• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VA MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VA MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA

SISWA KELAS VA MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

MOCHAMMAD LUDFI NIM : D07211015

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Mochammad Ludfi. 2015. Penerapan Strategi Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas VA MI Roudlotul Banat Sidoarjo

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam mapel IPA materi daur air. Bukti rendahnya hasil belajar di diperoleh dari wawancara yakni, Dari 22 siswa, hanya 8 siswa (36%) yang berhasil mencapai KKM 70 sedangkan 14 siswa (64%) masih belum tuntas. Hal tersebut disebabkan karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak dilengkapi dengan media yang memadai. Sementara, mata pelajaran IPA adalah mapel yang sarat dengan konsep dan membutuhkan contoh yang kongkrit. Untuk itu dibutuhkan strategi pembelajaran yang benar benar mampu menampilkan hal hal yang kongkrit dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, peneliti mengambil tindakan pembelajaran melalui strategi pembelajaran picture and picture yang dilakukan dengan dua siklus.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan strategi pembelajaran picture and picture dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA MI Roudlotul Banat Sidoarjo? (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA melalui penerapan strategi picture and picture siswa kelas VA di MI roudlotul banat Sidoarjao?

Peneliti ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang dikenal dengan mix method. Model PTK yang digunakan yaitu model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data kualitatif di analisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan rumus nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO……….. ... iv

PERSEMBAHAN……. ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... ... 7

C. Tindakan yang dipilih ... ... 8

D. Tujuan Penelitian ... ... 8

E. Lingkup Penelitian ... ... 8

F. Definisi Operasional ... ... 9

G. Manfaat Penelitian ... ……10

BAB II KAJIAN TEORI ... ... 12

A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... ... 12

1. Pengertian IPA... ... ... 12

(7)

3. Strategi –Strategi Pembelajaran IPA...17

4. Materi Daur Air………22

B. Strategi Picture And Picture ... ... 18

1. Pengertian Strategi Picture And Picture……... ... 18

2. Langkah –Langkah Strategi Picture And Picture ... 18

3. Kelebihan Strategi Picture And Picture ... 21

4. Kekurangan Strategi Picture And Picture………..……....... 22

C. Tinjauan Hasil Belajar………..26

1. Teori Hasil Belajar……….…………26

2. Aspek- Aspek Yang Diukur Pada Hasil Belajar……….30

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar………..36

D. Penelitian Terdahulu……….40

BAB III METODE dan RENCANA PENELITIAN... 42

A. Metode Penelitian ... ... 42

B. Setting Penelitian Dan Subjek Penelitian ... ... 46

C. Subjek Penelitian... 47

D. Variabel penelitian ... ... 47

E. Rencana Tindakan ... ... 47

F. Data dan Cara Pengumpulannya ... ... 49

1. Data ... 49

2. Teknik Pengumpulan Data ... ... 50

3. Tehnik Analisis Data... ... 63

G. Indikator Kinerja ... ... 67

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 70

A. Hasil penelitian………... 70

1. Siklus I………... 70

2. Siklus II ... ……..93

B. Pembahasan………..………114

BAB V PENUTUP... 122

A. Simpulan... ... .. 122

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA... 125

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ... 128

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 129

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah dipelajari dari jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari karena dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan alam peserta didik dapat mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.

Ilmu Pengetahuan Alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan hokum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.1. Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting dipelajari oleh siswa untuk memberikan bekal dalam menjalani hidupnya.

Ilmu Pengetahuan Alam dipelajari di setiap jenjang pendidikan, tak terkecuali di sekolah dasar. Pembelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu, pembelajaran IPA di sekolah juga dilakukan agar siswa tidak hanya memahami

1

(10)

2

konsep yang ada dalam pembelajaran IPA tetapi juga agar siswa memahami keadaan – keadaan alam, memiliki keterampilan proses mengenai keadaan di alam, memecahkan masalah, dan mengungkap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Di dalam pembelajaran IPA guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode yang bervariasi, pendekatan pembelajaran yang tepat, dan media pembelajaran yang relevan dengan materi IPA yang akan diajarkan. Siswa belajar IPA dengan mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga siswa akan merasa tertarik dan dapat memperkuat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor serta tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat tercapai. Bentuk program pendidikann IPA di Sekolah Dasar kini menempatkan siswa sebagai pembangun pengetahuan dari pengalamannya sendiri, baik melalui pengalaman mengerjakan sesuatu maupun berfikir. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapakan adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator, sehingga suasana kelas lebih hidup.2

Namun ternyata, realitas yang ada sekarang masih sangat tidak sesuai dengan pernyataan di atas . Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (teacher centered) yakni pembelajaran yang hanya berpusat pada guru. Serta lemahnya kemampuan

2

(11)

3

guru dalam mendorong dan memotivasi siswa menjadikan hasil belajar IPA masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai UN SD Tahun 2013/2014 Jakarta Pusat yang menyebutkan bahwa hasil UN IPA lebih rendah dibandingkan dengan Matematika dan Bahasa Indonesia.3

Hal tersebut juga terjadi pada proses pembelajaran IPA di kelas VA MI Roudlotul Banat sidoarjo. Dari hasil observasi peneliti di dapatkan penguasaan siswa terhadap pembelajaran IPA khususnya pada materi daur air sangatlah rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ulangan harian, dimana diperoleh data dari 22 siswa yang memperoleh nilai 70 keatas baru 8 siswa, sedangkan 14 siswa sisanya hanya memperoleh nilai dibawah 70. Itu berarti rata-rata hasil belajar siswa materi daur air yaitu 62,9 dengan KKM yang ditetapkan yaitu 70 dan tingkat keberhasilannya masih 36,4%4.

