganggap tradisi yang diwariskan keluhur mereka menjadikan jalan untuk

menuju keselamatan dan keberkahan di dunia ini.

Masyarakat Desa Ngringinrejo memiliki beberapa adat-istiadat dan kebudayaan

yang sampai saat ini dijalankan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.Megengan

Megengan biasanya dilakukan menjelang minggu trakhir di Bulan Sya’ban.

Dalam tradisi, megengan juga dimanfaatkan untuk sesepuh ahli kubur yang telah

mendahului. Megengan juga diwarnai dengan tradisi ungkapan rasa syukur

(syukuran) dengan membagi-bagi makanan ke tetangga yang masih saudara.

(45)

orang-orang sekitar ke rumah) ataupun berkumpul bersama dimushola terdekat.

Tradisi ini ditandai dengan upacara selametan ala kadarnya untuk menandai akan

masuknya bulan puasa yang di yakini sebagai bulan suci atau khusus.

2.Tingkepan

Tingkepan upacara tingkepan (miton) adalah upacara adat jawa yang dilakukan

saat seseorang wanita tengah hamil 7 bulan pada upacara ini. Pada upacara ini,

wanita tersebut akan dimandikan air kembang dengan diiringi panjatan do’a dari

sesepuh, agar kehamilannya selamat hingga proses persalinannya nanti. Biasanya

para tetangga akan memberikan sedekah secukupnya untuk menjalin silaturrahim.

Setelah itu dari pihak keluarga yang mempunyai hajatan akan memberikan imbalan

atau beberapa makanan untuk dibawa pulang oleh para tamu. Ada hal yang tidak

terpisahkan dari tingkepan ini dikalangan masyarakat Ngringinrejo yaitu selalu

membuat dan memberikan rujak manis kepada para tamu yang hadir untuk

bersedekah.2

3.Manganan atau Sedekah Bumi

Manganan merupakan budaya orang jawa yang dalam pelaksanaannya

melibatkan banyak orang atau bisa dikatakan di ikuti oleh seluruh warga dalam satu

dusun di sebuah desa. Kegiatan ini merupakan wujud syukur atas karunia hasil

pertanian yang melimpah dan mereka berharap agar hasil panen selanjutnya

hasilnya akan lebih baik, juga meminta perlindungn dari bencana alam yang bisa

merusak tanaman pertanian mereka.3

Masyarakat desa Ngringinrejo mereka biasanya berkumpul dimakam sesepuh

desa atau tokoh yang dituakan di dusun. Dengan membawa selengser makanan dan

2 Hasil wawancara dengan Bu Zainab, salah satu warga desa pada tanggal 15 Juni 2016.

(46)

jajanan tradisional sampai ayam pangang. Dan setelah kumpul semua sesepuh desa

atau yang mendo’akan kegiatan manganan tersebut, dan setelah itu makanan

tersebut di bagikan ke masyarakat atau bertukar makanan ke satu orang dengan

orang yang lainnya. Malam selanjutnya biasanya diadakan acara wayang karena itu

sudah tradisi sejak nenek moyang dan sampai sekarang masih di budayakan agar

(47)

BAB IV

PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT AGROWISATA DESA NGRINGINREJO

A. Pendampingan Masyarakat Petani Agrowisata

Awal pendampingan ini dimulai dari, inkulturasi dan melakukan observasi

ke lokasi pendampingan yang akan didampingi, supaya mengetahui lokasi secara

real seperti apa lokasi dan kondisi fisik yang akan di dampingi, kemudian meminta

izin kepada Kelurahan desa Ngringinrejo dan juga kepada seketaris desa agar

proses pendampingan bisa berjalan dengan lancar. Penulis mengajukan proposal

pendampingan kepada jurusan Manajemen dan Pengembangan Masyarakat.

