PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2013
TENTANG
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA KEPADA
PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN BARITO KUALA MANDIRI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan peran, tugas dan fungsi pada Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri sehingga terselenggaranya kegiatan perusahaan berdasarkan prinsipprinsip ekonomi perusahaan yang sehat sebagai sumber pendapatan asli daerah, diperlukan penguatan struktur permodalan melalui penyertaan modal dari Pemerintah Kabupaten Barito Kuala kepada Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri;
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 75 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa penyertaan modal Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah berkenaan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Barito Kuala kepada Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri;
2. UndangUndang Nomor 5 tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);
3. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. UndangUndang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
6. UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
9. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
10. UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perbentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812) ;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BARITO KUALA dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA KEPADA PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN BARITO KUALA MANDIRI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Wilayah Kabupaten Barito Kuala. 2. Daerah adalah Kabupaten Barito Kuala.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Barito Kuala.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Kuala adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Kuala sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5. Bupati adalah Bupati Barito Kuala.
6. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Barito Kuala.
7. Perusahaan adalah Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri.
8. Penyertaan Modal adalah pengalihan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkaan untuk diperhitungkan sebagai modal atau saham Pemerintah Kabupaten Barito Kuala kepada Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Hukum lainnya yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
BAB II
MAKSUD dan TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud penyertaan modal Pemerintah Daerah adalah untuk meningkatkan kemampuan keuangan Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri.
(2) Tujuan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah kepada Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri adalah :
a. Meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri dalam pelayanan dan pengelolaan kepelabuhanan;
b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;
c. Mendampingi dana hibah dari Pemerintah Pusat dan/atau lembaga lain.
BAB III
PRINSIP OPARASIONAL PERUSAHAAN
Pasal 3
Dalam menjalankan operasional perusahaan dan untuk meningkatkan pelayanan dan pengelolaan kepelabuhanan, Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri harus :
1. Menjalankan prinsip Good Corporate Govemence (GCG) yang meliputi :
a. Transparan; b. Keadilan;
c. Efektid dan efisien; d. Responsibilitas; e. Akuantabilitas.
2. Meningkatkan komitmen, kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia.
3. Meningkatkan inovasi strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
BAB IV PENGANGGARAN
Penganggaran penyertaan modal Pemerintah Daerah dialokasikan dalam kelompok anggaran pengeluaran pembiayaan jenis Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.
BAB V
BENTUK DAN PEMANFAATAN PENYERTAAN MODAL
Pasal 5
(1) Penyertaan modal Pemerintah Daerah berupa penyertaan dalam bentuk uang yang ditambahkan pada PD. Pelabuhan Barito Kuala Mandiri dan merupakan kekayaan yang terpisahkan.
(2) Penyertaan modal Pemerintah Daerah dimanfaatkan perusahaan daerah sebagai penyertaan modal yang merupakan pemegang saham mayoritas kepada PT. Pelabuhan Barito Kuala Mandiri.
BAB VI
TATA CARA PENYERTAAN MODAL
Pasal 6
(1) Penyertaan Modal Daerah pada Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri dilaksanakan dengan cara bagi hasil keuntungan.
(2) Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud apada ayat (1) dicatat dalam pos Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam Neraca kekayaan Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri. (3) Atas dasar penyertaan modal Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri wajib menerbitkan sertifikat kepemilikan modal Pemerintah Daerah.
BAB VII
SUMBER DAN JUMLAH PENYERTAAN MODAL
Pasal 7
(2) Penyertaan modal Pemerintah Daerah kepada PD. Pelabuhan Barito Kuala Mandiri seluruhnya berjumlah Rp. 2.500.000.000,00 (Dua milyar lima ratus juta rupiah).
(3) Penyertaan modal sebagaimana dimkasud pada ayat (2) untuk Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah).
BAB VIII
TATA CARA PENCAIRAN
Pasal 8
Realisasi penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada pasal 7 dilakukan dengan cara pencairan dari Kas Umum Daerah Kabupaten Barito Kuala ke Kas Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri.
BAB IX
PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 9
(1) Penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelolaan penyertaan modal Pemerintah Daerah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
(2) Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri sebagai penerima penyertaan modal Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyempaikan laporan pertanggungjawaban kepada Bupati setiap tahun berupa Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan Perusahaan yang telah diaudit.
BAB X PENGAWASAN
Pasal 10
Pengawasan penggunaan modal Pemerintah Daerah kepada Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri dilakukan oleh Badan Pengawas Perusahaan dan secara periodik dilaporkan kepada Bupati Barito Kuala.
Dalam pelaksanaan tugas pengawasan , Badan Pengawas dan Direktur Perusahaan Daerah Pelabuhan Barito Kuala Mandiri dapat melakukan koordinasi dengan instansi/dinas terkait.
BAB XI
PENENTUAN BAGI HASIL USAHA
Pasal 12
(1) Penentuan bagi hasil keuntungan penyertaan modal untuk Pemerintah Daerah dan penyertaan modal lainnya adalah sebesar 55 % dari laba bersih.
(2) Bagi hasil keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor ke Kas Umum Daerah dan dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barito Kuala.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Halhal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 14
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Dearah Kabupaten Barito Kuala.
Ditetapkan di Marabahan
pada tanggal 24 September 2013 BUPATI BARITO KUALA,
ttd
HASANUDDIN MURAD
Diundangkan di Marabahan pada tanggal 24 September 2013 SEKRETARIS DAERAH
ttd
SUPRIYONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2013 NOMOR 10
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2013
TENTANG
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA KEPADA
PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN BARITO KUALA MANDIRI I. UMUM
Berdasarkan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008, UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah dapat menganggarkan kekayaan Pemerintah Daerah untuk penyertaan modal (investasi daerah) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.