Beberapa hal diatas disebabkan karena didalam pembelajaran IPA khususnya materi daur air masih dititikberatkan pada penguasaan konsep saja. Proses pembelajaran di kelas kurang meningkatkan kreativitas siswa. Guru masih menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Proses pembelajaran yang dilakukan cenderung pada pencapaian

3

Data UN SD Se-Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014

4Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru IPA di Kelas VA, MI Roudlotul Banat Sidoarjo pada

(12)

4

target materi kurikulum, dan lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya, sehingga ketika siswa diminta untuk bertanya oleh guru banyak yang tidak melakukannya. Hal ini karena siswa kurang termotivasi untuk lebih aktif mengutarakan pendapat, ide, gagasan, pertanyaan dan kesulitan-kesulitan maupun hal-hal yang belum dipahami selama pelajaran berlangsung. Suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif, minat belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA masih sangat kurang, sehingga proses dan hasil belajar juga sangat rendah.

Kesulitan dalam belajar IPA tersebut juga semakin dikuatkan dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa peserta didik yang mengatakan bahwa mereka merasa bosan dalam mempelajari IPA karena mereka merasa bahwa pembelajaran IPA itu sangat sulit dan membosankan terutama dalam materi daur air , mereka juga kurang aktif dalam proses pembelajaran disebabkan karena penggunaan metode atau model pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan berinovasi.5

Selain pembelajaran yang kurang inovasi , guru juga jarang menggunakan media atau alat peraga. Media yang digunakan dalam

5

(13)

5

pembelajaran hanya sebatas papan tulis, tidak terdapat media tambahan lain yang mendukung proses pembelajaran.

Berdasarkan data di atas,dapat diidentifikasikan bahwa permasalahan yang terjadi diantaranya adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas atau media dan strategi pembelajaran yang cocok sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa MI Roudlotul Banat Sidoarjo, dengan ini perlu adanya penggunaan strategi dan media pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif saat proses pembelajaran.

Melihat keadaan tersebut, peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA terkait materi daur air dengan menggunakan strategi picture and picture. Karena menurut peneliti strategi pembelajaran tersebut sangat cocok dengan karakteristik siswa. Selain itu strategi ini tidak terlalu rumit dalam penerapan nya, serta strategi ini menggunakan media gambar yang mampu menjadikan siswa aktif dan kreatif dalam belajar.

(14)

6

logis6 setelah potongan- potongan gambar menjadi urutan yang runtut, siswa ditanyakan alasan atau dasar pemikiran gambar, dari alas an atau urutan gambar, guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Kerangka ini yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPA materi daur air, diharapkan dengan penerapan strategi picture and picture yang akan menumbuhkan keaktifan, kreatifitas dan juga menumbuhkan proses kerjasama dalam pembelajaran yang menyenangkan. Strategi ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa yang kurang memahami materi daur air.

Salah satu penelitian membuktikan bahwa strategi picture and picture telah terbukti meningkatkan hasil, dan minat belajar siswa . Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh Hidayati di MIN Ngawen Gunung Kidul Kota Yogyakarta pada mata pelajaran IPA kelas IV. Dengan judul “Penerapan strategi picture and picture untuk meningkatkan hasi belajar IPA

siswa kelas IV MIN Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi picture and picture pada pembelajaran IPA telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MIN Ngawen Gunung Kidul. Mulai dari rata-rata sebelumnya (59,22) mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas sebesar (65,60)

6Surijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).

(15)

7

meningkat pada siklus II dengan rata-rata kelasnya sebesar (82) dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar (81,25%).7

Dari rumusan latar belakang di atas maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VA MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi di atas dan agar lebih terfokus dalam pembahasan penelitian ini, maka peneliti memusatkan perhatian pada pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan strategi picture and picture dalam meningkatkan hasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas VA di MI ROUDLOTUL BANAT Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas VA di MI ROUDLOTUL BANAT Sidoarjo pada materi daur air melalui penerapan strategi picture and picture ?

7

(16)

8

C. Tindakan yang dipilih

Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi daur air tersebut adalah dengan menggunakan strategi picture and picture. Penggunaan strategi picture and picture ini, dikarenakan dapat menumbuhkan pembelajaran yang aktif, dan menarik yang dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi daur air pada pelajaran IPA serta membantu siswa bekerja efektif sehingga berhasil dalam proses maupun produk belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan strategi picture and picture dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada Siswa kelas VA di MI ROUDLOTUL BANAT Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VA MI Roudlotul Banat Sidoarjo pada materi daur air melalui penerapan strategi picture and picture.

E. Lingkup Penelitian

(17)

9

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas VA MI ROUDLOTUL BANAT Sidoarjo Semester genap tahun ajaran 2014 – 2015

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPA kelas V semester 2, dengan Kompetensi Dasar 7.4 mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

3. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa soal-soal tes tulis yang hanya digunakan pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi.