Tahap awal melakukan wawancara kepada masyarakat dan perangkat desa

setempat, menggali dari sekitar lokasi pendampingan. Fasilitator memilih untuk

mendampingi asset berkembangnya Agrowisata Belimbing. Fasilitator mendatangi

tempat agrowisata Belimbing Ngringinrejo salah satu tempat yang akan di

dampingi, kebetulan disana ketemu salah satu seorang Bapak Edi Sujono yang

berjualan tiket masuk wisata beserta nana pemuda Desa setempat. Mereka sedikit

bercerita tentang sejarahnya agrowisata, beliau juga memiliki tujuan untuk

mengenalkan kepada wisatawan tentang berkembangnya wisata. Selain itu kita

juga melakukan pendekatan terhadap suatu stuktur masyarakat baik secara formal

maupun non formal. Maka dari itu untuk masuk kedalam suatu masyarakat kita

harus mendapat izin terlebih agar masyarakat bisa percaya dan yakin kepada kita.

Awal bulan Mei April 2016, fasilitator melakukan pendampingan pada

masyarakat petani agrowisata. Fasilitator melakukan inkulturasi terhadap

(48)

memperkenalkan diri kepada masyarakat. Masyarakat agrowisata ini memiliki

asset yang baik untuk dikembangkan agar nantinya bisa diperbaiki ekonomi

masyarakat. Desa Ngringinrejo sangat terkenal dengan desa wisata, akan tetapi

masyarakat kurang bisa memanfaatkan Belimbing menjadi olahan makanan.

Seperti yang diungkap Bapak Edi sujono atau akrap dipanggil mbah jono (65).

“Nak kene ibu-ibu e kurang semangat gae olahan Belimbing, soal e wong-wong seneng dodol langsung nak pengunjung. Karno waktu gae gawe olahan panganan kurang, dadi mereka gak iso ngalami gae sirup dan dodol,, makae wong

e dodol Belimbing langsung ke pengunjung”.1 (Disini ibu-ibu kurang semangat

membuat olahan Belimbing, soalnya mereka senang menjual secara langsung ke pengunjung. Karena keterbatasan waktu untuk membuat olahan kuliner berkurang, jadi mereka tidak bisa mengalaminya membuat sirup dan dodol, sehingga mereka menjual langsung ke pengunjung).

Padahal dulu ada yang memanfaatkan Belimbing menjadi olahan makanan

dan minuman agar bisa mengembangkan usaha mereka, agar mereka bisa menjual

ke pengunjung atau dititipka ke toko terdekat.

B. Menemukan Asset Masyarakat Desa

Asset yang memiliki masyarakat adalah kekuatan yag sangat berharga

untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perubahan

sosial. Tujuan dari pemetaan asset adalah supaya masyarakat belajar memahami

kekuatan yang sudah mereka miliki, kemudian apa yang bisa dilakukan baik mulai

dari sekarang dan mengerti siapa diantara mereka yang memiliki keterampilan atau

sumber daya.

Diwilayah tempat agrowisata terdapat beberapa asset yang bisa digunakan

untuk memperlancar pendampingan berbasis aset.

Gambar 4.6: FGD

1Hasil wawancara dengan Mbah Jono, salah satu penjual tiket masuk agrowisata pada tanggal 10 Juni 2016,

(49)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dengan berlangsungnya kegiatan FGD pada tanggal 25 Juli 2016 pukul

18.25 di kediaman ibu Sumiyati. Yang hadir dalam FGD ibu Sumiyati, ibu Zainab,

ibu Susi, ibu Rukayah, mbak Dian, aset tersebut bisa digunakan untuk sebuah

kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat melalui ibu-ibu PKK yang

ada diwilayah agrowisata. Aset dan potensi yang dimiliki masyarakat Desa

Ngringinrejo. Menemukan kembali aset yang dimiliki masyarakat dengan cara

mengetahui kesuksesan masyarakat dalam mengembangkan potensi desa wisata.

Diwilayah tempat agrowisata terdapat beberapa asset yang bisa digunakan untuk

memperlancar pendampingan berbasis aset.

a. Aset Manusia

Sumber daya manusia, adalah merupakan pengelolaan agrowisata, oleh

karena SDM yang dibutuhkan di samping harus memiliki latar belakang

pendidikan dibidangnya, harus pula memiliki pengalaman yang luas dalam

mengelola pekerjaannya. Tata cara pengelolaan komoditas usaha pertanian yang

disajikan sebagai komoditi daya tarik wisata pengelolaannya. Faktor pengetahuan

yang luas dalam bidang pertanian, keterampilan dalam bercocok tanam, sikap

terhadap pekerjaan yang ditangani harus menjadi bagian penting bagi SDM yang

(50)

bercocok tanam perlu mendapatkan tambahan pengetahuan tentang ilmu tanaman,

tumbuhan untuk pengembangan informasi kepada pengunjung.