F. Definisi Operasional

Judul penelitian tindakan kelas yang penulis angkat berjudul ” Penerapan Strategi Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas VA MI Roudlotul Banat Sidoarjo”. Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan, maka dijelaskan

beberapa istilah berikut : 1. Peningkatan

Peningkatan adalah proses,perubahan,cara meningkatkan usaha.8

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah memalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

8

(18)

10

perilaku yang relatif menetap.9 Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya apabila tuntas dalam belajar. Ketuntasan belajar mengacu pada KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

3. Ilmu Pengetahuan Alam

Secara sederhana Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya diajukan oleh kumpulan fakta , tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah, sikap ilmiah, kreatifitas dan aplikasi konsep

4. Strategi Picture And Picture

Picture and picture adalah suatu strategi pembelajaran yang menggunakan gambar dalam bentuk potongan- potongan untuk kemudian dipasangkan serta diurutkan menjadi gambar yang utuh10.

G. .Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi penulis lain dalam menyusun karya ilmiah mengenai penggunaan

9 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo : 2013), hlm.

14.

(19)

11

strategi picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi daur air pada kelas V MI.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

1) Dapat meningkatkan keprofesionalan peneliti dalam mengajar. 2) Peneliti dapat berbagi model pembelajaran dalam mengajar,

terutama strategi picture and picture dalam mengajarkan materi daur air.

3) Memudahkan peneliti dalam menyampaikan materi pelajaran karena menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif.

b. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan penguasaan materi daur air.

2) Dapat memudahkan siswa dalam menerima materi daur air, karena menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

(20)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA

James Conent mendefinisikan IPA sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang behubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasi lebih lanjut8. IPA adalah mata pelajaran yang nyata dalam arti dapat dipertanggung jawaban dengan fakta – fakta dan bukti dengan peraga.

Secara sederhana IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya diajukan oleh kumpulan fakta , tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah, sikap ilmiah, kreatifitas dan aplikasi konsep.

Mata pelajaran IPA meliputi lima hal, yaitu konsep, proses , kreativitas, sikap dan aplikasi dan keterkaitan.

1) Konsep

8

(21)

13

Meliputi fakta – fakta konsep, hukum, serta teori dan hipotesis yang digunakan oleh para saintis. Dominan ini juga biasa disebut ranah pengetahuan ilmiah dalam belajar IPA.

2) Proses

Meliputi aspek – aspek yang berhubungan dengan bagaimana para saintis berfikir dan bekerja , misalnya melakukan observasi, pengklasifikasian dan pengorganisasian data.

3) Kreatifitas

Meliputi produksi gambaran mental ,pengombinasian objek dan ide atau gagasan dalam cara baru memberikan ekplanasi terhadap objek dan peristiwa – peristiwa yang dijumpai.

4) Sikap

Meliputi pengembangan sikap positif terhadap guru dan pelajaran IPA di sekolah, kepercayaan diri, motifasi, daya tangkap, rasa kasih sayang sesama manusia , ekspresi perasaan pribadi membuat keputusan – keputusan isu – isu lingkungan dan sosial.

5) Aplikasi dan keterkaitan

Meliputi kemampuan melihat atau menujukan konsep ilmiah dalam kehidupan sehari - hari, menerapkan konsep - konsep IPA dan keterampilan pada masalah sehari - hari.9

9

(22)

14

2. Pembelajaran IPA

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sitematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep, atau prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menepkannya di dalam kehidupan sehari – hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar ilmiah.

a. Tujuan Pembelajaran IPA

Di tingkat MI, diharapkan ada penekanan pembelajaran (IPA, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Mata pelajaran IPA di MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan , keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang

(23)

15

c) Mengembangkan rasa ingin tahu , sikap positif dan kesadaran tentang adanya yang saling mempengaruhi antara IPA lingkungan , teknologi dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara , menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.memperoleh bekal pengetahuan konsep dan kerampilan sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.10

b. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:11

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda /materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

10

Sri sulistiyo rini,Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan penerapannya Dalam KTSP,(Yogyakarta:tiara wacana,2006),hlm 39-40

(24)

16

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

c. Prinsip pembelajaran IPA di SD/MI

Pembelajaran di SD akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru SD perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran di SD. Prinsip-prinsip-prinsip pembelajaran di SD menurut Depdiknas adalah Prinsip motivasi, prinsip latar, prinsip menemukan, prinsip belajar melakukan (learning to doing), prinsip belajar sambil bermain, prinsip hubungan sosial. Prinsip pembelajaran di atas dapat di uraikan sebagai berikut.12

a. Prinsip motivasi, merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi siswa perlu di tumbuhkan, guru harus berperan sebagai motivator sehingga muncul rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran.

b. Prinsip latar, pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu dalam pembelajaran sebaiknya guru perlu menggali pengetahuan, keterampilan, pengalaman apa yang telah di miliki siswa sehingga kegiatan pembelajaran tidak berawal dari kekosongan terhadap materi.

12

(25)

17

c. Prinsip menemukan, pada dasarnya siswa sudah memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga berpotensi untuk mencari tahu guna menemukan sesuatu.

d. Prinsip belajar sambil melakukan, pengalaman yang di peroleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah di lupakan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran hendaknya siswa di arahkan untuk berkegiatan.

e. Prinsip belajar sambil bermain, bermain merupakan kegiatan yang di sukai pada usia SD, dengan bermaian akan menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga akan mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan melalui kegiatan bermain sehingga memunculkan kekreatifan siswa.

Prinsip hubungan sosial, dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil jika di kerjakan secara berkelompok. Dengan kegiatan berkelompok siswa tahu kelebihan dan kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerjasama dengan orang lain.

3. Strategi strategi pembelajaran IPA

(26)

18

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien13ada beberapa strategi pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran IPA diantaranya yaitu, strategi pembelajaran ekspositori, dan strategi pembelajaran inquiri. Dari beberapa strategi pembelajaran diatas, yang digunakan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar IPA adalah strategi picture and picture yang bisa membuat siswa aktif partisipatif dalam proses pembelajaran.

B. Strategi Picture And Picture

1. Pengertian strategi picture and picture

Picture and picture adalah suatu strategi pembelajaran yang menggunakan gambar dalam bentuk potongan- potongan untuk kemudian dipasangkan serta diurutkan menjadi gambar yang utuh14. Pemasangan dan pengurutan gambar dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Pemasangan dan pengurutan gambar yang dilakukan secara kelompok akan meningkatkan interaksi social siswa. Dalam kelompok, siswa akan saling membantu dan berdiskusi satu sama lain. Gambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar dengan materi pembelajaran.

2. Langkah-langkah strategi picture and picture

13Wina sanjaya,strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta :kencana

prenada Media group)hlm 10

(27)

19

Langkah langkah dalam strategi picture and picture sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai

Dilangkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demukian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator- indicator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

(28)

20

Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demonstrasi kegiatan tertentu.

4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang benar.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu langkah yakni dengan cara undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang diberikan.

5) Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut

(29)

21

yang lain untuk membantu sehingga diskusi dalam PBM semakin menarik

6) Dari alas an/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal yang ingin dicapai dengan meminta siswa lain mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan

7) Kesimpulan /rangkuman

Diakhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran15

3. Kelebihan strategi picture and picture

1) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar dengan guru menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang dipelajari

2) Meningkatkan daya pikir siswa karena guru meminta untuk menganalisis gambar yang ada

3) Pembelajaran lebih berkesan karena siswa terlibat secara langsung

15Huda ,Miftahul,M.Pd. Model Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

(30)

22

4) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa 5) Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis

6) Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir

7) Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan 4. Kekurangan strategi picture and picture

1) Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas yang sesuai dengan tema yang diajarkan

2) Baik guru dan siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pembelajaran 3) Memakan banyak waktu

4) Membuat sebagian siswa pasif

5) Munculnya kekhawatiran akan terjadi ekacauan dikelas

6) Adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lainnya16

4. Materi daur air

SK KD Materi daur air dan peristiwa alam terdapat pada mata pelajaran IPA kelas V semester II.

SK : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

(31)

23

KD : 7.4. Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.

a. Daur Air

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok seluruh makhluk hidup. Tanpa air makhluk hidup akan mati. Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Kegunaan air bagi makhluk hidup antara lain:

1) Untuk makan dan minum. Air dapat dikonsumsi langsung (bagi binatang) dan dimasak dulu (bagi manusia). Sedangkan untuk makan, air harus diolah bersama bahan makanan lain.

2) Untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Air sangat diperlukan untuk kepentingan manusia yang berkaitan dengan aktivitas kebersihan. 3) Untuk pengairan pada pertanian dan perkebunan, pengairan

dilakukan agar tanaman cukup air untuk proses asimilasi dan fotosintesisnya.

4) Untuk perikanan dan pariwisata serta lalu lintas perairan.

Air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari suatu proses yang cukup panjang yang disebut daur air. Daur air adalah perputaran air yang terjadi di alam secara teratur dan berulang.

(32)

24

menjadi uap air yang akan naik ke angkasa. Uap air ini kemudian berkumpul menjadi gumpalan awan. Gumpalan awan yang ada di angkasa akan mengalami pengembunan karena suhu udara yang rendah. Pengembunan ini membuat uap air berubah wujud menjadi kumpulan titik-titik air yang tampak sebagai awan hitam. Titik-titik air yang semakin banyak akan jatuh ke permukaan bumi, yang dikenal sebagai hujan. Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah dan yang lainnya akan tetap di permukaan. Air yang meresap ke dalam tanah inilah yang akan menjadi sumber mata air sedangkan air yang tetap di permukaan, akan dilairkan ke sungai, danau, dan saluran air lainnya. Air permukaan inilah yang akan menguap lagi nantinya membentuk rentetan peristiwa hujan.

(33)

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan proses daur air antara lain sebagai berikut: (1) pengurangan air tanah karena tidak ada keseimbangan lingkungan; (2) terhalangnya proses penguapan air karena ulah manusia, misalnya adanya pabrik-pabrik dan pemukiman yang terlalu padat; (3) iklim dan cuaca yang memungkinkan tidak terjadi proses pemanasan air; dan (4) lemahnya daya dorong angin terhadap awan yang telah terbentuk.

Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terganggunya daur air adalah penebangan pohon di hutan secara belebihan yang mengakibatkan hutan menjadi gundul. Pada saat hujan turun, air hujan tidak langsung jatuh ke tanah karena tertahan oleh daun-daun yang ada di pohon. Air dari daun akan menetes ke dalam tanah atau mengalir melalui pembuluh. Karena tertahan pada tubuh tumbuhan, jatuhnya air menyebabkan tanah tidak terkikis. Air hujan yang meresap ke dalam tanah selain dapat menyuburkan tanah juga disimpan sebagai sumber mata air yang muncul ke permukaan menjadi air yang jernih dan kaya akan mineral. Air yang muncul di permukaan ini kemudian akan mengalir ke sungai dan danau.