Aset yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perananya

sebagai makhluk sosial. Potensi yang dimaksud bisa diartikan sebagai ketrampilan,

karena ketrampilan menjadi aset penting sebagai upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Yang terpenting adalah pengetahuan masyarakat dalam menjalankan

perubahan yang ada. Seperti kelompok ibu-ibu PKK yang mempunyai semangat

tinggi dalam meningkatkan ekonomi serta ikut mengembangkan desa wisatanya,

ibu-ibu setiap 2 minggu sekali membuat olahan dari buah Belimbing yang

dijadikan dodol, sirup, selai dan kripik.

Sejak di bangunnya agrowisata masyarakat mulai melakukan pengelolaan

kebun Belimbing agar menjadi lebih berkembang. Dengan cara mereka melakukan

merawat, membersihkan serta mereka mengairan agar menjadi subur. Dalam

memahami adanya pengembangan dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat desa

merupakan aset yang mereka miliki, adapun kegiatan ibu-ibu PKK dalam

melakukan pengelolahaan sirup dan sari Buah.

Gambar 4.7: Pembuatan Sirup Belimbing

(51)

Gambar di atas kegiatan mereka membuat olahan Belimbing yang akkan

dijadikan sirup dan sari Belimbing. Dengan pengelolaan Belimbing yang dibuat

sirup dan lainnya nantinya akan menambah perekonomian masyarakat sekuitar

agrowisata dan bisa dijadikan oleh-oleh khas agrowisata.

b. Aset Fisik

Aset fisik disini berarti sumberdaya yang bersifat fisik, biasanya lebih

dikenal dengan lingkungan sekitar agrowisata kebun Belimbing. Dalam hal ini

keadaan fisik yang ada di tempat wisata Belimbing terdepat beberapa aset yang

perlu kita kembangkan. Untuk kemajuan wilayah agrowisata ini merupakan aset

yang terpenting dalam aset fisik yag dimiliki oleh masyarakat. Karena aset tersebut

kita dapat mengambil dampak positifnya yakni masyarakat akan mengalami

perubahan segi sosial dan ekonomi. yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5: Asset

No Asset Keterangan

1 Gazebo 17 Buah

2 Lapangan 1 Buah

3 Tempat Parkir 3 Buah

4 Toilet 2 Buah

5 Musholla 2 Buah

6 Toko 36 Buah

Dari tabel diatas bahwa ada beberapa asset yang mendukung dalam agrowisata

Belimbing Ngringinrejo. Seperti adanya Gazebo, tilet dan musholla yang dibangun

akan membuat kenyamanan bagi pengunjung yang berwisata.

Petani agrowisata Belimbing ada 104 dengan jumlah keseluruhan ada 9.604

Gambar

Gambar 3.1: Peta desa Ngringinrejo
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Sarana Peribadatan
Gambar 3.2: Masjid Al-Fattah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga kejadian trip secara bersamaan antara rele pengaman utama dan rele backup pada saat terjadi gangguan hubung singkat dapat dihindari dan koordinasi kerja

Sistem Informasi; STMIK Bina Insani; Jl. 6 Rawa Panjang Bekasi Timur Kota Bekasi 17114 Indonesia , Telp. Sistem Penunjang Keputusan Kenaikan Kelas pada SMA Negeri 100

 2ama pasien < 2y.. 5)8 dengan Gastroenteritis didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan obyektif. Dari

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 15 Tampe mata pelajaran IPA tahun ajaran 2015-2016 dengan melakukan kolaborasi dan berangkat

Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam upaya mengembangkan tape biji teratai sebagai sumber probiotik adalah belum diketahuinya kemampuan strain mikroba yang diperoleh dari

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui. Pekali

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Mishima sangat menyesali hidupya karea ia luput/kehilangan kesempatan untuk mati pada masa itu, dan ia menganggap hari-harinya setelah perang sebagai sisa hidup