(34)

26

hutan gundul yang terkena hujan terus menerus dapat menyebabkan banjir dan mengakibatkan pengikisan tanah.

Hutan gundul menyebabkan daur air terganggu karena cadangan air yang berada di dalam tanah semakin berkurang, sehingga air yang berada di sungai dan danau menjadi lebih sedikit. Kegiatan manusia lainnya yang juga dapat mengakibatkan terganggunya daur air, di antaranya: (1) membiarkan lahan kosong tidak ditanami dengan tumbuhan; (2) menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari; dan (3) mengubah daerah resapan air menjadi bangunan bangunan lain.

Air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.Terganggunya daur air akan menyebabkan terganggunya keseimbangan makhluk hidup yang ada di bumi. Salah satu kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terganggunya daur air adalah penggunaan air secara berlebihan. Oleh karena itu, manusia seharusnya dapat menghemat penggunaan air dengan menggunakan air untuk keperluan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.

C. Hasil Belajar

1. Teori Hasil Belajar

(35)

27

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.17

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk. Seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.18

Belajar adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat di wariskan secara genetis. Selanjutnya Morris menyatakan bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.19

Menurut Hamalik hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.20

Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hal ini

17

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 2. 18

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 9.

19

Max Darsono, et al, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2000), hlm.2.

20

(36)

28

merujuk pada pemikiran Gagne, yang mengungkapkan hasil belajar itu berupa hal-hal berikut:21

a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

21

(37)

29

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Sudjana juga mendefinisikan hasil belajar dengan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima belajaranya. Diantara ketiga domain tersebut, domain kognitif merupakan salah satu aspek yang paling mungkin untuk dijadikan sebagai patokan pencapaian hasil belajar. Sebab domain kognitif (cognitive domain) merupakan kawasan hasil belajar yang berkaitan dengan tingkat pemahaman berkaitan dengan struktur materi yang diperoleh dari proses pembelajaran.22

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar merupakan sebuah perubahan (cara pandang, tingkah laku, dll) yang dihasilkan dari adanya sebuah proses yang disebut pembelajaran. Seberapa besar perubahan yang dihasilkan akan sangat bergantung pada proses yang diberikan. Salah satunya dapat diwujudkan dengan penggunaan permainan yang proposional terhadapat aktivitas pebelajar, dan ketersediaan waktu yang memadai untuk kelangsungan proses pembelajaran tersebut.

Hasil belajar akan tampak pada perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku

22

(38)

30

sebagai akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan keterampilannya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. 2. Aspek-Aspek yang Diukur pada Hasil Belajar

Menurut Bloom, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dalam hasil belajar itu mencakup kemampuan yang digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu:23

a. Domain kognitif

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari enam tingkatan, yaitu:24

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan (Knowledge) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya (recall). yakni mengetahui tentang hal-hal khusus, peristilahan, fakta-fakta khusus, prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah. Kemampuan pengetahuan ini merupakan kemampuan taraf yang paling rendah.

2) Pemahaman (comprehension)

23

Tim Pengembang MKDP, Kurikulim dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm.48. 24Ibid,

(39)

31

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala didahului sejumlah pengetahuan (Knowledge). Oleh sebab itu, pemahaman tingkatannya lebih tinggi daripada pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakata, tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.

3) Penerapan (aplication)

Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hukum, konsep, ide dan lain sebagainya ke dalam situasi baru yang konkret.

4) Analisis

(40)

32

dikuasai oleh siswa yang telah dapat menguasai kemampuan memahami dan menerapkan. Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar.

5) Sintesis

Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan kebaikan dari analisis. Kalau analisisa mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, maka sintesis adalah kemampuan menyimpan unsur atau bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh. 6) Evaluasi

Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu serta kemampuan untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu.

Penguasaan kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan dikelas atau berupa tes tulis. Ranah kognitif juga dapat diukur dengan menggunakan portofolio.

(41)

33

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Domain afektif memiliki tingkatan, yaitu:25

1) Penerimaan

Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah. Seseorang memiliki perhatian yang positif terhadap gejala-gejala tertentu manakala mereka memiliki kesadaran tentang gejala, kondisi atau objek yang ada.

2) Merespons

Merespons atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain dan sebagainya.

3) Menghargai

Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau objek tertentu.

4) Mengorganisasi

Tujuan yang berkenaan dengan organisasi ini berkenaan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.

5) Karakteristik Nilai

(42)

34

Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya itu dijadikan pandanagn (falsafah) hidup serta dijadikan pedoman bertindak dan berperilaku.

Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur sikap: a) Skala likert

Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh 5 respon yang menunjukkan tingkatan, misal :

SS : sangat setuju S : setuju

TB : tidak berpendapat TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju b) Skala Pilihan Ganda

Bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda. c) Skala Thursione

Merupakan skala mirip skala buatan likert, karena merupakan suatu instrumen yang jawabannya menunjukkan tingkatan.

d) Skala Guttmctu

Berupa tiga atau empat buah pernyataan yang masing-masing harus di jawab “ya”atau “tidak”

(43)

35

Mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi yaitu baik – tidak baik, kuat- lemah dan cepat-lambat atau aktif-pasif.

f) Pengukuran Minat c. Domain Psikomotor

Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tungkatan yang termasuk dalam domain ini:26

1) Persepsi (perception)

Persepsi merupakan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang dapat dipermasalahkan.

2) Kesiapan (set)

Kesiapan merupakan berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan prilaku-prilaku khusus.

3) Meniru (imitation)

Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempraktikkan gerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya.

4) Membiasakan (Habitual)

Membiasakan merupakan kemampuan seseorang untuk mempraktikkan gerakan-gerakan tertentu tanpa harus melihat contoh. 5) Menyesuaikan (Adaptation)

(44)

36

Menyesuaiakan merupakan kemampuan beradaptasi gerakan atau kemampuan itu sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang sudah ada.

6) Menciptakan (Organization)

Menciptakan merupakan kemampuan seseorang untuk berkreasi dan mencipta sendiri suatu karya.

Tes untuk mengukur aspek psikomotorik adalah tes yang dilakukan untuk mengukur penampilan atau perbuatan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai siswa. Contoh tes penampilan atau kinerja diantaranya yaitu: a) Tes tertulis, b) Tes identifikasi, dan c) Tes simulasi.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam mencapai keberhasilan belajar, guru dalam melakukan proses pembelajaran banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan metode belajar. Dengan adanya metode yang mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.

(45)

37

luar wilayah kendali guru seperti karakterisrik dan latar belakang siswa, tujuan pembelajaran, kondisi dan kualitas sarana dan prasarana, dan lain-lain. Reigeluth menamakan faktor tersebut sebagai kondisi “given”. Baik

kondisi given maupun variabel metode, keduanya secara bersama-sama memberi pengaruh kepada hasil belajar.27

Hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Purwanto, selain faktor-faktor di atas, dalam berhasil atau tidaknya perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan kecakapan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:28

a. Faktor individual, yaitu faktor yang ada dalam diri organisme, yang meliputi:

1) Faktor kematangan atau pertumbuhan

Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia. Misalnya: siswa sekolah dasar diajarkan ilmu kalkulus. Pertumbuhan mental anak seusia mereka belum matang untuk menerima pelajaran tersebut. Kegiatan mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi-potensi jasmani, dan ruhaninya telah matang.

27

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm.31.

28

(46)

38

2) Faktor kecerdasan dan intelegensi.

Faktor kecerdasan memengaruhi hasil belajar peserta didik karena tidak semua peserta didik memiliki tingkat kecerdasan yang sama meski pada usia yang sama.

3) Faktor latihan dan ulangan

Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam.

4) Faktor motivasi

Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Seseorang tidak akan mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan dicapai dari belajar.

5) Faktor pribadi

Sifat-sifat kepribadian seperti: sifat keras hati, halus perasaannya, berkemauan keras, tekun dan sifat sebaliknya turut berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai. Termasuk ke dalam kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.

b. Faktor sosial, yaitu faktor yang ada di luar individu. Diantaranya yaitu:

(47)

39

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam seperti suasana tentram, dan damai begitu pula sebaliknya turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami anak-anak. Termasuk ada tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar.

2) Faktor guru dan cara mengajarnya.

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.

3) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar.

Sekolah yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam belajar ditambah dengan guru yang berkualitas akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

4) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia.

Faktor karena kelelahan karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tidak ada kesempatan kerana sibuk bekerja, serta pengaruh lingkungan yang buruk yang terjadi di luar kemampuannya turut memengararuhi hasil belajar peserta didik.

5) Faktor motivasi sosial.

(48)

40

dari tetangga, sanak-saudara, teman-teman, sekolah dan teman sepermainan.

Dengan demikian jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kesemua itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda-beda.

D. Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian yang relevan menunjukkan hasil bahwa penggunaan strategi picture and picture dapat meningkatkan hasil, dan minat belajar siswa. Peneliti tersebut antara lain:

1. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh Hidayati di MIN Ngawen Gunung Kidul Kota Yogyakarta pada mata pelajaran IPA kelas IV. Peneliti ini mengangkat judul “Penerapan

strategi picture and picture untuk meningkatkan hasi belajar IPA

(49)

41

dengan rata-rata kelas sebesar (65,60) meningkat pada siklus II dengan rata-rata kelasnya sebesar (82) dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar (81,25%).29

2. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh Dwi cahyo nugroho di SMAN 2 Singaraja pada mata pelajaran PKn kelas 2 1S. Peneliti ini mengangkat judul “Penerapan strategi picture and picture untuk meningkatkan aktivitas hasi belajar PKn siswa”. Dalam hal ini peneliti menggunakan strategi picture and picture. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi picture and picture pada pembelajaran PKn telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 IS SMAN 2 Singaraja. Hal ini dilihat dari perolehan hasil belajar siswa terus meningkat mulai dari rata-rata sebelumnya (55,00%)mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas sebesar (89,37%)30

29

Hidayati, Penerapan strategi picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV MIN ngawen gunung Kidul Yogyaarta, 25 Mei 2014 di : http://digilib.uin-suka.ac.id/14101/

30

(50)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dengan jenis kolaboratif partisipatoris yaitu partisipasi antara guru, peneliti, dan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang bertujuan meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban guru. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatanterhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa31.

Menurut T. Raka Joni dalam F.X Soedarsono penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-

31

(51)

43

tindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan32.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas diartikan sebagai upaya guru atau penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia faktual lainnya. Setiap penelitian mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dengan penelitian yang lain. Penelitian tindakan mempunyai karakteristik tersendiri. Adapun ciri dari penelitian tindakan antara lain sebagai berikut:

1. Bersifat situasional kontekstual yang terkait dengan mendiaknosis dan memecahkan masalah dalam konteks tertentu.

2. Menggunakan pendekatan yang kolaboratif.

3. Bersifat partisipatori (jika penelitian tindakan dilakukan secara tim), yakni masing-masing anggota tim ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitiannya.

4. Bersifat self evaluative, yakni peneliti melakukan evaluasi sendiri secara kontinu untuk meningkatkan praktik kerja.

5. Prosedur penelitian tindakan bersifat on the sport yang didesain untuk mengalami sasalah konkret yang ada ditempat itu juga.

6. Temuannya diterpkan segera dan perspektif jangka panjang.

32

(52)

44

7. Memiliki sifat keluwesan dan adiktif33.

Dijelaskan oleh Wahidmurni dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas; Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk penelitian dengan pendekatan kualitatif, walaupun data dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif. PTK berbeda dengan penelitian formal lainnya, sebab pada dasarnya penelitian formal lainnya menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). PTK lebih bertujuan untuk memperbaiki kerja pembelajaran di kelas, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisi, mengingat karakteristik siswa, kondisi kelas/sekolah/madrasah berbeda34.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan model PTK “guru sebagai observer” dengan acuan model siklus PTK yang

dikembangkan oleh Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) aksi atau tindakan (Acting), 3) observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting).35

33

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosian dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),

hlm. 72 34

Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UM Press, 2008), hlm. 18 60

Ibid. hlm.. 19

35

(53)

45

Bagan prosedur PTK Kurt Lewin adalah sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II Identifikasi

masalah

Perencanaan (planning)

Perencanaan ulang Refleksi

(reflecting)

Observasi (observing)

Tindakan (Acting)

dst

(54)

46

Secara keseluruhan, bagan tersebut mempunyai empat tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang membentuk suatu siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digambarkan dalam bentuk spiral.

Model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

Alasan memilih menggunakan model PTK Kurt Lewin dari pada model PTK lainnya adalah karena model PTK Kurt Lewin ini mudah pelaksanaannya dan juga sangat simple dibandingkan dengan model PTK yang lainnya. Tujuan menggunakan model ini yaitu apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting penelitian ini meliputi:

a. Tempat penelitian : kelas VA MI ROUDLOTUL BANAT Sepanjang Sidoarjo pada mata pelajaran IPA

(55)

47

penelitian disesuaikan dengan kalender pendidikan sekolah. Adapun jadwal penelitian secara rinci telah tertulis dan dapat di lihat pada lampiran.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA MI ROUDLOTUL BANAT Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah keseluruhan adalah 22 siswa, yaitu 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek peneliti atau apa saja yang memberikan titik perhatian suatu penelitian.36 Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel input : Siswa Kelas VA MI ROUDLOTUL BANAT Sidoarjo b. Variabel proses : penerapan strategi picture and picture

c. Variabel output : hasil belajar siswa materi daur air pada mata pelajaran IPA

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian yang berdasarkan pada prinsip Model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa kegiatannya berlangsung

36

(56)

48

secara berulang dalam bentuk siklus. Dalam satu siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu:

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah : 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas

3) Mempersiapkan dan menyusun lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi yang harus disiapkan antara lain lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa 4) Menyusun pedoman wawan cara untuk memudahkan peneliti dalam

mengetahuai respon siswa dan guru terhadap proses pembelajaran. 5) Menyusun test hasil hasil belajar siswa

b. Melaksanakan tindakan (acting)

Pada tahap ini merupakan tahap pelaksanaan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c. Melaksanakan pengamatan (observing)

(57)

49

1) Mengamati aktivitas guru dalam menerapkan strategi picture and picture

2) Mengamati aktivitas siswa dalam menerapkan strategi picture and picture

d. Melakukan Refleksi

Pada tahap ini, yang harus dilakukan yaitu : 1) Menganalisis hasil observasi

2) Menganalisis hasil wawancara 3) Menganalisis hasil belajar

4) Mencatat kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat tercapai.37

Apabila dalam hal ini masih kurang, maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan tahapan-tahapan yang sama.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Macam data

Data adalah segala sesuatu yang diperoleh dari lapangan untuk dijadikan bahan sebuah penelitian. Berdasarkan jenis penelitiannya, proses pengambilan data terbagi atas dua klasifikasi besar, yaitu kombinasi data kuantitatif dan data kualitatif.

37

(58)

50

Data kuatitatif Yaitu data yang berwujud angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini bias didapatkan dari data jumlah siswa, nilai tes hasil

belajar siswa, serta prosentase dari instrument aktivitas guru dan aktivitas

siswa. Sedangkan data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini adalah data yang didapat peneliti dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA, data aktivitas guru dan juga aktivitas siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.38

Observasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajardan penerapan strategi picture and picture pada mata pelajaran IPA materi daur air yang dilaksanakan guru dan

38

(59)

51

peneliti. Lembar pengamatan ini diiisi ketika proses KBM berlangsung. Hal-hal yang diamati dalam observasi guru dan siswa meliputi:

Tabel 3.1

Lembar Observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi picture and picture

No. Aspek yang Diamati Nilai

1 2 3 4

I Persipan

Persiapan fisik guru dalam mengajar Persiapan perangkat pembelajaran yaitu RPP

Persiapan media pembelajaran Persiapan instrumen penilaian Persiapan sumber belajar II Pelaksanaan

Kegiatan awal

Guru membuka pelajaran  Mengucap salam  Membaca doa  Mengabsen siswa

Guru menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan

(60)

52

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti

Guru menyampaikan materi tentang macam macam kegunaan air

Guru meminta siswa mengamati gambar tentang daur air

Guru memberikan beberapa pertanyaan yang menumbuhkan minat siswa. Guru menjelaskan proses pembelajaran

selanjutnya

Guru membagikan lembar tugas yang berisi

potongan potongan gambar proses daur air

kepada siswa

Guru memberi instruksi siswa untuk

mengerjakan lembar tugas yang diberikan.

Dengan cara siswa mengurutkan potongan

gambar daur air, dan menghiasnya semenarik

mungkin

Guru membagikan kertas kertas kecil yang bertuliskan angka, angka tersebut

berjumlah 21 sesuai dengan jumlah siswanya

Guru memanggil satu per satu siswa dengan

menyebut salah satu angka 1-21

,Guru meminta siswa mempresentasikan hasil

urutan gambarnya di depan kelas

(61)

53

Kegiatan akhir

Guru mengadakan evaluasi dengan

memberikan soal test

Guru membuat kesimpulan dengan siswa pada

pertemuan ini.

Guru melakukan penilaian

Guru bertanya materi selanjutnya dan

menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya

Guru menutup pembelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam

III Pengelolaan waktu belajar Ketepatan memulai pembelajaran Ketepatan waktu dalam belajaran Ketepatan menutup pembelajaran Kesesuaian dengan RPP

Efektifitas waktu IV Suasana kelas

Kelas kondusif Kelas hidup

V Model yang digunakan

Kesesuaian strategi picture and picture dengan indikator pembelajaran. Kesesuaian strategi picture and picture dengan materi ajar

Kesesuaian strategi picture and picture dengan peserta didik

(62)

54

Nilai akhir aktivitas guru =

x 100 = X 100 =

Tabel 3.2

Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi picture and picture

No. Aspek yang Diamati Nilai

1 2 3 4

I Persipan

Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran

Persiapan alat perlengkapan belajar Persiapan performance siswa II Pelaksanaan

Kegiatan awal

 Menjawab salam

 Membaca doa

 Mendengarkan absensi

Siswa memperhatikan materi pokok yang akan diajarkan

(63)

55

dengan daur air

Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan

Kegiatan inti

Siswa memperhatikan materi tentang macam macam kegunaan air

siswa mengamati gambar tentang daur air Siswa menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru.

Siswa memperhatikan penjelasan proses pembelajaran selanjutnya

Siswa tertib menerima lembar tugas yang diberikan guru

Siswa mengerjakan lembar tugas yang diberikan. Dengan cara siswa diminta untuk mengurutkan potongan gambar daur air, dan menghiasnya semenarik mungkin Siswa tertib menerima potongan potongan kertas yang berisi angka 1-21

Siswa maju dengan tertib sesuai dengan urutan yang dipanggil

Siswa mempresentasikan hasil karya nya di depan kelas

Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

Kegiatan akhir

(64)

56

Siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini bersama dengan guru

Siswa menjawab materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya Siswa mendengarkan rencana

pembelajaran pertemuan selanjutnya. Siswa membaca hamdalah dan menjawab salam guru

Skor perolehan =

Nilai akhir aktivitas siswa =

x 100= X 100 = ( )

2. Tes

Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penggunaan strategi dalam pembelajaran IPA.

(65)

(66)

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat guru dan siswa mengenai proses pembelajaran yang dialami sebelum dan sesudah diberi tindakan. Pengambilan informasi terhadap 3 siswa berdaskan system sampel acak yang dikemukakan Suharsimi Arikunto yakni dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%.39 Tehnik menggunakan instrumen pedoman wawancara. Adapun instrument pedoman wawancara sebelum dan sesudah tindakan yang diberikan seperti di bawah ini:

39

Gambar

gambar yang mampu menjadikan siswa aktif dan kreatif dalam belajar.
gambar yang dilakukan secara kelompok akan meningkatkan interaksi
Gambar 2.1 Daur Air
Gambar 3.1 Model Kurt Lewin
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Jika tekanan darah sistol dan diastole pasien termasuk ke dalam dua kategori yang berbeda, maka klasifikasi yang dipilih adalah berdasarkan kategori yang

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperirnen yang signifikan setelah dilakukan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan karuniaNya peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kepuasan Pelanggan

gerakan lengan manusia, pengontrolannya pun di buat dengan potensiometer yang diletakkan pada setiap sendi-sendi pada lengan dan jari-jari manusia dengan cara membuat pengendali

Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model penelitian, dengan kriteria, jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan data nilainya lebih

Model Perkuliahan Konsep Dasar Kimia Bagi Mahasiswa PGSD Konsentrasi IPA.. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data. kualitatif dan data

 Menggunakan perangkat lunak desain yang sophisticated dimana mampu mensimulasikan sistem manufaktur dan dapat mengarahkan kepada user untuk mendesain produk dengan biaya